• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)

i

TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT)

DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

RIESHA PRILIA RIZKINA

NIM : 071334015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta

Oleh:

RIESHA PRILIA RIZKINA NIM: 071334015

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

(3)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Riesha Prilia Rizkina

NIM : 071334015

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 27 Februari 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Indra Darmawan, S.E., M.Si. ... Sekretaris Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. ... Anggota Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. ... Anggota A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. ...

Yogyakarta, 27 Februari 2012 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

(5)

v

“Man Jadda Wajada”

(Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil)

Jangan pernah remehkan IMPIAN,

walau setinggi apapun.

(6)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Februari 2012 Penulis

(7)

vii

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Riesha Prilia Rizkina Nomor Mahasiswa : 071334015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 27 Februari 2012 Yang menyatakan,

(8)

viii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

TIPETEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta

Riesha Prilia Rizkina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi pokok bahasan konsumsi, tabungan dan investasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament(TGT)

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-D, SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

(9)

ix

ABSTRACT

LEARNING MODEL APPLICATION OF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE IN ECONOMICS LEARNING TO

INCREASE THE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT This Study Was Carried Out in The Tenth Grade Students

of State Senior High School 11 Yogyakarta

Riesha Prilia Rizkina Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This study aims to find out students’ achievement in economics learning with the main discussion on consumption, saving and investment by applying cooperative type of learning model application Teams Games Tournament (TGT).

This study was carried out in the tenth grade students of D class, State Senior High School 11 Yogyakarta, batch 2011/2012. This study is a class action research (CAR) carried out in one cycle which contains of four steps; they are planning, action, observation and reflection. The data collected by using observation sheet of teacher’s activity, observation sheet of teacher’s activity in learning process, observation class instruments, observation sheet of students’ learning process in groups and reflection instruments. The data collected being analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

(10)

x

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament Dalam Pembelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.

(11)

xi

staff karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan pelayanan selama penulis belajar di USD.

7. Bapak Ruswidaryanto,S.Pd selaku guru mitra dalam melaksanakan penelitian di kelas X-D SMA Negeri 11 Yogyakarta sehingga penelitian dapat terlaksana dan berjalan lancar.

8. Seluruh keluarga besar SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih banyak atas ijin dan bantuannya.

9. Kedua orang tuaku, Ayahanda Endang Harisman dan Ibunda Nanik Suharni yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang dan cinta, dukungan baik moril maupun material, serta semangat penuh kepada penulis.

10. Adikku, Farhan Norman Habib (Abie). Terimakasih sudah menjadi adik yang terhebat dan teman berbagi disaat senang,sedih,bahagia dan kecewa. 11. Ragil Rahasto, S.Pd yang selama ini selalu mendukung dan membantu

dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas semua doa, cinta, dan kasih sayangnya. Tuhan selalu menyertai kita.

(12)

xii

yang selalu semangat dan saling dukung satu sama lain, kalian istimewa. 14. Sahabat dan keluarga di komunitas “Sahabat Dreamland” Radio

Swaragama FM. Kak Ayu Rizqia, Kak Sinta, Kak Dhede, Mbak Lita, Aneth, Vinda, Jofan, Sabath, Sita,dkk. Kalian inspirasiku,terimakasih atas cerita dan semangat hebatnya selama di kota Jogja tercinta ini. Mimpi kita adalah harapan dan masa depan kita. Tuhan bersama kita semua. Amin. 15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 27 Februari 2012 Penulis

(13)

xiii

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 8

B. MetodeTeams Games Tournament (TGT)... 13

C. Prestasi Belajar... 18

D. Mata Pelajaran Ekonomi... 22

(14)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Jenis Penelitian... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 28

C. Subjek dan Objek Penelitian... 29

D. Prosedur Penelitian... 29

E. Instrumen Penelitian... 36

F. Teknik Pengumpulan Data... 39

G. Teknik Analisis Data... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH... 43

A. Sejarah SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 43

B. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 45

C. Sistem Pendidikan Satuan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 47

D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 48

E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 51

F. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 55

G. Siswa Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 55

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 57

I. Proses Belajar Mengajar SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 59

J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan... 62

K. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah ... 64

L. Hubungan Antara Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan Instansi Lain... 65

(15)

xv

A. Deskripsi Penelitian ……….. 69

1. Observasi Pra Penelitian……… 69

a. Observasi Guru……….. 70

b. Observasi Siswa………. 73

c. Observasi Kelas………. 75

2. Pelaksanaan Penelitian ……… 80

a. Perencanaan……….. 80

b. Tindakan ……… 83

c. Observasi……… 87

d. Refleksi……….. 93

B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif TipeTGT... 97

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Keterbatasan Penelitian ... 101

C. Saran... 102

DAFTAR PUSTAKA... 104

(16)

xvi

Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Peningkatan Prestasi Belajar... 42

Tabel 4.1 Jumlah peserta didik tahun 2011/2012 Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru... 71

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa... 75

Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran... 76

Tabel 5.4 Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran... 87

Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Proses Pembelajaran Dalam Kelompok... 90

Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas... 91

Tabel 5.7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 93

Tabel 5.8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 95

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru... 105

Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa... 106

Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas... 107

Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran... 108

Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Kelas... 110

Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok... 111

Lampiran 7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 112

Lampiran 8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 113

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 114

Lampiran 10 SoalPre Test... 120

Lampiran 11 SoalPost Test... 124

Lampiran 12 Lembar Jumlah Skor Kelompok... 128

Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru... 129

Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Siswa... 131

Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas... 133

Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru... 135

Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Siswa... 137

Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas... 139

Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran... 141

Lampiran 5a Instrumen Pengamatan Kelas... 143

(19)

xix

Pembelajaran dan Model TGT... 146

Lampiran 8a Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model TRG... 147

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 149

Lampiran 10a Soal Pre test... 155

Lampiran 11a Soal Post Test... 158

Lampiran 12a Jumlah Skor Kelompok... 161

Lampiran 13 Materi Pembelajaran... 162

Lampiran 14 Skenario Pembelajaran... 165

Lampiran 15 ProsedurGames Mix and Match... 167

Lampiran 16 Prosedur Turnamen... 168

Lampiran 17 SoalGames Mix and Match... 169

Lampiran 18 Lembar JawabGames Mix and Match... 170

Lampiran 19 Soal dan Jawaban Turnamen... 172

Lampiran 20 Wawancara Terhadap Guru Mata Pelajaran... 174

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persoalan-persoalan intern pendidikan hingga saat ini masih menjadi

masalah sekaligus tantangan besar bangsa Indonesia. Mulai dari sistem

kurikulum pendidikan yang diajarkan selama ini, metode dan model

pembelajaran di kelas menjadikan peserta didik sebagai obyek pasif yang

senantiasa siap menerima segala yang diberikan oleh pihak pengajar. Model

pembelajaran semacam itu cenderung memposisikan peserta didik sebagai

manusia yang hanya dapat diam tanpa memiliki kreativitas apapun. Sekarang

ini banyak guru yang kehilangan variasi dalam teknik mengajarnya. Hal itu

yang membuat suasana belajar menjadi menjenuhkan. Padahal seandainya

guru mau melihat pada kondisi anak-anak di jaman yang semakin berkembang

seperti ini, seharusnya guru memiliki keinginan untuk dapat menciptakan

inovasi baru untuk membuat kegiatan belajar menjadi lebih hidup dan

menyenangkan. Banyak cara yang dapat digunakan oleh para guru seiring

berkembangnya kurikulum pendidikan untuk menciptakan suasana belajar

(21)

Sistem kurikulum yang berubah, dari Kurikulun Berbasis Kompetensi

menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tetap memfokuskan pada

kompetensi dan output belajar siswa. Siswa tetap dituntut mampu bersaing

dalam memahami materi di setiap jenjang pendidikan dan yang nantinya

dibuktikan tidak hanya dengan hasil akhir nilai yang memuaskan, tetapi juga

potensi dalam diri dan kemampuan bersaing di kehidupan mendatang yang

mendasari kurikulum yang terbaru ini

Sebagai pelaku pendidikan kita harus membekali peserta didik dengan

keterampilan dan kecakapan hidup yang merupakan hasil dari suatu

pengalaman belajar. Hal itu disebabkan karena kenyataannya di lapangan

banyak sekali kendala-kendala yang menyebabkan output kita jauh dari yang

telah diharapkan sebelumnya. Untuk menguasai konsepnya saja mereka

mengalami kesulitan, apalagi mengharapkan siswa memiliki keterampilan

yang bisa ditunjukan sebagai hasil dari belajar. Faktor yang menyebabkan

hasil belajar para siswa rendah, bisa dari faktor internal maupun faktor

eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada pada siswa itu sendiri,

diantaranya minat belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, cara belajar,

intelegensi, rasa percaya diri dan kemauan untuk maju. Faktor eksternal adalah

faktor yang terdapat di luar diri siswa, seperti guru sebagai fasilitator belajar,

model pembelajaran dikelas, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana di

(22)

itu, dapat disimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar bukan hanya kesalahan

dari sisi guru sebagai fasilitator di sekolah, namun juga dari siswa itu sendiri

yang menjadi subyek pembelajaran.

Dalam suatu pembelajaran, perlu ada strategi dan inovasi yang dibuat

oleh pendidik (guru) sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar di kelas.

Hal ini dilakukan agar para siswa tidak hanya duduk diam dan memperhatikan

materi dan segala penjelasan dari guru, tetapi siswa juga ikut aktif terlibat

dalam penciptaan kelas yang memiliki kompetensi dan menciptakan

pengalaman belajar yang menyenangkan yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Guru diwajibkan untuk mampu mendesain kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan yang mampu mengembangkan kompetensi

siswa baik kognitif, afektif dan psikomotorik. Kegiatan belajar mengajar yang

di design menyenangkan akan membuat suasana kelas yang lebih hidup dan

nantinya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di kelas khususnya untuk

mata pelajaran Ekonomi.

Banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunakan oleh para

guru untuk membantu kegiatan belajar mengajar dikelas. Model pembelajaran

ini tidak hanya mempermudah guru dalam penyampaian materi dan informasi

tetapi juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, lebih hidup,

(23)

sehingga nantinya berpengaruh pada prestasi siswa-siswi dikelas. Berdasarkan

kenyataan tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang peningkatan hasil

belajar melalui penerapan metode belajar kooperatif yang berbasiskan

permainan(game).

Model pembelajaranTeams Games Tournaments (TGT)adalah model

pembelajaran kooperatif cukup menarik untuk digunakan dan sudah lama ada

dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran ini merupakan salah

satu model pembelajaran yang relatif mudah untuk diterapkan dalam kegiatan

belajar mengajar di kelas. Dengan penerapan modelTGTini, diharapkan siswa

dapat lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar,

meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran dan melatih kemampuan

berpikir siswa. Model pembelajaran ini pada dasarnya merupakan

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama

dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen (tinggi,

rendah, sedang). Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas seluruh siswa

tanpa membedakan status, peran siswa sebagai teman sebaya dan di dalamnya

mengandung unsur permainan yang sangat menyenangkan (Slavin, 1995:84).

Melihat dari kondisi kegiatan belajar sekarang ini disekolah, banyak siswa

yang mengeluh tentang kurangnya kreatifitas guru dalam mengajar dikelas.

Hal ini dapat dilihat dari kurangnya minat membaca, terutama untuk mata

(24)

banyak membaca supaya dapat memahami konsep dan materi yang diajarkan.

Pemahaman yang matang nantinya sangat berpengaruh terhadap prestasi dari

siswa itu sendiri. Dengan kondisi yang seperti inilah guru dituntut untuk

berinovasi dengan pemikirannya supaya menciptkan model pembelajaran yang

sesuai dengan materi dari mata pelajaran itu. Model pembelajaran ternyata

juga dapat dipercaya sebagai suatu sarana pendukung kegiatan belajar yang

efektif memberikan dampak baik untuk prestasi siswa.

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti sudah melakukan

pengamatan sebelum dilakukannya tindakan. Dari pengamatan sebelum

tindakan itu terlihat karakter siswa di kelas. Siswa cenderung

bermalas-malasan saat mendengarkan penjelasan guru,siswa juga mudah jenuh dengan

pembelajaran model ceramah oleh guru didepan kelas. Hal-hal tersebut

menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki hasrat dan kebutuhan akan belajar.

Selain itu minat siswa dalam belajar di kelas sangat kurang.

Dari uraian tersebut, penulis yakin bahwa model Teams Games

Tournament (TGT) dapat membantu siswa dalam pemahaman materi. Selain

itu, modelTGT juga membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan teman

satu kelompok dan membantu teman satu kelompok untuk memahami materi

pelajaran. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik melakukan penelitian

(25)

Teams Games Tournament (TGT) dalam Pembelajaran Ekonomi untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”, yang dilaksanakan pada SMA

Negeri 11, Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Penerapan metode pembelajaran bisa dilakukan dalam berbagai tipe,

tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam

proses pembelajaran mata pelajaran Ekonomi SMA.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan:

bagaimana penerapan metode pembelajaran tipe TGT untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas X-D SMA Negeri 11 Yogyakarta dalam proses

pembelajaran pada mata pelajaran Ekonomi?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi dengan penerapan metode

kooperatif tipeTeams Games Tournament (TGT)

E. Manfaat Penelitian

(26)

1. Bagi pendidik (guru)

Dengan adanya penelitian ini dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif, dapat memberikan saran dan masukan untuk para guru agar lebih

kreatif dan inovatif dalam menerapkan metode-metode pembelajaran sehingga

diharapkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas berlangsung tidak monoton.

2. Bagi Peneliti

Sebagai calon guru, peneliti dapat belajar untuk mampu memanfaatkan dan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar

yang sesuai dengan tuntutan pendidikan saat ini yaitu yang berpusat pada

siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya

berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan aktivitas pengajaran yang

(27)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wijaya (2009:9), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research adalah penelitian tindakan (action research)

yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. PTK mendorong seorang guru

untuk melakukan penilaian kembali terhadap praktek pembelajaran yang

dilakukannya dengan maksud untuk meningkatkan kualitas pendidikan

bagi diri sendiri maupun para peserta didiknya. Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di

kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang

terjadi di kelas, bukan padainputkelas (silabus, materi, dan lain-lain) atau

pun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang

terjadi di dalam kelas.

Arikunto (2008:2) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan

definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut:

(28)

b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:9):

PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Di dalam modul Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas, secara

singkat PTK dapat didefinisikan sebagai (T. Raka Joni, 1998:5):

Suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, mempersalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

Dari beberapa pengertian PTK di atas,ditarik kesimpulan bahwa

sesungguhnya PTK merupakan implementasi dari kreativitas dan sikap

kritis guru terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan pengalaman yang

berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan suatu kualitas

pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mencapai hasil

yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang

berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di

(29)

2. Prinsip Dasar PTK

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru

di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah, 2009:17):

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya. e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan

tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).

3. Tahapan Pelaksanaan PTK

Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui

prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu (Wijaya Kusumah,

2009:25):

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah b. Tindakan (Acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atauactingdari guru berupa solusi tindakan sebelumnya

c. Pengamatan (Observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya

d. Refleksi (Reflecting)

(30)

Adapun model untuk masing-masing tahap dalam PTK dapat dilihat

pada siklus berikut ini (Arikunto, 2008:16):

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

4. Tujuan PTK dilakukan

Menurut Zainal Aqib (2007) tujuan penelitian tindakan kelas adalah

untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara

berkesinambungan. Tujuan ini melekat pada diri guru dalam penunaian misi

profesional kependidikannya. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu

(31)

Selain itu Kunandar (2008) juga berpendapat bahwa penelitian

tindakan kelas mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru.

2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.

3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.

4. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.

5. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya inovasi belajar siswa.

6. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

7. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukkan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.

5. Manfaat yang bisa diperoleh dari PTK

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dilaksanakannya PTK

yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran, antara

lain (Susilo, 2007:18):

a. Inovasi pembelajaran

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik

(32)

e. Karya tulis ilmiah semakin di perlukan guru di masa depan untuk meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat rancangan PTK yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.

B. MetodeTeams Games Tournaments (TGT)

1. Tipe Pembelajaran Kooperatif

Penelitian–penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai

aplikasi dari pembelajaran kooperatif dikelas baru dimulai pada tahun

1970-an. Salah satu hasil penelitian tersebut yang sekarang ini sudah

sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting

dalam pembelajaran tim siswa ini adalah penghargaan bagi tim, tanggung

jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim

tidak bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang tidak mungkin,

karena semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada

minggu-minggu dalam pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung jawab

individu di sini adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran

individu dari semua anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan

kesempatan sukses yang sama adalah semua siswa memberi kontribusi

kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang

sebelumnya.

Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif yang diantaranya

adalah (Slavin, 1995:4):

(33)

Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.

b. Teams Games Tournaments (TGT)

Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

c. Jigsaw

Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama sepertiSTAD.

(34)

Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

e. Group Investigation

Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

2. Pembelajaran Kooperatif TipeTeams Games Tournaments ( TGT)

Metode pembelajaran Teams Games Tournaments atau yang biasa

disebut dengan TGTmerupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif

yang mudah untuk diterapkan, hal ini karena melibatkan semua siswa di

dalam kelas. Seperti yang kita ketahui di dalam suatu kelas pasti akan ada

banyak perbedaan baik itu masalah ras, agama, jenis kelamin, tingkat

kepandaian dan lain – lainnya. Dan perbedaan tersebut kadang kala juga

mampu menimbulkan masalah di kelas. Namun dalam metodeTGTmasalah

ini dapat diminimalisir.

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau

metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan

aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran

(35)

DalamTGTsiswa diminta untuk bekerja di dalam kelompok, di mana

kelompoknya tediri dari berbagai unsur yang berbeda sehingga

masalah-masalah yang disebabkan karena adanya perbedaan dapat diatasi. Dalam

model TGT ini siswa juga diharapkan mampu untuk melatih tanggung

jawab, kerja sama dan persaingan yang sehat.

Lima komponen utama dalam komponen dalam TGT yaitu (Slavin,

1995:84-88):

a. Penyajian Kelas

Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.

b. Kelompok (team)

(36)

dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saatgameatautournament.

c. Permainan

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok.Games dapat berisi pertanyaan–pertanyaan bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuktournamentmingguan.

d. Turnamen (Tournament)

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok.

(37)

Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam turnamen, dan masing–masing team akan mendapatkan sertifikat atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat.

C. Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:895)

adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang

diberikan guru. Kegiatan pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan antara

lain melalui ulangan, ujian, tugas, dan sebagainya (Masidjo, 1995:13).

Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang

dalam menyelesaikan suatu hal (Zainal Arifin, 1988:3). Belajar adalah suatu

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan sikap (W.S Winkel, 1991:16). Belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang

dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan

atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau

(38)

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai/angka hasil tes yang

diberikan oleh guru. Keberhasilan dalam kegiatan yang disebut belajar akan

tampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui

dari hasil evaluasi belajarnya. Usaha untuk mengevaluasi hasil belajar,

biasanya dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk tertulis,

lisan maupun praktik yang kemudian diberi skor yang biasanya berwujud

angka. Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi-informasi atau data

yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang disebut prestasi belajar.

Faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat

digolongkan menjadi dua yaitu (Dimyati dan Mujiono, 1999:236-254):

a. Faktor internal

1) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar.

2) Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus agar siswa memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.

3) Konsentrasi belajar

(39)

perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.

4) Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran yang dikembangkan di berbagai mata pelajaran, sehingga lebih bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, kesenian, serta keterampilan mental dan jasmani. Cara memperoleh ajaran berupa bagaimana menggunakan kamus, daftar logaritma, atau rumusan matematika. 5) Menyimpan perolehan hasil belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang pendek (hasil belajar cepat dilupakan) dan waktu yang lama (hasil belajar tetap dimiliki siswa). Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan. Dalam kehidupan sebenarnya tidak berarti semua proses tersebut berjalan lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.

6) Menggali hasil belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau mengkaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar.

7) Kemampuan berprestasi

Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan, prapengolahan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.

8) Rasa percaya diri siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian ”perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.

9) Intelegensi dan keberhasilan belajar

(40)

lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.

10) Kebiasaan belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain: belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, bergaya sok menggurui atau bergaya minta ”belas kasih” tanpa belajar. Kebiasaan-kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak mengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.

b. Faktor eksternal

1) Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru pengajar, guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah. Adapun tugas pengelolaan pembelajaran siswa meliputi: pembangunan hubungan baik dengan siswa, menggairahkan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat, mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, melaporkan hasil belajar kepada orang tua/wali siswa.

2) Prasarana dan sarana pembelajaran

Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya sarana dan prasarana otomatis bisa menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar dengan baik.

3) Kebijakan penilaian

Penilaian adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga, bermutu, atau bernilai datang dari orang lain. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Guru adalah pemegang kunci pembelajaran. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

4) Lingkungan sosial siswa di sekolah

(41)

berada di lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan, maka siswa akan menjadi malas untuk belajar.

5) Kurikulum sekolah

Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran. Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru, siswa maupun elemen-elemen dalam sekolah dan juga orang tua siswa.

D. Mata Pelajaran Ekonomi

Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan

produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang serta jasa. Kata

ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu oikos yang berarti keluarga

rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan atau aturan hukum, dan

secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen

rumah tangga. Menurut Fajar (2002:128), ekonomi merupakan mata

pelajaran yang mengkaji tentang perilaku dan tindakan manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi dan berkembang

dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,

kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi. Sedangkan menurut

http://www.snapdrive.net/files/582099/ekonomi.pdf, ekonomi merupakan

ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumberdaya yang ada

(42)

secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu yang

mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan

kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan

antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas

kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian

menyebabkan timbulnya kelangkaan.

Fungsi dari mata pelajaran ekonomi di SMA adalah mengembangkan

kemampuan siswa untuk berekonomi, yaitu upaya manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidup di masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dengan

cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa-peristiwa ekonomi,

memahami konsep dan teori serta terlatih dalam memecahkan masalah

ekonomi yang ada pada masyarakat. Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut ini :

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, dan manajemen yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara

(43)

Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan

kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di

lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, yang meliputi

aspek-aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian

kerja, perkoperasian, kewirausahaan, manajemen, dan akuntansi.

E. Kerangka Teoretik

PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk

memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas terhadap prestasi

siswa secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan mengingat tujuan PTK

itu sendiri adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik

pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.

Namun kenyataannya yang kita lihat saat ini banyak dijumpai guru

yang belum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di dalam proses

pembelajarannya. Padahal banyak masalah yang timbul pada saat proses

pembelajaran berlangsung yang dapat diperbaiki melalui bentuk PTK. Ada

beberapa faktor yang menyebabkan guru belum melakukan PTK dalam

proses pembelajaran di kelas. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu karena

kurang dipahaminya profesi keguruan oleh guru, guru malas membaca,

guru malas menulis, kurangnya rasa kepekaan dan sensitifitas guru terhadap

waktu, kurangnya daya kreatifitas dan inovasi seorang guru, guru malas

(44)

Mc. Niff (1992:9) memandang PTK sebagai bentuk penelitian

reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat

dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK

merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok

dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaboratif antara peneliti

dan kelompok tersebut. PTK tersebut biasanya dilakukan oleh guru di

kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan

merefleksikan tindakan kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk

memperbaiki kinerja seorang guru, sehingga hasil belajar siswa dapat

meningkat.

Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran

terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau

tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka

membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut

mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan

kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau

paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

PTK dapat diterapkan dalam bentuk strategi pembelajaran yang

berpusat pada siswa dan penciptaan suasana belajar yang menyenangkan

untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran Ekonomi. Strategi yang dapat diterapkan di dalam PTK adalah

(45)

satu metode alternatif yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di

dalam proses pembelajaran di sekolah.

Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu tipe metode

pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa

tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya

dan mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Slavin, 1995:84).

Dalam pembelajaran ini terdapat lima komponen yaitu: (1) presentasi kelas

berupa penyampaian materi kepada siswa; (2) pembagian kelompok/tim

untuk mendalami materi; (3) games yang dirancang untuk pembelajaran

dalam bentuk permainan yang menyenangkan; (4) turnamen yang bertujuan

untuk menciptakan kompetisi yang sehat antar siswa; dan (5) penghargaan

bagi kelompok yang mendapatkan prestasi terbaik.

Pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sangat ditekankan kerja

sama dan kebersamaan dalam kelompok. Masing-masing kelompok

memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan penghargaan yang terbaik.

Untuk mendapatkannya, masing-masing individu harus menyumbangkan

nilai yang terbaik karena pada prinsipnya dalam pembelajaran kooperatif,

keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan individu sebagai

anggota kelompok. Tanggung jawab individu juga sangat diperlukan dalam

kelompok. Untuk dapat memahami materi dan mengerjakan soal-soal

dengan baik, mereka harus terlibat secara aktif dalam kelompok. Adanya

(46)

masing-masing anggota kelompok memiliki motivasi belajar yang kuat sehingga

hasil belajar siswa di sekolah dapat meningkat.

Hasil belajar merupakan proses perubahan individu yang belajar.

Perubahan ini tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk

kecakapan, sikap dan pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri

individu yang belajar. Hasil belajar adalah kemampuan peserta didik yang

diperoleh melalui proses pembelajaran yang memerlukan waktu, dan terjadi

perubahan pada diri orang yang belajar sesuai dengan tujuan belajar. Hasil

belajar tersebut dapat ditingkatkan dengan dipahaminya dan diterapkannya

metode pembelajaran tipe TGT. Dengan demikian penerapan metode

pembelajaran tipe TGT diharapkan dapat berguna dalam upaya

(47)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

(classroom action research). Menurut Raka J (1998 : 5), PTK didefinisikan

sebagai suatu bentuk atau kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan

untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan dalam melaksanakan

tugas serta memperbaiki kondisi dimana pembelajaran tersebut dilakukan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan

yang tepat untuk meningkatkan keaktifan siswa. Sehingga penelitian ini

difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan

prestasi siswa dalam belajar

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 11,Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

(48)

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas XD SMA Negeri 11

Yogyakarta.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitiannya adalah peningkatan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe

TGT.

D. Prosedur Penelitian

1. Kegiatan Pra Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu

mengawali dengan kegiatan pra-penelitian. Kegiatan ini dilakukan

terhadap pembelajaran di kelas sebelum menggunakan metode TGT.

Kegiatan yang dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap situasi

awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru, observasi

kelas, dan observasi terhadap siswa. Selain dengan observasi, guna

mendukung data yang diperoleh peneliti juga mengadakan wawancara

terhadap guru dan siswa. Setelah mengadakan kegiatan pra-penelitian,

peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas setelah menggunakan

metodeTGT.

(49)

Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam satu siklus. Dalam

satu siklus ini terdiri dari empat langkah.

a. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau tatap muka di kelas meliputi sebagai berikut:

1) Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa

penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi

sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk

memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan

membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok

yang beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang

disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, materi

pembelajaran, soal-soal latihan, lembar jawab siswa dan

lembar observasi.

b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :

(1) Lembar observasi kegiatan guru

(2) Lembar observasi kegiatan siswa

(50)

(4) Instrumen refleksi.

2) Tindakan

Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi pembelajaran

kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan, dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Penyajian Kelas

Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan

diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat

dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang

lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini

adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu

siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.

b) Kelompok (team)

Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota

kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan

membantu teman satu kelompok menguasai materi

pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok

dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang

(51)

berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh

anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak

boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok,

mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu

pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan

ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu

teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah

satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru.

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang

anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan

ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami

materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk

mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik

dan optimal pada saatgameatautournament.

c) Permainan

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa

setelah mengikuti pembelajaran di kelas dan belajar

kelompok. Game berisi pertanyaan – pertanyaan bernomor

yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana

(52)

diajarkan. Siswa mengambil salah satu pertanyaan bernomor

dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing – masing

dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk

membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan.

d) Turnamen (Tournament)

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran

yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar

dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui

kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik.

Turnamen disini merupakan suatu pertandingan antar

kelompok. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk

tetap dalam kelompoknya masing-masing. Kelompok tersebut

akan menerima modal sebesar Rp 200.000,00 untuk dijadikan

taruhan. Setiap kelompok wajib menaruhkan modal sebelum

guru membacakan soal tournament. Ketika kelompok berhasil

menjawab benar pada satu pertanyaan, maka poin kelompok

tersebut akan bertambah sesuai dengan jumlah taruhan yang

telah disepakati kelompok diawal. Jika jawaban pada saat

pertanyaan itu salah, maka poin kelompok akan dikurangi

sesuai dengan jumlah yang telah dipertaruhkan diawal. Begitu

(53)

e) Penghargaan kelompok

Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam

turnamen. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat

ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan

menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan

setiap anggotanya dan jumlah poin padatournamentyang telah

dilakukan. Yang harus ditekankan dalam pemberian

penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing

secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut

adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya

dapat meningkat.

Guru juga melakukan pre-test sebelum diterapkannya

metode TGT dan melakukan post-test setelah diterapkannya

metode TGTdi dalam pembelajaran, untuk mengetahui adanya

tingkat perubahan atau kenaikan prestasi belajar siswa sebelum

dan sesudah diterapkannya metode TGT dalam pembelajaran

Ekonomi di dalam kelas.

3) Observasi

Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di

dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak

(54)

proses pembelajaran itu berlangsung, keterlibatan dan interaksi

siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana kondisi kelas.

Untuk dapat mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar

siswa dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa setelahTGT selesai

di terapkan. Pengamatan juga direkam dengan menggunakan

video camcorder.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan segera setelah kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeTGT dilakukan.

Kegiatan refleksi digunakan untuk menganalisis segala kekurangan

dan juga untuk menganalisis keberhasilan selama pembelajaran

yang dilangsungkan. Kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran

akan diperbaiki pada saat kegiatan pada siklus lanjutan (jika

diperlukan). Refleksi juga dilakukan untuk apakah indikator

keberhasilan yang direncanakan telah tercapai. Pada intinya,

refleksi dilakukan untuk mengevaluasi tindakan-tindakan yang

telah dilalui. jika terdapat kekurangan maka peneliti berusaha

memperbaiki kekurangan tersebut dan jika telah mencapai

keberhasilan maka penelitian dapat dikatakan telah mencapai

(55)

E. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Instrumen pra penelitian

a. Pengamatan terhadap guru(Observing Teachers)

Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari

tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas,

misalnya tentang organisasi kelas, respon siswa terhadap lingkungan

kelas. Salah satu bentuk instrumen pengamatan adalah catatan

anekdotal. Catatan anekdotal ini memuat deskripsi rinci dan lugas

peristiwa yang terjadi di kelas (catatan anekdotal, lampiran 1).

b. Pengamatan terhadap kelas(Observing Classrooms)

Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan

terhadap segala kejadian yang terjadi di kelas. Pengamatan ini sangat

bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-praktik

pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, pengamatan ini

dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani

kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas. Catatan

anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata

letaknya, dan manajemen kelas (catatan anekdotal, lampiran 3).

c. Pengamatan terhadap siswa(Observing Students)

Pengamatan atau observasi terhadap perilaku siswa dapat

(56)

dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum

pembelajaran dimulai, saat berlangsungnya pembelajaran, dan sesudah

usai pembelajaran. Perubahan pada tiap individu juga dapat diamati,

dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan,

saat tindakan diimplementasikan, dan seusai tindakan diberikan

(catatan anekdotal, lampiran 2).

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Perencanaan

Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu

perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum

dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan

aspek yang terkait PTK. Sementara itu, perencanaan khusus

dimaksudkan untuk menyusun rancangan pada satu siklus. Oleh

karenanya dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat

perencanaan ulang (replanning). Hal-hal yang direncanakan

diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode

pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi

pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih

hampir sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar

mengajar. Biasanya perencanaan dimasukkan ke dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan juga dapat dimasukkan ke dalam

(57)

b. Tindakan

Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe

TGT yang telah direncanakan. Strategi apa yang digunakan, materi apa

yang akan diajarkan atau dibahas. Guru melakukan inovasi dalam proses

pembelajaran di kelas dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Sebelum penelitian dilakukan dan sekaligus untuk menguji kemampuan

siswa, peneliti memberikan soal pre-test yang sesuai dengan materi

yang diajarkan guru sebelumnya (lampiran 10). Kegiatan ini merupakan

penerapan dari berbagai perencanaan yang direncanakan sebelumnya.

Tindakan merupakan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT. Dalam pelaksanaan tindakan, kegiatan guru adalah mengajarkan

materi yang telah dipersiapkan, strategi pembelajaran, dan model

pembelajaran. Instrumen yang dibutuhkan dalam tahap tindakan adalah

penilaian tentang tingkat prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

ekonomi yang akan diukur dari hasil belajar siswa (lampiran 4 dan

lampiran ). Setelah itu guru dibantu oleh peneliti membagikan soal

post-test yang digunakan untuk menilai prestasi siswa terhadap materi yang

telah diajarkan (lampiran 11).

c. Observasi

Pengamatan atau observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti. Pada

saat mengobservasi, pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau

(58)

situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan

materi yang diajarkan (lampiran 6).

d. Refleksi

Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi adalah

memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para

kolaborator yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Kegiatan

ini dilakukan untuk menilai keberhasilan dan kekurangan dari model

yang telah diterapkan sebelumnya. Jika masih banyak kekurangan, maka

perlu dilakukan penelitian lanjutan pada siklus tahap kedua, dan jika

telah mencapai keberhasilan, maka penelitian dapat dikatakan telah

mencapai target yang ditentukan sebelumnya (lampiran 7).

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam

pembelajaran dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang

dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengumpulan data dilakukan dengan

cara sebagai berikut.

1. Observasi

Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif

dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dapat dilaksanakan

dengan pedoman pengamatan (format, daftar, cek), catatan lapangan,

(59)

kelas, alat perekam elektronik, atau pemetaan kelas (cf. Mills, 2004:19

dalam Wijaya Kusumah, 2009:52). Pengamatan sangat cocok untuk

merekam data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya.

Catatan lapangan sebagai salah satu wujud dari pengamatan dapat

digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau untuk

melukiskan suatu proses.

2. Wawancara

Untuk memperoleh data dan informasi yang lebih rinci dan untuk

melengkapi data hasil observasi, peneliti dapat melakukan wawancara

kepada guru, siswa, atau kepala sekolah. Wawancara digunakan untuk

mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau wawasan.

Wawancara dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur. Wawancara

hendaknya dilakukan dengan mempergunakan pedoman wawancara agar

semua informasi dapat diperoleh secara lengkap. Jika dianggap masih ada

informasi yang kurang, dapat pula dilakukan secara bebas. Teknik ini

digunakan untuk mendapatkan data berkaitan dengan aktivitas belajar

siswa serta pandangan dari guru dan siswa terhadap metode TGT yang

diterapkan dalam pembelajaran ekonomi.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui

(60)

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data siswa, hasil

belajar siswa serta rekaman proses tindakan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan secara deskriptif dan komparatif untuk

mengetahui perkembangan peningkatan prestasi belajar siswa di dalam proses

pembelajaran, meliputi dua hal sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif

yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala

yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe TGT

sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel.

2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan peningkatan

prestasi belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra

penelitian dan siklus pertama. Dari berbagai tahapan tersebut kemudian

dibandingkan bagaimana perubahan tingkat hasil belajar siswa. Untuk

mengukur tingkat perkembangan prestasi belajar siswa dalam penelitian

Gambar

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas..........................................
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1Indikator Keberhasilan Peningkatan Prestasi Belajar
Tabel 4.1Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Android membantu salesman untuk menampilkan jumlah stok barang terkini, sehingga pelanggan dapat mengetahui jumlah maksimal barang yang dapat dipesan.. Data

Another Disisis, utilization of the graphics card into the era of General Purpose Graphical Processing Units ( GPGPU ) , namely the use of graphics cards to work umum.GPU

[r]

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

Human error atau kesalahan manusia kerap sering terjadi pada penyusunan data-data, pencatatan transaksi, pembuatan laporan dan pekerjaan yang masih mengandalkan teknologi manual.

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan

Oleh karena angka kesakitan jiwa semakin tahun semakin meningkat seperti kelainan pada anak yang makan makanan yang tidak lazim seperti makan pasir, makan paku dll, serta