• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku bisnispun secara cepat terus berubah sehingga berbagai parameter serta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perilaku bisnispun secara cepat terus berubah sehingga berbagai parameter serta"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dengan arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang terus meningkat, perilaku bisnispun secara cepat terus berubah sehingga berbagai parameter serta nilai-nilai untuk memenuhi kepuasan dan selera konsumen harus ditingkatkan. Selain itu, banyaknya perusahaan sejenis yang muncul membuat persaingan usaha menjadi semakin pesat. Setiap perusahaan menginginkan bisnisnya tumbuh dan berkembang secara kesinambungan. Kondisi demikian mengharuskan pelaku bisnis bertindak dengan hati-hati dan cermat dalam menentukan strategi usahanya, dengan tujuan menghindari adanya langkah keliru, dan dapat mempengaruhi kebijakan yang dapat mengancam kelangsuangan hidup perusahaan.

Perusahaan dituntut untuk selalu inisiatif, kreatif, dan inovatif dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam upaya memenangkan pasar dan untuk selalu menyesuaikan diri terhadap segala macam perubahan-perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang baik kondisi perekonomian, peraturan pemerintah, kondisi konsumen, maupun kondisi pesaing. Oleh sebab itu perusahaan harus tumbuh, berjalan serta membangun manajemennya secara konsepsional dan sistematis melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Salah satu sumber daya perusahaan yang berperan penting dalam setiap kegiatan operasi perusahaan adalah sumber daya keuangan, yaitu modal. Modal adalah salah satu faktor terpenting untuk mengoprasikan suatu perusahaan, dan

(2)

selalu diperlukan setiap saat. Pengertian modal disini memiliki arti yang luas meliputi aspek lain yang ada dalam perusahaan untuk mengukur nilai tambah perusahaan.

Menurut Riyanto (2001:18) yang mengutip dari pernyataan Bekker yang menerangkan bahwa modal adalah baik yang berupa barang-barang konkrit yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat dineraca sebelah debit, maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat disebelah debit.

Menurut Kasmir (2012:249) Dalam prakteknya dana yng dimiliki oleh perusahaan, baik dana pinjaman maupun modal sendiri, dapat di gunakan untuk dua hal. Pertama, digunakan untuk keperluan investasi. Artinya dana ini digunakan untuk membeli atau membiayai aktiva tetap dan bersifat jangka panjang yang dapat digunakan secara beerulang-ulang, seperti pembelian tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Kedua, dana di gunakan untuk membiayai modal kerja, yaitu modal yang digunakan untuk pembiayaan jangka pendek, seperti pembelian bahan baku, membayar gaji dan upah, dan biaya-biaya operasional lainnya.

Modal kerja merupakan masalah pokok yang sering kali di hadapi oleh perusahaan, karena hampir semua perhatian manajer keuangan ditujukan untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar yang merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai operasionalnya, dimana uang yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya.

(3)

Begitu pula kemajuan perusahaan akan seiring dengan kebutuhan modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya, dimana semakin besar suatu prusahaan akan semakin besar pula modal yang dibutuhkannya dan tidak mungkin dapat terpenuhi oleh perusahaan sendiri tanpa ada bantuan dari luar perusahaan.

Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan analisis yang berhubungan dengan sumber-sumber dana dan penggunaan dana yang berkaitan dengan modal kerja perusahaan. Artinya dari mana saja perusahaan memperoleh dana guna membiayai kegiatannya. Kemudian, digunakan untuk aktivitas apa saja dana yang sudah diperoleh tersebut. Adapun perolehan dana yang dibutuhkan perusahaan cukup banyak tersedia dan untuk memperolehnya tidak terlalu sulit selama memenuhi persyaratan yang di persyaratkan. Hanya saja dari berbagai sumber yang ada perlu di seleksi terlebih dahulu. Artinya pemilihan setiap sumber dana yang akan digunakan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Di samping itu, juga perlu dipikirkan untung ruginya penggunaan sumber dana yang akan dipilih.

Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan, karena kesalahan pada pengelolaan modal kerja dapat mengakibatkan kelebihan atau kekurangan modal kerja, yang merupakan satu diantara penyebab kegagalan perusahaan. Pengelolaan modal kerja meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar dan bagaimana membiayai aktiva ini. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvensy (tidak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus

(4)

dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin

safety) yang memuaskan. Sementara itu, jika perusahaan menetapkan modal kerja

yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang kesempatan memperoleh laba.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu, hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal. Alat ukur kinerja keuangan pada penelitian ini adalah rasio Debt to Equity Ratio. Debt to Equity

Ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajibannya dengan modal kerja perusahaan.

Objek penelitian yang peneliti uji adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur dipilih karena secara general perusahaan tersebut mencakup segala bentuk usaha produk yang terdiri dari industri dasar dan kimia, aneka industri, dan industri barang konsumsi sehingga sampel yang dipilih lebih beragam dan menyebar.

Salah satu sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah industri Adhesi (alat-alat pelengkap atau tambahan) yaitu PT. Duta Pertiwi Nusantara,Tbk. Dimana industri ini bergerak di bidang pengolahan

(5)

perekat kayu lapis, barang-barang kimia, dan pertambangan yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya yaitu PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

Berikut ini data laporan keuangan PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk. dari tahun 2004-2013, dengan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variabel dependen,

dan Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Cash to Total Assets Ratio

sebagai variable independen.

Tabel 1.1

Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Cash to Total Assets Ratio

PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk. Periode Tahun 2004-2013

Tahun DER Current

Ratio Quick Ratio

Cash Ratio Cash to Total Assets Ratio 2004 0,28 4,72 4,34 0,89 0,13 2005 0,20 7,75 7,35 2,02 0,18 2006 0,29 4,90 4,70 1,20 0,16 2007 0,38 4,13 3,04 1,14 0,20 2008 0,34 4,53 2,67 0,53 0,07 2009 0,26 13,65 9,72 4,69 0,21 2010 0,40 4,87 3,47 1,82 0,25 2011 0,39 4,05 2,58 1,08 0,16 2012 0,19 3,55 0,59 3,55 0,24 2013 0,15 4,08 1,44 4,08 0,26 Sumber :

a. ICMD tahun 2004-2011 (Data diolah) b. Idx tahun 2012-2013 (Data diolah)

PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor industri pengolahan perekat kayu lapis, barang-barang kimia dan pertambangan. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang cukup besar dan terus

(6)

berkembang sampai saat ini. Maka dari itu, penulis tertarik untuk menganalisis modal kerja serta kemampuan perusahaan PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk dalam membayar atau menutupi semua kewajibannya, dengan judul “PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT. DUTA PERTIWI NUSANTARA, TBK TAHUN 2004-2013”

1.2 Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang diatas penulis mengidentifikasikan bahwa : 1) Analisis dilakukan berdasarkan data laporan keuangan yang telah tersedia

tanpa mempersoalkan penyusunan laporan keuangan tersebut.

2) Data laporan keuangan yang digunakan yakni neraca dan laporan laba rugi tahun 2004-2013.

3) Pengukuran Modal Kerja, rasio keuangan yang digunakan adalah Current

Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Cash to Total Asset Ratio.

4) Pengukuran Kinerja Keuangan, rasio keuangan yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio.

5) Dalam analisa data peneliti tidak menggunakan uji asumsi klasik dikarenakan data penelitian yang diasumsikan telah berdistribusi normal. 1.3 Pembatasan Masalah

Untuk dapat mengetahui pengaruh Modal Kerja terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:

1) Rasio Modal Kerja yang akan di jadikan Variabel independen pada penelitian ini adalah Rasio Lancar (Current Ratio), Rasio Cepat (Quick

(7)

Ratio), Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar (Cash Ratio) dan Rasio Kas terhadap Total Aktiva (Cash to Total Assets Ratio).

2) Untuk mengukur kinerja keuangan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio solvabilitas yaitu Debt to Equity Ratio (DER) dan akan dijadikan sebagai variabel dependen.

3) Perusahaan dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perekat kayu lapis, barang-barang kimia dan pertambangan yaitu perusahaan PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka masalah penelitiannya adalah: 1) Apakah Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Debt to Equity

Ratio pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk tahun 2004 - 2013?

2) Apakah Quick Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Debt to Equity

Ratio pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk tahun 2004 - 2013?

3) Apakah Cash Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Debt to Equity

Ratio pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk tahun 2004 - 2013?

4) Apakah Cash to Total Asset Ratio berpengaruh secara parsial terhadap

Debt to Equity Ratio pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk tahun 2004 -

2013?

5) Apakah Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Cash to Total Asset

Ratio berpengaruh secara simultan terhadap Debt to Equity Ratio pada PT.

(8)

6) Dari keempat variabel Modal Kerja tersebut manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Kinerja keuangan (Debt to Equity

Ratio) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk tahun 2004 - 2013?

1.5 Tujuan Penelitian

1) Untuk Mengetahui pengaruh Current Ratio terhadap Debt to Equity Ratio jika dianalisa secara parsial pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk tahun 2004 - 2013.

2) Untuk Mengetahui pengaruh Quick Ratio terhadap Debt to Equity Ratio jika dianalisa secara parsial pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk tahun 2004 - 2013.

3) Untuk Mengetahui pengaruh Cash Ratio terhadap Debt to Equity Ratio jika dianalisa secara parsial pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk tahun 2004 - 2013.

4) Untuk Mengetahui pengaruh Cash to Total Asset Ratio, terhadap Debt to

Equity Ratio jika dianalisa secara parsial pada PT. Duta Pertiwi Nusantara,

Tbk tahun 2004 - 2013.

5) Untuk Mengetahui Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan

Cash to Total Asset Ratio terhadap Kinerja Keungan (Debt to Equity

Ratio) jika di analisa secara simultan pada PT. Duta Pertiwi Nusantara,

Tbk tahun 2004 - 2013.

6) Untuk Mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Kinerja Keuangan (Debt to Equity Ratio) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk tahun 2004 - 2013.

(9)

1.6 Kegunaan Penelitian

Adapun keguaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1) Bagi Penulis

Penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan, pengetahuan mengenai manajemen khususnya bidang keuangan terutama dalam teori modal kerja dan Kinerja Keuangan.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dukungan empiris berkaitan dengan penelitian sejenis untuk para akademisi.

3) Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi atau masukan untuk merencanakan perbaikan kinerja keuangan perusahaan, khususnya dalam usaha memenuhi sumua kewajibannya yang di ukur dengan Debt to

Equity Ratio (DER).

1.7 Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya tentu membutuhkan dana yang cukup agar continuitas perusahaan dapat berjalan dengan baik. Disamping itu pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien pun menjadi salah satu kunci di dalam keberhasilan suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.

Keberhasilan suatu perusahaan akan lebih mudah dicapai dengan adanya perencanaan yang matang sebelum proses produksi dimulai, seperti pencarian sumber-sumber daya yang berkualitas dan pengendalian dalam hal kualitas serta

(10)

dengan adanya perluasan modal kerja. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari semakin berkembang dan tumbuhnya suatu perusahaan.

Modal kerja merupakan dana yang dipergunakan oleh perusahaan untuk melangsungkan kegiatan operasi sehari-hari. Rasio-rasio keuangan dari modal kerja yang digunakan sebagai varisbel-variabel independen adalah Current Ratio

(X1), Quick Ratio (X2), Cash Ratio (X3), Cash to Total Assets (X4). Sedangkan

untuk mengukur kinerja keuangan, penulis menggunakan Debt to Equity Ratio (Y) sebagai variabel dependen.

Adapun alur pemikiran hubungan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

Current retio adalah perbandingan antara asset lancer dengan utang lancar.

Aktiva lancar meliputi kas, efek persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang harus segera dibayarkan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin bagus karena menunjukkan bahwa perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.

Apabila dikaitkan Current ratio terhadap Debt to Equity Ratio yaitu jika

Current Ratio naik sedangkan Debt to Equity Ratio turun akan membawa dampak

yang baik bagi perusahaan karena jika perusahaan memiliki tingkat Debt to Equity

Ratio yang tinggi berarti semakin buruk kondisi solvabilitasnya, berarti

perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menutupi hutang-hutangnya. Apabila semakin rendah Debt to Equity Ratio berarti perusahaan mampu menutup hutang-hutangnya kepada pihak luar. Naiknya Current Ratio akan mempengaruhi

(11)

penurunan Debt to Equity Ratio yang berarti perusahaan pun akan mampu menutupi kawajiban-kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

Quick ratio adalah hasil pembagian antara aktiva lancar setelah dikurangi

persediaan dengan kewajiban jangka pendek. Rasio ini digunakan untuk mengukur likuiditas dengan jangka pendek. Quick ratio hanya memperhitungkan aset yang sudah lebih dekat dengn unag tunai.

Quick Ratio yang mambandingkan aktiva lancar setelah dikurangi persediaan

dengan kewajiban akan dapat mempengaruhi kenaikan Debt to Equity Ratio perusahaan. Karena dengan adanya pengurangan persediaan walaupun persediaan bukan termasuk aktiva paling likuid dalam aktiva lancar namun hal ini dapat mempengaruhi kondisi solvabilitas perusahaan. Oleh karena itu, jika rasio ini naik berarti perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban jangka sangat pendek tepat waktu tapi akan mempengaruhi kenaikan Debt to Equity Ratio perusahaan yang berarti perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menutupi kewajiban jangka panjangnya.

Cash Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kas

yang tersedia dibanding dengan uang lancar. Komponen aktiva lancar yang benar-benar siap dicairkan hanyalah kas dan surat berharga jangka pendek. Jadi, rasio kas mengukur likuiditas dari aktiva lancar yang pasti dapat dicairkan menjadi kas.

Rasio kas membandingkan kas dan surat berharga jangka pendek dengan kewajiban lancar, semakin tinggi rasio ini akan semakin bagus karena perusahaan akan mampu memenuhi kewajibannya tepat waktu. Selain itu juga akan

(12)

mempengaruhi penurunan Debt to Equity Ratio. Apabila Debt to Equity Ratio semakin kecil maka perusahaan akan mampu menutupi hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang dari naiknya rasio kas tersebut. Dalam hal ini kondisi kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik.

Cash to Total Assets Ratio merupakan rasio modal kerja yang

membandingkan jumlah kas dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik dalam memenuhi kewajiban hutang-hutang perusahaan. Akan tetapi cash to total asset ratio yang tinggi belum menjadi ukuran bahwa kinerja keuangan yang diukur oleh debt to equity ratio akan semakin baik. Karena apabila

cash to total asset ratio naik maka debt to equity ratio juga akan naik. Apabila

debt to equity ratio naik berarti menunjukkan kondisi solvabilitas perusahaan

semakin buruk karena perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menutupi hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Debt to Equity Ratio adalah rasio pengukur levarage perusahaan. Debt to

Equity Ratio menunjukkan antara total hutang dengan ekuitas yang digunakan

sebagai sumber pendanaan perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio, semakin besar persentase modal asing yang digunakan dalam operasional perusahaan, atau semakin besar debt to equity ratio mendanakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas.

Debt to Equity Ratio yang semakin tinggi menunjukkan semakin besarnya

proporsi hutang terhadap ekuitas, sehingga mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi risiko yang harus di tanggung investor juga semakin tinggi. Pada

(13)

akhirnya investor akan menghindari saham perusahaan yang mamiliki debt to

equity ratio yang tinggi. Semakin kecil rasio ini berarti menunjukkan bahwa

perusahaan mampu menutupi hutang-hutangnya kepada pihak luar. Solvable suatu perusahaan, maka kinerja keuangan perusahaan tersebut semakin bagus. Adapun bagan kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Pengaruh Modal Kerja terhadap Kinerja Keuangan

Current Ratio (X1) Quick Ratio (X2) Cash Ratio (X3)

Cash to Total Assets (X4)

Kinerja Keuangan = Debt toEquity Ratio

(14)

1.8 Peneitian Terdahulu Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu No Penelitian Judul Variabel penelitian

Metode Analisis Hasil Penelitian

1 Ririn Setiorini (2009) Analisis Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI ROI, Sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, inventories turnover ratio dan receivable turnover ratio

Uji asumsi klasik (uji normalitas, uji heteroskedasti-sitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi) dan analisis koefisien regresi berganda (uji simultan, uji parsial, koefisien determinasi) Hasil analisis diperoleh bahwa secara simultan dan parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2 Rina Syariatul rofiah (2013) Pengaruh Modal Kerja dan Perputarn Modal Kerja Modal kerja: 1. Aktiva lancar Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Hasil penelitian di peroleh bahwa modal kerja berpengaruh

(15)

terhadap Return on Asset pada PT. Ultrajaya Milk Industri & Trading Company, Tbk periode 2001-2010 Perputaran modal kerja: 1. Aktiva lancar 2. Penjualan 3. Rata-rata modal kerja ROA : 1. Laba bersih 2. Rata-rata total aset 1. Analisis regresi berganda 2. Analisis korelasi 3. Analisis koefisien determinasi signifikan terhadap ROA. Namun dalam pengelolaan SPSS perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal ini menunjukkan data perputaran modal kerja kotor walaupun

mengalami perputaran yang baik, tetapi terdapat banyak beban yang harus dibayar oleh perusahaan. Sehingga perputaran tersebut relatif kecil pengaruhnya terhadap ROA,

(16)

dimana dana yang seharusnya masuk pada kas dengan jumlah yang besar menjadi kurang karena adanya beban operasi perusahaan dan hutang jangka panjang tersebut. Jadi secara simultan bahwa modal kerja dan perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap ROA. 3 Dwi Sariningsi h, dkk Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Rasio Likuiditas, Current ratio, Quick ratio, Cash ratio, Total Debt to total asset ratio, 1. Analisis kinerja keuangan ditinjau dari rasio likuiditas pada tahun 2009-2011 cenderung

(17)

Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas pada CV. Lembu Mada Nusantara di Samarinda Debt to equity, Profit margin, Return on asset, serta Return on equity. menurun atau berfluktuasi. 2. Analisis kinerja keuangan ditinjau dari rasio solvabilitas dari tahun 2009-2011 cenderung mengalami penurunan juga. 3. Analisis kinerja keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas atau rentabilitas dari tahun 2009-2011 cenderung berfluktuasi. 1.9 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

(18)

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. Sugiyono (2009:93).

Menurut Sekaran (2011:135) hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: 1. Ho = Current Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap debt to equity

ratio (DER) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

Ha ≠ Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap debt to equity ratio (DER) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

2. Ho = Quick Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap debt to equity

ratio (DER) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

Ha ≠ Quick Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap debt to equity ratio (DER) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

3. Ho = Cash Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap debt to equity

ratio (DER) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

Ha ≠ Cash Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap debt to equity ratio (DER) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

(19)

4. Ho = Cash to Total Asset Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

debt to equity ratio (DER) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

Ha ≠ Cash to Total Asset Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap debt to

equity ratio (DER) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

5. Ho = Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Cash to Total Asset Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Debt to equity ratio (DER) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

Ha ≠ Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Cash to Total Asset Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Debt to equity ratio (DER) pada PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.

Gambar

Gambar 1.1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Kesepuluh subyek perempuan gugat cerai di Desa Pengkol rata-rata telah mampu melakukan regulasi emosi dengan baik yang dipengaruhi oleh faktor dukungan sosial dari keluarga

Adams, Merrill III, dan Grofman (2005), misalnya, mengajukan tiga model teoritis untuk memahami perilaku pemilih, yakni: model spatial (para pemilih termotivasi akibat

1) kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri.. dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rivera- Becerril et al., (2002) bahwa keberadaan logam berat kadmium dalam tumbuhan dapat menimbulkan penurunan pertumbuhan dan

Selain itu, isolat/template DNA yang dihasilkan dengan metode pendidihan tersebut dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi primer yang tepat dalam pengujian yaitu sebesar 0,125

Secara umum seluruh variabel telah menunjukkan goncangan dan permanen memiliki pengaruh terhadap variabel Demografi antara -0.0011 hingga 0.0155 Dari kelima

Walaupun demikian, rumah sakit juga dipandang perlu melakukan upaya lebih terhadap peningkatan kompetensi perawat, karena hasil pengamatan menunjukkan masih terdapat 23%

unitlink , yaitu Takaful Indonesia, MAA Assurance, Panin Life, Sun Life dan Allianz. Di saat-saat yang akan datang, sangat mungkin bila perusahaan asuransi jiwa lain ikut