• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 lalu. Devalle, dkk menyampaikan bahwa krisis yang terjadi akhirakhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 lalu. Devalle, dkk menyampaikan bahwa krisis yang terjadi akhirakhir"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Krisis keuangan yang melanda negara-negara Asia Timur pada tahun 1998 sangat mengejutkan dunia. Tidak banyak pihak yang memprediksi bahwa Asia akan mengalami krisis mengingat pada saat itu kondisi fundamental ekonomi di negara-negara Asia Timur tidak mengindikasikan akan adanya krisis, bahkan, jika dibandingkan dua generasi sebelumnya, ekonomi di negara-negara ini sangat meningkat pesat (Rahman, 1998). Salah satu pelajaran berharga yang diperoleh dari krisis tersebut bahwa tidak adanya sinyal atas suatu berita yang tidak baik (unexpected bad news) menyebabkan investor panik. Adanya berita buruk yang tidak dapat diprediksi menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem keuangan yaitu disclosure deficiencies dalam laporan keuangan perusahaan (Rahman, 1998).

Hal senada juga terjadi pada saat krisis keuangan yang melanda dunia pada tahun 2008 lalu. Devalle, dkk menyampaikan bahwa krisis yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa kurangnya transparansi menyebabkan ketidakpercayaan investor secara besar (Devalle, dkk, 2010). Hal ini menyebabkan penurunan likuiditas dan krisis pasar modal (OECD Observer 2009 dalam Devalle dkk, 2010).

(2)

Mengapa transparansi menjadi suatu isu penting? Menurut Alfredson hal ini disebabkan karena globalisasi pasar modal. Globalisasi pasar modal membuka kesempatan bagi investor untuk mencari berbagai kesempatan investasi di seluruh dunia. Selain itu, dari pihak perusahaan, globalisasi pasar modal memungkinkan perusahaan untuk mencari tambahan modal dengan harga yang paling rendah (Alfredson, dkk, 2006). Dengan kata lain globalisasi telah membuka kesempatan untuk meningkatkan kemakmuran baik investor maupun perusahaan. Dalam hal ini transparansi merupakan sebuah kunci yang memungkinkan kedua tujuan ini tercapai.

Jika dilihat dari teori keagenan, kurangnya transparansi muncul dari adanya aksesibilitas terhadap informasi yang berbeda. Terdapat dua pihak yang tidak memiliki aksesibilitas yang sama. Pihak pertama adalah manajer atau dalam teori keagenan disebut sebagai agen. Agen memiliki akses yang sangat luas terhadap informasi atas spesifik perusahaan. Pihak yang kedua adalah pemilik atau dalam teori keagenan disebut sebagai prinsipal. Prinsipal mempunyai akses yang terbatas atas informasi spesifik perusahaan. Perbedaaan atas aksesibilitas informasi inilah yang disebut sebagai asimetri informasi. Oleh karena itu, Juniarti dan Yunita (2003) mendefinisikan transparansi sebagai berkurangnya tingkat asimetri informasi.

Ball (2006) dalam Almilia dan Retrinasari (2008) menyatakan bahwa peningkatan transparansi dan pengungkapan akan memberikan kontribusi untuk

(3)

menyelaraskan kepentingan manajer dan pemegang saham. Sehingga dapat disimpulkan, dalam teori keagenan, pengungkapan sukarela adalah merupakan mekanisme untuk mengendalikan kinerja manajer dan mengurang terjadinya asimetri informasi dan memonitor biaya keagenan. Khomsiyah (2003) menyebutkan mengenai beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menguji pengaruh pengungkapan informasi terhadap asimetri informasi, antara lain: Gonedes (1980); Greenstein dan Sami (1994); Welker (1995); Lang dan Lundholm (1996). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan dapat mengurangi asimetri informasi. Cost of capital merupakan bentuk lain dari dampak luas pengungkapan informasi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengungkapan dapat mengurangi asimetri informasi.

Mengingat peran pengungkapan yang sangat penting, maka banyak penelitian dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa yang mempengaruhi luas pengungkapan. Bernardi, dkk (2009) menyebutkan bahwa penelitian ini telah dilakukan di negara maju sampai negara berkembang seperti Indonesia. Di negara maju penelitian ini telah dilakukan di Amerika (Shingvi dan Desai, 1971; Lang dan Lundholm, 1993; Botosan, 1997), Jepang (Cooke, 1992), dan Spanyol (Wallace et al., 1994). Di negara sedang berkembang penelitian ini telah dilakukan di Bangladesh (Karin dan Ahmed, 2005), Arab Saudi (Aljifiri dan Hussainey, 2006), dan di Indonesia, antara lain telah dilakukan oleh Susanto

(4)

(1992), Na’im dan Rakhman (2000), Mardiyah (2002), Khomsiyah dan Susanti (2003), Subroto (2003) dan Simanjuntak dan Widiastuti (2004).

Berbagai penelitian di atas telah menghubungkan luas pengungkapan dengan karakteristik perusahaan. Namun, hasil dari penelitian tersebut masih beragam. Misalnya, Wallace (1994) meneliti mengenai hubungan antara kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dan karakteristik perusahaan di Spanyol. Hasilnya adalah ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan dengan karakteristik perusahaan tetapi berhubungan negatif dengan likuiditas perusahaan.Marwata (2001) dalam Almilia dan Retrinasari (2007) meneliti mengenai ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara karakteristik perusahaan dengan kualitas ungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia. Hasil penelitian ini adalah bahwa kualitas pengungkapan sukarela berhubungan positif dengan size perusahaan dan penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya dan tidak berkaitan dengan variabel ungkitan, likuiditas, basis perusahaan, umur perusahaan di bursa dan struktur kepemilikan. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2001) dalam Almilia dan Retrinasari (2007) bertujuan untuk mengkaji apakah terdapat perbedaan yang signifikan dan bersifat matematis dalam hal keluasan pengungkapan wajib dan sukarela perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi indeks kelengkapan pengungkapan wajib adalah size perusahaan, status perusahaan, jenis perusahaan, net profit

(5)

margin dan KAP. sedangkan pengungkapan sukarela dipengaruhi variabel diatas kecuali jenis perusahaan. Tingkat likuiditas dan leverage tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela.Na’im dan Rahman (2000) menganalisis mengenai hubungan antara kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan struktur modal dan tipe kepemilikan perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah adanya korelasi yang positif antara indeks kelengkapan pengungkapan dengan leverage keuangan perusahaan, tidak adanya hubungan yang signifikan antara prosentase kepemilikan saham oleh publik dengan kelengkapan pengungkapan.Zubaidah dan Zulfikar (2005) meneliti mengenai pengaruh faktor-faktor keuangan dan non keuangan terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa faktor keuangan yaitu ukuran perusahaan mempengaruhi pengungkapan sukarela laporan keuangan. Faktor non keuangan adalah reputasi auditor mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela laporan keuangan. Sedangkan faktor keuangan lain seperti leverage, likuiditas, profitabilitas dan rate of return tidak mempengaruhi pengungkapan sukarela laporan keuangan. Faktor non keuangan lain seperti proporsi kepemilikan saham, usia perusahaan tidak mempengaruhi pengungkapan sukarela laporan keuangan. Almilia dan Retrinasari (2007) menganalisis mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kelengkapan pengungkapan sukarela

(6)

tidak dipengaruhi oleh rasio likuiditas, rasio leverage, ukuran perusahaan dan status perusahaan. Nugraheni, dkk. (2002) dalam Kartika (2009) menganalisis faktor-faktor fundamental yaitu likuiditas, tingkat leverage, tingkat profitabilitas dan common stock ratio perusahaan terhadap kelengkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini adalah bahwa secara parsial dan secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor fundamental perusahaan terhadap tingkat pengungkapan perusahaan. Binsar (2004) dalam Kartika (2009) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur. Dari penelitian ini bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yaitu leverage, likuiditas, profitabilitas,saham publik, dan umur perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil yang beragam ini mendorong penulis untuk berkontribusi memberikan bukti apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan reputasi auditor mempengaruhi luas pengungkapan terutama pengungkapan sukarela berdasarkan data yang lebih baru.

1.2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut “Pengaruh Ukuran Perusahaan,

(7)

Profitabilitas, Leverage dan Reputasi Auditor pada Pengungkapan Sukarela Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2012.”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberi tambahan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela di Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela di Indonesia .

b. Bagi Perusahaan, penelitian diharapkan dapat memberi bukti mengenai manfaat pengungkapan laporan keuangan sehingga mendorong perusahaan untuk meningkatkan praktek-praktek pengungkapan laporan keuangan. c. Bagi pemerintah atau lembaga yang mempunyai otoritas untuk membuat

kebijakan pengungkapan, penelitian ini diharapkan memberikan evaluasi mengenai praktek pengungkapan di Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk menyusun kebijakan yang dapat semakin meningkatkan transparansi laporan keuangan.

(8)

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan serta penyusunan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini penulis mengemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini merupakan landasan teori yang berisi tinjauan pustaka, hasil

penelitian terdahulu, dan pengembangan hipotesis yang akan menguraikan berbagai teori dan penelitian sebelumnya yang relevan

sampai dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini. Bab III Metoda Penelitian

Bab ini berisi mengenai populasi dan sampel, sumber dan jenis data

yang digunakan, metode pengumpulan data, definisi dan pengukuran

variabel yang diperlukan dalam penelitian serta alat analisa data. Bab IV Analisis dan Pembahasan

(9)

berbagai perhitungan yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan implikasi, dan saran dari analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

1) Mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapuskan pemilikan tanah yang luas. 2) Mengadakan pembagian yang adil atas sumber-sumber penghidupan rakyat tani berupa tanah dengan

Lokasi kawasan wisata telaga sarangan Kabupaten Magetan berada pada kawasan pegunungan yang dikelilingi sebuah telaga, yaitu Telaga Sarangan yang mempunyai

Dari hasil belajar yang sudah dideskripsikan di atas dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran dengan penerapan scaffolding learning berbasis karakter dapat meningkatkan

1.2.2 Bagaimanakah pemanfaatan hasil penelitian kandungan logam berat ikan nila merah (oreochromis sp) pada keramba jaring apung di sungai Mahakam dan

Disisi lain, penulis akan mencoba mengungkap gambaran umum tentang representasi remaja muslim perempuan dan bagaimana islam memandangnya dalam buku Yuk Berhijab!, karena dinilai

menyatakan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kualitas dari proses pembelajaran dalam hal ini adalah dengan keberadaan Rintisan Sekolah

Melakukan klasifikasi perusahaan yang terprediksi finansial distress dengan metode analisis diskriminan menggunakan variabelprediktor asli dan variabel prediktor yang

Melalui Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP), Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan