• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELAKSASI BENSON DAPAT MENURUNKAN NYERI SENDI PADA LANSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RELAKSASI BENSON DAPAT MENURUNKAN NYERI SENDI PADA LANSIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RELAKSASI BENSON DAPAT MENURUNKAN NYERI SENDI PADA LANSIA

Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRACT

Background :Musculoskeletal system sometimes is probblems with increasing age and disorders that often occur in the elderly among others : stiffnes of joints, osteoporosis, gout, decreased join flexibility, reumatoid arthritis. Several ways to reduce the pain caused musculoskeletal system among others : anticippant guided, relaxation, warm compresses, guided imagery, distraction, massage. Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta of 113 elderly who mostly complain of joint pain, most elderly people using drugs and some are just left.

Objective: The purpose of this study is to know the benson relaxation techniques for the decrease of joint pain in the elderly in the Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta.

Methods : Method of Quasi experiment research design using the design of non-equivalen control group. Study sample were 22 elderly. Were taken by purposive sampling. Analysis of the data using wilcoxon. The result of the study showed Pval : 0.008 ; α < 0.05, meansthe benson relaxation techniqueseffectively to decrease of joint pain in the elderly.

Conclusion : The conclusion of the study is benson relaxation techniques effectively to decrease joint pain in the elderly in the Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta.

Key words : joint pain, benson relaxation techniques, elderly.

(2)

A. Latar Belakang

Jumlah lanjut usia sedunia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa ( 1 dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025,lanjut usia mencapai 1,2 milyar. Di negara-negara maju pertambahan penduduk lanjut usia telah diantisipasi sejak awal abad ke-20.Pada tahun 2005-2010, jumlah lanjut usia sama dengan jumlah balita, sekitar 19,3 juta jiwa (sekitar 9%) dari jumlah penduduk. Bahkan pada tahun 2020-2025, Indonesia akan menduduki peringkat negara dengan struktur dan jumlah usia lanjut setelah RRC, India, dan Amerika Serikat, dengan umur harapan hidup di atas 70 tahun (Nugroho, 2008).

Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia yaitu meningkatnya usia harapan hidup (UHH).Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Depkes diharapkan UHH meningkat dari 66,2 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,6 tahun pada tahun 2009. Dengan meningkatnya UHH,populasi penduduk lanjut usia juga akan mengalami peningkatan yang bermakna. Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia, sebesar 24 juta jiwa atau 9,77 % dari total jumlah penduduk. Umur Harapan Hidup manusia Indonesia semakin meningkat. Umur Harapan Hidup meningkat menjadi sebesar 73,27 tahun untuk DIY sesuai hasil Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2011 (Depkes, 2012).

Menurut Surini dan Utomo (2003), usia lanjut bukan penyakit, namun tahap lanjut dari proses kehidupan yang akan dijalani semua individu, yang ditandai penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan lansia (Maryam, et al., 2008).

(3)

lambat, dan kelainan fungsi organ vital. Sedangkan kemunduran psikis di tandai dengan sensitifitas emosional, menurunnya gairah, kurang minat terhadap penampilan, meningkatnya minat terhadap material, dan minat rekreasi (Mubarak, 2010). Seiring proses menua mengakibatkan penurunan pada sistem persarafan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, pengaturan suhu tubuh, pernafasan, pencernaan, reproduksi, genitourinaria, endokrin, integumen, dan muskuloskeletal pada lansia sering mengalami nyeri (Nugroho, 2008).

Nyeri bukan masalah dari penuaan tapi sering menjadi masalah bagi lansia, lansia di komunitas 50% pernah mengalami masalah nyeri (Herr, 2002). Terdapat 70% lansia di panti jompo memilikki nyeri persisten yang tidak tertangani (American Geriatri Society, 2002).

Salah satu nyeri yang di alami lansia adalah nyeri artritis. Nyeri artritis terjadi pada lebih dari setengah jumlah seluruh lansia dengan osteoatritis yang menyebabkan lebih banyak nyeri kronis daripada kondisi yang lain. Jenis nyeri yang sering sering terjadi pada lansia adalah sakit kepala, nyeri punggung bagian bawah, nyeri tajam dan menusuk, nyeri neuropatik terbakar (Stanley, 2006).Nyeri sendi adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan sendi-sendi tulang yang banyak dijumpai pada lansia yang gemuk. Hampir 8% orang-orang yang berusia lebih dari 50 tahun keatas mempunyai keluhan pada sendi-sendinya, misalnya: linu-linu, pegal,dan kadang-kadang terasa nyeri. Biasanya yang terkena adalah pada persendian jari-jari, tulang punggung, sendi-sendi penahan berat tubuh (lutut dan panggul) (Azizah, 2011).

Nyeri akut pada persendian disebabkan oleh gout pirai (Azizah, 2011). Permasalahan sendi yang lain yang mungkin timbul pada lansia antara lain: osteoporosis, kifosis, persendian membesar dan menjadi kaku, kram, tremor, tendon mengerut, sklerosis, rematik, gout, dan kekakuan pada persendian(Maryam,et al., 2008).

(4)

gangguan tidur dan depresi (Stanley,2006). Karena kenyamanan mempengaruhi fungsi mental dan fisik individu, maka dilakukan pendekatan holistik. Pendekatan kesehatan holistik yang umum mencakup pendidikan kesejahteraan, latihan fisik yang teratur, dan manajemen interpersonal. Saat mengalami nyeri terdapat tindakan farmakologi dan non farmakologi. Tindakan farmakologi seperti analgesik, asetaminofen mempunyai efek samping misalnya : kecanduan obat dan hepapotoksik. Sedangkan tindakan non farmakologi seperti sentuhan terapeutik, akupresur, imajinasi terbimbing, distraksi, biofeedback, hipnosis diri, stimulus kutaenus (kompres), dan relaksasi tidak mempunyai efek samping (Perry & Potter, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian Purwanto (2009), tekhink relaksasi benson untuk mengurangi gangguan insomnia, mengurangi kecemasan atau untuk membuat tubuh istirahat sejenak. Hasil penelitian Peter Pressman (Benson, 2000) menunjukkan tiga puluh wanita lanjut usia yang sembuh dari koreksi bedah pada tulang punggung yang patah, diteliti untuk menemukan hubungan antara keyakinan religius mereka dengan kesehatan medis dan psikiatrik. Pasien dengan keimanan yang kuat mampu untuk berjalan lebih jauh secara bermakna dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami depresi. Pada penelitian Gunawan (2013), tekhnik relaksasi benson menunjukkan pengurangan nyeri sendi.

Tekhnik relaksasi benson adalah relaksasi ini merupakan gabungan antara relaksasi dengan keyakinan agama yang dianut. Respon relaksasi yang melibatkan keyakinan yang dianut mempercepat keadaan menjadi relaks (kombinasi respon relaksasi dengan keyakinan) (Benson, 2000, dalam Purwanto, 2009). Teknik relaksasi benson tersebut akan mempengaruhi sistem saraf simpatis dan para simpatis sehingga menyebabkan otot-otot menjadi rileks dan nyeri akan berkurang.

(5)

Sosial Tresna Werdha Abiyoso. Berdasarkan hasil uraian diatas mendorong peneliti untuk mengetahui Tekhnik Relaksasi Benson terdadap Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta.

B. Metode

Desain penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi eksperimen). Populasi pada penelitian ini adalah lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso yaitu sejumlah 113 lansia. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode purposive sampling adalah suatu metode penentuan sampel yang dengan pertimbangan tertentu yang dilakukan dengan memilih sampel yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel dapat mewakili karakteristik populasi (Dharma, 2011), dengan kriteria inklusi : lansia yang mengalami nyeri sendi skala sedang, lansia yang berusia 60-74 tahun, lansia yang nyerinya disebabkan karena proses penuaan, lansia yang mengalami kecemasan ringan dan sedang, tidak memiliki penyakit kronis (stroke, DM). Kriteria ekslusi : lansia yang menggunakan obat analgesik, lansia yang mengalami penurunan fungsi pendengaran dan penglihatan, lansia yang mengalami imobilitas (fraktur), pembengkakan karena gout dan penyakit lainnya yang mengganggu hasil penelitian. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 11 responden.

Insrtumen yang dipakai untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : lembar observasi yang berisi daftar demografi, lembar observasi yang berisi skala penilaian nyeri NRS digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata, klien menilai menggunakan skala 0-10, lembar kuesioner kecemasan, kantong buli-buli yang berisi air bersuhu 40oC dan termometer air yang digunakan untuk mengukur suhu air.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(6)

Tabel 1Skala Nyeri Responden pada Kelompok Teknik Relaksasi Benson di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta

Nyeri

Pengukuran N Minimum Maksimum Mean Std.

Deviasi

Sebelum 11 4 6 4,8182 0,87386

Sesudah 11 3 6 3,9091 0,94388

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skala nyeri pada kelompok sebelum dilakukan teknik relaksasi benson skala nyeri minimum 4, nilai maksimum 6, dengan rata-rata skala nyeri 4,8182 ± 0,87386. Sedangkan setelah dilakukan teknik relaksasi benson skala nyeri minimum 3, nilai maksimum 6, dengan rata-rata skala nyeri 3,9091 ± 0,94388. Berarti ada penurunan rata-rata skala nyeri 0,9091 setelah dilakukan teknik relaksasi benson.

b. Hasil Analisa Perbedaan efektifitas Kompres Hangat Dengan Teknik Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia

Tabel 2 Uji Beda Rata-Rata Pretest – Post-test Kelompok Teknik Relaksasi Benson di Panti Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta

Variabel N Mean Rank Sum Rank Pval

Skala nyeri 11 4.50 36.00 0.008

Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukan teknik relaksasi benson efektif terhadap penurunan nyeri sendi dengan hasil statistik yang signifikan p = 0.008 ; α = 0.05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi benson.

D. Pembahasan

(7)

dilakukan teknik relaksasi benson. Pada kelompok teknik relaksasi benson mengalami penurunan skala nyeri dikarenakan teknik relaksasi benson tersebut akan mempengaruhi sistem saraf simpatis dan para simpatis sehingga menyebabkan otot-otot menjadi rileks dan nyeri akan berkurang (Benson, 2000, dalam Purwanto, 2009).

Relaksasi benson yaitu relaksasi yang melibatkan keyakinan yang di anut mempercepat keadaan menjadi relaks (kombinasi respon relaksasi dengan keyakinan) akan melipat gandakan manfaat yang didapat dari respon relaksasi. Salah satu manfaat teknik relaksasi benson adalah mengurangi rasa nyeri (Benson, 2000).

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti mempunyai keterbatasan sebagai berikut :

1. Pada saat teknik relaksasi benson ada responden yang mengajak berbincang-bincang sehingga responden tidak fokus dalam melaksanakan teknik relaksasi.

F. Penutup 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa: a. Penurunan skala nyeri sebelum dilakukan teknik relaksasi benson

4.8182 dan sesudah dilakukan teknik relaksasi benson 3.909 sehingga terjadi penurunan 0.9091.

2. Saran

1) Bagi Lansia

Lansia dapat menggunakan relaksasi benson saat nyeri dan dilakukan sehari sekali selama 20 menit untuk mengurangi nyeri sendi.

2) Profesi Keperawatan

(8)

3) Bagi Panti Tresna Werdha Abiyoso

Dapat melakukan intervensi dan memberikan informasi pada program pelayanan kesehatan dalam penatalaksanaan nyeri sendi dengan teknik relaksasi benson

4) Bagi peneliti lain

Peneliti menyarankan jika ingin mengambil penelitian tentang teknik relaksasi benson diharapkan :

a. Menyesuaikan jumlah alat dengan jumlah responden. b. Menyesuaikan derajat sesuai responden.

c. Menanyakan kesiapan responden dan penjelasan agar lebih fokus dalam melakukan teknik relaksasi benson.

d. Menggunakan desain penelitian yang berbeda yaitu menggunakan true experiment.

Daftar Pustaka

Aini, T.S. 2010. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubanan Tingkat Nyeri Pasien Rematik Di Kelurahan Koto Pajang Ikur Wilayah Kerja Pukesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang 2010. http://FakultasKeperawatan Universitas Andalas Padang.com

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian. Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Azizah, Lilik Ma’rifatul.2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Benson, Herbert. 2006. Trancesolutionstde relaxation response.www.trancesolutions.com

Dinkes. 2012. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

(9)

Fanada, M. 2012. Pengaruh Kompres Hangat Dalam Menurunkan Skala Nyeri Pada Lansia Yang Mengalami Nyeri Rematik Di Panti Sosial Tresna

Werdha Teratai Palembang 2010. Tersedia dalam :

http://www.banyuasinkab.go.id/tampung/dokumen-15-50.pdf.

Gunawan, Indra. 2013. Pengaruh Teknik Relaksasi Benson terhadap Pengurangan Nyeri Sendi pada Lansia di Dusun Banaran. SKRIPSI. Tidak dipublikasikan.

Hayati, Fitria Nur. 2013. Efektifitas Range Of Motion Dan Kompres Hangat Terhadap Pemulihan Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Dengan Anestesi Umum. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Hidayat.AAA. 2006. Pengantar kebutuhan manusia:Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.

Imron, T. A, Munif, Amrul. 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto

Johnson, J. Y, Temple, Jean. 2010. Buku Saku Prosedur Klinis Keperawatan. Jakarta: EGC

Kozier, B., Bermend, A., Syender, SJ. 2010. Kozier & Erb’s Fundamental ofNursing Concepts Proceces and Practice. Edisi 8USA: Pearson Education.

Maras. L, Meridean. 2011. Asuhan Keperawatan Geriatri. Jakarta. EGC

Maryam, S., Ekasari, M., Rosidawati, Jubaedi, A., & Batubara. 2008. MengenalUsia Lanjut dan perawatanya. Jakarta: Salemba Medika. Mubarok,W.I, Cahyatin,N,,Santoso ,B.A(2009). Ilmu Keperawatan Komunitas.

Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.

Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan (edisi revisi). Jakarta. Rineka Cipta.

Nugroho,H.Wahjudi.2008.Keperawatan Gerontik Geriatri. Jakarta: EGC.

(10)

Perry, Potter. 2009. Fundamental of Nursing. Jakarta: Salemba Medika.

Prasetyo, Nian Sigit.2010.Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pudjiastuti., Utomo. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC.

Purwanto, Setyo. 2009. Relaksasi Dzikir Pengaplikasian dari Benson.http://Fakultas Psikologi Muhammadiyah Surakarta.

Riwidikdo, Handoko. 2008. Fisika Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Smelter, Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suratun. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.

Gambar

Tabel 1Skala Nyeri Responden pada Kelompok Teknik Relaksasi

Referensi

Dokumen terkait

Terima kasih kepada Tuhan Yesus, atas berkat dan limpahan kasihNYa sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik sehingga terbentuklah

Kesimpulan dari penelitian adalah aplikasi sistem basis data help desk support ticketing system berbasis web dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari proses bisnis

Kemarin BPS mengumumkan data neraca perdagangan Indonesia bulan Februari yang kembali surplus sebesar USD 1,14 miliar, yang merupakan surplus tertinggi selama

Kedua, keinginan untuk berhasi secara keuangan, yaitu individu yang yakin bahwa mereka tidak pernah akan kaya dengan bekerja bagi orang lainb. Bagi mereka pengusaha

Isolasi bakteri nitrifikasi dengan metode enrichment culture dilakukan dengan cara sebanyak 1 gram sampel tanah yang telah diperoleh diinokulasikan ke dalam

Tentu saja kondisi ini tidak akan terjadi, kalau seandainya dalam proses pemberian IUP yang dilakukan oleh pemerintah sudah memenuhi kaidah tata kelola pertambangan yang

Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar matematika yang didapat dari proses pembelajaran menggunakan model Discovery Learning pada siswa

Hasil dari observasi yang telah dilakukan pada tindakan kelas siklus I, ditemukan bahwa kreativitas belajar siswa mencapai 66,8% dan dalam pelaksanaan pembelajaran strategi team