• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L) DENGAN PEMBERIAN ABU JERAMI DAN ABU SEKAM PADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L) DENGAN PEMBERIAN ABU JERAMI DAN ABU SEKAM PADI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG

(Vigna sinensis

L

)

DENGAN PEMBERIAN ABU JERAMI DAN ABU

SEKAM PADI

GROWTH AND PRODUCTION PLANT BEANS (Vigna sinensis L) BY GRANTING STRAW ASH AND RICE HUSK ASH

1,3

Abd. Rahman Arinong, 1Vandalisna, dan 2Rekson Salian

1

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa

2

BP4K Kabupaten Poso

3

E-mail: rahman.arinong@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian abu jerami dan abu sekam padi pada pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L). Penelitian dilaksanakan di lahan praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa, Maret sampai Mei 2014. Metode penelitian disusun dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan: Po= tanpa pemberian abu jerami dan abu sekam padi, P1= 55 g abu jerami padi tanaman-1, P2= 75 g abu jerami padi tanaman-1, P3= 55 g abu sekam padi tanaman-1, dan P4= 75 g abu sekam padi tanaman-1. Variabel pengamatan adalah tinggi tanaman, jumlah daun yang dilakukan sebanyak 6 kali dengan interval waktu 7 hari, sedangkan pengukuran berat polong dilakukan pada saat panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian abu jerami 75 g tanaman-1 dan abu sekam padi 75 g tanaman-1 memberikan tinggi tanaman terbaik pada kacang tanah. Pemberian abu sekam padi 75 g tanaman-1 memberikan pertambahan jumlah daun dan jumlah polong terbaik sedangkan abu jerami dengan dosis 75 g tanaman-1 tidak berpengaruh nyata.

Kata kunci:Abu jerami, abu sekam, kacang panjang

ABSTRACT

This research aimed to determine the effect of straw ash and rice husk ash on growth and yield of bean (Vigna sinensis L). Research carried out in practice land Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa, March to May 2014. Methods of research compiled by randomized block design (RBD) consisting of 5 treatments and 4 replications: Po = without giving straw ash and rice husk ash, P1 = 55 g of rice straw ash plant-1, P2 = 75 g of rice straw ash plant-1, P3 = 55 g of rice husk ash plant-1, and P4 = 75 g of rice husk ash plant-1.. Observation variables were plant height, number of leaves that do as much as 6 times at intervals of 7 days, while the pod weight measurements made at harvest. The results showed administration straw ash of 75 g plant-1 and rice husk ash 75 g plant-1 provide the best plant height in peanuts. Provission of rice husk ash 75 g plant-1 provides in the numbe of leaves and number of pods best while straw ash with a dose of 75 g plant-1 was not significant.

(2)

PENDAHULUAN

Produktivitas kacang panjang Sulawesi Selatan yaitu 1,01 ton-1 dan untuk Kabupaten Gowa 1,35 ton-1 (Taufik, 2012). Produksi yang rendah ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain pelaksanaan teknik budidaya yang belum sempurna. Peningkatan produksi kacang panjang masih terus dilakukan, untuk itu salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah melalui pemupukan.

Pemupukan sebaiknya menggunakan bahan-bahan organik dari sisa-sisa atau limbah tanaman, karena lahan yang secara terus-menerus ditanami dengan meng- gunakan pupuk kimia dapat menyebabkan berkurangnya unsur hara dan juga menyebabkan degradasi (kerusakan struktur) tanah akibat terakumulasinya unsur-unsur logam. Penggunaan pupuk organik dari sisa-sisa tanaman merupakan bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah, karena dengan penggunaan pupuk organik secara terus-menerus dalam rentang waktu tertentu akan menjadikan kualitas tanah lebih baik dibanding pupuk anorganik (Musnamar, 2009).

Limbah sekam padi dihasilkan dari kegiatan petani di sawah. Permasalahan limbah sekam padi sekarang ini adalah belum bisa teratasi secara maksimal. Pemanfaatannya sekam padi diharapkan dapat mengatasi permasalahan limbah pertanian, selain itu diharapkan sekam padi mempunyai nilai ekonomi, sehingga dapat menambah pedapatan petani.

Sigit (1984), pada hasil penelitiannya mengatakan bahwa abu sekam padi mengandung sejumlah hara dengan komposisi sebagai berikut: 0,15% nitrogen, 0,16% posfor, 1,85% kalium, 0,49% kalsium, 1,05% C-organik, 68,7% SiO2 dan C/N 36. Mengingat besarnya

unsur-unsur yang dikandung abu sekam padi, maka perlu sekali pemanfaatannya kembali di sektor pertanian. Hasil penelitian Djalil et al (2004), abu jerami padi merupakan pupuk organik yang secara alamiah mudah mendapatkannya terutama sekali di daerah lahan yang ada pertanaman padi. Abu jerami padi mengandung unsur hara N= 0,76%, P= 0,10% atau 0, 45 ppm, K= 1,85% atau 0,47 ml 100 g-1 yang diperlukan oleh tanaman.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian abu jerami dan abu sekam padi pada pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan Maret sampai Mei 2014, di lahan praktek Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa. Kelurahan Romang Lompoa Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan.

Alat dan Bahan

(3)

(RAK) yang terdiri atas 5 perlakuan dan 4 ulangan yaitu:

Po = Tanpa abu jerami padi dan abu sekam padi

P1 = 55 g abu jerami padi tanaman-1 P2 = 75 g abu jerami padi tanaman-1 P3 = 55 g abu sekam padi tanaman-1 P4 = 75 g abu sekam padi tanaman-1

Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun dan berat produksi. Pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun dilakukan sebanyak 6 kali dengan interval waktu 7 hari. Sedangkan pengukuran berat polong (produksi) dilakukan pada saat panen.

Populasi dan Sampel

Penentuan jumlah sampel menggunakan Tabel Krejcie, dimana jumlah populasi tanaman 220, yang menjadi sampel adalah 140 tanaman.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis ragam dengan kriteria uji F, jika F hitung nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT. Persamaan uji F (Sastrosupadi, 2000) sebagai berikut:

Yij = + Ti + Bj+ ij

Yij = respon atau nilai pengamatan dari

perlakuan ke-i dan ulangan ke-j. = Nilai tengah umum.

Ti = Pengaruh perlakuan ke-i

Bj = Pengaruh blok ke-j.

ij = Pengaruh galat percobaan dari

perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengukuran Tinggi Tanaman Umur 1-6 MST

Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman kacang panjang perlakuan P0, P1, P2, P3 dan P4 umur 1-6 MST dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan data hasil pengukuran terakhir yaitu umur 6 MST, tinggi tanaman terendah adalah P0 295,071 cm dan tertinggi P4 75 g abu sekam padi tanaman-1 yaitu 324,250 cm dan berbeda nyata. jika dalam bentuk histogram dapat dilihat pada Gambar 2.

Hasil Pengukuran Jumlah Daun Tanaman Umur 1-6 MST

Hasil pengamatan jumlah daun tanaman kacang panjang perlakuan PO, P1, P2, P3 dan P4 umur 1-6 MST dapat dilihat pada Tabel 2

Hasil pengukuran jumlah daun tanaman kacang panjang umur 6 MST, terendah Po kontrol 25,071, tertinggi P4 75 g abu sekam padi tanaman-1 yaitu 31,00 dan berbeda nyata, jika dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 3.

(4)

Tabel 1. Pengamatan tinggi tanaman kacang panjang umur -6 MST

Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti dengan huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 0.05

Gambar 2. Pola pertumbuhan tinggi tanaman umur 1 sampai 6 MST

Tabel 2. Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang panjang umur 1-6 MST

Perlakuan Umur tanaman (MST)

1 2 3 4 5 6 P0 7,571 a 15,643 53,857 a 137,000 a 242,107 a 295,071 a P1 8,643 a 17,536 61,750 a 148,607 b 252,393 b 312,607 b P2 8,214 ab 17,643 69,964 b 154,357 b 258,750 b 322,214 c P3 9,643 b 19,857 68,911 b 151,643 b 261,036 b 312,500 d P4 9,750 b 18,750 70,429 b 157,607 c 271,643 c 324,250 d F hit 0,05 3,906 tn 7,648 10,430 11,312 29,310 BNT 0,05 1,46 7,96 7,55 10,00 6,57 KK 10.7752 13.1597 7.9504 3.2698 2.5239 1.3607

Perlakuan Umur tanaman (MST)

1 2 3 4 5 6

P0 2.000 3.071 a 5.250 a 9.429 a 16.857 a 25.071 a P1 2.000 3.321 ab 5.214 a 9.679 a 17.500 a 26.607 a

(5)

Gambar 3. Pola Pertumbuhan jumlah daun umur 1 sampai 6 MST

Tabel 3. Berat polong (produksi) tanaman kacang panjang

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama diikuti dengan huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 0.05

Hasil Berat Polong (produksi)

Hasil pengukuran berat produksi tanaman kacang panjang dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan data hasil perhitungan berat polong (produksi) tanaman kacang panjang pada Tabel 3, dengan uji BNT 0,05% panen umur 50 HST menunjukan

produktivitas tertinggi yaitu P4 75 g abu sekam padi tanaman-1 sejumlah 226.964 g tanaman-1, sedangkan terendah yaiu P0 kontrol 132,143 g tanaman-1 dan berbeda nyata, namun produktivitas tertinggi yaitu panen umur 54 HST, jika dalam bentuk histogram dapat dilihat pada Gambar 4.

Perlakuan Umur tanaman (HST)

50 54 57 61 total Rata-rata P0 132.143 a 158.571 114.643 115.714 521.071 130.268 P1 189.643 b 186.250 121.071 115.714 612.678 153.169 P2 168.929 b 207.857 126.786 142.143 645.715 161.428 P3 188.571 b 190.893 123.571 131.786 634.821 158.705 P4 226.964 c 230.000 149.286 136.429 742.679 185.669 F hit 0,05 11.897 tn tn tn BNT 0,05 30.8749 KK 11.0557 16.7717 19.7570 32.1552

(6)

Gambar 4. Pola berat polong (produksi) tanaman kacang panjang panen umur 50, 54, 57 dan 61 HST

Pembahasan

Respon pertumbuhan tinggi tanaman pada pemberian abu jerami dan abu sekam padi

Pertumbuhan tinggi tanaman sebagaimana tertera pada Tabel 1 menunjukan pertumbuhan tanaman kacang dengan pemberian 75 g abu sekam padi tanaman-1 (P4) memberikan respon dibanding perlakuan lainnya. Hal Ini disebabkan karena kurang tersedianya unsur hara pada tanah, dengan memberikan abu sekam padi maka kandungan hara yang ada akan menambah unsur hara dalam tanah sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara di dalamnya (Nugroho, 2009). Demikian juga dari semua perlakuan, P2 dan P4 memperlihatkan tinggi tanaman ter-

untuk mengaktifkan enzim-enzim yang mempercepat pertumbuhan jaringan tanaman (Setyamidjaya, 1996).

Respon pertumbuhan jumlah daun pada pemberian abu jerami dan abu sekam padi

Pertumbuhan jumlah daun pada Tabel 2, menunjukan bahwa tanaman kacang panjang pada PO, P1, P2, P3 dan P4 pada minggu pertama tidak berbeda nyata satu sama lainnya. Namun pada umur 2 sampai 6 MST berbeda nyata, dari hasil analisa sidik ragam jumlah daun pemberian 75 gram abu sekam padi tanaman-1 (P4) sangat respon dari perlakuan lainnya. Keadaan ini sangat berpengaruh dengan laju pertumbuhan vegetatif, karena dengan pemberian abu sekam padi pada dosis 1

(7)

terkandung pada abu jerami lebih dominan berperan pada pembentukan pati, pengaktifan enzim dan peningkatan kualitas buah seperti: ukuran, rasa, bentuk, warna dan daya simpan buah yang lebih baik (Pratiwa, 2014).

Respon Berat Polong (Produksi) pada Pemberian Abu Jerami dan Abu Sekam Padi

Berdasarkan hasil pengukuran sebagai- mana tertera pada Tabel 3 menunjukan berat polong pemberian 75 g abu sekam padi tanaman-1 (P4) berbeda nyata dengan P0, P1, P2, dan P3 pada panen 50 HST, hal ini disebabkan karena pada perlakuan P4 terjadi pembungaan dan pembuahan yang lebih awal serta seragam dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini memperlihat- kan bahwa dengan pemberian takaran yang jumlahnya paling banyak telah memberikan kenaikan ketersedian kalium dan pospor pada tanah yang lebih besar dibandingkan pada perlakuan lainnya (Sigit, 1984).

Pemberian abu sekam padi 75 g pohon-1 telah memperlihatkan produksi yang tinggi dengan hasil 742, 679 g pohon-1, sehingga produktivitas ha-1 dengan populasi tanaman 32.000 ha-1 sejumlah 23.765 kg (23,765 ton-1). Kenyataan ini memperlihatkan bahwa dengan dosis 75 gram pohon-1 setara 2,4 ton ha-1 telah menaikan produktivitas 70,2% dari penanaman tanpa perlakuan. Hal ini menggambarkan bahwa kandungan unsur hara pada abu sekam padi akan mempengaruhi peningkatan komponen produksi pada saat panen yang diduga berasal dari akumulasi perbaikan peningkatan komponen pertumbuhan vegetatif (Dharmaswara, 2012).

Pemberian abu jerami dapat meningkatkan kandungan K dan Ca tanah serta pH tanah yang sangat mendukung produksi tanaman. Semakin banyak jumlah atau

dosis yang diberikan ke tanah semakin baik (Baon dan Sugiyanto, 2011). Hal ini yang mnyebabkan abu jerami tidak berpengaruh nyata pada pertambahan berat polong kacang tanah. Dosis 75 g pohon-1 perlu ditambah sehingga dapat memberikan peningkatan berat polong yang signifikan.

KESIMPULAN

1. Pemberian abu jerami 75 g tanaman-1 dan abu sekam padi 75 g tanaman -1 memberikan tinggi tanaman terbaik pada kacang tanah.

2. Pemberian abu sekam padi 75 g tanaman-1 memberikan pertambahan jumlah daun dan jumlah polong terbaik sedangkan abu jerami dengan dosis 75 g tanaman-1 tidak berpengaruh nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2013. Produksi Padi, jaguntg, Kedelai Angka Ramalan I Tahun 2013. BPS, Jakarta.

Baon, J.B. dan Sugiyanto, 2011. Sifat Kimia Tanah Akibat Abu Asal Tanaman Pengganti Pupuk Kalium dan Nilai Konversinya. Pelita Perkebunan 27(2)2011, 98-108. Dharmaswara I, 2012. Pengaruh

Pemupukan Abu Jerami terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai di Lahan Rawa Pasang Surut. Scientific Repository, IPB [diakses 27 Mei 2014 pada situs http://repository.ipb.ac.id/handle/12 3456789/54104].

Djalil M., Dasril Jahja dan Pardiansyah, 2004. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.) pada Pemberian Beberapa Takaran Abu Jerami Padi. Stigma Vol XII No.2, April-Juni

(8)

2004 Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang.

Musnamar, E.I., 2009. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta. Nugroho, F, 2009. Manfaat abu sekam padi [diakses 3 Februari 2014 pada http://febrynugroho.wordpress.com/ 2009/04/03/manfaat-abu sekam-padi/].

Pratiwa, R, 2014. Peran Unsur Hara Kalium (K) Bagi Tanaman. Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

Sigit G., 1984. Pengaruh Pemberian Kotoran Ayam dan Abu Sekam terhadap Perubahan Sifat Kimia tanah, pertumbuhan dan produksi padi gogo varietas Tondano pada tanah podzolik merah kuning jasinga. IPB, Bogor.

Setyamidjaya D, 1996. Pupuk dan pemupuk. Sinaplex, Jakarta.

Taufik, M, 2012. Strategi pengembangan agribisnis sayuran di Sulawesi Selatan, BPTP, Sulawesi Selatan

Gambar

Tabel 2.  Pertumbuhan jumlah daun tanaman kacang panjang umur 1-6 MST
Tabel 3.  Berat polong (produksi) tanaman kacang panjang
Gambar  4.  Pola  berat  polong  (produksi)  tanaman  kacang  panjang  panen  umur  50,  54,  57  dan 61 HST

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2011 terjadi pada bulan februari dimana kasus tertinggi terjadi di kecamatan Oebobo yaitu sebanyak 13 kasus dengan IR (12,16 per 100.000 penduduk), kejadian terendah di

Türkçe öğretiminde, proje tabanlı öğrenme yöntemiyle desteklenen basamaklı öğretim programıyla öğretim yapılan deney grubu ile mevcut programdaki eğitim

Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa

Budaya santheka hasil Panen Jagung Masyarakat Errabu terhadap kiai dan guru adalah merupakan budaya yang sifatnya turun temurun dari nenek moyang masyarakat Desa Errabu

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis eksplanatori, yaitu penelusuran sebab-akibat dari suatu proses dan hubungan-hubungan yang ada pada

Kepras adalah penebangan sisa tanaman rata dengan permukaan tanah, yang bertujuan untuk merawat tunggul tebu bekas tebangan agar tunas baru dapat tumbuh sehat, seragam/homogen

Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul : “PERBEDAAN KEJADIAN DIARE

telah memeluk Islam atau orang yang gila kembali sembuh atau seorang kanak-kanak telah baligh (yang mana sebelum itu golongan ini telah berbuka puasa), maka