RADEN INTAN
LAMPUNG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK SEND A PROBLEM DENGAN PENDEKATAN ANALITIK DAN SINTETIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS PESERTA
DIDIK KELAS VIII MTS NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
ERIKA YULIANE NPM: 1311050231
Jurusan: Pendidikan Matematika
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M
RADEN INTAN
LAMPUNG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK SEND A PROBLEM DENGAN PENDEKATAN ANALITIK DAN SINTETIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS PESERTA
DIDIK KELAS VIII MTS NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
ERIKA YULIANE NPM: 1311050231
Jurusan: Pendidikan Matematika
Pembimbing I: Achi Rinaldi, S.Si., M.Si Pembimbing II: Siska Andriani, S.Si, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
RADEN INTAN
LAMPUNG
ABSTRAKPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK SEND A PROBLEM DENGAN PENDEKATAN ANALITIK DAN SINTETIK
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI 1 BANDAR
LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh
ERIKA YULIANE
Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai dan harus dilakukan. Rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik dalam pelajaran matematika disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga mengakibatkan peserta didik kurang aktif dalam berpendapat dan mengomentari suatu informasi. Oleh karena itu dibutuhkan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik send a problem dengan pendekatan analitik dan sintetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik send a problem dengan pendekatan analitik dan sintetik terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.
Penelitian dilaksakan di MTs Negeri 1 Bandar Lampung, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak kelas.Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan VIII F sebagai kelas kontrol. Uji validitas item tes menggunakan rumus product moment. Reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil analisis mengenai instrumen menunjukkan instrumen penelitian valid dan reliabel. Uji prasyarat analisis variansi yang dilakukan adalah uji liliefors untuk mengetahui normalitas dan uji bartlett untuk mengetahui homogenitas, selanjutnya untuk pengujian hipotesis digunakan uji-t’.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan perhitungan uji-t’ dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik send a problem dengan pendekatan analitik dan sintetik terhadap kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik kelas VIII MTs Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017
RADEN INTAN
LAMPUNG
MOTTO
Artinya :
(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat. (Q.S. Az-Zumar : 18)1
RADEN INTAN
LAMPUNG
PERSEMBAHANDengan penuh rasa syukur saya ucapkan Alhamdulillahirabbil’alamin kepada Allah SWT, karena berkat-Nya saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Karya kecil ini ku persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Suroto dan Ibunda Aswani, yang telah bersusah payah membesarkan, mendidik, dan membiayai selama menuntut ilmu serta selalu memberiku dorongan, semangat, do’a, nasehat, cinta dan kasih sayang yang tulus untuk keberhasilanku. Engkaulah figur istimewa dalam hidupku.
2. Kakak tersayang, Novrianto dan Fera Sari yang senantiasa memberikan motivasi demi tercapainya cita-citaku, semoga Allah berkenan mempersatukan kita sekeluarga kelak di akhirat.
RADEN INTAN
LAMPUNG
RIWAYAT HIDUPErika Yuliane dilahirkan di Kampung Mulya Jaya II, Kec. Panjang, Kota Bandar Lampung, pada tanggal 15 Juli 1994. Anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Suroto dan Ibu Aswani.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis adalah TK Nurul Fuad Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung yang dimulai pada tahun 2000 dan diselesaikan pada tahun 2001. Pada tahun 2001 sampai 2007, penulis melanjutkan ke SDN 1 Karang Maritim. Penulis juga melanjutkan pendidikan jenjang selanjutnya, yaitu ke SMP N 23 Bandar Lampung dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Kemudian melanjutkan pendidikan jenjang selanjutnya, yaitu SMA Gajah Mada Bandar Lampung dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
RADEN INTAN
LAMPUNG
KATA PENGANTARAssalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah Segala puji hanya bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika UIN Raden Intan Lampung. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya.
2. Bapak Dr. Nanang Supriyadi, M.Sc selaku ketua jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
3. Bapak Achi Rinaldi, S.Si, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Siska Andriani, S.Si, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
RADEN INTAN
LAMPUNG
5. Bapak Drs.Akhyarulloh, MM selaku kepala sekolah MTs Negeri 1 Bandar Lampung, dan Ibu Rafiqa Sari, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di
MTs Negeri 1 Bandar Lampung serta seluruh staf, karyawan dan seluruh siswa yang telah memberikan bantuan demi kelancaran penelitian skripsi ini.
6. Sahabat seperjuangan Desmawati dan Sinta Aggraeni yang selalu mendukung dan
membantu.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Alhamdulillaahiladzi bini’matihi tatimushalihat (segala puji bagi Allah yang
dengan nikmatnya amal shaleh menjadi sempurna). Semoga segala bantuan yang diberikan dengan penuh keikhlasan tersebut mendapat anugerah dari Allah SWT. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin. Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangatlah penulis harapkan untuk perbaikan dimasa
mendatang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, Juli 2017 Penulis
RADEN INTAN
LAMPUNG
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Pembatasan Masalah ... 10
D. Rumusan Masalah ... 11
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 13
1. Model Pembelajaran Kooperatif ... 13
2. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Send A Problem ... 16
3. Pendekatan Analitik dan Sintetik ... 20
4. Berpikir Kritis Matematis ... 23
RADEN INTAN
LAMPUNG
C. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 34
B. Variabel Penelitian ... 36
1. Variabel Bebas (Independent) ... 36
2. Variabel Terikat (Dependent) ... 36
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 36
1. Populasi ... 36
2. Sampel ... 37
3. Teknik Sampling ... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
1. Tes ... 39
2. Wawancara ... 40
3. Metode Dokumentasi ... 40
4. Metode Observasi ... 41
E. Tahap Penelitian ... 41
1. Persiapan ... 41
2. Pelaksanaan ... 41
3. Analisis ... 42
F. Instrumen Penelitian ... 42
1. Uji Validitas ... 44
2. Uji Daya Beda ... 47
3. Uji Tingkat Kesukaran ... 49
4. Uji Reliabilitas ... 50
G. Teknik Analisis Data ... 52
1. Uji Prasyarat ... 52
a. Uji Normalitas ... 52
RADEN INTAN
LAMPUNG
2. Uji Hipotesis ... 56
a. Uji-t ... 56
b. Uji Non Parametrik ... 58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ...61
1. Uji Validitas ...61
2. Uji Reliabilitas ... .. 64
3. Uji Tingkat Kesukaran...65
4. Uji Daya Beda ...66
5. Kesimpulan Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .67 B. Deskripsi Data Amatan ...68
C. Analisis Data Hasil Penelitian ... 69
1. Uji Normalitas ...69
2. Uji Homogenitas ...70
D. Hasil Pengujian Hipotesis ...71
E. Pembahasan ...73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA
RADEN INTAN
LAMPUNG
DAFTAR TABELTabel 1.1 Daftar Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil Kelas VIII MTs Negeri 1
Bandar Lampung TP.2016/2017 ... 9
Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri 1 Bandar Lampung TP. 2016/2017 ... 37
Tabel 3.2 Kriteria Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis... 43
Tabel 3.3 Interpretasi Daya Beda ... 48
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal... 50
Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas ... 51
Tabel 4.1 Hasil Validasi ... 62
Tabel 4.2 Validitas Item Soal Tes ... 63
Tabel 4.3 Tingkat Kesukaran Item Soal Tes ... 65
Tabel 4.4 Daya Beda Item Soal Tes ... 66
Tabel 4.5 Kesimpulan Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 67
Tabel 4.6 Deskripsi Data Amatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 68
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 69
RADEN INTAN
LAMPUNG
DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Daftar Nama Responden Kelas Uji Coba ... 81
Lampiran 2 Daftar Nama Sampel ... 82
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Guru ... 84
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Peserta Didik ... 85
Lampiran 5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (Uji Coba) ... 86
Lampiran 6 Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (Uji Coba) ... 88
Lampiran 7 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (Uji Coba) ... 91
Lampiran 8 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 103
Lampiran 9 Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 105
Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .... 107
Lampiran 11 Tabel Uji Validasi ... 114
Lampiran 12 Hasil Perhitungan Uji Validitas Soal ... 116
Lampiran 13 Tabel Uji Reliabilitas ... 119
Lampiran 14 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Soal ... 121
Lampiran 15 Tabel Uji Tingkat Kesukaran... 122
RADEN INTAN
LAMPUNG
Lampiran 17 Tabel Uji Daya Beda ... 125
Lampiran 18 Hasil Perhitungan Uji Daya Beda Soal ... 127
Lampiran 19 Silabus dan RPP ... 128
Lampiran 20 Deskripsi Data Amatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 180
Lampiran 21 Daftar Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Eksperimen ... 182
Lampiran 22 Perhitungan Manual Penskoran Kelas Eksperimen ... 183
Lampiran 23 Daftar Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Kontrol ... 184
Lampiran 24 Perhitungan Manual Penskoran Kelas Kontrol ... 185
Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 186
Lampiran 26 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 192
Lampiran 27 Perhitungan Uji Homogenitas ... 199
Lampiran 28 Tabel Analisis Uji-t Tak Homogen... 204
Lampiran 29 Perhitungan Uji-t Tak Homogen Manual ... 206
Lampiran 30 Nilai-Nilai “r” Product Moment ... 208
Lampiran 31 Nilai-Nilai L Tabel ... 209
Lampiran 32 Tabel Nilai Z Positif dan Negatif ... 210
RADEN INTAN
LAMPUNG
Lampiran 34 Kartu Konsultasi ... 213
Lampiran 35 Lembar Validasi ... 215
Lampiran 36 Surat Izin Melaksanakan Pra Penelitian ... 224
Lampiran 37 Surat Izin Melaksanakan Penelitian... 225
Lampiran 38 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 226
RADEN INTAN
LAMPUNG
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Send A Problem adalah sebuah teknik paling efektif untuk membangun solusi dengan pemikiran mendalam bagi
masalah-masalah yang lebih kompleks yang tidak memiliki jawaban tunggal
yang tepat dan satu jawaban tunggal.2 Sebagaimana yang terkandung di dalam
Al-Qur’an Surat Saba’ ayat 46 yang berbunyi :3
Artinya :Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, Yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.
Senada dengan ayat di atas, Allah SWT memberi peringatan agar manusia
berpikir. Kemampuan manusia untuk menggunakan akal merupakan potensi
dasar yang memungkinkan manusia berpikir. Manusia memperoleh pengetahuan
dengan berpikir sehingga pemikiran manusia menjadi semakin mendalam.
2Elizabert E Barkley, K Patricia Cross, Claire Howell, Collaborative Learning Techniques ( Bandung
: Nusa Media, 2014), h. 272.
3Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung : Al-Mizan Publishing House, 2014),
RADEN INTAN
LAMPUNG
Pengetahuan bisa didapat dari sekolah, seperti pengetahuan pada pelajaran
matematika. Jika dihubungkan dengan model pembelajaran kooperatif teknik
send a problem maka ayat tersebut menjelaskan bagian dari model pembelajaran yaitu pemikiran yang mendalam.
Kurikulum 2013 menuntut agar dalam pembelajaran bisa melatih peserta
didik memiliki daya nalar yang tinggi dan mendalam, bisa menganalisis,
memecahkan persoalan, membuat keputusan, dan mengkomunikasikan apa yang
dimilikinya atau diperolehnya. Berpikir kritis merupakan merupakan salah satu
proses berpikir tingkat mendalam. Kemampuan berpikir kritis merupakan
kemampuan yang sangat penting dimiliki oleh peserta didik dalam mempelajari
matematika. Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan. Sebagaimana telah Allah SWT firmankan dalam Al-Qur’an Surat
Az-Zumar ayat 18 tentang berpikir kritis.4
Artinya :
(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat.
Ayat di atas menjelaskan bahwa dalam menerima informasi ulul albab tidak
mau taqlid pada orang lain, sehingga ia tidak mau menelan mentah-mentah apa
RADEN INTAN
LAMPUNG
yang diberikan orang lain, atau mudah mempercayainya sebelum terlebih dahulu mengecek kebenarannya. Sehingga sebagai seorang muslim yang memiliki akal dapat menggunakan akalnya dengan sebaik-baiknya seperti berpikir kritis.
A focus on conceptual understanding and multiple approaches rather than on procedural skills is vital to an improvement in critical thinking, problem solving, and mathematical achievement. Fokus pada pemahaman konseptual, dan beberapa pendekatan daripada prosedural keterampilan sangat penting untuk perbaikan dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan prestasi matematika.5
Artinya selain model pembelajaran, pendekatan dalam pembelajaran matematika juga mempengaruhi peserta didik. Tujuan pendekatan yang dilakukan yaitu untuk mempermudah pemahaman peserta didik atas materi pelajaran yang diberikan dengan berbeda penekanannya. Pendekatan analitik adalah pembahasan dimulai dari hal-hal yang belum diketahui sampai kepada hal yang sudah diketahui dan akhirnya menghasilkan apa yang ingin diketahui. Pendekatan sintetik adalah pembahasan dimulai dari hal-hal yang diketahui akhirnya sampai kepada hal-hal yang dikehendaki. Sebagaimana telah Allah SWT firmankan dalam Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat 118 tentang pemahaman.6
5JP Furner, S Robinson, “Using TIMSS to Improve the Undergraduate Preparation of Mathematics Teachers”. IUMPST : The Journal Curriculum, Vol. 4(November 2004), h.8.
RADEN INTAN
LAMPUNG
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.
Ayat di atas, Allah SWT menjelaskan bahwa sebagai manusia yang beriman harus memiliki pemahaman yaitu suatu proses, cara memahami, cara mempelajari baik-baik agar paham dan memiliki pengetahuan yang lebih. Jika dihubungkan dengan pendekatan pembelajaran maka ayat tersebut menjelaskan tujuan dari pendekatan pembelajaran yaitu pemahaman.
RADEN INTAN
LAMPUNG
matematis dengan pembelajaran menggunakan pendekatan analitik-sintetik memiliki kualitas yang termasuk ke dalam kualitas sedang.7
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sindy Dewi Yulyani, hasil dari penelitian ini adalah (1) Penggunaan model Cooperative Learning teknik Send A Problem pada pembelajaran IPS materi masalah-masalah sosial di kelas IV SD Negeri Tenjolaya 01 terbukti dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa; (2) Penggunaan model Cooperative Learning teknik Send A Problem pada pembelajaran IPS materi masalah-masalah sosial di kelas IV SD Negeri Tenjolaya 01 terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 8
Leni juga melakukan penelitian dengan teknik send a problem, hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan teknik pembelajaran kolaboratif send a problem terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas X SMA Negeri Tugumulyo tahun 2015/2016. Rata-rata skor kemampuan berpikir keratif siswa setelah diberi perlakuan di kelas eksperimen sebesar 43,51 dan kelas kontrol sebesar 27,33.9
Selain penelitian di dalam negeri terdapat juga penelitian di luar negeri yang dilakukan oleh Rose L Russo. For achievement, the results of this study confirm
7Ryanti Astri Mustikawati, “Pengaruh Pembelajaran Dengan Pendekatan Analitik-Sintetik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Smp”. (Tesis Program Studi Pendidikan Matematika UPI ,Bandung , 2015), h.52.
8 Sindy Dewi Yulyani, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Cooperative Learning Teknik Send A Problem Dalam Pembelajaran IPS SD”. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar UPI Kampus Cibiru, (Juni 2016), h. 12-13.
9Leni, “Pengaruh Teknik Pembelajaran Kolaboratif Send A Problem Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2015/2016”. Jurnal
RADEN INTAN
LAMPUNG
the findings of previous literature, that cooperative learning can improve achievement in the subject area of mathematics. The present findings showed that the cooperative learning strategy, "Send-a-Problem" produced an increase in college students' achievement in mathematics. Untuk prestasi, hasil penelitian ini mengkonfirmasi temuan dari literatur sebelumnya, bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi di area subyek matematika. Temuan ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif, "Send a Problem" yang diproduksi peningkatan prestasi mahasiswa dalam matematika.10
Penelitian yang sama dilakukan oleh KimMarie McGoldrick, Robert Rebelein, Jennifer K. Rhoads, Sue Stockly. The percent of correct answers on similar exam problems for in-class students was 80 percent the previous semester and 88 percent after the send-a-problem exercise, correct answers for remote-site students increased from 73 percent to 84 percent. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase jawaban yang benar atas masalah ujian yang sama bagi siswa dalam kelas adalah 80 persen pada semester sebelumnya dan 88 persen setelah menggunakan send a problem, jawaban yang benar bagi siswa jauh-situs meningkat dari 73 persen menjadi 84 persen.11
10Rose L. Russo, “The Effects Of A Cooperative Learning Strategy On Post-Secondary Students’ Mathematics Achievement”. (A Master’s Project University of New York, Fredonia,2014), h.24. 11 KimMarie, et.al. Making Cooperative Learning Effective for Economics. In Michael K.Salemi and William B.Walstad,Eds.Teaching Innovations in Economics:Strategies and Applications for
Interactive Inatruction,(Edward Publishing : Cheltenham, UK and Northhampton, MA , May 2010),
RADEN INTAN
LAMPUNG
Berdasarkan dari beberapa jurnal dan sumber yang telah penulis baca variabel-variabel tersebut juga banyak permasalahan, permasalahan tersebut ada dari guru dan dari peserta didik. Pada kenyataannya masih banyak guru menggunakan model pembelajaran monoton bahkan tidak menggunakan menggunakan model pembelajaran, permasalahan seperti ini juga ditemui di MTs Negeri 1 Bandar Lampung. Hal ini ditunjukkan masih rendahnya tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang baik. Berdasarkan pra survei yang telah dilakukan peneliti di MTs Negeri 1 Bandar Lampung, kenyataan yang ditemui di sekolah yaitu matematika sering dianggap sebagai salah satu pelajaran yang paling sulit bagi peserta didik. Efek negatif dari pandangan ini adalah ada banyak peserta didik yang sudah merasa anti dengan matematika sebelum mereka benar-benar mempelajari matematika. Pandangan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor dan salah satu faktor tersebut adalah kurang diterapkannya model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran di sekolah.
RADEN INTAN
LAMPUNG
matematika yang diberikan akan tetapi pada saat pengembangan soal yang lebih rumit peserta didik tidak bisa menyelesaikannya, dan beliau pun menyadari bahwa hal demikian disebabkan oleh kurangnya kemampuan berpikir kritis peserta didik. Misalnya pada materi bangun ruang sisi datar, peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal berbentuk cerita yang tidak bersifat prosedural. Sehingga lebih banyak peserta didik yang kurang mencapai hasil belajar yang baik. Hal yang juga dikatakan bahwa beliau terfokus kepada penyelesaian materi karena banyaknya materi matematika pada kurikulum 2013.12 Selain itu, ketika dalam proses pembelajaran matematika ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Pertama, sebagian peserta didik bertanya tanpa diimbangi dengan memberikan pendapatnya bahkan ada yang bertanya tapi tidak memberikan pendapat. Kedua, peserta didik ketika diberikan soal mudah mereka senang, namun ketika soal sedikit sukar mereka merasa bingung dan langsung bertanya kepada guru.13
Berdasarkan masalah yang terjadi, disajikan data hasil pra survei di MTs Negeri 1 Bandar Lampung yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika peserta didik masih rendah. Berikut ini data hasil nilai salah satu Ujian Akhir Semester Ganjil TP.2016/2017 peserta didik kelas VIII :
12Rafiqa Sari, S.Pd, Wawancara dengan penulis, sekolah MTs Negeri 1, Bandar Lampung, 25
Februari 2017.
RADEN INTAN
LAMPUNG
Tabel 1.1
Daftar Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil Kelas VIII Negeri 1 Bandar Lampung TP.2016/2017
Kelas KKM Nilai < 73 Nilai Nilai > 73 Jumlah Peserta Didik
VIII KK 73 33 2 35
VIII A 73 22 15 37
VIII B 73 33 2 35
VIII C 73 32 4 36
VIII D 73 18 18 36
VIII E 73 17 19 36
VIII F 73 37 0 37
VIII G 73 36 0 36
VIII H 73 37 0 37
Jumlah 265 60 325
Sumber : Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil Kelas VIII MTs Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 1.1 tersebut, diketahui bahwa nilai dari KKM di MTs Negeri 1 Bandar Lampung yakni 73. Peserta didik yang memperoleh hasil belajar di atas nilai KKM ada 60 dengan persentase 18,5 %
dari 325 peserta didik, sedangkan peserta didik yang memperoleh hasil belajar di bawah KKM ada 265 dengan persentase 81,5 % dari 325 peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM yang ditetapkan.
Berdasarkan pokok-pokok bahasan di atas dan kondisi yang terjadi di MTs Negeri 1 Bandar Lampung, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Send A Problem
RADEN INTAN
LAMPUNG
Matematis Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dan berdasarkan hasil pra survey kelas VIII MTs Negeri 1 Bandar Lampung dan beberapa masalah yang penulis identifikasikan, antara lain :
1. Pembelajaran lebih berpusat kepada guru.
2. Guru belum memvariasikan metode diskusi dengan model-model pembelajaran yang ada seperti model pembelajaran kooperatif teknik send a problem dengan pendekatan analitik dan sintetik
3. Kencenderungan peserta didik yang hanya bisa menghafal rumus-rumus matematika yang diberikan.
4. Penerapan pembelajaran matematika belum berorientasi pada peningkatan berpikir kritis matematis peserta didik.
5. Hasil belajar peserta didik lebih banyak yang di bawah KKM yang ditetapkan, yaitu 73.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, maka penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
RADEN INTAN
LAMPUNG
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017 pada materi bangun ruang sisi datar (kubus dan balok).
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Send A Problem Dengan Pendekatan Analitik Dan Sintetik Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik send a problem
dengan pendekatan analitik dan sintetik terhadap kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik kelas VIII MTs Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, terutama pada peningkatan berpikir kritis matematis peserta didik dalam mengikuti pelajaran matematika.
2. Manfaat Praktis
RADEN INTAN
LAMPUNG
a. Guru, untuk memperbaiki pembelajaran khususnya bagi guru sekolah menengah dengan alternatif pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif teknik send a problem dengan pendekatan analitik dan sintetik.
b. Bagi peserta didik, yang menjadi objek penelitian diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif teknik send a problem dengan pendekatan analitik dan sintetik.
RADEN INTAN
LAMPUNG
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar
siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dirumuskan.14 Pembelajaran kooperatif menggunakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Anggota kelompok harus saling bekerja sama
dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan belajar.
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah :
1) Setiap anggota memiliki peran;
2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa;
3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan
juga teman-teman sekelompoknya;
14Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : Kencana
RADEN INTAN
LAMPUNG
4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpesonal kelompok;
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.15
Tiga konsep sentral karakteristik pembelajaraan kooperatif,
sebagaimana dikemukakan oleh Slavin, yaitu :
1) Penghargaan Kelompok
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan kelompok untuk
memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan ini diperoleh jika
kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan.
Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai
anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antarpersonal yang
saling mendukung, membantu, dan peduli.
2) Tanggung jawab Individu
Keberhasilan kelompok bergantung pada pembelajaran individu
dari semua anggota kelompok. Anggota kelompok harus saling
membantu dalam belajar. Adanya tanggung jawab secara individu juga
menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas
lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
3) Kesempatan Yang Sama Untuk Mencapai Keberhasilan
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skorsing yang
mencangkup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi
RADEN INTAN
LAMPUNG
yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan
metode skorsing ini siswa yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi
sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan
yang terbaik bagi kelompoknya.
c. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki prinsip dasar yang tidak pernah
berubah dan pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi untuk
memudahkan guru memilih strategi yang tepat untuk pembelajaran yang
akan dilakukan. Dari beberapa macam variasi yang ada, peneliti
mengambil beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif, diantaranya :
1) Numbered Heads Together
Pada model pembelajaran ini, siswa diberi nomor kemudian dibuat
suatu kelompok yang secara acak guru akan memanggil nomor dari
siswa.
2) Cooperatif Script
Pada model ini peserta didik bekerja berpasangan dan secara lisan
bergantian merangkum intisari dari materi yang dipelajari.
3) Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Pada model pembelajaran ini peserta didik dikelompokkan secara
heterogen kemudian peserta didik yang pandai menjelaskan kepada
RADEN INTAN
LAMPUNG
4) Send A ProblemPada metode ini siswa dikelompokkan, kelompok dibagikan nomor
urutan. Kelompok terakhir bertugas mengevaluasi jawaban dari semua
kelompok.
Dari jenis-jenis model pembelajaran kooperatif tersebut, penulis tertarik
memilih salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model
pembelajaran kooperatif teknik Send A Problem. Salah satu alasan penulis
memilih model pembelajaran kooperatif teknik Send A Problem karena
model pembelajaran ini terdapat tahap evaluasi dengan demikian
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis
peserta didik.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Send A Problem
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Send A Problem
Send a problem adalah sebuah teknik paling efektif untuk membangun
solusi dengan pemikiran mendalam bagi masalah-masalah yang lebih
kompleks yang tidak memiliki jawaban tunggal yang tepat. Dalam
sejumlah situasi, teknik ini juga efektif untuk masalah-masalah dengan
satu jawaban tunggal. Teknik pembelajaran send a problem melibatkan
dua tahap kegiatan : penyelesaian masalah dan evaluasi solusi. Tujuan
tahap pertama untuk berlatih dan mempelajari kemampuan berpikir yang
RADEN INTAN
LAMPUNG
adalah membantu peserta didik belajar membandingkan berbagai macam
solusi atau informasi.16
Belajar melalui teknik send a problem ini mengajak peserta didik untuk
mendisain rencana pemecahan dan merespon permasalahan yang ditemui,
hingga akhirnya mereka mampu memformulasikan data atau jawaban
yang diperolehnya menjadi sebuah informasi dan mengkomunikasikan
data tersebut kepada orang lain. Peserta didik dilibatkan dalam melakukan
eksplorasi situasi baru dalam mempertimbangkan dan merespon
permasalahan secara kritis, dan menyelesaikan permasalahan secara
bijaksana.
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Send A Problem
Sintak pembelajaran kooperatif teknik send a problem terdiri dari
beberapa langkah yang dikutip dari sumber. (Elizabet E. Barkley) :17
1) Guru membagi peserta didik terbagi dalam beberapa kelompok yang
terdiri dari atas 5-6 peserta didik.
2) Guru membagi 2 bagian kelompok. Bagian pertama (kelompok 1,2,dan
3) dan bagian kedua (kelompok 4,5, dan 6).
16Elizabert E Barkley, K Patricia Cross, Claire Howell, Collaborative Learning Techniques ( Bandung
: Nusa Media, 2014), h. 272.
17 Harini Wulandari, “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Menggunakan
RADEN INTAN
LAMPUNG
3) Guru membagikan masalah yang berbeda di depan amplop untuk
masing-masing kelompok dalam satu bagian. Kelompok tersebut
menyelesaikan soal yang diterima dalam waktu yang telah ditentukan.
4) Setelah menuliskan jawabannya pada selembar kertas dan
memasukkan kertas jawaban kelompoknya ke dalam amplop yang
disediakan. Guru memberikan perintah kepada semua kelompok untuk
mengirimkan amplop kepada kelompok lain.
5) Tanpa melihat jawaban kelompok sebelumnya, setiap kelompok
berdiskusi kembali mengenai masalah baru yang diterima.
6) Setiap kelompok mengulangi proses 4 dan 5 dengan prosedur
pengiriman amplop:
Bagian pertama :
Kelompok 1 → kelompok 2 → kelompok 3
Kelompok 2 → kelompok 3 → kelompok 1
Kelompok 3 → kelompok 1 → kelompok 2
Bagian kedua :
Kelompok 4 → kelompok 5 → kelompok 6
Kelompok 5 → kelompok 6 → kelompok 4
Kelompok 6 → kelompok 4 → kelompok 5
7) Kelompok terakhir yang menerima amplop tersebut bertugas untuk
RADEN INTAN
LAMPUNG
amplop. Kemudian kelompok tersebut melaporkan hasilnya kepada
seluruh peserta didik.
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Send A
Problem
Adapun kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif
teknik send a problem, yaitu : 18
1) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Send A Problem
a) Membantu peserta didik untuk memahami skema dasar.
b) Peserta didik dapat bekerjasama dengan teman sekelompoknya
untuk menyelesaikan sebuah masalah.
c) Membantu peserta didik untuk lebih cermat dan teliti dalam
menyelesaikan sebuah masalah.
d) Semua peserta didik aktif dan terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Send A Problem
a) Memerlukan waktu yang lama untuk peserta didik dalam
mengerjakan soal.
b) Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
3. Pendekatan Analitik Dan Sintetik
a. Pengertian Pendekatan
RADEN INTAN
LAMPUNG
Pendekatan pembelajaran merupakan strategi yang dapat memperjelas
arah yang ditetapkan sering kali juga disebut juga kebijakan pendidik atau
pengajar agar mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pendekatan yang
dilakukan pendidik yaitu untuk mempermudah pemahaman peserta didik
atas materi pelajaran yang diberikannya dengan berbeda penekanannya.
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai cara yang ditempuh oleh
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran yang direncanakan agar
peserta didik memahami konsep yang sedang dipelajarinya.19
b. Pendekatan Analitik
1) Pengertian Pendekatan Analitik
Menurut Hudoyo, metode analitik adalah cara menyelesaikan
masalah dimulai dari yang tidak diketahui, mencari hubungan antara
yang tidak diketahui dengan yang diketahui, memikirkan
langkah-langkah penyelesaiannya, akhirnya mendapatkan hasil yang
dikehendaki.20 Pendekatan analitik sering kali digunakan dalam
pemecahan masalah matematika dalam soal-soal uraian. Pembahasan
mencari solusi masalah itu dikatakan menggunakan pendekatan
analitik bila pembahasan dimulai dari hal-hal yang belum diketahui
19 Ali Hamzah, Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika ( Jakarta : RajaGrafindo Persada,2014), h. 231.
20 “Pendekatan Analitik dan Sintetik” (On-Line), tersedia di :
RADEN INTAN
LAMPUNG
sampai kepada hal yang sudah diketahui dan akhirnya menghasilkan
apa yang ingin diketahui. Masalah utama atau pokok yang
dipersoalkan diuraikan atas bagian-bagian sehingga terlihat jelas
hubungan antara bagian-bagian yang belum diketahui dengan hal-hal
yang sudah diketahui dan akhirnya sampai kepada hal-hal yang
dikehendaki. Nilai hal-hal yang belum diketahui merupakan bagian
hal-hal yang dikehendaki. Beberapa kegiatan analitik yang mungkin
dilakukan pada pembelajaran matematika adalah menganalisis suatu
masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih sederhana,
seperti menganalisis elemen, menganalisis hubungan, menganalisis
pola, dan menganalisis aturan.
2) Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Analitik
Adapun kelebihan dan kelemahan pendekatan analitik, yaitu :21
a) Kelebihan Pendekatan Analitik
(1)Pendekatan ini juga dikatakan logis karena setiap
penyelesaiannya punya alasan tertentu.
(2)Tiap langkah yang dilakukan selalu beralasan, sehingga
pemahaman dapat dicapai.
b) Kelemahan Pendekatan Analitik
21Eko Rubiyanto, “Pendekatan Analitik Dan Sintetik Matematika” (On-Line), tersedia di :
https://ekorubiyanto84.wordpress.com/2013/01/11/pendekatan-analitik-dan-sintetik-matematika/ (22
RADEN INTAN
LAMPUNG
(1)Tidak semua bahan pelajatan dapat dilakukan dengan
pendekatan analitik.
(2)Terkadang pembahasan dengan pendekatan analitik
memerlukan prosedur yang panjang.
c. Pendekatan Sintetik
1) Pengertian Pendekatan Sintetik
Pendekatan ini merupakan kebalikan dari pendekatan analitik
dalam prosesnya pada pembelajaran matematika adalah dimulai dari
hal-hal yang diketahui akhirnya sampai kepada hal-hal yang
dikehendaki. Berawal dari yang sudah diketahui kemudian dicari
keterkaitan dengan hal-hal yang belum diketahui dalam masalah itu
tetapi diperlukan dan akhirnya sampai kepada hal-hal yang
dikehendaki.22 Kegiatan sintetik yang mungkin dilakukan pada
pembelajaran matematika adalah memadukan bagian-bagian secara
logik sehingga diperoleh penyelesaian suatu masalah, seperti
menemukan hubungan, menemukan konsep, menemukan konjektur,
dan menyusun pembuktian.
2) Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Sintetik
Adapun kelebihan dan kelemahan pendekatan sintetik, yaitu :23
a) Kelebihan Pendekatan Sintetik
RADEN INTAN
LAMPUNG
(1)Merupakan pendekatan yang logis, seringkali pembahasan
dengan pendekatan sintetik lebih singkat dari pada pendekatan
analitik.
(2)Penggunaan kombinasi dari kedua pendekatan tersebut akan
mengurangi kelemahan pendekatan analitik.
b) Kelemahan Pendekatan Sintetik
Tidak menjamin pengertian murid mengenai bahan yang dipelajari.
4. Berpikir Kritis Matematis
Berpikir adalah aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian,
menyintesis dan menarik kesimpulan.24 Kemampuan berpikir kritis setiap
individu berbeda antara satu dengan lainnya sehingga perlu dipupuk sejak
dini. Berpikir terjadi dalam setiap aktivitas mental manusia berfungsi untuk
memformulasikan atau menyelesaikan masalah, membuat keputusan serta
mencari alasan.
Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu
menuju ke satu titik.25 Berpikir kritis dapat dipandang sebagai kemampuan
berpikir seseorang untuk membandingkan dua atau lebih informasi, misalkan
informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang dimiliki. Jika
24 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h.46.
25R.Rosnawati, “Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pembentukan
RADEN INTAN
LAMPUNG
terdapat perbedaan atau persamaan, maka ia akan mengajukan pertanyaan
atau komentar dengan tujuan untuk memperoleh penjelasan.
Berbagai macam pendapat terkait definisi dari berpikir kritis dari para ahli,
diantaranya sebagai berikut :
a. Menurut Halpen, berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau
strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah
menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada
sasaran. Hal merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam
rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan
berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan
semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang
tepat.26
b. Menurut Krulick dan Rudnick, berpikir kritis adalah berpikir yang
melibatkan aktivitas menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua
aspek sebuah situasi atau masalah, termasuk juga mengumpulkan,
mengorganisasikan, mengingat, dan menganalisis informasi. Berpikir
kritis juga merupakan kemampuan untuk membaca dengan pemahaman
dan mengidentifikasi materi-materi yang diperlukan. Selain itu juga
26 Hadi Santoso, “Pengaruh Penggunaan Laboratorium Riil Dan Virtuil Pada Pembelajaran Fisika
RADEN INTAN
LAMPUNG
merupakan kemampuan untuk mengambil kesimpulan dari sekumpulan
data yang diberikan.27
c. Menurut Robert Ennis, Critical thinking is reasonable, reflective that is
focused on deciding what to believe or do. Berpikir kritis adalah
pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk
memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Reflektif artinya
mempertimbangkan atau memikirkan kembali segala sesuatu yang
dihadapinya sebelum mengambil keputusan. Beralasan artinya memiliki
keyakinan dan pandangan yang didukung oleh bukti yang tepat, aktual,
cukup, dan relevan.28
d. Menurut Edward Glaser, Critical Thinking as : (1) an attitude of being
disposed to consider in a toughtful way the problems and subject that
come within the range of one’s experience; (2) knowledge of the methods
of logical enquiry and reasoning; and (3) some skill in applying those
methods . Critical thinking calls for a persistent effort to examine any
belief or supposed from of knowledge in the light of the evidence that
supports it and the further conclusions to which it tends. Berpikir kritis
sebagai : (1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang
27Desti Haryani, “Membentuk Siswa Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Matematika”. (Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika tentang Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 10 November 2012), h.167.
RADEN INTAN
LAMPUNG
masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang;
(2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran
logis; dan (3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan
metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa
setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti
pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang
diakibatkannya.29
e. Menurut Michael Scriven, berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi
yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan
argumentasi.30
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang kemampuan berpikir
kritis di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis (critical thinking) dalam
matematika adalah berpikir secara beralasan dan mempertimbangkan atau
memikirkan kembali segala sesuatu yang dihadapi dalam persoalan
matematika sebelum mengambil keputusan yang didukung oleh bukti yang
tepat, aktual, cukup, dan relevan.
Ciri-ciri utama seseorang berpikir kritis adalah :
a. Menyelesaikan suatu masalah dengan tujuan tertentu,
29Alec Fisher, Critical Thinking: An Introduction (Cambridge : Cambridge University Press, 2001), h.4.
30 Alec Fisher, Berpikir Kritis : Sebuah Pengantar, terjemahan Benyamin Hadinata (Jakarta :
RADEN INTAN
LAMPUNG
b. Menganalisis, menggeneralisasikan, mengorganisasikan ide berdasarkan
fakta/informasi yang ada, dan
c. Menarik kesimpulan dalam menyelesaikan masalah tersebut secara
sistematik dengan argument yang benar.
Berpikir kritis telah menjadi suatu istilah yang sangat populer dalam dunia
pendidikan. Karena banyak alasan, para pendidik menjadi lebih tertarik untuk
mengajarkan keterampilan berpikir dengan berbagai corak. Berpikir kritis
adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan peserta didik untuk
merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri.
Manfaat berpikir kritis salah satunya adalah memungkinkan peserta didik
untuk menemukan kebenaran di tengah banjir kejadian dan informasi yang
mengelilingi mereka setiap hari. Sebagaimana dalam Qur’an Surat
Al-Imran ayat 190-191.31
31 Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung : Al-Mizan Publishing House, 2014),
RADEN INTAN
LAMPUNG
Artinya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.
Senada dengan ayat di atas, bahwa manusia harus berpikir secara kritis memikirkan alam semesta ciptaan Allah SWT. Dengan memperhatikan ciptaan Allah, ilmu pengetahuan dapat bertambah dan menambah rasa syukur kepada Allah. Sehingga dengan berpikir kritis dapat dikatakan memberikan manfaat bagi manusia. Demikian halnya berpikir kritis memberikan manfaat kepada peserta didik untuk menambah ilmu pengetahuan.
Pada dasarnya kemampuan berpikir kritis erat kaitannya dengan proses berpikir kritis dan indikator-indikatornya. Indikator berpikir kritis dapat dilihat dari karakteristiknya sehingga dengan memiliki karakteristik tersebut seseorang dapat dikatakan telah memiliki kemampuan berpikir kritis. Facione, mengungkapkan enam kecakapan berpikir kritis utama yang terlibat di dalam proses berpikir kritis, yaitu: 32
a. Interpretasi, yaitu kemampuan memahami, menjelaskan dan memberi makna data atau informasi.
32 Desti Haryani, “Pembelajaran Matematika Dengan Pemecahan Masalah Untuk
Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. (Makalah dipresentasikan dalam
SeminarNasional Matematika dan Pendidikan Matematika tentang Pendidikan dan Penerapan MIPA
RADEN INTAN
LAMPUNG
b. Analisis, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi hubungan dari informasi-informasi yang dipergunakan untuk menguji kebenaran dari informasi yang dipergunakan untuk mengekspresikan pemikiran atau pendapat.
c. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menguji kebenaran dari informasi yang digunakan dalam mengekspresikan pemikiran atau pendapat.
d. Inferensi, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi dan memperoleh unsur-unsur yang diperlukan untuk membuat suatu kesimpulan yang masuk akal.
e. Ekplanasi, yaitu kemampuan untuk menjelaskan atau menyatakan hasil pemikiran berdasarkan bukti, metodologi, dan konteks.
f. Regulasi diri, yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur berpikirnya. Menurut Ennis, menjelaskan lebih rinci mengenai indikator berpikir kritis berkaitan dengan materi pelajaran, yaitu :33
a. Memberikan penjelasan sederhana (Elementary Clarification)
Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu (1) mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, (2) menganalisis pertanyaan, dan (3) bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan atau tantangan.
33 Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran (Jakarta : Prenadamedia Group, 2016), Cet.4,
RADEN INTAN
LAMPUNG
b. Membangun keterampilan dasar (Basic Support)
Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya dan (2) mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.
c. Menyimpulkan (Inference)
Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator (1) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi,(2) membuat induksi dan mempertimbangkan nilai hasil induksi, (3) membuat dan menentukan nilai pertimbangan.
d. Memberikan penjelasan lanjutan (Advanced Clarification)
Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) mengidentifikasikan istilah dan mempertimbangkan definisi dan (2) mengacu pada asumsi yang tidak dinyatakan.
e. Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration)
RADEN INTAN
LAMPUNG
Berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh beberapa ahli, maka penulis akan memilih dan membatasi indikator berpikir kritis menurut Facione karena sesuai dengan karakteristik berpikir kritis. Indikator tersebut, yaitu:
a. Memahami masalah yang ditunjukkan dengan menulis diketahui maupun yang ditanyakan soal dengan tepat (menginterpretasi);
b. Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal, lengkap dan benar dalam melakukan perhitungan (mengevaluasi) ; dan
c. Membuat kesimpulan dengan tepat (menginferensi).
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti.34 Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara
variabel independen dan dependen. Kerangka pemikiran dapat berbentuk diagram. Dilihat dari variabel penelitian yang digunakan, maka penelitian dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut :
Diagram Kerangka Berpikir
34Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2014), h.60.
Model Pembelajaran
Kooperatif Teknik Send A
Problem dengan
Pendekatan Analitik dan Sintetik (X)
RADEN INTAN
LAMPUNG
Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan, bahwa model Pembelajaran Kooperatif Teknik Send A Problem adalah sebuah teknik paling efektif untuk membangun solusi dengan pemikiran mendalam bagi masalah-masalah yang lebih kompleks yang tidak memiliki jawaban tunggal yang tepat dan satu jawaban tunggal. Salah satu contoh pemikiran mendalam yaitu berpikir kritis. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis pembelajaran harus difokuskan pada pemahaman materi dengan berbagai pendekatan, misalnya pendekatan analitik dan sintetik. Oleh karena itu, maka sejalan dengan kerangka berpikir tersebut model pembelajaran kooperatif teknik send a problem dengan pendekatan analitik dan sintetik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik. Sehingga peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris (hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti di bawah dan “thesa” yang berarti kebenaran).35 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa hipotesis
adalah jawaban sementara dari permasalahan yang perlu diuji kebenarannya melalui analisis, oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
35Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (Jakarta :
RADEN INTAN
LAMPUNG
1. Hipotesis Penelitian
Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik send a problem
dengan pendekatan analitik dan sintetik terhadap kemampuan berpikir kritis
matematis.
2. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah rangkaian dua atau lebih variabel yang menjadi
interens dan hendak diuji.36 Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. H0 : 1 = 2 ( tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik
send a problem dengan pendekatan analitik dan sintetik terhadap
kemampuan berpikir kritis matematis ).
b. H1 : 1 ≠ 2 (ada pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik send a
problem dengan pendekatan analitik dan sintetik terhadap kemampuan
berpikir kritis matematis).
RADEN INTAN
LAMPUNG
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.37Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif karena data yang dikumpulkan berupa angka
dan dalam proses pengolahan data dan pengujian hipotesis dengan analisis
statistik yang bersesuaian. Penelitian kuantitatif pada dasarnya dibedakan
menjadi penelitian eksperimen dan non eksperimen.38 Penelitian eksperimen
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.39 Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen karena
peneliti akan mencari pengaruh perlakuan tertentu.
Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu Pre-Experimental Design,
True Experimental Design, dan Quasi Experimental Design. Jenis eksperimen
yang digunakan adalah desain Quasi Experimental Design dengan bentuk design
Posttest-Only Control Design. Karena desain ini memiliki kelompok kontrol
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
37Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2012) , Cet.16,
h.2.
38Jusuf Soewadji, Metodologi Penelitian (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2012), h.50.
RADEN INTAN
LAMPUNG
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.40 Dalam penelitian ini responden
dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen,
yaitu peserta didik mendapatkan perlakuan model pembelajaran kooperatif teknik
send a problem dengan pendekatan analitik dan sintetik. Kelompok kedua adalah
kelompok kontrol, yaitu peserta didik yang mendapat perlakuan pembelajaran
metode ceramah. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :41
Keterangan :
R : Pemilihan Sampel
X : Perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik send
a problem dengan pendekatan analitik dan sintetik.
O : Postest
Berdasarkan desain penelitian di atas dapat dijelaskan bahwa perlakuan
diberikan hanya untuk kelompok eksperimen, dan kedua kelompok diukur pada
posttest.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
40Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cet.ke-21(Bandung : Alfabeta,2014),
h.77.
41 John W Creswell, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches
(California : SAGE, 2014), Edition 4, h.92.
R X O
RADEN INTAN
LAMPUNG
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.42 Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel, yaitu :
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang
memengaruhi variabel lain.43 Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas
adalah model pembelajaran kooperatif teknik send a problem dengan
pendekatan analitik dan sintetik dengan lambang (X).
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh
variabel lain.44 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan
berpikir kritis matematis dengan lambang (Y).
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam
suatu penelitian.45 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik
42Sugiyono, <