• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII - DOCRPIJM 1495024264BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA Ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VII - DOCRPIJM 1495024264BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA Ok"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 1

BAB VII

RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA

7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan

permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan

permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman

baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk

pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan

permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

7.1.1. Kondisi Eksisting

Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian suatu

kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih

dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di tingkat Kabupaten Penukal Abab

Lematang Ilir (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan

walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses

perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman.

Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:

a. Jaringan jalan belum dapat menghubungkan seluruh wilayah yang ada, sehingga

aksesibilitas antar daerah menjadi rendah.

b. Rendahnya pemanfaatan ruang yang sesuai dengan tata ruang yang

berwawasan lingkungan seperti alih fungsi lahan kawasan hutan menjadi

perkebunan, aalih fungsi lahan pertanian dan rawa menjadi permungkiman dll.

c. Keterbatasan dan belum optimalnya pelayanan jaringan infrastruktur perkotaan

(2)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 2

Tantangan pengembangan permukiman diantaranya :

a. Pembangunan infrastruktur wilayah yang lebih dominan dilakukan diwilayah

barat yang berakibat pada ketimpangan kemajuan sosial ekonomi antara wilayah

barat dengan wilayah timur.

b. Keterbatasan dana bagi pembangunan dan pengembangan infrastruktur

permukiman perkotaan.

Tabel 7.1

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Penukal Abab Lematang Ilir

No

Pengembangan Alternatif Solusi

1 Aspek Teknis yang partisipatif dan transparan serta mampu

memberdayakan masyarakat

Pembangunan rumah wajib menerapkan ketentuan lingkungan hunian yang berimbang sesuai dengan peraturan pemerintah

Arah kebijakan perlu disusun dalam formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih sangat

dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas

(capacity building)

(3)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 3

3 Aspek Pembiayaan Minimnya formal relative kecil dibandingkan kredit kepada perbankan terutama untuk

masyarakat

berpenghasilan rendah, pemberian pinjaman dengan bunga sangat lumak serta pemberian subsidi yang sehat, aman, serasi dan produktif tanpa merusak dasar yang memadai

Perubahan terhadap peraturan terkait agar peran serta masyarakat dalam seluruh proses penyelenggaraan 5 Aspek Lingkungan

Permukiman kawasan baru yang di tata secara berkelanjutan dan focus pada fungsi tempat tinggal

(4)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 4 7.1.2. Sasaran Program

Tabel 7.2

Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

No. Uraian Sasaran Program Total Luas

Kawasan

Sasaran Program

Ket

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Kawasan Kumuh Perkotaan ……. Ha ……. Ha ……. Ha ……. Ha ……. Ha ……. Ha

II Kawasan Permukiman Perdesaan ……. Ha ……. Ha ……. Ha ……. Ha ……. Ha ……. Ha

III

Kawasan Permukiman Khusus (Permukiman Nelayan, Pulau Kecil, Rawan Bencana , dsb)

(5)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 5

Tabel 7.3

Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

No. Uraian Sasaran Program Total Luas Kawasan

Rencana Program

Ket Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Kawasan Kumuh Perkotaan ……. Ha

1. Kawasan …… ……. Ha

2. Kawasan …….. ……. Ha

II Kawasan Permukiman Perdesaan ……. Ha

1. Kawasan …… ……. Ha

2. Kawasan …….. ……. Ha

III

Kawasan Permukiman Khusus (Permukiman Nelayan, Pulau Kecil, Rawan Bencana , dsb)

……. Ha

1. Kawasan …… ……. Ha

(6)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 6

Tabel 7.4

Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

No. Output

Lokasi Tahun Vol Satuan

Sumber Dana Readiness Criteria

Indikator Output

APBN APBD Prov

APBD Kab/ Kota

KPS CSR DED/FS AMDAL

UKL/UPL Lahan

Penge lola Rincian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

1

1.a 1.b

2

2.a 2.b

3

(7)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 7

7.2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang

diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama

untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan

khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

7.2.1. Kondisi Eksisting

Setiap Penukal Abab Lematang Ilir diharapkan dapat memberikan gambaran

kondisi eksisting di daerah masing-masing, yang mencakup kondisi terkait peraturan

daerah, kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan

bangunan gedung dan rumah negara, serta capaian dalam pemberdayaan

komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.

Permasalahan dan Tantangan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa

permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain :

Penataan Lingkungan Permukiman :

Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;

Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih

melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna

pengembangan lingkungan permukiman; Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi

degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah

serta heritage Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan

permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah

(8)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 8

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara :

Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif

dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; Masih

kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar, sedang, kecil di

seluruh Indonesia; Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan

pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan,

kenyamanan dan kemudahan); Kurang ditegakkannya aturan keselamatan,

keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah

rawan bencana; Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak

berfungsi dan kurang mendapat perhatian; Lemahnya pengaturan penyelenggaraan

Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan

perijinan; Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan

keselamatan, keamanan dan kenyamanan; Penyelenggaraan Bangunan Gedung

dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien; Masih banyaknya aset negara yang

tidak teradministrasikan dengan baik.

Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:

Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka,

sarana olah raga.

Kapasitas Kelembagaan Daerah:

Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam

pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan; Masih

adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan

(9)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 9 pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan

perangkat pengaturan.

Hasil identifikasi permasalahan dan tantangan sektor PBL yang ada di Penukal

Abab Lematang Ilir seperti tabel 7.5

Tabel 7.5

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Aspek Penataan Bangunan dan Lingkungan

I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1. Aspek Teknis dengan rencana tata ruang dan peraturan daerah terkait Cipta Karya di Penukal Abab Lematang Ilir

peningkatan kualitas SDM

Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity

building) sehingga

kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin dan menjalin kerjasama pihak swasta dalam pembiayaan untuk

(10)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 10 No Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan

permukiman pengembangan lingkungan dan prasarana yang memadai

Penyusunan perencanaan dan

penataan bangunan dan lingkungan (RTBL) pada kawasan strategis dan memberi Ketegasan pengendalian dalam pembangunan

2. Ketersediaan Sarana lingkungan di setiap perencanaan yang tersebar di wilayah perkotaan dengan kondisi rumah yang tidak layak huni

Peningkatan kualitas lingkungan

permukiman, perbaikan rumah dan pemberian dukungan prasarana dan sarana permukiman

II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1. Aspek Teknis bangunan gedung

Rendahnya kualitas yang telah disepakati

(11)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 11 No Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan

industry konstruksi yang kompetitif

Peningkatan teknologi dalam rangka perbaikan pelayanan perizinan Peningkatan kualitas dan kuantitas arsip gedung dan rumah negara peranan lembaga terkait

penyelenggaraan bangunan gedung

Mewujudkan sistem institusi/organisasi yang efektif dan efisien dalam mendukung good governance

Penguatan kelembagaan

pemerintah daerah dan masyarakat dalam dan selaras dengan lingkungannya, dengan tetap

(12)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 12 No Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan dan rumah Negara sehingga dapat sosialisasi dan pelibatan masyarakat mulai dari penyusunan program tidak layak huni yang menjadi permukiman kumuh

Berkurangnya permukiman yang tidak layak huni

Pendataan dan

melaksanakan program perbaikan rumah tidak layak huni. handal, aman dan berkualitas

Optimalisasi peran penyedia konstruksi dalam menerapkan profesionalisme Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

1. Aspek Teknis ladasan hukum dan operasional yang yang ada untuk meningkatkan sosial budaya, politik dan lingkungan

Membentuk lembaga yang terkait seperti lembaga pelatihan, pemasaran dan pendanaan

3. Aspek Pembiayaan 1. Ketersediaan

(13)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 13 No Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan 1. Pemberdayaan

Masyarakat

Kurang tersedia ruanguntuk Keterlibatan masyarakat dan atau dunia usaha (swasta) ekonomi, sosial dan lingkungan) melalui bantuan langsung masyarakat

Menjalin kemitraan dengan dunia usaha dalam menyediakan bagi masyarakat miskin yang tinggal di

permukiman kumuh seperti perbaikan & Melakukan

pendampingan sosial

(14)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 14 7.2.2. Sasaran Program

Tabel 7.6

Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No. Uraian Sasaran Program Sasaran Penanganan

Sasaran Program

Ket

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Penyelenggaraan Bangunan

Gedung ……. m²

II Penataan Bangunan dan

Lingkungan Strategis ……. m²

III Revitalisasi Kawasan Tematik

Perkotaan ……. Kawasan

IV Pengembangan RTH ……. m²

V Fasilitasi Ruang terbuka Publik/

Edukasi dan Partisipasi Masy. ……. Kecamatan

VI Turbinwas BG …… % Bangunan

(15)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 15

Tabel 7.7

Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No. Uraian Sasaran Program Sasaran Penanganan

Sasaran Program

Ket Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Penyelenggaraan Bangunan Gedung

1. Bangunan ………... ……. m² 2. Bangunan ………… ……. m²

II Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis

1. Kawasan ……. ……. m²

2. Kawasan ……. ……. m²

III Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan

1. Kawasan ……. ……. Kawasan 2. Kawasan ……. ……. Kawasan

IV Pengembangan RTH

1. RTH ……. m²

2. RTH ……. m²

V Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy.

(16)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 16

Tabel 7.8

Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No. Output

Lokasi Tahun Vol Satuan

Sumber Dana Readiness Criteria

Indikator Output

APBN APBD Prov

APBD Kab/ Kota

KPS CSR DED/FS AMDAL

UKL/UPL Lahan

Penge lola Rincian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

1

1.a 1.b

2

2.a 2.b

3

(17)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 17

7.3. Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,

melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,

dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.

Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara

(BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta,

dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan

sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran

serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan

sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam

penyelenggaraan SPAM.

7.3.1. Kondisi Eksisting

Pembahasan yang perlu diperhatikan terkait dengan Kondisi Eksisting

Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum di Penukal Abab Lematang Ilir secara umum adalah:

i. Aspek Teknis

Berisi hal-hal yang berkaitan dengan jenis dan jumlah sistem jaringan

yang terdapat di dalam kota/kabupaten, tingkat pelayanan, sumber air baku

yang digunakan, serta kondisi pelanggan, sistem pengolahan air, dan jam

pelayanan. Di dalam aspek teknis ini perlu juga dimunculkan besarnya unit

konsumsi air minum (liter/orang/hari) untuk jaringan perpipaan dan bukan

(18)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 18

ii. Aspek Pendanaan

Berisi uraian umum pembiayaan pengelolaan air minum baik sistem

jaringan perpipaan maupun jaringan bukan perpipaan, kemampuan

masyarakat dalam pembiayaan air minum, pencapaian target pembayaran

rekening air, prosentase besaran tunggakan rekening. Disebutkan pula tarif

dasar air dan harga dasar air serta struktur pelanggan.

iii. Kelembagaan

Berisi penjelasan dan uraian mengenai kondisi organisasi pengelola

system penyediaan air minum baik jaringan perpipaan maupun non perpipaan

yang perlu disampaikan terkait kondisi eksisting kelembagaan SPAM adalah:

1. Organisasi Tata Laksana Penyelenggara SPAM baik untuk jaringan

perpipaan maupun bukan perpipaan;

2. Sumber daya manusia penyelenggara SPAM;

3. Rencana Kerja Kelembagaan; dan

4. Monitoring dan Evaluasi Pengkajian Kelembagaan SPAM

iv. Peraturan Perundangan

Berisi peraturan-perundangan (perda, SK walikota/kabupaten, SK

Direktur PDAM dll) yang berkaitan dengan pengelolaan air minum di

kota/kabupaten serta permasalahan terkait dengan pelaksanaan/implementasi

(19)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 19

v. Peran Serta Masyarakat

Berisi peran serta masyarakat dalam pengelolaan air minum terkait

dengan kepatuhan membayar retribusi air, inisiatif masyarakat mengembangan

SPAM di wilayah mereka, peran serta masyarakat memelihara kuantitas dan

kualitas sumber air. Diuraikan pula permasalahan yang dihadapi terkait dengan

peran negative masyarakat dalam menjaga keberlanjutan sumber air, jaringan

yang ada dll.

Permasalahan Pengembangan SPAM

Permasalahan pengembangan SPAM Penukal Abab Lematang Ilir antara lain :

1. Peningkatan Cakupan dan Kualitas

o Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan belum

seimbang dengan tingkat perkembangan penduduk

o Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih memerlukan

pembinaan.

o Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan cukup besar dan tekanan air

pada jaringan distribusi umumnya masih rendah.

o Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas dan harus membayar

lebih mahal

o Ketersediaan data yang akurat terhadap cakupan dan akses air minum

masyarakat belum memadai

o Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria layak minum

namun kontaminasi terjadi pada jaringan distribusi

o Masih tingginya angka prevalensi penyakit yang disebabkan buruknya akses

(20)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 20 2. Pendanaan

o Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan

untuk pengembangan, maupun operasional dan pemeliharaan.

o Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih tergantung dari

pinjaman luar negeri.

o Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerah dalam

pengembangan SPAM masih rendah

3. Kelembagaan dan Perundang-Undangan

o Lemahnya fungsi lembaga/dinas di daerah terkait penyelenggaraan SPAM.

o Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggara

SPAM (PDAM).

o Pemekaran wilayah di beberapa Penukal Abab Lematang Ilir mendorong

pemekaran badan pengelola SPAM di daerah

4. Air Baku

o Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi semakin terbatas.

o Kualitas sumber air baku semakin menurun

o Adanya peraturan perijinan penggunaan air baku di beberapa daerah yang

tidak selaras dengan peraturan yang lebih tinggi.

o Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehingga menimbulkan

o konflik kepentingan di tingkat pengguna

5. Peran Masyarakat

(21)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 21 menjadi air minum memerlukan biaya relatif besar dan masih dianggap

sebagai urusan pemerintah.

o Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum sepenuhnya

diberdayakan oleh Pemerintah.

o Fungsi pembinaan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat yang

mencukupi kebutuhannya sendiri

Tantangan Pengembangan SPAM

Beberapa tantangan dalam pengembangan SPAM yang cukup besar ke

depan, dapat digambarkan, sebagai berikut :

1) Tantangan Internal:

a. Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum saat ini adalah

mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki

akses air minum yang aman yang tercermin pada tingginya angka prevalensi

penyakit yang berkaitan dengan air Tantangan lainnya dalam pengembangan

SPAM adalah adanya tuntutan PP 16/2005 untuk memenuhi kualitas air

minum sesuai kriteria yang telah disyaratkan

b. Banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM yang belum

dioptimalkan. Sedangkan adanya tuntutan penerapan tarif dengan prinsip full

cost recovery merupakan tantangan besar dalam pengembangan SPAM.

c. Adanya tuntutan untuk penyelenggaraan SPAM yang profesional merupakan

tantangan dalam pengembangan SPAM di masa depan.

d. Adanya tuntutan penjaminan pemenuhan standar pelayanan minimal

sebagaimana disebutkan dalam PP No. 16/2005 serta tuntutan kualitas air

(22)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 22 e. Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan SPAM yang

belum diberdayakan

2) Tantangan Eksternal

a. Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan

ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

b. Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi yang menuntut

pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan.

c. Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals (MDGs)

2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat, dimana pembangunan perkotaan harus

berimbang dengan pembangunan perdesaan.

d. Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal dan

masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta

e. Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum mendukung iklim

(23)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 23

Tabel 7.9

Matriks Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan SPAM

No. Uraian Sasaran Program Kondisi Eksisting

Sasaran Program

Ket

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Sistem Perpipaan

Kebocoran (%) …. %

Cakupan Pelayanan Penduduk (%) …. %

Kapasitas Terpasang …… Lt/Detik

Idle Capacity …… Lt/Detik

2. Sistem Bukan Perpipaan

Cakupan Pelayanan Penduduk (%) …. %

Kapasitas Terpasang …… Lt/Detik

3. Kinerja PDAM

(24)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 24 7.3.3. Usulan Kebutuhan Program

Tabel 7.10

Matriks Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan SPAM

No. Uraian Sasaran Program Satuan Rencana Program Ket

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I. SPAM Regional

1. Wilayah ……… …… Lt/Detik

II. SPAM Perkotaan

1. Kecamatan ……… …… Lt/Detik

2. Kecamatan ……… …… Lt/Detik

III. SPAM Perdesaan

1. Desa ………… …… Lt/Detik

2. Desa ………… …… Lt/Detik

IV. SPAM Kawasan Khusus

1. Kawasan Kumuh ………. …… Lt/Detik 2. Kawasan Nelayan ……… …… Lt/Detik

3. Desa Rawan Air …… Lt/Detik

(25)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 25

Tabel 7.11

Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan SPAM

No. Output

Lokasi Tahun Vol Satuan

Sumber Dana Readiness Criteria

Indikator Output

APBN APBD Prov

APBD Kab/ Kota

KPS CSR DED/FS AMDAL

UKL/UPL Lahan

Penge lola Rincian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

1

1.a 1.b

2

2.a 2.b

3

(26)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 26

7.4. Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 656,

Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman menyelenggarakan

fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan air limbah, drainase

dan persampahan;

b. pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan air limbah,

drainase dan persampahan termasuk penanggulangan bencana alam dan

kerusuhan sosial;

c. pembinaan investasi di bidang air limbah dan persampahan;

d. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan

kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air limbah, drainase dan

persampahan; dan

e. pelaksanaan tata usaha direktorat

A. Air Limbah

Air Limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (Municipal

Wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari

air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air

limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan

Berbahaya (B3). Air buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat

menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap kualitas lingkungan sehingga

perlu dilakukan pengolahan.

Pengolahan air limbah permukiman di Indonesia ditangani melalui dua sistem

(27)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 27 system setempat (onsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah

berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual

sedangkan sanitasi sistem terpusat (offsite) adalah sistem dimana fasilitas

pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah

dari rumah-rumah menggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL).

7.4.1. Kondisi EksistingPengembangan Air Limbah Permukiman

Penukal Abab Lematang Ilir wajib menyajikan gambaran secara umum

kondisi eksisting system pengelolaan air limbah yang ada saat ini di Penukal Abab

Lematang Ilir baik pada aspek teknis maupun pada aspek non teknis pendukung

Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan air limbah yang telah

dilakukan pemerintah Penukal Abab Lematang Ilir , perlu diuraikan hal-hal berikut

ini :

a. Aspek teknis

Berisi hal-hal yang berkaitan dengan prasarana dan sarana air limbah

yang mencakup:

o Sistem prasarana dan sarana air limbah (sistem setempat/on-site, system

terpusat/off-site);

o jumlah, masalah, dan kondisi prasarana dan sarana air limbah;

o tingkat pelayanan prasarana dan sarana air limbah

b. Pendanaan

Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam

(28)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 28 air limbah seperti pembiayaan pembangunan sarana individual, pengurasan

tanki septik, retribusi air limbah sistem komunal dan tempat-tempat umum, serta

anggaran Pemda (APBD) untuk pengelolaan air limbah permukiman.

c. Kelembagaan

Menguraikan organisasi pengelolaan air limbah yang mencakup bentuk

organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tata laksana kerja, dan

sumber daya manusia yang dimiliki. Uraian tersebut harus mencerminkan

kemampuan organisasi pengelola air limbah saat ini.

d. Peraturan Perundangan

Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan air limbah permukiman

yang dimiliki saat ini oleh masing-masing Penukal Abab Lematang Ilir misalnya

terkait tentang Struktur Organisasi dan Tupoksi pengelola air limbah, retribusi, dll

(perda, SK walikota/kabupaten, SK Direktur).

e. Peran Serta Swasta dan Masyarakat

Menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air

limbah serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam

masyarakat Kota/Kabupaten yang meliputi kesediaan masyarakat membayar

retribusi, penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan air limbah,

perilaku masyarakat dalam BAB, kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan

dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja kegiatan kampanye

dan edukasi terkait pengelolaan air limbah baik yang diselenggarakan oleh

pemerintah setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam

(29)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 29 sarana dan prasarana yang ada.

Permasalahan Pembangunan Sektor Air Limbah di Penukal Abab Lematang Ilir

secara umum adalah:

(1) Belum optimalnya penanganan air limbah

(2) Tercemarnya badan air khususnya air baku oleh limbah

(3) Belum optimalnya manajemen air limbah:

o Belum optimalnya perencanaan;

o belum memadainya penyelenggaraan air limbah

Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah di Penukal Abab

Lematang Ilir wajib menguraikan tantangan dan peluang sesuai karakteristik

Penukal Abab Lematang Ilir terkait pembangunan sektor air limbah Tantangan

Sektor Air Limbah meliputi tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan

internal berhubungan dengan cakupan pelayanan air limbah, kejadian penyakit

karena buruknya pengelolaan air limbah, perlindungan sumber air baku, kualitas

kelembagaan, penggalian sumber dana serta pembagian porsi dana APBN dan

APBD. sampai tahun 2015.

B. Persampahan

Sampah dapat didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia

dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang dikelola dibedakan

menjadi 3 jenis berdasarkan UU 18 tahun 2008 yaitu :

o Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah

(30)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 30 o Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan komersial,

kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dll;

o Sampah spesifik meliputi sampah beracun, sampah akibat bencana, bongkaran

bangunan, sampah yang tidak dapat diolah secara teknologi, dan sampah yang

timbul secara periodik. Sampah spesifik harus dipisahkan dan diolah secara

khusus. Apabila belum ada penanganan sampah B3 maka perlu ada tempat

penampungan khusus di TPA secara aman sesuai peraturan perundangan.

7.4.2. Kondisi EksistingPengembangan Persampahan

Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan persampahan yang

telah dilakukan pemerintah Penukal Abab Lematang Ilir, perlu diuraikan hal-hal

berikut ini:

a. Aspek teknis

Menguraikan sistem pengelolaan persampahan aspek teknis saat ini yang

dilaksanakan oleh masyarakat (individu/komunal), pemerintah/dinas dan swasta,

meliputi hal-hal berikut:

o Teknik Operasional pengelolaan persampahan

 Sumber sampah yang dihasilkan dan ditangani (m3/hari);

 Jumlah sampah terkumpul, terangkut dan terolah sd TPA (m3/hari);

 Cakupan pelayanan (ha)

o Daerah Pelayanan dan Kondisi Spesifiknya (fisik dan sosial);

o Upaya pengurangan sampah di sumber melalui kegiatan 3R (reduce, reuse,

recycle);

o Kapasitas kerja dan efisiensi pemanfaatan;

o Dampak negatif yang terjadi akibat sistem pengelolaan persampahan yang

(31)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 31 o Pola Penanganan (Pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,

pengolahan, pembuangan akhir);

o Rentang tanggung jawab instansi terkait dalam teknik operasional

b. Pendanaan

Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam membiayai

penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan

seperti pembiayaan pembangunan sarana individual, retribusi persampahan

serta anggaran pemerintah Penukal Abab Lematang Ilir untuk pengelolaan

persampahan. Dalam aspek pendanaan perlu juga diuraikan tentang :

1. Sumber Pendapatan (Pemda, Retribusi);

2. Struktur biaya operasional

o Pengumpulan dan penyampuran;

o Penampungan sementara;

o Pengangkutan;

o Pembuangan akhir

3. Struktur tarif retribusi

o Kondisi dan kemampuan daerah;

o Kemampuan masyarakat;

o Institusi yang mengelola retribusi

c. Kelembagaan

Menguraikan organisasi pengelolaan persampahan yang mencakup

bentuk organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tata laksana

(32)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 32 tersebut harus mencerminkan kemampuan organisasi pengelola persampahan

saat ini.

Termasuk juga informasi tentang :

o Pelaksanaan penanganan sampah skala sumber, kawasan, kota/kabupaten

dan regional;

o pemisahan fungsi regulator dan operator pengelolaan persampahan Penukal

Abab Lematang Ilir

d. Peraturan Perundangan

Menguraikan peraturan-peraturan yang sudah ada saat ini yang terkait

dengan pengelolaan persampahan (tingkat propinsi dan Penukal Abab Lematang

Ilir), diantaranya :

o Peraturan perundangan tentang kebersihan

o Peraturan perundangan tentang Pembentukan badan pengelola

persampahan skala kota/kabupaten Peraturan perundangan tentang retribusi

(struktur tarif, prosedur dan kewajiban pelanggan)

o Peraturan perundangan tentang kerjasama pengelolaan persampahan skala

regional dengan pemerintah kota/kabupaten lain;

o Peraturan perundangan tentang kerjasama pengelolaan persampahan skala

kawasan dengan badan usaha swasta

o Peraturan perundangan tentang peran serta masyarakat

Dalam aspek peraturan perundangan perlu juga diuraikan tentang Kesesuaian

(33)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 33

e. Peran Serta Masyarakat

Menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan

persampahan serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam

masyarakat Penukal Abab Lematang Ilir yang meliputi kesediaan masyarakat

membayar retribusi, penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan

persampahan, perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (apakah sudah

melakukan 3R), kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan dalam mendorong

peran serta masyarakat misalnya saja kegiatan kampanye dan edukasi terkait

pengelolaan persampahan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan

sampah serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada

Permasalahan Pembangunan Sektor Persampahan di Penukal Abab Lematang

Ilir dan Indonesia, secara umum adalah:

o Makin tingginya timbulan sampah (jumlah penduduk makin tinggi, jumlah

sampah per kapita meningkat);

o Belum optimalnya manajemen persampahan

o Belum optimalnya sistem perencanaan (rencana sampai dengan monitoring dan

evaluasi);

o Belum memadainya pengelolaan layanan perencanaan persampahan (kapasitas,

pendanaan dan asset manajemen);

o Belum memadainya penanganan sampah

Tantangan Pengembangan Persampahan di Penukal Abab Lematang Ilir perlu

menguraikan tantangan dan peluang sesuai karakteristik daerah terkait

(34)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 34 meliputi peningkatan cakupan pelayanan, peningkatan kelembagaan, penggalian

sumber dana dari pihak swasta, peningkatan kondisi dan kualitas TPA melalui

peningkatan komitmen stakeholder Penukal Abab Lematang Ilir dalam hal alokasi

pembiayaan dan inovasi teknologi pengolahan sampah, peningkatan pelaksanaan

program 3R, serta peningkatan upaya penegakan hukum atas pelanggaran

(35)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 35 7.4.3. Sasaran Program

Tabel 7.12

Matriks Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP

No. Uraian Sasaran Program Kondisi Eksisting

Sasaran Program

Ket

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Sistem Pengolahan Air Limbah

Cakupan Pelayanan SPAL Terpusat …. % Cakupan Pelayanan SPAL Setempat …. %

Kapasitas IPLT …… M³

2. Pengelolaan Persampahan

Cakupan Pelayanan Persampahan …. % Jumlah sampah diolah dari sumber (3R) …… M³ Jumlah sampah diolah di akhir (TPA) …… M³ 3. Drainase Permukiman

(36)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 36 7.4.4. Usulan Kebutuhan Program

Tabel 7.13

Matriks Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP

No. Uraian Sasaran Program Satuan Rencana Program Ket

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Sistem Pengolahan Air Limbah

SPAL Terpusat Skala Kota ………….. KK/Kawasan

SPAL Terpusat Skala Kawasan ………….. KK/Kawasan

SPAL Komunal ………….. KK/Kawasan

2. Pengelolaan Persampahan

Infrastruktur Persampahan TPA TPA Infrastruktur Persampahan TPST/3R Kawasan Fasilitas Pengolah Sampah Sementara Unit Fasilitas Pewadahan, Pengumpul dan

Pengangkutan Unit

3. Drainase Permukiman

(37)

RPIJM Bidang Cipta Karya Tahun 2017-2021 VII- 37 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan PLP

No. Output

Lokasi Tahun Vol Satuan

Sumber Dana Readiness Criteria

Indikator Output

APBN APBD Prov

APBD Kab/ Kota

KPS CSR DED/FS AMDAL

UKL/UPL Lahan

Penge lola Rincian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

1

1.a 1.b

2

2.a 2.b

3

Gambar

Tabel 7.1
Tabel 7.2  Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Tabel 7.3
Tabel 7.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tidak adanya hubungan antara persepsi remaja terhadap harapan orangtua dengan pre stasi belajar kemungkinan disebabkan karena meskipun persepsi subyek dalam hal ini

Bupati/Walikota sudah membentuk lembaga yang menangani rehabilitasi hutan dan lahan (misalnya Dinas yang mengurusi kehutanan atau Kelompok Kerja RHL), maka lembaga ini

peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi pemeliharaan/servis transmisi manual dan komponen dengan menggunakan metode pembelajaran Browser Based Training lebih

Oleh karena itu, menarik untuk mengamati secara empiris bagaimana tanggung jawab sosial (yang sering disebut kinerja sosial) yang telah dilakukan di dalam

Output : Relay motor hanger maju (Hngr) Relay motor hoist depan turun (R1D) Relay motor hoist depan naik (R1U) Relay motor hoist belakang turun (R2D) Relay motor hoist belakang

Pendekatan lainnya, di samping storyboard, adalah melengkapi dengan flowchart game yang akan menunjukkan gambaran umum alur game. Secara umum game ini memiliki tiga.. tahap,

www.sulsel.litbang.deptan.go.id 3 dapat terpenuhi secara tepat (varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi, dan harga); (3) belum optimalnya kinerja lembaga produksi

Dengan demikian, hipotesis 6b dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ‘Semakin tinggi tingkat leverage pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, maka