• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MENGGUNAKAN MEDIA LINGKUNGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CAWAS, KLATEN TAHUN AJARAN 20112012 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MENGGUNAKAN MEDIA LINGKUNGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CAWAS, KLATEN TAHUN AJARAN 20112012 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan P"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MENGGUNAKAN

MEDIA LINGKUNGAN

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CAWAS, KLATEN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh :

Antonio Eriga Prima

061224074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MENGGUNAKAN

MEDIA LINGKUNGAN

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CAWAS, KLATEN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh :

Antonio Eriga Prima

061224074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan hati yang tulus, skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yang Maha Kasih

Ayah dan Ibuku tercinta

Kekasihku tercinta

Kedua adikku tersayang

(6)

v

MOTO

Perjuangan gigih merupakan tangga menuju puncak

Sudah barang tentu aku lebih suka dapat segera

mencapai puncak itu dengan terbang

Tetapi hidup tak mengajari sayapku untuk mengepak dan

membumbung…

(Kahlil Gibran)

Bagiku roda tak akan berputar jika tidak berusaha

memutarnya

Berusaha memutar roda dengan benar

Niscaya dapat sampai ke tujuan

(Eriga)

Tawa dan senyum merupakan tindakan yang mulia

Dendam, permusuhan, dan kedengkian akan lebur seketika

(7)
(8)
(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Kemampuan

Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Gambar dan Menggunakan

Media Lingkungan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cawas, Klaten Tahun Ajaran

2011/2012”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan berkat dukungan, bantuan,

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1.

Dr. Y. Karmin, M. Pd., sebagai dosen pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran telah membimbing, memotivasi, mengarahkan, dan memberikan

banyak masukan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

2.

Drs. G. Sukadi, sebagai dosen pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah

membimbing, memotivasi, mengarahkan, dan memberikan banyak masukan

kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

3.

Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia dan Daerah.

4.

Segenap dosen PBSID pada khususnya dan seluruh dosen USD pada umumnya

yang telah memberikan kekayaan ilmunya kepada penulis.

5.

Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

(10)

ix

6.

C. Tutyandari, S.Pd., M. Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

yang telah memberikan izin penelitian.

7.

Drs. Agus Sukamta, MM., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cawas, Klaten

yang bersedia memberikan waktu dan tempat untuk penulis dalam melaksanakan

penelitian.

8.

Drs. Medi Widodo, M. Hum., selaku guru bahasa Indonesia kelas X 1 SMA

Negeri 1 Cawas, Klaten yang telah bersedia membimbing dan membantu

penulis dalam pelaksanaan penelitian.

9.

Haryoko, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia kelas X 7 SMA Negeri 1 Cawas,

Klaten yang telah bersedia membimbing dan membantu penulis dalam

pelaksanaan penelitian.

10.

Moh. Abdul Bashir, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cawas,

Klaten yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

11.

Siswa-siswi SMA Negeri 1 Cawas yang telah membantu penulis untuk

melaksanakan penelitian.

12.

FX. Sudadi selaku karyawan Sekretariat PBSID yang bersedia melayani

kepentingan penulis selama studi.

13.

Kedua orang tuaku A. Mulyono, S.Pd., dan Ernawati atas segala cinta, kasih

sayang, perhatian, motivasi, dan doa yang telah diberikan kepada penulis.

14.

Bp. Ngadino dan Ibu Rinah atas segala cinta, kasih sayang, perhatian, motivasi,

(11)

x

15.

Kedua eyangku YB. Mulyono dan Sri Sayekti atas segala cinta, kasih sayang,

motivasi dan doa yang telah diberikan kepada penulis.

16.

Kekasihku Ocky Satria atas segala cinta, kasih sayang, motivasi, doa, serta

bantuan tenaga dan pikiran yang telah diberikan kepada penulis.

17.

Fabianus Deni, Agus Mulyanto, Devid Kristianto, dan Apriliana Susanti yang

telah setia membantu dan mendengarkan curahan hatiku.

18.

Teman-teman angkatan 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,

yang telah menuntut ilmu bersama dan terima kasih atas kerjasama yang indah

ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih

banyak kekurangan di sana-sini. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan dapat

menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang dunia pendidikan.

Yogyakarta, 17 Oktober 2011

(12)

xi

ABSTRAK

Prima, Antonio Eriga. 2011. Perbedaan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

Menggunakan Media Gambar dan Menggunakan Media Lingkungan Siswa

Kelas X SMA Negeri 1 Cawas, Klaten Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi.

Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini meneliti perbedaan kemampuan menulis karangan deskripsi

menggunakan media gambar dan media lingkungan siswa kelas X SMA Negeri 1

Cawas, Klaten. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan kemampuan

menulis karangan deskripsi menggunakan media gambar siswa kelas X 1,

(2) mendeskripsikan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan media

lingkungan siswa kelas X 7, (3) mendeskripsikan perbedaan kemampuan menulis

karangan deskripsi menggunakan media gambar siswa kelas X 1 dan menggunakan

media lingkungan siswa kelas X 7.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen untuk

membandingkan efektivitas dua media yang berbeda pada dua kelas yang berbeda.

penelitian ini menggunakan rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes akhir

dan kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 40 siswa kelas X 1

dan 40 siswa kelas X 7 SMA Negeri 1 Cawas, Klaten. Seluruh anggota populasi

diambil sebagai sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes.

Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan memberikan skor sesuai aspek

penilaian karangan deskripsi, menghitung skor rata-rata dan simpangan baku,

mengkonversikan skor ke dalam skala seratus, mengkonversikan skor untuk

menafsirkan tingkat kemampuan menulis siswa. Kemudian untuk mengetahui

perbedaan kemampuan menulis siswa digunakan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara

kemampuan menulis karangan deskripsi dengan media gambar siswa kelas X 1 dan

media lingkungan siswa kelas X 7. Hal tersebut dapat dibuktikan dari nilai t

observasi

yang diperoleh sebesar 2,94, sedangkan nilai t

tabel

sebesar 1,994, dengan demikian

t

observasi

> t

tabel.

(13)

xii

ABSTRACT

Prima, Antonio Eriga. 2010. The Differences Between the Students’ Ability to Write

Descriptive Essays Using Pictures and Using the Environment as the Media

Class X SMA Negeri 1 Cawas, Klaten Academic Year 2011/2012. A Thesis.

Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University.

This thesis a research the differences between the students’ ability to write

descriptive essays using pictures and using environment as the media class X SMA

Negeri 1 Cawas,

Klaten. This research was aimed to (1) describe ability to write

descriptive essays using pictures students of class X 1, (2) describe ability to write

descriptive essays using environment students of class X 7, (3) describe the

differences of the ability to write descriptive essays using pictures students of class X

1 and using environment as the media students of class X 7.

The method used in this research was an experimental method that compared

the effectiveness of two different media in two different classes. This research use the

randomized posttest-only control group design, using matched subjects. The

population consisted of 40 students of class X 1 and 40 students of class X 7 SMA

Negeri 1 Cawas, Klaten. All of the population was taken as the sample. The data

were collected by conducting tests.

The data collected were analyzed by scoring based on the aspects of

descriptive essays assessment, calculating the average scores and standard deviation,

converting the scores into a scale of one hundred, converting scores to interpret the

students’ writing ability. Then to detect ability difference writes student is used t-tes.

The results of the research showed there was a significant difference between

the students’ ability to write descriptive essays using pictures students of class X 1

and using environment as the media students of class X 7. The mentioned provable

from value t

observasi

that is got as big as 2,94, while value t

tabel

as big as 1,994, so that

t

observasi

> t

tabel

.

(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………..

ii

HALAMAN PENGESAHAN ………....

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….

iv

MOTO ……….…

v

PERNYATAAN KEASLIAN ……….…

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……….…

vii

KATA PENGANTAR ……….…

viii

ABSTRAK ………..…

xi

ABSTRACT

……….…

xii

DAFTAR ISI ………...

xiii

DAFTAR TABEL ………...

xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………..….

xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah ... 1

1.2

Rumusan Masalah ... 4

1.3

Tujuan Penelitian ... 4

1.4

Manfaat Penelitian ... 5

(15)

xiv

1.6 Sistematika Penyajian ………... 8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Tinjauan Terhadap Penelitian yang Relevan ... 9

2.2 Kerangka Teori ... 13

2.2.1 Menulis ... 13

2.2.2 Tujuan Menulis ... 15

2.2.3 Karangan Deskripsi ... 19

2.2.4 Pembelajaran Menulis di SMA ... 22

2.2.5 Media

Pembelajaran

...

26

2.2.6 Media Gambar ... 29

2.2.7 Media Lingkungan ... 31

2.2.8 Perbedaan

Media

Gambar dan Media Lingkungan ... 33

2.3 Kerangka Berpikir ... 35

2.4 Hipotesis

Penelitian

...

38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian ... 39

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

3.3

Pelaksanaan Penelitian ... 40

3.4 Instrumen Penelitian ... 42

3.5

Teknik Pengumpulan Data ... 43

(16)

xv

3.7 Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2

Deskripsi Data ... 56

4.2 Analisis Data ... 59

4.2.1 Penghitungan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan

Media Gambar Siswa Kelas X 1 SMA Negeri 1 Cawas, Klaten ... 61

4.2.2 Penghitungan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan

Media Lingkungan Siswa Kelas X 7 SMA Negeri 1 Cawas, Klaten…….… 65

4.2.3 Hasil Analisis Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media

Gambar

………..

69

4.2.4 Hasil Analisis Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media

Lingkungan

………...

73

4.2.5 Penghitungan Perbedaan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas X 1 Dan Media Lingkungan

Siswa Kelas X 7 SMA Negeri 1 Cawas, Klaten ………….…..……….…... 77

4.2.6 Hasil Analisis Perbedaan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

Menggunakan Media Gambar dan Media Lingkungan ……… 79

4.3

Pengujian Hipotesis ……….. 81

4.3.1 Pengujian Hipotesis I ……….…... 81

4.3.2 Pengujian Hipotesis II .……….. 81

(17)

xvi

4.4

Pembahasan ……….. 83

BAB V PENUTUP

5.1

Kesimpulan Hasil Penelitian ……… 85

5.2

Implikasi Hasil Penelitian ……… 86

5.3 Saran-saran

………...

87

DAFTAR PUSTAKA

………... 89

LAMPIRAN

………. 92

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Kelas X, Semester 1 dan 2 ……… 23

Tabel 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Kelas XI, Semester 1 dan 2 ……….. 24

Tabel 3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII, Semester 1 dan 2 ………… 25

Tabel 4 Perbedaan Media Gambar dan Media Lingkungan ………... 34

Tabel 5 Aspek Penilaian Karangan Deskripsi ………. 44

Tabel 6 Rubrik Penilaian Karangan Deskripsi ……… 48

Tabel 7 Pedoman Konversi angka ke dalam skala seratus ………. 52

Tabel 8 Pedoman Perhitungan Persentase skala Seratus ……… 53

Tabel 9 Jumlah Skor dan Jumlah Kuadrat Sebagai Persiapan Menghitung Mean

dan Simpangan Baku Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa

Kelas X 1 SMA Negeri 1 Cawas, Klaten Menggunakan

Media Gambar ………... 57

(19)

xviii

Tabel 11Rata-rata Nilai Tiap Aspek……….. 60

Tabel 12 Konversi Skor Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa

Kelas X 1 ………63

Tabel 13 Kedudukan Perolehan Skor Hasil Kemampuan Menulis Karangan

Deskripsi Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas X 1 ……… 64

Tabel 14 Konversi Skor Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa

Kelas X 7 ………67

Tabel 15 Kedudukan Perolehan Skor Hasil Kemampuan Menulis Karangan

Deskripsi Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas X 7 ……… 68

Tabel 16 Hasil Perhitungan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

Menggunakan Media Gambar Kelas X 1 ………... 98

Tabel 17 Hasil Perhitungan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1

Surat Izin Penelitian ………... 92

Lampiran 2

Surat Keterangan Penelitian ……….……. 93

Lampiran 3

Hasil Wawancara ………..………. 94

Lampiran 4

Daftar Siswa ……....……….………. 96

Lampiran 5

Daftar Nilai Tiap Aspek ………..…….. 98

Lampiran 6

Hasil SPSS ……….. 101

Lampiran 7

Silabus ………. 103

Lampiran 8

RPP ……….. 104

Lampiran 9

Dokumentasi Foto ………..…. 116

(21)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam pembelajaran bahasa dikenal adanya empat keterampilan berbahasa

yang perlu dicapai siswa, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 1984: 1).

Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan dan harus dikuasai karena

setiap keterampilan erat sekali berhubungan dengan proses berpikir yang

mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya (Tarigan,

1984: 1).

Di antara keempat keterampilan tersebut, yang paling sulit dikuasai oleh

siswa adalah keterampilan menulis karena menulis merupakan keterampilan yang

sangat kompleks. Menulis merupakan upaya untuk menyampaikan pesan kepada

orang lain dengan tulisan sebagai mediumnya. Melalui menulis, siswa dapat

mengungkapkan ide, mengekspresikan pikiran, pengetahuan, perasaan, ilmu dan

pengalaman-pengalaman hidup ke dalam bahasa tulis. Menulis dapat diwujudkan

dalam bentuk puisi, artikel, sketsa, cerpen, atau karangan bentuk lain. Menulis

merupakan suatu kegiatan yang produktif (menulis menghasilkan suatu karya

berupa tulisan) dan ekspresif (melalui tulisan seseorang mengekspresikan dirinya

(22)

Sebagai salah satu aspek kemampuan berbahasa, menulis dapat dikuasai

siapa saja yang memiliki kemampuan intelektual yang memadai. Berbeda dengan

kemampuan menyimak dan berbicara, menulis tidak diperoleh secara alamiah,

tetapi harus dipelajari secara sungguh-sungguh. Pencapaian tujuan menulis dapat

diaplikasi dalam bentuk menulis suatu karangan. Menurut Gorys Keraf (1981: 3)

berdasarkan tujuannya, karangan yang utuh dapat dibedakan menjadi:

(1) Eksposisi, (2) Argumentasi, (3) Deskripsi, (4) Narasi.

Kegiatan menulis dapat mempertajam kepekaan seseorang terhadap

kesalahan-kesalahan baik ejaan, struktur, maupun pemilihan kosakata. Hal ini

disebabkan karena gagasan perlu dikomunikasikan dengan jelas, tepat, dan teratur,

sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penulis sendiri dan pembacanya

(Sujanto, 1988: 58).

Siswa harus dilatih sungguh-sungguh agar keterampilan menulis dan

tujuan pembelajaran menulis dapat tercapai secara optimal. Hal ini penting karena

menulis dapat mengungkapkan dan mengembangkan intelektual anak sejak

pendidikan dasar. Keterampilan menulis memerlukan ketekunan berlatih, semakin

banyak latihan, keterampilan menulis akan semakin meningkat. Untuk dapat

menguasai keterampilan menulis dibutuhkan waktu yang lama dan latihan yang

intensif ( Tarigan, 1984: 4). Oleh karena itu, keterampilan menulis siswa perlu

dikembangkan dan diharapkan mampu menulis berbagai hal termasuk menulis

(23)

Penulis memilih karangan deskripsi sebagai bahan penelitian karena

karangan deskripsi mempunyai kekhususan bila dibandingkan dengan karangan

lainnya. Karangan deskripsi merupakan salah satu jenis komunikasi tertulis yang

menggambarkan atau melukiskan suatu objek secara detail atau mendalam sesuai

dengan keadaan yang sebenar-benarnya tentang objek yang dilukiskan tersebut.

Segala sesuatu yang didengar, dicium, dilihat, dan dirasa melalui alat-alat sensori,

yang selanjutnya dengan media kata-kata, hal tersebut dilukiskan agar dapat

menciptakan daya khayal (imajinasi), sehingga pembaca atau pendengar

merasakan seolah-olah ia sendiri mengalami dan mengetahui secara langsung.

Penulis memilih untuk membandingkan dua media pembelajaran yang

berbeda untuk mengetahui media mana yang lebih efektif dalam pembelajaran

menulis karangan deskripsi. Dengan media gambar siswa dapat terbantu dalam

mengembangkan daya imajinasinya walaupun hanya mengunakan indra

penglihatan saja, sedangkan dengan media lingkungan siswa dapat menggunakan

indra penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan perasa.

Penulis memilih siswa SMA kelas X karena siswa sudah mendapatkan

pelajaran berbagai jenis karangan termasuk karangan deskripsi, serta di dalam

KTSP SMA kelas X semester 1 terdapat kompetensi dasar yang mempelajari

tentang paragraf deskripsi. Setelah diadakan wawancara dengan beberapa guru

bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Cawas, Klaten, penulis mendapatkan

persetujuan untuk mengadakan penelitian di kelas X. Kelas X 1 menggunakan

(24)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Seberapa tinggi kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan

media gambar siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 Cawas, Klaten tahun ajaran

2011/2012?

2. Seberapa tinggi kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan

media lingkungan siswa kelas X 7 SMA Negeri 1 Cawas, Klaten tahun

ajaran 2011/2012?

3. Apakah ada perbedaan kemampuan menulis karangan deskripsi

menggunakan media gambar siswa kelas X 1 dan media lingkungan siswa

kelas X 7 SMA Negeri 1 Cawas, Klaten tahun ajaran 2011/2012?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan

media gambar siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 Cawas, Klaten tahun ajaran

2011/2012.

2. Mendeskripsikan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan

media lingkungan siswa kelas X 7 SMA Negeri 1 Cawas, Klaten tahun

ajaran 2011/2012.

3. Mendeskripsikan perbedaan kemampuan menulis karangan deskripsi

menggunakan media gambar siswa kelas X 1 dan media lingkungan siswa

(25)

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sekolah,

guru kelas, dan peneliti lain.

1. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata mengenai

kemampuan menulis karangan deskripsi mengunakan media gambar dan

media lingkungan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Cawas, Klaten.

2. Bagi guru kelas

Hasil penelitian ini akan memberikan data bagi guru kelas, seberapa

tinggi kemampuan menulis karangan deskripsi mengunakan media gambar

dan media lingkungan sehingga guru dapat menentukan upaya peningkatan

kualitas pembelajaran bahasa Indonesia.

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

kemampuan menulis karangan deskripsi. Informasi yang didapat dari

penelitian ini diharapkan dapat membantu penelitian selanjutnya yang

(26)

1.5Variabel Penelitian dan Batasan Istilah

Agar lebih mudah dalam memahami penelitian ini, perlu disampaikan

rumusan variabel dan batasan istilah.

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu objek penelitian, dan objek itu bervariasi

(Sutrisna Hadi, 1973). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan

menulis karangan deskripsi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media

gambar dan media lingkungan.

2. Batasan Istilah

Istilah-istilah dalam penelitian ini perlu dibatasi agar pembaca tidak

salah tafsir dengan apa yang dikemukakan oleh penulis sehingga maksud dari

penulis dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

a. Menulis

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut bila mereka

memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (Tarigan, 1984: 21). Untuk

menghasilkan tulisan yang baik keterampilan menulis harus dilatih sejak dini

(27)

b. Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha

para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

dibicarakan (Gorys Keraf, 1981: 93). Dalam penelitian ini dipilih tipe dasar

karangan deskripsi yakni deskripsi tentang suatu tempat atau pemandangan.

c. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan

dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta

lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan

proses belajar secara efisien dan efektif (Yudhi Munadi, 2008: 7).

d. Media Gambar

Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang

memanfaatkan rancangan gambar-gambar sebagai sarana pertimbangan

mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya yang menyangkut manusia,

peristiwa, benda-benda, tempat, dan sebagainya (Robertus Angkowo dan

Kokasih, 2007 : 26).

e. Media lingkungan

Media lingkungan merupakan media pembelajaran berupa benda asli.

Benda asli adalah media yang paling efektif untuk mengikutsertakan berbagai

indra dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan benda asli memiliki sifat

keaslian, mempunyai ukuran besar dan kecil, berat, warna, dan adakalanya

disertai dengan gerak dan bunyi, sehingga memiliki daya tarik sendiri bagi

(28)

1.6Sistematika Penyajian

BAB I pendahuluan. Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, variabel

penelitian dan batasan masalah, dan sistematika penyajian.

BAB II landasan teori. Pada bab ini diuraikan penelitian relevan, kerangka

teori, kerangka berpikir, serta hipotesis.

BAB III metodologi penelitian. Pada bab ini diuraikan jenis penelitian,

populasi dan sampel penelitian, pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian,

teknik pengum-pulan data, teknik penilaian hasil karangan, dan teknik analisis

data.

BAB IV hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini diuraikan deskripsi

data, analisis data, pengujian hipotesis.

BAB V penutup. Pada bab ini diuraikan kesimpulan, implikasi hasil

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Tinjauan Terhadap Penelitian Yang Relevan

Ada tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yang

dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih pantas untuk dilaksanakan, yaitu

penelitian Y. Anita Damarastuti (2004), Yohanes Yudhi Purwono (2007), dan

Dewi Purwanti (2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Y. Anita Damarastuti (2004) berjudul

“Perbedaan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Tidak

Menggunakan Media Gambar dan Dengan Menggunakan Media Gambar (Studi

Kasus Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran 1 Yogyakarta dan SD Kanisius

Pugeran 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2003/2004)”. Penelitian itu termasuk jenis

penelitian deskriptif kuantitatif karena data yang diperoleh dari hasil skor tes

mengarang berupa angka. Tujuan penelitian itu mendeskripsikan kemampuan

menulis karangan deskripsi dengan tidak menggunakan media gambar siswa kelas

IV SD Kanisius Pugeran 1 Yogyakarta, mendeskripsikan kemampuan menulis

karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar siswa kelas IV SD

Kanisius Pugeran 2 Yogyakarta, serta mendeskripsikan perbandingan kemampuan

menulis deskripsi dengan tidak menggunakan media gambar siswa kelas IV SD

Kanisius Pugeran 1 Yogyakarta dan dengan menggunakan media gambar siswa

kelas IV SD Kanisius Pugeran 2 Yogyakarta. Hasil penelitian Y. Anita

Damarastuti menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi dengan

(30)

Yogyakarta berada pada tingkat sedang, kemampuan menulis karangan deskripsi

dengan menggunakan media gambar siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran 2

Yogyakarta pada tingkat sedang, tidak ada perbedaan yang signifikan antara

kemampuan menulis karangan deskripsi dengan tidak menggunakan media

gambar siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran 1 Yogyakarta dan dengan

menggunakan media gambar siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran 2 Yogyakarta.

Y. Anita Damarastuti memberikan saran kepada guru mata pelajaran

bahasa Indonesia dan peneliti lain. Guru perlu mengevaluasi secara menyeluruh

terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengarang, dengan tujuan

membantu siswa lebih tertib dalam memilih kata, menyusun kalimat, menulis

tanda baca, dan menuangkan gagasan. Peneliti lain yang berminat dapat

melakukan uji coba di sekolah lain dengan jenis penelitian dan istrumen penelitian

yang tepat dan menarik sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat.

Penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Yudhi Purwono (2007) berjudul

“Perbedaan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan

Kerangka Karangan dan Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa SD

Kelas VI SD Maria Assumpta Klaten”. Tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti

dalam penelitian itu adalah mendeskripsikan tingkat kemampuan menulis

karangan deskripsi dengan menggunakan kerangka karangan, mendeskripsikan

kemampuan menulis karangan deskripsi dengan media gambar, serta mengetahui

perbedaan kemampuan dalam menulis karangan deskripsi dengan media kerangka

karangan dan media gambar. Penelitian itu termasuk dalam penelitian deskriptif

(31)

Hasil penelitian Yohanes Yudhi Purwono menunjukkan bahwa kemampuan siswa

dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan kerangka karangan

berada pada tingkat sedang, kemampuan menulis karangan deskripsi dengan

media gambar berada pada tingkat cukup. Kesimpulan dari penelitian itu terdapat

perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan deskripsi dengan

menggunakan kerangka karangan dan dengan menggunakan media gambar.

Yohanes Yudhi Purwono memberikan saran kepada guru bahasa Indonesia

dan peneliti lain. Guru harus dapat memvariasikan bentuk pembelajaran menulis

dengan menggunakan metode serta teknik pembelajaran keterampilan menulis

khususnya menulis deskripsi. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis

hendaknya bukan hanya membandingkan tingkat kemampuan menulis dalam satu

sekolah saja, melainkan dari berbagai sekolah baik negeri maupun swasta.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Purwanti (2007) berjudul

“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Model

Pembelajaran Pendidikan Luar ruang dan Media Musik Klasik Pada Siswa Kelas

X 6 SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Ajaran 2007/2008”. Penelitian

itu membahas apakah pembelajaran menulis dengan menggunakan model

pembelajaran pendidikan luar ruang dan media musik klasik dapat meningkatkan

keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas X 6 SMA Islam Sultan

Agung 1 Semarang. Penelitian itu juga membahas apakah terdapat perubahan

tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran pendidikan luar ruang dan media musik klasik. Penelitian itu

(32)

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada keterampilan menulis karangan

deskripsi pada siswa kelas X 6 SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang setelah

diadakan tes keterampilan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan

media lingkungan dan media klasik. Terdapat perubahan sikap atau perilaku siswa

yaitu perubahan siswa dari perilaku negatif berubah menjadi perilaku positif.

Dewi Purwanti memberikan saran kepada guru bahasa Indonesia dan

peneliti lain. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran pendidikan luar

ruang dan media musik klasik dalam pembelajaran keterampilan menulis. Peneliti

lain sebaiknya ada penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan model yang lain

untuk menambah khasanah ilmu bahasa.

Ketiga penelitian di atas dapat memberi gambaran kepada pembaca bahwa

penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ini masih relevan dan berguna.

Alasan peneliti yakni belum ada penelitian yang meneliti perbedaan kemampuan

menulis karangan khususnya deskripsi dengan media gambar dan media

lingkungan pada sekolah yang sama dan kelas yang berbeda. Setelah penelitian ini

diketahui hasilnya diharapkan dapat bermanfaat bagi guru bidang studi Bahasa

Indonesia dalam menentukan metode dan teknik pembelajaran guna

(33)

2.2Kerangka Teori

Di bawah ini diuraikan pengertian menulis, tujuan menulis, karangan

deskripsi, media pembelajaran, media gambar, media lingkungan.

2.2.1 Menulis

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain

(Tarigan, 1984: 3). Menulis termasuk kegiatan produktif (menulis menghasilkan

suatu karya berupa tulisan) dan ekspresif (melalui tulisan seseorang

meng-ekspresikan dirinya secara bebas). Selanjutnya Tarigan (1984: 21) mengatakan

bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang

lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut bila mereka memahami

bahasa dan gambaran grafik tersebut.

Akhadiah (1989: 2) mengatakan bahwa kemampuan menulis merupakan

kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan

keterampilan. Untuk menulis sebuah karangan yang sederhana, secara teknis

penulis dituntut memenuhi persyaratan dasar seperti menulis karangan yang rumit.

Penulis harus memilih topik, membatasinya, mengembangkan gagasan,

menyajikannya dalam kalimat dan paragraf yang tersusun secara logis.

Menulis merupakan suatu proses perkembangan (Tarigan, 1984: 8).

Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, dan latihan. Dalam menulis

penyampaian gagasan-gagasan harus tersusun secara logis, diekspresikan secara

(34)

dan dibiasakan untuk menuangkan ide-ide lewat menulis, agar menjadi terampil

dan dapat menghasilkan suatu hasil karya yang bermanfaat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

menulis merupakan keterampilan berbahasa dengan melukiskan lambang-lambang

grafik untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran yang ditujukan kepada orang

lain. Untuk menghasilkan tulisan yang baik keterampilan menulis harus dilatih

sejak dini secara berkesinambungan.

Menurut The Liang Gie (1992: 21) ada enam asas menulis yaitu asas

ke-jelasan, asas keringkasan, asas ketepatan, asas kesatupaduan, asas pertautan, asas

pengharkatan. Berikut ini dijelaskan enam asas tersebut.

1. Asas kejelasan, yaitu karangan yang jelas akan mudah dipahami oleh seorang

pembaca.

2. Asas keringkasan, yaitu karangan tidak boleh berlebihan dalam menggunakan

ungkapan yang tidak perlu, tidak perlu mengulang gagasan yang sama.

3. Asas ketepatan, maksudnya karangan harus tepat dalam pemakaian ejaan,

tanda baca dan istilah-istilah. Sebuah karangan hendaknya dapat

menyampaikan ide kepada pembaca seperti yang dimaksud oleh penulis.

4. Asas kesatupaduan, maksudnya segala sesuatu yang disajikan dalam suatu

karangan harus berpusat pada satu gagasan pokok atau tema utama karangan.

5. Asas pertautan, maksudnya dalam suatu karangan harus ada hubungan antara

kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam tiap paragraf.

6. Asas pengharkatan, maksudnya karangan harus benar-benar berbobot dan

(35)

2.2.2 Tujuan Menulis

Akhadiah (1989: 11) menyatakan bahwa setiap penulis harus

mengungkapkan dengan jelas tujuan menulis yang akan digarapnya. Perumusan

tujuan menulis ditentukan lebih dahulu karena merupakan titik tolak dalam

kegiatan menulis karangan. Rumusan tujuan menulis adalah gambaran penulis

dalam kegiatan menulis selanjutnya. Dengan menentukan tujuan menulis, akan

diketahui apa yang harus dilakukan pada tahap menulis. Tujuan menulis

merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan serta membatasi

karangan. Kesadaran mengenai tujuan menulis selama proses menulis akan

menjaga keutuhan karangan.

Menurut Gorys Keraf (1984: 34), menulis atau mengarang mempunyai

tujuan untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara

jelas dan efektif kepada para pembaca. Setiap penulis harus mengungkapkan

dengan jelas tujuan penulisan yang akan dikerjakan. Tujuan itu dapat tercapai bila

penulis menyajikan aspek-aspek sebagai berikut dengan baik, yaitu judul

karang-an, gagaskarang-an, organisasi isi, tata bahasa, diksi, ejakarang-an, kebersihan dan kerapian.

Berikut ini dijelaskan aspek tersebut.

1. Judul Karangan

Menurut Gorys Keraf (1984: 128-129) sebuah judul yang baik merangsang

perhatian pembaca dan cocok dengan temanya. Berikut ini beberapa syarat yang

harus dipenuhi agar judul dapat merangsang perhatian pembaca dan cocok dengan

(36)

a. Judul harus relevan dengan tema, atau terdapat hubungan dengan beberapa

bagian yang penting dari tema. Judul tidak menyimpang dengan topik,

tidak dituliskan dengan kata kias atau kata yang mempunyai arti ganda.

b. Judul harus provokatif, yaitu harus dibuat dengan tujuan menimbulkan

rasa keingintahuan dari para pembaca terhadap isi buku atau karangan.

c. Judul harus singkat, yaitu tidak menggunakan kalimat atau frasa yang

panjang. Judul yang singkat bukan berarti harus terlalu pendek, tetapi

judul tersebut mampu dalam menjelaskan isi dari karangan atau tulisan.

2. Gagasan

Menulis atau mengarang gagasan merupakan isi dari karangan tersebut.

Gagasan itu dapat berupa pengetahuan, pengamatan, pendapat, renungan,

pendirian, perasaan, dan emosi. Gagasan adalah uraian atau rincian dari apa yang

hendak disampaikan seseorang kepada orang lain melalui bahasa tulis untuk

dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis (Widyamartaya, 1990: 9).

3. Organisasi Gagasan

Setiap kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan gagasan,

mengandung satu ide pokok (Keraf, 1984: 36). Gagasan dalam suatu karangan

mudah dipahami dan dipetik manfaatnya oleh pembaca kalau gagasan

terorganisasi dengan baik. Organisasi gagasan ini tercermin dalam rangkaian kata,

frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Gagasan yang tidak terorganisasi dengan baik

(37)

4. Tata Bahasa

Sebuah karangan tidak pernah terlepas dari tata bahasa karena tata bahasa

mempengaruhi hasil karangan. Tata bahasa dalam konteks penelitian ini dibatasi

pada seluk-beluk kata, frasa, klausa, dan kalimat. Kata adalah satuan gramatikal

bebas yang terkecil (Ramlan, 1990: 7). Frasa adalah unsur klausa yang terdiri atas

dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi (Ramlan, 1986: 143).

Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari subyek, predikat, baik disertai

obyek, pelengkap, dan keterangan ataupun tidak (Ramlan, 1986: 83). Kalimat

adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran

yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi alunan

titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh

kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan bunyi (Anton M. Moeliono,

1988: 254).

5. Diksi

Diksi adalah pilihan kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan

dan perasaan. Diksi yang baik adalah pemilihan kata secara tepat di dalam makna

serta sesuai dengan masalah dan kejadian (Achmadi, 1988: 126).

Poerwadarminta (1967: 43) menyebutkan tiga pedoman untuk memilih

kata yaitu tepat, lazim, dan seksama. Tepat yaitu mencakup arti dan tempat.

Lazim yaitu sudah menjadi ketentuan umum, dipakai dalam Bahasa Indonesia

(38)

Kata indria merupakan suatu jenis pengkhususan dalam memilih kata-kata

yang tepat dengan penggunaan istilah yang menyatakan pengalaman yang diserap

oleh pancaindra, yaitu serapan indra penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan

penciuman. Kata-kata yang menggambarkan pengalaman manusia melalui

pancaindra yang khusus, maka dapat digunakan untuk membuat deskripsi (Gorys

Keraf, 1981: 80).

6. Ejaan

Dalam kegiatan menulis agar lebih efektif penulis harus dapat

menggunakan ejaan secara tepat. Ejaan perlu diperhatikan karena mempengaruhi

penulis dalam mengkomunikasikan ide kepada pembaca (Parera, 1988: 41).

Ejaan tidak hanya mengatur cara penulis huruf, tetapi juga cara

menuliskan kata dan cara menuliskan tanda baca. Pemakaian ejaan meliputi

pemakaian huruf, penulisan huruf besar, huruf miring, penulisan kata, penuliasa

kata serapan dan penulisan tanda baca seperti titik (.), koma (,), titik dua (:), titik

koma (;), garis miring(/) (Moeliono, 1988: 377-418).

7. Kebersihan dan Kerapian

Kebersihan dan kerapian tulisan merupakan wajah dari karangan. Wajah

karangan turut menentukan daya tarik tulisan seseorang. Dengan kata lain,

kebersihan dan kerapian tulisan turut menentukan nilai atau kualitas suatu

karangan. Kebersihan yang dimaksud adalah kebersihan tulisan, tulisan tidak

kotor serta tidak banyak coretan. Kerapian yang dimaksud meliputi pengaturan

batas tepi kanan dan tepi kiri karangan, penulisan huruf, tanda baca, jarak tulisan,

(39)

Dari pendapat para ahli di atas penulis membuat kesimpulan bahwa tujuan

menulis adalah untuk menyampaikan atau mengungkapkan ide atau gagasan

penulis kepada pembaca. Dalam kegiatan menulis atau mengarang penulis harus

mentaati kaidah-kaidah atau aturan yang berlaku sehingga gagasan yang

dituangkan dalam bentuk tulisan dapat dimengerti dan diharapkan penulis

mendapat respon dari pembaca.

2.2.3 Karangan Deskripsi

Deskripsi merupakan paparan tentang persepsi yang ditangkap oleh

pancaindra. Kita melihat, mendengar, mencium, dan merasakan melalui alat-alat

sensori kita dan dengan kata-kata kita mencoba melukiskan apa-apa yang kita

tangkap dengan panca indra itu agar dapat dihayati oleh orang lain (Sujanto, 1988:

11). Karangan deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para

penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

dibicarakan (Gorys Keraf, 1981: 93). Karangan deskripsi adalah tulisan yang

berisi pemerian (deskripsi, paparan, uraian) tentang suatu objek sebagaimana

adanya pada suatu waktu (Yudiono, K.S, 1984:11).

Menurut Parera (1988: 4) karangan deskripsi berhubungan dengan

pengalaman pancaindera, seperti penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman,

dan perasaan. Deskripsi memberikan suatu gambaran tentang satu peristiwa atau

kejadian dan masalah. Dalam menulis deskripsi dituntut kesanggupan berbahasa

dari seorang penulis, yang kaya akan nuansa dan bentuk, dan kecermatan

pengamatan dan ketelitian penyelidikan, sehingga penulis harus dekat dengan

(40)

meng-gambarkan objeknya dalam rangkaian kata-kata yang penuh arti sehingga

pembaca dapat menerima dan seolah-olah mereka sendiri melihatnya.

Dari beberapa pengertian tentang karangan deskripsi di atas penulis

menyimpulkan bahwa karangan deskripsi adalah hasil perwujudan gagasan

seseorang dalam bahasa tulis dengan memaparkan atau melukiskan suatu objek

yang dapat ditangkap oleh pancaindra manusia ke dalam bentuk bahasa tulis

sehingga dapat dimengerti orang lain.

Karangan deskripsi menurut Achmadi (1988: 106) mempunyai dua tipe

dasar, yaitu deskripsi tentang suatu tempat atau pemandangan dan deskripsi

tentang orang. Berikut ini dijelaskan dua tipe dasar karangan deskripsi.

1. Deskripsi tempat

Dalam mendeskripsikan tempat atau suatu pemandangan penulis harus

menentukan kesan apa yang diinginkan dibangkitkan. Di dalam menyusun

deskripsi tempat penulis tidak harus menjejalkan semua detail dari tempat yang

dilihat (yang berdiri sebagai obyek) ke dalam tulisan deskripsinya.

Perincian-perincian dari tempat yang memiliki hubungan atau peranan langsung terhadap

jalannya peristiwa harus digambarkan secara cermat, sehingga membuat tulisan

deskripsinya hidup.

2. Deskripsi orang

Deskripsi tentang orang bertujuan untuk menggugah, membangkitkan

suatu kesan, untuk menjelmakan suatu sikap, dan untuk menghasilkan suatu efek

emosional yang esensial. Dalam membuat deskripsi orang haruslah

(41)

Menurut Gorys Keraf (1981: 149-156) dalam membuat sebuah deskripsi

orang dapat dikemukakan beberapa cara atau pembidangan yaitu bidang fisik,

bidang milik, bidang tindakan, bidang perasaan, dan bidang watak. Berikut ini

akan dijelaskan pembidangan dalam membuat deskripsi orang.

a. Bidang fisik

Bidang fisik bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang

sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh atau gambaran fisik dari seorang tokoh

sehingga pembaca mendapat gambaran fisik secara jelas tentang orang itu.

Deskripsi semacam ini lebih banyak bersifat objektif.

b. Bidang milik

Yang dapat dijadikan objek deskripsi orang pada bidang milik ini ialah

sesuatu yang melingkupi atau mengelilingi seseorang dan sesuatu yang

dimilikinya. Misalnya sepatu, rumah, pakaian, dan sebagainya.

c. Bidang tindakan

Bidang tindakan membahas tentang tindak-tanduk atau perilaku dari

seorang tokoh.

d. Bidang perasaan

Bidang perasaan membahas perasaan seseorang yang akan tampak dan

dapat dideskripsikan ketika perasaan seseorang itu terwakili oleh unsur-unsur

tubuh, misalnya perkataan, tindakan, raut muka, dan aktifitas tubuh lainya

(42)

e. Bidang watak

Bidang watak merupakan suatu segi kemanusiaan yang berada dibalik

tabir fisik manusia, sehingga pengarang harus mengadakan penafsiran bertolak

kepada kenyataan-kenyataan yang direcapnya, sehingga sering terjadi

kesalahan penafsiran watak seseorang.

Menurut Gorys Keraf (1981: 94) karangan deskripsi dapat dibagi menjadi

dua macam, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis atau ekspositoris.

Deskripsi sugestif merupakan usaha penulis untuk menciptakan sebuah

pengalaman pada diri pembaca, pengalaman karena perkenalan yang terjadi secara

langsung dengan objek. Pengalaman atas objek tersebut harus dapat menciptakan

penghayatan melalui imajinasi para pembaca. Deskripsi teknis atau deskripsi

ekspositoris merupakan usaha penulis untuk memberikan identifikasi atau

informasi mengenai suatu objek. Bahasa yang digunakan dalam deskripsi

ekspositoris adalah bahasa formal dan lugas.

2.2.4 Pembelajaran Menulis di SMA

Bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan benar baik secara lesan dan tertulis (KTSP, 2006: 231).

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP, 2006) pelajaran

menulis khususnya menulis karangan sudah diajarkan sejak SD, SMP, sampai

(43)

menulis di SMA dari kelas X sampai kelas XI yang dapat menunjukkan bahwa

pelajaran menulis khususnya menulis karangan sudah diajarkan.

Tabel 1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas X, Semester 1 dan 2 Semester

1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menulis

1.1Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.

1.2Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif.

1.3Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif.

2.1Menulis puisi lama dengan

memperhatikan bait, irama, dan rima. 2.2Menulis puisi baru dengan

memperhatikan bait, irama, rima.

Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menulis

1. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.

1.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi.

1.2 Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif.

1.3 Menulis hasil wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan yang tepat.

1.4 Menyusun teks pidato. Menulis

2. Mengungkapkan pengalaman sendiri dan orang lain ke dalam cerpen.

2.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar).

(44)

Tabel 2

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas XI, Semester 1 dan 2 Semester

1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menulis

1.1Menulis proposal untuk berbagai keperluan.

1.2Menulis surat dagang dan surat kuasa. 1.3Melengkapi karya tulis dengan daftar

pustaka dan catatan kaki. Menulis

2. Mengungkapkan informasi melalui penulisan resensi

2.1Mengungkapkan prinsip-prinsip penulisan resensi.

2.2Mengaplikasikan prinsip-prinsip penulisan resensi.

Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menulis

1. Mengungkapkan informasi dalam bentuk

rangkuman/ringka san, notulen rapat, dan karya ilmiah

1.1Menulis rangkuman/ ringkasan isi buku 1.2Menulis notulen rapat sesuai dengan

pola penulisan

1.3Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan dan penelitian

Menulis

2. Menulis naskah drama

2.1Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama. 2.2Menarasikan pengalaman manusia

(45)

Tabel 3

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas XII, Semester 1 dan 2 Semester

1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menulis

1. Mengungkapkan informasi dalam bentuk surat dinas, laporan, dan resensi

1.1Menulis surat lamaran pekerjaan berdasarkan unsur-unsur dan struktur. 1.2Menulis surat dinas berdasarkan isi,

bahasa, dan format yang baku. 1.3Menulis laporan diskusi dengan

melampirkan notulen dan daftar hadir. 1.4Menulis resensi buku pengetahuan

berdasarkan format baku. Menulis

2. Mengungkapkan pendapat, informasi, dan pengalaman dalam bentuk resensi dan cerpen

2.1Menuliskan resensi buku kumpulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi. 2.2Menulis cerpen berdasarkan kehidupan

orang lain (pelaku, peristiwa, latar).

Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menulis

1.1Menulis karangan berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan deduktif dan induktif

1.2Menulis esai berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan pembuka, isi, dan penutup

Menulis

2. Mengungkapkan pendapat dalam bentuk kritik dan esai

2.1Memahami prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai

2.2Menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai untuk mengomentari karya sastra

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertera dalam

tabel dapat disimpulkan bahwa menulis karangan deskripsi sudah diajarkan di

SMA di kelas X. Oleh sebab itu, penelitian ini untuk mengetahui seberapa tinggi

tingkat kemampuan siswa dalam mengarang deskripsi dengan menggunakan

(46)

2.2.5 Media Pembelajaran

Menurut Robertus Angkowo dan Kokasih (2007 : 10) kata media berasal

dari bahasa Latin Medius yang secara harifiah berarti tengah, perantara atau

pengantar. Tetapi secara khusus pengertian media dalam proses pembelajaran

diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk

menyampai-kan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerimanya (Soeparno,

1988: 1). Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu adalah siswa. Media

dapat digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai media belajar yang dapat

digunakan sendiri oleh siswa. Media belajar digunakan untuk mengetahui

macam-macam benda, mengarang dengan mendeskripsikan gambar yang dilihat. Materi

pembelajaran yang terdiri atas pedoman pembelajaran, isi pembelajaran, tes, dan

pedoman pengajar merupakan paket yang memadai untuk digunakan oleh

pembelajar dan pengajar selama kegiatan pembelajaran.

Menurut Yudhi Munadi (2008: 7) media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara

terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana

penerima-nya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Media

pembelajaran yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan

pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian,

dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran

(47)

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan

untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Hujair AH. Sanaky, 2009: 3).

Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan

bahan ajar. Media pembelajaran digunakan untuk membantu daya serap siswa

dalam menerima materi pembelajaran. Pembelajaran dikatakan terserap oleh siswa

secara optimal apabila ingatan tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Menurut

Romiszowki media adalah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan

kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu

adalah siswa. Pesan disalurkan oleh media dari sumber pesan kepada penerima

pesan itu ialah isi pelajaran.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan media pembelajaran

adalah sarana yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan

pelajaran baik cetak maupun audio, visual, dan audio visual kepada penerima

pesan atau pembelajar.

Menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 4) tujuan media pembelajaran adalah

sebagai berikut.

1. Mempermudah proses pembelajaran di kelas.

2. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.

3. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar.

(48)

Menurut Deni Setiawan (2009: 1) media berdasarkan keadaannya dapat

dibedakan menjadi media canggih (sophisticate media) dan media sederhana

(simplemedia) . Media canggih adalah media yang hanya dapat dibuat di pabrik

karena terdiri dari komponen-komponen yang rumit dan biasanya memerlukan

listrik dalam penyajiannya. Sedang media sederhana merupakan media yang dapat

dibuat sendiri atau oleh ahli media dan biasanya tidak memerlukan listrik dalam

penyajiaanya.

Jenis media dalam pembelajaran menurut Robertus Angkowo dan Kokasih

(2007 : 13) dapat dibedakan menjadi.

1. Media grafis atau media dua dimensi seperti gambar, foto, grafik, bagan,

diagram, poster, komik, kartun.

2. Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk padat, model penampang,

model susun, model kerja, dan diorama.

3. Media proyeksi seperti slide, film strips, film, OHP.

4. Lingkungan sebagai media pembelajaran.

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar atau foto

serta media lingkungan. Dengan media gambar serta media lingkungan sebagai

media pembelajaran penulis berharap dapat membantu proses pemahaman dan

(49)

2.2.6 Media Gambar

Menurut Robertus Angkowo dan Kokasih (2007 : 26) media gambar

adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan

gambar-gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya

yang menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, tempat, dan sebagainya.

Gambar merupakan alat visual yang penting karena dapat memberikan

penggambaran visual yang konkret tentang masalah yang digambarkannya.

Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung

menjadi lebih jelas bila dibandingkan mengungkapkan dengan kata-kata baik yang

terlulis maupun lisan. Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan,

dsb) yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya pada kertas dan

sebagainya (Anton M. Moeliono, 1997: 288). Gambar adalah foto atau sejenisnya

yang menampakkan orang, tempat, benda (Lutuheru, 1988: 41)

Gambar dapat ditemukan di mana saja yaitu di pinggir jalan, di pasar, di

stasiun, di majalah, di buku pelajaran, dan sebagainya. Gambar merupakan simbol

komunikasi tertua manusia. Dari zaman batu hingga sekarang, manusia

menggunakan gambar sebagai alat komunikasi. Gambar banyak dipergunakan

karena mudah dalam membuat atau mendapatkannya dan murah dalam

pembuatannya (Deni Setiawan 2009: 1).

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar

adalah foto atau sejenisnya yang menampakkan benda dalam bentuk dua dimensi,

digunakan untuk berkomunikasi ataupun sebagai media pembelajaran dalam

(50)

Menurut Suleiman (1981: 29) agar gambar mencapai tujuan semaksimal

mungkin sebagai alat visual, gambar harus dipilih menurut syarat-syarat tertentu.

Berikut ini diuraikan syarat-syarat tersebut.

1. Gambar harus jelas, bagus, menarik, mudah dimengerti dan cukup besar untuk

dapat memperlihatkan detailnya.

2. Gambar harus penting dan cocok untuk hal yang sedang dipelajari atau

masalah yang sedang dihadapi.

3. Gambar harus benar dan autentik, yakni menggambarkan situasi yang serupa

jika dilihat dalam keadaan sebenarnya.

4. Gambar harus sederhana sehingga tidak membingungkan.

5. Gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya.

6. Gambar yang berwarna dapat menjadikannya lebih realistis dan merangsang

minat untuk melihatnya.

Sadiman (1986: 29) menyebutkan bahwa ada beberapa kelebihan dari

media gambar sebagai media pendidikan, yaitu.

1. Gambar bersifat konkret, lebih realistis.

2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

3. Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengalama.

4. Gambar dapat memperjelas suatu masalah.

(51)

Selain kelebihan tersebut, gambar juga memiliki beberapa kelemahan

(Sadiman, 1986: 31) yaitu.

1. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.

2. Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif, maksudnya gambar yang berisi

lebih dari satu benda objek peristiwa tidak efektif.

3. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar, maksudnya besar kecilnya

ukuran gambar tidak mampu digunakan dalam kelompok besar.

Mengarang melalui media gambar merupakan salah satu teknik pengajaran

menulis yang sangat dianjurkan oleh para ahli. Gambar yang kelihatannya diam

sebenarnya banyak berkata bagi mereka yang peka dan penuh imagi. Karena itu,

pemilihan gambar harus tepat, menarik, dan merangsang siswa. Mengarang

melalui media gambar berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa

(Tarigan dan Djago Tarigan 1987: 209-210).

2.2.7 Media Lingkungan

Media lingkungan merupakan media pembelajaran berupa benda asli.

Suatu benda asli merupakan media yang paling tepat guna, dibanding tiruannya

(Latuheru, 1988: 52). Benda asli merupakan media yang paling efektif untuk

mengikutsertakan berbagai indra dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan benda

asli memiliki sifat keaslian, mempunyai ukuran besar dan kecil, berat, warna, dan

adakalanya disertai dengan gerak dan bunyi, sehingga memiliki daya tarik sendiri

(52)

Bentuk benda asli yang dipilih untuk pengajaran sebaiknya dibedakan

berdasarkan tujuan benda tersebut digunakan. Menurut Yudhi Munadi (2008:

108-110) terdapat tiga macam benda asli yakni unmodified real thing (benda asli yang

tidak dimodifikasi), modified real things (benda asli yang telah dimodifikasi),

specimen (sampel). Berikut ini dijelaskan tiga macam benda tersebut.

1. Unmodified real thing adalah benda yang sebenarnya, sebagaimana adanya,

tanpa perubahan kecuali hanya dipindahkan dari tempat aslinya. Benda-benda

tersebut mempunya ciri di antaranya dapat digunakan, hidup, dalam ukuran

normal, dapat dikenal dengan nama sebenarnya.

2. Modified real things adalah benda asli versi yang disederhanakan, yang dibuat

hanya bagian penting yang dibutuhkan (tidak seutuhnya).

3. Specimens kadang tidak dimodifikasi, biasanya bagian dari lingkungan.

Seringkali diartikan sebagai sampel dari suatu benda dalam grup atau kategori

yang sama.

Penggunaan media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi pada dasarnya

memvisualisasikan fakta, gagasan, kejadian, peristiwa dalam bentuk tiruan dari

keadaan sebenarnya untuk dibahas di dalam kelas dalam membantu proses

pengajaran. Di lain pihak guru dan siswa bisa mempelajari keadaan sebenarnya di

luar kelas dengan menghadapkan para siswa kepada lingkungan yang aktual untuk

dipelajari, diamati dalam hubungannya dengan proses belajar. Cara ini lebih

bermakna karena siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang

sebenarnya secara alami, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat

(53)

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2010: 208 - 209) lingkungan

sebagai media pembelajaran mempunyai banyak manfaat. Berikut ini diuraikan

manfaat tersebut.

1. Motivasi siswa dalam belajar akan lebih tinggi sebab kegiatan belajar lebih

menarik.

2. Proses pembelajaran akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan

situasi dan keadaan yang sebenarnya.

3. Bahan-bahan yang dipelajari faktual sehingga kebenarannya lebih akurat.

4. Kegiatan belajar siswa lebih koprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan

dengan berbagai cara seperti mengamati, wawancara, dan lain-lain.

5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dipelajari bisa

beraneka ragam seperti lingkungan sosial, alam, serta buatan.

6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di

lingkungan sehingga dapat memupuk cinta lingkungan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan media lingkungan adalah suatu

media pembelajaran yang dilakukan di luar ruang yang menekankan pada proses

belajar berdasarkan keadaan sebenarnya atau fakta nyata. Materi pembelajarannya

secara langsung dialami melalui kegiatan pembelajaran serta pancaindra manusia

banyak berperan.

2.2.8 Perbedaan Media Gambar dan Media Lingkungan

Penggunaan media pembelajaran dalam menulis karangan deskripsi yaitu

media gambar dan media lingkungan yang mempunyai beberapa perbedaan

(54)

Tabel 4

Perbedaan Media Gambar dan Media Lingkungan Media Gambar Media Lingkungan 1. Media gambar menekankan

persepsi indera penglihatan atau mata saja.

1. Media lingkungan mengikutsertakan semua

pancaindra (pendengaran, peraba, pencium, penglihat, dan perasa). 2. Media gambar dapat mengatasi

keterbatasan ruang dan waktu.

2. Media lingkungan tidak dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, sebab berdasarkan keadaan sebenarnya atau fakta nyata.

3. Penggunaan media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi pada dasarnya memvisualisasikan fakta, gagasan, kejadian, peristiwa dalam bentuk tiruan dari keadaan sebenarnya untuk dibahas di dalam kelas dalam membantu proses pengajaran.

3. Dengan mempelajari keadaan sebenarnya di luar kelas yakni menghadapkan para siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati dalam hubungannya dengan proses belajar. Cara ini lebih bermakna karena siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. 4. Ukuran sangat terbatas untuk

kelompok besar, maksudnya besar kecilnya ukuran gambar tidak mampu digunakan dalam kelompok besar.

4. Memiliki sifat keaslian, mempunyai ukuran besar dan kecil, berat, warna, dan adakalanya disertai dengan gerak dan bunyi.

5. Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif, maksudnya gambar yang berisi lebih dari satu benda objek peristiwa tidak efektif.

5. Suatu benda asli merupakan media yang paling tepat guna, dibanding tiruannya.

(Lihat pada pendapat Hujair AH. Sanaky 2009: 109, Latuheru 1988:52, Nana

(55)

2.3Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis merupakan keterampilan untuk menuangkan ide

atau gagasan ke dalam bentuk tulisan. Kemampuan menulis memerlukan teknik

pelatihan menulis yang tepat dan latihan secara terus menerus. Hal ini berdasarkan

pada alasan bahwa keterampilan menulis bukan merupakan bakat alami yang

dengan sendirinya dapat dimiliki oleh seseorang. Untuk memiliki kemampuan

menulis yang baik, diperlukan beberapa keterampilan dan pelatihan yang

memadai. Kemampuan menulis yang baik meliputi kemampuan memahami,

mengembangkan gagasan, struktur kalimat, koherensi, diksi, ejaan, dan tanda

baca.

Tujuan menulis atau mengarang adalah untuk menyampaikan atau

mengungkapkan ide atau gagasan penulis kepada pembaca. Dalam kegiatan

menulis maupun mengarang penulis harus mentaati kaidah-kaidah atau aturan

yang berlaku sehingga gagasan yang dituangkan dalam tulisan dapat dimengerti

dan dipahami oleh pembaca.

Karangan deskripsi adalah gagasan atau ide yang dituangkan dalam bentuk

tulisan dengan menguraikan, memaparkan dan melukiskan suatu objek yang

ditangkap oleh pancaindra manusia yang ditujukan kepada orang lain atau

pembaca.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SMA kelas X karena di dalam

KTSP menulis karangan deskripsi sudah diajarkan. Siswa SMA senang dalam

melukiskan atau menggambarkan tentang sesuatu hal, sehingga dengan penelitian

(56)

Media pembelajaran merupakan sebuah sarana berupa audio, visual, atau

audio visual yang digunakan untuk menyampaikan pesan, informasi kepada

penerima pesan. Dalam penelitian ini media pembelajaran yang digunakan adalah

media gambar dan media lingkungan dalam menulis karangan deskripsi.

Media gambar adalah suatu alat atau media berupa gambar yang dipakai

sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu

sumber kepada penerimanya. Media untuk sarana pembelajaran banyak ragamnya

antara lain gambar, foto, grafik, peta, papan flanel, buletin, dan lain-lain, sehingga

guru dapat menggunakan dan memanfaatkan berbagai macam media gambar

sesuai dengan materi pembelajaran.

Lingkungan sebagai media pembelajaran mampu mengembangkan

gagasan atau ide dengan maksimal dibandingkan dengan pembelajaran yang

dilakukan di dalam ruangan. Suasana pembelajaran tidak monoton dan lebih

berkesan bagi siswa. Dengan menggunakan media lingkungan siswa lebih banyak

menggunakan pancaindranya, sehingga dapat memberikan kesan hidup dalam

karangannya dan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis

deskripsi.

Media gambar dan media lingkungan merupakan bentuk media

pem-belajaran yang akan digunakan dalam menulis karangan deskripsi. Media gambar

dapat membantu siswa dalam menuangkan ide ke dalam bentuk karangan

deskripsi, namun hanya menggunakan indra penglihatan saja sehingga akan

mempengaruhi hasil karangan deskripsinya. Selanjutnya, media lingkungan

Gambar

Gambar …………………………………………………………………….. 69
Tabel 14 Konversi Skor Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa
gambar dan media lingkungan.
gambar adalah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menyanyi dengan Intonasi yang baik. keilmuan yang mendukung mata pelajaran

Aplikasi ini disediakan untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan pembelian bahan baku, menentukan jumlah pesanan yang ekonomis dengan perhitungan economic

Menurut berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja organisasi merupakan hasil kerja nyata yang dicapai oleh seorang atau organisasi tersebut baik secara

Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden setuju mengenai tema khusus yang dipakai dalam men-display di brand toko P.S.. dapat

Hasil analisis juga menunjukkan pada wilayah studi bagian utara dan timur memiliki besaran dampak yang relatif besar, sehingga berdasarkan data tersebut dibuatlah

model yang telah dihipotesiskan fit atau tidak dengan data kriteria fit. menurut (Ghozali, 2011) adalah

e) gerakan mana yang mudah kamu lakukan, f) fokuskan pada perkenaan kaki pada bola. Aktivitas menahan menggunakan kaki bagian luar atau dalam, menggunakan kaki kanan dan kiri,

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran guru PAI di SMK N 1 Salatiga dalam membina kecerdasan spiritual serta