• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan didunia bisnis saat ini sangat pesat. Hampir disemua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan didunia bisnis saat ini sangat pesat. Hampir disemua"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Persaingan didunia bisnis saat ini sangat pesat. Hampir disemua sektor baik manufaktur atau jasa sedang mengalami peningkatan yang signifikan disetiap tahunnya. Bahkan yang didunia bisnis usaha kecil menengah juga mulai meningkat. Hal tersebut biasanya karena faktor sumber daya alam daerah yang melimpah. Usaha kecil menengah yang sedang meningkat di Jawa Timur yaitu di Kota Batu. Hasil sumber daya alam yang mendukung kota batu menjadi salah satu sentra UKM di Jawa Timur. Dalam rangka pengembangan UKM daerah perlu adanya strategi yang mendukung keberlangsungan UKM. Hal itu disebabkan, strategi akan menjadi ujung tombak dalam rangka pengembangan dan peningkatan UKM.

Strategi UKM yang sering kali digunakan yaitu strategi analisis lingkungan dengan meninjau dari segi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sering dikenal analisis SWOT. Selanjutnya strategi pengukuran kepuasan konsumen dengan menggunakan Importance

Performance Analysis atau dikenal analisis IPA. Dua strategi ini sangat

penting dalam rangka menjaga konsistensi UKM. Kota Batu sebagai kota wisata yang cukup terkenal. Dua strategi tersebut sangatlah penting demi keberlangsungan UKM di masa yang akan datang.

Kota Batu merupakan salah satu kota yang baru terbentuk pada tahun 2001 sebagai pecahan dari Kabupaten Malang. Sebelumnya wilayah

(2)

Kota Batu merupakan bagian dari Sub Satuan Wilayah Pengembangan 1 (SSWP) Malang Utara. Kota ini sedang mempersiapkan diri untuk mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan serta mengevaluasi proyek-proyek pembangunan secara mandiri sehingga masyarakat di wilayah ini semakin meningkat kesejahteraannya.

Kota Batu terletak 800 meter di atas permukaan air laut ini dikaruniai keindahan alam yang memikat. Potensi ini tercermin dari kekayaan produksi pertanian, buah dan sayuran, serta panorama pegunungan dan perbukitan sehingga dijuluki The Real Tourism City of

Indonesia oleh Bappenas. Banyak potensi yang bisa dikembangkan seperti

hasil pertanian dan perkebunan. Hasil alam yang menjadi andalan dan icon di Kota Batu ini adalah buah apel, namum selain apel Batu juga menghasilkan berbagai jenis buah lain.

Buah-buahan yang dihasilkan yaitu alpukat, jeruk, nangka, dan pisang. Seperti kecamatan Bumiaji yang produktif menghasilkan bermacam-macam buah-buahan, juga menjadi sentra produksi berbagai macam buah. Hasil bumi Kota Batu dapat menjadikan pendapatan tambahan bagi masyarakat sekitar, tidak hanya melakukan kegitan bercocok tanam saja, melainkan hasil perkebunan tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam bentuk olahan makanan khas batu. Seperti: Keripik Buah, Dodol, Selai buah, dan Minuman Rasa Buah (Pemkab Batu, 2001).

Kota Batu menjadi tujuan pariwisata di wilayah Jawa Timur. Salah satu faktor pendukung pariwisata di Kota Batu adalah adanya UKM

(3)

pengolahan keripik buah khas daerah. Home Industri pengolahan keripik buah merupakan salah satu jenis usaha yang cukup membantu perekonomian masyarakat kota Batu. Batu sebagai kota wisata tentu sangat mengandalkan pariwisatanya yang tidak hanya dalam bentuk tempat wisata, melainkan juga memungkinkan dalam bentuk wisata kuliner atau makanan.

Perdagangan bebas yang mendorong masuknya buah-buahan impor yang dianggap jauh lebih murah dan mengakibatkan buah lokal mendapat saingan, ditambah dengan visi Kota Batu Sentra Pertanian Organik Berbasis Keprariwisataan Internasional (www.batukota.go.id). Kota batu dalam produk pangan memiliki bebebrapa hasil olahan pangan seperti keripik buah. Produk pertanian ini dioalah lebih serius dan benar agar lebih bernilai ekonomis dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Masyarakat didorong untuk mau mendirikan industri berskala UKM dengan produk andalan aneka keripik, utamanya keripik buah.

Pemanfaatan dan peningkatkan nilai ekonomis terhadap buah lokal dilakukan melalui diversifikasi produk, yaitu mengelolah buah menjadi produk-produk bermutu tinggi. Dalam industri pengolahan buah telah banyak diproduksi berbagai macam produk olahan keripik buah seperti keripik apel, keripik nangka, keripik pisang.. Melihat besarnya potensi komoditi buah telah mendorong munculnya industri pengolahan keripik buah sebagai produk pangan. Mulai dari usaha kecil sampai dengan usaha besar untuk menghasilkan bentuk bahan baku setengah jadi sampai bentuk produk akhir.

(4)

Setiap tahunnya, konsumsi keripik buah selalu mengalami peningkatan. Hal ini didukung dengan berkembangnya usaha-usaha keripik buah yang telah ada dan munculnya usaha baru yang ikut bergabung. Di Kota Batu, terdapat sejumlah usaha keripik buah yang telah lama berdiri maupun yang baru didirikan. Dalam kurun waktu mulai tahun 2006-2011 telah berdiri usaha keripik buah (Diskoperindag Kota Batu, 2013). Peningkatan jumlah usaha keripik buah tersebut menunjukkan semakin berkembangnya usaha keripik buah.

Data perusahaan-perusahaan keripik buah yang terdapat di Kota Batu tahun 2006-2011 dapat dilihat pada Tabel 1. Data tabel 1 menunjukkan bahwa prospek untuk membuka usaha keripik buah sangat baik terlihat dari jumlah unit usaha yang terus bertambah setiap tahun. Peran usaha kecil tersebut sangat mendukung Kota Batu sebagai Kota Wisata yang ada di Jawa Timur. Keunggulan dalam memasarkan keripik buah ini tidak hanya dijual di Kota Batu saja, keripik buah ini sudah memasuki pasar antar pulau seperti Pulau Bali, Sumatra, dan Kalimantan. Banyaknya usaha keripik buah yang baru, maka akan menimbulkan persaingan pasar. Sarana untuk kegiatan promosi yang dilakukan melalui pembuatan Web, penjualan pada pusat oleh-oleh khas Batu, dan pembuatan catalog ketika ada pameran kuliner. Kesamaan produk yang masuk ke pasar membuat para pengusaha harus mempunyai strategi. Salah satu strategi yang digunakan yaitu menetapkan harga produk yang terjangkau dengan kualitas yang baik (Diskoperindag Kota batu, 2013).

(5)

Tabel 1.1. Daftar usaha keripik buah di Kota Batu pada tahun 2006-2011 No. Nama Perusahaan Tahun

berdiri

Investasi 1. Sari sister 2006 130.200.000

2. SAS 2006 89.000.000

3. UD. Sri Rejeki 2007 56.358.000

4. Madu Sari 2008 55.777.800

5. CV. Karya Putra Jaya 2008 97.400.000 6. Excelent Fruit Unit II 2008 113.650.000

7. Andhini 2009 33.400.000

8. Lezti Jaya 2009 16.846.000

9. CV. Citra Barokah Akbar Anugerah 2009 57.720.000 10. Kharisma 2009 55.500.000 11. Palem Ijo 2009 38.490.000 12. Robi Subandi, SH 2010 200.000.000 13. Andhika Fruits 2011 52.000.000 Sumber: Diskoperindag Kota batu, 2006-2011.

Pengusaha keripik buah ini belum mempunyai inovasi dalam mengembangkan produknya, oleh sebab itu persaingan di pasar sangat ketat karena kesamaan produk dan pengolahannya yang mudah di ikuti para pesaing. Kendala yang dialami dari segi modal yang sebagian dari kredit, keterbatasan SDM yang didukung dengan minimnya pendidikan, dan keterbatasan peralatan produksi. Kemudian dari segi manajemen pelaku bisnis ini belum menggunakan sistem manajemen yang baik. Minimnya sistem manajemen keuangan yang digunakan, disebabkan pelaku bisnis dalam mencatat laporan keuangannya masih menggunakan sistem pelaporan sederhana. Dalam operasional usaha kecil ini tidak diketahui mengalami kerugian maupun berapa besar keuntungan secara terperinci. Faktor tersebut disebabkan masih tercampurnya modal

(6)

sendiri, pinjaman dan pendapatan. Media promosi yang dilakukan hanya melalui memasarkan pada outlet-outlet yang tersedia saja.

Penting untuk membuat strategi agar dapat mengkontrol dan mengevaluasi kinerja usaha kecil menengah selama ini dan kemudian untuk diperbaiki dan meningkatkan serta mempertahankan kinerja usaha kecil menengah. Strategi yang digunakan yaitu menganalisis kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang menggunakan matriks SWOT, kemudian untuk menganalisis produk menggunakan Importance

Performance Analysis (IPA), dan untuk menghitung perencanaan laba

menggunakan matrik Break Even Point (BEP). B. RUMUSAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: “Bagaimana strategi mengembangkan usaha kecil dengan melihat kinerja produk menggunakan IPA, menganalisis lingkungan dengan Matriks SWOT, dan perencanaan keuangan menggunakan BEP?”

C. BATASAN PENELITIAN

Pada penelitian ini perlu dilakukan pembatasan penelitian agar pokok permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu meluas, pada penelitian ini pembatasan masalahnya yakni membahas mengenai UKM di Kota Batu dan terdaftar pada DISKOPERINDAG Kota Batu.

(7)

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang akan digunakan untuk pengembangan unit usaha kecil keripik buah di Kota Batu, melalui penyusunan strategi pengembangan usaha.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pengusaha Kecil Menengah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dalam pengembangan usaha kecil menengah untuk meningkatkan mutu usaha yang sedang dijalankan. Khususnya perbaikan manajemen dalam usaha agar dapat berjalan sesuai target.

b. Bagi Diskoperindag

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi dan memberikan pembekalan terhadap pengusaha kecil menengah dalam menciptakan strategi pengembangan bagi usahanya dan pengelolaan usaha yang baik.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian selanjutnya, khususnya pada strategi pengembangan usaha kecil menengah.

Gambar

Tabel 1.1. Daftar usaha keripik buah di Kota Batu pada tahun 2006-2011

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya penerapan ICT berdasarkan sarana dan prasarana (infrastruktur) yang ada di Museum Angkut, dimana penerapan ICT ini bertujuan untuk mempermudah

Penilaian untuk melihat perubahan yang terjadi pada status gizi subjek penelitian dengan menggunakan parameter IMT, persentase berat otot rangka dengan menggunakan alat BIA juga

Dalam kegiatan penelitian ini dilakukan metode wawancara dengan para teknisi dari PT. Nutech Integrasi yang diberikan tanggung jawab oleh perusahaan dalam menangani sebuah

Nilai koefisien korelasi (R) yang terbesar di antara ketiga model tersebut diambil untuk menentukan model yang digunakan. Berdasarkan hasil dari simulasi dapat

Dari uraian diatas, penelitian terhadap Bahasa Nonverbal Sebagai Makna Warna Dalam Etnis Tionghoa Dalam Perayaan Imlek di Kecamatan Medan Petisah dengan menggunakan teori

Analisis data berisi uraian data yang diolah untuk proses pemilihan strategi permesinan (toolpath strategy), penentuan cutter yang digunakan, feedrate, spindel speed, plungerate

Skala pemilikan rata-rata yang lebih tinggi pada peternak anggota koperasi merupakan hasil kerja pengurus koperasi, yang selalu menganjurkan untuk memperbesar skala usaha

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural