• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini gaya hidup sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Seperti dilansir pada klik.dokter.com, penggunaan perangkat audio visual juga semakin meningkat dan menjadi tuntutan gaya hidup merupakan salah satu dari dampak kemajuan teknologi tersebut. Earphone merupakan salah satu dari kemajuan teknologi audio dan merupakan alat yang paling sering digunakan untuk mendengarkan musik dari telepon genggam.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2015) memaparkan bahwa pengguna earphone terbanyak didominasi oleh remaja, yakni separuh dari jumlah populasi usia 12-35 tahun yang tinggal di daerah perkotaan. Menurut Deny Buldany seorang psikolog, mendengarkan musik bagi kaum remaja akhir (17-21) secara psikologis sangat dipengaruhi dari lingkungan keluarga, teman, dan sekolahnya adapun mendengarkan musik sebagai salah satu hal yang bisa menenangkan jiwa.

WHO menjelaskan bahwa seiring dengan meningkatnya penggunaan personal audio device untuk mendengarkan musik dan pola pengaturan volume yang beresiko, timbul dampak yang mengancam pendengaran berupa hilangnya kemampuan pendengaran. Klikdokter.com memaparkan bahwa kebiasaan mendengarkan musik dengan earphone dalam waktu lama dapat menyebabkan gangguan pendengaran bahkan ketulian permanen. Menurut Dr. Andrina Yunita Murni Rambe, penyakit akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama bernama Gangguan Pendengaran Akibat Bising (GPAB).

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa kasus seperti dilansir oleh JPPN bahwa di Surabaya sudah ditemukan kasus GPAB, adapun penjelasan menurut Dr.Nyilo Purnami SpTHT KL, bahwa kebiasaan tidur dengan earphone atau diluar batas normal ini memicu penurunan kemampuan mendengar secara bertahap. Perlu dipahami, kerusakan fungsi pendengaran akibat suara bising dari

(2)

2

mendengarkan musik melalui earphone tidak ada obatnya dan jika didiamkan dalam jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan tuli permanen.

Adapun WHO sudah mengkampanyekan GPAB melalui kampanye “makes listening safe” secara global mengenai resiko suara bising bagi pendengaran, sementara di Indonesia belum ada kampanye serupa khususnya membahas mengenai dampak penggunaan earphone pada remaja. Sementara hasil survey yang dilakukan oleh penulis mengungkapkan bahwa remaja akhir di daerah perkotaan Bandung prevalensi gangguan pendengaran akibat bising pada remaja akhir adalah 61% mendegarkan musik dengan earphone melalui ponsel dalam jangka waktu 2-4 jam dalam sehari. Sementara menurut data terbaru WHO, Dimana seharusnya normal untuk mendengarkan suara dengan volume rata-rata 95db yang jika dihitung paparan jam perhari yakni maksimal 47 menit saja,. Selanjutnya rata-rata mereka tidak mengetahui penyakit GPAB akibat yang ditimbulkan dari memakai earphone adalah sekitar 80%. Hal ini disebabkan tidak ada informasi yang tersedia sehingga kesadaran akan bahaya menggunakan earphone terlalu lama masih minim.

Dari paparan fenomena, isu dan peristiwa yang dibahas sebelumnya, serta melihat kurangnya informasi mengenai dampak mendengarkan musik dengan menggunakan earphone pada remaja di Bandung, maka dari itu penulis akan mengangkat permasalahan penggunaan earphone pada remaja untuk dijadikan kampanye.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diuraikan beberapa poin rumusan masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Earphone merupakan kemajuan teknologi audio dan alat yang sering digunakan untuk mendengarkan musik dari telepon genggam.

2. Pengguna earphone terbanyak didominasi oleh remaja.

3. Mendengarkan musik dengan volume tinggi yang beresiko, dapat mengancam pendengaran.

(3)

3

5. Remaja akhir di daerah perkotaan Bandung tidak mengetahui dampak dari penggunaan earphone karena informasi tersedia masih minim.

6. Kurangnya pengetahuan mengenai dampak yang ditimbulkan jika mendengarkan musik menggunakan earphone dalam jangka waktu yang lama. 1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengkampanyekan menggunakan earphone yang aman dikalangan remaja akhir usia 17-21 tahun di kota Bandung?

2. Bagaimana strategi media yang tepat dan efektif untuk kampanye cara yang aman mendengarkan musik melalui earphone untuk GPAB (mencegah penyakit gangguan pendengaran akibat bising) ?

1.4. Ruang Lingkup

Penulis menetapkan beberapa batasan masalah sebagai berikut: 1. Apa

Penyakit GPAB yang di sebabkan penggunaan earphone dikalang remaja. 2. Siapa

Segmen dari media kampanye ini yaitu kalangan remaja akhir yang berusia17-21 Tahun yang dilihat dari segi demografis, psikografis, dan perilaku konsumen yang tinggal daerah perkotaan khususnya kota Bandung.

3. Mengapa

Intensitas waktu mendengarkan musik melalui earphone tidak sesuai dengan standar WHO .

4. Dimana

Kampanye ini akan diterapkan di kota Bandung. 5. Bagaimana

Melalui kampanye cara yang baik mendengarkan musik melalui earphone dengan media aplikasi mobile.

(4)

4 1.5. Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui kampanye menggunakan earphone yang aman dikalangan remaja akhir usia 17-21 tahun di kota Bandung

2. Untuk mengetahui strategi media yang tepat dan efektif untuk kampanye cara yang aman mendengarkan musik melalui earphone untuk mencegah penyakit GPAB (gangguan pendengaran akibat bising)

1.6. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode Kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda. Tetapi dalam penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulan data (bukan metodenya), sepertinya penggunaan triangulasi dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif misalnya, teknik pengumpulan data yang utama adalah kuisioner, data yang diperoleh adalah data kuantitatif. Selanjutnya untuk memperkuat dan mengecek validitas data hasil kuisioner tersebut, maka dapat dilengkapi dengan observasi atau wawancara kepada responden yang telah memberikan angket tersebut. (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, 2014:27).

1.6.1. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Studi Literatur

Metode berikut merupakan metode yang menggunakan teori-teori pada buku-buku yang mendukung penelitian atau referensi dan situs internet yang berkaitan dan berhubungan langsung dengan masalah yang diangkat sebagai bagian laporan tugas akhir. Dengan cara mempelajari berbagai sumber dari buku-buku ilmiah kesehatan makanan yang berkaitan dengan GPAB, perilaku konsumen, dan beberapa jurnal penelitian sejenis sebagai data primer yang digunakan. Serta pengamatan fenomena yang terjadi dengan menjadikan situs internet dan artikel majalah sebagai data sekunder.

(5)

5 2. Kuisioner (angket)

Kuisioner dalam penelitian ini mengambil sample yang disebarkan kepada target sasaran mengenai permasalah yang terjadi di masyarakat yaitu GPAB Berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup/terbuka. Dan diantar langsung oleh peneliti. Sehingga didapat beberapa data pendukung untuk nantinya akan ditemukan solusi yang tepat.

3. Wawancara Mendalam dengan Ahli dan Target Sasaran

Wawancara dalam penelitian ini mengutip pendapat para ahli dan wawancara target sasaran mengenai permasalahan yang terjadi di masyarakat yaitu GPAB untuk memahami persepsi, perasaan, dan pengetahuan masyarakat. Sehingga, didapat beberapa data pendukung untuk nantinya akan ditemukan solusi yang tepat.

1.7 Kerangka Berpikir

Latar Belakang

Kebiasaan mendengarkan musik dengan earphone pada Remaja akhir (17-21 tahun)

Teori Yang Digunakan: 1. Teori Kesehatan 2. Teori Psikologi 3. Teori Manajemen

Kampanye

Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengkampanyekan menggunakan earphone yang aman

dikalangan remaja akhir usia 17-21 tahun di kota Bandung?

2. Bagaimana strategi media yang tepat dan efektif untuk kampanye cara yang aman mendengarkan musik melalui earphone untuk mencegah penyakit gangguan pendengaran akibat bising GPAB?

Metode Penelitian: Kuantitatif.(kuisioner)

Kualitatif. (studi literatur, wawancara, analisis)

Perancangan strategi media Kampanye menggunakan earphone yang aman untuk mencegah penyakit GPAB di kota Bandung

(6)

6 1.8 Pembabakan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu Latar Belakang, Masalah Perancangan, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Perancangan, Manfaat Perancangan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II DASAR PEMIKIRAN

Bab ini menjelaskan dasar pemikiran dari teori-teori yang relevan untuk digunakan sebagai pijakan untuk merancang kampanye cara penggunaan earphone yang aman.

BAB III DATA DAN ANALISIS DATA

Menguraikan data-data yang telah didapatkan dari hasil wawancara dan kuisioner serta menjelaskan hasil analisis dari data yang telah didapatkan dan dengan menggunakan teori yang telah dijabarkan pada Bab II untuk strategi perancangan.

BAB IV KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN

Bab ini berisikan konsep pesan dari kampanye (ide besar), konsep kreatif (pendekatan), konsep media, konsep visual dan hasil perancangan, mulai dari sketsa hingga penerapan visual pada media.

BAB V PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari

61 Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa dilema yang Jepang alami pada saat pengambilan keputusan untuk berkomitmen pada Protokol Kyoto adalah karena

2011 sangat memberi peluang optimalisasi diplomasi Indonesia dalam berperan memecahkan berbagai masalah yang ada baik di dalam negeri maupun di dalam kawasan

Hasil uji Signifikansi Parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel Market Value Added (MVA) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Pendapatan Saham,

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya