Analisis Tata Kelola Sumber Daya Manusia
Teknologi Informasi di Dinas Koperasi Usaha
Kecil dan Menengah Kabupaten Lombok Barat
Menggunakan
Framework
COBIT 4.1
(
IT Governance Analysis Human Resource in the Department of Cooperatives and
Small-Medium Enterprise District of West Lombok Using COBIT 4.1 Framework
)
Ni Made Desy Aryani Saputri, Royana Afwani, Budi Irmawati
Dept Informatics Engineering, Mataram University Jl. Majapahit 62, Mataram, Lombok NTB, INDONESIA
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Received November 11th, 2018; Revised November 11rd, 2018; Accepted November 11th, 2018
Abstract At present the development of technology has increased very rapidly. Therefore the role of technology in an organization is needed. IT human resources is one of the important things needed to improve the efficiency and effectiveness of business objectives, so that IT human resources in an organization needs to be managed properly. IT human resources in West Lombok Regency is currently not well managed, which has not yet fulfilled the need for IT human resources in the offices of West Lombok Regency. To solve this problem the authors carry out IT governance using the framework COBIT 4.1. on DISKOPUKM West Lombok Regency. This study will provide recommendations for improvement of IT problems that exist in DISKOPUKM West Lombok Regency and can be used as a reference in making policies, especially in the management of IT human resources, and can improve the performance of West Lombok Regency DISKOPUKM. This study aims to provide understanding to DISKOPUKM West Lombok Regency in understanding the implementation of IT governance so that business objectives can be aligned with desired IT goals.
Key words: COBIT 4.1, IT human resources, IT governance
I.PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, sehingga penerapan teknologi pada sebuah organisasi sangat diperlukan. Dalam penerapan teknologi informasi diperlukan sumber daya teknologi informasi yang memadai seperti ketersediaan sumber daya manusia (SDM). Dengan adanya SDM yang dikelola dengan baik pada suatu organisasi maka akan memberikan kemudahan untuk mencapai tujuan bisnis organisasi dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis. Kesadaran pemerintah terhadap pentingnya melakukan tata kelola Teknologi Informasi (TI) sudah ada, tetapi pengelolaan yang dilakukan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu tata kelola agar tujuan bisnis organisasi dapat selaras dengan tujuan TI yang diinginkan.
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (DISKOPUKM) Kabupaten Lombok Barat merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah yang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang koperasi, usaha kecil dan menengah serta bertujuan untuk mewujudkan Koperasi, dan UKM yang produktif, mandiri dan berdaya saing tinggi sebagai motor penggerak perekonomian daerah maupun nasional [1]. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat memiliki beberapa strategi salah satunya adalah membangun sumber daya aparatur secara profesional yang didukung dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu sumber daya yang sangat penting untuk mewujudkan sumber daya aparatur yang profesional adalah SDM. Oleh sebab itu dibutuhkan pengelolaan SDM yang baik agar strategi pada DISKOPUKM dapat terpenuhi, akan tetapi DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat masih kekurangan SDM terutama dalam melakukan pengelola data dan sistem informasi yang ada.
SDM dan TI yang ada. Oleh sebab itu, perlu dilakukan tata kelola teknologi informasi agar dapat meningkatkan kinerja lembaga terkait untuk dapat mewujudkan tenaga kerja yang professional terutama dalam bidang TI sehingga dapat memberikan layanan terbaik dalam menjalankan tugas dan fungsi DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat.
Dalam melakukan tata kelola teknologi informasi terdapat beberapa framework yang dapat digunakan antara lain ISO (International Organization for Standardizatin), ITIL (Information Technology Infrastructure Library), COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) dan COSO. ISO merupakan kerangka kerja yang berfokus pada penetapan standar industrial dan peningkatan kinerja lingkungan perusahaan. ITIL Versi 3 Tahun 2011 merupakan sebuah kerangka kerja yang memfokuskan diri pada pengelolaan layanan di sebuah perusahaan. COBIT adalah kerangka kerja yang dikembangkan oleh ISACF (Information System Audit and Control Foundation). Kerangka kerja COBIT berisikan
control objective yang dapat membantu perusahaan untuk menjembatani kesenjangan antara resiko bisnis dengan cara memberikan strategi pencegahan resiko, penanganan resiko dan upaya lainnya. COSO merupakan sebuah standar berdedikasi untuk melayani seputar kepemimpinan, etika bisnis, kualitas pelaporan financial,
pengendalian internal [2].
Dari empat framework tata kelola [2], penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 sebagai panduan penerapan IT Governanceuntuk tata kelola TI di
DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat karena dapat membantu pemahaman dan pengelolaan risiko serta mengetahui keterkaitan antara tujuan bisnis dan tujuan teknologi informasi. COBIT 4.1 dipilih karena berisi kerangka kerja yang dapat digunakan untuk aktivitas pengelolaan teknologi informasi secara keseluruhan, membantu manajemen dalam pengambilan keputusan dan menjadi alat bantu untuk memecahkan permasalahan pada TI Governance dalam memahami dan mengelola risiko.
II.TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka
Nadiyasari Agitha, dkk (2012) dalam jurnal yang
berjudul “Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi
Berbasis COBIT (Studi Kasus Sumber Daya Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi NTB)”. Proses TI yang
digunakan dalam penelitian yaitu PO7 dan AI5. Dari hasil penelitian tersebut didapat hasil atribut proses diharapkan berada pada tingkat kematangan 5 (Optimized) yaitu manajemen menginginkan proses yang telah disempurnakan ke tingkat yang lebih baik, serta menginginkan perbaikan secara terus menerus [10].
Mohammad Idhom, dkk (2016) dalam jurnal yang
berjudul “Analisis Sumber Daya Manusia Teknologi
Informasi Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1 (Studi Kasus: Unit Pelaksana Teknis Telematika
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur)”. Dalam melakukan penelitian menggunakan
kerangka kerja COBIT yang berfokus pada Domain PO7. Dari hasil penelitian yang dilakukan, Unit Pelaksana Teknis Telematika memiliki 7 proses teknologi informasi yang berada pada level repeatable but intuitive dan 1 proses teknologi informasi berada pada level managed, dimana proses pelaksanaan dalam mengelola sumber daya manusia di bidang teknologi informasi masih dilakukan secara bertahap ada beberapa yang telah terpenuhi dan sesuai dengan perencanaan.
Rijal Khusni Wicaksono , dkk (2013) dalam jurnal yang
berjudul “Perancangan Model Tata Kelola Teknologi
Informasi Berbasis Cobit 4.1 pada Proses Mengelola Sumber Daya Manusia IT (Studi Kasus Bagian
Pengelolaan Data Kab, Kendal)”
melakukan penelitian mengenai tata kelola sumber daya manusia menggunakan kerangka kerja COBIT yang berfokus pada Domain PO7. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat tingkat kematangan atribut kematangan pada kondisi as-is secara umum berkisar pada tingkat 2 dan 3 atau Repeatable but Intuitive
dan Defined Process dan tingkat kematangan yang diharapkan responden untuk semua atribut secara umum antara 4 atau Managed and Measurable [12].
B.Tata Kelola Teknologi Informasi
Tata kelola teknologi informasi merupakan suatu cabang dari tata kelola perusahaan yang terfokus pada system teknologi informasi serta manajemen kinerja dan resiko. Tata kelola teknologi informasi adalah pertangung jawaban dewan direksi dan manajemen eksekutif. Hal ini, merupakan bagian yang terintegrasi dengan tata kelola perusahaan dan berisi kepemimpinan dan struktur serta proses organisasi yang menjamin bahwa organisasi teknologi informasi mengandung dan mendukung strategi serta tujuan bisnis [4].
Menurut Van Grembergen, tata kelola teknologi informasi adalah penilaian kapasitas organisasi oleh dewan direksi, manajemen eksekutif, manajemen teknologi informasi untuk mengendalikan formulasi dan implementasi strategi teknologi informasi dalam rangka mendukung bisnisnya [13].
C.Definisi Sumber Daya TI
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan asset perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe sumber daya, seperti finansial, fisik, manusia, kemampuan teknologi. Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible). Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap).
1. Applications: adalah sistem pengguna yang terotomasi dan prosedur manual yang memproses informasi.
2. Information: adalah data dalam berbagai bentuk,
input, diproses dan dihasilkan output oleh sistem informasi dalam bentuk apapun yang digunakan oleh bisnis.
3. Infrastructure: adalah teknologi dan fasilitas (seperti
hardware, sistem operasi, DBMS, jaringan, multimedia dan lingkungan yang menampung dan mendukungnya) yang memungkinkan terjadinya pemrosesan aplikasi.
4. People: adalah personel yang diperlukan untuk merencanakan, mengorganisasi, memperoleh, mengimplementasi, menyampaikan, mendukung, memantau dan mengevaluasi sistem informasi dan layanannya. Personel tersebut bisa dari internal, tenaga outsourcing atau kontrak disesuaikan dengan kebutuhan.
D.Framework COBIT
Campbell mendefinisikan COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) sebagai suatu cara untuk menerapkan IT Governance. COBIT berupa kerangka kerja yang harus digunakan oleh suatu organisasi bersamaan dengan sumber daya lainnya untuk membentuk suatu standar yang umum berupa panduan pada lingkungan yang lebih spesifik. Secara terstruktur, COBIT terdiri dari seperangkat control objectives untuk bidang teknologi informasi, dirancang untuk memungkinkan tahapan bagi audit [11].
COBIT merupakan sekumpulan dokumentasi dan panduan yang mengarahkan pada IT governance yang membantu auditor, manajemen, dan pengguna (user) untuk menjembatani pemisah (gap) antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan teknis. COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA).
Pada COBIT Framework terdiri atas 4 domain utama, antara lain:
1. Plan and organize. Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi perusahaan.
2. Acquire and implement. Domain ini menitikberatkan pada proses pemilihan, pengadaan, dan penerapan teknologi informasi yang digunakan.
3. Deliver and support. Domain ini menitikberatkan pada proses pelayanan TI dan dukungan teknisnya. 4. Monitor and evaluate. Domain ini menitik beratkan
pada proses pengawasan dan mengevaluasi pengelolaan TI pada organisasi.
COBIT mempunyai model kematangan (maturity model) untuk mengontrol proses-proses TI, dengan menggunakan metode penilaian (scoring) sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses TI yang dimilikinya dari skala non-existent sampai dengan
optimized (dari 0 sampai 5).
III.METODELOGI PENELITIAN
Pada penelitian yang dilakukan adapun digambarkan kedalam diagram alir penelitian sebagai berikut :
Fig. 1. Diagram Alir Penelitian
LANGKAH I:PENENTUAN MASALAH
Penentuan masalah dilakukan dengan cara melakukan wawancara terlebih dahulu pada DISKOPUKM Lombok Barat mengenai permasalahan terkait teknologi informasi yang nantinya akan digunakan. Narasumber yang dipilih dalam wawancara yaitu Kepala DISKOPUKM Lombok Barat dan staf pada sub bagian program karena lebih mengetahui permasalah apa saja yang ada pada dinas tersebut.
LANGKAH II:PENGUMPULAN DATA ORGANISASI
Penulis melakukan wawancara untuk pengumpulan bahan terkait dengan DISKOPUKM Lombok Barat. Sumber referensi utama adalah visi, misi dan rencana strategis DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat. Dari dokumen-dokumen tersebut, penulis melakukan analisa untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi serta peran dan posisi Teknologi Informasi dalam mendukung mencapai tujuannya.
LANGKAH III:STUDI LITERATUR
dengan permasalahan yang ada. Dari sumber-sumber pustaka di atas akan membantu penulis memperoleh kerangka berpikir dalam memahami konsep-konsep, standar dan pengetahuan yang terkait dengan IT
governance, serta menjadi panduan untuk penulis dalam melakukan identifikasi masalah yang ada serta merumuskan penyelesaian masalah pada pengelolaan TI.
LANGKAH IV:ANALISA VISI,MISI DAN STRATEGI
Analisa dilakukan pada visi, misi dan atrategi pada DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat untuk menentukan hubungan antara tujuan bisnis dan tujuan TI
LANGKAH V:PENENTUAN PROSES TI
Dari hasil Analisa visi, misi dan strategi kemudian dilakukan penentuan proses TI dengan melakukan pemetaan kedalam balance score card berdasarkan 4 persfektif yang ada, setelah itu dilakukan pemetaan kembali kedalam tujuan bisnis dan tujuan TI untuk mendapatkan proses TI pada DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat.
LANGKAH VI:PENCARIAN DATA
Percarian data dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu wawancara dan pemberian kuisioner yang ditujukan berdasakan hasil RACI chart yang telah didapat dari proses TI yang digunakan.
LANGKAH VII:ANALISA KONDISI
Setelah dilakukan proses wawancara dan pemberian kuesioner selanjutnya dilakukan analisa terhadap kondisi proses TI keadaan saat ini yang sedang berjalan pada organisasi dan kondisi proses TI yang diinginkan kedepannya oleh organisasi. Analisa dilakukan berdasarkan data yang kuisioner yang telah didapat. Setelah dilakukan pengumpulan data, maka akan dilakukan analisis data yang terdiri dari analisis tingkat kematangan saat ini (as-is) dan analisis tingkat kematangan yang diharapkan (to-be).
LANGKAH VIII:ANALISA GAP
Tahap berikutnya adalah melakukan analisa kesenjangan (gap). Pada tahap ini, dilakukan perbandingan antara nilai tingkat kematangan (maturity level) saat ini (As is) dengan yang diharapkan (to be). Apabila tingkat kematangan saat ini sudah sama dengan tingkat kematangan yang diharapkan, maka proses TI tersebut sudah baik. Akan tetapi apabila masih terdapat kesenjangan antara proses TI saat ini dengan yang diharapkan, maka proses tersebut perlu dilakukan peningkatan. Setelah dilakukan Analisa maka penulis dapat mengetahui bagian proses TI mana yang sudah baik dan bagian proses TI mana yang harus mendapatkan perhatian untuk dilakukan peningkatan agar sesuai dengan yang diharapkan.
LANGKAH IX:REKOMENDASI PERBAIKAN
Pada tahap ini dilakukan proses rekomendasi perbaikan berdasarkan 4 tingkat kematangan sesuai dengan perhitungan yang didapat sebelumnya. Pada rekomendasi perbaikan akan diberikan model tata kelola TI untuk mengatasi kesenjangan antara kondisi saat ini (as-is) dan kondisi harapan (to-be) pada masing-masing proses berdasarkan penilaian tingkat kematangan pada proses TI yang digunakan. Rekomendasi perbaikan dilakukan sesuai dengan hasil perhitungan maturity level
yang telah didapat. Rekomendasi perbaikan dimulai dari level yang paling rendah ke level yang paling tinggi sesuai atribut kematangan dengan data dan Analisa berdasarkan kondisi pada DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
Dilakukan proses pemetaan visi, misi dan strategi DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat kedalam
balance score card, tujuan bisnis dan tujuan TI untuk menentukan proses TI pada DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat. Melakukan wawancara dan pemberian kuesioner dan menganalisis hasil wawancara serta kuesioner tersebut.
A. pemetaan visi, misi dan strategi
A.1 pemetaan kedalam balance score card
Proses mapping pertama yaitu melakukan pemetaan visi, misi dan strategi yang ada di DISKOPUKM Lobar ke dalam empat perspektif dalam balance score card ( BSC) yang sudah ditentukan pada COBIT4.1. Dimana BSC terdiri dari 4 perspektif yaitu persfektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
A.2 Pemetaan kedalam Tujuan Bisnis
Kemudian dari hasil balance score card yang didapat selanjutnya dilakukan penentuan tujuan bisnis yang akan dilakukan untuk tata kelola pada DISKOPUKM Lobar. Terdapat 17 tujuan bisnis yang dibagi berdasarka 4 perspektif pada BSC.
A.3 Pemetaan kedalam Tujuan TI
Proses mapping berikutnya dilakukan untuk menentukan tujuan TI sesuai dengan yang telah ditentukan oleh COBIT 4.1 yaitu berjumlah 28 tujuan TI. Penentuan tujuan TI dilakukan berdasarkan hasil mapping tujuan bisnis sebelumnya.
A.4 Pemetaan kedalam Proses TI
Proses mapping selanjutnya dilakukan untuk menentukan proses TI yang akan digunakan dalam tata kelola sesuai dengan kebutuhan DISKOPUKM Lobar. Proses TI didapat dari hasil mapping tujuan TI sebelumnya.
TI yang sesuai adalah PO7 dan AI5. PO7 adalah manajemen sumber daya manusia TI dan AI5 adalah pengadaan sumber daya TI.
B.Wawancara
Wawancara dilakukan secara bersamaan dengan pemberian kuesioner. Pada proses wawancara penulis mendapatkan informasi keadaan organisasi DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat khususnya mengenai proses pengelolaan sumber daya TI pada DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat. Dari proses wawancara yang telah dilakukan, penulis dapat mengkonfirmasi dan memastikan konsistensi pengisian jawaban pada kuesioner yang telah diberikan kepada responden. Dengan demikian, responden pada proses wawancara sama dengan responden pada proses pengisian kuesioner. Berikut rekapitulasi hasil wawancara yang telah dilakukan:
C.Kuesioner
Proses kuesioner dilakukan untuk mengetahui tingkat kematangan pada DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat, kuisioner terdiri dari 12 pertanyaan dengan 6 jawaban berdasarkan atribut tingkat kematangan yang ada, dimana pilihan jawaban telah diterjemahkan ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh responden. Responden pada pengisian kuesioner dipilih berdasarkan RACI Chart yang kemudian dipetakan berdasarkan tugas, peran, fungsi dan tanggung jawab sesuai dengan struktur organisasi pada DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat.
D.Perhitungan IQR
Dari hasil kuesioner dilakukan perhitungan IQR dengan pembatasan data berdasarkan batasan 1,5 IQR. Perhitungan IQR dilakukan untuk mengetahui persebaran data, dimana dalam hal ini yaitu persebaran jawaban kuesioner. Dari setiap jawaban yang ada pertama dilakukan pengurutan data terlebih dahulu untuk menentukan nilai kuartil 1 dan nilai kuartil 3. Setelah nilai kuartil didapat selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai IQR dengan Q1-Q2. Selanjutnya menetukan nilai LO dan HO.
Fig. 2. Boxplot proses TI PO7
Fig. 3. Boxplot proses TI AI5
Dari dua diagram boxplot diatas dapat dilihat bahwa terdapat outliers Outliers merupakan data yang menyimpang terlalu jauh dari data lainnya, dalam hal ini dimana data berada diluar dari nilai LO dan HO yang telah ditentukan. Data yang terdapat nilai outliers ini selanjutnya tidak digunakan dalam perhitungan berikutnya
.
E.Uji reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa kuisioner yang digunakan menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode
Cronbach’s Alpha. Data yang dianalisa harus memiliki
nilai alpha > 0,6 agar data tersebut dapat dianggap reliabel. Proses uji reliabilitas dimulai dengan menyusun rekapitulasi jawaban ke dalam tabel, dan memasukkan ke dalam worksheet program Minitab.
TABLE I. HASIL RELIABILITAS
No Attribute Status Alpha Reliabilitas
1 PO7
As is 0,8751 Sangat reliabel
To be 0,9044 Sangat reliabel
2 AI5
As is 0,7459 Reliabel
To be 0,7358 Reliabel
F.Uji validitas
Uji validitas dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa data yang digunakan benar-benar mencerminkan indikator variabel yang diteliti. Uji validitas dilakukan menggunakan metode Korelasi
maka item dikatakan valid. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%. Perhitungan pada uji validitas dilakukan dengan menggunakan minitab.
TABLE II. HASIL VALIDITAS PROSES TI PO7
No Atribut Status r-hitung r-tabel (N=24
dan N=26) Validitas
1 AC As is 0,962 0,388 Valid
To be 0,893 0,404 Valid
2 PSP As is 0,924 0,388 Valid
To be 0.905 0,404 Valid
3 TA As is 0,930 0,388 Valid
To be 0,904 0,404 Valid
4 SE As is 0,588 0,388 Valid
To be 0,473 0,404 Valid
5 RA As is 0,815 0,388 Valid
To be 0,893 0,404 Valid
6 GSM As is 0,824 0,388 Valid
To be 0,893 0,404 Valid
TABLE III. HASIL VALIDITAS PROSES TI AI5
No Atribut Status r-hitung r-tabel (N=22
dan N=24) Validitas
1 AC As is 0,580 0,404 Valid
To be 0,483 0,422 Valid
2 PSP As is 0,762 0,404 Valid
To be 0.876 0, 422 Valid
3 TA As is 0,580 0,404 Valid
To be 0,876 0, 422 Valid
4 SE As is 0,982 0,404 Valid
To be 0,575 0, 422 Valid
5 RA As is 0,522 0,404 Valid
To be 0,876 0, 422 Valid
6 GSM As is 0,522 0,404 Valid
To be 0,570 0, 422 Valid
G.Perhitungan tingkat kematangan
Setelah dilakukan perhitungan pada kuisioner dan telah dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengetahui tingkat kematangan pada kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
TABLE IV. PEMETAAN KEDALAM PROSES TI PO7
No Attribute Nilai kematangan Tingkat kematangan
As is To be As is To be
1 AC 1,23 4,46 1 4
2 PSP 1,5 4,26 1 4
3 TA 1,57 4,26 1 4
4 SE 0,30 4,53 0 4
5 RA 1,76 4,46 1 4
6 GSM 1,5 4,46 1 4
TABLE V. PEMETAAN KEDALAM PROSES TI AI5
No Attribute Nilai kematangan Tingkat kematangan
As is To be As is To be
1 AC 0,70 4,87 1 5
2 PSP 1,25 4,08 1 4
3 TA 0,70 4,08 1 4
4 SE 0,45 4,33 0 4
5 RA 0,75 4,08 1 4
6 GSM 0,75 4,37 1 4
Nilai kematangan pada setiap atribut menggunakan hasil dengan pembulatan kebawah dan keatas, hal ini dikarenakan agar memberikan hasil yang akurat dalam pemberian rekomendasi perbaikan yang disesuaikan dengan keadaan TI yang ada di DISKOPUKM. Dari hasil kematangan yang telah didapat kemudian dipresentasikan kedalam spider chart. Berikut merupakan spider chart tingkat kematangan proses TI PO7 dan proses TI AI5.
Fig. 4. Spiderchart proses TI PO7
Fig. 5. Spiderchart proses TI AI5
H.Analisis kondisi
H.1. Analisis Kondisi Saat Ini pada Proses TI PO7
Dari hasil perhitungan tingkat kematangan pada proses TI PO7, dapat dilihat bahwa pada atribut AC, PSP, TA, RA dan GSM berada pada level 1, sedangkan pada atribut SE berada pada level 0.
H.2. Analisis Kondisi Saat Ini pada Proses TI AI5
pada level 0, sedangkan pada atribut AC, PSP, TA, RA dan GSM berada pada level 1.
H.3. Analisis Kondisi yang Diharapkan Proses TI PO7
Dari hasil perhitungan tingkat kematangan pada proses TI PO7, dapat dilihat bahwa pada atribut PSP, TA, SE, RA dan GSM berada pada level 4.
H.4. Analisis Kondisi yang Diharapkan Proses TI AI5
Dari hasil perhitungan tingkat kematangan pada proses TI AI5, dapat dilihat bahwa pada atribut PSP, TA, SE, RA dan GSM berada pada level 4 sedangkan atribut AC berada pada level 5.
I. Analisa gap
Dari analisa tingkat kematangan yang telah dilakukan untuk kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan, terdapat kesenjangan tingkat kematangan. Kesenjangan tingkat kematangan yang ada adalah 3 tingkat untuk proses TI PO7 pada atribut AC, PSP, TA, RA dan GSM yaitu dari tingkat kematangan 1 menuju tingkat kematangan 4 sedangkan pada atribut SE kesenjangan tingkat kematangan yang ada adalah 4 tingkat yaitu dari tingkat kematangan 0 menuju tingkat kematangan 4. Pada proses TI AI5 kesenjangan tingkat kematangan yang ada adalah 5 tingkat untuk atribut AC yaitu dari tingkat kematangan 1 menuju tingkat kematangan 5, 3 tingkat untuk TA, RA dan GSM yaitu dari tingkat kematangan 1 menuju tingkat kematangan 4, sedangkan pada atribut SE kesenjangan tingkat kematangan yang ada adalah 4 tingkat yaitu dari tingkat kematangan 0 menuju tingkat kematangan 4.
Dengan adanya kesenjangan dari tingkat kematangan tersebut, maka DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat memerlukan strategi agar tingkat kematangan yang diinginkan dapat tercapai. Oleh sebab itu dibutuhkan tindakan-tindakan yang direkomendasikan sebagai proses perbaikan pada masing-masing atribut untuk peningkatan pencapaian kematangan yang diinginkan. Proses tersebut dilakukan secara bertahap dimana proses peningkatan kematangan dilakukan dari atribut dengan nilai kematangan paling rendah, sehingga proses peningkatan kematangan dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
J. Rekomendasi perbaikan
Rekomendasi perbaikan dibagi menjadi 4 kelompok agar dapat memberikan peningkatan kematangan yang efektif yaitu pencapaian tingkat kematangan 1, pencapaian tingkat kematangan 2, pencapaian tingkat kematangan 3, pencapaian tingkat kematangan 4 dan pencapaian tingkat kematangan 5. Berikut merupakan rekomendasi perbaikan pada DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat untuk setiap pencapaian tingkat kematangan pada masing-masing atribut
J.1. Pencapaian tingkat kematangan 1 pada proses TI PO7
TABLE VI. PENCAPAIAN TINGKAT KEMATANGAN 1 PO7
No Atribut Tindakan perbaikan
1. SE
-
Mengidentifikasikan rencana pengelolaan SDM TI di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat seperti rencana pelatihan staff TI.-
Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan formal kepada staff TI di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat.J.2. Pencapaian tingkat kematangan 2 pada proses TI PO7
TABLE VII. PENCAPAIAN TINGKAT KEMATANGAN 2 PO7
No Atribut Tindakan perbaikan
1. AC
-
Mengkomunikasikan secara menyeluruh dengan staff di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat terkait permasalahan SDM TI serta untuk mendapatkan tenaga kerja yang ahli di bidang TI2. PSP
-
Merencanakan proses, standar dan prosedur dalam perekrutan staff TI di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat.-
Mengidentifikasikan proses perekrutan personel TI sesuai dengan standar dan prosedur di DISKOPUKM.3. TA
-
Mengidentifikasikan kebutuhan perangkat teknologi berupa software dan hardwareyang dibutuhkan DISKOPUKM
-
Mengidentifikasikan keahlian staff TI DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat untuk menggunakan dan mengoperasikan TI 4. SE-
Mengidentifikasikan pelatihan yang harus diberikan kepada staff TI di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat-
Merencanakan pelatihan staff TI untuk mengelola teknologi di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat5. RA
-
Mengidentifikasi penanggung jawab, peran dan tanggung jawab untuk mengelola dan memproses TI di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat ke dalam struktur organisasi-
Memberikan tugas sementara informal kepada kepala bagian program DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat untuk mengelola SDM TI sampai pendefinisian peran dan tanggung jawab TI selesai dilakukan6 GSM
-
Mengidentifikasikan pengukurankeberhasilan kinerja SDM TI di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat untuk mengetahui pencapaian kerja staff TI
J.3. Pencapaian tingkat kematangan 3 pada proses TI PO7
TABLE VIII. PENCAPAIAN TINGKAT KEMATANGAN 3 PO7
No Atribut Tindakan perbaikan
1. AC
-
Mengadakan sosialisasi pentingnya tindakan untuk mengelola SDM TI kepada seluruh pegawai DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat-
Meminta saran kepada staff DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat mengenai kebutuhan untuk meningkatkan kualitas SDM TI dalam mengelola teknologi.2. PSP
-
Melakukan proses peninjauan dari kinerja SDM TI dalam mengelola teknologi di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat-
Membuat proses dan prosedur pemberhentian staff TI dan pengalihan hak akses serta pengembalian asset perangkat teknologi-
Mendokumentasikan kebijakan, proses dan prosedur yang telah dilakukan3. TA
-
Mendapatkan perangkat teknologi dari pemasok yang telah disepakati-
Penggunaan perangkat teknologi oleh staff TI sudah terstandarisasi untuk otomatisasi kinerja SDM TI4. SE
-
Membuat rencana pelatihan formal kepada Staff TI dalam mengelola teknologi di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat-
Merencanakan kebutuhan yang diperlukan DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat untuk memajukan kualitas SDM TI5. RA
-
Mendefinisikan tanggung jawab dalam melakukan pengelolaan SDM TI di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat-
Menetapkan divisi TI sebagai penanggung jawab dalam pengelolaan SDM TI dan kebutuhan SDM TI6 GSM
-
Melakukan pengukuran pada setiap kemajuan kinerja SDM TI-
Melakukan evaluasi untuk memastikan seluruh peranan teknologi telah terpenuhi oleh staff TIJ.4. Pencapaian tingkat kematangan 4 pada proses TI PO7
TABLE IX. PENCAPAIAN TINGKAT KEMATANGAN 4 PO7
No Atribut Tindakan perbaikan
1. AC
-
Menetapkan secara formal keputusan tindakan yang dilakukan dalam mengelola SDM TI berupa surat keputusan2. PSP
-
Menyetujui kebijakan dan prosedur pengelolaan SDM TI yang telah dibuat-
Melaksanakan proses, standar dan prosedur untuk memastikan DISKOPUKM memiliki penempatan staff TI sesuai dengan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan DISKOPUKM-
Menjaga proses perekrutan personil sesuai dengan standar dan prosedur DISKOPUKMNo Atribut Tindakan perbaikan
3. TA
-
Mengintegrasikan alat-alat yang digunakan staff TI di DISKOPUKM-
Penggunaan perangkat untuk mengelola dan memantau kegiatan di DISKOPUKM 4. SE-
Menyediakan Pelatihan kepada staf TI denganorientasi yang tepat dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan pengendalian internal untuk mencapai tujuan kerja DISKOPUKM
-
Menjalankan pelatihan tenaga TI untuk memajukan kinerja SDM TI5. RA
-
Mendefinisikan peran dan tanggung jawab secara jelas kepada staff TI dalam melakukan pengelolaan SDM TI di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat-
Menggunakan system reward untuk memotifasi peran dan tanggung jawab yang diberikan kepada staff TI dalam mengelola SDM TI6 GSM
-
Melakukan proses pengukuran kemajuan kinerja SDM TI dalam mengelola teknologi di DISKOPUKM secara berkala dan konsisten-
Melakukan perbaikan berkelanjutan dari hasil pengukuran yang dilakukanJ.5. Pencapaian tingkat kematangan 1 pada proses TI AI5
TABLE X. PENCAPAIAN TINGKAT KEMATANGAN 1 AI5
No Atribut Tindakan perbaikan
3. SE
-
Melakukan perencanaan pelatihan kepada staff IT dalam mendapatkan sumber daya TI-
Merencanakan kebutuhan keterampilan staff TI dalam pengadaan sumber daya TIJ.6. Pencapaian tingkat kematangan 2 pada proses TI AI5
TABLE XI. PENCAPAIAN TINGKAT KEMATANGAN 2 AI5
No Atribut Tindakan perbaikan
1. AC
-
Mengkomunikasikan permasalahan dalam perolehan sumber daya TI seperti software danhardware secara keseluruhan dengan staff di DISKOPUKM
2. PSP
-
Merencanakan proses, standard dan prosedur pengadaan sumber daya TI sesuai aturan yang ada di DISKOPUKM-
Melakukan pemeriksaan standar dan prosedur dalam pengadaa sumber daya TI3. TA
-
Mendapatkan software dan hardware dari vendor yang bekerjasama dengan DISKOPUKM-
Penggunaan software dan hardware dalam proses bisnis DISKOPUKM yang dioperasikan oleh individu-individu kunci 4. SE-
Mengidentifikasikan persyaratanNo Atribut Tindakan perbaikan
staff TI di DISKOPUKM untuk proses pengadaan, pengelolaan dan penggunaan sumber daya TI
-
Memberikan pelatihan kepada staff TI DISKOPUKM untuk kebutuhan pengadan sumber daya TI-
Melakukan pelatihan secara informal oleh staff TI di DISKOPUKM5. RA
-
Merencanakan penentuan tanggung jawab dalam pengadaan sumber daya TI di DISKOPUKM-
Mengkomunikasikan pemberian tanggung jawab kepada staff di DISKOPUKM dalam melakukan pengadaan sumber daya TI 6 GSM-
Menetapkan tujuan dan pengukuran daripengadaan sumber daya TI yang akan dilakukan
-
Melakukan pemantauan terhadap pengukuran pengadaan TI di DISKOPUKMJ.6. Pencapaian tingkat kematangan 3 pada proses TI AI5
TABLE XII. PENCAPAIAN TINGKAT KEMATANGAN 3 AI5
No Atribut Tindakan perbaikan
1. AC
-
Mengkomunikasikan secara formal dan terstruktur dengan seluruh staff di DISKOPUKM dalam melakukan pengadaan sumber daya TI-
Meminta saran kepada seluruh staff di DISKOPUKM dalam melakukan pengadaan sumber daya TI2. PSP
-
Mendefinisikan proses, standard dan prosedur yang diperlukan dalam pengadaan sumber daya TI seperti software dan hardware-
Mendokumentasikan seluruh proses, standar dan prosedur pengadaan sumber daya TI 3. TA-
Menetapkan penggunaan dan standarisasisumber daya TI seperti software dan hardware
4. SE
-
Mendefinisikan persyaratan keterampilan yang dibutuhkan staff TI dalam pengadaan sumber daya TI-
Merencanakan pelatihan formal yang dilakukan oleh masing-masing staff TI di DISKOPUKM5. RA
-
Mendefinisikan tanggung jawab kepada staff di DISKOPUKM dalam melakukan pengadaan sumber daya TI-
Menentukan peran, tanggung jawab dan kerangka kerja bagi staff TI untuk proses pengadaan sumber daya TI6 GSM
-
Melakukan pengukuran terkait efektifitas penggunaan sumber daya TI dalam mencapai tujuan bisnis DISKOPUKMJ.7. Pencapaian tingkat kematangan 4 pada proses TI AI5
TABLE XIII. PENCAPAIAN TINGKAT KEMATANGAN 4 AI5
No Atribut Tindakan perbaikan
1. AC
-
Melakukan komunikasi yang matang dengan staff DISKOPUKM terhadap kebutuhan pengadaan sumber daya TI seperti softwaredan hardware secara lengkap
-
Melakukan koordinasi dengan staff TI dalam melakukan pengadaan software dan hardware2. PSP
-
Mendokumentasikan proses, standar dan prosedur yang ada untuk meminimalkan terjadi kesalahan dalam pengadaan softwaredan hardware serta sumber daya TI lainnya.
-
Mengawasi proses pengadaan software danhardware untuk mematuhi kebijakan dan persyaratan prosedur yang ada di DISKOPUKM
3. TA
-
Mengintegrasikan aplikasi-aplikasi yang digunakan di DISKOPUKM untuk meningkatkan proses pengolahan data-
Melakukan pemeriksaan dan kontrol pada aplikasi yang digunakan DISKOPUKM untuk meminimalkan kerusakan atau error padadatabase
4. SE
-
Memberikan pelatihan kepada staf TI untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dalam melakukan pengadaan sumber daya TI-
Melakukan kualifikasi dan program sertifikasi dalam penggunaan software dan hardware dan sumber daya TI lainnya-
Melakukan sharing pengetahuan antar staff TI dalam melakukan pengadaan sumber daya TI 5. RA-
Menetapkan tanggung jawab kepada staff TIdalam melakukan pengadaan sumber daya TI
-
Menjalankan peran dan tanggung jawab yang diberikan atasan secara menyeluruh dalam proses pengadaan sumber daya TI-
Menggunakan budaya reward untuk memotivasi para staff TI dalam menjalankan tanggung jawab yang diberikan6 GSM
-
Melakukan pengukuran efisiensi dan efektifitas pengadaan sumber daya TI sesuai tujuan bisnis di DISKOPUKM-
Melakukan pencatatan terhadap penyimpangan manajemen pengadaan sumber daya TI-
Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap masalah manajemen pengadaan sumber daya TIJ.8. Pencapaian tingkat kematangan 5 proses TI AI 5
TABLE XIV. PENCAPAIAN TINGKAT KEMATANGAN 5 AI5
No Atribut Tindakan perbaikan
No Atribut Tindakan perbaikan
-
Adanya pemahaman seluruh personel TI untuk kemajuan sumber daya TI di DISKOPUKM dalam mendukung pencapaian tujuan bisnis DISKOPUKMV.KESIMPULANDANSARAN
A.KESIMPULAN
Dari hasil penelitian tata kelola teknologi informasi yang telah dilakukan di DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Pada tingkat kematangan proses TI PO7 untuk kondisi saat ini rata-rata berada pada tingkat kematangan 1. Berarti pada DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat sudah terdapat beberapa inisiatif perencanaan pengelolaan sumber daya manusia TI, tetapi belum konsisten dan belum dilakukan secara formal. Khusus pada atribut SE (Skill and Expertise) saat ini berada pada tingkat kematangan 0 yang artinya belum adanya mekanisme proses TI, sehingga dibutuhkan perhatian lebih dalam memanajemen sumber daya manusia TI 2. Pada tingkat kematangan proses TI AI 5 untuk
kondisi saat ini rata-rata berada pada tingkat kematangan 0. Berarti pada DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat belum terdapat mekanisme proses pengadaan sumber daya TI sehingga belum dilakukan pengawasan terhadap pengadaan sumber daya TI dan membutuhkan perhatian khusus dikarenakan berada pada level terendah. Khusus pada atribut PSP (policies, Standart and Procedures)
berada pada tingkat kematangan 1 dimana sudah terdapat inisiatif mekanisme perencanaan standard an prosedur dalam pengadaan sumber daya TI.
3. Pada kondisi yang diharapkan semua atribut untuk proses TI PO7 dan proses TI AI5 berada pada tingkat kematanag 4. Dimana manajemen pada DISKOPUKM telah menetapkan beberapa indikator pengukur kinerja, serta terdapat otomatisasi perangkat untuk memonitor manajemen sumber daya TI. 4. Rekomendasi perbaikan telah disusun untuk
meningkatkan tingkat kematangan sesuai yang diinginkan oleh DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat secara bertahap dimulai dari tingkat kematangan saat ini ke tingkat kematangan yang diinginkan.
5. Rencana aksi yang telah dibuat pada laporan ini telah dijelaskan ke pada pihak DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat dan dapat dijadikan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan teknologi informasi. 6. Berdasarkan verifikasi yang telah dilakukan pada
penelitian ini bahwa model tata kelola teknologi informasi pada DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat telah memenuhi elemen-elemen pada definisi tata kelola teknologi informasi.
B.SARAN
1. Agar tata kelola teknologi informasi yang telah dilakukan dapat diterapkan, disarankan agar
manajemen DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat merencanakan pengelolaan TI dengan melihat sumber daya yang ada pada DISKOPUKM serta perencanaan anggaran yang transparansi untuk pencapaian tersebut.
2. Untuk memaksimalkan tata kelola teknologi informasi yang telah dilakukan, diharapkan DISKOPUKM Kabupaten Lombok Barat dapat melihat hasil penelitian serupa di perusahaan atau organisasi lain dengan penggunaan proses TI yang berbeda, sehingga penerapannya dapat lebih maksimal.
REFERENCES
[1] DISKOPUKM-LOBAR, Rencana Strategis, Lombok Barat : Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, 2015.
[2] I.E Kaban, “Tata Kelola Teknologi Informasi”.
Jurnal Komputerisasi Akuntansi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, 2009
[3] IT Governance Institute, COBIT 4.1 Framework, Control Objectives, Management Guidelines, Maturity Models, IT Governance Institute, 2007
[4] IT Governance Institute, IT Governance Implemetation Guide, IT Governance Institute, 2007.
[5] J.A. O’Brien, Management Information System,
Sixth Edition, McGraw-Hill/Irwin, 2004.
[6] L. P. L .S Surya, “Analisis Kinerja Berbasis
Balanced Scorecard Pada Koperasi XYZ”.
EJurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 8(2): 279-293, 2014.
[7] Merriam-Webster, “Merriam-Webster Online
Dictionary”. Tersedia : http://www.merriam -webster.com/dictionary/information technology [Diakses: 10 April 2018].
[8] M. Idhom, Irwansyah, R. Alit, “Analisis Sumber
Daya Manusia Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1 (Studi Kasus: Unit Pelaksana Teknis Telematika Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur)”, Vol. 1, hal.
101-106, agustus 2016
[9] Mulyadi, Sistem Perencanaan & Pengendalian Manajemen (Edisi 3), Jakarta : Salemba Empat, 2007.
[10] N. Agitha, F. Samopa, “Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi Berbasis COBIT (Studi Kasus Sumber Daya Kesehatan Dinas
Kesehatan Provinsi NTB)”, Juli 2012
[11] P.L. Campbell, A COBIT Primer, USA : Sandia National, 2005.