i
TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT)
DALAM
PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
RIESHA PRILIA RIZKINA
NIM : 071334015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
DALAM
PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta
Oleh:
RIESHA PRILIA RIZKINA NIM: 071334015
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
DALAM
PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta
Dipersiapkan dan ditulis oleh : Riesha Prilia Rizkina
NIM : 071334015
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 27 Februari 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Indra Darmawan, S.E., M.Si. ... Sekretaris Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. ... Anggota Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. ... Anggota A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. ...
Yogyakarta, 27 Februari 2012 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk :
v
“Man Jadda Wajada”
(Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil)
Jangan pernah remehkan IMPIAN,
walau setinggi apapun.
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Februari 2012 Penulis
vii
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :Nama : Riesha Prilia Rizkina Nomor Mahasiswa : 071334015
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 27 Februari 2012 Yang menyatakan,
viii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
TIPETEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta
Riesha Prilia Rizkina Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi pokok bahasan konsumsi, tabungan dan investasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament(TGT)
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-D, SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
ix
ABSTRACT
LEARNING MODEL APPLICATION OF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE IN ECONOMICS LEARNING TO
INCREASE THE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT This Study Was Carried Out in The Tenth Grade Students
of State Senior High School 11 Yogyakarta
Riesha Prilia Rizkina Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
This study aims to find out students’ achievement in economics learning with the main discussion on consumption, saving and investment by applying cooperative type of learning model application Teams Games Tournament (TGT).
This study was carried out in the tenth grade students of D class, State Senior High School 11 Yogyakarta, batch 2011/2012. This study is a class action research (CAR) carried out in one cycle which contains of four steps; they are planning, action, observation and reflection. The data collected by using observation sheet of teacher’s activity, observation sheet of teacher’s activity in learning process, observation class instruments, observation sheet of students’ learning process in groups and reflection instruments. The data collected being analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.
x
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament Dalam Pembelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.
xi
staff karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan pelayanan selama penulis belajar di USD.
7. Bapak Ruswidaryanto,S.Pd selaku guru mitra dalam melaksanakan penelitian di kelas X-D SMA Negeri 11 Yogyakarta sehingga penelitian dapat terlaksana dan berjalan lancar.
8. Seluruh keluarga besar SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih banyak atas ijin dan bantuannya.
9. Kedua orang tuaku, Ayahanda Endang Harisman dan Ibunda Nanik Suharni yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang dan cinta, dukungan baik moril maupun material, serta semangat penuh kepada penulis.
10. Adikku, Farhan Norman Habib (Abie). Terimakasih sudah menjadi adik yang terhebat dan teman berbagi disaat senang,sedih,bahagia dan kecewa. 11. Ragil Rahasto, S.Pd yang selama ini selalu mendukung dan membantu
dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas semua doa, cinta, dan kasih sayangnya. Tuhan selalu menyertai kita.
xii
yang selalu semangat dan saling dukung satu sama lain, kalian istimewa. 14. Sahabat dan keluarga di komunitas “Sahabat Dreamland” Radio
Swaragama FM. Kak Ayu Rizqia, Kak Sinta, Kak Dhede, Mbak Lita, Aneth, Vinda, Jofan, Sabath, Sita,dkk. Kalian inspirasiku,terimakasih atas cerita dan semangat hebatnya selama di kota Jogja tercinta ini. Mimpi kita adalah harapan dan masa depan kita. Tuhan bersama kita semua. Amin. 15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 27 Februari 2012 Penulis
xiii
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii
ABSTRAK... viii
ABSTRACT... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR... xvii
DAFTAR LAMPIRAN... xviii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah... 5
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 8
B. MetodeTeams Games Tournament (TGT)... 13
C. Prestasi Belajar... 18
D. Mata Pelajaran Ekonomi... 22
xiv
BAB III METODE PENELITIAN... 28
A. Jenis Penelitian... 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 28
C. Subjek dan Objek Penelitian... 29
D. Prosedur Penelitian... 29
E. Instrumen Penelitian... 36
F. Teknik Pengumpulan Data... 39
G. Teknik Analisis Data... 41
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH... 43
A. Sejarah SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 43
B. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 45
C. Sistem Pendidikan Satuan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 47
D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 48
E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 51
F. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 55
G. Siswa Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 55
H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 57
I. Proses Belajar Mengajar SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 59
J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan... 62
K. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah ... 64
L. Hubungan Antara Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan Instansi Lain... 65
xv
A. Deskripsi Penelitian ……….. 69
1. Observasi Pra Penelitian……… 69
a. Observasi Guru……….. 70
b. Observasi Siswa………. 73
c. Observasi Kelas………. 75
2. Pelaksanaan Penelitian ……… 80
a. Perencanaan……….. 80
b. Tindakan ……… 83
c. Observasi……… 87
d. Refleksi……….. 93
B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif TipeTGT... 97
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN... 101
A. Kesimpulan ... 101
B. Keterbatasan Penelitian ... 101
C. Saran... 102
DAFTAR PUSTAKA... 104
xvi
Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Peningkatan Prestasi Belajar... 42
Tabel 4.1 Jumlah peserta didik tahun 2011/2012 Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru... 71
Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa... 75
Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran... 76
Tabel 5.4 Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran... 87
Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Proses Pembelajaran Dalam Kelompok... 90
Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas... 91
Tabel 5.7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 93
Tabel 5.8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 95
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru... 105
Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa... 106
Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas... 107
Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran... 108
Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Kelas... 110
Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok... 111
Lampiran 7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 112
Lampiran 8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 113
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 114
Lampiran 10 SoalPre Test... 120
Lampiran 11 SoalPost Test... 124
Lampiran 12 Lembar Jumlah Skor Kelompok... 128
Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru... 129
Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Siswa... 131
Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas... 133
Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru... 135
Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Siswa... 137
Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas... 139
Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran... 141
Lampiran 5a Instrumen Pengamatan Kelas... 143
xix
Pembelajaran dan Model TGT... 146
Lampiran 8a Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model TRG... 147
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 149
Lampiran 10a Soal Pre test... 155
Lampiran 11a Soal Post Test... 158
Lampiran 12a Jumlah Skor Kelompok... 161
Lampiran 13 Materi Pembelajaran... 162
Lampiran 14 Skenario Pembelajaran... 165
Lampiran 15 ProsedurGames Mix and Match... 167
Lampiran 16 Prosedur Turnamen... 168
Lampiran 17 SoalGames Mix and Match... 169
Lampiran 18 Lembar JawabGames Mix and Match... 170
Lampiran 19 Soal dan Jawaban Turnamen... 172
Lampiran 20 Wawancara Terhadap Guru Mata Pelajaran... 174
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persoalan-persoalan intern pendidikan hingga saat ini masih menjadi
masalah sekaligus tantangan besar bangsa Indonesia. Mulai dari sistem
kurikulum pendidikan yang diajarkan selama ini, metode dan model
pembelajaran di kelas menjadikan peserta didik sebagai obyek pasif yang
senantiasa siap menerima segala yang diberikan oleh pihak pengajar. Model
pembelajaran semacam itu cenderung memposisikan peserta didik sebagai
manusia yang hanya dapat diam tanpa memiliki kreativitas apapun. Sekarang
ini banyak guru yang kehilangan variasi dalam teknik mengajarnya. Hal itu
yang membuat suasana belajar menjadi menjenuhkan. Padahal seandainya
guru mau melihat pada kondisi anak-anak di jaman yang semakin berkembang
seperti ini, seharusnya guru memiliki keinginan untuk dapat menciptakan
inovasi baru untuk membuat kegiatan belajar menjadi lebih hidup dan
menyenangkan. Banyak cara yang dapat digunakan oleh para guru seiring
berkembangnya kurikulum pendidikan untuk menciptakan suasana belajar
Sistem kurikulum yang berubah, dari Kurikulun Berbasis Kompetensi
menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tetap memfokuskan pada
kompetensi dan output belajar siswa. Siswa tetap dituntut mampu bersaing
dalam memahami materi di setiap jenjang pendidikan dan yang nantinya
dibuktikan tidak hanya dengan hasil akhir nilai yang memuaskan, tetapi juga
potensi dalam diri dan kemampuan bersaing di kehidupan mendatang yang
mendasari kurikulum yang terbaru ini
Sebagai pelaku pendidikan kita harus membekali peserta didik dengan
keterampilan dan kecakapan hidup yang merupakan hasil dari suatu
pengalaman belajar. Hal itu disebabkan karena kenyataannya di lapangan
banyak sekali kendala-kendala yang menyebabkan output kita jauh dari yang
telah diharapkan sebelumnya. Untuk menguasai konsepnya saja mereka
mengalami kesulitan, apalagi mengharapkan siswa memiliki keterampilan
yang bisa ditunjukan sebagai hasil dari belajar. Faktor yang menyebabkan
hasil belajar para siswa rendah, bisa dari faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada pada siswa itu sendiri,
diantaranya minat belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, cara belajar,
intelegensi, rasa percaya diri dan kemauan untuk maju. Faktor eksternal adalah
faktor yang terdapat di luar diri siswa, seperti guru sebagai fasilitator belajar,
model pembelajaran dikelas, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana di
itu, dapat disimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar bukan hanya kesalahan
dari sisi guru sebagai fasilitator di sekolah, namun juga dari siswa itu sendiri
yang menjadi subyek pembelajaran.
Dalam suatu pembelajaran, perlu ada strategi dan inovasi yang dibuat
oleh pendidik (guru) sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar di kelas.
Hal ini dilakukan agar para siswa tidak hanya duduk diam dan memperhatikan
materi dan segala penjelasan dari guru, tetapi siswa juga ikut aktif terlibat
dalam penciptaan kelas yang memiliki kompetensi dan menciptakan
pengalaman belajar yang menyenangkan yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Guru diwajibkan untuk mampu mendesain kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan yang mampu mengembangkan kompetensi
siswa baik kognitif, afektif dan psikomotorik. Kegiatan belajar mengajar yang
di design menyenangkan akan membuat suasana kelas yang lebih hidup dan
nantinya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di kelas khususnya untuk
mata pelajaran Ekonomi.
Banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunakan oleh para
guru untuk membantu kegiatan belajar mengajar dikelas. Model pembelajaran
ini tidak hanya mempermudah guru dalam penyampaian materi dan informasi
tetapi juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, lebih hidup,
sehingga nantinya berpengaruh pada prestasi siswa-siswi dikelas. Berdasarkan
kenyataan tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang peningkatan hasil
belajar melalui penerapan metode belajar kooperatif yang berbasiskan
permainan(game).
Model pembelajaranTeams Games Tournaments (TGT)adalah model
pembelajaran kooperatif cukup menarik untuk digunakan dan sudah lama ada
dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran ini merupakan salah
satu model pembelajaran yang relatif mudah untuk diterapkan dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas. Dengan penerapan modelTGTini, diharapkan siswa
dapat lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar,
meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran dan melatih kemampuan
berpikir siswa. Model pembelajaran ini pada dasarnya merupakan
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama
dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen (tinggi,
rendah, sedang). Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas seluruh siswa
tanpa membedakan status, peran siswa sebagai teman sebaya dan di dalamnya
mengandung unsur permainan yang sangat menyenangkan (Slavin, 1995:84).
Melihat dari kondisi kegiatan belajar sekarang ini disekolah, banyak siswa
yang mengeluh tentang kurangnya kreatifitas guru dalam mengajar dikelas.
Hal ini dapat dilihat dari kurangnya minat membaca, terutama untuk mata
banyak membaca supaya dapat memahami konsep dan materi yang diajarkan.
Pemahaman yang matang nantinya sangat berpengaruh terhadap prestasi dari
siswa itu sendiri. Dengan kondisi yang seperti inilah guru dituntut untuk
berinovasi dengan pemikirannya supaya menciptkan model pembelajaran yang
sesuai dengan materi dari mata pelajaran itu. Model pembelajaran ternyata
juga dapat dipercaya sebagai suatu sarana pendukung kegiatan belajar yang
efektif memberikan dampak baik untuk prestasi siswa.
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti sudah melakukan
pengamatan sebelum dilakukannya tindakan. Dari pengamatan sebelum
tindakan itu terlihat karakter siswa di kelas. Siswa cenderung
bermalas-malasan saat mendengarkan penjelasan guru,siswa juga mudah jenuh dengan
pembelajaran model ceramah oleh guru didepan kelas. Hal-hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki hasrat dan kebutuhan akan belajar.
Selain itu minat siswa dalam belajar di kelas sangat kurang.
Dari uraian tersebut, penulis yakin bahwa model Teams Games
Tournament (TGT) dapat membantu siswa dalam pemahaman materi. Selain
itu, modelTGT juga membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan teman
satu kelompok dan membantu teman satu kelompok untuk memahami materi
pelajaran. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik melakukan penelitian
Teams Games Tournament (TGT) dalam Pembelajaran Ekonomi untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”, yang dilaksanakan pada SMA
Negeri 11, Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
Penerapan metode pembelajaran bisa dilakukan dalam berbagai tipe,
tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada metode pembelajaran
kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam
proses pembelajaran mata pelajaran Ekonomi SMA.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan:
bagaimana penerapan metode pembelajaran tipe TGT untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas X-D SMA Negeri 11 Yogyakarta dalam proses
pembelajaran pada mata pelajaran Ekonomi?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi dengan penerapan metode
kooperatif tipeTeams Games Tournament (TGT)
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi pendidik (guru)
Dengan adanya penelitian ini dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif, dapat memberikan saran dan masukan untuk para guru agar lebih
kreatif dan inovatif dalam menerapkan metode-metode pembelajaran sehingga
diharapkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas berlangsung tidak monoton.
2. Bagi Peneliti
Sebagai calon guru, peneliti dapat belajar untuk mampu memanfaatkan dan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar
yang sesuai dengan tuntutan pendidikan saat ini yaitu yang berpusat pada
siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya
berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan aktivitas pengajaran yang
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Wijaya (2009:9), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research adalah penelitian tindakan (action research)
yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. PTK mendorong seorang guru
untuk melakukan penilaian kembali terhadap praktek pembelajaran yang
dilakukannya dengan maksud untuk meningkatkan kualitas pendidikan
bagi diri sendiri maupun para peserta didiknya. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang
terjadi di kelas, bukan padainputkelas (silabus, materi, dan lain-lain) atau
pun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang
terjadi di dalam kelas.
Arikunto (2008:2) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan
definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut:
b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:9):
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Di dalam modul Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas, secara
singkat PTK dapat didefinisikan sebagai (T. Raka Joni, 1998:5):
Suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, mempersalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Dari beberapa pengertian PTK di atas,ditarik kesimpulan bahwa
sesungguhnya PTK merupakan implementasi dari kreativitas dan sikap
kritis guru terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan pengalaman yang
berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan suatu kualitas
pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mencapai hasil
yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang
berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di
2. Prinsip Dasar PTK
PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru
di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah, 2009:17):
a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.
b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.
c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.
d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya. e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan
tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.
f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).
3. Tahapan Pelaksanaan PTK
Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui
prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu (Wijaya Kusumah,
2009:25):
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah b. Tindakan (Acting)
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atauactingdari guru berupa solusi tindakan sebelumnya
c. Pengamatan (Observing)
Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya
d. Refleksi (Reflecting)
Adapun model untuk masing-masing tahap dalam PTK dapat dilihat
pada siklus berikut ini (Arikunto, 2008:16):
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas
4. Tujuan PTK dilakukan
Menurut Zainal Aqib (2007) tujuan penelitian tindakan kelas adalah
untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara
berkesinambungan. Tujuan ini melekat pada diri guru dalam penunaian misi
profesional kependidikannya. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu
Selain itu Kunandar (2008) juga berpendapat bahwa penelitian
tindakan kelas mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru.
2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.
4. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.
5. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya inovasi belajar siswa.
6. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
7. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukkan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.
5. Manfaat yang bisa diperoleh dari PTK
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dilaksanakannya PTK
yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran, antara
lain (Susilo, 2007:18):
a. Inovasi pembelajaran
b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik
e. Karya tulis ilmiah semakin di perlukan guru di masa depan untuk meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat rancangan PTK yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.
B. MetodeTeams Games Tournaments (TGT)
1. Tipe Pembelajaran Kooperatif
Penelitian–penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai
aplikasi dari pembelajaran kooperatif dikelas baru dimulai pada tahun
1970-an. Salah satu hasil penelitian tersebut yang sekarang ini sudah
sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting
dalam pembelajaran tim siswa ini adalah penghargaan bagi tim, tanggung
jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim
tidak bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang tidak mungkin,
karena semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada
minggu-minggu dalam pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung jawab
individu di sini adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran
individu dari semua anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan
kesempatan sukses yang sama adalah semua siswa memberi kontribusi
kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang
sebelumnya.
Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif yang diantaranya
adalah (Slavin, 1995:4):
Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.
b. Teams Games Tournaments (TGT)
Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.
c. Jigsaw
Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama sepertiSTAD.
Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.
e. Group Investigation
Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.
2. Pembelajaran Kooperatif TipeTeams Games Tournaments ( TGT)
Metode pembelajaran Teams Games Tournaments atau yang biasa
disebut dengan TGTmerupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang mudah untuk diterapkan, hal ini karena melibatkan semua siswa di
dalam kelas. Seperti yang kita ketahui di dalam suatu kelas pasti akan ada
banyak perbedaan baik itu masalah ras, agama, jenis kelamin, tingkat
kepandaian dan lain – lainnya. Dan perbedaan tersebut kadang kala juga
mampu menimbulkan masalah di kelas. Namun dalam metodeTGTmasalah
ini dapat diminimalisir.
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau
metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran
DalamTGTsiswa diminta untuk bekerja di dalam kelompok, di mana
kelompoknya tediri dari berbagai unsur yang berbeda sehingga
masalah-masalah yang disebabkan karena adanya perbedaan dapat diatasi. Dalam
model TGT ini siswa juga diharapkan mampu untuk melatih tanggung
jawab, kerja sama dan persaingan yang sehat.
Lima komponen utama dalam komponen dalam TGT yaitu (Slavin,
1995:84-88):
a. Penyajian Kelas
Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.
b. Kelompok (team)
dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saatgameatautournament.
c. Permainan
Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok.Games dapat berisi pertanyaan–pertanyaan bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuktournamentmingguan.
d. Turnamen (Tournament)
Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok.
Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam turnamen, dan masing–masing team akan mendapatkan sertifikat atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat.
C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:895)
adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan guru. Kegiatan pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan antara
lain melalui ulangan, ujian, tugas, dan sebagainya (Masidjo, 1995:13).
Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang
dalam menyelesaikan suatu hal (Zainal Arifin, 1988:3). Belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap (W.S Winkel, 1991:16). Belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang
dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai/angka hasil tes yang
diberikan oleh guru. Keberhasilan dalam kegiatan yang disebut belajar akan
tampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui
dari hasil evaluasi belajarnya. Usaha untuk mengevaluasi hasil belajar,
biasanya dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk tertulis,
lisan maupun praktik yang kemudian diberi skor yang biasanya berwujud
angka. Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi-informasi atau data
yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang disebut prestasi belajar.
Faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat
digolongkan menjadi dua yaitu (Dimyati dan Mujiono, 1999:236-254):
a. Faktor internal
1) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar.
2) Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus agar siswa memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.
3) Konsentrasi belajar
perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.
4) Mengolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran yang dikembangkan di berbagai mata pelajaran, sehingga lebih bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, kesenian, serta keterampilan mental dan jasmani. Cara memperoleh ajaran berupa bagaimana menggunakan kamus, daftar logaritma, atau rumusan matematika. 5) Menyimpan perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang pendek (hasil belajar cepat dilupakan) dan waktu yang lama (hasil belajar tetap dimiliki siswa). Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan. Dalam kehidupan sebenarnya tidak berarti semua proses tersebut berjalan lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.
6) Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau mengkaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar.
7) Kemampuan berprestasi
Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan, prapengolahan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
8) Rasa percaya diri siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian ”perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.
9) Intelegensi dan keberhasilan belajar
lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
10) Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain: belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, bergaya sok menggurui atau bergaya minta ”belas kasih” tanpa belajar. Kebiasaan-kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak mengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.
b. Faktor eksternal
1) Guru sebagai pembina siswa belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru pengajar, guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah. Adapun tugas pengelolaan pembelajaran siswa meliputi: pembangunan hubungan baik dengan siswa, menggairahkan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat, mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, melaporkan hasil belajar kepada orang tua/wali siswa.
2) Prasarana dan sarana pembelajaran
Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya sarana dan prasarana otomatis bisa menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar dengan baik.
3) Kebijakan penilaian
Penilaian adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga, bermutu, atau bernilai datang dari orang lain. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Guru adalah pemegang kunci pembelajaran. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
4) Lingkungan sosial siswa di sekolah
berada di lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan, maka siswa akan menjadi malas untuk belajar.
5) Kurikulum sekolah
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran. Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru, siswa maupun elemen-elemen dalam sekolah dan juga orang tua siswa.
D. Mata Pelajaran Ekonomi
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang serta jasa. Kata
ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu oikos yang berarti keluarga
rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan atau aturan hukum, dan
secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen
rumah tangga. Menurut Fajar (2002:128), ekonomi merupakan mata
pelajaran yang mengkaji tentang perilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi dan berkembang
dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,
kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi. Sedangkan menurut
http://www.snapdrive.net/files/582099/ekonomi.pdf, ekonomi merupakan
ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumberdaya yang ada
secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas
kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian
menyebabkan timbulnya kelangkaan.
Fungsi dari mata pelajaran ekonomi di SMA adalah mengembangkan
kemampuan siswa untuk berekonomi, yaitu upaya manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidup di masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dengan
cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa-peristiwa ekonomi,
memahami konsep dan teori serta terlatih dalam memecahkan masalah
ekonomi yang ada pada masyarakat. Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut ini :
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, dan manajemen yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara
Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan
kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di
lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, yang meliputi
aspek-aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian
kerja, perkoperasian, kewirausahaan, manajemen, dan akuntansi.
E. Kerangka Teoretik
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam
konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas terhadap prestasi
siswa secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan mengingat tujuan PTK
itu sendiri adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.
Namun kenyataannya yang kita lihat saat ini banyak dijumpai guru
yang belum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di dalam proses
pembelajarannya. Padahal banyak masalah yang timbul pada saat proses
pembelajaran berlangsung yang dapat diperbaiki melalui bentuk PTK. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan guru belum melakukan PTK dalam
proses pembelajaran di kelas. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu karena
kurang dipahaminya profesi keguruan oleh guru, guru malas membaca,
guru malas menulis, kurangnya rasa kepekaan dan sensitifitas guru terhadap
waktu, kurangnya daya kreatifitas dan inovasi seorang guru, guru malas
Mc. Niff (1992:9) memandang PTK sebagai bentuk penelitian
reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK
merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok
dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaboratif antara peneliti
dan kelompok tersebut. PTK tersebut biasanya dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk
memperbaiki kinerja seorang guru, sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau
tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut
mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan
kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau
paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
PTK dapat diterapkan dalam bentuk strategi pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan penciptaan suasana belajar yang menyenangkan
untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran Ekonomi. Strategi yang dapat diterapkan di dalam PTK adalah
satu metode alternatif yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu tipe metode
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa
tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya
dan mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Slavin, 1995:84).
Dalam pembelajaran ini terdapat lima komponen yaitu: (1) presentasi kelas
berupa penyampaian materi kepada siswa; (2) pembagian kelompok/tim
untuk mendalami materi; (3) games yang dirancang untuk pembelajaran
dalam bentuk permainan yang menyenangkan; (4) turnamen yang bertujuan
untuk menciptakan kompetisi yang sehat antar siswa; dan (5) penghargaan
bagi kelompok yang mendapatkan prestasi terbaik.
Pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sangat ditekankan kerja
sama dan kebersamaan dalam kelompok. Masing-masing kelompok
memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan penghargaan yang terbaik.
Untuk mendapatkannya, masing-masing individu harus menyumbangkan
nilai yang terbaik karena pada prinsipnya dalam pembelajaran kooperatif,
keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan individu sebagai
anggota kelompok. Tanggung jawab individu juga sangat diperlukan dalam
kelompok. Untuk dapat memahami materi dan mengerjakan soal-soal
dengan baik, mereka harus terlibat secara aktif dalam kelompok. Adanya
masing-masing anggota kelompok memiliki motivasi belajar yang kuat sehingga
hasil belajar siswa di sekolah dapat meningkat.
Hasil belajar merupakan proses perubahan individu yang belajar.
Perubahan ini tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk
kecakapan, sikap dan pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri
individu yang belajar. Hasil belajar adalah kemampuan peserta didik yang
diperoleh melalui proses pembelajaran yang memerlukan waktu, dan terjadi
perubahan pada diri orang yang belajar sesuai dengan tujuan belajar. Hasil
belajar tersebut dapat ditingkatkan dengan dipahaminya dan diterapkannya
metode pembelajaran tipe TGT. Dengan demikian penerapan metode
pembelajaran tipe TGT diharapkan dapat berguna dalam upaya
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Menurut Raka J (1998 : 5), PTK didefinisikan
sebagai suatu bentuk atau kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan
untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan dalam melaksanakan
tugas serta memperbaiki kondisi dimana pembelajaran tersebut dilakukan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan
yang tepat untuk meningkatkan keaktifan siswa. Sehingga penelitian ini
difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan
prestasi siswa dalam belajar
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 11,Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas XD SMA Negeri 11
Yogyakarta.
2. Obyek penelitian
Obyek penelitiannya adalah peningkatan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
TGT.
D. Prosedur Penelitian
1. Kegiatan Pra Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu
mengawali dengan kegiatan pra-penelitian. Kegiatan ini dilakukan
terhadap pembelajaran di kelas sebelum menggunakan metode TGT.
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap situasi
awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru, observasi
kelas, dan observasi terhadap siswa. Selain dengan observasi, guna
mendukung data yang diperoleh peneliti juga mengadakan wawancara
terhadap guru dan siswa. Setelah mengadakan kegiatan pra-penelitian,
peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas setelah menggunakan
metodeTGT.
Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam satu siklus. Dalam
satu siklus ini terdiri dari empat langkah.
a. Siklus pertama
Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau tatap muka di kelas meliputi sebagai berikut:
1) Perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa
penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi
sebagai berikut:
a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan
membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok
yang beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang
disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, materi
pembelajaran, soal-soal latihan, lembar jawab siswa dan
lembar observasi.
b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :
(1) Lembar observasi kegiatan guru
(2) Lembar observasi kegiatan siswa
(4) Instrumen refleksi.
2) Tindakan
Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi pembelajaran
kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Penyajian Kelas
Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan
diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat
dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang
lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini
adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu
siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.
b) Kelompok (team)
Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota
kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan
membantu teman satu kelompok menguasai materi
pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok
dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang
berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh
anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak
boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok,
mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu
pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan
ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu
teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah
satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru.
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang
anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan
ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami
materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik
dan optimal pada saatgameatautournament.
c) Permainan
Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa
setelah mengikuti pembelajaran di kelas dan belajar
kelompok. Game berisi pertanyaan – pertanyaan bernomor
yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana
diajarkan. Siswa mengambil salah satu pertanyaan bernomor
dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing – masing
dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk
membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan.
d) Turnamen (Tournament)
Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran
yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar
dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui
kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik.
Turnamen disini merupakan suatu pertandingan antar
kelompok. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk
tetap dalam kelompoknya masing-masing. Kelompok tersebut
akan menerima modal sebesar Rp 200.000,00 untuk dijadikan
taruhan. Setiap kelompok wajib menaruhkan modal sebelum
guru membacakan soal tournament. Ketika kelompok berhasil
menjawab benar pada satu pertanyaan, maka poin kelompok
tersebut akan bertambah sesuai dengan jumlah taruhan yang
telah disepakati kelompok diawal. Jika jawaban pada saat
pertanyaan itu salah, maka poin kelompok akan dikurangi
sesuai dengan jumlah yang telah dipertaruhkan diawal. Begitu
e) Penghargaan kelompok
Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam
turnamen. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat
ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan
menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan
setiap anggotanya dan jumlah poin padatournamentyang telah
dilakukan. Yang harus ditekankan dalam pemberian
penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing
secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut
adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya
dapat meningkat.
Guru juga melakukan pre-test sebelum diterapkannya
metode TGT dan melakukan post-test setelah diterapkannya
metode TGTdi dalam pembelajaran, untuk mengetahui adanya
tingkat perubahan atau kenaikan prestasi belajar siswa sebelum
dan sesudah diterapkannya metode TGT dalam pembelajaran
Ekonomi di dalam kelas.
3) Observasi
Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di
dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak
proses pembelajaran itu berlangsung, keterlibatan dan interaksi
siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana kondisi kelas.
Untuk dapat mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar
siswa dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa setelahTGT selesai
di terapkan. Pengamatan juga direkam dengan menggunakan
video camcorder.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan segera setelah kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeTGT dilakukan.
Kegiatan refleksi digunakan untuk menganalisis segala kekurangan
dan juga untuk menganalisis keberhasilan selama pembelajaran
yang dilangsungkan. Kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran
akan diperbaiki pada saat kegiatan pada siklus lanjutan (jika
diperlukan). Refleksi juga dilakukan untuk apakah indikator
keberhasilan yang direncanakan telah tercapai. Pada intinya,
refleksi dilakukan untuk mengevaluasi tindakan-tindakan yang
telah dilalui. jika terdapat kekurangan maka peneliti berusaha
memperbaiki kekurangan tersebut dan jika telah mencapai
keberhasilan maka penelitian dapat dikatakan telah mencapai
E. Instrumen Penelitian
Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen pra penelitian
a. Pengamatan terhadap guru(Observing Teachers)
Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari
tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas,
misalnya tentang organisasi kelas, respon siswa terhadap lingkungan
kelas. Salah satu bentuk instrumen pengamatan adalah catatan
anekdotal. Catatan anekdotal ini memuat deskripsi rinci dan lugas
peristiwa yang terjadi di kelas (catatan anekdotal, lampiran 1).
b. Pengamatan terhadap kelas(Observing Classrooms)
Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan
terhadap segala kejadian yang terjadi di kelas. Pengamatan ini sangat
bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-praktik
pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, pengamatan ini
dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani
kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas. Catatan
anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata
letaknya, dan manajemen kelas (catatan anekdotal, lampiran 3).
c. Pengamatan terhadap siswa(Observing Students)
Pengamatan atau observasi terhadap perilaku siswa dapat
dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum
pembelajaran dimulai, saat berlangsungnya pembelajaran, dan sesudah
usai pembelajaran. Perubahan pada tiap individu juga dapat diamati,
dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan,
saat tindakan diimplementasikan, dan seusai tindakan diberikan
(catatan anekdotal, lampiran 2).
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Perencanaan
Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum
dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan
aspek yang terkait PTK. Sementara itu, perencanaan khusus
dimaksudkan untuk menyusun rancangan pada satu siklus. Oleh
karenanya dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat
perencanaan ulang (replanning). Hal-hal yang direncanakan
diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi
pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih
hampir sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar
mengajar. Biasanya perencanaan dimasukkan ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan juga dapat dimasukkan ke dalam
b. Tindakan
Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe
TGT yang telah direncanakan. Strategi apa yang digunakan, materi apa
yang akan diajarkan atau dibahas. Guru melakukan inovasi dalam proses
pembelajaran di kelas dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Sebelum penelitian dilakukan dan sekaligus untuk menguji kemampuan
siswa, peneliti memberikan soal pre-test yang sesuai dengan materi
yang diajarkan guru sebelumnya (lampiran 10). Kegiatan ini merupakan
penerapan dari berbagai perencanaan yang direncanakan sebelumnya.
Tindakan merupakan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT. Dalam pelaksanaan tindakan, kegiatan guru adalah mengajarkan
materi yang telah dipersiapkan, strategi pembelajaran, dan model
pembelajaran. Instrumen yang dibutuhkan dalam tahap tindakan adalah
penilaian tentang tingkat prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
ekonomi yang akan diukur dari hasil belajar siswa (lampiran 4 dan
lampiran ). Setelah itu guru dibantu oleh peneliti membagikan soal
post-test yang digunakan untuk menilai prestasi siswa terhadap materi yang
telah diajarkan (lampiran 11).
c. Observasi
Pengamatan atau observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti. Pada
saat mengobservasi, pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau
situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan
materi yang diajarkan (lampiran 6).
d. Refleksi
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi adalah
memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para
kolaborator yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Kegiatan
ini dilakukan untuk menilai keberhasilan dan kekurangan dari model
yang telah diterapkan sebelumnya. Jika masih banyak kekurangan, maka
perlu dilakukan penelitian lanjutan pada siklus tahap kedua, dan jika
telah mencapai keberhasilan, maka penelitian dapat dikatakan telah
mencapai target yang ditentukan sebelumnya (lampiran 7).
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam
pembelajaran dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang
dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengumpulan data dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
1. Observasi
Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif
dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dapat dilaksanakan
dengan pedoman pengamatan (format, daftar, cek), catatan lapangan,
kelas, alat perekam elektronik, atau pemetaan kelas (cf. Mills, 2004:19
dalam Wijaya Kusumah, 2009:52). Pengamatan sangat cocok untuk
merekam data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya.
Catatan lapangan sebagai salah satu wujud dari pengamatan dapat
digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau untuk
melukiskan suatu proses.
2. Wawancara
Untuk memperoleh data dan informasi yang lebih rinci dan untuk
melengkapi data hasil observasi, peneliti dapat melakukan wawancara
kepada guru, siswa, atau kepala sekolah. Wawancara digunakan untuk
mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau wawasan.
Wawancara dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur. Wawancara
hendaknya dilakukan dengan mempergunakan pedoman wawancara agar
semua informasi dapat diperoleh secara lengkap. Jika dianggap masih ada
informasi yang kurang, dapat pula dilakukan secara bebas. Teknik ini
digunakan untuk mendapatkan data berkaitan dengan aktivitas belajar
siswa serta pandangan dari guru dan siswa terhadap metode TGT yang
diterapkan dalam pembelajaran ekonomi.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data siswa, hasil
belajar siswa serta rekaman proses tindakan penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan secara deskriptif dan komparatif untuk
mengetahui perkembangan peningkatan prestasi belajar siswa di dalam proses
pembelajaran, meliputi dua hal sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala
yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe TGT
sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel.
2. Analisis Komparatif
Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan peningkatan
prestasi belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra
penelitian dan siklus pertama. Dari berbagai tahapan tersebut kemudian
dibandingkan bagaimana perubahan tingkat hasil belajar siswa. Untuk
mengukur tingkat perkembangan prestasi belajar siswa dalam penelitian