• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DALAM AL-QUR’AN SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DALAM AL-QUR’AN SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP

PENDIDIKAN ANAK DALAM AL-

QUR’AN

SKRIPSI

Disusun guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh :

PURNAMASARI

NIM : 11412022

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

ىفِ فِا مَووِّ مَ كُبَ ىكُا مَ مَبَ مَ مَ ىفِ مَ وْ فِ وْو ى مَ مَ ىكُ مَو كُ ىدٍو كُووْ مَ ىلُّ كُ

ىفِ فِا مَ وِّ مَكُ ىوْ مَ ىفِ فِا مَ وِّ مَ كُبَ ىوْ مَ

“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka

hanya kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya

seorang yahudi atau seorang nasrani atau seorang majusi”.

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak (Sarozi) dan Ibu (Zuhriyah) tercinta, yang senantiasa mencurahkan

kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk anak-anaknya.

Semoga Bapak Ibu Sehat dan slalu dalam lindungan-Nya

2. Bapak (Rosid Partono) dan Ibu (Subiyati) mertua, yang senantiasa

mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk

anak-anaknya. Semoga Bapak Ibu Sehat dan slalu dalam lindungan-Nya

3. Suami (Ristani) tercinta, yang selalu membantu tanpa kenal lelah dan selalu

memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Anak Tercinta (Alya Nadhifah Zahra Annafisah), semoga selalu semangat dan

tidak putus asa dalam menuntut ilmu dan berguna bagi nusa bangsa.

5. Kakak (Suryadi dan Mutik)Adek (Ripin,Indah,Dian,Abdul,Aji,Yoga) yang

selalu memberikan motivasi serta kasih sayangnya baik suka maupun duka.

Semoga menjadi anak yang selalu bisa membangakan orang tuanya dan kelak

bisa menjadi imam yang baik.

6. Keluarga besar MTs.Tarqiyatul Himmah yang selalu memberikan motivasi

7. Teman-teman Ekstensi angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu

(7)

KATA PENGANTAR









Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah

memberikan rahmat, taufik, nikmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikanskripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa terlimpah curahkan

kepada beliau Baginda Nabi Agung Muhammad SAW beserta para keluarga,

sahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah dijalan-Nya. Yang telah

menunjukkan kepada kita agama yang hak dan menuntun kita dari zakam

kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa ada

bantuan, dorongan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait.

Namun kebahagiaan yang tiada taranya tidak dapat disembunyikan setelah

penulisan skripsi ini selesai. Oleh karena itu tak lupa peneliti ucapkan banyak

terimakasih setulus-tulusnya atas terselesaikanya skripsi ini kepada:

1. Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga;

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga;

3. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta

stafnya yang telah membantu penulis selama menjalani kuliah dan ketika

(8)

4. M.Gufron, M.Ag. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan

memberikan bimbingan serta meluangkan waktu dan perhatian dalam

penulisan skripsi ini;

5. Bapak ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan

pengalaman dengan penuh kesungguhan dan kesabaran, serta bagian

akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada

peneliti; dan

6. Semua pihak yang telah membantu demi lancarnya skripsi ini baik secara

langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Hanya rasa syukur yang dapat peneliti haturkan kepada Allah Saw yang

telah memberikan anugrah-Nya dalam penyusunan skripsi ini, dengan demikian

akhirnya peneliti mengucapkan banyak terimaksih dan tentunya dalam penulisan

atau penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan.Maka peneliti

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini

dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti umumnya bagi pembaca yang

dermawan, serta bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.

Salatiga,10 Maret 2016

(9)

ABSTRAK

Purnamasari. 2016. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak

Dalam Al-Qur’an. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Tarbiyah. Program Strata

I Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2016. Pembimbing: M.Gufron, M. Ag

Kata kunci: Tanggung Jawab Orang Tua

Tanggung jawab orang tua terhadap anak tidaklah kecil. Secara umum inti tanggung jawab itu adalah penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak dalam keluarga agar terbentuk pribadi yang qur‟ani atau berakhlakul karimah. Tanggung jawab itu terletak di atas pundak para orang tua sehingga anak-anak terhindar dari kerugian, keburukan, dan api neraka yang senantiasa menantikan manusia yang jauh dari Allah SWT

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak dalam Al-Qur‟an. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1. Bagaimana tanggung jawab orang tua tehadap pendidikan anak berdasarkan Al-Qur‟an. 2 Bagaimana implementasi tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak dalam Al-Qur‟an. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kajian ini menggunakan penelitian

library research. Sumber data dalam penelitian ini yaitu diperoleh dengan

membaca, mencatat dari buku-buku yang relevan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode content analysis

dalam menguraikan makna yang terkandung dalam redaksi al-Qur‟an, setelah itu dari hasil interpretasi tersebut dilakukan analisa secara mendalam dan seksama guna menjawab dari rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis.

(10)

Daftar Isi

Halaman Judul ... i

Halaman Nota Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Deklarasi ... iv

Motto ... v

Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Daftar Isi ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 8

E. Metode Penelitian ... 9

F. Penegasan Istilah ... 10

G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 12

(11)

BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH AYAT

A. Asbabun Nuzul... 25

B. Munasabah ayat ... 32

BAB IV TANGGUNG JAWAB ORANG TU TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DALAM Al-QUR’AN SURAH AT TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak 1. Pendidikan anak dalam surah At-Tahrim ayat 6 ... 38

2. Pendidikan anak dalam surah Al-Isro‟ ayat 32 ... 39

3. Pendidikan anak dalam surah Thahaa ayat 132 ... 40

4. Pendidikan anak dalam surah luqman ayat 13-15 …... 41

B. IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK 1. Peran penting keluarga dalam menjaga dan memelihara anak agar terhindar dari api neraka ... 42

2. Metode Pendidikana Anak ... 48

3. Materi pendidikan anak ... 72

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………...……….. 83

B. Saran-saran ………...……….……… 84

Daftar Pustaka

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pandangan islam anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara serta menyampaikan amanat itu kepada yang berhak menerima. Karena manusia adalah milik Allah SWT, mereka harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada Allah SWT. (Thoha,1996:103). Anak adalah anggota keluarga, dimana orang tua adalah pemimpin keluarga, sebagai penanggung jawab atas keselamatan warganya di dunia dan khususnya diakhirat (Ahmadi, Uhbiyati, 1991: 177).

Setiap orang tua pastinya menginginkan anaknya menjadi anak yang sholeh, taat beribadah dan mempunyai akhlak yang terpuji. Untuk mewujudkan hal itu tidaklah mudah. Keluarga sebagai pendidik utama mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak. Menurut

K.H.Dewantara kata “Keluarga” secara etimologi sebagai berikut:

“Bagi bangsa kita perkataan”Keluarga” tadi kita kenal sebagai

rangkaian perkataan-perkataan “kawula” dan “warga”. Sebagai kita ketahui,

maka “kawula” itu tidak lain artinya dari pada “abdi” yakni “hamba” sedangkan “warga” berarti anggota. Sebagai “abdi” di dalam “keluarga”

wajiblah seseorang disitu menyerahkan segala kepentingan-kepentingan

kepada keluarganya. Sebaliknya sebagai “warga” atau “anggota” ia berhak sepenuhnya pula untuk ikut mengurus segala kepentingan di dalam keluarganya tadi” (Ahmadi, Uhbiyati, 1991: 177).

(13)

berkenalan dengan nilai dan moral. Peranan tersebut seharusnya dapat memberikan pendidikan yang lebih baik pada anak. Intelek anak berhubungan dengan kesehatan jasmaninya. Kesehatan jasmaninya sangat dipengaruhi oleh emosi-emosinya. Sedangkan emosi-emosinya dipengaruhi oleh keberhasilan anak di sekolah, kesehatan jasmaninya dan kapasitasnya mentalnya. Pertumbuhan anak baik fisik, intelektual maupun sosial sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya, latar belakang pribadinya dan aktivitas sehari-hari (Islamuddin,2012;34).

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Setiap anak manusia dilahirkan di dunia dalam kondisi yang lemah. Ia tidak akan dapat berbuat banyak, tanpa adanya pertolongan orang lain, terutama orang tua. Dibalik kelemahannnya itu ia memiliki potensi baik yang bersifat jasmani maupun rohaniah. Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati, karena itu pendidikan anak menjadi tanggung jawab orang tua. Adapun fungsi keluarga seperti yang dikutip dalam buku Landasan Pendidikan oleh M.Jumali dkk adalah sebagai berikut:

Pertama pengalaman pertama masa kanak-kanak, lembaga pendidikan

(14)

sangat penting dalam pribadi anak. Hubungan emosional yang kurang dan berlebihan akan banyak merugikan anak.

Ketiga menanamkan dasar pendidikan moral, dalam keluarga tertanam

dasar-dasar moral dimana pendidikan moral ini terutama tidak diberikan dengan penerangan atau ceramah, tetapi melalui contoh-contoh kongkrit dalam perbuatan hidup sehari-sehari. Keempat membentuk dasar pendidikan sosial, kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong menolong secara kekeluargaan, misalnya menolong tetangga yang sakit, bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian, kesemuanya memupuk berkembangnya benih-benih kesadaran sosial. Kelima dasar pendidikan agama, keluarga merupakan lembaga yang memang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan agama. Kebiasaan orang membawa anaknya ke masjid merupakan langkah yang bijaksana dari keluarga dalam upaya pembentukan anak sebagai makhluk religius.

Orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan anaknya. Orang tua menjadi pendidik terhadap anak-anaknya. Fungsinya ialah melindungi, mangasuh, mangasah dan mengasihi. Pelaksanaan pendidikan anak dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama yang sangat penting bagi perkembangan anak selanjutnya. Baik dan buruknya kepribadian anak tergantung pada pendidikan serta lingkungan yang mempengaruhinya.

(15)

anaknya dengan baik mulai sejak anak lahir. Pendidikan anak merupakan tanggung jawab penuh dari kedua orangtua, bukan yang lain. Tanggung jawab bukan sebatas memilihkan sekolah atau membiaya sekolah dan segala keperluanya. Lebih dari itu, tanggung jawab orangtua diwujudkan dalam keterlibatan langsung orangtua dalam pendidikan (kehidupan) anak-anaknya.

Pendidikan merupakan upaya manusia yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, karena menyangkut masa depan anak, masa depan masyarakat dan masa depan umat manusia, sepenuhnya ada di tangan pendidik. Menurut M.J. Langkeveld pendidikan adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju pada kedewasaan dan mandiri (Jumali dkk,2007; 20). Secara sederhana dan umum pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Indar,1994;16).

(16)

khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah

kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”.

Secara umum inti tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak dalam keluarga. Agar anak menjadi generasi yang berintelektual dan berakhlak yang mulia dan terhindari dari hal-hal yang buruk yang dapat menyebabkan anak terjerumus kedalam api neraka maka sebagai orang tua harus membekali anak dengan pendidikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an surah At-Tahrim ayat 6 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(

(17)

Ayat tersebut secara jelas Allah SWT berfirman,”Hai orang-orang

yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” yaitu

kamu perintahkan dirimu dan keluarganya yang terdiri dari istri, anak, saudara, kerabat, sahaya wanita dan sahaya laki-laki untuk taat kepada Allah. Dan kamu larang beserta semua orang yang berada di bawah tanggung jawabmu untuk tidak melakukan kemaksiatan kepada Allah. Kamu ajari dan didik mereka dengan perintah Allah. Kamu perintahkan mereka untuk melaksanakannya dan kamu bantu mereka dalam merealisasikannya (Abdullah, 2000: 751).

Menjaga diri artinya setiap orang yang beriman harus dapat melakukan selft education, dan melakukan pendidikan terhadap anggota keluarganya untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak berlangsung terus sampai akhir hayat. Orang tua sebagai bagian terpenting dalam kehidupan keluarga mempunyai tanggung jawab besar dalam pendidikan anak-anaknya, terutama dalam membentuk sikap, perilaku dan kepribadian. Karena secara langsung atau tidak, seorang anak akan menyerap norma-norma dari orang tua. Pendidikan di lingkungan keluarga memegang peranan yang cukup besar bagi perkembangan seorang anak. Seperti diketahui, bahwa sebelum ia memasuki lingkungan pergaulan yang lebih luas, anak akan tumbuh di tengah-tengah keluarga.

(18)

harus memperhatikan terhadap pendidikan anak-anaknya, agar anak-anaknya tidak salah langkah dalam menjalani kehidupan dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negatif seperti tawuran antar pelajar, pencurian, narkoba, kekerasan yang dilakukan anak terhadap orang tua dan lain-lain.

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat penelitian ini menjadi sebuah skripsi yang

berjudul TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP

PENDIDIKAN ANAK DALAM Al-QUR’AN.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya yaitu :

1. Bagaimana tanggung jawab orang tua tehadap pendidikan anak dalam

Al-Qur‟an (surah At-Tahrim ayat 6, surat Al-Isra‟ ayat 32, surat Thahaa 132,

dan surah Luqman ayat 13-15) !

2. Bagaimana implementasi tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak dalam Al-Qur‟an (surah At-Tahrim ayat 6, surat Al-Isra‟ ayat 32, surat Thahaa 132, dan surah Luqman ayat 13-15) !

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tanggung jawab orang tua terhadap anak dalam

Al-Qur‟an (surah At-Tahrim ayat 6, surat Al-Isra‟ ayat 32, surat Thahaa 132,

(19)

2. Untuk mengetahui implementasi tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak dalam Al-Qur‟an (surah At-Tahrim ayat 6, surat Al-Isra‟ ayat 32, surat Thahaa 132, dan surah Luqman ayat 13-15).

D. Kegunaan Penelitian

Dari hasil kajian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik dalam bidang teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis hasil dari kajian ini dapat bermanfaat untuk mengembangan khazanah keilmuan dalam pendidikan, dan sebagai bahan masukan dan tambahan di perpustakaan IAIN SALATIGA serta dapat menjadi masukan bagi khalayak umum lainnya.

2. Secara Praktis a. Bagi Penulis

Menambah wawasan penulis mengenai tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak

b. Bagi Ilmu Pengetahuan

1) Menambah khazanah keilmuan tentang tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak yang terdapat dalam Al-Qur‟an

(20)

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Riset Kepustakaan atau sering disebut studi pustaka. Mestika Zed (2004: 3) mengartikan Riset Kepustakaan atau studi pustaka ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Sumber Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukur atau alat pengambil data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 1998:91). Dalam hal ini sumber primernya adalah tanggung jawab orang tua dalam Al-Qur‟an (surah At-Tahrim ayat 6, surat Al-Isra‟ ayat 32, surat Thahaa 132, dan surah Luqman ayat 13-15).

b. Sumber Data Sekunder

Yaitu sumber data yang berhubungan dan berkaitan serta melengkapi sumber-sumber data primer dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi sumber data sekunder diantaranya adalah buku Psikologi Pendidikan karya Muhibbin Syah, Ilmu Budaya

(21)

Thoha, Metode Penelitian karya Saifudin Azwar, Psikologi

Pendidikan Karya Haryu Islamuddin, Filsafat Pendidikan karya

Suparlan Suhartono, dan buku-buku relevan lainnya. 3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah tehnik pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat, dari berbagai sumber primer yaitu tanggung jawab orang tua dalam Al-Qur‟an dan pendapat para tokoh terkait masalah tersebut.

4. Tehnik Analisis Data

Analisis non-statistik sesuai untuk data deskriptif atau data textular. Data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya, dan karena itu analisis macam ini juga disebut analisis isi (content analysis) (Sumadi Suryabrata, 1995:85). Disini peneliti menggunakan metode content

analysis dalam menguraikan makna yang terkandung dalam redaksi

al-Qur‟an, setelah itu dari hasil interpretasi tersebut dilakukan analisa secara

mendalam dan seksama guna menjawab dari rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis.

F. Penegasan Istilah

(22)

1. Tanggung jawab orang tua

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja (Nugroho,dkk,1996:153). Pengertian Tangggung jawab menurut kamus bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu (KBI,2003:1139). Orang Tua ayah ibu kandung. Jadi, yang dimaksud dengan tanggung jawab orang tua adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh bapak ibu sebagai pemimpin keluarga dalam melaksanakan tugas-tugasnya, ditekankan dalam hal mendidik anak-anaknya.

2. Pendidikan Anak

Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin,1995;10). Sedangkan Anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah SWT kepada orang tuanya.

Jadi pendidikan anak adalah usaha atau cara tertentu yang dilakukakan orang tua agar anaknya mendapat pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Dalam konteks Penelitian ini adalah menggunakan perspektif

Al-Qur‟an sebagaimana termuat dalam surah At-Tahrim ayat 6, surat Al-Isra‟

(23)

G. Sistematika Penulisan

Untuk mengarahkan pembahasan menjadi sistematis, maka hasil penelitian dilaporkan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pertama merupakan gambaran awal dari keseluruhan masalah yang dikaji. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, sistematika penulisan

BAB II : KOMPILASI AYAT-AYAT

Bab ini berisi tentang kompilasi ayat yang berhubungan dengan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak dalam Al-Qur‟an

BAB III : ASABABUN NUZUL DAN MUNASABAH AYAT Pembahasan bab ini meliputi Asababun Nuzul dan munasabah ayat tentang tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak dalam Al-Qur‟an

BAB IV : TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP

PENDIDIKAN ANAK DALAM AL-QUR‟AN

(24)

Al-Isro‟ ayat 32, pendidikan anak dalam surah thahaa ayat

132, pendidikan anak dalam surat luqman ayat 13-15, Kedua implementasi tanggung jawab orang tua terhadap anak dalam Al-Qur‟an, meliputi : peran penting keluarga dalam menjaga dan memelihara anak agar terhindar dari api neraka, motode pendidikan anak dan materi pendidikan anak.

(25)

BAB II

KOMPILASI AYAT-AYAT

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

A. Kompilasi Ayat Al-Qur’an Yang Berhubungan Dengan Tanggung Jawab

Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak

Al-Qur‟an adalah firman Allah SWT yang wahyukan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat jibril. Al-Qur‟an diciptakan oleh Allah SWT sebagai penyempurna kitab-kitab terdahulu dan sebagai petunjuk serta pembeda antara yang baik dan yang buruk. Al-Qur‟an juga menjelaskan tentang aqidah, akhlak, muamalah, dan lain-lain. Salah satunya yaitu tentang tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak.

Ada beberapa ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang pendidikan anak di dalamnya, berikut kompilasi ayat-ayat menjelaskan tentang pendidikan anak menjadi pokok pembahasan dari peneliti, yaitu sebagai berikut :

1. Tanggunga jawab orang tua terhadap anak untuk menjaga diri dari api neraka. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah At-Tahrim ayat 6

(26)

Dalam ayat diatas menjelaskan kepada orang yang beriman untuk memelihara diri dari sisksa api neraka, yaitu dengan meneladani Nabi Muhammad SAW, dan juga memelihara keluarga yang terdiri dari istri, anak, dan seluruh yang berada dibawah tanggung jawab dengan cara membimbing dan mendidik mereka. Dalam ayat ini menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah atau keluarga. Pendidikan di lingkungan keluarga memegang peranan yang cukup besar bagi perkembangan seorang anak. Seperti diketahui, bahwa sebelum ia memasuki lingkungan pergaulan yang lebih luas, anak akan tumbuh di tengah-tengah keluarga.

2. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak tentang larangan zina. Firman Allah dalam Surah Al-Isra‟ ayat 32

Ayat tersebut secara eksplisit menjelaskan tentang pentingnya pendidikan pada anak dalam hal pergaulan bebas yang dapat menjerumus kepada perzinaan. Meskipun ayat tersebut melarang mendekati zina, namum tidak berarti bahwa yang dilarang itu mendekati tetapi bukan zina. Namum sesungguhnya ayat tersebut mengajarkan mendekatinya saja tidak boleh apalagi melakukan.

(27)

3. Tanggung jawab orang tua tentang pentingnya pendidikan shalat dalam keluarga. Allah SWT berfirman dalam surah thaahaa ayat 132

Artinya:” Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”.

Ayat ini berisi perintah untuk mendirikan shalat dengan sabar sebagai sarana menuju ketaqwaan. Melalui sarana taqwa ini setiap muslim mendapat jaminan Allah berupa jalan keluar dari berbagai kesulitan dan pintu bagi datangnya rizqi dari jalan yang tiada di sangka-sangka. Perintah kepada keluarga untuk melaksanakan shalat adalah dalam rangka membentengi mereka dari penyebab masuknya ke dalam neraka, sebab meninggalkan shalat adalah satu sebab seseorang dimasukkan ke dalam neraka.

(28)

4. Tanggung jawab orang tua tentang pentingnya pendidikan membaca

Al-Qur‟an. Firman Allah SWT dalam surah Thaahaa ayat 114



Artinya:” Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

Al-Quran adalah sumber utama dalam hukum Islam. Salah satu yang wajib diajarakan kepada anak adalah segala hal tentang Al-Qur‟an, karena Al-Qur‟an merupakan pedoman hidup manusia. Mengajarkan

Al-Qur‟an kepada anak-anak merupakan untuk dekat dengan pedoman

hidupnya dan selalu dekat dengan Allah. Dari ayat di atas, menunjukkan tentang cara seseorang mempelajari ilmu pengetahuan termasuk ilmu agama, yaitu dengan cara sabar (tidak tergesa-gesa. Ayat ini juga menjelaskan kepada kita dalam proses menyerap atau menerima ilmu sebaiknya yang kita utamakan adalah pemahaman terhadap ilmu yang diterima, sehingga jangan sampai kita berpindah-pindah dari satu bab ke bab yang yang lain sebelum benar-benar paham.

(29)

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)

kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah

mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

(30)

larangan-Nya, panggilan Luqman kepada anaknya dengan “anakku sayang” mengisyaratkan bahwa mendidik hendaknya didasari oleh rasa kasih sayang terhadap peserta didik, meninggalkan yang buruk, yang puncaknya adalah syirik, lebih utama daripada mengamalkan yang baik, pentingnya air susu ibu (ASI) bagi anak, maka penyususan yang sempurna adalah dua tahun sejak kelahiran anak, salah satu hikmah yang tersebar adalah syukur, yakni memfungsikan anugerah yang diterima sesuai dengan tujuan penganugerahannya, tidak dibenarkan mematuhi siapapun, walau ibu bapak, dalam hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama, dan wajib menghormati kedua orang tua kendati mereka non-muslim.

6. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak tentang meutup aurat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Ahzab ayat 59

Artinya :” Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

(31)

kehidupan umum akan mendatangkan kebaikan bagi semua pihak. Dengan tubuh yang tertutup jilbab, kehadiran wanita jelas tidak akan membangkitkan birahi lawan jenisnya. Sebab, naluri seksual tidak akan muncul dan menuntut pemenuhan jika tidak ada stimulus yang merangsangnya. Dengan demikian, kewajiban berjilbab telah menutup salah satu celah yang dapat mengantarkan manusia terjerumus ke dalam perzinaan; sebuah perbuatan menjijikkan yang amat dilarang oleh Islam. 7. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak tentang menjaga

(32)

Artinya :” 30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".

31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan

hendaklah mereka menutupkan kain kudung

kedadanya, dan janganlah Menampakkan

perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti

tentang aurat wanita. dan janganlah mereka

memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Ayat ini merupakan perintah Allah SWT kepada wanita muslim yang beriman supaya kehormatan diri, dengan cara menjaga pandangan, kemaluan serta menutup auratnya. Islam melarang lelaki dan wanita yang bukan mahram berpandangan antara satu sama lain justru dibimbangi mendatangkan fitnah yang boleh mendorong kepada gejala kerosakan akhlaq yang lebih besar seperti penzinaan

(33)

Artinya :” Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(34)

(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Ayat diatas menjelaskan bahwa khamar, berjudi, berkorban untuk berhala-berhala, mengundi nasib dengan panah termasuk perbuatan setan yang rijs yakni sesuatu yang kotor dan buruk yang tidak patut dilakukan oleh manusia yang beriman kepada Allah, yang oleh karenanya Allah menyuruh manusia untuk menjauhinya agar mendapat keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat.

(35)

Adapun judi amat besar bahayanya bagi peribadi dan masayrakat. Judi dapat merusak kepribadian dan moral seseorang, kerena seorang pejudi selalu berangan-angan akan mendapat keuntungan besar tanpa bekerja dan berusaha, menghabiskan umurnya dimeja judi tanpa menhiraukan kesehatannya, keperluan hidupnya dan hidup keluarganya yang menyebabkan rumah tangga hancur.

(36)

BAB III

ASABABUN NUZUL DAN MUNASABAH AYAT

A. Asbabun Nuzul

Pengertian Asbabun Nuzul adalah:

ىفِ فِ وْ كُ كُ ىمَ مَ مَ ىفِ فِ مَ فِفِ ةً مَ وْبَ فِ كُ وْ مَ ىكُ وْ مَ ىةً مَ وْ فِكُ وْ مَ ىكُ مَوىةً مَ وِّ مَ مَ كُ ىفِ فِ مَ مَ فِ ىكُ مَ مَوْا فِ مَ ىكُ مَ مَا فِ مَوفِ كُامَ

“Semua yang disebabkan olehnya diturunkan suatu ayat atau beberapa ayat

yang mengandung sebabnya, memberi jawaban terhadap sebabnya, atau menerangkan hukumnya, pada saat terjadi peristiwa itu”.(Zuhdi,1997:36).

Asbabun nuzul tentang ayat-ayat yang berhubungan dengan pendidikan anak adalah

1. Surah At-Tahrim ayat 6

Dalam tafsir Ibnu Katsir sebab turunnya surah At-Tahrim ayat 6 adalah Allah memerintahkan agar supaya kita memelihara diri dan

keluarga dari api neraka, sebagaimana bunyi ayat







“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka”, yaitu

kamu perintahkan dirimu dan keluarga yang terdiri dari istri, anak, saudara, kerabat, sahaya wanita dan sahaya laki – laki untuk taat kepada Allah SWT. Setelah ayat perintah untuk memelihara diri dan keluarga dari api neraka turun, bertanyalah Sayyidina Umar Bin Khathab kepada

(37)

bagaimana pula caranya kita memelihara ahli kita dari neraka”. Rasulullah

SAW Menjawab:

ىكُا مَ مَ مَ ى مَفِ ىوْ ةً ةًبَاوْ رٌ كُ ىوْ مَ ىكُا ىكُ كُ ى مَ مَبَاى مَّ مَ ىوْ كُ مَبَاوْ مَ وْبَ مَبَ

Artinya:”Kamu laranglah mereka dari segala perbuatan yang dilarang

Allah dan kamu suruhlah mereka mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah”. (Hamka, 311-312)

Firman-Nya lebih lanjut









"

yang bahan

adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya”

(Al-Quran Terjemah: 2007 :329).

Dan Firman Allah SWT selanjutnya



“penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar,yang keras, ” yaitu tabiatnya

kasar . Allah telah mencabut dari hati mereka rasah kasih sayang terhadap

orang-orang kafir. 



“yang keras”, yaitu susunan tubuh mereka sangat

(38)

hitam dan taring-taring mereka menakutkan. Tidak tersimpan

masing-Artinya:” Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

(39)

3. Surah luqman ayat 13-15 waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)

kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah

mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Surah luqman ayat 13 Abdullah mengatakan ayat ini diturunkan berkenaan dengan nasihat Rasulullah kepada para sahabat, para sahabat keberatan. Mereka menghadap Rasulullah dan bertanya. “wahai Rasul,

siapa diantara kami yang dapat membersikan keimanan dari kedzaliman?”

“apa kalian telah mendengar wasiat lukman kepada anaknya. „Anakku,

(40)

sangat besar. Kemudian dia mengiringi wasiat beribadah kepada Allah dengan berbakti kepada kedua orang tua (Abdullah,2000;401)

Sa‟ad bin malik berkata ketika diturunkan nya ayat ini

)

ketika aku telah masuk Islam, ibu ku berkata kepada ku “Hai Sa‟ad apa

yang terjadi padamu yang aku lihat ini? Engkau akan tinggalkan agamamu ini atau aku tidak akan makan minum sampai aku mati. Maka karena aku

engkau akan dipanggil “hai pembunuh ibunya”. Lalu aku berkata “jangan

engkau lakukan hai ibu! Karena aku tidak akan meninggalkan agamaku karena apapun! Maka dia malakukannya satu hari satu malam tidak makan, dia telah bersungguh-sungguh melakukan itu. Lalu dia pun melakukan pula satu hari satu m alam tidak makan. diapun berusaha untuk melalukan itu, lalu diapun melakukan lagi satu hari satu malam untu tidak makan, dia sangat bersunguh-sungguh melakukan itu. Setelah aku

menyaksikan ibu ku seperti itu, lalu aku berkata kepadanya “Wahai, ibu ku

harapa engkau ketahui! Demi Allah kalau seandainya engkau itu mempunyai seratus jiwa dan jiwa itu satu persatu meninggalkanmu, agar aku meninggalkan agamaku, demi Allah aku tidak akan meninggalkan agamaku karena apapun yang terjadi, maka makanlah kalau mau engkau

Artinya :” Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

(41)

merasuk jalan-jalan madinah. Lalu mereka mencari wanita-wanita. Dahulu rumah-rumah penduduk Madinah sangat sempit. Jika malam tiba, wanita itu keluar ke jalan-jalan untuk menunaikan hajat mereka. Lalu orang-orang fasik itu mencari mereka. Jika mereka melihat wanita-wanita berjilbab mereka berkata “ini adalah budak wanita” mereka menggodanya. Mujtahid

berkata”mereka berjilbab sehingga mereka dikenal sebagai wanita

merdeka maka orang fasik tidak akan mengganggu dan menggoda mereka, maka Allah SWT menurunkan ayat tersebut. (Abdullah,2000;537)

5. Surah Al-Mujaadilah ayat 11

Artinya:”Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Qatadah mengatakan ayat ini turun berkenaan dengan majelis-majelis dzikir, yaitu jika melihat salah seorang dating diantara mereka, maka mereka tidak memberikan peluang untuk duduk didekat Rasullullah SAW, maka Allah SWT menyuruh mereka memberikan kelapangan sesama mereka ( 89).

6. Surah Al-Maidah ayat 90-91

(42)

Artinya:” 90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Ibnu Abbas telah berkata: “sesungguhnya ayat pengharaman

khamr itu diturunkan berkenaan dengan peristiwa yang menimpa dua kabilah dari kalangan kaum Anshar yang gemar minum khamr. Pada suatu hari mereka minum-minum khamr hingga mabuk, sewaktu keadaan mabuk mulai menguasai mereka, sebagian dari mereka mempermainkan sebagian lainnya. Dan tatkala mereka sadar dari mabuknya, seseorang diantara mereka melihat bekas-bekasnya pada wajah, kepala, dan janggutnya. Lalu

ia mengatakan: “Hal itu tentu dilakukan oleh si Fulan saudaraku‟. Mereka

adalah bersaudara, di dalam hati mereka tidak ada rasa dengki atau permusuhan antara sesamanya. Selanjutnya laki-laki tadi berkata: „Demi Allah, andai kata si Fulan itu menaru belas kasihan dan sayang kepadaku,

niscaya ia tidak akan melakukan hal ini terhadap diriku‟. Akhirnya setelah

(43)

B.Munasabah Ayat

Ilmu munasabah ialah yang menerangkan korelasi atau hubungan antara suatu ayat dengan ayat lain, baik baik yang ada di belakangnya atau ayat yang ada di mukanya. Didalam Al-Qur‟an banyak ayat-ayat yang menyebutkan tentang pedidikan kepada anak. Dalam penelitian ini hanya menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟an surah surah At-Tahrim ayat 6, surat

Al-Isra‟ ayat 32, surat Thahaa 132, dan surah Luqman ayat 13-15 pemilihan

ayat-ayat ini untuk memudahkan dalam menganalisis 1. Surah At-Tahrim ayat 6

Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Ayat diatas memerintahkan untuk memelihara diri dan keluarga dari siksaan api neraka. Keluarga yang dimaksud didini adalah istri, anak, kerabat, sahaya laki-laki, sahaya wanita. Dengan cara taat kepada Allah SWT dan mencega mereka durhaka kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan segala perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya.

(44)

pertanggungjawabannya. Ketika ayat ke 6 ini turun, Umar berkata:

“Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana

menjaga keluarga kami?” Rasulullah SAW. menjawab: “Larang mereka

mengerjakan apa yang kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan apa yang Allah memerintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah caranya meluputkan mereka dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat, mereka dikuasakan mengadakan penyiksaan di dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepadanya.

Maka jelas bahwa tugas manusia tidak hanya menjaga dirinya sendiri, namun juga keluarganya dari siksa neraka. Untuk dapat melaksanakan taat kepada Allah SWT, tentunya harus dengan menjalankan segala perintahNya, serta menjauhi segala laranganNya. Dan

itu semua tak akan bisa terjadi tanpa adanya pendidikan syari‟at. Maka

(45)

Artinya:” Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan

akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”.

Setelah ayat yang lalu memerintahkan untuk memelihara diri dan keluarga dari siksa api neraka. Ayat ini berisi perintah untuk mendirikan shalat dengan sabar sebagai sarana menuju ketaqwaan. Melalui sarana taqwa ini setiap muslim mendapat jaminan Allah berupa jalan keluar dari berbagai kesulitan dan pintu bagi datangnya rizqi dari jalan yang tiada di sangka-sangka.

3. Surah Luqman ayat 13-15 waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)

kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah

(46)

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Setelah ayat yang lalu memerintahkan mendirikan shalat dengan sabar pada surah luqman ayat 13-15 berisi tentang pendidikan yang harus diberikan kepada anak, yaitu Menanamkan keimanan kepada anak sejak dini untuk selalu iman kepada Allah, dan melarang untuk menyekutukan-Nya, mendidik hendaknya didasari oleh rasa kasih sayang terhadap peserta didik, meninggalkan yang buruk, pentingnya air susu ibu (ASI)

Artinya :” Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah

adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

(47)

5. Surah Al-Maidah ayat 90-91 (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Setelah Allah memerintahkan untuk menjga kehormatan dengan menutup aurat atau jilbab. Pada ayat diatas Allah melarang manusia meminum khamar, berjudi, menyembah berhala karena itu semua termasuk perbuatan-perbuatan syaitan dan dapat menimbulkan kebencian dan permusuhan sesame muslim.

6. Surah Al-Mujaddilah ayat 11

(48)

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(49)

BAB IV

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP

PENDIDIKAN ANAK DALAM AL-QUR’AN

A. Analisis Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak

Pada bagian ini penulis akan memberikan analisis tentang pendidikan anak yang menjadi tanggung jawab orang tua yang terdapat dalam Al-Qur‟an (Surah At-Tahrim ayat 6, Surah Isro‟ ayat 32, Surah Thahaa ayat 132, Surah Luqman ayat 13-15)

1. Pendidikan anak dalam Surah At-Tahrim ayat 6

Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Ayat diatas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan

harus bermula dirumah. Ini berarti kedua orang tua bertanggung jawab terhadap

anak-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing

bertanggung jawab atas kelakuannya. Tanggung jawab pendidikan tidak hanya

dibeban kepada ayah atau ibu saja tetapi kedu-dua nya yaitu ayah dan ibu.

Dalam surah At-Tahrim ayat 6 pendidikan yang harus diberikan

oleh orang tua adalah ketaatan kepada Allah dengan cara melaksanakan perintah

Allah dan menjahui larangannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

membiasakan anak untuk melaksanakan shalat, puasa, berkata-kata jujur, dan

(50)

anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya. Banyak orang tua “salah

asuh” kepada anak sehingga perkembangan fisik yang cepat diera

globalisasi ini tidak diiringi dengan perkembangan mental dan spiritual yang benar kepada anak sehingga banyak prilaku kenakalan-kenalakan oleh para remaja

2. Pendidikan anak dalam Surah Al-Isra‟ ayat 32

Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar yang dilarang keras oleh Allah SWT. zina dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan buruk. Tegas sekali Allah telah memberi predikat terhadap perbuatan zina melalui ayat tersebut sebagai perbuatan yang merendahkan harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena demikian bahayanya perbuatan zina, maka sebagai langkah pencegahan maka Allah juga melarang perbuatan yang mendekati atau mengarah kepada zina.

(51)

3. Pendidikan anak dalam Surah Thaahaa ayat 132

Artinya:” Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki katas epadamu.

dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”.

Dalam ayat diatas telah jelas pendidikan yang harus diberikan kepada anak adalah tentang shalat. dengan sabar,tujuannya adalah agar ibadah tersebut menjadi penolong dalam menghadapi berbagai kesukaran. Tidak diragukan lagi bahwa perkara shalat merupakan perkara paling agung dan paling penting dalam syariat. Shalat merupakan tiang agama, lambang kesuksesan, tanda ketakwaan. Dia adalah amal yang paling pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat. Jika hisab shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya, sedangkan jika shalatnya buruk, maka buruklah seluruh amalnya.

(52)

pukulan ringan yang mendorongnya untuk taat kepada Allah serta membiasakan mereka untuk menunaikan shalat pada waktunya.

4. Pendidikan anak dalam Surah Luqman ayat 13-15

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)

kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah

mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Mendidik anak yang baik dan benar hendaknya dimulai dengan

(53)

kepada sesama makhluk ciptaan-Nya. Cara mendidik anak berdasarkan surah

Luqman ayat 13-15 adalah mengajarkan aqidah dan keiman kepada anak serta

mengajarkan untuk berbakti kepada orang tua.

B. IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP

PENDIDIKAN ANAK DALAM AL-QUR’AN

Pada bagian ini penulis ingin menjelaskan tentang tanggung jawab

orang tua terhadap pendidikan anak yang termaksud dalam surah …

Sengaja penulis memaparkan surah AT-Tahrim ayat 6 pembuka diantara ayat-ayat berikutnya karena ayat-ayat ini menyebutkan secara global tentang pentingnya keluarga menjaga anak-anak mereka dari siksaan api neraka.

1. Peran pentingnya keluarga dalam menjaga dan memelihara anak

agar terhindar dari api neraka

Setiap anak manusia dilahirkan di dunia dalam kondisi lemah. Ia tidak akan dapat berbuat banyak, tanpa adanya pertolongan orang lain, terutama orang tuanya. sebagaimana termaktub dalam al-Qur‟an surah an-Nahl ayat 78 sebagai berikut:

ىمَعوْ مَّ و ىكُ كُ مَوىمَ مَعمَجمَ ى ةًئوْ مَشىمَ كُ مَ وْعمَبَ ى مَاىوْ كُ فِ مَ مَّ كُ ىفِ كُ كُ ىوْ فِ ىوْ كُ مَجمَ وْخمَ ىكُ مَّ و مَ

ىمَ كُ كُ وْ مَ ىوْ كُ مَّ مَعمَوىمَ مَ فِئوْ مَوْا مَ ىمَا مَ وْ مَوْا مَ

Artinya:”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan

tidak mengetahui apapun, dan Dia memberi kamu

pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur” ( Al-Quran Terjemah, 2007 :275)

(54)

mental,dan sosialnya. Keteladanan menjadi faktor yang sangat

berpengaruh pada baik buruknya anak („Ulwan,2012:516). Ketika anak

mendapatkan kedua orang tua memberikan contoh yang baik dalam segala hal, maka anak pun secara tidak langsung merekam prinsip kebaikan yang diajarkan. Ketika orang tua menghendaki anaknya sedikit demi sedikit memiliki akhlak jujur,amanah,kasih sayang dan menjahui yang batil maka sebagai orang tua harus memberikan teladan terlebih dahulu dan dalam melakukan kebaikan dan menghindari kejelekan.

Anak yang melihat orang tuanya berbohong, tidak mungkin akan belajar kejujuran. Sebagaimana juga anak yang melihat orang tuanya menipu, tidak mungkin anak akan belajar amanah. Dan anak yang mendengar dari orang tuanya kata-kata kotor dan celaan, tidak mungkin dapat belajar bicara yang baik. Anak akan tumbuh dalam kebaikan, terdidik dalam akhlak terpuji jika ia mendapatkan teladan dari kedua orang tuanya. Tetapi sebaliknya apabila anak sering melihat orang tuanya melakukan perbuatan dosa maka anak pun akan meniru perbuatan orang tuanya.

(55)

(UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,dan pelatihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Menurut Langeveld (1961) pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan (Syukur,2014:19-20).

Anak adalah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada setiap orang tua. Selama anak masih kecil, ia hidup di bawah buaian kedua orang tuanya. Dan selama ia masih pada usia pembelajaran dan pendidikan, hendaknya kedua orang tua dan para pendidik tidak meninggalkan sarana untuk mengadakan perbaikan dan menempuh metode dalam meluruskan kepincangan dan mendidik naluri dan akhlak. Sehingga anak tumbuh dalam perangai yang islami yang sempurna dan

adab sosial yang luhur („Ulwan,2012:33). Allah jadikan anak sebagai

hiasan kehidupan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surah Al-Kahfi ayat 46

(56)

sehingga anak menjadi penyejuk mata kedua orang tuanya di dunia dan di akhirat. Pendidikan dalam lingkungan keluarga memiliki peranan penting terhadap perkembangan anak. Orang tua mereka bertanggung jawab terhadap semua peningkatan dan kemajuan pendidikan anak-anaknya.

Keluargalah merupakan penentu masa depan anak, dalam sebuah keluarga, pendidikan diawali sejak anak masih dalam ayunan, ditimang dan dibelai untuk kemudian dibentuk sebuah karakter anak yang diharapkan. Dalam lingkungan keluarga, anak mendapatkan pengaruh sadar dari anggota keluarga terutama orangtua. Apa yang diperbuat orangtua, sikap orangtua disadari atau tidak, dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian anak. Perbuatan maupun sikap orangtua dalam keluarga merupakan metode efektif bagi pembinaan kepribadian anak. Karena apa yang diterima anak secara langsung diserap maknanya dan akan ditiru oleh anak.

(57)

toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan. (www.rajaebookgratis.com, diakses tanggal 25 desember pukul 4:48).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa lingkungan, terutama keluarga akan membentuk sikap dan perilaku anak. Setiap orang tua pasti ingin anaknya "berhasil" di masa depan. Berhasil dalam hal ini bukan pada karier, tetapi lebih pada aspek kognitif, afektif dan perilaku. Salah satu cara agar anak "berhasil" di masa depannya daat dilakukan di lingkungan keluarga, yaitu dengan menerapkan pola asuh orang tua terhadap anak yang tepat. Kesalahan yang terjadi dapat berakibat buruk bagi masa depan anak, baik dari segi kognitif, afektif dan perilaku.

Orang tua sebagai pendidik dalam keluarga harus memperhatikan

dalam memberikan kasih sayangnya, jangan berlebih-lebihan dan jangan pula kurang. Oleh karena itu orang tua harus pandai dan tepat dalam

memberikan kasih sayang yang dibutuhkan oleh anaknya. Kalau pendidik

dalam hal ini adalah orang tua tidak mendidik dan memelihara anak

akhirnya anak akan terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif, maka orang

tua juga akan menerima akibatnya baik kehidupan di dunia maupun akhirat.

(58)

menyiapkan anak untuk memikul beban hidup dan mengancam mereka dengan azab yang besar jika mereka meninggalkan dan meremehka atau berkhianat. Begitu besarnya tanggung jawab orang tua dalam masalah pendidikan anak-anaknya.

Mengingat pendidikan itu sangat penting, agar akhlak, perilaku, sifat, dan pikiran menjadi lebih baik, sebagaimana dalam hadits dikatakan

عِ طْ اُ عِصِّ اُ وَ وَ ةٌ وَ طْ عِ وَ عِ طْ عِ طْا وَ وَ وَ نَّ إِ وَ عِ طْ عِصِّلا عِ طْ وَاوَ وَطْ عِ طْا طْ اُ اُ طْ اُ

“Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri Cina, karena mencari ilmu itu wajib

bagi setiap muslim” ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan, walaupun harus bersusah payah, harus menempuh jarak yang jauh, akan tetapi nantinya akan merasakan sendiri manisnya hasil dari semua itu. Pada zaman sekarang ini, tanggung jawab tersebut menjadi semakin penting mengingat banyaknya sendi kehidupan sosial yang melenceng dari tujuan pendidikan, khususnya tujuan pendidikan Islam, baik itu pengaruh dari media massa, tayangan radio atau televisi atau tempat-tempat yang dilegalisasi untuk pelecehan seksual.

(59)

manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Al-Qur‟an Terjemah, 2007 ; 560)

Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya. Banyak orang tua “salah

asuh” kepada anak sehingga perkembangan fisik yang cepat diera

globalisasi ini tidak diiringi dengan perkembangan mental dan spiritual yang benar kepada anak sehingga banyak prilaku kenakalan-kenalakan oleh para remaja. Dengan pendidikan anak bisa belajar berbagai hal.

2. Metode Pendidikan Anak

a. Metode Keteladanan

Keteladanan merupakan faktor yang berpengaruh pada baik buruknya anak. Jika pendidik adalah orang yang jujur dan terpercaya , maka anak pun akan tumbuh dalam kejujuran dan sikap amanah. Namun, jika pendidik adalah seorang yang pendusta dan khianat maka anak pun akan tumbuh dalam kebiasaan dusta dan tidak bisa dipercaya

(„Ulwan, 2012:516). Contoh keteladanan yang bisa diberikan orang

(60)

bermain keluar rumah. Ini perlu ditekankan kepada anak karena orang tua harus tahu dimana mereka berada dan dengan siapa mereka bermain atau pergi, melaksanakan ibadah dengan baik dan tepat waktu, merapikan sendiri tempat tidur, meja belajar, buku pelajaran dan pakaiannya, meminta ijin sebelum menggunakan sesuatu yang baru atau sesuatu milik orang lain, menghadap orang yang sedang mengajak berbicara, membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, dan masih banyak contoh lain yang dapat diajarkan orang tua kepada anak-anaknya.

Dengan contoh tingkah laku perbuatan tersebut, akan menimbulkan gejala identifikasi yaitu penyamaan diri dengan orang yang ditiru. Hal ini sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kepribadian anak, yaitu (Ekram,Beshir, 2015;51).

a) Lingkungan keluarga

(61)

tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia, terutama sejak lahir sampai masa remaja yang selalu berada dalam lingkungan keluarga, diasuh oleh orang tua dan bergaul dengan anggota keluarga lain(Ahmadi,Sholeh,2005;167).

Pembentukan kepribadian anak haruslah dilakukan dengan kontinu dan diadakan pemeliharaan sehingga menjadi matang dan tidak mungkin berubah lagi. Adapun aspek-aspek kepribadian yaitu: (Ahmadi,Sholeh,2005;169).

(1)Aspek kognitif (pengenalan)

Yaitu pemikiran, ingatan, hayalan, daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan dan penginderaan. Fungsi aspek kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.

(2)Aspek afektif

Yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan dan elemen motivasi lainnya disebut aspek kognitif atau psikomotorik (kecenderungan atau niat tindak) yang tidak dapat dipisahkna dengan aspek efektif . kedua aspek itu sering disebut aspek finalis yang berfungsi sebagai energy atau tenaga mental yang menyebabkan manusia bertingkah laku.

(62)

Yaitu berfungsi sebagai pelaksanan tingkah laku manusia seperti perbuatan dengan gerakan jasmaniah lainya. b) Posisi dalam keluarga

Posisi anak dan keluarga merupakan faktor penting yang mempengaruhi kepribadiannya. Anak akan terus mencari posisinya sampai mereka menemukan tempatnya dalam keluarga. Misalnya, dalam keluarga yang terdiri dari suami, istri dan satu anak. Anak ini selalu menikmati banyak perhatian dari orang tuanya. Semua waktu keluarga yang dimiliki orang tuanya terpusat hanya untuknya. Tetapi berbeda ketika bayi kedua lahir. Anak yang lebih tua kini mengamati semua perhatian diberikan kepada bayi. Untuk mendapatkan perhatian orang tua anak pertama harus mencari posisi barunya dalam keluarga.

Contoh keteladanan yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah dengan cara Orang tua memberi contoh kepada anak bagaimana berperilaku yang baik seperti tidak suka berbohong, bersifat adil, mencintai sesama, tekun belajar, berdisiplin dan lain lain.

b. Metode pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menghadapi cabaran dan permasalahan yang lebih komplek terutamanya di alaf baru ini, kaunselor perlu lebih berketrampilan dan menyediakan diri dengan pelbagai

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

Potensi utama yang dimiliki Desa Cibuniasih Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya yaitu terdapatnya batu jasper ( geodiversity ) yang unik dan langka, pecahan

 Prior Probabilities: the known probability  Posterior Probabilities: modification of. prior probabilities … Conducting

Saya selalu bergantung dengan orang lain karena saya merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup. Saya memiliki pegangan hidup yang menjadi penuntun saya dalam menjalani

Mulai dari proses penerimaan zakat, infak/sedekah yang diakui sesuai dengan nominal yang disetorkan kepada BAZNAS dari muzzaki, penyaluran zakat, infak/sedekah yang diakui ketika

Kitosan dengan konsentrasi 2,5% ditempatkan dalam gelas kimia, kentang yang sudah dikupas dan dipotong-potong ditimbang 50 gram (perbandingan 1:20) lalu direndam pada larutan

Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri furniture rotan menggunakan metode OLS menunjukkan bahwa tingkat daya saing dipengaruhi oleh nilai