• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI SARJANA PENDIDIKAN BAHASA ARAB DALAM MEWARNAI DUNIA KERJA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTRIBUSI SARJANA PENDIDIKAN BAHASA ARAB DALAM MEWARNAI DUNIA KERJA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI SARJANA PENDIDIKAN BAHASA ARAB

DALAM MEWARNAI DUNIA KERJA DI ERA REVOLUSI

INDUSTRI 4.0

Nadilla Lathifatun Ni’mah dan Hendri Maryanto Institut Pesantren Mathaliul Falah Pati

nadillalathifah@gmail.com

ABSTRAK: Dunia saat ini berada pada era revolusi industri 4.0 yang

disebut juga dengan era digital. Era dimana tenaga manusia banyak digantikan oleh mesin atau didigitalisasi. Revolusi industri 4.0 tentu berdampak positif dengan memberikan kemudahan disegala bidang, namun disisi lain, juga memberikan dampak negatif yaitu berkurangnya lapangan pekerjaan,karena beberapa pekerjaan yang semula dilakukan manual oleh manusia kini diambil alih oleh sistem digital. Hal ini tentu menjadi masalah tersendiri,akan ada banyak sarjana yang terancam menjadi pengangguran jika di dalam dirinya tidak ada nilai yang bisa ditawarkan di tengah ketatnya persaingan dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstribusi sarjana Pendidikan Bahasa Arab dalam mewarnai dunia kerja di Era Revolusi Industri 4.0. metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan mahasiswa atau calon sarjana pendidikan bahasa Arab dalam menghadapai persaingan dunia kerja dilihat dari ketrampilan yang dibutuhkan, ilmu pengetahuan yang sesuai bidangnya, penguasaan pengetahuan yang telah dipelajari dan karakteristik serta potensi yang dimiliki. Tantangan yang dihadapi sarjana Pendidikan Bahasa Arab berupa tantangan internal dan eksternal. Sedangkan peluang yang dimiliki adalah pengembangan bahasa Arab dalam bidang keilmuan dan keislaman, pengembangan profesi guru, peneliti dan pengembang metodologi pembelajaran bahasa Arab, penerjemah karya-karya bahasa Arab ke bahasa Indonesia atau sebaliknya, peluang di bidang diplomatik dan politik serta pengembang pembelajaran bahasa Arab berbasis teknologi dan digital. Adapun konstribusi sarjana Pendidikan Bahasa Arab dalam mewarnai dunia kerja di era Revolusi 4.0 dapat dipetakan dalam bidang pendidikan, Politik, Jurnalistik, Pariwisata dan Bidang Ekonomi.

KATA KUNCI: Revolusi Industri 4.0, Dunia Kerja,tantangan, prospek,

Sarjana Pendidikan Bahasa Arab.

Revolusi industri telah membuka banyak peluang untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih mapan dalam berbagai bidang, salah satu yang menjadi sorot fokus perkembangan dalam revolusi industri adalah pada sektor ekonomi. Saat ini, era digital telah mampu menampung beragam lapangan pekerjaan sehingga memudahkan setiap orang dari berbagai latar belakang dalam mengembangakan skill mereka untuk sama-sama bersaing di era disrupsi 4.0 melalui digitalisasi.

(2)

Perkembangan revolusi industri yang kian pesat juga menimbulkan beberapa dampak negatif seperti semakin berkurangnya lapangan pekerjaan manual karena banyak tenaga manusia yang digantikan oleh sistem digital. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang yang hanya mengandalkan ijazah dari perguruan tinggi sebagai modal mencari pekerjaan, karena dunia kerja saat ini sudah tidak lagi menjadikan ijazah sebagai satu-satunya acuan pengukur kompetensi seseorang.

Para sarjana dari berbagai prodi pun saling bersaing satu sama lain untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dengan kompetensinya masing-masing, hal tersebut juga terjadi pada para sarjana Pendidikan Bahasa Arab, eksistensi kesuksesan sarjana Prodi Pendidikan Bahasa Arab tidak hanya diukur dari seberapa besar mereka memahami dan mendalamai bahasa Arab saja, namun juga ketrampilan mereka mengajarkan bahasa Arab dengan mengikuti kemajuan digital di era ini.

Dengan demikian, para sarjana Prodi Pendidikan Bahasa Arab dituntut berpikir kreatif dan inovatif dalam menemukan model pembelajaran bahasa Arab yang tidak monoton seperti hanya dengan menjadi guru bahasa Arab di sekolah saja, mereka harus jeli membaca situasi agar dapat mengembangkan skill bahasa Arabnya dan di sisi lain juga ikut berpartisipasi dalam mewarnai dunia kerja di era digitalisasi dengan memanfaatkan kemudahan tegnologi.

Olehkarenanya, perlu di cermati lebih lanjut mengenai revolusi industri 4.0 beserta dunia kerja yang tersedia di era itu, serta realitas pendidikan bahasa Arab di Indonesia dengan mempertimbangkan tantangan dan peluangnya sehingga dapat ditemukan gambaran mengenai prospek sarjana Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan kontribusi mereka dalam mewarnai dunia kerja di era revolusi industri 4.0.

Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri pertama kali dimulai secara besar-besaran sekitar tahun 1700-an hingga awal tahun 1800-an yang mengakibatkan perubahan di dunia dan menjadi titik penting dalam sejarah seluruh dunia. Revolusi industri ini dimulai dari negara Inggris yang menemukan mesin uap, pompa air, dan tekstil untuk mengurangi produksi barang dan jasa, sehingga dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Kemudian dengan semakin berkembangnya zaman pada tahun sekitar 1820-1870 Amerika membuat terobosan lain dengan membuat mesin mekanisasi pertanian, manufakstur tekstil, dan kapal uap untuk memudahkan masyarakat. Revolusi industri ini menimbulkan pergeseran budaya dan ekonomi secara pesat dari industri perumahan, pertanian, serta kerja manual menjadi manufaktur berbasis pabrik. Kemudian keadaan pada masa ini memicu migrasi besar-besaran dari pedesaan ke perkotaan, dan memunculkan begitu banyak peluang baru dalam cara hidup dan pekerjaan secara drastis.

Setelah melewati industri pertama dan kedua yang telah menimbulkan perubahan sangat luar biasa, mulailah berkembang alat-alat baru seperti, elektronik,

(3)

teknologi, dan digital pada tahun 1950-an, pada era ini hal-hal yang dulu dilakukan secara analog beralih ke teknologi digital, semua terkait dengan otomatisasi dan jaringan, singkatnya era ini sudah mulai banyak menggunakan internet.

Kemudian semakin berkembangnya dunia dengan adanya teknologi yang semakin canggih, terwujudlah industri 4.0 yang mengakibatkan perubahan yang masif, cepat, dengan pola yang sulit ditebak dalam segala hal dan salah satunya didalam pendidikan. Pada era inilah teknologi informasi menjadi basis dalam kehidupan manusia termasuk dalam bidang pendidikan di Indonesia.Hal tersebut dipengaruhi dengan semakin berkembangnya internet dan teknologi digital yang selama ini menjadi tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Di era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas-aktivitas manusia, termasuk didalamnya terdapat bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, dibutuhkan pemimpin yaitu seorang yang mampu dan berani dalam membaca peluang apa saja yang akan tercipta terhadap segala perubahan yang terjadi akibat revolusi 4.0. Merespon hal tersebut, pemerintah Indonesia saat ini tengah melaksanakan langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam making Indonesia 4.0. Hal ini dilakukan untuk mempercepat terwujudnya visi nasional yang sudah ditetapkan untuk memanfaatkan peluang yang sangat besar pada era ini. Salah satu tujuan penyusunan making Indonesia 4.0 yaitu untuk menjadikan negara Indonesia termasuk dalam 10 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat pada tahun 2030. Ketika Indonesia telah merencanakan program yang baik, maka selanjutnya dibutuhkan ketegasan dan keberanian untuk mewujudkan dan menjalankan program-program tersebut.

Di era disrupsi ini, pendidik dan peserta didik harus siap menghadapi tantangan. Dunia pendidikan harus mampu membekali para peserta didik dengan keterampilan. Keterampilan yang dimaksud ialah keterampilan untuk berfikir secara kritis, dapat memecahkan masalah, kreatif, inovatif, berkomunikasi dan berkolaborasi. Selain itu keterampilan dalam mencari, mengelola dan menyampaikan informasi serta terampil menggunakan teknologi dan informasi. Jika peserta didik harus dibekali dengan keterampilan diatas, lantas bagaimana dengan pendidiknya? pendidik bisa disebut sebagai pemimpin terhadap peserta didiknya. Bagaimana mungkin kita menuntut para peserta didik agar mampu memiliki keterampilan jika guru atau pendidiknya saja belum memilikinya. Dengan demikian, peran guru dan dosen sangat kuat di era industri 4.0 ini, mau tidak mau guru dan dosen harus memiliki kompetensi yang akan dibekalkan kepada peserta didiknya. Disamping itu, guru dan dosen juga berperan sebagai panutan yang mendidik akhlak, karakter dan inspirasi. Inilah peran guru yang tidak akan dapat digantikan oleh teknologi.

Teknologi bertransformasi dengan dunia pendidikan. Berbicara tentang perkembangan dan pemanfaatan teknologi ibarat dua belah mata pisau yang

(4)

memberikan sisi positif dan sisi lain yang berdampak negatif. Oleh karena itu, pendidik harus dapat memilih dan mengembangkan potensi-potensi yang telah ada serta mampu menyikapi dengan bijak perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 khususnya di bidang pendidikan, sehingga melahirkan pendidik yang memiliki kreativitas tinggi, berkualitas, profesional dan berkarakter.

Dunia Kerja

Duni kerja disebut juga dengan dunia karir. Untuk menghadapi dunia karir seseorang harus mempersiapkan diri. Persiapan karir merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang sebelum menekuni karir dengan cara mengenali potensi dirinya dan lingkungannya, agar karir yang ditekuni sesuai dengan potensi dan keinginannya.

Menurut Stevani dan Yulhendri (2014) bahwa kesiapan dalam dunia kerja ialah keseluruhan kondisi dari individu yang menunjukkan keserasian antara kematangan fisik, mental, pengalaman dan adanya kemauan serta kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan yang sedang dihadapi atau yang akan dihadapi.Hal ini sejalan dengan pendapat A. Muri Yusuf (2002) bahwa penting bagi seseorang yang mencari kerja atau yang sudah bekerja untuk memahami berbagai jenis pekerjaan. Supaya mendapatkan dan menduduki pekerjaan yang cocok dengan dirinya. Demikian juga untuk memantapkan suatu pekerjaan yang telah diduduki, seseorang harus mampu memahami karakteristik setiap jenis pekerjaan dan memahami potensi dirinya.

Mahasiswa merupakan calon lulusan atau sarjana yang akan melanjutkan masa depannya ke jenjang selanjutnya yaitu dunia kerja. Pada tahapan ini, secara umum mahasiswa sudah mulai memikirkan suatu pekerjaan yang akan ia tekuni setelah lulus dari perguruan tinggi nanti. Oleh karena itu, Seorang mahasiswa yang akan menekuni karir harus mempersiapkan diri dan lingkungannya dengan memahami karakteristik setiap jenis pekerjaan, memahami potensi diri, kondisi fisik serta psikologis.

Persiapan karir seorang mahasiswa dimulai dari pemilihan jurusan yang tepat sesuai dengan potensi dan bakatnya serta cita-citanya kedepan. Diharapkan mahasiswa mampu menguasai seluruh kompetensi yang sesuai dengan bidang dan jurusannya, mampu mengembangkan suatu pengetahuan, dan mumpunyai wawasan serta pengetahuan yang luas supaya mahasiswa dapat bersaing dalam dunia kerja. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut agar dapat menguasai bidang akademik (hard skill), menguasai keahlian-keahlian yang terdapat pada dirinya (soft skill), seperti berkomunikasi dengan baik, sopan santun, mempunyai sikap kepemimpinan yang tinggi serta dapat bertanggung jawab atas dirinya dan orang lain.

Kesiapan kerja sangat perlu dimiliki oleh seorang mahasiswa, karena diharapkan sebelum lulus dari perguruan tinggi mahasiswa mempunyai kompetensi yang sesuai dengan bidang keahliannya yaitu mampu untuk mengembangkan

(5)

keterampilan serta pengetahuan yang ia miliki sebagai alat menghadapi persaingan dunia kerja yang semakin ketat. Dan diharapkan setelah mendapat pekerjaan memiliki kemampuan agar dapat mempertahankan pekerjaannya.

Seorang mahasiswa harus yakin dalam mempersiapkan dirinya menghadapi dunia kerja dan mampu untuk menghadapi setiap tantangan maupun kewajiban yang akan diberikan kepadanya. Menurut Pool dan Sewell seorang mahasiswa yang dapat dikatakan siap dalam menghadapi dunia kerja apabila didalam dirinya terdapat 4 aspek berikut: seperti mempunyai keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan beberapa tugas yang telah berkembang (career Management skills), ilmu pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya (knowledge), pemahaman terhadap pengetahuan yang telah dipelajarinya (presentation), serta atribut kepribadian yang mendorong seorang mahasiswa tersebut untuk memunculkan potensi yang terdapat pada dirinya (personal circumstance).

Kesiapan kerja pada seorang mahasiswa harus dimiliki supaya mempunyai keterampilan dan kecakapan yang dibutuhkan dalam dunia kerja, sehingga setelah lulus mahasiswa dapat bersaing di dunia kerja. Suatu hal yang mendukung kesiapan kerja ialah seperti, sikap, pengetahuan, serta keterampilan yang memungkinkan untuk mahasiswa pada semester akhir dengan semakin sadar, yakin akan peran dan tanggung jawabnya (Agusta, 2015). Ketika seorang mahsiswa dikatakan siap dan mampu menghadapi persaingan didunia kerja, mahasiswa tersebut akan diasumsikan telah mengerti tentang jenjang karir yang dinginkan dan yang akan dijalaninya.

Stevani dan Yulhendri (2014) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam kerja antara lain: faktor terdapat dalam diri(internal) yang meliputi: kecerdasan, keterampilan, minat, motivasi, kesehatan, kebutuhan psikologis, kepribadian, dan cita-cita. Faktor internal yang dimiliki mahasiswa tersebut akan memunculkan self-efficary yang sangat kuat didalam dirinya untuk menghadapi setiap pekerjaan yang diberikan padanya. Seperti yang telah disampaikan oleh Bandura (1997), self-eeficary merupakan sebuah kunci dari fungsi manusia yaitu tingkat motivasi, perasaan, dan tindakan sebagai keyakinan bahwa kemampuanlah yang diyakini benar. Sedangkan faktor dari luar diri (ekstrenal) ialah lingkungan keluarga,kesempatan memperoleh kemajuan, rekan sejawat dan penghasilan.

Career self-efficary merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi kemantapan seorang mahasiswa dalam mengambil keputusan suatu karir setelah lulus dari perguruan tinggi. Kemudian mahasiswa harus mempunyai sikap kemandirian dan keyakinan untuk berhasil membuat pilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Kemampuan yang digunakan untuk mengambil suatu keputusan serta memahami diri tentang apa yang menjadi tujuan hidupnya.Oleh karena itu,dalam hal ini pengambilan keputusan yang akan

(6)

menentukan seorang mahasiswa terhadap pekerjaan apa dan karir apa yang akan ia jalani.

Sebagai bagian dari masyarakat, dunia kerja memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan masyarakat termasuk dalam hal pendidikan, hubungan dunia kerja dengan pendidikan dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, dunia kerja sebagai konsumen pendidikan, maksudnya adalah dunia kerja mengambil out put atau hasil dari pendidikan berupa lulusan. Kedua, dunia kerja sebagai pengembang dan pelaksana penyelenggaraan sistem pendidikan.

Dalam kaitanya dengan pendidikan, dunia kerja membutuhkan sarjana-sarjana atau lulusan perguruan tinggi yang terfokus pada pendidikan untuk ikut berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia, namun yang menjadi permasalahan saat ini adalah gelar tidak menjamin kompetensi seseorang,sehingga para sarjana dituntut memiliki nilai tawar yang lebih dalam dirinya agar dapat bersaing di dunia kerja.

Realitas dan Tantangan Pendidikan Bahasa Arab

Pembelajaran bahasa Arab di negara non Arab tentu tak lepas dari betapa urgenya bahasa Arab itu sendiri, disadari atau tidak pendidikan bahasa Arab yang berkembang saat ini memiliki beberapa orientasi yang berbeda. Hal ini terjadi karena perbedaan tuntutan kebutuhan. Berdasarkan realitas yang terjadi, setidaknya terdapat empat orientasi yang kini menjadi alasan menjamurnya minat mempelajari bahasa Arab. Adapun orientasi-orientasi tersebut diantarnya adalah orientasi religius, orientasi akademis, orientasi pragmatis dan orientasi ekonomis.

Alasan mempelajari bahasa Arab sebagai sebuah perantara untuk memahami sumber agama Islam adalah bentuk dari orientasi religius, biasanya orientasi ini dapat berupa ketrampilan baca,tulis dan berbicara. Selain itu, munculnya banyak perguruan tinggi yang mulai membuka jurusan-jurusan berbasis bahasa Arab saat ini menunjukkan bahwa dalam pendidikan bahasa Arab juga terdapat orientasi akademis, yaitu sebuah orientasi yang menempatkan bahasa Arab sebagai sebuah objek kajian ilmu pengetahuan. Di sisi lain, kebutuhan mempelajari bahasa Arab untuk berkomunikasi juga tak lepas menjadi penyebab meningkatnya angka minat belajar bahasa Arab di kalangan masyarakat, hal seperti ini biasanya berorientasi pragmatis. Ada juga beberapa pihak yang berusaha memahami dan menggunakan bahasa Arab untuk kepentingan orientalisme, kapitalisme dan lainnya. Orientasi tersebut disebut sebagai orientasi ekonomis yang bentuk kegiatannya adalah dibukanya tempat kursus bahasa Arab di negara barat.

Melihat orientasi-orientasi yang telah dipaparkan tersebut, secara tidak langsung pendidikan Bahasa Arab sedang menghadapi tantangan yang cukup berarti, hal ini karena tingginya keinginan mempelajari bahasa Arab secara instan

(7)

sehingga banyak pendidik bahasa Arab yang mengajarkan bahasa Arab secara tidak utuh, dalam artian beberapa komponen penting bahasa Arab seperti Qowaid Nahwu dan Shorf harus rela ditinggalkan.

Tantangan menurut KBBI adalah hal atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah. Secara umum, tantangan pendidikan bahasa Arab dapat dibagi menjadi dua, yaitu tantangan dari segi internal dan tantangan dari segi eksternal.Tantangan dari segi internal datang dari eksistensi bahasa ArabFusha di negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Mesir, Iraq dan sebagainya yang ternyata masih kalah dengan eksistensi bahasa Arab‘Ammiyah. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi penggunaan bahasa Arab‘Ammiyah oleh masyarakat umum yang lebih tinggi jika dibanding penggunaan bahasa ArabFusha.

Dari permasalahan tersebut, kini munculah kecenderungan baru dikalangan anak muda, yaitu fenomena penggunaan al fushammiyah atau perpaduan ragam fusha dan ‘ammiyah. Hal ini menjadi tantangan yang cukup serius di dunia pendidikan bahasa Arab karena menyebabkan terjadinya pengeliminasian beberapa qoidah bahasa Arab, sehingga kaidah-kaidah bahasa Arab baku kurang diperhatikan, akibatnya pembelajaran qoidah menjadi tidak efektif padahal jika pembelajaran bahasa Arab diorientasikan untuk memahami sumber-sumber agama islam maka qoidah atau gramatika bahasa ArabFusha menjadi hal yang harus diprioritaskan.

Tantangan internal lain juga datang dari kurangnya penyebaran bahasa Arab, hal ini karena negara-negara Arab belum mengambil langkah untuk menyebar luaskan bahasa Arab. Jika kita bandingkan dengan bahasa Inggris maka terjadi perbedaan yang sangat signfikan, Bahasa Inggris menjadi sangat masyhur di seluruh dunia karena negara-negara pengguna bahasa Inggris telah berhasil menyebarluaskan bahasa Inggris melalui berbagai sarana prasaraana dan media yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Hal ini menyebabkan minat untuk mempelajari bahasa Arab tidak sebanyak bahasa Inggris, alasanya jelas karena bahasa Arab tidak seglobal bahasa Inggris dan peluang kerja orang-orang yang memiliki skill bagus di bahasa Inggris dirasa lebih besar daripada bahasa Arab.

Selain itu, tantangan pendidikan bahasa Arab juga dipengaruhioleh faktor eksternal. Pegaruh globalisasi nampaknya punya peran besar terhadap menyurutnya minat mempelajari bahasa Arab di kalangan generasi muda. Hal ini terjadi karena bahasa Arab masih di nomor sekiankan jika dibanding dengan bahasa Inggris, melalui globalisasi bahasa Inggris begitu cepat menyebar dan mendapat predikat bahasa Internasional, karena menjadi bahasa yang paling kompatibel dengan kemajuan tegnologi, dari sini para generasi milenial banyak yang mengaggap bahasa Inggris lebih penting dari bahasa Arab sehingga mereka lebih tertarik untuk belajar bahasa Inggris.

(8)

Sementara itu, tantangan eksternal lain juga nyata terjadi pada dunia pendidikan bahasa Arab di Indonesia yaitu kurangnya dukungan pemerintah terhadap urgensi bahasa Arab, hal ini dapat dilihat dari kurikulum bahasa Arab yang masih rancu antara menjadikan tujuan pembelajaran bahasa Arab untuk kemahiran berbahasa atau untuk menguasai ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan bahasa Arab. Perbedaan tujuan akan menyebabkan perbedaan metode dan strategi pembelajaran sehingga berdampak pada kompetensi lulusan dalam menguasai bahasa Arab.

Statemen bahwa belajar bahasa Arab itu sulit dan rumit nampaknya menjadi alasan penyumbang semakin minimnya motivasi dan semangat belajar bahasa Arab. Hal ini karena mahasiswa milenial cenderung memilih jalan instan dalam belajar bahasa Arab, akibatnya dapat dilihat dari menurunnya kualitas karya-karya berbahasa Arab seperti skripsi, karya tulis ilmiah dan lainnya. Bahkan tak jarang banyak yang merasa jenuh dan menganggap bahasa Arab bukan dunianya sehingga memutuskan untuk keluar dari medan perjuangan pendidikan bahasa Arab sebelum mereka berhasil menaklukan bahasa Arab.

Semua tantangan dan persoalan-persoalan bahasa Arab tidak mungkin diselesaikan secara personal, dibutuhkan kerja sama banyak pihak agar dapat menyelesaikan masalah ini. Pembenahan kurikulum pendidikan bahasa Arab di perguruan tinggi menjadi salah satu cara untuk keluar dari permasalahan ini, karena jika kurikulum pendidikan bahasa Arab di perguruan tinggi sesuai dengan orientasi akademis maka akan muncul sarjana-sarjana dengan kemampuan bahasa Arab yang baik.

Ketersediaan sumber daya manusia Prodi Pendidikan Bahasa Arab yang berkualitas diharapkan mampu membawa dampak positif bagi perkembangan bahasa Arab di Indonesia dimasa mendatang melalui karya dan inovasi mereka sesuai kompetensi yang mereka miliki.

Peluang dan Prospek Sarjana Pendidikan Bahasa Arab

Berbagai tantangan yang dihadapi oleh dunia pendidikan bahasa Arab secara tidak langsung juga memberikan peluang apabila mampu menaklukannya.Jika merujuk pada KBBI peluang adalah ruang gerak baik yang kongkret maupun yang abstrak, yang memungkinkan memberikan kemungkinan bagi suatu kegiatan untuk memanfaatkannya dalam usaha mencapai tujuan.

Peluang yang dimaksud disini adalah munculnya beberapa prospek studi masa depan yang mungkin dapat diraih oleh para penggiat pendidikan bahasa Arab.Pertama,peluang pengembangan bahasa Arab menjadi semakin terbuka, penguasaan bahasa Arab menjadi modal utama dalam menguasai, memahami dan

(9)

mengembangkan kajian keislaman. Dengan demikian, akan mempermudah dalam mendalami ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa Arab seperti Fiqih, tafsir dan hadits. Hal ini tentu sangat penting sekali melihat realitas sosial yang masih sering kita jumpai salah tafsir tehadap Al-Quran dan Hadits Nabi.

Kedua, pengembangan profesi keguruan, dalam hal ini menjadi tenaga pengajar bahasa Arab yang profesional. Sebab yang memiliki kompetensi dan kewenangan akademik dan profesional dalam mengajar di lembaga pembelajaran formal maupun non formal baik tingkat dasar, menengah dan lanjut adalah lulusan Pendidikan Bahasa Arab.

Ketiga, pengalaman belajar di dunia pendidikan juga membuka peluang para Sarjana Prodi Pendidikan Bahasa Arab untuk menjadi peneliti dan pengembang metodologi pembelajaran bahasa Arab, dengan begitu mereka dapat menjadi penulis aktif dengan karya-karya yang fokus pada penyusunan strategi pembelajaran bahasa Arab yang menarik, munculnya teknik pembelajaran baru yang sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga komunitas pendidikan bahasa Arab semakin tercerahkan.

Keempat, Selain penguasaan keterampilan bahasa Arab (Maharah al-Lugawiyah) lulusan prodi pendidikan bahasa Arab juga mempunyai peluang untuk menerjemah karya-karya berbahasa Arab baik tentangkeilmuan dan keislaman dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia dan/atau sebaliknya.

Kelima, Diakuinya bahasa Arab sebagai bahasa internasional pada tahun 1973 yang di pergunakan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) semakin memberi peluang bagi orang-orang yang menguasainya, kemampuan-kemampuan berbahasa Arab yang baik akan mengantarkan lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Arab untuk mengisi pos-pos Departemen Luar Negeri dalam bidang diplomasi dan politik diantaranya menjadi akses kerjasama dengan pihak luar negeri dalam berbagai kepentingan, baik kepentingan yang berhubungan dengan pemerintah seperti menjadi penerjemah lisan para duta negara yang menjalin kerja sama dengan negara-negara Arab.

Keenam, Sarjana Prodi Pendidikan Bahasa Arab juga harus jeli melihat perubahan zaman, era digitalisasi yang semakin mewabah membuat apapun harus bisa berpadu dengan teknologi, termasuk dalam pembelajaran bahasa Arab, disini para sarjana dituntut bersahabat dengan teknologi, mereka harus kreatif dan inovatif dalam memilih media pembelajaran serta mengembangkannya berbasis teknologi dan digital, supaya stigma masyarakat mengenai rumitnya bahasa Arab secara perlahan akan hilang. Disamping itu, pembelajaran melalui internet semakin diminati saat ini, melakuka online course juga memberikan peluang yang besar bagi alumnus Prodi Pendidikan Bahasa Arab.

(10)

Semua peluang dan prospek yang telah dipaparkan tersebut erat kaitanya dengan profil lulusan dan standar kompetensi lulusan yang telah dirumuskan oleh masing- masing instansi untuk menjawab tantangan Pendidikan Bahasa Arab.

Kontribusi Sarjana Pendidikan Bahasa Arab dalam Mewarnai Dunia Kerja di Era Revolusi Industri 4.0

Sebagai lulusan yang disiapkan untuk memiliki kemampuan bahasa Arab yang baik, para sarjana Prodi Pendidikan Bahasa Arab memiliki banyak peluang pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki, terlebih jika mereka memiliki modal yang kuat berupa penguasaan terhadap keempat maharah dalam bahasa Arab yaitu maharah istima’, maharah kalam, maharah qira’ah dan maharahkitabah.

Ittihad Mudarrisi Lugah Arabiyah (IMLA) Indonesia telah merumuskan profil lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Profil lulusan ini dibagi menjadi profil utama dan profil tambahan. Profil utama lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Arab adalah pendidik dan pengajar bidang studi bahasa Arab yang harus memiliki kompetensi profesional sebagai pendidik dan pengajar bahasa Arab pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, memiliki kompetensi keilmuan dalam bidang bahasa, sastra, dan budaya Arab dan memiliki kompetensi komunikatif dalam bahasa Arab tingkat lanjut. Adapun profil tambahan lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Arab adalah sebagai praktisi atau pelaku usaha berbasis keahlian bahasa Arab yang harus memiliki salah satu kompetensi tambahan pada bidang usaha jasa seperti menjadi penerjemah Arab-Indonesia dan sebaliknya, kaligrafi Arab, Bahasa Arab untuk Anak (Bauna), pengembang teknologi pembelajaran bahasa Arab, bahasa Arab untuk tujuan khusus (pariwisata, haji, media massa).

Revolusi Industri 4.0 menuntut seseorang agar dapat menjadikan tantangan menjadi peluang serta melakukan inovasi. Dengan bekal penguasaan empat maharah lugawiyah, keilmuan bahasa Arab, keilmuan pendidikan, teknologi dan informasi, Sarjana lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Arab telah berkonstribusi dalam mewarnai duni kerja pada era industri 4.0. Adapun konstribusi sarjana Prodi Pendidikan Bahasa Arab dalam dunia kerja sebagai berikut;

Pertama,Bidang Pendidikan. Pada dasarnya sarjana Prodi Pendidikan Bahasa Arab diarahkan untuk menjadi pendidik bahasa Arab. Meskipun generasi saat ini sudah banyak yang mulai memilih pekerjaan yang bersifat out of the box atau keluar dari jurusannya, namun menjadi pendidik dan pengajar bahasa Arab bagi mahasiswa dan sarjana Prodi Pendidikan Bahasa Arab tetap menjadi profesi yang cukup menjanjikan, profesi ini dapat dilakukan secara offline maupun online.

(11)

Kaitanya dengan lapangan pekerjaan offline dalam dunia pendidikan, mereka dapat menjadi guru bahasa Arab di sekolah formal baik jenjang pendidikan dasar, menengah maupun lanjut, atau menjadi tutor bahas Arab pada lembaga non formal baik berupa kursus bahasa Arab yang dikelola oleh lembaga tertentu atau milik sendiri.

Dunia online pun tak kalah menjadi lapangan pekerjaan yang menjanjikan, dengan bekal tambahan berupa kemahiran dalam bidang IT, seorang sarjana Pendidikan Bahasa Arab dapat mengembangkan pendidikan Bahasa Arab secara online yaitu membuka kursus bahasa Arab online, menjadi YouTubers atau content creator media online lain yang membawakan pembelajaran bahasa Arab menjadi lebih mudah. Selain itu, mereka juga dapat mengembangakan cara belajar bahasa Arab yang menyenangkan melalui aplikasi di hand phone maupun di laptop. Pemanfaatan media online menjadi salah satu pekerjaan yang meski tidak tetap namun penghasilannya jelas.

Lulusan prodi pendidikan bahasa Arab juga memberikan konstribusi sebagai pengembang dan penyusun bahan ajar agar materi yang disampaikan kepada peserta didik lebih terstruktur. Bahan ajar yang disusun bisa berupa modul atau buku pegangan bahasa Arab, LKS, maupun bacaan-bacan ringan berbahasa Arab. Seiring dengan perkembangan teknologi dan problem yang dihadapi dilapangan, sarjana prodi pendidikan bahasa Arab mampu memberikan solusi dengan menjadi pengembang media pembelajaran bahasa Arab berbasis teknologi, dimana pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan media sangat efektif.

Di samping itu, konstribusi sarjana prodi pendidikan bahasa Arab dalam bidang penelitian sudah mulai banyak ditemukan melalui hasil penelitian yang telah dibukukan atau diterbitkan dalam bentuk jurnal. Hal ini menunjukkan bahwa Revolusi Industri 4.0 membuka ruang lebih luas lagi kepada lulusan prodi pendidikan bahasa Arab dalam berkonstribusi di bidang pendidikan.

Selain itu, sarjana Prodi Pendidikan Bahasa Arab juga dapat menjadi penerjemah yang menerjemahakn karya-karya berbahasa Arab ke bahasa Indonesia baik dengan tujuan keilmuan atau keagamaan dan/atau sebaliknya.

Kedua, Bidang Politik. Bidang ini memberi wadah bagi para sarjana Pendidikan Bahasa Arab yang berkompeten untuk berkonstribusi dalam hubungan diplomatik Indonesia dan negara-negara timur tengah. Baik menjadi wakil pemerintah Indonesia di negara Timur Tengah sebagai Duta Besar ataupun delegasi kerjasama.Apalagi mengingat hubungan kerjasama Internasional antara Indonesia dan Timur Tengah yang akhir-akhir ini cenderung ditingkatkan, hal ini semakin membuka lebar peluang untuk bekerja di bidang ini.

(12)

Ketiga, Bidang Jurnalistik. Kemampuan berbahasa Arab akan menjadi nilai tambah bagi seorang jurnalistik. Untuk menyampaikan realita dan berita tentang timur tengah, maka sangat dibutuhkan penguasaan bahasa yang mereka gunakan yaitu bahasa Arab. Pekerjaan yang sesuai untuk lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Arab dalam bidang jurnalistik adalah menjadi reporter atau ikut tergabung dalam tim jurnalis televisi, menjadi wartawan, serta menjadi penulis di media massa, baik di dalam ataupun di luar negeri.

Keempat, Bidang Pariwisata. peluang kerja yang ditawarkan kepada sarjana Pendidikan bahasa Arab dan mendapat respon dari beberapa perguruan tinggi dengan menjadikannya sebagai profil lulusan tambahan adalah menjadi pemandu wisata atau tour guidebagi turis-turis Timur Tengah yang mengunjungi Indonesia ataupun sebaliknya, yaitu mendampingi turis-turis dari Indonesia yang berkunjung ke Timur Tengah, menjadi pendamping jamaah haji dan umroh.

Kelima, Bidang Ekonomi. Era Revolusi Industri 4.0 membuka peluang kepada siapa saja dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Begitu pula dengan sarjana Pendidikan Bahasa Arab, mereka turut andil menjadi entrepreneur atau wirausahawan baik yang berbasis online maupun offline, pengelola travel haji dan umroh didominasi oleh orang-orang yang memiliki penguasaan bahasa Arab yang baik, sarjana Prodi Pendidikan Bahasa Arab menjadi bagian dari mereka.

Dengan demikian,Era disrupsi 4.0 tidak menjadi penghambat sarjana Pendidikan Bahasa Arab dalam menekuni karir.Bekal keilmuan, kompetensi bahasa Arab,kemampuan teknologi dan informasi serta soft skill yang telah didapatkan di bangku perkuliahan memberikan peluang yang lebar kepada lulusan Pendidikan Bahasa Arab dalam memilih karir yang ditekuni sesuai dengan perkembangan zaman.

Kesimpulan

Perkembangan revolusi industri 4.0 menuntut setiap orang terlebih mahasiswa untuk siap menghadapai persaingan dunia kerja. Adapun kesiapan tersebut dapat dilihat dari beberapa hal yaitu; memiliki ketrampilan yang dibutuhkan untuk melakukan beberapa tugas yang telah berkembang, mempunyai ilmu pengetahuan yang sesuai bidangnya, memiliki pemahaman terhadap pengetahuan yang telah dipelajari dan memiliki atribut kepribadian yang mendorong orang tersebut untuk memunculkan potensi dalam dirinya.

Selain itu, era ini secara tidak langsung juga memberikan tantangan dalam segala sektor kehidupan, tak terkecuali pada Bidang Pendidikan Bahasa Arab. Tantangan tersebut berupa tantangan internal yaitu eksistensi bahasa Arab fusha yang mulai bergeser ke bahasa Arab ‘Ammiyah dan kurangnya perhatian negara

(13)

Arab dalam penyebaran bahasa Arab. Tantangan eksternal disebabkan oleh perkembangan globalisasi yang semakin pesat, yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa yang paling penting di dunia.

Prospek yang ditawarkan kepada sarjana Pendidikan Bahasa Arab yaitu pengembangan bahasa Arab dalam bidang keilmuan dan keislaman, pengembangan profesi guru, peneliti dan pengembang metodologi pembelajaran bahasa Arab, penerjemah karya-karya bahasa Arab atau sebaliknya, peluang di bidang diplomatik dan politik serta pengembang pembelaran bahasa Arab berbasis teknologi dan digital.

Konstribusi sarjana Pendidikan Bahasa Arab dalam mewarnai dunia kerja di era Revolusi 4.0 dapat dipetakan dalam bidang pendidikan dengan menjadi pendidik bahasa Arab tingkat dasar, menengah dan lanjut, pengelola kursus bahasa Arab online, menjadi Content Creator, pengembang bahan ajar, media dan metodologi pembelajaran bahasa Arab, peneliti dan penerjemah. Bidang politik yaitu menjadi delegasi diplomatik dan politik Indonesia serta menjadi penerjemah langsung. Bidang Jurnalistik yaitu menjadi reporter, wartawan dan penulis di media massa.Bidang Pariwisata adalah menjadi pemandu wisata dan pemandu haji dan umroh. Adapun Bidang Ekonomi adalah menjadi wirausahawan dan pengelola biro travel haji dan umroh.

DAFTAR RUJUKAN

Fuad, Ihsan. 2008. Dasar-Dasar Kependidikanan. Jakarta: Rineka Cipta Muna, Wa.2011. Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Teras IMLA. 2019. Standar Kurikulum Prodi Bahasa dan Sastra Arab dan Prodi

Pendidikan Bahasa Arab Jenjang S1. Bandung: Universitas Padjajaran

Risdianto, Eko. 2019. Kepemimpinan dalam Dunia Pendidikan di Indonesia diEra Revolusi Industri 4.0. Universitas Bengkulu

Safitri, Astrid.2019.Revolusi Industri 4.0, Yogyakarta: Penerbit Genesis

Sari, Lidia Herlin Permata.2017.Persiapan Siswa dalam Memasuki Dunia dan Ipmlikasinya terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling Kerja. FIP UNIP , Vol 2.Maret

Wahab, Muhbib Abdul. 2008. Epistemologi dan Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab,Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Syarif

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem dan Pengaruh Pemakai Sebagai

Maka dengan terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi yang amarnya menyatakan bahwa anak di luar perkawinan mempunyai perdata dengan ibu dan keluarga ibunya serta dengan

(A) ratio of recalcitrant organic fraction to labile organic fraction, (B) biomass ratio of fungi to bacteria, (C) biomass ratio of fungi enegy channel to bacterial energy

Ketidaksejahteraan rumah tangga petani di Kabupaten Malaka juga dapat dilihat dengan membandingkan nilai NTPRP terhadap total konsumsi dan total biaya

Zuhud dalam Muhammadiyah berpedoman pada Al-Qur„an dan al- Hadis, zuhud sudah menjadi perilaku AR Fakhruddin sebagai tokoh Muhammadiyah seperti berkerja keras,

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan "Metode eksperimen" yang bertujuan untuk memperoleh data apakah model pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan

[r]

Kreativitas (berfikir kreatif atau berfikir divergen) merupakan kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia untuk menemukan banyak kemugkinan jawaban terhadap