• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LINDA RAHMAWATI BIOLOGI'16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LINDA RAHMAWATI BIOLOGI'16"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembelajaran Biologi

Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata “bios” yang berarti kehidupan dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi biologi adalah cabang ilmu

pengetahuan yang mempelajari prihal kehidupan.serta proses kehidupan. Menurut Dwidjoseputro (1973), biologi sebagai ilmu pengetahuan merupakan suatu disiplin tersendiri yang pendekatannya menggunakan suatu metode, yaitu metode ilmiah. Untuk itu, pada pelaksanaan pembelajaran biologi siswa diarahkan untuk melakuakan kegiatan eksperimen dan observasi. Biologi pada dasarnya memiliki karakteristik keilmuan yang spesifik dan berbeda dengan lainnya sehingga dalam mempelajari biologi tidak hanya mengajarkan materi atau hafalan biologi saja kepada siswa, namun siswa harus diajak mempelajari biologi menutut cara berpikirnya.

(2)

mengembangkan keberbagai aspek pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotor ).

2.2. Aktivitas Belajar

2.2.1.Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran merupakan faktor penunjang keberhasilan dalam belajar. Menurut Djamarah (2008), aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan. Jadi kegiatan yang dilakukan baik fisik maupun non-fisik yang dilakukan merupakan suatu aktivitas. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Menurut Anurrahman (2010), belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian belajar merupakan aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian.

(3)

berpikir kritis dan kreatif, kemampuan terseput perlu dilatihkan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai tanpa diimbangi dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar siswa dapat dilihat ketika mayoritas siswa beraktivitas, aktivitas disini diartikan bahwa siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa mampu mengerjakan tugasnya dengan baik.

Menurut Suryosubroto (2009), keaktifan siswa dalam pembelajaran tampak dalam kegiatan:

1) Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan. 2) Mempelajari, memahami, dan menemukan sendiri bagaiman memperoleh

situasi pengetahuan.

3) Merasakan sendiri bagaiman tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya.

4) Belajar dalam kelompok.

5) Mencoba sendiri konsep-konsep tertentu.

6) Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penmpilan.

2.2.2.Prinsip Aktivitas Belajar

Menurut Sumiyati & Asra (2009), prinsip-prinsip belajar yang menekankan pada aktivitas siswa antara lain:

1) Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami 2) Belajar merupakan transaksi aktif

(4)

4) Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan sehingga mencapai pemecahan atau tujuan

5) Hanya dengan melalui penyodoran masalah memungkinkan diaktifkannya motivasi dan upaya, sehingga siswa berpengalaman dengan kegiatan yang bertujuan.

2.2.3.Macam-Macam Aktivitas Belajar

Menurut Sadiman (2011), menyebutkan bahwa aktivitas belajar yang dilakukan siswa dapat dikelompokan menjadi delapan yakni:

1) Aktivitas visual (visual activities), yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) Aktivitas lisan (oral activities), seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi intrupsi.

3) Aktivitas mendengarkan (listening activities), sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, music, pidato.

4) Aktivitas menulis (writing activities), seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5) Aktivitas menggambar (drawing activities), misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

(5)

7) Aktivitas mental (mental activities), sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Aktivitas emosional (emotional activities), seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

2.3. Model Pembelajaran Kreatif-Produktif

2.3.1.Pengertian Model Pembelajaran Kreatif-Produktif

Pada mulanya model pembelajaran Kreatif-Produktif dirancang untuk pembelajaran apresiasi sastra yang kemudian dengan berbagai modifikasi dan perkembangan model ini disebut dengan pembelajaran Kreatif-Produktif. Menurut Suryosubroto (2009), model pembelajaran Kreatif-Produktif merupakan model yang dikembangkan mengacu kepada beberapa pendekatan yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Pendekatan tersebut antar lain belajar aktif dan kreatif (CBSA) yang dikenal juga dengan strategi inkuiri, strategi konstruktif, serta pembelajaran kolaboratif. Model Pembelajaran ini diharapkan dapat menantang para siswa untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif sebagai pencerminan pemahaman terhadap masalah atau topik yang dikaji.

(6)

jelas, serta dapat menggunakan pertimbangan yang kreatif dan mewujudkan dalam sebuah karya yang produktif.

2.3.2.Karakteristik Model Pembelajaran Kreatif-Produktif

Model pembelajaran kreatif-produktif memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Menurut Suryosubroto (2009), karakteristik tersebut antara lain:

1) Keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran. keterlibatan ini difasilitasi melalui pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi dari konsep bidang ilmu yang sedang dikaji serta menafsirkan hasil eksplorasi tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk menjelajahi berbagai sumber yang relevan dengan topik/ konsep masalah yang sedang dikaji. Eksplorasi ini akan meningkatkan siswa melakukan interaksi dengan lingkungan dan pengalamannya sendiri, sebagai media untuk mengkonstuksi pengetahuan.

(7)

untuk mempertahankan sudut pandangnya dengan menggunakan argumentasi yang relevan. Hal-hal ini merupakan salah satu realisasi hakikat konstruktivitas dalam pembelajaran.

3) Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas bersama. Kesempatan ini diberikan melalui kegiatan eksplorasi, interpretasi, dan rekreasi. Disamping itu, siswa juga mendapat kesempatan untuk membantu temannya dalam menyelesaikan suatu tugas. Kebersamaan, baik dalam eksplorasi, interpretasi, serta rekreasi dan pemajangan hasil merupakan arena interaksi yang memperkaya pengalaman.

4) Pada dasarnya, untuk menjadi kreatif, seseorang harus bekerja keras, berdedikasi tinggi, antusias, serta percaya diri. Dalam konteks pembelajaran, kreativitas dapat ditumbuhkan dengan menciptakan suasana kelas yang memungkinkan siswa dan guru merasa bebas mengkaji dan mengeksplorasi topik-topik kurikulum. Guru mengajukan pertanyaan yang membuat siswa berpikir keras, kemudian mengejar pendapat siswa tentang ide-ide besar dari berbagai perspektif. Guru juga mendorong siswa untuk menunjukan/ mendemonstrsaikan pemahamannya tentang topik-topik penting dalam kurikulum menurut caranya sendiri

(8)

dapat diterapkan dalam berbagai bidang studi, baik untuk topik-topik yang bersifat abstrak maupun yang bersifat konkret.

2.3.3.Tahapan Model Pembelajaran Kreatif-Produktif

Model pembelajaran Kreatif-Produktif memiliki beberapa tahapan dalam pelaksanaannya, dimana setiap tahapan tersebut siswa dapat terlibat secara aktif baik intelektual maupun emosional. Menurut Suryosubroto (2009) dan Wena (2011), tahapan model pembelajaran kreatif-produktif adalah sebagai berikut: 1) Orientasi

Tahap ini diawali dengan orientasi untuk menyepakati tugas dan langkah pembelajaran. Dalam hal ini guru mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah pembelajaran, hasil akhir yang diharapkan dari siswa, serta penilaian yang diterapkan. Pada kesempatan ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat tentang langkah/cara kerja serta hasil akhir yang diharapkan dan penilaian. Dalam tahap ini terjadi negosiasi antara siswa dan guru tentang aspek-aspek tersebut, namun pada akhirnya diharapkan terjadi kesepakatan antara guru dan siswa.

2) Eksplorasi

(9)

harus membuat panduan singkat, yang memuat tujuan, waktu, materi, cara kerja serta hasil akhir yang diharapkan.

3) Interpretasi

Dalam tahap ini hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan percobaan kembali, jika memang hal itu diperlukan. Tahap interpretasi sangat penting dilakukan dalam kegiatan pembelajaran karena dalam tahap interpretasi siswa didorong untuk berpikir tingkat tinggi (analisis,sintesis, dan evaluasi) sehingga terbiasa dalam memecahkan masalah meninjau dari berbagai aspek. Interpretasi sebaiknya dilakukan pada jam tatap muka, meskipun persiapannya dilakukan siswa di luar jam tatap muka. Jika eksplorasi dilakukan oleh kelompok, setiap kelompok selanjutnya diharuskan menyajikan hasil pemahamannya di depan kelas dengan cara masing-masing, diikuti tanggapan siswa lain. Pada akhir tahap ini diharapkan semua siswa sudah memahami konsep/ topik/ masalah yang dikaji.

4) Re-kreasi

Dalam tahap ini siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu/topik/masalash yang sedang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Re-kreasi dapat dilakukan secara individual maupun kelompok sesuai dengan pilihan siswa. Hasil re-kreasi merupakan produk kreatif sehingga dapat dipresentasikan, dipajang, atau ditindak lanjuti.

(10)

Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. selama pembelajaran evaluasi dilakukan dengan mengamati sikap dan kemampuan berpikir siswa. Hal-hal yang dinilai selama proses pembelajaran adalah kesungguhan mengerjakan tugas, hasil eksplorasi, kemampuan berpikir hasil eksplorasi, kemampuan berpikir kritis dan logis dalam memberikan pandangan/ argumentasi, kemampuan untuk bekerja sama dan memikul tanggung jawab bersama. Sedangkan evaluasi pada akhir pembelajarn adalah evaluasi terhadap produk kreatif yang dihasilkan siswa. Kriteria penilaian dapat disepakati bersama pada waktu orientasi.

Menurut Wena (2011), secara personal kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 2.3.3. Tabel Personal Kegiatan Guru dan Siswa

No. Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Orientasi Mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah

pembelajaran, hasil yang diharapkan dan penilaian.

Menanggapi/

mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran, hasil yang diharapkan dan penilaian.

2. Eksplorasi Fasilitator, motivator, mengarahkan dan browsing lewat internet, dan sebagainnya.

3. Interpretasi Membimbing, fasilitator, mengarahkan.

(11)

4. Re-kreasi Membimbing,

5. Evaluasi Melakukan evaluasi, memberi balikan

Mendiskusikan hasil evaluasi.

Sedangkan, secara grafis model pembelajaran kreatif-produktif dapat digambarkan sebagai berikut:

Gabar 2.3.3. Grafis model pembelajaran kreatif-produktif (Wena, 2011)

2.4. Hasil Penelitian Terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Yennita et al. (2009), tentang penerapan strategi Kreatif-Produktif untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X MAN 1 Pekanbaru pada aspek keterampilan psikomotor dan sosial. Hasilnya

(12)

menunjukan bahwa model pembelajaran ini efektif dengan kategori tinggi pada aspek keterampilan social. Kemudian penelitian yang dilakukan Nurfitri et al. (2013), tentang penerapan model pembelajaran Kreatif-Produktif dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain itu penelitian lain yang dilakukan Oya & Asri (2014), tentang peningkatan motivasi dan hasil belajar bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran Kreatif-Produktif . Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa model pembelajaran kreatif-produktif mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar bahasa Indonesia. Serta penelitian yang dilakukan oleh Sahrin, et al. (2015) tentang pengaruh penerapan LKS berbasis model pembelajaran Kreatif-Produktif terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 1 Ranah Batahan.

Model pembelajaran Kreatif-Produktif sebagai salah satu model pembelajaran yang diasumsikan mampu untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran yang belum banyak digunakan pada mata pelajaran biologi. Untuk itu, diperlukan upaya peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran biologi di SMA/ MA.

2.5. Kerangka Berpikir

(13)

Diperlukan adanya upaya untuk perbaikan dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran kreatif-produktif yang diharapkan mampu untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa agar menjadi lebih baik. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kreatif-produktif ini juga dapat menciptakan suasana belajar yang mearik, menyenangkan , dan tidak membosankan.

Untuk lebih jelas mengenai kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dijelaskan melalui gambar 2.5. berikut:

Gambar 2.5. Kerangka berpikir pada penelitia Tindakan:

Pertemuan 1: Guru menggunakan model pembelajaran

Kreatif-Produktif dalam proses

pembelajaran Kondisi awal: Aktivitas belajar siswa masih rendah

Pertemuan 3: Guru menggunakan model pembelajaran

Kreatif-Produktif dalam proses

pembelajaran

Pertemuan 2: Guru menggunakan model pembelajaran

Kreatif-Produktif dalam proses

pembelajaran

Kondisi akhir: Melalui penggunaan model pembelajaran

Kreatif-Produktif dapat meningkatkan

Gambar

Tabel 2.3.3. Tabel Personal Kegiatan Guru dan Siswa
Gambar 2.5. Kerangka berpikir pada penelitia

Referensi

Dokumen terkait

Mesin ini dapat membuat lidi bambu dengan ukuran yang seragam dalam waktu yang singkat, sehingga untuk membuat tirai bambu atau landasan saji akan lebih cepat,

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan volume ekspor dalam satuan US Dollar di Indonesia selama kurun waktu 4 tahun 1 bulan dari bulan Desember

Analisis respons dinamik riwayat waktu dengan menggunakan beban time history yang akan ditingkatkan Ao (percepatan awal gempa) beberapa kali hingga struktur mencapai

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “ PEMANFATAN SOFTWARE LIBSYS ( Library System) DALAM PELAYANAN SIRKULASI DI UPT PERPUSTAKAAN

Berdasarkan hasil hasil penelitian secara empirik dari data hasil analisis tingkat kesukaran butir pada uji coba kedua, maka dapat dikemukakan bahwa dari 42 butir

Cara agar makanan terhindar dari sumber pencemar yaitu dengan cara memperhatikan kebersihan disekitar lingkungan terkhusus pada sekitar penjualan maupun pertokoan

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 12 ekor mencit (Mus musculus), isolat bakteri asam laktat (Lactobacillus plantarum), aloksan, acarbose, alkohol,

Penelitian yang dilakukan oleh Rakhmati Ellya (2011) tentang Permainan Tradisional sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini TK Tunas Rimba Semarang,