HUBUNGAN ANTARA BUDAYA MEMBACA DAN
FASILITAS PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT BACA
SISWA DI SD NEGERI ANGGASWANGI KECAMATAN
GODONG KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
NAILIL FADHILATUR ROHMANIAH
NIM 115 14 112
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
vi
MOTTO
“
سانلل مهعفنا سانلاريخ
”
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain” (H.R Ahmad)
PERSEMBAHAN
Sebuah karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1. Bapak Moh.Zaenuri dan Ibu Siti Halimah tercinta yang senantiasa membimbing, merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang sedari kecil sampai sekarang, semoga Allah SWT memberikan kesehatan, umur panjang dan rezeki yang barokah dan bermanfaat untuk beliau.
2. Kakakku tercinta Miftahun Niam yang selalu memberi dukungan lahir batin, semoga Allah SWT selalu menyayangimu.
3. Adikku An Harul Huda yang selalu memberikan do’a dan dukungan terbaik.
4. Bapak K.H Zumri RWS (Alm.) dan Ibu Nyai Hj. Latifah selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-falah yang kami tunggu-tunggu barokah ilmunya.
5. Bapak dan Ibu dosen yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran. 6. Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu mendukung dan mendo’akan dalam
pengerjaan skripsi ini.
7. Teman-teman PPL di MI Kutowinangun yang telah membantu kelancaran dalam mengerjakan skripsi ini.
8. Teman-teman KKN tercinta yang sudah mensupport demi terselesainya skripsi ini.
9. Teman-teman angkatan 2014 yang sudah mendo’akan dan membantu terselesainya skripsi ini.
10.Teman-temanku (Risa, Chuzna, Dafin, Mufida, Hanifah, Liza, Rodiyah, Aisyah, Kuni, Miladil, Uswatun, Fitriya, Imroatul, Fatma, Salis)
vii
KATA PENGANTAR
ميحرلا نحمرلا للها مسب
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata
guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah
“HUBUNGAN ANTARA BUDAYA MEMBACA DAN FASILITAS
PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI
ANGGASWANGI KEC.GODONG KAB.GROBOGAN TAHUN PELAJARAN
2017/2018”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si. selaku Ketua Prodi PGMI IAIN Salatiga.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan
viii
berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya
skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PGMI IAIN
Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan
kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
6. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan yang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan
memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amin ya robbal
‘alamin.
Salatiga, 8 Maret 2018 Penulis,
ix
ABSTRAK
Rohmaniah, Nailil Fadhilatur. 2018. Hubungan Antara Budaya Membaca dan Fasilitas Perpustakaan Dengan Minat Baca Siswa di SD Negeri Anggaswangi Kec. Godong Kab. Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Budaya Membaca, Fasilitas Perpustakaan, Minat Baca.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara budaya membaca dan fasilitas perpustakaan dengan minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi Kec. Godong Kab. Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana budaya membaca SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ? (2) Bagaimana fasilitas perpustakaan di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ? (3) Bagaimana minat baca siswa SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ? (4) Adakah hubungan anatara budaya membaca dan fasilitas perpustakaan dengan minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
Berdasarkan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipakai untuk memahami hubungan antara variabel bebas yakni budaya membaca dan fasilitas perpustakaan dengan variabel terikat yakni minat baca siswa. Metode pengumpulan data pada skripsi ini menggunakan angket dan dokumentasi. Langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan anlisis dengan cara: (1) Analisis pendahuluan dengan perhitungan persentase. (2) Analisis lanjutan dengan perhitungan rumus kolerasi product moment.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Budaya membaca di sekolah di SD Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 pada umumnya dalam kondisi tinggi. Terbukti 62,8% dari 43 siswa yaitu 27 siswa dalam kondisi tinggi. (2) Fasilitas perpustakaan di SD Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 pada umumnya dalam kondisi tinggi. Terbukti 67,4% dari 43 siswa yaitu 29 siswa dalam kondisi tinggi. (3) Minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 pada umumnya dalam kondisi tinggi. Terbukti 90,7% dari 43 siswa yaitu 39 siswa dalam kondisi tinggi. (4) Berdasarkan penghitungan data kolerasi ganda, nilai
1 2
y x x
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN DEKLARASI ... iii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Rumusan Hipotesis Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Telaah Pustaka ... 9
G. Definisi Operasional ... 12
H. Metode Penelitian ... 14
I. Sistematika Penulisan ... 22
BAB II LANDASAN TEORI A. Budaya Membaca di Sekolah ... 24
xi
2. Perintah Membaca ... 26
3. Tujuan Orang Membaca ... 29
4. Manfaat Orang Membaca ... 31
B. Fasilitas Perpustakaan ... 32
1. Pengertian Fasilitas ... 32
2. Pengertian Perpustakaan ... 34
3. Jenis-Jenis Fasilitas Perpustakaan ... 35
4. Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 36
5. Manfaat Fasilitas Perpustakaan ... 37
C. Minat Baca ... 39
1. Pengertian Minat Baca ... 39
2. Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca ... 41
3. Upaya Meningkatkan Minat Baca ... 42
D. Hubungan Antara Budaya Membaca dan Fasilitas Perpustakaan dengan Minat Baca Siswa ... 45
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SD Negeri Anggaswangi ... 49
1. Sejarah Berdirinya SD Negeri Anggaswangi ... 49
2. Profil Sekolah ... 49
3. Daftar Pendidik ... 50
4. Pengurus ... 50
5. Visi Misi dan Tujuan Sekolah ... 51
6. Sarana Prasarana ... 52
7. Rombongan Belajar dan Kurikulumnya... 53
xii
9. Ekstrakulikuler ... 55
B. Gambaran Umum Perpustakaan SD Negeri Anggaswangi ... 56
1. Sejarah berdiri ... 56
2. Struktur Organisasi ... 56
3. Koleksi Perpustakaan... 57
4. Pelayanan Perpustakaan... 58
5. Tata Tertib Perpustakaan ... 58
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ... 60
1. Analisis Data tentang Budaya Membaca ... 60
2. Analisis Data tentang Fasilitas Perpustakaan... 65
3. Analisis Data tentang Minat Baca Siswa ... 70
4. Analisis Hubungan Antara Budaya dengan Minat Baca Siswa ... 75
5. Analisis Hubungan Antara Fasilitas Perpustakaan Dengan Minat Baca Siswa ... 78
6. Analisis Hubungan Antara Budaya Membaca dan Fasilitas Perpustakaan dengan Minat Baca Siswa ... 82
7. Uji Hipotesis... 83
B. Pembahasan ... 85
1. Budaya Membaca di SD Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan ... 85
xiii
3. Minat Baca Siswa di SD Negeri Anggaswangi
Kec.Godong Kab.Grobogan ... 88
4. Hubungan Antara Budaya Membaca Dengan Minat
Baca Siswa di SD Negeri Anggaswangi
Kec.Godong Kab.Grobogan ... 89
5. Hubungan Antar Fasilitas Perpustakaan Dengan
Minat Baca Siswa di SD Negeri Anggaswangi
Kec.Godong Kab.Grobogan ... 90
6. Hubungan Antara Budaya Membaca dan Fasilitas
Perpustakaan Dengan Minat Baca Siswa di SD
Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan .. 91
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 93
B. Saran ... 95
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Kelasnya... 15
Tabel 1.2 Indikator Budaya Membaca ... 18
Tabel 1.3 Indikator Fasilitas Perpustakaan ... 19
Tabel 1.4 Indikator Minat Baca Siswa ... 20
Tabel 3.1 Tenaga Pendidik dan Jabatanya ... 50
Tabel 3.2 Rombongan Belajar dan Kurikulum ... 53
Tabel 3.3 Klasifikasi Buku Perpustakaan SD N Anggaswangi ... 57
Tabel 3.4 Jadwal Pinjam Buku ... 58
Tabel 4.1 Hasil Angket Variabel X1 ... 61
Tabel 4.2 Interval Budaya Membaca ... 63
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Budaya Membaca ... 64
Tabel 4.4 Hasil Angket Variabel X2 ... 66
Tabel 4.5 Interval Fasilitas Perpustakan ... 68
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Fasilitas Perpustakaan ... 69
Tabel 4.7 Hasil Angket Variabel Y ... 71
Tabel 4.8 Interval Minat Baca Siswa ... 73
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Minat Baca Siswa ... 74
Tabel 4.10 Tabel Kerja Koefisien Variabel X1 dan Y ... 75
Tabel 4.11 Tabel Kerja Koefisien Variabel X2 dan Y ... 79
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Surat Pembimbing Skripsi
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Skripsi
Lampiran 4 Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 6 Lembar SKK
Lampiran 7 Dokumentasi
Lampiran 8 Daftar Nama Responden
Lampiran 9 Angket
Lampiran 10 Uji Validitas
Lampiran 11 Uji Reabilitas
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membaca merupakan hal yang sangat dekat dengan peserta didik
maupun setiap orang baik yang berada di dalam lingkungan dunia
pendidikan maupun yang berada di lingkungan dunia umum. Karena
membaca merupakan aktivitas harian yang ringan yang memberikan
berjuta manfaat bagi orang yang melakukanya.
Membaca bukanlah aktivitas yang menyita waktu banyak. Namun
bukan berarti membaca itu tidak membutuhkan waktu. Karena membaca
dapat dilakukan dengan melakukan aktifitas lain yang tidak bisa
ditinggalkan. Sebagai contohnya ketika berada dalam perjalanan jauh
maka untuk mengisi kejenuhan selama diperjalan, dapat dimanfaatkan
waktunya untuk membaca.
Membaca tak hanya berpacu pada membaca buku. Karena dunia
cemakin canggih maka membaca dapat dilakukan dengan media apa saja
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan. Seperti smartphone,
laptop, tablet dll. Dengan adanya kecanggihan teknologi ini, semakin
memudahkan seseorang untuk mengakses hal yang diinginkan. Banyak
buku yang dapat dibaca tanpa harus kerepotan dan keberatan
membawanya kemana-mana.
Selain itu, membaca seharusnya menjadi suatu kegiatan yang
2
lingkungan pendidikan. Karena membaca dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang, yang dapat menghantarkan pembaca menjadi
semakin cerdas dan menjauhkan dari jurang kebodohan. Selain itu,
membaca merupakan hal yang positif yang memberi banyak manfaat serta
memberi pengetahuan-pengetahuan baru yang sebelumnya belum
dimengerti oleh seseorang.
Membiasakan diri membaca buku, surat kabar, majalah maupun
media lain, membuat seseorang berwawasan luas, karena banyak informasi
yang dapat diperoleh dari membaca tersebut. Bahkan ada selogan yang
sudah sering terdengar yaitu “buku merupakan jendela dunia”. Artinya,
seseorang yang banyak membaca buku, akan banyak pula dalam
memperoleh informasi. Bukan hanya informasi yang ada di sekelilingnya
saja, namun juga dapat mengetahui informasi seluruh dunia. Slogan
tersebut memberikan makna penting bagi kegiatan membaca, karena
membaca merupakan upaya peningkatan kualitas diri.
Kebiasaan membaca ini, seharusnya sudah diberikan serta
diajarkan sejak dini untuk anak-anak supaya mengakar di otak anak dan
akhirnya akan menjadi budaya yang baik yang dapat diturunkan untuk
generasi selanjutnya.
Kegiatan membaca ini juga harus didukung dengan adanya
perpustakaan. Karna perpustakaan adalah tempat menyimpan serta
mengarsipkan buku-buku. Perpustkaan merupakan fasilitas yang
3
perpusutakaan adalah tempat untuk mengumpulkan dan mengorganisir
buku untuk menunjang kebutuhan dalam dunia pendidikan.
Kenyamanaan serta fasilitas yang disediakan dalam perpuskaan
menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung perpustakaan. Kebanyakan
pengunjung akan sering berkunjung ke perpustakaan, apabila perpustakaan
menjadi tempat yang nyaman dan tenteram untuk membaca ataupun
sekedar mencari buku. Kenyaman tersebut juga bisa didapat dari
pelayanan yang diberikan petugas. Petugas yang baik, ramah serta
bersahabat dengan pengunjung merupakan daya tarik tersendiri dari
seluk-beluk perpustakaan. Hal tersebut berarti, sesorang akan senang membaca
serta sering berkunjung di perpustakaan, apabila pelayanan yang diberikan
petugas memuaskan pengunjung.
Selain itu, perpustakaan akan menjadi pilihan seseorang untuk
menghabiskan waktu luangnya, apabila fasilitas yang disediakan juga
lengkap. Seperti koleksi bukunya banyak, tempat yang disediakan untuk
membaca luas serta fasilitas pendukungnya juga tepenuhi. Kebersihan
terjaga, dan pelayanan memuaskan.
Perpustakaan merupakan daya dukung yang sangat penting untuk
dapat menjadikan generasi penerus bangsa yang berkompeten. Buku
merupakan jendela dunia, dan buku-buku tersebut harus diarsipkan dan
dijaga dengan baik untuk menyimpan serta menjaga ilmu yang dapat
diwariskan kepada para calon generasi penerus bangsa. Apabila
4
sering berkunjung ke perpustakaan maka banyak ilmu yang dapat
diperoleh para generasi muda. Serta dapat menjadikan generasi muda
penerus bangsa yang berkompeten dan berwawasan luas.
Menurut Idris Apandi dalam artikelnya, Indonesia mengalami
darurat literasi. Karena melihat kondisi rendahnya minat baca masyarakat
Indonesia saat ini. Aktivitas membaca belum mendapat tempat dalam hati
masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia masih terbiasa dengan
budaya lisan alias mengobrol. Rendahnya minat baca masyarakat
Indonesia tidak dapat dipandang sebagai masalah yang sepele, karena
budaya membaca merupakan salah satu ciri yang berperadapan modern.
Untuk itu asumsi penulis bahwasanya membaca merupakan hal
yang sangat penting yang harus dibudayakan atau dibiasakan kepada anak
mulai sejak dini. Apabila sejak usia dini anak sudah dikenalkan dan
dibiasakan dengan kegiatan membaca, maka anak akan mulai tertanam
sikap cinta terhadap koleksi buku dan akan mulai terbiasa dengan kegiatan
membaca. Karena membaca merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas diri manusia supaya dapat mengikuti
perkembangan zaman, serta menciptakan generasi penerus bangsa yang
berkompeten serta berwawasan luas.
Namun sayangnya, kebiasaan membaca ini belum banyak
diterapkan oleh para guru kepada muridnya maupun para orangtua kepada
anak-anaknya. Kegiatan membaca ini seharusnya menjadi hal yang telah
5
moyang kita, apalagi untuk para umat Islam sendiri. Karna wahyu yang
pertama kali turun yaitu perintah untuk membaca.
Kegiatan membaca ini juga harus didukung dengan adanya
perpustakaan. Perpustakaan adalah tempat menyimpan dan mengarsipkan
buku-buku. Perpustakaan merupakan fasilitas yang disediakan untuk
mendukung adanya peningkatan minat baca. Dua hal tersebut merupakan
hal yang perlu diperhatikan dengan serius. Mengingat kebiasaan serta
minat baca para peserta didik yang sangat rendah, maka perlu adanya
upaya yang dilakukan untuk meningkatakan minat baca peserta didik.
Survey awal yang peneliti lakukan pada November 2017 di SD
Negeri Anggaswangi, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, lembaga
sekolah dasar tersebut merupakan lembaga pendidikan yang
memperhatikan adanya budaya membaca serta meperhatiakan fasilitas
perpustakaan sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca peserta
didiknya. Namun perpustakaan yang telah tersedia dengan fasilitasnya
tersebut kurang dimanfaatkan dengan maksimal oleh siswa yang berada di
lingkungan sekolah. Pada saat waktu istirahat hanya sedikit siswa yang
berkunjung ke perpustakaan jika dibandingkan dengan siswa yang
berkunjung ke kantin sekolah.
Bagaimana terselenggaranya budaya membaca, upaya apa saja
yang dilakukan pihak sekolah, strategi yang dilakukan guru dalam
peningkatan minat baca tersebut serta kendala yang dialami sekolah dalam
6
penelitian ini. Untuk menyikapi masalah tersebut, penulis menawarkan
solusi kepada pihak sekolah untuk memperlengkap fasilitas perpustakaan
sebagai daya dukung peningkatan minat baca peserta didik. Kelengkapan
fasilitas ini bisa berupa koleksi bukunya, maupun fasilitas yang disediakan
lainya, seperti kursi dan meja. Selain itu pelayanan perpustakaan juga
harus diperhatikan dengan sungguh. Petugas perpustakaan dapat melayani
dengan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun). Karena pelayanan yang
baik membuat peserta didik senang berkunjung ke perpustakaan. Selain
itu, petugas perpustakaan juga bisa membuat jadwal berkunjung di
perpustakaan.
Kemudian untuk masalah budaya membaca di sekolah, guru harus
menerapkan budaya membaca ini kepada peserta didiknya. Di bangku
sekolah dasar, peserta didik harus dibiasakan untuk senang membaca dan
sering berkunjung ke perpustakaan. Budaya membaca ini bisa disiasati
dengan menugaskan peserta didik untuk berkunjung ke perpustakkan.
Selain itu, guru juga dapat menyuruh peserta didiknya untuk selalu
mencari bahan rujukan di perpustakaan. Budaya membaca ini juga dapat
disiasati dengan memasang selogan-selogan yang berkaitan dengan dunia
pendidikan di semua sudut kelas, ataupun sekolah dapat membuat jadwal
pembuatan mading sekolah secara bergilir antar kelas. Mading ini dapat
diisi dengan kreasi cerita pendek, artikel, gambaran,dan lain sebagainya
sesuai ide yang ada pada peserta didik sebagai sarana penyalur bakat serta
7
Dengan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis , maka
penulis bermaksud mengadakan penelitian di SD Negeri Anggaswangi
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan dengan judul “Hubungan Antara
Budaya Membaca Dan Fasilitas Perpustakaan Dengan Minat Baca Siswa
Di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan
Tahun Pelajaran 2017/2018”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis
membuat beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana budaya membaca di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan
Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
2. Bagaimana fasilitas perpustakaan di SD Negeri Anggaswangi
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
3. Bagaimana minat baca siswa SD Negeri Anggaswangi Kecamatan
Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
4. Adakah hubungan antara budaya membaca dan fasilitas perpustakaan
terhadap minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan
Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, sebagai tujuan penelitian ini
yaitu:
1. Untuk mengetahui budaya membaca siswa di SD Negeri Anggaswangi
8
2. Untuk mengetahui fasilitas perpustakaan di SD Negeri Anggaswangi
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.
3. Untuk mengetahui minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.
4. Untuk mengetahui hubungan antara budaya membaca dan fasilitas
perpustakaan dengan minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Rumusan Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Darmawan,2014:120). Dari pengertian hipotesis tersebut maka
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara budaya membaca dan fasilitas perpustakaan
dengan minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan
Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua kalangan masyarakat pada umumnya dan khususnya memberikan
manfaat kepada peserta didik di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan
Godong Kabupaten Grobogan. Adapun berbagai manfaat yang diharapkan
antara lain sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan bagi SD Negeri Anggaswangi
9
betapa besarnya manfaat dari membudayakan membaca serta
memperhatikan fasilitas perpustakaan untuk meningkatkan minat baca
siswa.
Sebagai salah satu acuan untuk masyarakat umum akan
pentingnya membudayakan membaca sejak dini dan begitu besar
manfaat dari kegiatan membaca.
2) Manfaat Praktis
Dalam penelitian ini, apabila ternyata ada hubungan yang positif
antara budaya membaca dan fasilitas perpustakaan dengan minat baca
siswa, maka diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca agar
membudayakan membaca dan meningkatkan fasilitas perpustakaan agar
dapat meningkatakan minat belajar peseta didik.
F. Telaah Pustaka
Kajian tentang hubungan antara budaya membaca dan fasilitas
perpustakaan terhadap minat baca siswa memang bukan pertama kali oleh
para penulis, terutama penelitian jurnal maupun skripsi. Sejauh peneliian
yang dilakukan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh budaya membaca di sekolah dan kelengkapan fasilitas
perpustakaan terhadap minat baca siswa, berikut kajian penelitian yang
relevan dengan penelitian yang diangkat oleh penulis sebagai acuan.
Pertama, penelitian yang berkaitan dengan kelengkapan fasilitas
perputakaan terhadap minat baca, penulis merujuk pada skripsi yang
10
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2015 yang
berjudul “Pengaruh kelengkapan fasilitas perpustakaan terhadap minat
baca siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Ajaran
2014/2015”. Kemudian setelah diuji menggunakan metode kuantitatif,
populasi penelitian sebanyak 30 responden dengan menggunakan dengan
menggunakan teknik pengambilan teknik stratified populasi sampling.
dan untuk sampelnya berjumlah 30 siswa dari keseluruhan populasi.
Pengambilan data dengan menggunakan instrumen angket, wawancara,
dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
positif antara kelengkapan fasilitas perpustakaan terhadap minat baca
siswa di SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta. Skripsi penulis memiliki
persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh saudari Devi Diah
Kurniawati yakni sama-sama membahas tentang pengaruh kelengkapan
fasilitas perpustakaan terhadap minat baca siswa. Namun ada pula yang
membedakannya, yaitu terletak pada pengaruh budaya membaca di
sekolah terhadap minat baca siswa, sedangkan pada skripsi saudari Devi
Diah Kurniawati hanya membahas pengaruh kelengkapan fasilitas
perpustakaan terhadap minat baca siswa.
Kajian kedua, penulis merujuk pada skripsi saudari Magdalena,
Mahasiswi Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 yang
berjudul “Peran Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat dan
11
70 Jakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti
menggunakan pendekatan deskriptif dengan menggunakan metode survey.
Dengan populasi siswa kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta dengan sampel
secara acak. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
perpustakaan sekolah di SMAN 70 Jakarta sudah berperan aktif dalam
upaya peningkatan minat baca dan kebiasaan membaca siswa.Skripsi
penulis memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
saudari Magdalena yakni sama-sama membahas tentang perpustakaan,
serta minat baca. Namun ada pula yakni yang membedakannya terletak
pada penulis menileliti budaya membaca yang tentunya sangat berbeda
dengan kebiasaan membaca. Budaya membaca lebih dari sekedar
kebiasaan, budaya membaca adalah kebiasaan membaca yang sering
dilakukan dan ditanamkan sejak dini hingga mengakar sampai dewasa
bahkan tua. Selain itu, penulis cenderung meneliti pengaruh kelengkapan
fasilitas perpustakaan terhadap minat baca, bukan peran perpustakaan
terhadap minat baca.
Kajian yang ketiga, penulis merujuk pada skripsi saudari Dewi
Cahyani Purwaningsih, Mahasiswi Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang tahun 2015 yang berjudul
“Pengaruh Fasilitas Perpustakaan dan Pelayanan Perpustakaan terhadap
Minat Membaca Siswa Kelas XI di Perpustakaan SMK N 1 Kendal”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti menggunakan metode
12
kelas XI SMK N 1 Kendal dengan sampel menggunakan rumus Slovin.
Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara
simultan antara fasilitas perpustakaan dan pelayanan perpustakaan
terhadap minat membaca siswa kelas XI di Perpustakaan SMK N 1 Kendal
sebesar 55,1%. Sehingga kenaikan fasilitas perpustakaan dan pelayanan
perpustakaan akan mempengaruhi kenaikan minat membaca siswa kelas
XI di perpustakaan SMK N 1 Kendal. Skripsi penulis memiliki persamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh saudari Dewi Cahyani
Purwaningsih yakni sama-sama membahas tentang kelengkapan fasilitas
perpustakaan, serta minat baca. Namun ada pula yakni yang
membedakannya terletak pada penulis juga meneliti budaya membaca
yang dapat mempengaruhi minat baca siswa. Jadi bukan fasilitas
perpustakaan saja.
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalah pahaman pada judul skripsi di atas, maka
penulis akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut :
Sub-sub istilah yang didefinisikan secara operasional :
1. Budaya membaca
2. Fasilitas perpustakaan
3. Minat baca
1. Budaya membaca
Budaya merupakan pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu yang
13
Sedangkan membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang
ditulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati), mengeja atau
melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, mengetahui, meramalkan,
memperhitungkan, dan memahami (KBBI,2008: 83).
Budaya membaca merupakan suatu kebiasan yang dilakukan
secara terus menerus dalam proses memahami kata-kata atau bahasa
tulisan. Dalam kegiatan membaca juga perlu memiliki kondisi fisik
yang baik sehinnga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada teks
atau tulisan yang sedang dibaca.
2. Fasilitas perpustakaan
Fasilitas adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja yang
berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam melaksanakan
pekerjaan atau segala sesuatu yang digunakan, dipakai, ditempati, dan
dinikmati oleh orang pengguna (Moenir, 2001:119). Sedangkan
perpustakaan suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau
gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan
diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan
dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca
(Sutarno, 2006:11 12).
Dari uraian tersebut, kelengkapan fasilitas perpustakaan
merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan pengunjung yang dapat
menunjang kegiatan membaca. Perpustakaan merupakan daya dukung
14
dengan segala fasilitas penunjangnya, maka kelengkapan fasilitas
yang ada di perpustakaan pun harus diperhatikan.
3. Minat baca
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2009:152). Sedangkan
membaca merupakan kegiatan kompleks dan disengaja, berupa proses
berpikir yang di dalamnya terdiri dari berbagai aksi pikir yang bekerja
secara terpadu mengarah kepada satu tujuan yaitu memahami makna
paparan tertulis secara keseluruhan (Bafadal, 2009:193).
Minat membaca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan
penuh ketekuan dan cenderung menetap dilakukan secara sadar dan
tanpa paksaan apapun, dalam rangka membangun pola komunikasi
dengan diri sendiri. Agar pembaca dapat menemukan makna tulisan
dan memperoleh informasi untuk mengembangkan intelektualitas dan
pembelajaran sepanjang hayat.
H. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode, antara lain:
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
15
bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010:8).
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah
Korelasional, dikarenakan peneliti ingin membuktikan “Hubungan Antara Budaya Membaca Dan Fasilitas Perpustakaan Dengan
Minat Baca Siswa di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.” 2. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini bertempat di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan
Godong Kabupaten Grobogan, yang dilaksanakan pada November 2017
sampai Maret 2018.
3. Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang menjadi
sasaran penelitian dan pada populasi itu hasil penelitian diberlakukan.
Populasi itu bisa manusia dan bukan manusia (Arikunto, 2005: 93).
Berdasarkan penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian
adalah seluruh siswa di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong
Kabupaten Grobogan yang berjumlah kurang lebih 171 siswa, dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 1.1
Jumlah peserta didik berdasarkan kelasnya
Kelas L P Total
Kelas 1 18 11 29
16
Kelas 3 20 10 30
Kelas 4 15 18 33
Kelas 5 16 11 27
Kelas 6 17 15 32
Total 89 82 171
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diselidiki. Dalam
menentukan sampel, apabila populasi kurang dari 100, maka harus
diambil semua, apabila populasi menunjukkan jumlah lebih dari 100,
maka dapat diambil 10%, 20%, 25%, atau lebih. Sedangkan menurut
Arikunto sampel adalah sebagian/wakil populasi yang akan diteliti
(Hadi, 1998: 221). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel
25% dari sampel yang berjumlah kurang lebih 171 peserta didik yakni
didapati sebanyak 43 peserta didik yang akan dijadikan sampel.
Peneliti memilih peserta didik yang ada di SD Negeri Anggaswangi
sebagai sampel.
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling (sampling
bertujuan), yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika
peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam
pengambilan sampelnya (Arikunto, 2005: 97). Alasan mengapa
peneliti menggunakan teknik purposive sampling, karena jumlah
responden yang diteliti banyak, sehingga disesuaikan dengan
17
4. Metode Pengumpulan Data
Agar penelitian sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis
menggunakan metode pengumpulan data, yaitu:
a. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia
memberikan respon dengan permintaan pengguna (Arikunto, 2005:
103). Model angket yang penulis gunakan adalah angket tertutup,
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan
oleh peneliti.
Metode ini peneliti gunakan untuk mencari data tentang
budaya membaca, fasilitas perpustakaan serta minat baca siswa.
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan atau peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010: 240). Metode ini
digunakan penulis untuk memperoleh data mengenai gambaran
umum lokasi penelitian.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
18
Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitiannya berupa angket
untuk masing-masing variabel.
Ada tiga alat ukur yang akan dibuat peneliti yaitu angket budaya
membaca di sekolah, fasilitas perpustakaan dan minat baca siswa. Adapun
instrumen penelitian (angket) yang peneliti buat, mengacu pada
variabel-variabel di bawah ini:
a. Variabel X1:
Angket I digunakan untuk mengetahui budaya membaca yang
mencakup indikator:
1) Terbiasa membaca buku.
2) Menghabiskan waktu luang dengan membaca.
3) Membaca buku dimanapundan kapanpun.
4) Berkunjung ke perpustakaan sekolah
Tabel 1.2
Indikator Budaya Membaca
No Indikator No.Item Jumlah
1 Terbiasa membaca buku 1,2,3,4,6 5
2 Menghabiskan waktu luang dengan
membaca.
5,7,8 3
3 Membaca buku dimanapun dan kapanpun 9,10,14 3
4 Berkunjung ke perpustakaan sekolah 11,12,13,,15 4
b. Variabel X2 :
Angket II digunakan untuk mengetahui fasilitas perpustakaan
19
1) Kelengkapan koleksi buku.
2) Pelayanan baik
3) Kebersihan terjaga
4) Fasilitas Pendukung
5) Didukung dengan teknologi modern
Tabel 1.3
Indikator Fasilitas Perputakaan Sekolah
No Indikator No. Item Jumlah
1 Kelengkapan koleksi buku 1,2,3,4,5,6 6
2 Pelayanan baik 7,8,9, 3
3 Kebersihan terjaga 10,11,12,13 4
4 Fasilitas pendukung 14,15,16,17,18, 5
5 Didukung dengan teknologi
modern
19,20 2
c. Variabel Y :
Angket III digunakan untuk mengetahui minat baca siswa yang
mencakup indikator:
1) Gemar membaca
2) Membaca buku saat belajar
3) Buku sebagai sahabat sehari-hari.
4) Mempunyai banyak koleksi buku.
20
Tabel 1.4
Tabel Indikator Minat Baca Siswa
No Indikator No. Item Jumlah
1 Gemar membaca 1,2,3,4,5 5
2 Membaca buku saat belajar 8,12,13 3
3 Buku sebagai sahabat sehari-hari 6,7,9,10,11 5
4 Mempunyai banyak koleksi buku 19,20,14 3
5 Menabung untuk membeli buku 15,16,17,18 4
6. Analisis Data
Data yang kita perlukan melalui pengumpulan data pada dasarnya
adalah untuk menguji hipotesis atau sekurang-kurangnya menjawab
pertanyaan penelitian. Artinya, data itu diperlukan untuk membuktikan
kebenaran hipotesis. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa data secara
sengaja diupayakan agar mendukung dan membenarkan hipotesis
sekalipun kenyataannya data tersebut bertolak belakang dengan hipotesis.
Data tetap bagaimana adanya (Arikunto, 2005:132).
a. Analisis data pendahuluan
Dalam penelitian ini unuk mengetahui masing-masing
variabel digunakan rumus:
Keterangan:
P : Presentasi
21
N : Jumlah Responden (Sugiyono, 2010:250)
b. Analisis data lanjut
Analisis selanjutnya yang penulis lakukan antara variabel x
dan variabel y yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product
moment yang ditemukan oleh Karel Pearson. Rumus ini dapat
digunakan apabila data variabel berupa data kuantitas (Hadjar,
2014:139). Dalam penelitian ini, data yang dimaksud ialah data
dengan variabel x1, x2 dan variabel y, di mana variabel x1 adalah
budaya membaca di sekolah, variabel x2 adalah kelngkapan fasilitas
perpustakaan sedangkan variabel y adalah minat baca siswa di SD
Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan. Penggabungan
antara variabel x1 dan variabel y digunakan rumus product moment
sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Dan untuk penggabungan antara variabel x2 dan y digunakan
rumus product moment sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
: Koefisien pengaruh antara variabel X dan variabel Y
22
Y : Jumlah variabel Y
: Kuadrat dari variabel X
: Kuadrat dari variable Y
N : Banyaknya sampel penelitian
XY: Product dari variable X dan Y
Ʃ : Jumlah
I. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan sistematika sebagai berikut:
Bab I berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka,
definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II menguraikan landasan teori yang digunakan peneliti untuk
melakukan penelitian agar mendapat gambaran yang jelas mengenai
masalah yang akan diteliti. Penulis membagi kedalam empat bagian.
Bagian pertama mengenai budaya membaca (pengertian, perintah, tujuan
serta manfaat membaca). Bagian kedua mengenai fasilitas perpustakaan
(pengertian, jenis-jenis, serta manfaat fasilitas perpustakaan). Bagian
ketiga mengenai minat baca (pengertian minat baca, faktor penyebab
rendahnya minat baca serta upaya meningkatkan minat baca). Bagian
keempat mengenai hubungan antara budaya membaca di sekolah dan
23
Bab III merupakan hasil penelitian yang berisi gambaran umum SD
Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Penulis
membagi menjadi dua bagian. Bagian pertama mengenai gambaran umum
SD Negeri Anggaswangi (sejarah berdirinya, profil sekolah, kepala
sekolah, kepengurusan, visi misi dan tujuan, sarana prasarana,rombongan
belajar dan kurikulumnya, pembiasaan, serta ekstrakulikuler). Bagian
kedua mengenai gambaran umum perpustakaan di SD Negeri
Anggaswangi.
Bab IV merupakan analisis data, meliputi analisis data deskriptif
(tiap variabel), penyajian hipotesis, dan pembahasan.
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan, saran serta
penutup.
Daftar Pustaka
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Budaya Membaca
1. Pengertian Budaya Membaca
Budaya merupakan pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah (KBBI,2008: 169).
Budaya merupakan suatu kebiasaan yang terus-menurus dilakukan oleh
sekelompok manusia dan dipercayai sebagai hal yang harus dilakukan
hingga mengakar kepada masyarakat keturunannya.
Membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis
melaluli kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 1990:47). Hal ini dilakukan
agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam
suatu pandangan skilas dan agar makna kata-kata secara individual dapat
diketahui. Jika hal ini tidak dapat terpenuhi, maka pesan yang tersurat
dan yang tersirat tidak akan dapat dipahami, dan proses membaca
tersebut tidak terlaksana dengan baik.
Membaca merupakan alat bagi orang-orang yang melek huruf
untuk membuka ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas dan
mendalam dalam bentuk karya cetak atau karya tulis”. (Mudjito,
25
dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Sesungguhnya membaca bukan sekedar aktivitas menelusuri
deretan huruf yang tercetak rapi diatas kertas saja, tetapi lebih dari itu,
membaca sesungguhnya juga dapat diajdikan sebagai salah satu tolak
ukur yang menentukan kualitas dan kemajuan hidup, baik hidup
seseorang maupun masyarakat secara luas.
Menurut Ngainun (2013:11-12) Ada beberapa hal mendasar yang
perlu ditekankan mengapa membaca buku itu merupakan sebuah
kegiatan yang penting, diantaranya :
1) Arus globalisasi. Sekarang ini merupakan zaman yang serba cepat.
Arus informasi menyebar begitu dahsyatnya tanpa bisa dibendung.
Segala sesuatu bisa dengan cepat tersebar luas dalam hitungan detik.
Hal ini merupakan suatu yang tidak pernah terbayangkan pada
masa-masa sebelumnya.
2) Jumlah buku yang berkembang pesat. Jumlah buku yang terbit setiap
tahun di Indonesia memang masih kalah jauh dibandingkan dengan
beberapa negara tetangga, apalagi dibandingkan dengan
negara-negara maju. Namun buku-buku yang ada sesungguhnya melebihi
jumlah cukup untuk dibaca. Oleh kerena itu, hal tersebut merupkan
hal yang mubadzir manakala buku yang terus-menerus terbit setia
26
3) Internet. Jika memang ada kesulitan dalam mengakses buku secara
cepat, masyarakat sudah semakin mudah mengakses bacaan lewat
dunia maya. Internet sekarang ini menjadi media penyebaran
informasi secara cepat dan luas. Lewat media internet, orang tidak
hanya bisa saling bertukar berita atau informasi, tetapi juga bisa
mengunduh berbagai catatan penting yang berkaitan dengan
kebutuhan setiap orang.
4) Koran. Jumlah koran dan persebaranya, walaupun tidak seluas
internet, juga sudah sangat banyak dan mudah untuk ditemukan.
Dari beberapa pengertian, penulis mengambil kesimpulan bahwa
membaca merupakan suatu kegiatan secara sadar berupa proses berfikir
yang timbul dari dorongan diri sendiri untuk mengetahui sesuatu dengan
tujuan memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan.
2. Perintah Membaca
Membaca merupakan hal yang sangat penting bagi umat islam.
Karena wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW
adalah Q.S Al-Alaq 1-5 yaitu perintah untuk membaca. Hal tersebut
merupakan pertanyaan besar untuk para umat islam, mengenai wahyu
yang pertama kali turun. Seberapa pentingkah membaca itu, sehingga
Allah pertama kali memerintahkan kepada nabi Muhammad untuk
27
Allah SWT berfirman dalam Quran Surah Al-Alaq ayat 1-5 :
( َقَلَخ يِذَّلا َكِّبَر ِمْساِب ْأَرْ قا
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah,
4. Yang mengajar manusia dengan pena,
5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya,
(Departemen Agama RI. 2011.597)
Dari ayat tersebut, Allah pertama kali memerintahkan kepada
Nabi Muhammad adalah untuk membaca.Allah memberikan wahyu yang
pertama bukan perintah mengerjakan sholat. Padahal sholat merupakan
pokok Islam atau tiang agama yang harus dikerjakan oleh umat muslim
sampai sekarang. Allah juga tidak menurunkan wahyu pertama untuk
melakukan rukun-rukun islam yang lain.
Dari Q.S Al-Alaq (1-5) tersebut dapat diketahuai betapa
pentingnya kegiatan membaca. Sehingga wahyu pertama yang diterima
oleh nabi Muhammad adalah perintah membaca. Membaca merupakan
hal dasar yang perlu dipelajari untuk melakukan sesuatu. Aplikasinya,
dalam mengucapkan syhadat seseorang juga harus bisa membaca. Untuk
dapat melaksanakan sholat, seseorang juga harus dapat membaca, dll.
Dalam ayat ke 4 Allah berfirman,“Yang mengajar manusia
28
Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy ”(Yang mengajar)
manusia menulis (dengan qalam) orang pertama yang menulis dengan
memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris a.s.” (Hidayat, 2009:257) Ini
semakin mempertegas kepada kita bahwasanya Allah telah mengajarkan
untuk menuntut ilmu dengan membaca serta senulis sejak sebelum nabi
Muhammad lahir. Nabi Idris lebih dahulu menulis dengan menggunakan
pena. Artinya Allah telah mengajarkan kepad Nabi Idris untuk
mengarsipkan ilmunya dengan menulisnya. Hal tersebut berarti, ilmu
merupakan hal yang sangat penting yang harus dipelajari oleh siapapun.
Dalam ayat ke 5 juga mengajarkan manusia tentang arti penting
berilmu. Ditafsirkan pada ayat ke 5, Allah mengajarkan manusia tentang
apa yang belum diketahuinya. Hal ini berarti Allah memerintahkan
manusia secara samar untuk mencari tentang segala sesuatu yang belum
diketahuinya. Hal tersebut tentunya dapat dilakukan dengan cara
membaca. Karna dari membacalah seseorang akan mendapatkan
pengetahuan serta wawasan yang sebelumnya belum diketahuinya. Jadi
sudah sangat jelas bahwa membaca merupakan hal yang banyak memberi
manfaat.
Allah SWT berfirman dalam Quran Surah Al-Israa’ ayat 14 :
ٰىَفَك َكَباَتِك ْأَرْقا
اًبيِسَح َكْيَلَع َمْوَيْلا َكِسْفَنِب
Artinya : Bacalah kitab (suratan amalmu) cukuplah engkau sendiri
pada hari ini menjadi perhitungan terhadap dirimu (tentang segala yang
29
Allah menyebut pertama kali dalam ayat ini adalah kata membaca.
Mengingat begitu pentingnya membaca sebagai kunci dari segala ilmu
dan dasar amal. Ayat ini menjadi dasar untuk perintah membaca sebagai
penegas ayat Al-Alaq. Begitu pentingnya kegiatan membaca, sehingga
Allah menurunkan beberapa ayat sebagai perintah untuk membaca.
Dalam islam, membaca kitab (Al-Qur’an) merupakan kewajiban sebagai
pedoman untuk hidup manusia. Sehingga sudah seharusnya kita
membudayakan membaca dan terbiasa membaca sebagai rasa taat kita
terhadap perintah agama.
3. Tujuan Orang Membaca
Orang membaca buku memiliki berbagai tujuan. Secara sederhana
ada empat tipologi orang membaca, khususnya membaca buku,
diantaranya :
1) Pembaca buku knowledgable, yaitu pembaca yang menelaah isi
buku dengan tujuan murni semata-mata untuk menelaah,
mendalami, dan memahami isi buku yang tengah dibacanya. Bagi
pembaca yang masuk dalam katagori ini, yang terpenting adalah
menguasai dengan baik isi buku tersebut. Hal ini dilakukan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang yang tengah
ditekuninya. Mereka yang melakukan telaah buku dalam katagori
ini umumnya dalah para mahasiswa atau ilmuan dalam suatu
30
menjadi seorang ahli dengan penguasaan yang cukup mendalam
atas bidang yang ditekuninya.
2) Membaca karena keingintahuan. Pembaca model seperti ini lebih
mengejar rasa keingintahuan atas fenomena secara mendalam.
Persoalan isi dan subtansi buku sama sekali lepas dari perhatian.
3) Membaca sebagai sarana mencari hiburan. Tidak sedikit orang
yang membaca buku sekedar sebagai sarana menghibur diri.
Mereka yang termasuk dalam katagori ini biasanya mencari
buku-buku ringan yang sesuai dengan seleranya. Orientasi hiburan
menjadikan membaca sebagai sebuah aktivitas yang umumnya
sebatas pemuasan dan rasa senang semata.
4) Membaca sebagai kebutuhan. Pembaca sejenis ini menjadikan
membaca sebagai salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak hanya bersifat materi
semata, tetapi juga kebutuhan rohani dan spiritual. Kebutuhan
rohani diperoleh dari makanan, sementara kebutuhan rohani dapat
dipenuhui dengan membaca buku-buku yang bermutu. Membaca
akan dapat memperkaya rohani. Dengan membaca seseorang akan
semakin kaya jiwanya, luas pengetahuanya, dan memiliki
perspektif yang semakin matang dalam memandang setiap
31
4. Manfaat Membaca
Manfaat membaca menurut Soekarman (2001:6), dapat
berpengaruh pada pribadi yang bersangkutan diantaranya :
a. Dapat mendalami suatu masalah dengan mendalami suatu persoalan,
sehingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan
peningkatan kecakapan.
b. Dapat menambah pengetahuan secara umum tentang suatu
persoalan.
c. Untuk mengisi waktu luang dengan menikmati seni sastra maupun
cerita-cerita fiksi yang bermutu.
Dalam kegiatan belajar di sekolah, membaca bermanfaat dalam
hal membantu siswa memahami berbagai mata pelajaran di sekolah.
Karena sesungguhnya dengan membaca, siswa menambah, memperluas
dan memperdalami pelajaran yang diberikan dikelas (Sinaga ,1998:101).
Sedangkan menurut Gray dan Rogers sebagai mana dikutip oleh
Mudjito (2001:62) ada delapan manfaat membaca, yaitu :
a. Mengisi waktu luang
b. Mengetahui hal-hal aktual yang terjadi di lingkungannya
c. Memuaskan pribadi yang bersangkutan
d. Memenuhi tuntutan praktis kehidupan sehari-hari.
e. Meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut.
f. Meningkatkan pengembangan diri sendiri
32
h. Memuaskan tuntutan spiritual
Dengan demikian banyak sekali manfaat dari membaca, diantaranya
yaitu :
a. Membaca buku-buku yang bermutu, akan menjadi “amunisi” penting
untuk membangun dan mengembangkan berbagai potensi yang
dimiliki dalam diri.
b. Membaca juga akan memperkaya jiwa dan memberikan kekayaan
kata-kata.
c. Dengan membaca, berbagai hal yang tidak ketahui akan dapat
diketahui.
d. Dengan membaca, banyak hal-hal baru yang akan didapatkan.
e. Dengan membaca, banyak pengalaman berharga yang dapat diambil
hikmah atau Ibrahnya.
B. Fasilitas Perpustakkan
1. Pengertian Fasilitas
Fasilitas adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan
pelayanan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu
dalam melaksanakan pekerjaan atau segala sesuatu yang digunakan,
dipakai, ditempati, dan dinikmati oleh orang pengguna
(Moenir,2001:119). Penjelasan lain mengenai fasilitas adalah prasarana
perpustakaan adalah fasilitas penunjang utama bagi terselenggaranya
kegiatan pelayanan perpustakaan (Prastowo,2012:297). Sarana dan
33
terperinci dengan istilah-istilah seperti ruang perpustakaan, sarana
perpustakaan, perabot perpustakaan, perlengkapan perpustakaan, dan
peralatan perpustakaan.
Perpustakaan merupakan wadah yang tepat sebagai tempat
berkumpulnya masyarakat dalam upayanya memenuhi kebutuhan bahan
bacaan mereka, sehingga perpustakaan merupakan tempat strategis yang
menyediakan bahan pustaka yang digunakan sebagai sarana belajar
mandiri (Supriyanto, 2006:143).
Adanya fasilitas yang memenuhi di perpustakaan sekolah
memudahkan pengguna memaksimalkan fungsi dari perpustakaan
tersebut. Pendapat lain yang menyatakan bahwa “Perpustakaan adalah
suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung tersendiri yang
berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa,
sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu
diperlukan oleh pembaca” (Sutarno, 2006:11 12).
Berdasarkan beberapa pengertian dari fasilitas dan perpustakaan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas perpustakaan
merupakan segala sesuatu yang dipergunakan dan dinikmati guna
menunjang pengorganisasian koleksi buku pustaka dan terbitan lain yang
diatur sesuai dengan perlengakapan dan peralatan yang ada serta tata
34
2. Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan merupakan tempat menyimpan dan mengarsipkan
buku-buku. Perpustkaan merupakan fasilitas yang disediakan untuk
mendukung adanya peningkatan minat baca. Perpusutakaan berarti
mengumpulkan dan mengorganisir buku untuk menunjang tujuan
pendidikan dan kurikulum, sehingga pada waktunya perpustakaan akan
terangkat menjadi education and research function yaitu sebagai pusat
kegiatan dan aktifitas ilmiah”, terdapat dalam Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Pondok Pesantren yang diterbitkan Departemen Agama
Islam (2003).
Perpustakaan merupakan sarana yang paling tepat untuk
menumbuhkan minat membaca masyaraakat secara luas. perpustakaan
merupakan sarana strategis untuk membangun kualitas bangsa. Di dalam
perpustakaan terdapat beragam buku dan karya menarik yang sangat
banyak (Ngainun, 2013:69). Adanya perpustakaan memudahkan
masyarakat manambah pengetahuan karena tidak perlu mengeluarkan
biaya banyak. Dengan demikian, perpustakaan merupakan tempat
mengasah dan mencari sumber pengetahuan bagi seluruh masyarakat.
Kebutuhan pembaca akan bacaan dapat terpenuhi melalui perpustakaan.
Perpustakaan sekolah merupakan tempat dimana para peserta didik
dapat mengeksplore (mengadakan penjelajahan ilmiah secara lebih luas)
35
yang dikaji agar memperoleh pengetahuan lebih dalam dari sekedar apa
yang diperoleh pada ruang kelas (Purnomo, 2006:123)
Perpustakkan merupakan daya dukung yang sangat penting untuk
menumbuhkan minat baca di masyarakat. Buku merupakan jendela dunia,
dan buku-buku tersebut harus diarsipkan dan dijaga dengan baik untuk
menyimpan serta menjaga ilmu yang dapat diwariskan kepada para calon
generasi penerus bangsa supaya berwawasan yang luas.
3. Jenis-Jenis Fasilitas Perpustakaan
Perpustakaan membutuhkan sarana dan prasarana atau fasilitas
untuk menunjang aktivitas dan pekerjaan didalamnya. Sarana prasarana
ataupun fasilitas merupakan salah satu kebutuhan pokok di dalam
perpustakaan sekolah (Prastowo, 2012:297). Sarana dan prasarana
berhubungan erat dengan pelayanan perpustakaan. Penggolongan jenis
sarana dan prasarana itu berbeda. Sarana itu lebih tertuju pada arti
alat-alat yang dibutuhkan langsung dan keseharian dari pelayan perpustakaan
tersebut. Alat alat tersebut misalnya: pensil, pensil warna, pena, kertas,
buku catatan, blangko surat, amplop, karbon, kertas marmer, penggaris,
stempel, dan lain sebagainya dan sifatnya itu habis pakai.
Prasarana perpustakaan merupakan fasilitas penunjang utama bagi
terselenggaranya kegiatan pelayanan perpustakaan. Seperti perlengkapan
rak buku, rak surat kabar, meja sirkulasi, lemari atau kabinet, kereta
36
Moenir (2001:119-121) menjelaskan sarana kerja ditinjau dari segi
kegunaannya ada tiga golongan:
a. Peralatan kerja
Peralatan kerja ini, termasuk jenis benda yang berfungsi
langsung sebagai alat produksi untuk menghasilkan barang atau
berfungsi memproses suatu barang menjadi barang lain yang berlainan
fungsi dan gunanya. Dalam kegiatan di perpustakaan misalkan ruang
perpustakaan, komputer, printer yang ada di perpustakaan membantu
pustakawan melakukan pencatatan dan sirkulasi apabila ada proses
peminjaman.
b. Perlengkapan kerja
Semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat bantu tidak
langsung dalam produksi, mempercepat proses, dan menambah
kenyamanan dalam bekerja. Misalkan perlengkapan yang ada dalam
perpustakaan yang berfungsi sebagai alat bantu yaitu: pena, koleksi
buku, kertas, spidol, LCD, komputer, dan lain sebagainya.
c. Perlengkapan bantu atau fasilitas
Fasilitas merupakan benda yang membantu kelancaran gerak
dalam pekerjaan. Misalkan, AC, kipas angin, mesin absensi, dan lain
sebagainya.
4. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah dapat bermanfaat apabila benar-benar
37
Tujuan perpustakaan sekolah menurut Mudjito (2001:74) terdiri dari
tujuan umum dan khusus, yaitu :
a. Tujuan umum
Perpustakaan bertujuan untuk memberikan kelengkapan sarana
belajar mengajar yang berupa bahan tercetak dan bahan terekam
untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Sebagai wadah
siswa, dalam menggali pengetahuan yang dibutuhkan.
b. Tujuan khusus
1) Meletakan dasar-dasar untuk belajar mandiri.
2) Memupuk minat dan bakat pada umumnya dan minat baca
pada khususnya.
3) Mendidik siswa untuk mempelihara dan memanfaatkan bahan
pustaka secara efektif dn efesien.
4) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah atas
usaha dan tanggung jawab sendiri.
5) Mengembangkan penghargaan pada pengalaman imajinatif
6) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mencari,
menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.
5. Manfaat Fasilitas Perpustakaaan
Fasilitas yang ada di perpustakaan yang membantu proses dan
kegiatan di perpustakaan akan mendatangkan manfaat apabila berfungsi
secara optimal. Oleh karena itu, fasilitas perpustakaan harus diciptakan
38
supaya mendapatkan kenyamanan secara maksimal. Fungsi dari sarana
prasarana atau fasilitas perpustakaan yaitu sebagai pendukung terhadap
pelayanan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah.
Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang telah diberikan
sekolah untuk pengguna baik siswa, guru, kepala sekolah, staf pegawai,
maupun masyarakat sekitar sekolah. Perpustakaan yang dirawat dan
dijaga dengan baik akan memberikan manfaat apabila fungsinya berjalan
secara maksimal. Menurut Bafadal (2009:5) manfaat perpustakaan
sekolah adalah :
a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid murid
terhadap membaca.
b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar
murid-murid.
c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaaan belajar mandiri
akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri
d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses pengguasaan teknik
membaca.
e. Dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.
f. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
g. Dapat membantu memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan
39
h. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan
sumber-sumber pengajaran.
i. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru, dan
anggota staf sekolah lainya dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
C. Minat Baca
1. Pengertian Minat Baca
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah,2009:152). Minat yang
timbul dari diri seseorang akan mempengaruhi pencapaian sesuatu yang
mereka inginkan, seperti halnya mengenai membaca. Apabila seseorang
menaruh minat dalam kegiatan membaca mereka akan lebih banyak
melakukan kegiatan tersebut dan melakukanya dengan senang hati tanpa
paksaan.
Minat ditandai dengan rasa suka dan terkait pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Artinya, harus ada kerelaan dari
seseorang untuk melakukan sesuatu yang disukai sehingga timbul minat.
Minat terjadi karena adanya penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Semakin kuat atau semakin besar
hubungan tersebut maka semakin dekat minat seseorang.
Seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan memberikan
perhatian lebih besar terhadap benda tersebut. Misalnya, seseorang yang
40
melakukan aktivitas tersebut. Hal ini dapat dikatakan bahwa minat
menjadi kekuatan tersendiri untuk melakukan sesuatu kegiatan.
Minat itu timbul tidak secara spontan, melainkan timbul akibat dari
partisipasi, pengalaman, kebiasaan, pada waktu belajar atau bekerja
(Sardiman,2014:76). Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan
menguntungkan, mereka merasa berminat. Hal ini kemudian
mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang.
Membaca itu merupakan kegiatan kompleks dan disengaja, dalam hal ini
berupa proses berpikir yang di dalamnya terdiri dari berbagai aksi pikir
yang bekerja secara terpadu mengarah kepada satu tujuan yaitu
memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan
(Bafadal,2009:193).
Minat membaca pada anak tidak muncul begitu saja, tetapi
melalui proses yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara
teratur dan berkesinambungan. Seperti halnya telah penulis uraikan di atas
bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu kegiatan atau aktivitas yang di tunjukan dengan keinginan atau
kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang
menyuruh, dilakukan dengan kesadarannya dan diikuti dengan rasa
senang.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat
membaca adalah suatu rasa lebih suka dan rasa lebih ketertarikan pada
41
ditunjukan dengan keinginan, tanpa ada yang menyuruh atau dilakukan
dengan kesadaranya, diikuti dengan rasa senang serta adanya usaha-usaha
seseorang untuk membaca tersebut dilakukan karena adanya motivasi dari
dalam diri.
2. Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca
Menurut Ngainun (2013: 10) ada tiga faktor yang menjadi penyebab
rendahnya atau tidak adanya minat baca, diantaranya:
1) Kondisi warisan dari orang tua. Mulai dari kakek nenek jika memang
tidak suka membaca berarti sudah mengakar dalam DNA-nya
sampai saat ini. Sifat ini diwarisi dan diteruskan dari generasi ke
generasi berikutnya. Hal ini dinamakan dengan determinisme
genetis.
2) Seseorang tidak senang membaca karena memang sejak kecil
dibesarkan dengan orang tua yang tidak pernah mendekatkan dirinya
pada bacaan. Dan tidak senang membaca karena tidak diberi teladan
oleh orang tuanya. Pengasuhan dan pengalaman masa kanak-kanak
pada dasarnya membentuk kecenderungan pribadi dan susunan
karakter. Itulah sebabnya seseorang tidak senang membaca. Hal ini
disebut dengan determinisme psikis.
3) Seseorang tidak suka membaca karena teman-teman, dan
orang-orang disekitarnya tidak suka membaca. Disamping itu, jika
disekolah, dirumah maupun di lingkungan sekitar tidak tersedia