• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KUALITAS RUANG LAYANAN ANAK PADA DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH DAN DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TIMUR (Studi Perbandingan dengan Variabel: Dimensi, Wujud, Permukaan, dan Pembukaan) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBANDINGAN KUALITAS RUANG LAYANAN ANAK PADA DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH DAN DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TIMUR (Studi Perbandingan dengan Variabel: Dimensi, Wujud, Permukaan, dan Pembukaan) SKRIPSI"

Copied!
221
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR

PERBANDINGAN KUALITAS RUANG LAYANAN ANAK

PADA DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

DAN DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TIMUR

(Studi Perbandingan dengan Variabel: Dimensi, Wujud,

Permukaan, dan Pembukaan)

SKRIPSI

Disusun oleh: Fahmi Akbar NIM. 071511623002

DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

i

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR

PERBANDINGAN KUALITAS RUANG LAYANAN ANAK

PADA DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

DAN DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TIMUR

(Studi Perbandingan dengan Variabel: Dimensi, Wujud,

Permukaan, dan Pembukaan)

SKRIPSI

Disusun oleh: Fahmi Akbar NIM. 071511623002

DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(3)

ii

(4)

iii

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR

PERBANDINGAN KUALITAS RUANG LAYANAN ANAK

PADA DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

DAN DINAS PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TIMUR

(Studi Perbandingan dengan Variabel: Dimensi, Wujud,

Permukaan, dan Pembukaan)

SKRIPSI

Maksud : Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi S1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Disusun oleh:

Fahmi Akbar

071511623002

DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(5)

iv

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada….

™ Kedua Orang tuaku Bapak Achmad Sidiq dan Ibu Anisah yang aku hormati dan cintai, serta selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis

™ Saudara-saudaraku yang aku hormati serta memberikan dukungan kakakku dan adikku tersayang

™ Sabahat-sahabat yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis ™ Teman-teman seperjuangan, yang senantiasa memberikan dukungan

kepada penulis, karena bagi siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan mendapat kemenangan

(6)

v

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR HALAMAN MOTTO

Alhamdulillah wasyukurillah walaa illaaha illallah wallahu akbar….walaa haulaa walaaquwwataa illabillaahil ‘aliiyyil ‘adzim….

Hamba sangat bersyukur atas berkah, rahmat, rezeki, barokah, hidayah, inayah, cobaan,musibah, sehat, sakit, hidup, kesempatan, ampunan, dan apapun yang

Engkau berikan kepadahamba-Mu ini ya Allah.. Engkaulah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang…. Engkaulah Maha Pemberi lagi Maha Pengampun…. Engkaulah Maha Melihat lagi Maha Mendengar….

Engkau jugalah Maha Mengetahui lagi Maha Pemilik Semesta Alam….

Engkau adalah Dzat yang merajai seluruh alam semesta dan isinya, menguasai kehidupan dan kematian

serta Dzat yang memiliki Maha dari segala Maha ya Allah..

Berlelah-lelahlah, manisnya hidup akan terasa setelah lelah berjuang

Imam Syafi’i

Bersungguh-sungguhlah dalam mencari ilmu, karena dari situ Allah akan memberikan banyak kemudahan

Allah akan mengangkat derajat hambanya yang berilmu

Selalu berusaha dan berdo’a untuk hasilnya serahkan kepada allah.

(7)

vi

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya berikan kepada:

♥ Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaiakn skripsi ini, karena semua ini memang janji Allah, bahwa barang siapa yang bersungguh-sungguh dia akan mendapat kemenangan. Dan skripsi ini merupakan salah satu wujud kemenangan itu.

♥ Orang tua tersayang, Ayah & Ibu. Terima kasih atas doa yang tiada henti di setiap malam di saat semua tertidur, dan terima kasih juga atas dukungannya selama ini.

♥ Ketiga kakakku terhormat Himawan Achmad, Dian Alam, Reza mutaqi dan adekku Arif Rachman yang gag pernah capek memberi semangat buat ngerjain skripsi.

♥ Bu Fitri Mutia sebagai dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar dalam memberikan pengarahan, yang tiada henti memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih Ibu.

♥ Dosen wali ibu Tri Susantari, Terima kasih.

♥ Dosen-dosen IIP Bu Rahma, Bu Endang Gun, Bu Tri, Bu Ragil, , Pak Koko, Pak Yunus, terima kasih telah memberikan pengajaran yang luar biasa serta motivasi-motivasi yang keren untuk bekal hidup nanti.

♥ Terimakasih buat Kekasihku Fivi Munia Orchytiawati yang telah memberikan dukungan buat nyemangatin.

♥ Terimakasi Sahabatku Khalida Azrin, Shofa Afandi, Adhi kurniawan, Hardiansyah, Kharisma Yuli Putri, Cecilia Anantria, dan Sofia Nur Aisyah yang gak pernah berhenti memberi support dalam mengerjakan skripsi ini.

♥ Terimakasih buat temen-teman kos Gubeng Kertajaya yang sabar dengerin keluh kesahku selama ngerjain skripsi

♥ Terimakasih buat teman-teman Alih jenjang IIP 2014 yang udah memberikan support.

♥ Terimakasih buat teman-teman seperjuangan tim Bulutangkis Unair, dan PB.Gembul yang udah sabar banget ngadepin aku yang dikala mood skripsi kacau, yang selalu support aku dan setia menemani saat bermain bulutangkis.

(8)

vii

(9)

viii

(10)

ix

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR ABSTRAK

Kualitas ruang merupakan tingkatan kondisi dinamis yang berhubungan dengan lingkungan perpustakaan yang memenuhi atau melebihi harapan dari pengguna perpustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas ruang layanan anak pada Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan Variabel: Dimensi, Wujud, Permukaan, dan Pembukaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif dalam pengambilan sampel menggunakan metode Purposive

sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan

jumlah responden 100 orang, antara lain 50 responden ruang layanan anak Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dan 50 responden ruang layanan anak Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur. Metode analisis yang digunakan adalah uji Independent Sample T-Test dengan menggunakan software SPSS 22 For

Windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa Hasil Uji beda kualitas ruang

layanan anak bagi pengunjung anak di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dengan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur menggunakan indikator: dimensi, wujud, permukaan dan pembukaan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas.

(11)

x

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR ABSTRACT

Quality of room is the level of dynamic conditions associated with library environments that fulfills or exceed the expectations of library users. This research aims to understanding the comparative quality of child service room on the Department Library Provinces of Central Java and the Department Library Provinces of East Java using Francis D.K Ching quality of room variable consist of Dimensi, Shape, Surface and Aperture. The type of research used is explanative. In the sampling using Purposive sampling method. Data collection method used is questionnaire.Data collection method used is questionnaire With total 100 respondent, choosed 50 respondent from the Department Library of Central Java and 50 respondent from the Department Library of East Java. The analysis method used is the Independent Sample T-Test By using SPSS 22 For Windows software. The analysis showed that different test results quality of child service room on the Department Library Provinces of Central Java with the Department Library Provinces of East Java variable consist of Dimensi, Shape, Surface and Aperture That there is no difference in quality.

(12)

xi

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, karena tiada ucapan yang dapat mewakili segala

rasa dihati selain kalam Hamdalah, Berkat rahmat dan izin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu di Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga. Dalam hal ini penulis mempersembahkan skripsi dengan judul “Perbandingan Kualitas Ruang Layanan Anak Pada Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur (Studi Perbandingan Dengan Variabel: Dimensi, Wujud, Permukaan, Dan Pembukaan)”. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bimbingan, dorongan serta motivasi kepada penulis. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang telah memberikan segala jerih payah dan doa yang tak pernah lelah dipanjatkan ke Allah SWT, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dan studi di Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan.

2. Ibu Fitri Mutia. selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan banyak sekali ilmu, arahan, dan membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

3. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga, yang telah memberikan banyak ilmu, petuah, nasehat dan motivasi kepada penulis

4. Teman-teman Ilmu Informasi dan Perpustakaan angkatan Alih Jenjang 2015 telah banyak memberikan semangat motivasi untuk bersama-sama memwujudkan impian kita semua.

Akhirnya, “tiada gading yang tak retak, tiada segala apaun yang sempurna”. Penulis menyadari tulisan skripsi ini masih membutuhkan banyak

pembetulan untuk dapat disempurnakan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Surabaya, 3 Juli 2017

(13)

xii

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN JUDUL DALAM ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... vii

HALAMAN PENGESAHAN ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii DAFTAR GAMBAR ... BAB I PENDAHULUAN ... I-1

(14)

xiii

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR I.6 Paradigma Penelitian ... I-24

I.6.1 Hipotesis Penelitian ... I-24 I.6.2 Identifikasi Variabel Penelitian ... I-25 I.7 Variabel Penelitian ... I-25 I.7.1 Definisi Konseptual ... I-25 I.7.2 Definisi Operasional ... I-27 I.8 Metodologi dan Prosedur Penelitian ... I-28 I.8.1 Metode Penelitian ... I-28 I.8.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ... I-29 I.8.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... I-30 I.9 Rencana Analisis... I-34 I.9.1 Teknik Pengumpulan Data... I-34 I.9.2 Teknik Pengolahan Data ... I-35 I.9.3 Metode Analisis Data... I-36

BAB II GAMBARAN UMUM ... II-1 II.1 Gambaran Umum Ruang Layanan Anak Dinas Perpustakaan

Provinsi Jawa Tengah ... II-1 II.1.1 Sejarah dan Lokasi Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa

Tengah ... II-1 II.1.2 Visi dan Misi ... II-2 II.1.3 Stuktur Organisasi ... II-3 II.1.4 Kegiatan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah ... II-4 II.2 Gambaran Umum Ruang Layanan Anak Dinas Perpustakaan

Provinsi Jawa Timur ... II-5 II.2.1 Sejarah dan Lokasi Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa

(15)

xiv

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR II.2.2 Visi dan Misi ... II-7

II.2.3 Struktur Organisasi ... II-7 II.2.4 Kegiatan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah ... II-9 II.3 Kondisi Ruang Layanan Anak di Dinas Perpustakaan Provinsi

Jawa Tengah ... II-11 II.3.1 Dimensi ... II-12 II.3.2 Wujud ... II-13 II.3.3 Permukaan... II-14 II.3.4 Pembukaan ... II-15 II.4 Kondisi Ruang Layanan Anak di Dinas Perpustakaan Provinsi

Jawa Timur ... II-16 II.4.1 Dimensi ... II-17 II.4.2 Wujud ... II-18 II.4.3 Permukaan... II-18 II.4.4 Pembukaan ... II-19 BAB III TEMUAN DAN PENYAJIAN DATA ... III-1

III.1 Statistik Deskripsi ... III-1 III.1.1 Karakteristik Responden ... III-1 III.1.2 Jawaban Responden ... III-9 III.1.2.1 Kualitas Ruang Layanan Anak Dinas

Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah ... III-9 III.1.2.1.1 Dimensi ... III-9 III.1.2.1.2 Wujud ... III-12 III.1.2.1.3 Permukaan ... III-16 III.1.2.1.4 Pembukaan ... III-18 III.1.2.2 Kualitas Ruang Layanan Anak Dinas

(16)

xv

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR III.1.2.2.1 Dimensi ... III-22

III.1.2.2.2 Wujud ... III-24 III.1.2.2.3 Permukaan ... III-29 III.1.2.2.4 Pembukaan... III-31 III.2 Perbandingan Rata-Rata Jawaban Dinas Perpustakaan Provinsi

Jawa Tengah Dengan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur ... III-34 III.2.1 Penilaian Variabel Dimensi ... III-34 III.2.2 Penilaian Variabel Wujud ... III-37 III.2.3 Penilaian Variabel Permukaan ... III-43 III.2.4 Penilaian Variabel Pembukaan ... III-45 III.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... III-49 III.3.1 Uji Validitas ... III-49 III.3.2 Uji Reliabilitas ... III-52 III.4 Uji Normalitas ... III-53 III.5 Pembuktian Hipotesis Penelitian ... III-55 III.5.1 Uji Beda Kualitas Ruang Layanan Anak di Dinas

Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas

Perpustakaan Provinsi Jawa Timur ... III-55 III.5.1.1 Uji Beda Kualitas Ruang Variabel Dimensi ... III-56 III.5.1.2 Uji Beda Kualitas Ruang Variabel Wujud... III-56 III.5.1.3 Uji Beda Kualitas Ruang Variabel Permukaan ... III-57 III.5.1.4 Uji Beda Kualitas Ruang Variabel Pembukaann .... III-58 BAB IV INTERPRETASI DAN DISKUSI TEORITIK ... IV-1

(17)

xvi

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR BAB V PENUTUP ... V-1

V.1 Kesimpulan ... V-1 V.2 Saran ... V-2 DAFTAR PUSTAKA

(18)

xvii

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Statistik Pengunjung Ruang Layanan Anak Di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah ... I-10 Tabel I.2 Statistik Pengunjung Ruang Layanan Anak Di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur ... I-11 Tabel I.3 Klasifikasi Skoring ... I-34 Tabel I.4 Skor Interval ... I-40 Tabel II.1 Jam Layanan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah ... II-4 Tabel II.2 Jam Layanan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur ... II-9 Tabel II.3 Jam Layanan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah ... II-12 Tabel II.4 Jam Layanan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur ... II-17 Tabel III.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... III-1 Tabel III.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... III-2 Tabel III.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas Pendidikan ... III-3 Tabel III.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Berkunjung ... III-4 Tabel III.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya

Berkunjung ... III-5 Tabel III.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Layanan Yang

Sering Digunakan ... III-6 Tabel III.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Buku Yang

(19)

xviii

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR Dengan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur

Variabel Dimensi ... III-34 Tabel III.17 Penilaian Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah

Dengan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur

Variabel Wujud ... III-37 Tabel III.18 Penilaian Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah

Dengan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur

Variabel Permukaan ... III-41 Tabel III.19 Penilaian Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Dengan

Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur Variabel Pembukaan . III-45 Tabel III.20 Hasil Uji Validitas Kualitas Ruang Layanan Anak Dinas

Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah ... III-50 Tabel III.21 Hasil Uji Validitas Kualitas Ruang Layanan Anak Dinas

Perpustakaan Provinsi Jawa Timur ... III-51 Tabel III.22 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Ruang Layanan Anak Dinas

Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah ... III-52 Tabel III.23 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Ruang Layanan Anak Dinas

(20)

xix

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR DAFTAR BAGAN

(21)

xx

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Gedung Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah... II-1 Gambar II.2 Gedung Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur... II-5 Gambar II.3 Denah Lantai 1 dan 2 Ruang Dinas Perpustakaan

Provinsi Jawa Tengah ... II-11 Gambar II.4 Dimensi Ruang ... II-13 Gambar II.5 Bentuk ruan... II-13 Gambar II.6 Permukaan Ruang ... II-14 Gambar II.7 Pembukaan Ruang ... II-15 Gambar II.8 Denah Lantai 1 dan 2 Ruang Dinas Perpustakaan Provinsi

(22)

I-1

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan jantung atau urat nadi bagi suatu instansi/universitas/badan korporasi lainya. Perpustakaan saat ini, tidak lagi hanya menjadi tempat menyimpan dan mencari buku, tetapi lebih dari itu yaitu menjadi sumber/tempat mencari informasi. Menurut Lasa HS1

perpustakaan yang memiliki perencanaan tata ruang, dekorasi, penerangan, suhu/kelembapan udara yang baik dapat menciptakan suasana lingkungan yang nyaman, aman, dan memudahkan segala kegiatan dan layanan yang disediakan oleh perpustakaan. Dalam ruang-ruang perpustakaan itulah pengguna perpustakaan maupun pustakawan beraktivitas. Dilihat dari aspek pengguna perpustakaan, perencanaan tata ruang yang baik tentunya dapat menimbulkan kesan pertama yang baik pula dimata mereka, dengan penataan setiap sudut ruangan dan perlengkapan seperti furniture, desain interior, pencahayaan, kelembapan udara, dan pemilihan warna yang baik dapat menarik perhatian pengguna, khusunya dapat menimbulkan kesan pertama yang positif dari suasana nyaman yang diciptakan. Suasana yang nyaman di dalam ruang akan menjadikan penggunjung perpustakaan atau yang lebih dikenal dengan pemustaka untuk berlama-lama di dalam ruang tersebut. Kesan posistif dari suasana di dalam ruang perpustakaan yang mendukung serta nyaman akan menarik pemustaka untuk berkunjung kembali, berikutnya dapat memberikan sinyal positif bagi masyarakat untuk dapat berkunjung dan memanfaatkan fasilitas dan layanan yang disediakan di perpustakaan.

Secara umum perpustakaan di tanah air masih belum menunjukkan perbaikan berarti setelah lebih dari tujuh puluh tahun sejak Indonesia merdeka. Pada era informasi seperti saat ini, kenyataan perkembangan

(23)

I-2

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR perpustakaan sebagai lembaga informasi belumlah memuaskan. Rendahnya

kualitas yang ditandai minimnya fasilitas perpustakaan yang kurang memuaskan bagi para pengguna. Minimnya fasilitas yang kurang memuaskan pengguna, maka banyak pihak perpustakaan baru-baru ini melakukan pembenahan di sektor fasilitas, sarana dan prasarana yang diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat, khsusunya anak-anak agar mau berkunjung ke perpustakaan.

Dari segi kualitas perpustakaan-perpustakaan yang bernaung di bawah lembaga pendidikan pun, dari tingkat terendah sampai tertinggi, juga sangat mencemaskan seperti data yang dikemukaan oleh Alicia Saqina2 yang

dimuat berita online Republika Dari sekitar 200 ribu SD diperkirakan Cuma 1% yang mempunyai perpustakaan standar. Untuk perguruan tinggi, dari sekitar 4 ribu perguruan tinggi hanya 60% yang memenuhi standar. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Anick HT3 yang dirilis Kompas dari Deputi pengembangan perpustakaan Nasional RI (PNRI) dari sekitar 300.000 SD hingga SLTA, baru 5% yang memiliki perpustakaan. Bahkan diduga hanya 1% dari 260.000 SD yang mempunyai perpustakaan. Juga baru sekitar 20% dari 66.000 desa/klelurahan yang memiliki perpustakaan memadai.

Dari pernyataan di atas, dapat peneliti ketahui bahwa masih banyak lembaga pendidikan di Indonesia belum memiliki perpustakaan yang memenuhi standar perpustakaan. Berdasarkan standar nasional perpustakaan (SNP)4 bidang perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi.

Salah satu ruang lingkup standar perpustakaan adalah sarana dan prasarana, yang meliputi gedung, tata ruang, pengendalian koleksi (pencahayaan, kelembapan, dan temperatur), sarana dan lokasi. Gedung perpustakaan yang terkesan kuno, penataan ruang yang tidak menarik/ membosankan, pencahayaan tidak sesuai standar perpustakaan, dan fasilitas yang tidak

2Alicia Saqina. 2012. Minat Baca Rakyat Indonesia Masih Minim dalam

www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/06/06/m57978-minat-baca-rakyat-indonesia-masih-minim

3 Anick HT. 2002. Membaca; Mengubah Dunia. Kompas, 25 Juli 2002

4Tim Penyusun. 2011. Standar Nasional Perpustakaan (Snp) Bidang Perpustakaan Sekolah dan

(24)

I-3

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR memadai akan membuat pemustaka jenuh berada di perpustakaan sehingga

enggan berkunjung ke perpustakaan. Permasalahan ini memang merupakan persoalan lama dan sering dihadapi oleh perpustakaan. Perpustakaan perlu memperhatikan pengaturan tata ruang atau desain perpustakaan yang baik, menarik, dan modern juga memiliki peranan penting untuk menumbuhkan minat masyarakat agar mau berkunjung ke perpustakaan.

Membangun sebuah perpustakaan perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain kelengkapan peralatan serta perlengkapan yang mendukung, pencahayaan sesuai standar dan juga mempertimbangkan segi kenyamanan pengguna dalam memanfaatkan ruang baca di perpustakaan. Langkah awal pemilihan dan pengaturan desain gedung perpustakaan yang baik diharapkan dapat menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman bagi pemakainya sekaligus menjadi tempat meningkatkan pengetahuan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adrina Ayu Candra5 yang berjudul Pengaruh Desain Interior Perpustakaan Terhadap Kenyamanan Pengguna Di Perpustakaan Universitas 17 Agustus 1945 menyatakan bahwa ada pengaruh yang ditimbulkan oleh desain interior yang meliputi ruang, variasi, hirarki, area personal, pencahayaan, tata suara, suhu udara, perawatan, kualitas udara, gaya dan fashion terhadap kenyamanan pengguna di perpustakaan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Penelitian yang hampir sama juga dilakukan oleh Moh Roby Septiawan6 yang berjudul

Pengaruh Desain interior Perpustakaan ITS Surabaya Terhadap Kenyamanan Pengguna menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji parsial diketahui bahwa ada pengaruh secara bersama-sama (Simultan) antara variabel desain interior terhadap kenyamanan pengguna. Dari hasil penelitian desain interior berpengaruh sebesar 64,5% pada kenyamanan pengguna.

5 Adrina Ayu Candra. 2013. Pengaruh Desain Interior Perpustakaan Terhadap Kenyamanan

Pengguna Di Perpustakaan Universitas 17 Agustus 1945. Surabaya: Universitas Airlangga

(Skripsi)

6 Moh Robby Septiawan. 2015. Pengaruh Desain interior Perpustakaan ITS SurabayaTerhadap

(25)

I-4

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR Perencanaan tata ruang yang baik tentunya dapat menimbulkan kesan

pertama yang positif dari suasana nyaman yang diciptakan berikutnya dapat memberikan sinyal positif bagi masyarakat untuk dapat berkunjung. Minat kunjung ke perpustakaan dan minat baca perlu diterapkan sejak usia dini (anak-anak). Menurut Sulistyo-Basuki7 untuk menarik anak agar berkunjung

ke perpustakaan perlu direncanakan pengaturan tata ruang yang menarik dan perlengkapan perpustakaan dengan baik. Hal ini didukung dengan beberapa hasil penelitian seperti yang dilakukan oleh Alfian Ardianto8 dengan judul

Pengaruh Desain Interior Perpustakaan Terhadap Tingkat Frekuensi Mengunjungi Perpustakaan menunjukkan bahwa ada pengaruh secara bersama-sama (simultan) antara variabel desain interior terhadap motivasi mengunjungi perpustakaan pada anak-anak dengan nilai nilai F hitung adalah 4,056 dengan taraf signifikan sebesar 0,001, selain itu penelitian ini juga membuktikan adanya pengaruh signifikan secara parsial antara variabel ruang, warna, sirkulasi udara, tata suara terhadap motivasi mengunjungi perpustakaan.

Penelitian dengan judul lain juga dilakukan oleh Elizabeth Maxwell9

dengan judul The Planning And Design of Children’s Libraries dari penelitian

tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh desain perpustakaan anak-anak di Skandinavia dan Amerika Utara telah terbukti selama beberapa tahun. Penampilan perpustakaan sekarang diakui sebagai faktor penting dalam layanan anak-anak untuk pemasaran

Faktanya pada saat ini dapat diamati dari beberapa perpustakaan yang berada di Indonesia masih banyak perpustakaan yang belum memadai baik dari segi sarana, prasarana, termasuk gedung/ruang perpustakaan dan perlengkapannya. Saat ini perpustakaan dituntut untuk dapat

7 Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: GramediaPustaka.

8 Alfian Adianto. 2011. Pengaruh Desain Interior Perpustakaan Terhadap Tingkat Frekuensi

Mengunjungi Perpustakaan: Studi eksplanatif tentang pengaruh variabel ruang, warna, pencahayaan, sirkulasi udara dan tata suara terhadap tingkat frekuensi anak dalam mengunjungi perpustakaan di ruang layanan anak Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya. Surabaya:

Universitas Airlangga. (Skripsi)

9 Elizabeth Maxwell. 2017.

(26)

I-5

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR memaksimalkan perananya dan tentunya menuntut perhatian khusus

mengenai perencanaan ruang yang berkualitas, serta perlengkapan ruang tersebut. Berdasarkan fenomena yang terungkap di Indonesia sebagian besar perpustakaan belum memperhatikan kualitas tata ruang salah satunya dikarenakan minimnya anggaran.10 Berdasarkan survei yang dilakukan oleh

Ririn Handayani11 kesimpulanya menyatakan Anggaran untuk perpustakaan

masih sangat minim bahkan tak jarang terlupakan. Paling besar dan ini sangat langka, tidak lebih dari 2,5%. Masih jauh dari ketentuan 5% menurut UU perpustakaan. untuk di kebanyakan univeristas Indonesia, keadaan atau praktek-praktek seperti itu sangat sulit didapatkan. Alokasi anggaran perpustakaan masih sangat minim, meskipun Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) telah menetapkan ‘minimal 5%’ dari total anggaran universitas yang seharusnya dialokasikan ke perpustakaan. Tetapi, faktanya, hampir tak satu pun universitas di Indonesia yang ‘taat’ atau mempraktekkan ketentuan tersebut. Minimnya anggaran menyebabkan perpustakaan kesulitan memenuhi kebutuhan informasi masyarakat yang semakin komplek.

Anggaran untuk perpustakaan umum selain diperoleh dari pemerintah perpustakaan juga dapat dari masyarakat, perusahaan, maupun sponsor. Dana yang diperoleh dari pemerintah berupa anggaran rutin bagi perpustakaan negeri dan anggaran pembangunan yang jumlahnya tidak pasti. Pada umumnya Anggaran akan dipergunakan untuk kelangsungan kegiatan perpustakaan. Pengeluaran biasanya digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana perpustakaan salah satunya, pengadaan fasilitas-fasilitas perpustakaan. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Uly Fitry Ervan12 yang berjudul Evaluasi Program Perpustakaan Keliling Di Kantor

Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten Dharmasraya

10 Hasil wawancara dengan pustakawan, tanggal 30 Agustus 2016 di Dinas Perpustakaan Provinsi

Jawa Tengah di Semarang.

11 Ririn Handayani. Membangkitkan The Power of Library Networking Melalui Pengembangan

Perpustakaan sebagai Telecenter Penyebaran Informasi dan Pengetahuan Terkemuka. Visi

Pustaka Perpusnas. Vol. 10 No. 3- Desember 2008

12 Uly Fitry Ervan. 2013. Evaluasi Program Perpustakaan Keliling Di Kantor Perpustakaan Arsip

Dan Dokumentasi Kabupaten Dharmasraya. Pada http://ejournal.unp.ac.id/ diakses pada 19

(27)

I-6

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR kesimpulanya yaitu anggaran erat hubungannya dengan proses perencanaan

lembaga, karena seluruh sumber daya dan kegiatan akan memerlukan anggaran untuk mencapai tujuan perpustakaan atau pusat informasi. Karena anggaran merupakan hal yang cukup vital dalam sebuah kegiatan. Kurangnya anggaran dapat berakibat kurangnya fasilitas dan perawatan sarana prasarana.

Berikut ini salah satu contoh Akibat kurang diperhatikanya ruang pada perpustakaan dengan alasan minimnya anggaran seperti yang ditulis oleh Iwan Surya Permana13 dalam Fajarnews terjadi pada ruang perpustakaan SMAN 1 Jatibarang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu Minggu (18/10/2015) sekitar pukul 15.00 WIB ambruk. Diduga, ruang perpustakaan itu ambruk karena minimnya anggaran sehingga tidak ada pembangunan ataupun perawatan sehingga tidak ada pembenahan pada pondasi kontruksi bangunan yang telah rapuh. robohnya bangunan itu bermula dari kondisi kuda-kuda tengah yang rapuh. Sebelum roboh pun sudah ditahan dengan kayu atap langit-langit yang menempel pada kayu kuda-kuda, namun akibat angin kencang, menyebabkan patah tengah dan ambruk seketika.

Dari permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa gedung, kualitas ruang dan desain interior merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diperhatikan, khususnya dalam hal ini adalah pembangunan perpustakaan. Perpustakaan yang baik dalam perancanaan gedung dan ruang perpustakaannya perlu memperhatikan fungsi tiap ruang, unsur – unsur keharmonisan, keindahan dan tentunya keamanan, baik dari segi interior maupun eksterior.

Terlepas ruang perpustakaan yang nyaman dan menarik bagi pemustaka yang tak kalah penting untuk diperhatikan oleh pihak pengelola perpustakaan adalah unsur kemanan. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat memberikan ketenangan kepada pengguna perpustakaan khususnya dalam hal ini perpustakaan umum yang salah satu penggunanya adalah anak-anak.

13 Iwan Surya Permana. Ruang Perpustakaan SMAN 1 Jatibarang Ambruk. Dalam

(28)

I-7

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR Seperti yang dikatakan oleh Ibrahim14 dimana anak usia dibawah lima tahun

(balita) belum memiliki kemampuan mendeteksi bahaya sampai umur empat tahun dan ini cukup rawan. Tak lepas dari keindahan dan kenyamanan ruang layanan anak ada beberapa yang harus diperhatikan dalam pemilihan perabotan dan mainan anak. Berikut, ketentuan dalam SNI (Standart Nasional Indonesia) yang diungkapkan oleh Nidia Zuraya15 bahwa mainan

itu tidak boleh memiliki tepi yang tajam, bahan-bahannya tidak boleh mengandung bahan yang masuk kategori setara dengan formalin. Bagi mainan yang terpisah-pisah, harus menggunakan petunjuk yang lebih jelas, serta mainan yang terpisah-pisah dalam skala kecil tidak boleh ditujukan untuk ada dibawah 3 tahun.

Dalam ruang anak perlu perhatian khusus agar dapat meminimalisir angka kecelakaan pada anak didalam ruang. Menginggat tingginya angka kecelakaan anak di dalam ruangan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tika Rosdiana16 yang berjudul Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang

Risiko 6 Kecelakaan Dengan Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Toddler Di Posyandu Kelurahan Combongan Sukoharjo menyatakan bahwa tingkat kejadian kecelakaan di rumah pada balita adalah sebesar 75% atau sebanyak 78 anak dari 104 anak. Kebanyakan kecelakaan pada masa anak-anak tidak fatal, akan tetapi tidak sedikit pula yang meninggalkan cacat fisik atau psikologis selamanya. Banyak ketidakmampuan pada masa anak-anak disebabkan karena kecelakaan. Ketidakmampuan tersebut dapat menyebabkan anak merasa takut, malu serta merasa rendah diri dan ini akan selamanya mengganggu pola kepribadiannya. Keadaan ini tentu saja dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak dikemudian hari.

14 Ibrahim, 1999. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Penerbit Andi.

15 Nidia Zuraya. 2014. Penerapan SNI Wajib Mainan Anak Kembal iDiperlonggar.Dalam

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ritel/14/05/02/n4y11y-penerapan-sni-wajib-mainan-anak-kembali-diperlonggar Diakses pada tanggal 29 Mei 2014.

16 Tika Rosdiana. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Risiko 6 Kecelakaan Dengan

Pencegahan Kecelakaan Pada Anak Toddler Di Posyandu Kelurahan Combongan Sukoharjo.

(29)

I-8

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa, Oleh karenanya

tumbuh kembang anak perlu diperhatikan secara seksama. Menjaga keslamatan dan tumbuh kembang anak sejak dini selain itu juga diberi pengenalan akan bahan bacaan yang dapat merangsang imajinasi dan kreatifitas, sebagai salah satu sarana yang paling utama bahan bacaan merupakan sumber dari berbagai macam ilmu pengetahuan dan sarana rekreasi. Seperti yang dikatakan Piaget, dalam Mark Dudek17

mengemukakan bahwa perkembangan intelektual pada anak – anak menuju penemuan bertahap merupakan hasil dari interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut membawa rangsangan bagi anak untuk meniru dan bermain. Sebagai mana seorang anak berkembang, mereka belajar untuk menangkap impresi dari benda-benda yang telah membawa ketertarikan visual bagi mereka dan mereka akan berusaha untuk menghubungkan benda – benda tersebut dengan bermain, merepresentasikan manusia, benda – benda, dan kejadian – kejadian dengan cara mereka sendiri.

Perpustakaan umum merupakan sarana untuk mendapatkan bahan bacaan yang disediakan pemerintah untuk masyarakat secara cuma-cuma/ gratis. Thorhauge dalam Agnes Mainka18 Public Libraries in the

Knowledge Society: Core Services of Libraries in Informational World

Cities” menyatakan bahwa untuk perpustakaan umum memilki tiga “visi” di

masyarakat. Visi pertama berfokus pada ruang fisik perpustakaan.. Visi kedua adalah pembentukan perpustakaan digital. Perpustakaan digital meliputi layanan informasi digital komersial dan layanan Web 2.0. Visi ketiga adalah kemitraan, dalam arti "dari koleksi koneksi.

Selama penulis melakukan kunjungan ataupun observasi di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah. Penulis merasa tertarik dengan keadaan ruangan layanan anak yang setelah direnovasi pada awal tahun 2012 dan selesai awal pada tahun 2013 yang didesain dengan keadaan alam hutan dan laut dengan dikombinasi karakter animasi kesukaan anak. Dalam

17 Mark Dudek, et.all. 2005, Children Spaces, London: Elsevier

18 Agnes Mainka at All. 2013 Public Libraries in the Knowledge Society: Core Services of

(30)

I-9

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR ruangan ini, seluruh dinding, tiang, dan atap digambar pemandangan yang

ada di alam bebas beserta binatang-binatang yang memiliki habitat di tempat tersebut. Terdapat tiga pemandangan yang dilukiskan pada seluruh dinding, yaitu gunung, hutan, dan laut. Khusus untuk bagian atap, pihak perpustakaan menghiasinya dengan gambar langit beserta awan. fasilitas seperti karpet juga disesuaikan dengan desain agar anak merasa berada pada suasana laut yang tenang, kemudian terdapat desain yang warna-warni sehingga ruang layanan anak Rumah Belajar Modern menjadi lebih aktraktif

Hal ini dilakukan agar pemustakanya yang sebagian besar anak-anak merasa nyaman berlama-lama di ruangan. Ruang layanan anak setelah direnovasi mengalami peningkatan pengunjung, hal ini terlihat pada tabel statistik pengunjung ruang layanan anak di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, berikut tabel statistik pengunjung ruang layanan anak:

Tabel I.1

Statistik Pengunjung Ruang Layanan Anak di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah

No Tahun Jumlah Keterangan

1 2011 15.290 Sebelum direnovasi

2 2012 - Proses direnovasi

3 2013 66.972 Sesudah direnovasi

4 2014 58.523 Sesudah direnovasi

5 2015 50.954 Sesudah direnovasi

Sumber: Data Statistik Pengunjung Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah

(31)

I-10

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR terbatas pada golongan tertentu saja, memiliki peran sebagai Perpustakaan

Daerah yang bertanggung jawab atas pembangunan atas pengembangan perpustakaan di seluruh provinsi tersebut, dan sama-sama memilki desain ruang layanan anak yang menarik. Untuk desain ruang layanan pada Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur yaitu dengan cat warna tembok yang berwarna-warni perpaduan antara warna hijau, biru muda dan merah muda. Dengan lantai yang dilapisi dengan karpet lembut berwarna hijau kemudian dihiasi dengan rak-rak buku yang berbentuk pepohonan. ruang layanan anak direnovasi setiap tahunya sehingga mengalami peningkatan pengunjung juga setiap tahunya, hal ini terlihat dari data laporan statistik pengunjungan jasa layanan anak di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur. Penggunjung pada layanan anak perpustakaan umum daerah provinsi Jawa Timur cukup banyak khususnya pada jam diluar sekolah atau pada waktu liburan sekolah, untuk mengetahui seberapa banyak penggunjung ruang layanan anak di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur, berikut tabel statistik pengunjung ruang layanan anak:

Tabel I.2

Statistik Pengunjung Ruang Layanan Anak di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur

No Tahun Jumlah Keterangan

1 2011 42.300 Sebelum direnovasi

2 2012 76.959 Sebelum direnovasi

3 2013 74.918 Sebelum direnovasi

4 2014 123.439 Sesudah direnovasi

5 2015 131.846 Sesudah direnovasi

Sumber: Data Statistik Pengunjung Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur

(32)

I-11

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah maupun Dinas Perpustakaan Provinsi

Jawa Timur memiliki tata ruang layanan anak yang menarik, didukung dengan statistik pengunjung yang cukup banyak ditambah adanya pertumbuhan angka pengunjung setelah ruang direnovasi.

Dari hasil penjelasan yang telah disampaikan, hal tersebut sangat menggugah peneliti untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam lagi mengenai dimensi kualitas ruang layanan anak serta mengkomparasi dimensi kualitas ruang antara ruang layanan anak Perpustakaan Daerah Jawa Tengah dengan ruang layanan anak perpustakaan Daerah Jawa Timur. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul “Perbandingan Kualitas Ruang Layanan Anak Pada Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur: Studi Perbandingan dengan Variabel Dimensi, Wujud, Permukaan dan Bukaan” dalam Skripsi ini.

Berbeda dengan penelitian – penelitian tentang kualitas ruang yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini mencoba untuk menggali kembali hal apa yang menjadikan dimensi kualitas ruang dalam ruang layanan anak di perpustakaan sebelum akhirnya mencapai harapan kepuasan pengguna dan selanjutnya dikomparasi guna mengetahui mana yang lebih baik. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sriti Mayang Sari19

tahun 2006 yang sama-sama menggunakan teori DK.Ching kesimpulanya adalah ruang seperti taman kanak-kanak, implementasi variabel yang dominan adalah permukaan dan wujud, karena anak-anak sangat menyukai warna dan bentuk.Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Vika Riesmaya20 pada tahun 2013 dengan judul Dimensi Kualitas Ruang

Perpustakaan (Studi Deskriptif Tentang Dimensi Kualitas Ruang Perpustakaan Proklamator Bung Karno) bahwa hasil dari penelitian ini menggambarkan kualitas ruang perpustakaan Proklamator Bung Karno

19 Sriti Mayang Sari. 2006. Implementasi Pengalaman Ruang Dalam Desain Interior. Surabaya:

Universitas Kristen Petra Surabaya. (Skripsi)

20 Vika Riesmaya. 2013. Dimensi Kualitas Ruang Perpustakaan: Studi Deskriptif tentang Kualitas

(33)

I-12

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR berdasarkan 10 dimensi kualitas ruang dengan hasil akhir menunjukkan

bahwa kualitas ruang kurang berkualitas dengan nilai terendah terdapat pada dimensi efficient dengan perolehan persentase sebesar 52.57%. Berdasarkan penelitian – penelitian yang telah ada sebelumnya, menunjukkan bahwa kualitas ruang merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi pengguna di dalam perpustakaan. Penelitian ini dirasa perlu dilakukan guna mengetahui seberapa besar kualitas ruang yang diukur menggunakan dimensi, Wujud, Permukaan, dan pembukaan yang menjadi ukuran kualitas ruang.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah, yaitu: Bagaimanakah perbandingan dimensi kualitas ruang layanan anak di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur dilihat dari Dimensi, Wujud, Permukaan dan Pembukaan?

I.3 Tujuan Penelitian

tujuan dari penelitian ini, yaitu: Untuk mengetahui perbandingan dimensi kualitas ruang layanan anak di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur dilihat dari variabel Dimensi, Wujud, Permukaan dan Pembukaan.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis kepada pembacanya yaitu :

I.4.1 Manfaat Akademis

(34)

I-13

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR penelitian ini masih jarang dilakukan di prodi Ilmu Iformasi dan

Perpustakaan. I.4.2 Manfaat Praktis

1. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pustakawan, pengelola perpustakaan, pengelola taman baca maupun lembaga anak.

2. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi masukkan kepada lembaga penyedia informasi khususnya perpustakaan untuk meningkatkan kualitas ruang pada layanan anak.

I. 5 Tinjauan Pustaka

Dalam rangka untuk membahas permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini secara lebih mendalam, pada tinjauan pustaka memuat atas teori, konsep, dan penelitian-penelitian sebelumnya terkait dengan dimensi kualitas ruang khususnya di ruang anak, Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu bantuan bagi peneliti dalam menyususn pemikiran yang teoritis sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

I.5 1 Kualitas Ruang Perpustakaan

Terdapat berbagai macam definisi dari kualitas, namun hal yang terpenting saat ini yaitu kualitas itu sendiri ditentukan oleh pelanggan. Menurut Kamus Besar Indonesia21 kualitas adalah tingkat baik buruknya

atau taraf atau derajat sesuatu. Sedangkan menurut SNI (Standar Nasional Indonesia), Pengertian Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih dahulu. Deming dalam Hayat Yusuf

(35)

I-14

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR Abadi22 menyebut kualitas sebagai “perbaikan berkesinambungan

(continuous improvement), juga lebih banyak menitik beratkan pada “cocok

dengan penggunaan (fitness for use), menggunakan fase “kesesuaian dengan persyaratan” dan Jones mendifinisikan “quality is producing a product or

service that meets the needdds or expectation of the costumer”. Terlihat

begitu banyak pengertian dari kualitas, dan semua memang berorientasi pada kepuasan dari pengguna.

Menurut Christopher Alexander23 Ruang pada dasarnya memiliki

tujuannya masing-masing yang sifatnya unik dan tidak akan pernah berubah selama ruang itu masih terbentuk. Kualitas yang membuatnya berbeda dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Ruang hanya dapat dialami oleh manusia melalui hal dasar yang dimiliki manusia, yaitu panca indera. Seseorang dapat mengetahui terhadap apa yang ingin ruang sampaikan, karena ruang memiliki sifat-sifat yang berbeda, yang membuat satu sama lainnya menjadi tidak sama. Sesuai pernyataan Wayne Caucill24 jika

merasakan ruang dihubungkan dengan arsitektur, sebenarnya tidak cukup hanya dengan melihat, namun seseorang harus merasakannya, harus mendiami ruang tersebut, merasakan betapa dekatnya ruang dengan orang tersebut, perhatikan bagaimana seseorang secara alamiah menyatu satu sama lain.

Berdasarkan pengertian diatas, kualitas yang diberikan oleh perpustakaan adalah apabila dapat memberi kepuasaan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Termasuk dalam kondisi dinamis yang berhubungan dengan lingkungan ruang perpustakaan yang memenuhi atau melebihi harapan dari pengguna perpustakaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ita

22 Hayat Yusuf Abadi. 2003. Pengaruh persepsi tentang kualitas layanan terhadap kepuasan

mahasiswa pada perguruan tinggi di kota Kendari . Surabaya: ADLN

23 Christopher Alexander. (1979). The Timeless Way of Building. New York: Oxford University

Press.

24 Wayne Caucill, William, et al. 1981. Architecture and You: How To Experience and Enjoy

(36)

I-15

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR Roihanah, dkk25 mengenai pengalaman ruang arsitektural, kualitas ruang

dapat dinilai berdasarkan penilaian afektif pengguna. Pada penelitian yang ditulis oleh Gerald Franz26 menyatakan respon afektif tergantung pada

variasi individu dan situasional dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik dan nonfisik. Faktor-faktor fisik meliputi kemampuan kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik untuk menerima atau memperhatikan, menilai atau menghargai yang nampak secara fisik. Faktor-faktor non fisik yang melekat pada pengguna yang mempengaruhi penilaian afektif seseorang meliputi usia, budaya, latar belakang pendidikan dan ekonomi, serta kepribadian.

I.5 2 Dimensi Kualitas Ruang

Penelitian tentang komparasi kualitas ruang layanan anak di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur menggunkan Teori Dimensi Kualitas Ruang yang dikembangkan oleh Francis D.K Ching pada tahun 1996. Model penilaian kualitas ruang yang dikembangkan oleh Francis D.K Ching menekankan pada konteks penilaian pengguna. Dalam penelitian ini pengguna yang dimaksud adalah pengunjung ruang layanan anak. Ching dalam teorinya mengemukakan dapat dirasakan oleh manusia adalah dengan melalui hal-hal yang dapat diterima melalui indera. Maka dari itu lingkungan fisik pada ruang sangatlah penting kehadirannya dalam menentukan kualitas ruang. Sensor organ dan pengalaman yang dapat membuat manusia mempunyai perasaan yang kuat terhadap ruang.

Ruang hanya dapat dialami oleh manusia melalui hal dasar yang dimiliki manusia, yaitu panca indera dapat mengetahui terhadap apa yang ingin ruang sampaikan, karena ruang memiliki sifat-sifat yang berbeda, yang membuat satu sama lainnya menjadi tidak sama. Menurut Francis D.K

25Ita Roihanah,. Christy Vidiyanti, Nurfadhilah Aslim. Dkk. 2013. Penilaian afektif terhadap

kualitas ruang studio arsitektur. Hasil Penelitian. Jurusan Arsitektur. Bandung: Institut Teknologi

Bandung

26 Gerald Franz,. 2005. An Empirical Approach to The Experience of Architectural

Space.Dissertation at the Max Planck Institute for Biological Cybernetics, Tubingen and the

(37)

I-16

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR Ching27 Kualitas sebuah ruang arsitektur dipengaruhi oleh empat bagian

besar, yaitu:

1. Dimensi (proporsi dan skala)

Dimensi adalah ukuran yang meliputi proporsi dan Skala. Proporsi adalah hubungan antar bagian dari suatu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Suatu sistim proporsi membentuk satu set hubungan visual yang konsisten antara bagian–bagian bangunan maupun antara komponen–komponen bangunan dan keseluruhannya. Proporsi lebih menekankan pada hubungan yang sebenarnya atau yang harmonis dari satu bagian dengan bagian yang lain atau secara menyeluruh. Sebenarnya dasar perbandingan lebar dan panjang ini mempunyai dasar yang sangat kuat, kalau menentukan tinggi. Sebagai contoh missal, Ruang lebar 3m, panjang 6 m, maka tinggi seharusnya 2 m didapat dengan rumus: ஼ି௕௕ି௔ୡ keterangan a = panjang, b = lebar dan c = tinggi. Skala menyinggung pada ukuran sesuatu dibandingkan dengan suatu standart referensi atau dengan ukuran sesuatu yang dapat dijadikan patokan. Skala dari sebuah bangunan membuat karakter desain bangunan terebut secara keseluruhan. Terdapat hubungan yang terbentuk antara bangunan dan manusia di dalamnya, yaitu berupa skala. Suatu bangunan arsitektur berada di tingkatan skala manusia jika manusia tersebut merasa nyaman di dalamnya. Skala bersifat relatif dibandingkan dengan ukuran yang sifatnya absolut. Proporsi merupakan hubungan antara bidang dengan volume juga perbandingan antara bagian-bagian dalam sebuah komposisi. Proporsi lebih menekankan pada hubungan yang sebenarnya atau yang harmonis dari satu bagian dengan bagian yang lain atau secara menyeluruh.

(38)

I-17

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR 2. Wujud (konfigurasi dan bentuk)

Wujud merupakan rupa dan bentuk yang dapat diraba. Bentuk sendiri adalah penjabaran geometris dari bagian bidang yang ditempati oleh objek tersebut. Bentuk dapat dihubungkan baik dengan struktur internal maupun garis eksternal serta prinsip yang memberikan kesatuan secara menyeluruh. Suatu pembentukan susunan, settingan atau proses pembuatan wujud disebut konfigurasi. Semakin banyak konfigurasi dari wujud suatu bangunan, akan semakin banyak ragam bentuk yang dihasilkan. Bentuk-bentuk yang terjadi dari konfigurasi tersebut akan dapat memberikan pengaruh baik secara fisik maupun secara psikologis kepada pengamat dan pengguna ruang. Misalnya konfigurasi bentuk ruang segi banyak (segi enam, segi delapan dsb), secara fisik akan mempengaruhi penataan perabot didalam dan memberikan kesan kaku dan tegas terhadap ruang tersebut.

3. Permukaan (warna, tekstur dan pola)

(39)

I-18

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR akan memberikan kesan berbeda pada suatu ruang atau bangunan,

misalnya pada bangunan yang menggunakan beton ekspos, maka kesan yang timbul adalah bangunan yang berat dan kokoh. Tekstur dalam ruang tidak hanya terpusat pada tingkatan halus ke kasar tapi meliputi juga dekorasi dan pahatan. Pola yang dibuat pada penyusunan material penutup lantai (keramik, marmer, granit dll) akan meningkatkan kualitas suatu ruang, dari ruang yang biasa-biasa saja menjadi ruang yang memiliki nilai estetika yang baik. Pola juga dapat memperkuat atau menyamarkan kesan yang sudah ada.

4. Pempembukaan (tingkat ketertutupan, pencahayaan, pemandangan) Tidak ada kontinuitas ruang maupun visual yang mungkin terjadi dengan ruang-ruang di sekitarnya tanpa adanya pembukaan pada bidang-bidang penutup dari suatu daerah ruang. Pintu-pintu memberikan jalan masuk dalam ruang dan menentukan pola gerakan serta penggunaan ruang di dalamnya. pada dasarnya cahaya yang masuk kedalam ruangan ada dua macam yaitu : a. Cahaya alam adalah cahaya yang ditimbulkan oleh matahari dan kubah langit. Cahaya matahari harus dibatasi dan diusahakan tidak langsung masuk keruangan karena dapat menyebabkan kenaikan suhu ruangan. b. Cahaya buatan, adalah cahaya yang ditimbulkan oleh benda atau gerakan benda yang dibuat manusia baik yang berupa lampu TL (tabular lamp) maupun lampu pijar. Jendela-jendela akan mendorong masuknya cahaya ke dalam ruang dan memberikan penerangan pada permukaan ruang, menawarkan suatu pemandangan dari dalam ruang ke arah luar atau ke ruang lain yang berdekatan. membangun hubungan visual antara suatu ruang dengan ruang-ruang yang berdekatan, serta memberikan ventilasi alamiah dalam ruangan.

(40)

I-19

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR pada ruang sangatlah penting kehadirannya dalam menentukan kualitas

ruang. Sensor organ dan pengalaman yang dapat membuat manusia mempunyai perasaan yang kuat terhadap ruang dan kualitas ruang adalah penglihatan dan sentuhan. Ruang hanya dapat dialami oleh manusia melalui hal dasar yang dimiliki manusia, yaitu panca indera seseorang dapat mengetahui terhadap apa yang ingin ruang sampaikan, karena ruang memiliki sifat-sifat yang berbeda, yang membuat satu sama lainnya menjadi tidak sama. Pada suatu ruang yang sama pun, bila dirasakan beberapa kali dengan situasi yang berbeda maka sesuatu yang disampaikan ruang pun berbeda-beda. Pola dasar unsur-unsur linier dan bidang datar yang membentuk volume ruang, dan bermacam-macam pembukaan yang berfungsi untuk menghubungkan volume ruang yang satu dengan yang lain. Persepsi mengenai kualitas ini seringkali merupakan suatu tanggapan atas efek penggabungan sifat-sifat dasar dan dikondisikan atas dasar budaya, pengalaman serta keinginan atau kecenderungan pribadi.

1.5 3 Ruang Layanan Anak di dalam Perpustakaan

Layanan anak biasanya diselenggarakan oleh perpustakaan umum. Sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan umum yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui pendayagunaan koleksi bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, dan rekreasi maka salah satu layanan yang diselenggarakan oleh perpustakaan umum adalah layanan anak atau juga dikenal dengan seksi anak-anak. Layanan anak menurut Sutarno NS28 yaitu suatu kegiatan di perpustakaan

dalam rangka melayani pembaca dan pengunjung kelompok/ seksi anak-anak. Menurut Sulistyo-Basuki29 ruang layanan anak merupakan bagian dari

perpustakaan umum untuk anggota masyarakat yang memerlukan bacaan khusus karena faktor usia. Ruang layanan anak biasanya diperuntukan bagi

28 Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto. 29 Sulistyo-Basuki. 2010. Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas

(41)

I-20

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR pengguna/ pemakai sampai usia 12 tahun dan letaknya dipisahkan dari

ruangan untuk usia yang lebih dewasa.

Ruang layanan anak menurut Darmono30 adalah suatu ruangan khusus

untuk tempat membaca anak-anak dan juga memiliki koleksi khusus untuk anak. Berbagai kegiatan disiapkan untuk melayani kebutuhan anak-anak dalam memenuhi rasa keingintahuan mereka akan informasi, jadi bahan pustaka harus sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Ruang layanan anak merupakan bagian dari perpustakaan umum untuk anggota masyarakat yang memerlukan bacaan khusus karena faktor usia. Biasanya diperuntukan bagi pengguna sampai usia 12 tahun letaknya dipisah dari ruangan untuk usia lebih dewasa. Layanan seperti ini biasanya diselenggarakan oleh perpustakaan umum. Sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan umum yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui pendayagunaan koleksi bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, dan rekreasi maka salah satu layanan yang diselenggarakan oleh perpustakaan umum adalah layanan anak atau juga dikenal dengan seksi anak-anak.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa layanan anak adalah suatu kegiatan melayani untuk pengunjung anak-anak dan ruang layanan anak adalah ruangan yang khusus untuk anak-anak dan letaknya dipisahkan dari ruangan untuk usia yang lebih dewasa.

tujuan utama dari layanan anak-anak menurut Yusuf31 yaitu:

1. Menyediakan koleksi berbagai bentuk bahan pustaka,serta penyajian menarik perhatian anak dan mudah digunakan.

2. Memberikan bimbingan kepada anak-anak dalam memilih buku dan bahan pustaka lainya yang sesuai dengan usianya.

3. Membina, mengembangkan, dan memelihara kesenangan membaca (sebagai hobi) dan mendidik anak belajar mandiri.

30 Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta:

Grasindo

(42)

I-21

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR 4. Mempergunaan sumber yang ada di perpustakaan untuk menunjang

belajar seumur hidup.

5. Membantu anak untuk mengembangkan kecakapannya dan menambah pengetahuan sosialnya.

6. Berfungsi sebagai suatu kegiataan sosial dalam masyarakat untuk menyejahterakan anka-anak.

Pada ruangan baca atau layanan anak terdapat layanan membaca, bimbingan membaca, layanan rujukan anak, acara mendongeng, dan pertunjukan film.32

1.5.4 Konsep Tentang Anak

Pada dasarnya setiap anak memiliki karakteristik masing-masing. Setiap anak memiliki perbedaan latar belakang, pola asuh, lingkungan tempat tinggal, tahap perkembangan, kepribadian, serta cara pemenuhan kebutuhannya yang kesemuanya itu berlaku berbeda pada tiap-tiap anak. Menurut Harry Munsinger33 perkembangan anak dari lahir hingga dibagi menjadi beberapa tahap berikut:

1. Newborn– usia lahir hingga 1 minggu

2. Neonate– usia 1 minggu hingga 1 bulan

3. Infant– usia 1 bulan hingga 1 tahun

4. Todler– usia 1 hingga 3 tahun

5. Preschool child– usia 3 hingga 6 tahun

6. School child– usia 6 hingga 12 tahun

7. Adolescent– usia 12 hingga 17 tahun

Dalam pembatasan masalah, sasaran penelitian ini dibatasi pada kelompok anak usia sekolah dasar (School Child). Anak sekolah di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun. Periode usia antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra-pubertas. Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, kemampuan kognitifnya urut mengalami perkembangan

32 Ibid hal. 56

33 Harry Munsinger. Fundamentals of child development, 2nd edition. California: Holt, Rinehart &

(43)

I-22

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR yang pesat, Karena dengan masuk sekolah berarti dunia dan minat anak

bertambah luas. Dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak. Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-angsur. Kalau pada masa sebelumnya daya fikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris maka pada masa ini daya pikir anak berkembang kearah berpikir logis, kongkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.

Anak sekolah merupakan golongan yang mempunyai karakteristik mulai mencoba mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-batasan norma. Di sinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali seperti pertumbuhan dan perkembangannya, pola aktivitas, kebutuhan zat gizi, perkembangan kepribadian, serta asupan makanan. Menurut Yatim F34 ada beberapa karakteristik lain anak usia ini adalah sebagai berikut :

1. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah 2. Aktivitas fisik anak semakin meningkat

3. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya

Menurut A Khomsan35 anak akan banyak berada di luar rumah untuk jangka

waktu antara 4-5 jam. Aktivitas fisik anak semakin meningkat seperti pergi dan pulang sekolah, bermain dengan teman, akan meningkatkan kebutuhan energi.

Menurut Piaget dalam Susanto Ahmad36 usia SD masuk pada tahap

operasional konkret, motorik semakin baik, Anak mampu berpikir logis, Memahami konsep percakapan, Mengorganisasikan objek ke dalam klasifikasi, mampu mengingat, memahami dan memecahkan masalah yg

34 Yatim. F., 2005. Penyakit Kandungan Myoma, Kista indung telur, Kanker rahim/leher rahim

serta gangguan lainnya. Penerbit Pustaka Populer Obor, Jakarta.

35 A Khomsan, 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta:Raja Grafindo Persada, 140-143. 36 Susanto Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana

(44)

I-23

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR bersifat konkret dan dapat memisahkan persepsi dengan tindakan yang

menggunakan logika

Menurut Dwi Sulistyo Cahyaningsih37 pada anak usia sekolah, anak

mulai mengenal kompetisi, dan sudah mampu berpikir. Mampu berpikir simbolik memahami ruang, dan ukuran. Anak usia sekolah memiliki presepsi yang cukup akurat dan positif tentang keadaan fisik mereka sendiri.

I.6 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti.38 Paradigma penelitian dapat digunakan

sebagai panduan dalam merumuskan masalah penelitian. Merumuskan hipotesis dan menentukan teknik statistik guna menguji hipotesis dengan variabel yang telah ditentukan.

Bagan I.1 Kerangka berpikir penelitian

\

Sumber: Hasil Olahan Peneliti I.6.1 Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan dikaitkan dengan kajian teoritis mengenai 4 dimensi kualitas ruang dan kualitas ruang, maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

37 Dwi Sulistyo Cahyaningsih. Pertumbuhan perkembangan anak dan remaja. Jakarta: TIM, 2011 38 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2009

Ruang Layanan Anak di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah

(45)

I-24

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR H0 = Tidak ada perbedaan kualitas ruang layanan anak pada Dinas

Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur

H1 = Terdapat perbedaan kualitas ruang layanan anak pada Dinas

Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur

I.6.2 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) ini merupakan variabel yang diindikasikan mempengaruhi variabel terikat (Y), sedangkan variabel terikat adalah variabel yang tinggi rendahnya nilai tergantung pada variabel bebas. Variabel bebas yang diteliti adalah empat dimensi kualitas ruang, meliputi: dimensi, wujud, permukaan, pempembukaan. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas ruang layanan anak di perpustakaan.

I.7 Variabel Penelitian I.7.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah definisi akademik atau mengandung pengertian yang universal untuk suatu kata atau kelompok kata. Definisi ini biasanya bersifat abstrak dan formal.39

Sesuai dengan judul penelitian yaitu Kualitas Ruang Layanan Ruang Anak Pada Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Dan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur (Studi Perbandingan dengan Variabel: Dimensi Wujud, Permukaan, dan Bukaan) maka, definisi konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dimensi Kualitas Ruang

Lingkungan fisik pada ruang sangatlah penting kehadirannya dalam menentukan kualitas ruang. Kualitas sebuah ruang dipengaruhi empat bagian besar yang meliputi dimensi (proporsi dan skala), wujud

39Herlina, Amalia. 2010.

Persepsi Staf Perpustakaan Terhadap Perubahan Skripsi. Skripsi dari

(46)

I-25

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR (konfigurasi dan bentuk), permukaan (warna, tekstur dan pola),

pembukaan (tingkat ketertutupan, pencahayaan, dan pemandangan) Dari keempat bagian besar ini saling terintegrasi antara yang satu dengan yang lainnya, keempat bagian besar ini dapat di definisikan secara konseptual sebagai berikut:

a. Dimensi

Dimensi merupakan ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas, dan sebagainya) Didalamnya Termasuk juga proporsi dan skala. Proporsi lebih menekankan pada hubungan yang sebenarnya atau yang harmonis dari satu bagian dengan bagian yang lain atau secara menyeluruh. Skala menyinggung pada ukuran sesuatu dibandingkan antara bangunan dan manusia di dalamnya.

b. Wujud (bentuk dan konfigurasi)

Wujud merupakan rupa dan bentuk yang dapat diraba secara nyata. Bentuk sendiri adalah penjabaran geometris dari bagian bidang yang ditempati oleh objek tersebut. Suatu pembentukan susunan, settingan atau proses pembuatan wujud disebut konfigurasi. Bentuk-bentuk yang terjadi dari konfigurasi tersebut akan dapat memberikan pengaruh baik secara fisik maupun secara psikologis kepada pengamat dan pengguna ruang.

c. Permukaan (warna, tekstur, dan pola)

Permukaan adalah bidang rata di atas suatu ruang. Warna, tekstur dan pola pada permukaan-permukaan bidang pembentuk ruang (lantai, dinding dan langit-langit) akan memberikan kesan lebih bersifat psikologis tertentu pada ruang yang bersangkutan.

(47)

I-26

SKRIPSI PERBANDINGAN KUALITAS RUANG ... FAHMI AKBAR cahaya dalam ruangan pada dasarnya ada dua macam yaitu : a.

Cahaya alam. b.Cahaya buatan. 2. Layanan Anak

layanan anak adalah suatu kegiatan melayani untuk pengunjung anak-anak sampai usia 12 tahun dan ruang layanan anak-anak adalah ruangan yang khusus untuk anak-anak dan letaknya dipisahkan dari ruangan untuk usia yang lebih dewasa. Layanan seperti ini biasanya diselenggarakan oleh perpustakaan umum. Salah satu layanan yang diselenggarakan oleh perpustakaan umum adalah layanan anak atau juga dikenal dengan seksi anak-anak.

I.7.2 Definisi Operasional

Definisi operasional menyatakan suatu konsep yang diukur dalam penelitian dimensi kualitas ruang layanan anak di Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur untuk menjelaskan mengenai pengukuran suatu variabel maka diperlukan definisi secara operasional, antara lain:

1. Pengukuran Dimensi Kualitas Ruang Layanan Anak di Perpustakaan, terdiri dari:

a. Dimensi (Proporsi dan skala) 1) Panjang, lebar dan tinggi ruang 2) Luas ruangan

3) Keseimbangan satu bagian dengan bagian yang lain 4) Perbandingan volume ruangan dengan jumlah pengunjung b. Wujud (konfigurasi dan bentuk)

1) Bentuk ruangan 2) Penataan ruang 3) Tata letak perabot

4) Pengaruh psikologis pengguna terhadap bentuk-bentuk yang terjadi

c. Permukaan (Warna, tekstur, dan pola)

Gambar

Tabel I.1 Statistik Pengunjung Ruang Layanan Anak di Dinas
Gambar II.1. Gedung Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah
Gambar II.2 Gedung Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur
Tabel II.2 Jam Layanan Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur
+7

Referensi

Dokumen terkait