SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Theresia Sri Harjanti NIM: 044114011
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kepersembahkan kepada :
Ayahku Yulius Djuwardja & Ibuku Agustina Muryani
Keluarga dan saudaraku yang telah mendukungku menyelesaikan skripsi ini
TUHAN JADIKANLAH AKU
PEMBAWA DAMAI
Tuhan, jadikanlah daku pembawa damai, Bila terjadi kebencian
Jadikanlah aku pembawa cinta kasih, Bila terjadi penghinaan
Jadikanlah aku pembawa kerukunan, Bila terjadi kebimbangan
Tuhan, semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur, Memahami daripada dipahami,
Mencintai daripada dicintai
Sebab dengan memberi kami menerima, Dengan mengampuni kami diampuni
Dengan mati suci kami bangkit lagi, Untuk hidup selama-lamanya...amin.
PERNYATAAN KENYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini,
tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Maret 2009
Penulis
Theresia Sri Harjanti
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Theresia Sri Harjanti
NIM : 044114011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Judul Berita Olahraga Bertataran Klausa dalam Surat Kabar Merapi Edisi Januari-Desember 2007: Tinjauan Semantis dan Sintaktis” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 20 Maret 2009
Yang menyatakan
Theresia Sri Harjanti
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakasih atas
segala rahmat dan berkah yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
serta bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. selaku dosen pembimbing I sekaligus dosen
yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan
memberikan dukungan, masukan, semangat dan saran yang sangat berguna
demi penyempurnaan skripsi ini.
2. Drs. Hery Antono, M.Hum. selaku dosen pembimbing II sekaligus dosen yang
telah berkenan membagi pengetahuan dan membimbing penulis serta
memberikan motivasi sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Drs. P. Ari Subagyo, M.Hum., Drs. F.X. Santoso,
M.S., Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum., Dra.
Fr. Tjandrasih Adji, M.Hum., terima kasih atas bimbingannya selama penulis
menempuh pendidikan di jurusan Sastra Indonesia.
4. Staf Sekretariat Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma atas pelayanan
dalam bidang administrasi.
5. Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
peminjaman pustaka yang diperlukan penulis baik selama menjalani
perkuliahan maupun dalam proses penyusunan skripsi.
6. Orang tuaku tercinta Bapak Yulius Djuwardja dan Ibu Agustina Muryani atas
doa dan dukungannya.
7. B. Cahya Erwanto tersayang, terima kasih sudah mendengarkan keluh kesahku
dan dukungannya selama proses pengerjaan skripsi ini.
8. Hana Dyah Merina, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris 2004 yang
telah berkenan membantu penulis untuk menerjemahkan abstrak ke dalam
bahasa Inggris.
9. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Angkatan 2004, terima kasih
atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini.
10. Semua pihak yang belum disebutkan yang telah berkenan membantu dan turut
memperlancar dalam usaha dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
skripsi ini.
Yogyakarta, 20 Maret 2009
Penulis
ABSTRAK
Harjanti, Theresia Sri. 2009. “Judul Berita Olahraga Surat Kabar Merapi Edisi Januari-Desember 2007 Tinjauan Semantis-Sintaktis”. Skripsi Strata 1 (S-1). Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma
Dalam skripsi ini dibahas tentang judul berita olahraga pada surat kabar
Merapi edisi Januari sampai Desember tahun 2007. Ada dua masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Pertama, apa saja tipe-tipe semantis judul berita surat kabar Merapi edisi Januari-Desember 2007. Kedua, apa saja yang ditonjolkan judul berita surat kabar Merapi edisi Januari-Desember 2007.
Data dalam penelitian ini berupa data tertulis yang diambil dari surat kabar
Merapi edisi Januari-Desember 2007. Data dikumpulkan dengan metode simak dengan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan metode agih. Metode agih diterapkan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL). Teknik bagi unsur langsung ini dilakukan dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian unsur. Kemudian data dianalisis dengan teknik lanjutan yaitu teknik ganti dan teknik baca markah. Teknik ganti yaitu teknik yang mengganti unsur satuan lingual yang bersangkutan dengan satuan lingual lainnya. Teknik baca markah digunakan untuk menentukan peran konstituen kalimat. Caranya dengan membaca satuan kebahasaan yang menjadi pemarkah peran konstituen kalimat yang dimaksud. Dalam penyajian hasil analisis data digunakan metode informal yaitu perumusan hasil analisis data yang dirumuskan dengan kata-kata biasa dalam bentuk bahasa tertulis dan dalam metode formal yaitu dirumuskan dengan bentuk tabel.
Dari hasil pembahasan ditemukan hal-hal sebagai berikut. Pertama, berdasarkan maknanya ada enam tipe semantis yang terdapat dalam judul berita olahraga pada surat kabar Merapi selama bulan Januari sampai Desember tahun 2007. Enam tipe semantis tersebut adalah (i) judul berita yang menyatakan makna ‘A mengalahkan B’, (ii) judul berita yang menyatakan makna ‘A dikalahkan B’,
(iii) judul berita yang menyatakan makna ‘A memenangkan B’, (iv) judul berita yang menyatakan makna ‘A menahan B’, (v) judul berita yang menyatakan makna ‘A menang’, (vi) judul berita yang menyatakan makna ‘A kalah’. Kedua, berdasarkan unsur yang ditonjolkannya ada enam tipe sintaktis yang terdapat dalam judul berita olahraga pada surat kabar Merapi selama bulan Januari sampai Desember tahun 2007. Enam tipe sintaktis tersebut adalah (i) judul berita yang menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’, (ii) judul berita yang menonjolkan ‘pihak yang dikalahkan’, (iii) judul berita yang menonjolkan ‘pihak yang memenangkan’, (iv) judul berita yang menonjolkan ‘pihak yang menahan’, (v)
judul berita yang menonjolkan ‘pihak yang menang’, (vi) judul berita yang menonjolkan ‘pihak yang kalah’.
ABSTRACK
Harjanti, Theresia Sri. 2009. “Judul Berita Olahraga Surat Kabar Merapi Edisi Januari-Desember 2007 Tinjauan Semantis dan Sintaktis. Undergraduate Thesis (S-1). Indonesian Literature Study Program. Indonesian Literature Department. Literature Faculty. Sanata Dharma University
This thesis discussed sport news tittle in Merapi newspapers on January-December 2007 edition. There were two problem formulations. The first problem was what types semantic existed in sport news tittle in Merapi newspapers January-December 2007 edition. The second problem was what types of syntax existed in sport news tittle in Merapi newspapers January-December edition.
Type of data in this research was written or printed data taken from sport news tittle in Merapi newspapers January-December 2007 edition. The data was gathered by scanning method through noting technique. Data analysis technique was conducted by agih method. Agih method was implemented through direct element division. Direct element division was carried out by dividing the lingual them of data in to some parts. The data was then analyzed by further techniques, substitution technique and punctuation scanning technique. Substitution technique was a technique which replaced lingual item with the other lingual item. Punctuation scanning technique was used to determine sentence constituent role. It was done by scanning language item which was the meant sentence constituent role punctuationer in presenting data analysis technique. It was used informal method which was data analysis result formulation formulated in written word ang formal method which was data analysis result formulation formulated in table.
It was found some things to be discussed. Firstly, based on its meaning, there were six types of semantic existed in the sport news tittle in Merapi
newspaper January-December 2007 edition. Those six types of semantic were (i)
news tittle meaning ‘A defeates B’, (ii) news tittle meaning ‘A defeated by B’,
(iii) news tittle meaning ‘A wins B’, (iv) news tittle meaning ‘A holds B’, (v)
news tittle meaning ‘A wins’, (vi) news tittle meaning ‘A loses’. Secondly, based on the six posed types of syntax existed in sport news tittle in Merapi newspaper January-December 2007 edition. Those six types of syntax were (i) news tittle posing ‘the defeating party’, (ii) news tittle posing ‘the defeated party’, (iii) news tittle posing ‘the winning party’, (iv) news tittle posing ‘the holding party’, (v)
news tittle posing ‘the winner party’, (vi) news tittle posing ‘the loser party’.
DAFTAR ISI
BAB II TIPE-TIPE SEMANTIS JUDUL BERITA OLAHRAGA SURAT KABAR MERAPI EDISI JANUARI-
BAB III TIPE-TIPE PENONJOLAN JUDUL BERITA OLAHRAGA SURAT KABAR MERAPI EDISI JANUARI- DESEMBER 2007 27
3.1 Pengantar 27 3.1.1 Judul Berita yang Menonjolkan ‘Pihak yang Mengalahkan’ 27 3.1.2 Judul Berita yang Menonjolkan ‘Pihak yang Dikalahkan’ 53 3.1.3 Judul Berita yang Menonjolkan ‘Pihak yang Memenangkan’ 59 3.1.4 Judul Berita yang Menonjolkan ‘Pihak yang Menahan’ 64 3.1.5 Judul Berita yang Menonjolkan ‘Pihak yang Menang’ 68 3.1.6 Judul Berita yang Menonjolkan ‘Pihak yang Kalah’ 75
BAB IV PENUTUP 83
4.1 Kesimpulan 83
4.2 Saran 84
DAFTAR PUSTAKA 85
SUMBER DATA 87
BIOGRAFI 88
LAMPIRAN I untuk Data Bab II 89 LAMPIRAN II untuk Data Bab III 94
LAMPIRAN III 100
DAFTAR SINGKATAN
F : fungsional K : kategori M : makna S : subjek P : predikat O : objek K : keterangan N : nomina V : verba Num : numeralia Prep : preposisi
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam skripsi ini dibahas judul berita olahraga dalam surat kabar Merapi
edisi Januari sampai dengan Desember 2007. Salah satu alasan pemilihan topik
tersebut adalah adanya variasi makna yang dinyatakan oleh judul berita olahraga
dalam surat kabar Merapi. Berikut ini contohnya.
(1) Gama dan AD KY Gunduli Lawan-lawannya (Merapi, 11 April 2007)
(2) Chelsea Rasakan Dihajar Rangers (Merapi, 30 Juli 2007)
Judul (1) menyatakan makna ‘A (Gama dan AD KY) mengalahkan
(Gunduli) B (Lawan-lawannya)’, sedangkan judul (2) menyatakan makna ‘A
(Chelsea) dikalahkan (Dihajar) B (Rangers)’. Makna tersebut dapat dibuktikan
melalui penggantian kata Gunduli pada judul (1) dengan kata Mengalahkan dan
penggantian kata Dihajar pada judul (2) dengan kata Dikalahkan, seperti
pembuktian terlihat di bawah ini.
(1a) Gama dan AD KY Mengalahkan Lawan-lawannya.
(2a) Chelsea Rasakan Dikalahkan Rangers.
Hal tersebut menimbulkan pertanyaan, tipe-tipe makna apa saja yang
diungkapkan oleh judul berita olahraga dalam surat kabar Merapi edisi Januari
Alasan kedua adalah adanya variasi struktur yang disebabkan oleh unsur
yang ditonjolkan pada judul berita olahraga surat kabar Merapi edisi Januari
samapai dengan Desember 2007. Berikut ini dikemukakan contohnya.
(3) PSST Gulung Gulser (Merapi, 18 April 2007)
(4) PSS Ditebas Persitara (Merapi, 5 Maret 2007)
Judul (3) menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’ yang terdiri dari S diisi
oleh N (PSST), P diisi V (Gulung), dan O diisi N (Gulser). Judul berita (3) terdiri
dari tiga unsur yakni ‘pihak yang mengalahkan’ (PSST); ‘perbuatan mengalahkan’
(Gulung); dan ‘pihak yang dikalahkan’ (Gulser).
Adapun judul (4) menonjolkan ‘pihak yang dikalahkan’yang terdiri dari S diisi
oleh N (PSS), P diisi V (Ditebas), dan O diisi N (Persitara). Contoh (4) terdiri
dari tiga unsur yakni ‘pihak yang dikalahkan’ (PSS); ‘perbuatan dikalahkan’
(Ditebas); dan ‘pihak yang mengalahkan’ (Persitara).
Hal tersebut menimbulkan pertanyaan, apa saja yang ditonjolkan judul
berita olahraga dalam surat kabar Merapi edisi Januari sampai dengan Desember
2007?
Alasan ketiga, judul berita olahraga dalam surat kabar Merapi edisi Januari
sampai Desember tahun 2007 dengan tinjauan semantis dan sintaktis ini belum
ada yang menelitinya. Meskipun beberapa penelitian ada yang membahas judul
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1.2.1 Apa saja tipe-tipe semantis judul berita surat kabar Merapi edisi
Januari-Desember 2007?
1.2.2 Apa saja yang ditonjolkan judul berita surat kabar Merapi edisi
Januari-Desember 2007?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai
berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan tipe-tipe semantis pada penulisan judul berita surat kabar
Merapi edisi Januari-Desember 2007.
1.3.2 Mendeskripsikan tipe-tipe penonjolan pada penulisan judul berita surat
kabar Merapi edisi Januari-Desember 2007.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini adalah deskripsi tipe-tipe semantis dan tipe-tipe
sintaktis pada judul berita olahraga surat kabar Merapi edisi Januari sampai
Desember tahun 2007. Deskripsi itu diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoretis dan praktis. Secara teoretis penelitian ini dapat memberikan sumbangan
bagi studi linguistik, khususnya bidang semantik dan sintaksis. Dalam bidang
dapat mengungkapkan berbagai jenis makna yang ditentukan oleh makna
verbanya. Dalam bidang sintaksis klausa, hasil penelitian ini dapat memperkaya
pengetahuan bahwa judul berita memiliki berbagai tipe yang ditentukan oleh
unsur kalimat yang ditonjolkan.
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
menuliskan judul berita. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
mengenai variasi struktur judul berita.
1.5 Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang judul berita sudah pernah dilakukan di antaranya oleh
Keraf (2004), Suhandang (2004), Siregar (1987), Faeruzzabadi (2002), Andwiani
(2006), dan Nugroho (2006). Keraf (2004) menjelaskan bahwa judul yang baik
harus memenuhi beberapa referensi yaitu referen artinya judul harus mempunyai
pertalian dengan tema atau beberapa bagian yang penting, proaktif artinya judul
harus menimbulkan rasa ingin tahu pembaca, singkat artinya tidak boleh
mengambil bentuk kalimat tetapi harus berbentuk rangkaian kata yang singkat.
Suhandang (2004) mengungkapkan bahwa judul berita sama dengan
headline yang merupakan inti berita dan dibuat dalam satu atau dua kalimat
pendek, tetapi cukup memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang
diberitakan. Selain itu, judul berita dibuat sedemikian rupa sehingga
masing-masing berita memiliki daya tarik sendiri. Dengan demikian, judul berita
berfungsi untuk memanggil khalayak agar mau membaca, mendengar, atau
Siregar (1987) berpendapat bahwa judul berita harus mempunyai daya
tarik agar isi karangan segera dibaca. Agar menarik, judul berita memiliki ragam
kreasi. Ciri khas dari penulisan berita terkadang ditentukan oleh gaya surat kabar
yang diwakilinya, selain itu penulis ingin lebih praktis sehingga sering
mengabaikan aturan bahasa.
Faeruzzabadi (2002) dalam skripsinya yang berjudul ”Elipsis Konjungsi
dan Fungsi Sintaksis dalam Judul Berita Surat Kabar Berbahasa Indonesia”
menjelaskan bahwa elipsis konjungsi dalam judul berita surat kabar Berbahasa
Indonesia menyebabkan kalimat majemuk tidak mempunyai konjungsi. Konjungsi
yang dilesapkan dalam kalimat dapat diramalkan wujudnya dari konteks bahasa
maupun dari konteks luar bahasa. Peramalan itu didasarkan pada intuisi
kebahasaan atau intuisi lingual dan dari sudut pandang sintaksis.
Andwiani (2006) dalam skripsinya yang berjudul ”Pelesapan Satuan
Gramatikal dalam Judul Berita pada Harian Kompas Terbitan Bulan Januari 2005”
membahas tentang pelesapan satuan gramatikal dalam judul berita pada harian
Kompas terbitan bulan Januari. Permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian
tersebut ada dua yakni (a) apa saja jenis judul berita yang mengandung pelesapan
pada harian Kompas terbitan bulan Januari dan (b) satuan gramatikal apa saja
yang dilesapkan dalam judul berita pada harian Kompas terbitan bulan Januari.
Pembahasan secara garis besar pada judul berita di harian Kompas terbitan bulan
Januari 2005 dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu judul berita yang berupa
kalimat tunggal dan judul berita yang berupa kalimat majemuk. Judul berita yang
berupa kalimat majemuk setara dan judul berita yang berupa kalimat majemuk
bertingkat. Judul berita yang berupa kalimat tunggal sendiri mempunyai
bermacam-macam struktur (S-P, S-P-Ket, S-P-O-Ket).
Nugroho (2006) dalam skripsinya yang berjudul ”Pengungkapan Makna
Menang dan Kalah dalam Judul Berita Bidang Olahraga Surat Kabar Harian
Kedaulatan Rakyat dan Kompas Edisi Maret 2005” mengungkapkan makna
menang dan kalah dalam judul berita bidang olahraga surat kabar harian
Kedaulatan Rakyat dan Kompas edisi Maret 2005. Dalam penelitian itu dibahas
mengenai apa saja kata/frase yang digunakan untuk mengungkapkan makna
menang dan kalah judul berita bidang olahraga surat kabar harian Kedaulatan
Rakyat dan Kompas edisi Maret 2005. Setelah dilakukan pembahasan tentang
pengungkapan makna menang dan kalah dalam judul berita bidang olahraga
ditemukan bahwa bentuk kata/frase metaforis lebih banyak digunakan daripada
kata/frase yang bermakna denotatif.
1.6 Landasan Teori
Untuk keperluan penelitian terhadap judul berita olahraga surat kabar
Merapi edisi Januari sampai Desember tahun 2007 dengan tinjauan semantis dan
sintaktis, peneliti menggunakan landasan teori tentang (i) pengertian judul berita,
1.6.1 Pengertian Judul Berita
Menurut Hoed (1979: 3-4), judul adalah hal yang memperkenalkan apa
yang dikemukakan dalam tubuh berita yang bertugas menarik perhatian pembaca.
Sebagaimana paragraf pembuka, judul berfungsi berdaya tarik pandang, di
samping gaya tarik kebahasaan. Judul juga bersifat falsafah, artinya mengacu
kepada apa yang kemudian dinyatakan dengan teks tubuh berita.
Menurut Siregar (1987: 162-163) dan Suhandang (2004: 115-116) judul
adalah kepala berita atau intisari berita, judul itu harus mempunyai daya tarik agar
isi karangan segera dibaca. Judul adalah perangsang, agar pembaca berminat
membaca isi karangan. Oleh karena itu, agar menarik, judul harus memiliki ragam
kreasi.
Sumadiria (2005: 121-125) menyatakan bahwa judul adalah identitas
berita. Tanpa judul berita adalah sesuatu yang anonim, tak dikenal, abstrak,
sehingga tidak akan bicara apa-apa. Judul adalah pemicu daya tarik pertama bagi
pembaca untuk membaca berita. Sumadiria juga menyebutkan cirri-ciri judul
berita yang baik adalah provokatif, singkat, padat, relevan, fungsional, formal,
representatif, merujuk pada bahasa baku dan spesifik.
Berdasarkan uraian tentang pengertian judul berita di atas, dapat ditarik
kesimpulan, judul adalah kepala atau intisari berita yang disajikan untuk menarik
minat pembaca agar memahami isi berita. Ketika membaca surat kabar, umumnya
mata pembaca akan tertuju pada judul beritanya terlebih dahulu. Tatkala judul
harus diakui bahwa judul berita berperan penting untuk membawa pembaca agar
menelusuri isi berita yang disampaikan.
1.6.2 Semantik dan Semantis
Menurut Muljana (1964: 1), semantik ialah penelitian makna kata dalam
bahasa tertentu menurut sistem penggolongan. Semantik merupakan cabang
linguistik yang bertugas semata-mata meneliti makna kata, bagaimana
mulabukanya, bagaimana perkembangannya, dan apa sebab-sebabnya terkaji
perubahan dan perkembangan makna dalam sejarah.
Chaer (1994: 2) menyebutkan semantik adalah istilah dalam bidang
linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan
hal-hal yang ditandainya. Dengan kata lain, semantik adalah bidang studi dalam
linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Semantik dapat
diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti. Pandangan yang hampir
sama juga dikemukakan oleh Tarigan (1985: 7), semantik adalah telaah makna.
Semantik menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna,
hubungan makna yang satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia
dan masyarakat. Oleh karena itu, semantik mencakup makna-makna kata,
perkembangan dan perubahannya.
Menurut Soenardji (1989: 65), semantik adalah studi perihal makna bahasa
yaitu kata, frase, dan kalimat. Makna kata mempunyai harga atau nilai yang
disebut nilai makna. Nilai makna mempunyai peran penunjang pemahaman
Berdasarkan uraian tentang semantik di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna yang
terkandung pada suatu bahasa, kode, atau tanda-tanda linguistik. Dalam bidang
semantik yang diteliti adalah maknanya. Hal-hal yang berkenaan dengan makna
disebut semantis.
1.6.3 Sintaksis dan Sintaktis
Pengertian sintaktis menurut Ramlan (1987: 21) adalah bagian atau cabang
dari ilmu bahasa yang membicarakan tentang seluk beluk wacana, kalimat, klausa,
dan frase. Untuk menjelaskan uraian itu, perhatikan contoh kalimat berikut:
Seorang mahasiswa sedang belajar sastra di perpustakaan. Kalimat tersebut
disamping intonasi, terdiri dari satu klausa yakni terdiri dari S (subjek) ialah
seorang mahasiswa, P (predikat) ialah sedang belajar, O (objek) ialah sastra, dan
K (keterangan) ialah di perpustakaan. Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatikal
yang terdiri dari S, P, O, K (Ramlan, 1986: 83).
Pateda (1988) berpendapat bahwa secara etimologi sintaksis berarti
menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
Kalimat, klausa, dan frase merupakan objek tataran linguistik yang disebut
sintaksis.
Menurut Kridalaksana (2002: 32), sintaksis adalah sebuah struktur dengan
leksem yang telah berkategori (berkelas sebagai unsur). Sintaksis suatu bahasa
mempunyai unsur-unsur yang terorganisasi secara struktural. Salah satu satuan
secara fungsional, yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Satuan
lain, yaitu frase, juga memiliki unsur-unsur yang berhubungan secara fungsional
yaitu induk, pewatas, perangkai, dan sumbu.
Berdasarkan uraian tentang sintaksis di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mempelajari struktur pada kalimat,
klausa, dan frase sebagai objek tataran linguistiknya. Dalam bidang sintaksis
yang diteliti adalah strukturnya. Hal-hal yang berkenaan dengan struktur kalimat
disebut sintaktis.
1.7 Metode dan Teknik Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yakni (i) pengumpulan data, (ii)
analisis data, (iii) penyajian hasil analisis data. Berikut akan diuraikan
masing-masing tahap dalam penelitian ini.
1.7.1 Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
memerlukan adanya gambaran yang jelas mengenai wujud data dan sumber yang
dikumpulkan. Sudaryanto (1993: 5) menyatakan data adalah objek penelitian
beserta konteksnya. Objek penelitian ini adalah judul berita olahraga yang
terdapat dalam surat kabar Merapi. Datanya adalah wacana berita olahraga dalam
surat kabar Merapi edisi Januari sampai Desember tahun 2007.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Metode
dan menyimak secara langsung penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993: 6).
Peneliti memperhatikan penggunaan bahasa yang berupa kata-kata,
kalimat-kalimat pada setiap wacana berita olahraga. Pelaksanaan pengumpulan data
dengan teknik lanjutan ini dilakukan dengan mencatat pada kartu data sebagai
alatnya menurut tanggal terbitnya (Sudaryanto, 1993: 5-7). Sesuai dengan
pendapat tersebut, penulis dengan menggunakan alat tulis, kertas, lem, gunting
untuk mengumpulkan data, data digunting dan ditempelkan pada kartu data.
Setelah data tersusun, lalu data diklasifikasikan berdasarkan maknanya dan unsur
yang ditonjolkan.
1.7.2 Tahap Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dan dicatat pada kartu data, tahap selanjutnya
adalah tahap analisis data. Tahap analisis data dilakukan dengan menggunakan
metode padan dan metode agih. Metode padan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode padan referensial, yaitu metode yang menggunakan referen
sebagai alat untuk membuktikan fakta lingual tertentu (Sudaryanto, 1993: 14).
Dalam penggunaan metode padan referensial digunakan teknik dasar “pilah unsur
penentu”, yaitu memilah unsur-unsur suatu konstruksi menurut referen yang
ditunjuknya.
(5) Gaseta Tumbangkan IM (Merapi, 24 Juli 2007)
Berdasarkan referen yang ditunjuknya, kalimat (5) dapat dipilah menjadi
tiga unsur yang menunjuk empat referen juga, yaitu ‘pihak yang mengalahkan’
(IM). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Gaseta berada di urutan
terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’.
Metode kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih,
yaitu metode analisis data yang alat penentunya terdapat dalam bahasa itu sendiri
(Sudaryanto, 1993: 15). Metode ini dilaksanakan dengan teknik dasar yaitu teknik
bagi unsur langsung (BUL) dan teknik lanjutan.
Teknik bagi unsur langsung (BUL) adalah teknik analisis data dengan cara
membagi suatu konstruksi menjadi beberapa bagian atau unsur dan dipandang
sebagai bagian atau unsur yang langsung membentuk konstruksi yang dimaksud
(Lihat Sudaryanto, 1993: 14). Teknik bagi unsur langsung bermanfaat untuk
menentukan bagian-bagian fungsional suatu konstruksi. Hasil penerapan teknik
bagi unsur langsung itu menjadi dasar bagi analisis data selanjutnya.
Alat penentu teknik bagi unsur langsung adalah intuisi kebahasaan peneliti
terhadap bahasa yang diteliti. Intuisi kebahasaan merupakan kesadaran penuh
yang tak terumuskan, tetap terpercaya, terhadap apa dan bagaimana kenyataan
yang bersifat kebahasaan (lihat Sudaryanto, 1993: 32). Dalam penelitian ini,
teknik bagi unsur langsung (BUL) dipakai untuk membuktikan variasi struktur
berdasarkan unsur yang ditonjolkan pada judul berita olahraga surat kabar Merapi.
Perhatikan contoh judul berita yang menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’
berikut.
Contoh (5a) terdiri dari S (Gaseta), P (Tumbangkan), dan O (IM). Dari
segi kategori kata, S diisi oleh N (Gaseta), P diisi V (Tumbangkan), sedangkan O
diisi N (IM).
Untuk mengelompokkan tipe-tipe semantis dan sintaktis diterapkan teknik
lanjutan berupa teknik ganti dan teknik baca markah. Teknik ganti dilakukan
dengan cara menggantikan unsur lingual yang sedang dianalisis dengan
sinonimnya. Teknik ganti ini digunakan untuk membuktikan kesamaan kelas atau
kategori unsur yang terganti dengan unsur pengganti. Bila dapat digantikan (atau
saling menggantikan) berarti kedua unsur itu dalam kelas atau kategori yang sama
(Sudaryanto, 1993: 48). Perhatikan contoh judul berita yang menyatakan makna
’A mengalahkan B’ berikut.
(6) Maju Lancar Gebuk Samodra (Merapi, 1 Agustus 2007)
Untuk membuktikan bahwa verba tersebut menyatakan makna ‘A
mengalahkan B’, dapat dilakukan melalui teknik ganti yaitu verba tersebut dapat
diganti dengan verba mengalahkan.
(6a) Maju Lancar mengalahkan Samodra (Merapi, 1 Agustus 2007)
A B
Dengan menerapkan teknik ganti, dapat diketahui bahwa verba gebuk dan
verba mengalahkan mempunyai kesamaan kelas karena dalam pemakaiannya
dapat saling menggantikan.
Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara “membaca
pemarkah” dalam suatu konstruksi. Istilah lain untuk pemarkah adalah penanda.
Pemarkah itu adalah alat seperti imbuhan, kata penghubung, kata depan dan
Kridalaksana, 2001: 161). Teknik baca markah dapat digunakan untuk
menentukan peran konstituen kalimat. Caranya dengan membaca satuan
kebahasaan yang menjadi pemarkah peran konstituen kalimat yang dimaksud
(Kesuma, 2007: 67). Perhatikan contoh judul berita yang menonjolkan ‘pihak
yang dikalahkan’ berikut.
(7) PSIM Disungkurkan Persekabpas (Merapi, 10 September 2007)
Contoh (7) terdiri dari S (PSIM), P (Disungkurkan), dan O (Persekabpas).
Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (PSIM), P diisi V (Disungkurkan), O diisi N
(Persekabpas). Contoh judul berita (11) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
dikalahkan’ (PSIM); ‘perbuatan dikalahkan’ (Disungkurkan); dan ‘pihak yang
mengalahkan’ (Persekabpas). Karena unsur ‘pihak yang dikalahkan’ berada di
urutan terdepan yakni PSIM, judul berita tersebut termasuk menonjolkan ‘pihak
yang dikalahkan’.
1.7.3 Tahap Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis data dalam penelitian ini berupa pola judul berita olahraga
pada surat kabar Merapi edisi Januari sampai Desember tahun 2007 dengan
tinjauan semantis dan sintaktis. Hasil analisis tersebut disajikan dengan metode
penyajian informal dan formal. Metode penyajian informal yaitu perumusan pola
judul berita olahraga dengan menggunakan kata-kata biasa, walaupun dengan
terminologi yang teknis sifatnya (lihat Sudaryanto, 1993: 145). Metode penyajian
1.8 Sistematika Penyajian
Untuk mempermudah pemahaman tentang penelitian ini, penulis
menyusunnya ke dalam empat bab, yaitu Bab I merupakan pendahuluan yang
berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, landasan teori, metode dan teknik penelitian, dan sistematika
penyajian. Bab II berisi pemaparan tipe-tipe semantis berdasarkan makna pada
judul berita olahraga surat kabar Merapi edisi Januari sampai Desember tahun
2007. Bab III berisi tentang tipe-tipe sintaktis berdasarkan unsur yang ditonjolkan
pada judul berita olahraga surat kabar Merapi edisi Januari sampai Desember
tahun 2007. Bab IV merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
Kesimpulan yang dimaksud adalah kesimpulan tentang tipe semantis dan sintaktis
yang terdapat pada judul berita surat kabar Merapi edisi Januari sampai Desember
tahun 2007. Saran yang dimaksud adalah saran kepada peneliti, calon wartawan,
BAB II
TIPE-TIPE SEMANTIS JUDUL BERITA OLAHRAGA SURAT KABAR MERAPI EDISI JANUARI-DESEMBER 2007
2.1 Pengantar
Pada bab ini dipaparkan tipe-tipe semantis judul berita olahraga surat
kabar Merapi edisi Januari-Desember 2007. Berdasarkan maknanya, judul berita
olahraga surat kabar Merapi edisi Januari-Desember 2007 dapat dibedakan
menjadi enam tipe yaitu (1) makna ‘A mengalahkan B’; (2)makna ‘A dikalahkan
B’; (3) makna ‘A memenangkan C’; (4) makna ‘A menahan B’; (5) makna ‘A
menang’; (6) makna ‘A kalah’.
2.1.1 Judul Berita yang Menyatakan Makna ‘A Mengalahkan B’
Berikut ini dipaparkan judul berita olahraga surat kabar Merapi yang
menyatakan makna ‘A mengalahkan B’.
(8) Cina Gasak Uzbekistan (Merapi, 29 Maret 2007)
(9) Persig Kandaskan Persikup (Merapi, 18 April 2007)
(10) Barca Makin Benamkan Huelva (Merapi, 26 November 2007)
(11) Telkom Bungkam Bharata 3-1 (Merapi, 2 April 2007)
(12) Spanyol Optimis Gilas Swedia (Merapi, 17 November 2007)
(13) Kroasia Hajar Slovakia (Merapi, 18 Oktober 2007)
(15) Organ Tundukkan HW 5-2 (Merapi, 11 April 2007)
(16) Bayern Depak Real (Merapi, 9 Maret 2007)
(17) Persipur Tekuk Persebi 2-0 (Merapi, 21 Mei 2007)
(18) UII Bekuk POP 2-1 (Merapi, 5 April 2007)
19) Arsenal Hentikan City (Merapi, 27 Agustus 2007)
(20) Kaerjeng Tendang Lillestrom (Merapi, 2 Agustus 2007)
(21) Melati Muda Hempaskan Bina Putra (Merapi, 16 April 2007)
(22) Halilintar Sambar Gulser 7-1 (Merapi, 24 April 2007)
(23) Timnas U-16 Kuliti Siwo Jaya 12-0 (Merapi, 19 Oktober 2007)
(24) Brasil Gedor Ekuador (Merapi, 19 Oktober 2007)
(25) Italia Kubur Skotlandia (Merapi, 19 November 2007)
(26) Hamburg Hancurkan Stuttgart (Merapi, 22 Oktober 2007)
(27) Barca Siap Lalap Rangers (Merapi, 7 November 2007)
(28) Maduretno Permalukan Potorono (Merapi, 21 September 2007)
(29) Leverkusen Siap Redam Muenchen (Merapi, 29 September 2007)
(30) Brasil Ngamuk Lawan Ekuador (Merapi, 17 Oktober 2007)
(31) Brasil Ingin Balas Meksiko (Merapi, 13 September 2007)
(32) Persik Matikan Bambang (Merapi, 12 September 2007)
(33) Target Indonesia di Sea Games Gusur Malaysia (Merapi, 12 September
2007)
(34) United Tenggelamkan Chelsea (Merapi, 25 September 2007)
(35) PSV Libas Utrecht (Merapi, 24 Desember 2007)
Verba yang dicetak miring pada judul berita (8) sampai dengan (36)
digunakan untuk menyatakan makna ‘mengalahkan’. Sebenarnya setiap verba
tersebut mengandung makna leksikal tersendiri. Misalnya verba gasak
menyatakan makna ‘mengambil dengan cara merampas dan menerjang dengan
keras’ (KBBI, 2002: 338). Namun, pada contoh (8) verba gasak digunakan secara
metaforis untuk menyatakan makna ‘mengalahkan’.
Pembuktian bahwa verba pada contoh (8) sampai dengan (36) menyatakan
makna ‘mengalahkan’, dapat dilakukan melalui teknik ganti, yaitu mengganti
setiap verba tersebut dengan verba mengalahkan.
(8a) Cina mengalahkan Uzbekistan A B
(9a) Persig mengalahkan Persikup A B
(10a) Barca Makin mengalahkan Huelva
A B
(11a) Telkom mengalahkan Bharata 3-1
A B
(12a) Spanyol Optimis ‘aspek’ mengalahkan Swedia A B
(13a) Kroasia mengalahkanSlovakia
A B
(14a) Porak Jaya mengalahkan Grim A B
(15a) Organ mengalahkan HW 5-2 A B
(16a) Bayern mengalahkan Real A B
(17a) Persipur mengalahkan Persebi 2-0
A B
(18a) UII mengalahkan POP 2-1 A B
(19a) Arsenal mengalahkan City A B
(20a) Kaerjeng mengalahkan Lillestrom
A B
(21a) Melati Muda mengalahkan Bina Putra
A B
(22a) Halilintar mengalahkan Gulser 7-1 A B
(23a) Timnas U-16 mengalahkan Siwo Jaya 12-0 A B
(24a) Brasil mengalahkan Ekuador
A B
(25a) Italia mengalahkan Skotlandia A B
(26a) Hamburg mengalahkan Stuttgart A B
(27a) Barca siap ‘aspek’ mengalahkan Rangers A B
(28a) Maduretno mengalahkan Potorono
A B
(29a) Leverkusen Siap ‘aspek’ mengalahkan Muenchen A B
(30a) Brasil mengalahkan Lawan Ekuador A B
(31a) Brasil Ingin‘aspek’ mengalahkan Meksiko A B
(32a) Persik mengalahkan Bambang
A B
(33a) Target Indonesia di Sea Games ‘aspek’ mengalahkan Malaysia A B
(34a) United mengalahkan Chelsea A B
(35a) PSV mengalahkan Utrecht A B
(36a) Jonggrang mengalahkan Asri 4-0 A B
2.1.2 Judul Berita yang Menyatakan Makna ‘A Dikalahkan B’
Pada sub bab ini diuraikan judul berita olahraga surat kabar Merapi yang
menyatakan makna ‘A dikalahkan B’.
(37) PSS Ditebas Persitara 0-2 (Merapi, 5 Maret 2007)
(38) PSIM Dibekuk Persmin 0-1 (Merapi, 12 Maret 2007)
(39) PSIM Disungkurkan Persekabpas (Merapi, 10 September 2007)
Verba yang dicetak miring pada judul berita (37) sampai dengan (39) digunakan untuk menyatakan makna ‘dikalahkan’. Sebenarnya setiap verba
tersebut mengandung makna leksikal tersendiri. Misalnya verba ditebas
menyatakan makna ‘mendapat perlakuan oleh lawan dengan cara dirobohkan
sehingga jatuh’ (KBBI, 2002: 1153). Namun, pada contoh (37) verba ditebas
digunakan secara metaforis untuk menyatakan makna ‘dikalahkan’.
Pembuktian bahwa verba pada contoh (37) sampai dengan (39)
menyatakan makna ‘dikalahkan’, dapat dilakukan melalui teknik ganti, yaitu
(37a) PSS dikalahkan Persitara 0-2 A B
(38a) PSIM dikalahkan Persmin 0-1 A B
(39a) PSIM dikalahkan Persekabpas A B
2.1.3 Judul Berita yang Menyatakan Makna ‘A Memenangkan C’
Berikut ini dipaparkan judul berita olahraga yang menyatakan makna ‘A
memenangkan C’ dalam surat kabar Merapi.
(40) Indonesia Kuasai Semifinal Putri (Merapi, 23 November 2007)
(41) Tim Yamaha Sikat Gelar di Kenjeran (Merapi, 13 Agustus 2007)
(42) Alvin Bahar Sabet GT Car Championship (Merapi, 4 September
2007)
(43) Indonesia Siap Rebut Posisi Ketiga (Merapi, 4 September 2007)
Verba yang dicetak miring pada judul berita (40) sampai dengan (43)
digunakan untuk menyatakan makna ‘memenangkan’. Sebenarnya setiap verba
tersebut mengandung makna leksikal tersendiri. Misalnya verba kuasai
menyatakan makna ‘kemampuan atau kesanggupan untuk berbuat sesuatu;
mempunyai wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan bahkan memerintah
sesuatu; pengaruhnya sangat besar tergantung jabatannya’ (KBBI, 2002: 604).
Namun, pada contoh (40) verba kuasai digunakan secara metaforis untuk
Pembuktian bahwa verba pada contoh (40) sampai dengan (43)
menyatakan makna ‘memenangkan’, dapat dilakukan melalui teknik ganti, yaitu
mengganti setiap verba tersebut dengan verba memenangkan.
(40a) Indonesia memenangkan Semifinal Putri
A C
(41a) Tim Yamaha memenangkan Gelar di Kenjeran A C
(42a) Aswin Bahar memenangkan GT Car Championship A C
(43a) Indonesia Siap ‘aspek’ memenangkan Posisi Ketiga A C
2.1.4 Judul Berita yang Menyatakan Makna ‘A Menahan B’
Berikut ini diuraikan judul-judul berita olahraga yang menyatakan makna
‘A menahan B’ dalam surat kabar Merapi.
(44) Almeria Ganjal Villareal (Merapi, 27 November 2007)
(45) Dortmund Hambat Laju Bayern (Merapi, 30 Oktober 2007)
(46) Pemain Liverpool Tahan Porto (Merapi, 20 September 2007)
Verba yang dicetak miring pada judul berita (44) sampai dengan (46)
digunakan untuk menyatakan makna ‘menahan’. Sebenarnya setiap verba tersebut
mengandung makna leksikal tersendiri. Misalnya verba ganjal menyatakan makna
‘benda yang disisipkan sebagai tumpuan supaya tegak kukuh atau tidak timpang;
benda yang ditaruh sebagai penghalang atau penahan supaya tidak bergerak turun’
(KBBI, 2002: 333). Namun, pada contoh (44) verba ganjal digunakan secara
Pembuktian bahwa verba pada contoh (44) sampai dengan (46)
menyatakan makna ‘menahan’, dapat dilakukan melalui teknik ganti, yaitu
mengganti setiap verba tersebut dengan verba menahan.
(44a) Almeria menahan Villareal A B
(45a) Dortmund menahan Laju Bayern A B
(46a) Pemain Liverpool menahan Porto
A B
2.1.5 Judul Berita yang Menyatakan Makna ‘A Menang’
Pada sub bab ini diuraikan judul-judul berita yang menyatakan makna ‘A
menang’ dalam surat kabar Merapi. Makna ‘menang’ timbul karena dapat
mengalahkan (lawan, musuh, saingan) dan unggul dalam pertandingan serta
meraih (mendapat) hasil (perolehan) karena dapat mengalahkan lawan (saingan)
(KBBI, 2002: 730).
(47) Tanding di Jatim PSS Harus Rebut Poin (Merapi, 22 Oktober 2007)
(48) PSIM Mentas dari Zona Degradasi (Merapi, 7 September 2007)
(49) Vieira Siap Turun (Merapi, 7 September 2007)
(50) 650 Kenshi Siap Tempur (Merapi, 1 September 2007)
(51) PSIS Optimis Curi Poin (Merapi, 28 Februari 2007)
(52) Klitschko Ingin Balas Dendam (Merapi, 18 April 2007)
Verba yang dicetak miring pada judul berita (47) sampai dengan (52)
digunakan untuk menyatakan makna ‘menang’. Sebenarnya setiap verba tersebut
‘tindakan yang berusaha merampas dan mengambil barang orang secara paksa’
(KBBI, 2002: 937). Namun, pada contoh (47) verba rebut digunakan secara
metaforis untuk menyatakan makna ‘menang’.
Pembuktian bahwa verba pada contoh (47) sampai dengan (52)
menyatakan makna ‘menang’, dapat dilakukan melalui teknik ganti, yaitu
mengganti setiap verba tersebut dengan verba menang.
(47a) Tanding di Jatim PSS harus ‘aspek’ menang
A
(48a) PSIM ‘aspek’ menang dari zona degradasi A
(49a) Vieira siap ‘aspek’ menang
A
(50a) 650 Kenshi siap ‘aspek’ menang
A
(51a) PSIS optimis ‘aspek’ menang
A
(52a) Klitschko ingin ‘aspek’ menang
A
2.1.6 Judul Berita yang Menyatakan Makna ‘A Kalah’
Berikut ini diuraikan judul-judul berita yang menyatakan makna ‘A kalah’
dalam surat kabar Merapi. Makna ‘kalah’ dalam contoh ini timbul karena
‘menderita tidak menang atau dalam keadaan tidak menang dalam pertandingan
sehingga dapat diungguli oleh lawan’ (KBBI, 2002: 492).
(53) Milan Keok, Dida Dijotos (Merapi, 5 Oktober 2007)
(54) United Ketimpa Tangga (Merapi, 14 Agustus 2007)
(56) United Terlalu Cepat Kandas (Merapi, 28 September 2007)
(57) Inggris Terkikis (Merapi, 6 September 2007)
(58) Real Ternoda (Merapi, 25 September 2007)
(59) Sampdoria Gagal Menang (Merapi, 4 September 2007)
(60) Barca Tergusur (Merapi, 5 Maret 2007)
(61) Genoa Langsung Tersingkir (Merapi, 20 Oktober 2007)
(62) Barca Merana (Merapi, 12 Mei 2007)
Verba yang dicetak miring pada judul berita (53) sampai dengan (62)
digunakan untuk menyatakan makna ‘kalah’. Sebenarnya setiap verba tersebut
mengandung makna leksikal tersendiri. Misalnya verba keok menyatakan makna
‘kalah; biasanya terjadi saat pertandingan dimana setiap ada yang menang pasti
ada yang kalah’ (KBBI, 2002: 545). Namun, pada contoh (53) verba keok
digunakan secara metaforis untuk menyatakan makna ‘kalah’.
Pembuktian bahwa verba pada contoh (53) sampai dengan (62)
menyatakan makna ‘kalah’, dapat dilakukan melalui teknik ganti, yaitu mengganti
setiap verba tersebut dengan verba kalah.
(53a) Milan kalah, Dida dijotos
A
(54a) United kalah
A
(55a) 3 Klub Premiership kalah
A
(56a) United terlalu cepat kalah
A
(57a) Inggris kalah
(58a) Real kalah
A
(59a) Sampdoria kalah
A
(60a) Barca kalah
A
(61a) Genoa langsung kalah
A
(62a) Barca kalah
BAB III
TIPE-TIPE PENONJOLAN JUDUL BERITA OLAHRAGA SURAT KABAR MERAPI EDISI JANUARI-DESEMBER 2007
3.1 Pengantar
Pada bab ini dipaparkan tipe-tipe penonjolan judul berita olahraga surat
kabar Merapi edisi Januari-Desember 2007. Berdasarkan unsur yang ditonjolkan,
judul berita olahraga surat kabar Merapi edisi Januari-Desember 2007 dapat
dibedakan menjadi enam tipe yaitu (1) judul berita yang menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’; (2) judul berita yang menonjolkan ‘pihak yang dikalahkan’; (3)
judul berita yang menonjolkan ‘pihak yang memenangkan’; (4) judul berita yang
menonjolkan ‘pihak yang menahan’; (5) judul berita yang menonjolkan ‘pihak
yang menang’; (6) judul berita yang menonjolkan ‘pihak yang kalah’.
3.1.1 Judul Berita yang Menonjolkan ‘Pihak yang Mengalahkan’
Judul berita jenis ini berunsur fungsional S (subjek), P (predikat), O
(objek), dan K (keterangan). S (subjek) diisi oleh N (nomina), P (predikat) diisi
oleh V (verba), O (objek) diisi oleh N (nomina), dan K diisi oleh (verba,
adjektiva, numeralia, preposisi). Dari segi semantis, N (nomina) yang mengisi S
(subjek) menyatakan ‘pihak yang mengalahkan’, V (verba) yang mengisi P
(predikat) menyatakan ‘perbuatan mengalahkan’, N (nomina) yang mengisi O
(numeralia), Prep (preposisi) yang mengisi K (keterangan) menyatakan ‘hasil
pertandingan’.
Berikut ini contohnya:
(63) Cina Gasak Uzbekistan (Merapi, 29 Maret 2007)
Contoh (63) terdiri dari S (Cina), P (Gasak), dan O (Uzbekistan). Dari segi
kategoris kata, S diisi oleh N (Cina), P diisi V (Gasak), sedangkan O diisi N
(Uzbekistan). Contoh judul berita (63) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
mengalahkan’ (Cina); ‘perbuatan mengalahkan’ (Gasak); dan ‘pihak yang
dikalahkan’ (Uzbekistan). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ berada di
urutan terdepan yaitu Cina, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada contoh judul berita (63) tersebut
dapat ditunjukkan melalui tabel berikut:
(63a)
Adapun contoh judul berita yang lain dan setipe dengan contoh (63) adalah
sebagai berikut:
(64) Gaseta Tumbangkan IM (Merapi, 24 Juli 2007)
(65) PSST Gulung Gulser (Merapi, 18 April 2007)
(67) Maju Lancar Gebuk Samodra (Merapi, 1 Agustus 2007)
(68) Barca Makin Benamkan Huelva (Merapi, 26 November 2007)
(69) Bocka Sikat Nawungan (Merapi, 10 Mei 2007)
(70) Telkom Bungkam Bharata 3-1 (Merapi, 2 April 2007)
(71) Spanyol Optimis Gilas Swedia (Merapi, 17 November 2007)
(72) Kroasia Hajar Slovakia (Merapi, 18 Oktober 2007)
(73) Porak Jaya Taklukkan Grim (Merapi, 5 April 2007)
(74) Organ Tundukkan HW 5-2 (Merapi, 11 April 2007)
(75) Bayern Depak Real (Merapi, 9 Maret 2007)
(76) Persipur Tekuk Persebi 2-0 (Merapi, 21 Mei 2007)
(77) Rio Muda Bungkam Bocka (Merapi, 22 September 2007)
(78) UII Bekuk POP 2-1 (Merapi, 5 April 2007)
(79) Arsenal Hentikan City (Merapi, 27 Agustus 2007)
(80) Kaerjeng Tendang Lillestrom (Merapi, 2 Agustus 2007)
(81) Melati Muda Hempaskan Bina Putra (Merapi, 16 April 2007)
(82) Halilintar Sambar Gulser 7-1 (Merapi, 24 April 2007)
(83) Villareal Bantai Levante (Merapi, 10 November 2007)
(84) Timnas U-16 Kuliti Siwo Jaya 12-0 (Merapi, 19 Oktober 2007)
(85) Brasil Gedor Ekuador (Merapi, 19 Oktober 2007)
(86) Italia Kubur Skotlandia (Merapi, 19 November 2007)
(87) Hamburg Hancurkan Stuttgart (Merapi, 22 November 2007)
(88) Barca Siap Lalap Rangers (Merapi, 7 November 2007)
(90) Maduretno Permalukan Potorono (Merapi, 21 September 2007)
(91) Leverkusen Siap Redam Muenchen (Merapi, 29 September 2007)
(92) Brasil NgamukLawan Ekuador (Merapi, 17 Oktober 2007)
(93) Brasil InginBalas Meksiko (Merapi, 13 September 2007)
(94) Persik Matikan Bambang (Merapi, 12 September 2007)
(95) Everton Hajar Boro (Merapi, 2 Oktober 2007)
(96) United Tenggelamkan Chelsea (Merapi, 25 September 2007)
(97) PSV Libas Utrecht (Merapi, 24 Desember 2007)
(98) Jonggrang Lumat Asri 4-0 (Merapi, 8 Desember 2007)
(99) SDN Badran Tantang SD Muh Sagan (Merapi, 6 September 2007)
(100) Norwegia Singkirkan Tuan Rumah (Merapi, 25 September 2007)
Contoh (64) terdiri dari S (Gaseta), P (Tumbangkan), dan O (IM). Dari
segi kategori kata, S diisi oleh N (Gaseta), P diisi V (Tumbangkan), sedangkan O
diisi N (IM). Judul berita (64) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
mengalahkan’ (Gaseta); ‘perbuatan mengalahkan’ (Tumbangkan); dan ‘pihak
yang dikalahkan’ (IM). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Gaseta
berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (64) dapat
(64a)
(Gulser). Judul berita (65) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang mengalahkan’
(PSST); ‘perbuatan mengalahkan’ (Gulung); dan ‘pihak yang dikalahkan’
(Gulser). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni PSST berada di urutan
terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’. Adapun
struktur sintaksis pada judul berita contoh (65) dapat ditunjukkan melalui tabel
berikut:
segi kategori kata, S diisi oleh N (Persig), P diisi V (Kandaskan), sedangkan O
diisi N (Persikup). Judul berita (66) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
dikalahkan’ (Persikup). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Persig
berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (66) dapat
ditunjukkan melalui tabel berikut:
(Gebuk), sedangkan O diisi N (Samodra). Dalam judul berita (67) terdiri dari tiga
unsur yakni ‘pihak yang mengalahkan’ (Maju Lancar); ‘perbuatan mengalahkan’
(Gebuk); dan ‘pihak yang dikalahkan’ (Samodra). Karena unsur ‘pihak yang
mengalahkan’ yakni Maju Lancar berada di urutan terdepan, judul berita tersebut
menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul
berita contoh (67) dapat ditunjukkan melalui tabel berikut:
Contoh (68) terdiri dari S (Barca), P (‘aspek’ Makin Benamkan), dan O
(Huelva). Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (Barca), P diisi V (‘aspek’ Makin
Benamkan), sedangkan O diisi N (Huelva). Judul berita (68) terdiri dari tiga unsur
yakni ‘pihak yang mengalahkan’ (Barca); ‘perbuatan mengalahkan’ (‘aspek’
Makin Benamkan); dan ‘pihak yang dikalahkan’ (Huelva). Karena unsur ‘pihak
yang mengalahkan’ yakni Barca berada di urutan terdepan, judul berita tersebut
menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul
berita contoh (68) dapat ditunjukkan melalui tabel berikut:
(68a)
(Nawungan). Judul berita (69) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
mengalahkan’ (Bocka); ‘perbuatan mengalahkan’ (Sikat); dan ‘pihak yang
dikalahkan’ (Nawungan). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Bocka
berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (69) dapat
(69a)
oleh N (Bharata), sedangkan K diisi oleh Num(3-1). Judul berita (70) terdiri dari
empat unsur yakni ‘pihak yang mengalahkan’ (Telkom); ‘perbuatan mengalahkan’
(Bungkam); ‘pihak yang dikalahkan’ (Bharata); ‘hasil pertandingan’ (3-1). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Telkom berada di urutan terdepan,
judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’. Adapun struktur
sintaksis pada judul berita contoh (70) dapat ditunjukkan melalui tabel berikut:
(70a)
Optimis Gilas), sedangkan O diisi N (Swedia). Judul berita (71) terdiri dari tiga
(‘aspek’ Optimis Gilas); dan ‘pihak yang dikalahkan’ (Swedia). Karena unsur
‘pihak yang mengalahkan’ yakni Spanyol berada di urutan terdepan, judul berita
tersebut menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada
judul berita contoh (71) dapat ditunjukkan melalui tabel berikut:
(71a)
segi kategori kata, S diisi oleh N (Kroasia), P diisi V (Hajar), sedangkan O diisi
N (Slovakia). Judul berita (72) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
mengalahkan’ (Kroasia); ‘perbuatan mengalahkan’ (Hajar); dan ‘pihak yang
dikalahkan’ (Slovakia). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Kroasia
berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (72) dapat
Contoh (73) terdiri dari S (Porak Jaya), P (Taklukkan), dan O (Grim). Dari
segi kategori kata, S diisi oleh N (Porak Jaya), P diisi V (Taklukkan), sedangkan
O diisi N (Grim). Judul berita (73) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
mengalahkan’ (Porak Jaya); ‘perbuatan mengalahkan’ (Taklukkan); dan ‘pihak
yang dikalahkan’ (Grim). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Porak
Jaya berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (73) dapat
ditunjukkan melalui tabel berikut:
(74) terdiri dari empat unsur yakni ‘pihak yang mengalahkan’ (Organ); ‘perbuatan
mengalahkan’ (Tundukkan); ‘pihak yang dikalahkan’ (HW); dan ‘hasil
pertandingan’(5-2). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Organ berada
di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’.
Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (74) dapat ditunjukkan melalui
(74a)
diisi N (Real). Judul berita (75) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
mengalahkan’ (Bayern); ‘perbuatan mengalahkan’ (Depak); dan ‘pihak yang
dikalahkan’ (Real). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Bayern berada
di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’.
Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (75) dapat ditunjukkan melalui
tabel berikut:
Contoh judul berita (76) terdiri dari S (Persipur), P (Tekuk), O (Persebi),
dan K(2-0). Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (Bayern), P diisi V (Depak), O
diisi oleh N (Persebi), sedangkan K diisi oleh Num(2-0). Judul berita (76) terdiri
mengalahkan’ (Tekuk); ‘pihak yang dikalahkan’ (Persebi); dan ‘hasil
pertandingan’ (2-0). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Persipur
berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (76) dapat
ditunjukkan melalui tabel berikut:
(76a)
Persipur Tekuk Persebi 2-0
F S P O K
K N V N Num
M ‘pihak yang mengalahkan’
‘perbuatan mengalahkan’
‘pihak yang dikalahkan’
’hasil pertandingan’
Judul berita (77) terdiri dari S (Rio Muda), P (Bungkam), dan O (Bocka).
Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (Rio Muda), P diisi V (Bungkam),
sedangkan O diisi N (Bocka). Contoh (77) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak
yang mengalahkan’ (Rio Muda); ‘perbuatan mengalahkan’ (Bungkam); dan ‘pihak
yang dikalahkan’ (Bocka). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Rio
Muda berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (77) dapat
(77a)
diisi Num (2-1). Judul berita (78) terdiri dari empat unsur yakni ‘pihak yang
mengalahkan’ (UII); ‘perbuatan mengalahkan’ (Bekuk); ‘pihak yang dikalahkan’
(POP), dan ‘hasil petandingan’ (2-1). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’
yakni UII berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak
yang mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (78)
dapat ditunjukkan melalui tabel berikut:
(78a)
kategori kata, S diisi oleh N (Arsenal), P diisi V (Hentikan), sedangkan O diisi N
(City). Judul berita (79) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang mengalahkan’
(City). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Arsenal berada di urutan
terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’. Adapun
struktur sintaksis pada judul berita contoh (79) dapat ditunjukkan melalui tabel
berikut:
Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (Kaerjeng), P diisi V (Tendang), sedangkan
O diisi N (Lillestrom). Judul berita (80) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
mengalahkan’ (Kaerjeng); ‘perbuatan mengalahkan’ (Tendang); dan ‘pihak yang
dikalahkan’ (Lillestrom). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Kaerjeng
berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (80) dapat
Contoh (81) terdiri dari S (Melati Muda), P (Hempaskan), dan O (Bina
Putra). Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (Melati Muda), P diisi V
(Hempaskan), sedangkan O diisi N (Bina Putra). Judul berita (81) terdiri dari tiga
unsur yakni ‘pihak yang mengalahkan’ (Melati Muda); ‘perbuatan mengalahkan’
(Hempaskan); dan ‘pihak yang dikalahkan’ (Bina Putra). Karena unsur ‘pihak
yang mengalahkan’ yakni Melati Muda berada di urutan terdepan, judul berita
tersebut menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada
judul berita contoh (81) dapat ditunjukkan melalui tabel berikut:
(81a)
Contoh judul berita (82) terdiri dari S (Halilintar), P (Sambar), O
(Gulser), dan K (7-1). Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (Halilintar), P diisi V
(Sambar), O diisi oleh N (Gulser), dan K diisi oleh Num(7-1). Judul berita (82)
terdiri dari empat unsur yakni ‘pihak yang mengalahkan’ (Halilintar); ‘perbuatan
mengalahkan’ (Sambar); ‘pihak yang dikalahkan’ (Gulser), dan ‘hasil
pertandingan’ (7-1). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Halilintar
berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (82) dapat
(82a)
Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (Villareal), P diisi V (Bantai), sedangkan O
diisi N (Levante). Contoh (83) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
mengalahkan’ (Villareal); ‘perbuatan mengalahkan’ (Bantai); dan ‘pihak yang
dikalahkan’ (Levante). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Villareal
berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (83) dapat
ditunjukkan melalui tabel berikut:
mengalahkan’ (Kuliti); ‘pihak yang dikalahkan’ (Siwo Jaya); ‘hasil pertandingan’
(12-0). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Timnas U-16 berada di
urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’.
Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (84) dapat ditunjukkan melalui
tabel berikut:
(84a)
Timnas U-16 Kuliti Siwo Jaya 12-0
F S P O K
K N V N Num
M ‘pihak yang mengalahkan’
‘perbuatan mengalahkan’
‘pihak yang dikalahkan’
’hasil pertandingan’
Contoh (85) terdiri dari S (Brasil), P (Gedor), dan O (Ekuador). Dari segi
kategori kata, S diisi oleh N (Brasil), P diisi V (Gedor), sedangkan O diisi N
(Ekuador). Judul berita (85) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
mengalahkan’ (Brasil); ‘perbuatan mengalahkan’ (Gedor); dan ‘pihak yang
dikalahkan’ (Ekuador). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Brasil
berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (85) dapat
(85a)
(Skotlandia). Judul berita (86) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang
mengalahkan’ (Italia); ‘perbuatan mengalahkan’ (Kubur); dan ‘pihak yang
dikalahkan’ (Skotlandia). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Italia
berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang
mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (86) dapat
ditunjukkan melalui tabel berikut:
Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (Hamburg), P diisi V (Hancurkan),
sedangkan O diisi N (Stuttgart). Judul berita (87) terdiri dari tiga unsur yakni
dan ‘pihak yang dikalahkan’ (Stuttgart). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’
yakni Hamburg berada di urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan
‘pihak yang mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh
(87) dapat ditunjukkan melalui tabel berikut:
(87a)
Lalap), sedangkan O diisi N (Rangers). Judul berita (88) terdiri dari tiga unsur
yakni ‘pihak yang mengalahkan’ (Barca); ‘perbuatan mengalahkan’ (‘aspek’ Siap
Lalap); dan ‘pihak yang dikalahkan’ (Rangers). Karena unsur ‘pihak yang
mengalahkan’ yakni Barca berada di urutan terdepan, judul berita tersebut
menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul
berita contoh (88) dapat ditunjukkan melalui tabel berikut:
Contoh judul berita (89) terdiri dari S (Celtic), P (‘aspek’ Optimis
Singkirkan), dan O (Milan). Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (Celtic), P diisi
V (‘aspek’ Optimis Singkirkan), sedangkan O diisi N (Milan). Judul berita (89)
terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang mengalahkan’ (Celtic); ‘perbuatan
mengalahkan’ (‘aspek’ Optimis Singkirkan); dan ‘pihak yang dikalahkan’ (Milan).
Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Celtic berada di urutan terdepan,
judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’. Adapun struktur
sintaksis pada judul berita contoh (89) dapat ditunjukkan melalui tabel berikut:
(89a)
Contoh judul berita (90) terdiri dari S (Maduretno), P (Permalukan), dan
O (Potorono). Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (Maduretno), P diisi V
(Permalukan), sedangkan O diisi N (Potorono). Judul berita (90) terdiri dari tiga
unsur yakni ‘pihak yang mengalahkan’ (Maduretno); ‘perbuatan mengalahkan’
(Permalukan); dan ‘pihak yang dikalahkan’ (Potorono). Karena unsur ‘pihak yang
mengalahkan’ yakni Maduretno berada di urutan terdepan, judul berita tersebut
menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’. Adapun struktur sintaksis pada judul
(90a)
Maduretno Permalukan Potorono
F S P O
Contoh judul berita (91) terdiri dari S (Leverkusen), P (‘aspek’ Siap
Redam), dan O (Muenchen). Dari segi kategori kata, S diisi oleh N (Leverkusen),
P diisi V (‘aspek’ Siap Redam), sedangkan O diisi N (Muenchen). Judul berita
(91) terdiri dari tiga unsur yakni ‘pihak yang mengalahkan’ (Leverkusen);
‘perbuatan mengalahkan’ (‘aspek’ Siap Redam); dan ‘pihak yang dikalahkan’
(Muenchen). Karena unsur ‘pihak yang mengalahkan’ yakni Leverkusen berada di
urutan terdepan, judul berita tersebut menonjolkan ‘pihak yang mengalahkan’.
Adapun struktur sintaksis pada judul berita contoh (91) dapat ditunjukkan melalui
tabel berikut:
(91a)
Leverkusen ’aspek’ Siap Redam