• Tidak ada hasil yang ditemukan

UMI FATKIYAH BAB I 5 FINISH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UMI FATKIYAH BAB I 5 FINISH"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ibadah kepada Allah SWT merupakan suatu hal yang penting, karena itulah Allah SWT berkehendak menciptakan manusia, dan Dia pulalah merupakan pokok misi di dalam kehidupan. Allah mewajibkan kepada manusia bukan untuk kepentingan Nya, akan tetapi justru untuk kebaikan manusia sendiri, agar manusia mencapai derajat takwa yang dapat mensucikan manusia dari kesalahan dan kemaksiatan, sehingga manusia dapat keberuntungan dengan keridlaan Allah dan surga Nya, serta dijauhkan dari api neraka dan azab Nya.

Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah : 21 :

$

p

κ

š

r

'

t

ƒ

(2)

Allah berfirman dalam surat An Nahl ayat 18 :

Sesunggguhnya pengabdian manusia yang kepada Allah semata dan ibadah manusia yang hanyalah untuk Allah, merupakan kemuliaan yang agung dan mempunyai kedudukan yang tinggi. Sehingga Allah mensifatinya sebagai makhluk termulia di sisi Nya.

Salah satu ibadah wajib yang dilakukan setiap muslim mukallaf (orang muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi larangan agama, sebab sudah dewasa dan berakal baligh dan sudah mendengar seruan agama) yang dikerjakan setiap hari dan setiap waktu adalah ibadah shalat. Shalat mempunyai kedudukan yang sangat penting dari agama Islam. Shalat merupakan tiang, penyangga yang sekaligus menjadi ciri Islam dan juga pembeda antara si kafir dan si muslim. Shalat merupakan syarat mencapai keselamatan dan penyangga iman seseorang, ia juga sebagai penghubung antara hamba dan Tuhannya, ia adalah penyejuk mata dan pelipur hati.

Begitu mulia dan luhur nilainya, sehingga shalat itu pertama kali diwajibkan pada malam Isra’ dan Mi’raj seolah olah hal ini menunjukkan pada

(3)

Maha Pencipta untuk memperoleh tambahan iman dan takwa (Masyhur, 1990 : 15).

Shalat merupakan salah satu kajian dalam fiqih yang bersumber dari Al Qur’an dan hadits. Dalam fiqih sendiri yang menjadi kajian utama bagi umat Islam dalam berbagai persoalan, baik mengenai ibadah fi’liyah, muamalah dan juga khablu minannas. Untuk itu Allah SWT memerintahkan semua umat manusia agar menggunakan akal pikirannya dengan sebaik baiknya, memperhatikan dan merenung segala ciptaannya. Salah satu cara untuk mengetahui, mengenal, mengimani sifat sifat dan kekuasaan Allah SWT ialah dengan memperhatikan segala mahluk ciptaannya (Arief, 2007 : 88).

Fiqih merupakan salah satu materi pelajaran yang di dalamnya antara lain memuat tentang bagaimana tata cara shalat yang telah diajarkan kepada manusia sebagaimana dulu dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena shalat merupakan ibadah yang penting untuk dikuasai, maka fiqih menjadi sangat penting untuk dipelajari dari kecil sesuai dengan perkembangan dan tingkat kemampuan anak dalam menguasai materi yang disampaikan. Karena anak yang pada masa kecilnya tidak mendapat pendidikan agama dan tidak pula mempunyai pengalaman keagamaan, maka setelah dewasa akan cenderung kepada sikap negatif terhadap agama (Darajat, 2001 : 59).

(4)

mempunyai kewajiban mendidik dan mengajari ilmu fiqih dengan baik dan benar.

Untuk mencapai keinginan di atas tidaklah mudah, seorang pendidik harus bisa menguasai pelajaran dan juga harus mengetahui metodologi pengajaran dengan baik, termasuk di dalamnya memilih media yang pas untuk digunakan dalam proses pembelajaran fiqih. Karena yang menjadi kendala sampai saat ini adalah siswa sering tidak memahami pelajaran yang di sampaikan oleh guru karena guru mengalami kesulitan dalam menentukan media apa yang cocok untuk dipakai dalam mengajarkan mata pelajaran fiqih khususnya dalam materi tata cara pelaksanaan shalat.

Media yang digunakan biasanya menggunakan media konvensional yaitu papan tulis, di mana dalam proses pembelajaran tersebut siswa hanya mencatat dari apa yang ditulis di papan tulis dan juga mendengarkan ceramah sang guru tentang pengetahuan dan informasi. Sehingga timbul sifat pasif dari pihak murid, dan muridpun akan merasa bosan dengan pembelajaran di kelas. Jika hal tersebut dibiarkan berkelanjutan tanpa ada penanganan khusus maka siswa akan bertambah semakin tidak dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

(5)

Semarang tahun pelajaran 2009/2010 yaitu melalui penggunaan media gambar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam gerakan shalat sebelum penggunaan media gambar pada siswa kelas II MI Ma’arif Candirejo Kec Tuntang Kab Semarang tahun pelajaran 2009/2010?

2. Bagaimana media gambar digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar fiqih dalam gerakan shalat pada siswa kelas II di MI Ma’arif Candirejo Kec Tuntang Kab Semarang tahun pelajaran 2009/2010?

3. Bagaimana prestasi siswa dalam gerakan shalat setelah mengikuti pelajaran dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas II di MI Ma’arif Candirejo Kec Tuntang Kab Semarang tahun pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

(6)

2. Mengetahui penggunaan media gambar sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar fiqih dalam gerakan shalat pada siswa kelas II di MI Ma’arif Candirejo Kec Tuntang Kab Semarang tahun pelajaran 2009/2010.

3. Mengetahui prestasi siswa dalam hal gerakan shalat setelah mengikuti pelajaran dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas II di MI Ma’arif Candirejo Kec Tuntang Kab Semarang tahun pelajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis.

Penelitian ini diupayakan untuk meningkatkan prestasi belajar fiqih dalam gerakan shalat pada siswa MI khususnya tentang media yang tepat dalam pembelajaran fiqih pada satuan pembelajaran tingkat dasar (SD dan MI).

2. Secara Praktis.

a. Kurikulum; sebagai bahan pertimbangan perbaikan kurikulum pembelajaran fiqih, khususnya tentang materi shalat.

(7)

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: “Media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar fiqih dalam gerakan shalat pada siswa kelas II di MI Ma’arif Candirejo Kec Tuntang Kab Semarang tahun pelajaran 2009/2010”.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah pengertian dari penelitian ini, maka perlu penulis definisikan hal hal berikut ini:

1. Upaya Meningkatkan

Yang dimaksud dengan upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud (Poerwadarminta, 1982 : 1132), sedang yang dimaksud dengan meningkatkan adalah menaikkan derajat atau taraf dengan melalui suatu proses dalam sebuah alur yang menuju pada nilai agar menjadi lebih baik (Poerwadarminta, 1982 : 1078).

Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud dengan upaya meningkatkan adalah suatu usaha untuk menaikkan derajat dengan meningkatkan melalui suatu proses dalam sebuah alur yang menuju pada nilai agar menjadi praktis.

2. Prestasi Belajar Fiqih

(8)

antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan (Uzer Ustman, 1990 : 2).

Fiqih secara istilah adalah mengetahui hukum hukum syara’, baik yang furu’ maupun juz’i, dari dalil dalilnya yang terperinci seperti hukum bersuci, haid, nifas, shalat, puasa, nikah, talak dan seterusnya yang dikenal oleh kaum muslimin dengan nama ilmu fiqih (Qardhawi, 1998 : 211)

Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud dengan prestasi belajar fiqih adalah hasil dari suatu kegiatan yang dilakukan melalui pendidikan dan latihan yang sistematis, sehingga nantinya dapat diukur tingkat kemampuan hasil pembelajaran fiqih dengan suatu pengujian/tes yang telah ditentukan.

3. Gerakan Shalat

Arti dari gerakan adalah perbuatan atau keadaan bergerak (Poerwadarminta, 1982 : 317). Usaha atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang nantinya akan membuahkan hasil, yakni berhasil dalam melaksanakan tata tertib urutan shalat.

(9)

Dari definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melaksanakan shalat harus sesuai dengan tuntunan, yaitu dalam gerakan dan bacaannya. Yang dituntut disini adalah ada gerakan tertentu.

4. Media Gambar

Media secara lebih luas dapat diartikan manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap (Usman, 2010 : 125)

Gambar adalah simbol simbol komunikasi visual sebagai pengganti dari keaslian suatu keadaan/benda. Jadi media gambar adalah sebuah simbol pengganti dari suatu keadaan atau benda yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud upaya meningkatkan prestasi belajar fiqih dalam gerakan shalat melalui penggunaan media gambar adalah usaha yang akan dicapai dalam menerapkan pembelajaran fiqih tentang materi shalat, yang menekankan gerakan shalat yang ditempuh melalui media gambar.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

(10)

sekolah secara keseluruhan. Hal tersebut dapat dilakukan mengingat tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Tujuan ini melekat pada guru dalam menunaikan misi profesional kependidikannya (Zainal Aqib, 2006 : 18).

2. Subyek Penelitian

a. Siswa.

Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas II MI Ma’arif Candirejo Kec Tuntang Kab Semarang tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 12 orang siswa putra dan 10 orang siswa putri.

b. Peneliti.

Penelitian ini dilakukan oleh guru mata pelajaran fiqih kelas II. c. Mitra / kolaborator / teman sejawat.

Dalam pelaksanaan penelitian ini dibantu oleh mitra/kolaborator, yaitu guru kelas II.

3. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di MI Ma’arif Candirejo Kec Tuntang Kab Semarang tahun pelajaran 2009/2010 tepatnya di kelas II mulai pada bulan Mei sampai Juni 2010, melalui tiga siklus pertemuan.

4. Rancangan Penelitian

(11)

melalui beberapa siklus. Sedangkan untuk tiap siklus harus ditempuh melalui empat tahap/langkah tindakan. Langkah langkah yang akan ditempuh dalam tiap siklus penelitian, yakni :

a. Perencanaan siklus

b. Pelaksanaan tindakan kelas c. Observasi dan interprestasi d. Analisis dan refleksi

Secara rinci, langkah langkah dalam siklus penelitian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

b. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran kontekstual model berbasis masalah.

(12)

d. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus berikutnya.

Gambar Alur Siklus Penelitian 5. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta atupun angka. Dari sumber SK menteri P dan K no. 0259/U/1977 tangal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi (Arikunto, 1997 : 99 100).

(13)

penelitian digolongkan menjadi 2, yaitu data primer dan data skunder. Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data skunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat fihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data skunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Azwar, 2007 : 91).

Demikian juga dalam penelitian, menurut sumber datanya, data dalam penelitian ini juga digolongkan menjadi 2, yaitu:

a. Data primer yaitu sumber data yang berasal dari hasil evaluasi dan wawancara.

Data primer yang akan dicari dalam penelitian ini adalah data nilai nilai dari hasil evaluasi setelah pelaksanaan siklus I, II dan III. Dan juga data data tentang keadaan sekolah dan keadaan para siswa, khususnya siswa kelas II sebagai subyek penelitian.

b. Data sekunder yaitu sumber data yang berasal dari hasil studi dokumentasi (melihat dan menyalin dari dokumen dokumen yang sudah ada).

(14)

Pengumpulan data dilakukan dengan metode sebagai berikut: a. Wawancara yang dilakukan dengan pihak yang terlibat dalam

penelitian. Cara kerja :

Peneliti melakukan tes wawancara kepada siswa untuk mengetahui seberapa tingkat kemampuan siswa dalam pelaksanaan shalat terutama dalam hal gerakan shalat sebelum dan sesudah penelitian tindakan kelas dilakukan.

b. Observasi yang dilakukan oleh peneliti dan kolabolator/teman sejawat selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan evaluasi kinerja peneliti.

Cara kerja :

Peneliti memegang peran sebagai pemandu jalannya proses pembelajaran, sedangkan kolaborator/teman sejawat mengamati dan mengevaluasi peneliti dalam proses pembelajaran.

c. Catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan, baik kegiatan siswa maupun guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Evaluasi, untuk mengukur sejauh mana keberhasilan tindakan penelitian.

6. Analisis Data

(15)

a. Tahap deskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau memaparkan data data yang telah diperoleh.

b. Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokan data data yang telah dideskripsikan sesuai permasalahan.

c. Tahap analisis yaitu tahap menganalisa data data berdasarkan teori teori yang ada. Dalam hal ini membahas data primer, kendala kendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala tersebut.

d. Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap analisis data penelitian.

e. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai atau mengevaluasi tahap hasil interprestasi.

H. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

(16)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar

1. pengertian Prestasi Belajar

2. Faktor3Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar B. Fiqih

1. Pengertian Fiqih

2. Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Fiqih 3. Sumber Perumusan Fiqih

4. Tujuan Mempelajari Fiqih C. Gerakan Shalat

1. Pengertian Shalat 2. Makna GerakanShalat 3. TataCara Shalat D. Media Gambar

1. Pengertian Media Gambar

2. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

3. Kriteria Gambar yang dijadikan Bahan Pengajaran 4. Macam Macam Penggunaan Media Gambar BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian B. Deskripsi Pra Siklus

(17)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Persiklus

B. Pembahasan BAB V PENUTUP

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya (Suharso, Ana, 2005 : 390). Jadi yang dimaksud dengan prestasi adalah bukti keberhasilan suatu usaha yang telah dicapai.

Sedangkan belajar menurut Drs. H. A. Noerhadi Djamal (2004 : 26), secara umum dapat dipahami sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman kejadian yang secara sengaja maupun tidak sengaja dialami oleh seseorang. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan kaitannya dengan pengertian belajar, yaitu sebagai berikut :

a. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, yang mana perubahan itu dapat mengarah ke tingkah laku yang lebih baik.

b. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman atau latihan.

(19)

c. Agar dapat dianggap sebagai belajar, maka perubahan yang terjadi dalam tingkah laku akhirnya harus menjadi sesuatu yang relatif tetap (Djamal, 2004 : 26 27).

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan melalui pendidikan dan latihan yang sistematis dan terencana sehingga terjadi perubahan tingkah laku dan kepribadian ke arah yang lebih baik atau yang ingin dicapai dalam pembelajaran atau latihan tersebut. Dapat dikatakan pula bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses belajar.

2. Faktor3Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Usaha dan keberhasilan belajar (prestasi belajar) dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut, meliputi :

a. Faktor faktor dalam diri individu (intern) 1). Faktor jasmaniyah

(20)

2). Faktor psikis atau rohaniah

Faktor psikis menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan kognitif dari individu. Untuk kelancaran belajar seseorang bukan hanya dituntut memiliki kesehatan jasmaniah tetapi juga kesehatan rohaniah. Seorang yang sehat rohaniahnya akan merasakan kebahagiaan dapat bergaul dengan orang lain dengan wajar, dapat mempercayai dan bekerja sama dengan orang lain, dapat tidur nyenyak, serta makan normal.

b. Faktor faktor lingkungan (ekstern)

Prestasi belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor faktor di luar diri siswa. Faktor faktor tersebut meliputi :

1). Faktor keluarga

(21)

Di samping lingkungan fisik, kondisi dan suasana sosial psikologis dalam keluarga juga sangat berpengruh terhadap prestasi belajar siswa. Kondisi dan suasana ini menyangkut keutuhan keluarga, iklim psikologis, iklim belajar dan hubungan antar anggota keluarga.

Iklim psikologis berkenaan dengan suasana afektif atau perasaan yang meliputi keluarga. Iklim psikologis yang sehat diwarnai oleh rasa sayang, percaya mempercayai, keterbukaan, keakraban, rasa saling memiliki antar anggota keluarga. Ketidakadaan ciri ciri di atas menunjukan iklim psikologis yang kurang sehat.

2). Faktor lingkungan sekolah

(22)

terkelola dengan baik, diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar para siswanya.

3). Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat di mana siswa atau individu berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat di mana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga lembaga pendidikan dan sumber sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan dan prestasi belajar siswa (Sukmadinata, 2003 : 162).

B. Fiqih

Shalat merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam kurikulum mata pelajaran fiqih. Dalam materi shalat sendiri terdapat banyak pembahasan, di antaranya : syarat syah shalat, rukun shalat, sunnah sunnah shalat dan sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti mencoba meneliti tentang materi gerakan shalat. Sebelum membahas materi shalat, kemudian gerakan shalat, penulis akan terlebih dahulu membahas tentang fiqih, dimulai dari pengertian fiqih, ruang lingkup pembahasan fiqih, sumber perumusan fiqih, serta tujuan mempelajari fiqih.

1. Pengertian Fiqih

(23)

4

Ilmu tentang hukum hukum syar’i yang bersifat amaliyah yang digali dan ditemukan dari dalil dalil yang tafsili.

Sedangkan Al Amidiy memberikan definisi fiqih yang berbeda dengan definisi di atas yaitu : “Ilmu tentang seperangkat hukum hukum syara’ yang bersifat ! " yang berhasil didapatkan melalui penalaran

atau .

Dengan menganalisa kedua definisi tersebut di atas, dapat dirumuskan hakikat dari fiqih itu sebagai berikut :

a. Fiqih itu ilmu tentang hukum Allah

b. Yang dibicarakan adalah hal hal yang bersifat ! "

(24)

d. Fiqih itu digali dan ditemukan melalui penalaran dan seorang mujtahid atau faqih.

Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa fiqih itu adalah “ Dugaan kuat yang dicapai seseorang mujtahid dalam usahanya menemukan hukum Allah” (Syarifuddin, 2003 : 4 7).

2. Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Fiqih

Ilmu tentang hukum hukum yang bertalian dengan perbuatan manusia disebut juga syari’at dalam arti khusus, yang umumnya para fuqaha menyebutnya dengan fiqih Islam, atau ilmu fiqih saja.

Adapun pembahasan ilmu fiqih itu meliputi :

a. Hukum hukum yang bertalian dengan pendekatan diri manusia kepada Tuhannya seperti shalat, zakat, puasa, dan haji yang disebut ibadah. b. Hukum hukum yang bertalian dengan aturan tentang keluarga seperti

perkawinan, perceraian, pemeliharaan anak, waris dan wasiat, yang

disebut .

c. Hukum yang bertalian dengan harta, hak milik, perjanjian, jual beli, utang piutang dan sebagainya. Juga hukum yang mengatur urusan keuangan perorangan dan kelompok yang kesemuanya itu disebut

" .

(25)

e. Hukum yang bertalian dengan peradilan dan tata cara pengajuan perkara di muka pengadilan, yang disebut % dla dan

! .

f. Hukum yang bertalian dengan pemerintahan dan hubungan antar

negara yang disebut dan

(Daradjat, 1995 : 1 2).

Jadi secara umum ilmu fiqih itu mempunyai jangkauan yang sangat luas, yaitu membahas masalah masalah hukum Islam dan peraturan peraturan yang berhubungan dengan kehidupan manusia.

3. Sumber Perumusan Fiqih

Yang dimaksud sumber di sini ialah apa apa yang dijadikan bahan rujukan bagi ulama dalam merumuskan fiqihnya. Menurut Syarifuddin (2003 : 10 11) sumber fiqih yang disepakati oleh para ulama ada empat yaitu :

a. Al Qur’an Al Karim

Yaitu kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW dalam Bahasa Arab yang dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara mutawatir dan membacanya termasuk ibadah (Haroen, 1996 : 20).

b. Sunnah Nabi (Hadis)

(26)

biasa, akhlaknya, apakah itu sebelum maupun setelah diangkat menjadi rasul (Haroen, 1996 : 38).

c. ' " Ulama

Yaitu kesepakatan para mujtahid dari umat Muhammad SAW, pada suatu masa, setelah wafatnya Rasulullah SAW, terhadap suatu hukum syara’ (Haroen, 1996 : 52).

d. (

Yaitu membawa hukum yang belum diketahui kepada hukum yang diketahui dalam rangka menetapkan hukum bagi keduanya, atau meniadakan hukum bagi keduanya, disebabkan sesuatu yang menyatukan keduanya, baik hukum maupun sifat (Haroen, 1996 : 62 63).

Selain dari itu ada beberapa sumber yang diperselisihkan penggunaannya oleh ulama sebagai sumber fiqih, yaitu :

a. '

Yaitu meninggalkan qiyas dan mengamalkan yang lebih kuat dari itu, karena adanya dalil yang menghendakinya serta lebih sesuai dengan kemaslahatan umat manusia (Haroen, 1996 : 103).

(27)

'

Yaitu berlakunya hukum asal yang ditetapkan berdasarkan (ayat dan atau hadits) sampai ada dalil lain yang menunjukkan perubahan hukum tersebut (Haroen, 1996 : 128).

(

Yaitu pendapat para sahabat tentang suatu kasus yang dinukil para ulama, baik berupa fatwa maupun ketetapan hukum, sedangkan ayat atau hadits tidak menjelaskan hukum terhadap kasus yang dihadapi hukum tersebut (Haroen, 1996 : 155).

e. Syara’ Umat Sebelum Islam

Yaitu syari’at sebelum Islam (Haroen, 1996 : 149). f. ) ! Atau Adat

Yaitu kebiasaan mayoritas kaum baik dalam perkataan maupun perbuatan (Haroen, 1996 : 138).

g. & "

Yaitu jalan yang menuju kepada sesuatu baik yang dilarang (

& " ) maupun yang dituntut untuk dilaksanakan (! & " )

(Haroen, 1996 : 160 161). 4. Tujuan Mempelajari Fiqih

Syafi’i Karim (1997 : 53) mengemukakan dasar bagi umat Islam dalam mempelajari fiqih ialah :

(28)

b. Untuk mempelajari hukum hukum Islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia.

c. Kaum muslimin harus ber ! %% artinya memperdalam

pengetahuan dalam hukum hukum agama, baik dalam bidang aqaid dan akhlaq maupun dalam bidang ibadah dan muamalah.

Secara garis besar Ilmu Fiqih mempelajari tentang hukum hukum Islam yang berkaitan dengan hukum ibadah dan hukum muamalah. Salah satu dari hukum ibadah yang dibahas dalam fiqih yaitu ibadah shalat. Karena pentingnya ibadah ini maka segala sesuatu yang berhubungan dengannya ada pembahasan tertentu, khususnya pembahasan mengenai gerakan dan bacaan pada shalat. Untuk itu pada pembahasan selanjutnya, penulis akan menguraikan tentang shalat dan gerakan shalat atau juga disebut ! shalat.

C. Ketentuan Shalat

Shalat merupakan salah satu bentuk ibadah ! " % (lewat

perbuatan/gerakan dan ucapan/bacaan). Ibadah shalat tidak bisa dilakukan dengan membayar ! ataupun ! , sampai orang yang tidak bisa

(29)

mencoba menguraikan dalam pembahasan berikut, yang diawali dengan pengertian shalat sebagai dasar dalam memahami gerakan dalam shalat. 1. Pengertian Shalat

Secara lughawi atau arti secara bahasa (

ة:6666;

) mengandung beberapa arti, yang dapat ditemukan contohnya dalam Al Qur’an. Ada yang berarti do’a, sebagaimana dalam surat Al Taubah ayat 103 :

õ

Secara terminologis ditemukan beberapa istilah di antaranya :

“Serangkaian perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir

dan disudahi dengan salam” (Syarifuddin, 2003 : 21). Sedangkan Zakiyah

(30)

Shalat adalah kewajiban setiap orang Islam yang sudah !

(sudah dibebani hukum) yang tidak boleh ditinggalkan, karena shalat menjadi tiang agama dan shalat juga mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Oleh karena begitu pentingnya shalat bagi kita, maka kita harus menjadikan shalat sebagai hal yang serius. Kita harus menyesuaikan ibadah shalat kita dan tata cara (kaifiyat) shalat kita dengan Al Qur’an dan hadist Rasulullah mulai dari tata cara berwudlu sampai salam.

2. Makna Gerakan Shalat

Adapun pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan ucapan dan perbuatan perbuatan tertentu yang dimulai dengan '

dan diakhiri dengan salam. Ucapan yang dimaksud di sini adalah bacaan bacaan al qur’an, takbir, tasbih dan do’a. Sedangkan yang dimaksud perbuatan adalah gerakan gerakan dalam shalat, misalnya berdiri, ruku’, sujud, duduk dan gerakan gerakan lain yang dilakukan dalam shalat (Musbikin, 2007 : 264).

Dari sudut lahiriyah dikemukakan oleh para ahli fiqih, shalat ialah ibadah yang terdiri dari perbuatan atau gerakan dan perkataan atau ucapan tertentu, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Musbikin, 2007 : 264).

(31)

Allah yang kita sembah, dengan perbuatan atau gerakan dan perkataan, keduanya bersamaan (Hembing Wijayakusuma, 1997)

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa shalat adalah ibadah yang dilakukan dengan anggota lahir dan batin dalam bentuk gerakan dan bacaan tertentu.

Agar gerakan gerakan dalam shalat seseorang dapat sempurna atau mendekati sempurna maka seseorang dituntut untuk berlatih dan belajar memperbaiki dan meningkatkan mutu/kualitas shalat, dengan cara mempelajari tata cara shalat yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. 3. Tata Cara Shalat

Tata cara atau ! dalam mengerjakan shalat yaitu :

a. Berdiri tegak menghadap kiblat dan diikuti niat mengerjakan shalat. Niat shalat sesuai dengan shalat yang sedang dikerjakan, misalnya shalat maghrib dan sebagainya. Niat shalat dibaca dalam hati. b. Takbiratul ihram, atau mengangkat kedua tangan sambil membaca

“Allahu Akbar”.

c. Tangan bersedekap, ketika tangan bersedekap membaca doa iftitah, surat Al Fatihah, dan surat surat pendek yang sudah dihafal.

(32)

e. I’tidal, yaitu mengangkat kepala dengan kedua tangan diangkat setinggi telinga, seraya membaca “Allahu Akbar”, dan setelah sujud dengan sempurna membaca tasbih.

f. Sujud, yaitu meletakkan dahi di atas tempat sujud sambil membaca “Allahu Akbar”, dan setelah sujud dengan sempurna membaca tasbih.

g. Duduk antara dua sujud, yaitu duduk serta membaca baca’an duduk antara dua sujud.

h. Sujud kedua, yaitu sujud kedua, ketiga, dan keempat dikerjakan seperti sujud yang pertama, baik caranya maupun bacaannya.

i. Duduk tasyahud/tahiyat awal, pada rakaat kedua, kalau shalat tiga rakaat, duduk untuk membaca tasyahud atau tahiyat awal dengan kaki kanan tegak dan kaki kiri diduduki, sambil membaca tasyahud/tahiyat awal.

j. Tasyahud/tahiyat akhir, bacaan tasyahud/tahiyat akhir ialah seperti pada tahiyat awal yang ditambah dengan shalawat atas Nabi Muhammad.

(33)

D. Media Gambar

Suatu proses belajar mengajar memerlukan berbagai sarana dan prasa rana yang dibutuhkan, termasuk di dalamnya media pembelajaran. Untuk kali ini peneliti menggunakan media gambar sebagai upaya dalam meningkatkan prestasi belajar fiqih dalam gerakan shalat.

Untuk selanjutnya akan penulis uraikan mengenai pembahasan media gambar, mulai dari pengertian media gambar, kriteria kriteria yang harus dipenuhi dalam penggunaan media gambar, kelebihan dan kelemahan media gambar, serta macam macam penggunaan media gambar.

1. Pengertian Media Gambar

Menurut Sadiman, dkk (1996 : 28) media gambar adalah sarana pengajaran yang berbentuk visual, sebagai pengganti dari benda atau keadaan sebenarnya yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam simbol simbol komunikasi visual.

(34)

2. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

Menurut Arief. S Sadiman, dkk (1996 : 29 31) di antara kelebihan kelebihan media gambar adalah sebagai berikut:

a. Sifatnya konkrit.

Gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

b. Gambar mengatasi batasan ruang dan waktu.

Tidak semua obyek atau peristiwa dapat dibawa ke dalam kelas, dan tidak selalu bisa anak anak dibawa ke obyek/peristiwa tersebut. Untuk itu gambar dapat mengatasinya.

c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

Sel atau penampang daun ataupun benda benda kecil lainnya yang tidak mungkin dilihat dengan mata telanjang, akan tetapi melalui gambar akan terlihat dengan jelas.

d. Dapat memperjelas suatu masalah.

Dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

e. Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan.

Gambar adalah media yang paling murah dan paling mudah didapat, bahkan para guru/pendidik dengan mudah dapat membuatnya sendiri.

(35)

a. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.

b. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar (Sadiman, dkk, 1996 : 31).

3. Kriteria Gambar yang Dijadikan Bahan Pengajaran

Setelah diketahui kelebihan kelebihan dan kelemahan kelemahan gambar sebagai media pengajaran, untuk selanjutnya juga akan diketahui kriteria kriteria gambar yang baik untuk dijadikan media pembelajaran, yaitu:

a. Harus autentik

Gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya

b. Sederhana

Komposisinya hendaklah cukup jelas menunjukkan poin poin pokok dalam gambar. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu dan mengandung nilai praktis

c. Ukuran relatif

(36)

d. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan

Gambar yang baik tidaklah menunjukkan obyek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.

e. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran

Walaupun dari segi mutu kurang bagus, namun gambar karya siswa sendiri sering kali lebih bagus (Hamalik, 1977 : 85 86).

4. Macam3Macam Penggunaan Media Gambar

Penggunaan secara efektif, apabila gambar disesuaiakan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna dan latar belakang yang perlu untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif untuk memperkaya fakta dan memperbaiki kekurang jelasan (Hamalik, 1977 : 84).

Gambar gambar dapat digunakan untuk sesuatu maksud dalam hubungan dengan sesuatu pelajaran, memberikan pengalaman dasar dalam bahasa, ilustrasi dan menjelaskan konsep konsep dan sebagainya. Selain itu gambar juga berguna untuk belajar di rumah.

Macam macam penggunaan media gambar : a. Belajar sendiri.

(37)

b. Belajar dalam kelompok kecil.

Dipergunakan dalam pekerjaan kelompok, misalnya mengumpulkan gambar gambar tentang danau dan disusun dalam sebuah laporan untuk kelas.

c. Belajar dalam kelas.

Gambar gambar yang dipergunakan untuk belajar dalam kelas, selain cara penyajiannya yang efektif, tetapi gambar gambar itu harus terpilih, besar dan dapat dilihat oleh semua siswa.

d. Display.

Gambar gambar dapat ditempel pada buletin board, berguna untuk mengajar, menjadikan ruangan menarik, mendorong motivasi, minat, perhatian dan menambah pengertian anak (Hamalik, 1977 : 85).

E. PenggunaanMedia Gambar Dalam Pembelajaran Fiqih Dalam Gerakan

Shalat

Pada umumnya dalam penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran, para pendidik menggunakan gambar dalam poster, dan dari proyektor (LCD). Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media gambar sederhana yaitu hasil foto copy yang diperbesar dari buku pegangan.

Dalam menggunakan media gambar pada proses pembelajaran, secara sederhana peneliti menggunakan langkah langkah sebagai berikut :

(38)

2. Setelah proses pembelajaran berlangsung, guru menunjukkan gambar yang telah disiapkan (gambar gerakan gerakan shalat).

3. Setelah selesai menjelaskan gambar gambar tersebut, siswa diberi kesempatan untuk bertanya.

(39)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum lokasi, subyek penelitian dan pelaksanaan penelitian (deskripsi siklus penelitian). Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut :

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.

1. Alamat Sekolah

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Candirejo Kec Tuntang Kab Semarang adalah madrasah yang berada di bawah naungan Yayasan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Semarang yang berstatus swasta. Berdiri pada tanggal 1 Agustus 1956, beralamatkan di Jl. Mertakusuma No. 03 Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Keadaan Sarana dan Prasarana

MI Ma’arif Candirejo memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala madrasah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang gudang, 1 ruang WC guru, dan 2 ruang WC murid.

3. Keadaan Guru dan Karyawan

MI Ma’arif Candirejo pada saat ini memiliki 9 orang guru dan 1 kepala madrasah, 2 orang PNS dan 8 orang masih wiyata bhakti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

(40)

Tabel 1

Daftar Guru MI Ma’arif Candirejo

NO NAMA STATUS JABATAN

1. Siti Asiyah, S.Ag PNS Kepala Sekolah

2 Umi Hanifah, S.Pd.I GTY Guru Kelas I

3. Lum’atun Nayiroh, S.Pd.I GTY Guru Kelas II

4. Umi Fatkiyah, A. Ma. GTY Guru Kelas III

5. Umi Rosidah, S.Pd.I GTY Guru Kelas IV

6. Metti Andayani, S.Pd.I PNS Guru Kelas V

7. Dra. Siti Nurkhasanah GTY Guru Kelas VI

8. Muh. Nur Ikhsan, A. Ma GTY Guru Olah Raga

9. Maskur GTY Guru Mapel

10. Sulastri, A. Ma GTY Guru Mapel

Tabel 2

Daftar Karyawan MI Ma’arif Candirejo

No Nama Jabatan

1. Tri Wahyuni, S. Pd.I Tenaga Administrasi

2. Paryono Penjaga Sekolah

4. Keadaan Siswa

(41)

Siswa MI Ma’arif Candirejo mayoritas berasal dari keluarga menegah ke bawah dan sedikit sekali yang berasal dari keluarga menengah ke atas. Mereka banyak berasal dari keluarga petani, buruh, sopir, dan pedagang. Sehingga dilihat dari lingkungan belajar mereka, SDM dan motivasi belajar mereka memang kurang. Sehingga para guru MI Ma’arif Candirejo harus berupaya keras untuk mendidik mereka menjadi anak anak yang berguna bagi keluarga, masyarakat, agama dan bangsa, mampu bersaing dengan para siswa di daerah lain khususnya daerah perkotaan.

Setelah mengetahui gambaran umum lokasi yang dijadikan tempat penelitian mulai dari status madrasah, lokasi, keadaan sarana dan prasarana serta keadaan guru, serta keadaan siswa. Untuk selanjutnya penulis akan menguraikan waktu, bahan yang diteliti, serta keadaan siswa yang dijadikan subyek penelitian.

1. Lokasi dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas II MI Ma’arif Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang mulai pada bulan Mei sampai Juni 2010.

2. Mata Pelajaran.

(42)

yang membatalkanya dengan kompetensi dasar mempraktikkan ketepatan gerakan shalat fardlu .

3. Subjek dan Karakteristik Siswa

Jumlah siswa dalam kelas II MI Ma’arif Candirejo yang dijadikan subjek penelitian ini adalah 22 siswa, yang terdiri dari 12 orang siswa putra dan 10 orang siswa putri.

Karakteristik siswa kelas ini secara lebih detail dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Usia siswa rata rata 8 tahun.

b. Latar belakang keluarga/orang tua, mayoritas berpendidikan SD/MI dan berprofesi sebagai buruh atau tani.

c. Tingkat kemampuan siswa, berdasarkan pengamatan selama peneliti mengajar adalah 11 orang siswa cukup pandai, 9 orang siswa berkemampuan sedang, dan sisanya 2 orang siswa kurang/lambat belajar.

Tabel 3

Daftar Siswa Kelas II MI Ma’arif Candirejo

No Nama L P

1. Ambar Setyowati P

2. Ahmad Hakim Abdullah L

3. Anggun Lestari P

4. Anifa Maunatul Ulya P

5. Arum Widianti P

6. Ayu Oktavia Ludfi P

(43)

8. Aqvirsyah Putra Amadea L

9. Bayu M Saputra L

10. Dimas Nur Sodiq L

11. Fernanda Putra Pratama L

12. Kharis Maulana Syidad L

13. Mela Dwi Astuti P

14. M. Fani Setiawan L

15. Muslimin L

16. Nur Azizah P

17. Nur Rochim L

18. Nurul Huda L

19. Rafi Shaffala L

20. Salma Anisa P

21. Siti Rahmawati P

22. Zunda Dwi Rahayu P

Jumlah 12 10

B. Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, dilaksanakan tiga siklus penelitian, yang masing masing dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi / pengamatan dan refleksi. Uraian pelaksanaan tiap siklus penulis jabarkan sebagai berikut :

1. Siklus Pertama

Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada minggu akhir bulan Mei tahun 2010, dengan fokus kegiatan gerakan shalat. Tahapan dan langkah langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

(44)

1). Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran Fiqih pada pembelajaran yang yang telah dilakukan sebelum penelitian, yang menunjukkan kelemahan adalah guru kurang kreatif dalam proses pembelajaran, yaitu guru tidak menggunakan media pembelajaran.

2). Menentukan pokok permasalahan yang dihadapi dan menentukan teori untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.

3). Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan, dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.

4). Membuat atau menyiapkan bahan tindakan pembelajaran yang meliputi: alat alat pengajaran yang mendukung, soal soal evalusi, dan lembar observasi, dan media gambar.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP, yaitu menggunakan media gambar. Pokok bahasan yang diajarkan adalah gerakan shalat. Langkah langkah pelaksanaan ini meliputi:

1). Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah langkah dalam RPP, yang dimulai dengan:

(45)

c). Apersepsi. Dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

d). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

e). Guru memberikan materi tentang tata cara pelaksanaan shalat fardlu.

f). Guru menunjukkan gambar gerakan shalat.

g). Guru menyuruh siswa menunjukkan gambar gerakan gerakan shalat.

h). Guru menyuruh salah satu siswa untuk mendemonstrasikan gerakan shalat.

i). Siswa satu persatu mempraktikkan gerakan shalat yang benar. j). Guru menutup pembelajaran dengan salam.

2). Melaksanakan evaluasi tentang kemampuan siswa mengenai materi pelajaran melalui tes tertulis.

c. Observasi

Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru sejawat untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.

(46)

Tabel 4

berminat untuk mengikuti proses pembelajaran

√ Sebagian besar siswa tidak aktif

dalam mengikuti proses

pembelajaran

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran, dan hasil evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:

(47)

2). Selama proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa sudah hampir sempurna dalam praktik gerakan shalat.

3). Guru belum maksimal dalam memotivasi siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan beberapa hal di atas, masih ada kekurangan sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Hal hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus kedua adalah:

1). Guru perlu mendistribusikan waktu secara optimal dengan menambah informasi yang dirasa perlu.

2). Guru harus lebih variatif dalam memberikan materi pelajaran, khususnya dalam penggunaan media gambar.

3). Guru harus lebih terampil dalam memotivasi siswa sehingga siswa akan lebih aktif mengikuti proses pembelajaran.

2. Siklus Kedua

Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada minggu pertama bulan Juni 2010, dengan pokok bahasan gerakan shalat. Tahapan dan langkah langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut : 1). Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan

(48)

2). Menentukan pokok permasalahan dan mengkaji kelemahan dan kekurangan dalam siklus pertama.

3). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.

4). Penyiapan perangkat/sarana dan media gambar sebagai media pembelajaran untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP, yaitu menggunakan media gambar. Pokok bahasan yang diajarkan adalah gerakan shalat. Adapun proses pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Langkah langkah pelaksanaan ini meliputi:

1). Melaksanakan pembelajaran sesuai langkah langkah dalam RPP. Yang dimulai dengan :

a). Guru membuka pelajaran dengan salam. b). Guru mengadakan absensi kehadiran siswa.

(49)

d). Guru memberikan potongan kertas yang berisi gambar gambar gerakan shalat kepada setiap siswa.

e). Guru menyuruh siswa untuk maju satu persatu untuk membawa gambar sesuai dengan urutan dalam rukun shalat.

f). Guru mengajak seluruh siswa untuk mempraktikkan gerakan shalat secara berjamaah.

g). Guru menutup pelajaran dengan salam.

2). Melaksanakan evaluasi tentang kemampuan gerakan shalat. c. Observasi

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan prestasi fiqih dalam gerakan shalat, maka observasi difokuskan pada gerakan shalat. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru sejawat untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.

Dalam observasi peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut:

Tabel 5

Lembar Observasi Siklus II

Kemunculan No Aspek yang Diamati

Ya Tidak

Komentar

1. Minat siswa √ Sebagian besar siswa

(50)

2. Perhatian

dalam menghafal bacaan shalat

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai evaluasi tiap siklus. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut : 1). Guru kurang efesien dalam mengelola waktu, ini terbukti setiap

belum selesainya praktik sholat karena waktu sudah habis.

2). Kemampuan siswa dalam praktik gerakan shalat belum sepenuhnya sempurna.

Meskipun demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan atau peningkatan, yaitu dalam hal :

1). Sebagian besar siswa sudah aktif mengikuti proses pembelajaran. 2). Minat siswa dalam pembelajaran sudah baik.

(51)

Berdasarkan dua hal di atas, masih ada kekurangan sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Hal hal yang perlu direvisi untuk dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut:

1. Guru harus lebih pandai dalam memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya.

2. Guru harus lebih terampil lagi dalam memotivasi siswa.

3. Siswa harus terus berlatih dalam praktik gerakan shalat yang tepat. 3. Siklus Ketiga

Siklus ketiga penelitian dilaksanakan pada minggu ke 1 bulan Juni 2010, dengan materi pokok gerakan shalat. Tahapan dan langkah langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut : 1). Refleksi ke 3, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan

evaluasi terhadap pembelajaran gerakan shalat pada siklus kedua yang masih menunjukkan adanya kekurangan.

2). Menentukan pokok permasalahan dan mengkaji kekurangan pada proses pembelajaran siklus kedua.

(52)

4). Penyiapan perangkat dan media gambar untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.

b. Pelaksanaan

Langkah langkah pelaksanaan pembelajran dalam siklus ketiga ini meliputi :

1). Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah langkah dalam RPP, yang dimulai dengan :

a). Guru membuka pelajaran dengan salam. b). Guru mengadakan absensi kehadiran siswa.

c). Appersepsi, melakukan penilain terhadap gerakan shalat pada siswa setelah mengikuti proses pembelajran pada siklus I dan siklus II.

d). Membagikan gambar gerakan gerakan shalat kepada setiap siswa.

e). Guru menyuruh siswa untuk menjelaskan setiap gambar yang telah diberikan. Misalnya : gambar ketika sujud, sujud itu rukun shalat yang ke berapa?, sujud itu gerakan anggota badan bagaimana? dan sebagainya.

(53)

2). Melaksanakan evaluasi tentang kemampuan siswa dalam gerakan shalat, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi gerakan shalat serta proses praktik shalat yang telah dilakukannya.

c. Observasi

Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran pada siklus III ini, peneliti meminta bantuan guru sejawat untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.

Dalam observasi peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut:

(54)

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai tes praktik tiap siklus. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus ketiga ini, peneliti memperoleh informasi sebagai berikut : 1). Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik, ini dibuktikan dengan meningkatnya aspek aspek pembelajaran yang telah diamati, seperti minat, keaktifan dan kemampuan siswa.

2). Guru berhasil dalam upayanya meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gerakan shalat.

3). Kekurangan pada siklus siklus sebelumnya mengalami perubahan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4). Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Persiklus

Hasil penelitian ini menggambarkan tentang hasil observasi serta hasil belajar dari para siswa sebagai subyek penelitian. Dari hasil observasi, peneliti mendapatkan data data para siswa di waktu proses pembelajaran, mulai dari minat belajar, perhatian, keaktifan siswa, serta kemampuan yang dimilikinya. Pengamatan ini bertujuan agar kekurangan dan kelemahan yang dilakukan guru saat proses pembelajaran dapat diperbaiki dan tidak terulang lagi pada siklus berikutnya.

Sedangkan hasil evaluasi pembelajaran dapat dilihat pada tabel tabel tiap siklus yang selalu mengalami peningkatan mulai dari siklus I, II, dan siklus III. Pada siklus I, II dan III peneliti menggunakan media gambar, hal ini dilakukan untuk mengetahui upaya peningkatan prestasi belajar fiqih dalam gerakan shalat melalui penggunaan media gambar.

Untuk selanjutnya akan penulis sajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan persiklus dalam penelitian, yaitu :

1. Siklus Pertama

Pada siklus pertama ini, peneliti menggunakan media gambar sebagai media pengajaran fiqih dengan materi gerakan shalat. Ini penulis lakukan untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran dengan

(56)

menggunakan media gambar. Dari hasil pengamatan/observasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7 Hasil Observasi Siklus I

Kemunculan

√ Sebagian besar gerakan shalat para siswa belum sempurna

Pada siklus pertama ini, dari hasil evaluasi belajar didapat hasil belajar sebagai berikut :

Tabel 8

Hasil Tes Praktik Gerakan Sholat dalam Siklus I Aspek yang Dinilai Takbiratul

Ihram Bersedekap Rukuk

(57)

7. Attala Reza Al Rifki 9

Skor Nilai Perolehan Siklus I

No Skor Perolehan Nilai

1 12 100

2 11 92

3 10 83

(58)

5 8 67

(59)

18. Nurul Huda 58

19. Rafi Shaffala 50

20. Salma Anisa 92

21. Siti Rahmawati 83

22. Zunda Dwi Rahayu 58

Rekapitulasi hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa atau 54% dari jumlah keseluruhan. Dengan demikian prestasi belajar fiqih dalam gerakan shalat pada siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa kurang aktif dan kurang berminat dalam pembelajaran karena guru kurang variatif dalam proses pembelajaran khususnya dalam penggunaan media gambar. 2. Siklus Kedua

Pada siklus kedua ini, peneliti menggunakan media gambar sebagai media pengajaran fiqih dengan materi gerakan shalat. Dari hasil pengamatan/observasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11

Hasil Observasi Siklus II

Kemunculan

√ Sebagian besar siswa aktif dalam

(60)

4. Kemampuan

(61)

21. Siti Rahmawati 11

22. Zunda Dwi Rahayu √ √ 9

Keterangan : 1 : Belum tepat 2 : Kurang tepat 3 : Cukup tepat 4 : Sangat tepat

Tabel 13

Skor Nilai Perolehan Siklus II

No Skor Perolehan Nilai

1 12 100

2 11 92

3 10 83

4 9 75

5 8 67

6 7 58

7 6 50

8 5 42

9 4 33

(62)

Tabel 14

Rekapitulasi Hasil Nilai Praktik Gerakan Shalat Siklus II (KKM : 60)

(63)

Dari hasil hasil rekapitulasi evaluasi di atas tampak bahwa siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan belajar sebanyak 15 siswa atau 68% dari jumlah keseluruhan. Pada siklus II ini secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 (KKM) hanya 68 %, tapi pada siklus II ini telah mengalami sedikit peningkatan dari siklus I yaitu siswa yang tuntas belajar meningkat 14 % dari 54 % menjadi 68 %. Hal ini disebabkan karena guru mulai variatif dalam menggunakan media gambar sebagai media pengajaran dalam proses pembelajaran sehingga banyak siswa yang mulai tertarik untuk memperhatikan pelajaran serta aktif dalam proses pembelajaran.

3. Siklus Ketiga

Padas siklus ketiga ini, peneliti menggunakan media gambar sebagai media pengajaran fiqih dengan materi gerakan shalat. Dan dari hasil pengamatan/observasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 15

Hasil Observasi Siklus III

(64)

Pada siklus ketiga ini, dari hasil evaluasi belajar didapat hasil belajar sebagai berikut :

Tabel 16

(65)

Keterangan :

Skor Nilai Perolehan Siklus III

No Skor Perolehan Nilai

Rekapitulasi Hasil Nilai Praktik Gerakan Shalat Siklus III (KKM : 60)

(66)
(67)

Adanya keberhasilan belajar pada siklus III ini karena setelah guru memberikan motivasi kepada siswa, sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu juga adanya peningkatan pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dengan pembelajaran seperti ini siswa lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan.

C. Pembahasan

Dengan penggunaan media gambar pada proses pembelajran fiqih dalam materi gerakan shalat memiliki dampak positif dalam peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya minat belajar siswa, perhatian siswa, keaktifan siswa, serta kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu juga dapat dilihat dari penguasaan terhadap materi yang disampaikan guru, terbukti dengan ketuntasan belajar yang meningkat dari tiap siklus mulai dari siklus I, II, dan III.

1. Siklus I

(68)

Ketuntasan belajar pada siklus I adalah 54 %, sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal dari 22 siswa yang tuntas belajar hanya 12 siswa, sedang 10 siswa belum tuntas.

Tabel 19

Daftar Siswa yang Tuntas Belajar Pada Siklus I

No Nama Siswa Hasil Belajar / Hasil Evaluasi

1. Ahmad Hakim Abdullah 67

2. Anggun Lestari 83

3. Anifa Maunatul Ulya 92

4. Arum Widianti 75

5. Ayu Oktavia Ludfi 83

6. Attala Reza Al Rifki 75

7. Dimas Nur Sodiq 83

8. Fernanda Putra Pratama 75

9. Kharis Maulana Syidad 67

10. Nur Azizah 83

11. Salma Anisa 92

12. Siti Rahmawati 83

2. Siklus II

Berdasarkan analisis data, pada siklus II ini mencapai peningkatan dari siklus I. Namun masih ada juga kekurangan dalam proses pembelajaran yaitu guru kurang efektif dalam mengelola waktu.

(69)

Tabel 20

Daftar Siswa Yang Tuntas Belajar Pada Siklus II

No Nama Siswa Hasil Belajar / Hasil Evaluasi

1. Ahmad Hakim Abdullah 75

Berdasarkan analisis data, pada siklus III ini siswa sudah banyak mengalami peningkatan walaupun belum 100 %, namun sudah mendekati sempurna baik dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan juga pemahaman siswa terhadap materi gerakan shalat, dengan bukti hasil observasi dan juga hasil tes praktik gerakan sholat dengan jumlah siswa yang tuntas belajar 20 siswa dengan prosentase mencapai 90 %.

(70)

Ketuntasan belajar dari tiap siklus juga meningkat dari siklus I, II, III yaitu masing masing 54 %, 68 %, dan 90 %, sehingga ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai.

Tabel 21

Daftar Siswa yang Tuntas Belajar Pada Siklus III

No Nama Siswa Hasil Belajar / Hasil Evaluasi

1. Ahmad Hakim Abdullah 75

2. Anggun Lestari 83

3. Anifa Maunatul Ulya 100

4. Arum Widianti 83

5. Ayu Oktavia Ludfi 83

6. Attala Reza Al Rifki 83

7. Aqvirsyah Putra Amadea 67

8. Bayu. M Saputra 75

9. Dimas Nur Sodiq 92

10. Fernanda Putra Pratama 83

11. Kharis Maulana Syidad 83

13. M. Fani Setiawan 67

14. Muslimin 67

15. Nur Azizah 92

16. Nur Rochim 75

12. Nurul Huda 75

17. Rafi Shaffala 67

18. Salma Anisa 92

19. Siti Rahmawati 92

(71)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam tiga siklus pada BAB IV, naka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kegiatan pembelajaran sebelum menggunakan media gambar yaitu pada pembelajaran pembelajaran sebelum diadakannya penelitian dengan menggunakan media gambar menunjukkan bahwa pemahaman materi dalam gerakan shalat pada siswa masih sangat rendah, hal ini juga dapat dilihat dari hasil penilaian pada kegiatan appersepsi pada siklus I, dengan hasil rata rata siswa belum bisa mempraktikkan shalat secara tepat/sempurna.

2. Dalam pembelajaran fiqih dalam materi gerakan shalat dapat menggunakan media gambar. Karena selain sebagai pengganti dari keadaan sebenarnya, media gambar juga dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Selain itu, siswa juga akan lebih aktif dengan penggunaan gambar, misalnya disuruh menjelaskan suatu gambar, mengurutkan gambar dan sebagainya.

3. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar fiqih dalam gerakan shalat pada siswa yang dibuktikan dengan adanya peningkatan pada hasil pengamatan/observasi

(72)

dan juga pada hasil evaluasi pada siklus I, II dan siklus III, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pada Siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar 12 siswa atau mencapai prosentase 54 %.

b. Siklus II jumlah siswa yang tuntas belajar 15 siswa dengan prosentase 68%. Dengan demikian siswa yang belum tuntas belajar berjumlah 7 siswa. Pada siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus pertama, yaitu meningkat 14 % dari 54 % menjadi 68 %.

c. Siklus III, hasil yang diperoleh pada siklus III mencapai peningkatan dari siklus II yaitu dari 68 % menjadi 90 % dengan jumlah siswa yang tuntas belajar 20 siswa, secara klasikal pada siklus III ini ketuntasan belajar sudah tercapai dengan bukti siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 (KKM) mencapai 90 %, karena proses belajar mengajar secara klasikal sudah dianggap tuntas jika hasil belajar siswa yang nilai hasil belajar mereka ≥ 60 (KKM) mencapai lebih dari 75 %. Dengan demikian siswa yang belum tuntas belajar hanya 2 siswa, yaitu Ambar Setyowati dan Mela Dwi Astuti, kedua siswa tersebut sesuai dengan hasil belajar dinyatakan belum tuntas belajar, itu karena memang tingkat kecerdasan mereka rendah.

B. Saran

(73)

a. Dalam setiap melaksanakan proses pembelajaran, hendaknya guru mempersiapkan segala yang dibutuhkan dalam pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan metode pengajaran, dan juga media pengajaran yang tepat.

b. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa secara sempurna. Karena siswa dengan aktif di kelas maka secara tidak langsung pemahaman dan pengalaman akan bertambah.

c. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian mungkin belum sempurna.

Gambar

Gambar Alur Siklus Penelitian
Tabel 1 Daftar Guru MI Ma’arif Candirejo
Tabel 3
Tabel 4 Lembar Observasi Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

Upaya untuk kembali menstabilkan kondisi perekonomian Indonesia pemerintah Indonesia melakukan berbagai cara, salah satunya dengan mengambil kebijakan ekonomi dengan melakukan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi Pada Penyakit Hepatitis A; Wanda OlyviaAnggraini, 101810101031; 2014: 37 Halaman; Jurusan Matematika

Saya mengesahkan bahawa satu Jawatankuasa Pemeriksa bagi Ahmad Zahid Hamidi telah mengadakan pemeriksaan akhir pada 1 Februari 2008 untuk menilai tesis Doktor Falsafah beliau

Suparni, Niniek, 2007, Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan , Sinar Grafika, Jakarta.. Tongat,1986, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Dalam Perspektif

Terapi dalam gangguan jiwa tidak hanya pengobatan dengan farmakologitetapi juga dengan psikoterapi, serta terapi modalitas yang sesuai dengan gejala atau penyakit pasien..

Ashadi Siregar merupakan sastrawan yang cukup produktif di tahun 1970-an. Sampai saat ini ada dua belas novel yang ia tulis antara lain Cintaku di Kampus Biru, Kugapai