• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA MEMBACA DAN FASILITAS PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI ANGGASWANGI KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA BUDAYA MEMBACA DAN FASILITAS PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI ANGGASWANGI KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar S"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA MEMBACA DAN

FASILITAS PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT BACA

SISWA DI SD NEGERI ANGGASWANGI KECAMATAN

GODONG KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

NAILIL FADHILATUR ROHMANIAH

NIM 115 14 112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

سانلل مهعفنا سانلاريخ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain” (H.R Ahmad)

PERSEMBAHAN

Sebuah karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak Moh.Zaenuri dan Ibu Siti Halimah tercinta yang senantiasa membimbing, merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang sedari kecil sampai sekarang, semoga Allah SWT memberikan kesehatan, umur panjang dan rezeki yang barokah dan bermanfaat untuk beliau.

2. Kakakku tercinta Miftahun Niam yang selalu memberi dukungan lahir batin, semoga Allah SWT selalu menyayangimu.

3. Adikku An Harul Huda yang selalu memberikan do’a dan dukungan terbaik.

4. Bapak K.H Zumri RWS (Alm.) dan Ibu Nyai Hj. Latifah selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-falah yang kami tunggu-tunggu barokah ilmunya.

5. Bapak dan Ibu dosen yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran. 6. Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu mendukung dan mendo’akan dalam

pengerjaan skripsi ini.

7. Teman-teman PPL di MI Kutowinangun yang telah membantu kelancaran dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Teman-teman KKN tercinta yang sudah mensupport demi terselesainya skripsi ini.

9. Teman-teman angkatan 2014 yang sudah mendo’akan dan membantu terselesainya skripsi ini.

10.Teman-temanku (Risa, Chuzna, Dafin, Mufida, Hanifah, Liza, Rodiyah, Aisyah, Kuni, Miladil, Uswatun, Fitriya, Imroatul, Fatma, Salis)

(7)

vii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نحمرلا للها مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke

jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata

guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah

“HUBUNGAN ANTARA BUDAYA MEMBACA DAN FASILITAS

PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI

ANGGASWANGI KEC.GODONG KAB.GROBOGAN TAHUN PELAJARAN

2017/2018”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si. selaku Ketua Prodi PGMI IAIN Salatiga.

4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan

(8)

viii

berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya

skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PGMI IAIN

Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan

kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

6. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu

memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan

memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amin ya robbal

‘alamin.

Salatiga, 8 Maret 2018 Penulis,

(9)

ix

ABSTRAK

Rohmaniah, Nailil Fadhilatur. 2018. Hubungan Antara Budaya Membaca dan Fasilitas Perpustakaan Dengan Minat Baca Siswa di SD Negeri Anggaswangi Kec. Godong Kab. Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata Kunci: Budaya Membaca, Fasilitas Perpustakaan, Minat Baca.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara budaya membaca dan fasilitas perpustakaan dengan minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi Kec. Godong Kab. Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana budaya membaca SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ? (2) Bagaimana fasilitas perpustakaan di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ? (3) Bagaimana minat baca siswa SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ? (4) Adakah hubungan anatara budaya membaca dan fasilitas perpustakaan dengan minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

Berdasarkan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipakai untuk memahami hubungan antara variabel bebas yakni budaya membaca dan fasilitas perpustakaan dengan variabel terikat yakni minat baca siswa. Metode pengumpulan data pada skripsi ini menggunakan angket dan dokumentasi. Langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan anlisis dengan cara: (1) Analisis pendahuluan dengan perhitungan persentase. (2) Analisis lanjutan dengan perhitungan rumus kolerasi product moment.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Budaya membaca di sekolah di SD Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 pada umumnya dalam kondisi tinggi. Terbukti 62,8% dari 43 siswa yaitu 27 siswa dalam kondisi tinggi. (2) Fasilitas perpustakaan di SD Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 pada umumnya dalam kondisi tinggi. Terbukti 67,4% dari 43 siswa yaitu 29 siswa dalam kondisi tinggi. (3) Minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 pada umumnya dalam kondisi tinggi. Terbukti 90,7% dari 43 siswa yaitu 39 siswa dalam kondisi tinggi. (4) Berdasarkan penghitungan data kolerasi ganda, nilai

1 2

y x x

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN DEKLARASI ... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Rumusan Hipotesis Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Telaah Pustaka ... 9

G. Definisi Operasional ... 12

H. Metode Penelitian ... 14

I. Sistematika Penulisan ... 22

BAB II LANDASAN TEORI A. Budaya Membaca di Sekolah ... 24

(11)

xi

2. Perintah Membaca ... 26

3. Tujuan Orang Membaca ... 29

4. Manfaat Orang Membaca ... 31

B. Fasilitas Perpustakaan ... 32

1. Pengertian Fasilitas ... 32

2. Pengertian Perpustakaan ... 34

3. Jenis-Jenis Fasilitas Perpustakaan ... 35

4. Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 36

5. Manfaat Fasilitas Perpustakaan ... 37

C. Minat Baca ... 39

1. Pengertian Minat Baca ... 39

2. Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca ... 41

3. Upaya Meningkatkan Minat Baca ... 42

D. Hubungan Antara Budaya Membaca dan Fasilitas Perpustakaan dengan Minat Baca Siswa ... 45

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SD Negeri Anggaswangi ... 49

1. Sejarah Berdirinya SD Negeri Anggaswangi ... 49

2. Profil Sekolah ... 49

3. Daftar Pendidik ... 50

4. Pengurus ... 50

5. Visi Misi dan Tujuan Sekolah ... 51

6. Sarana Prasarana ... 52

7. Rombongan Belajar dan Kurikulumnya... 53

(12)

xii

9. Ekstrakulikuler ... 55

B. Gambaran Umum Perpustakaan SD Negeri Anggaswangi ... 56

1. Sejarah berdiri ... 56

2. Struktur Organisasi ... 56

3. Koleksi Perpustakaan... 57

4. Pelayanan Perpustakaan... 58

5. Tata Tertib Perpustakaan ... 58

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ... 60

1. Analisis Data tentang Budaya Membaca ... 60

2. Analisis Data tentang Fasilitas Perpustakaan... 65

3. Analisis Data tentang Minat Baca Siswa ... 70

4. Analisis Hubungan Antara Budaya dengan Minat Baca Siswa ... 75

5. Analisis Hubungan Antara Fasilitas Perpustakaan Dengan Minat Baca Siswa ... 78

6. Analisis Hubungan Antara Budaya Membaca dan Fasilitas Perpustakaan dengan Minat Baca Siswa ... 82

7. Uji Hipotesis... 83

B. Pembahasan ... 85

1. Budaya Membaca di SD Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan ... 85

(13)

xiii

3. Minat Baca Siswa di SD Negeri Anggaswangi

Kec.Godong Kab.Grobogan ... 88

4. Hubungan Antara Budaya Membaca Dengan Minat

Baca Siswa di SD Negeri Anggaswangi

Kec.Godong Kab.Grobogan ... 89

5. Hubungan Antar Fasilitas Perpustakaan Dengan

Minat Baca Siswa di SD Negeri Anggaswangi

Kec.Godong Kab.Grobogan ... 90

6. Hubungan Antara Budaya Membaca dan Fasilitas

Perpustakaan Dengan Minat Baca Siswa di SD

Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan .. 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 95

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Kelasnya... 15

Tabel 1.2 Indikator Budaya Membaca ... 18

Tabel 1.3 Indikator Fasilitas Perpustakaan ... 19

Tabel 1.4 Indikator Minat Baca Siswa ... 20

Tabel 3.1 Tenaga Pendidik dan Jabatanya ... 50

Tabel 3.2 Rombongan Belajar dan Kurikulum ... 53

Tabel 3.3 Klasifikasi Buku Perpustakaan SD N Anggaswangi ... 57

Tabel 3.4 Jadwal Pinjam Buku ... 58

Tabel 4.1 Hasil Angket Variabel X1 ... 61

Tabel 4.2 Interval Budaya Membaca ... 63

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Budaya Membaca ... 64

Tabel 4.4 Hasil Angket Variabel X2 ... 66

Tabel 4.5 Interval Fasilitas Perpustakan ... 68

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Fasilitas Perpustakaan ... 69

Tabel 4.7 Hasil Angket Variabel Y ... 71

Tabel 4.8 Interval Minat Baca Siswa ... 73

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Minat Baca Siswa ... 74

Tabel 4.10 Tabel Kerja Koefisien Variabel X1 dan Y ... 75

Tabel 4.11 Tabel Kerja Koefisien Variabel X2 dan Y ... 79

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Pembimbing Skripsi

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Skripsi

Lampiran 4 Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 6 Lembar SKK

Lampiran 7 Dokumentasi

Lampiran 8 Daftar Nama Responden

Lampiran 9 Angket

Lampiran 10 Uji Validitas

Lampiran 11 Uji Reabilitas

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan hal yang sangat dekat dengan peserta didik

maupun setiap orang baik yang berada di dalam lingkungan dunia

pendidikan maupun yang berada di lingkungan dunia umum. Karena

membaca merupakan aktivitas harian yang ringan yang memberikan

berjuta manfaat bagi orang yang melakukanya.

Membaca bukanlah aktivitas yang menyita waktu banyak. Namun

bukan berarti membaca itu tidak membutuhkan waktu. Karena membaca

dapat dilakukan dengan melakukan aktifitas lain yang tidak bisa

ditinggalkan. Sebagai contohnya ketika berada dalam perjalanan jauh

maka untuk mengisi kejenuhan selama diperjalan, dapat dimanfaatkan

waktunya untuk membaca.

Membaca tak hanya berpacu pada membaca buku. Karena dunia

cemakin canggih maka membaca dapat dilakukan dengan media apa saja

yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan. Seperti smartphone,

laptop, tablet dll. Dengan adanya kecanggihan teknologi ini, semakin

memudahkan seseorang untuk mengakses hal yang diinginkan. Banyak

buku yang dapat dibaca tanpa harus kerepotan dan keberatan

membawanya kemana-mana.

Selain itu, membaca seharusnya menjadi suatu kegiatan yang

(17)

2

lingkungan pendidikan. Karena membaca dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang, yang dapat menghantarkan pembaca menjadi

semakin cerdas dan menjauhkan dari jurang kebodohan. Selain itu,

membaca merupakan hal yang positif yang memberi banyak manfaat serta

memberi pengetahuan-pengetahuan baru yang sebelumnya belum

dimengerti oleh seseorang.

Membiasakan diri membaca buku, surat kabar, majalah maupun

media lain, membuat seseorang berwawasan luas, karena banyak informasi

yang dapat diperoleh dari membaca tersebut. Bahkan ada selogan yang

sudah sering terdengar yaitu “buku merupakan jendela dunia”. Artinya,

seseorang yang banyak membaca buku, akan banyak pula dalam

memperoleh informasi. Bukan hanya informasi yang ada di sekelilingnya

saja, namun juga dapat mengetahui informasi seluruh dunia. Slogan

tersebut memberikan makna penting bagi kegiatan membaca, karena

membaca merupakan upaya peningkatan kualitas diri.

Kebiasaan membaca ini, seharusnya sudah diberikan serta

diajarkan sejak dini untuk anak-anak supaya mengakar di otak anak dan

akhirnya akan menjadi budaya yang baik yang dapat diturunkan untuk

generasi selanjutnya.

Kegiatan membaca ini juga harus didukung dengan adanya

perpustakaan. Karna perpustakaan adalah tempat menyimpan serta

mengarsipkan buku-buku. Perpustkaan merupakan fasilitas yang

(18)

3

perpusutakaan adalah tempat untuk mengumpulkan dan mengorganisir

buku untuk menunjang kebutuhan dalam dunia pendidikan.

Kenyamanaan serta fasilitas yang disediakan dalam perpuskaan

menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung perpustakaan. Kebanyakan

pengunjung akan sering berkunjung ke perpustakaan, apabila perpustakaan

menjadi tempat yang nyaman dan tenteram untuk membaca ataupun

sekedar mencari buku. Kenyaman tersebut juga bisa didapat dari

pelayanan yang diberikan petugas. Petugas yang baik, ramah serta

bersahabat dengan pengunjung merupakan daya tarik tersendiri dari

seluk-beluk perpustakaan. Hal tersebut berarti, sesorang akan senang membaca

serta sering berkunjung di perpustakaan, apabila pelayanan yang diberikan

petugas memuaskan pengunjung.

Selain itu, perpustakaan akan menjadi pilihan seseorang untuk

menghabiskan waktu luangnya, apabila fasilitas yang disediakan juga

lengkap. Seperti koleksi bukunya banyak, tempat yang disediakan untuk

membaca luas serta fasilitas pendukungnya juga tepenuhi. Kebersihan

terjaga, dan pelayanan memuaskan.

Perpustakaan merupakan daya dukung yang sangat penting untuk

dapat menjadikan generasi penerus bangsa yang berkompeten. Buku

merupakan jendela dunia, dan buku-buku tersebut harus diarsipkan dan

dijaga dengan baik untuk menyimpan serta menjaga ilmu yang dapat

diwariskan kepada para calon generasi penerus bangsa. Apabila

(19)

4

sering berkunjung ke perpustakaan maka banyak ilmu yang dapat

diperoleh para generasi muda. Serta dapat menjadikan generasi muda

penerus bangsa yang berkompeten dan berwawasan luas.

Menurut Idris Apandi dalam artikelnya, Indonesia mengalami

darurat literasi. Karena melihat kondisi rendahnya minat baca masyarakat

Indonesia saat ini. Aktivitas membaca belum mendapat tempat dalam hati

masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia masih terbiasa dengan

budaya lisan alias mengobrol. Rendahnya minat baca masyarakat

Indonesia tidak dapat dipandang sebagai masalah yang sepele, karena

budaya membaca merupakan salah satu ciri yang berperadapan modern.

Untuk itu asumsi penulis bahwasanya membaca merupakan hal

yang sangat penting yang harus dibudayakan atau dibiasakan kepada anak

mulai sejak dini. Apabila sejak usia dini anak sudah dikenalkan dan

dibiasakan dengan kegiatan membaca, maka anak akan mulai tertanam

sikap cinta terhadap koleksi buku dan akan mulai terbiasa dengan kegiatan

membaca. Karena membaca merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas diri manusia supaya dapat mengikuti

perkembangan zaman, serta menciptakan generasi penerus bangsa yang

berkompeten serta berwawasan luas.

Namun sayangnya, kebiasaan membaca ini belum banyak

diterapkan oleh para guru kepada muridnya maupun para orangtua kepada

anak-anaknya. Kegiatan membaca ini seharusnya menjadi hal yang telah

(20)

5

moyang kita, apalagi untuk para umat Islam sendiri. Karna wahyu yang

pertama kali turun yaitu perintah untuk membaca.

Kegiatan membaca ini juga harus didukung dengan adanya

perpustakaan. Perpustakaan adalah tempat menyimpan dan mengarsipkan

buku-buku. Perpustakaan merupakan fasilitas yang disediakan untuk

mendukung adanya peningkatan minat baca. Dua hal tersebut merupakan

hal yang perlu diperhatikan dengan serius. Mengingat kebiasaan serta

minat baca para peserta didik yang sangat rendah, maka perlu adanya

upaya yang dilakukan untuk meningkatakan minat baca peserta didik.

Survey awal yang peneliti lakukan pada November 2017 di SD

Negeri Anggaswangi, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, lembaga

sekolah dasar tersebut merupakan lembaga pendidikan yang

memperhatikan adanya budaya membaca serta meperhatiakan fasilitas

perpustakaan sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca peserta

didiknya. Namun perpustakaan yang telah tersedia dengan fasilitasnya

tersebut kurang dimanfaatkan dengan maksimal oleh siswa yang berada di

lingkungan sekolah. Pada saat waktu istirahat hanya sedikit siswa yang

berkunjung ke perpustakaan jika dibandingkan dengan siswa yang

berkunjung ke kantin sekolah.

Bagaimana terselenggaranya budaya membaca, upaya apa saja

yang dilakukan pihak sekolah, strategi yang dilakukan guru dalam

peningkatan minat baca tersebut serta kendala yang dialami sekolah dalam

(21)

6

penelitian ini. Untuk menyikapi masalah tersebut, penulis menawarkan

solusi kepada pihak sekolah untuk memperlengkap fasilitas perpustakaan

sebagai daya dukung peningkatan minat baca peserta didik. Kelengkapan

fasilitas ini bisa berupa koleksi bukunya, maupun fasilitas yang disediakan

lainya, seperti kursi dan meja. Selain itu pelayanan perpustakaan juga

harus diperhatikan dengan sungguh. Petugas perpustakaan dapat melayani

dengan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun). Karena pelayanan yang

baik membuat peserta didik senang berkunjung ke perpustakaan. Selain

itu, petugas perpustakaan juga bisa membuat jadwal berkunjung di

perpustakaan.

Kemudian untuk masalah budaya membaca di sekolah, guru harus

menerapkan budaya membaca ini kepada peserta didiknya. Di bangku

sekolah dasar, peserta didik harus dibiasakan untuk senang membaca dan

sering berkunjung ke perpustakaan. Budaya membaca ini bisa disiasati

dengan menugaskan peserta didik untuk berkunjung ke perpustakkan.

Selain itu, guru juga dapat menyuruh peserta didiknya untuk selalu

mencari bahan rujukan di perpustakaan. Budaya membaca ini juga dapat

disiasati dengan memasang selogan-selogan yang berkaitan dengan dunia

pendidikan di semua sudut kelas, ataupun sekolah dapat membuat jadwal

pembuatan mading sekolah secara bergilir antar kelas. Mading ini dapat

diisi dengan kreasi cerita pendek, artikel, gambaran,dan lain sebagainya

sesuai ide yang ada pada peserta didik sebagai sarana penyalur bakat serta

(22)

7

Dengan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis , maka

penulis bermaksud mengadakan penelitian di SD Negeri Anggaswangi

Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan dengan judul “Hubungan Antara

Budaya Membaca Dan Fasilitas Perpustakaan Dengan Minat Baca Siswa

Di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan

Tahun Pelajaran 2017/2018”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis

membuat beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana budaya membaca di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan

Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

2. Bagaimana fasilitas perpustakaan di SD Negeri Anggaswangi

Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

3. Bagaimana minat baca siswa SD Negeri Anggaswangi Kecamatan

Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

4. Adakah hubungan antara budaya membaca dan fasilitas perpustakaan

terhadap minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan

Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, sebagai tujuan penelitian ini

yaitu:

1. Untuk mengetahui budaya membaca siswa di SD Negeri Anggaswangi

(23)

8

2. Untuk mengetahui fasilitas perpustakaan di SD Negeri Anggaswangi

Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.

3. Untuk mengetahui minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi

Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.

4. Untuk mengetahui hubungan antara budaya membaca dan fasilitas

perpustakaan dengan minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi

Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Rumusan Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Darmawan,2014:120). Dari pengertian hipotesis tersebut maka

hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara budaya membaca dan fasilitas perpustakaan

dengan minat baca siswa di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan

Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

semua kalangan masyarakat pada umumnya dan khususnya memberikan

manfaat kepada peserta didik di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan

Godong Kabupaten Grobogan. Adapun berbagai manfaat yang diharapkan

antara lain sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan bagi SD Negeri Anggaswangi

(24)

9

betapa besarnya manfaat dari membudayakan membaca serta

memperhatikan fasilitas perpustakaan untuk meningkatkan minat baca

siswa.

Sebagai salah satu acuan untuk masyarakat umum akan

pentingnya membudayakan membaca sejak dini dan begitu besar

manfaat dari kegiatan membaca.

2) Manfaat Praktis

Dalam penelitian ini, apabila ternyata ada hubungan yang positif

antara budaya membaca dan fasilitas perpustakaan dengan minat baca

siswa, maka diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca agar

membudayakan membaca dan meningkatkan fasilitas perpustakaan agar

dapat meningkatakan minat belajar peseta didik.

F. Telaah Pustaka

Kajian tentang hubungan antara budaya membaca dan fasilitas

perpustakaan terhadap minat baca siswa memang bukan pertama kali oleh

para penulis, terutama penelitian jurnal maupun skripsi. Sejauh peneliian

yang dilakukan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

pengaruh budaya membaca di sekolah dan kelengkapan fasilitas

perpustakaan terhadap minat baca siswa, berikut kajian penelitian yang

relevan dengan penelitian yang diangkat oleh penulis sebagai acuan.

Pertama, penelitian yang berkaitan dengan kelengkapan fasilitas

perputakaan terhadap minat baca, penulis merujuk pada skripsi yang

(25)

10

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2015 yang

berjudul “Pengaruh kelengkapan fasilitas perpustakaan terhadap minat

baca siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Ajaran

2014/2015”. Kemudian setelah diuji menggunakan metode kuantitatif,

populasi penelitian sebanyak 30 responden dengan menggunakan dengan

menggunakan teknik pengambilan teknik stratified populasi sampling.

dan untuk sampelnya berjumlah 30 siswa dari keseluruhan populasi.

Pengambilan data dengan menggunakan instrumen angket, wawancara,

dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh

positif antara kelengkapan fasilitas perpustakaan terhadap minat baca

siswa di SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta. Skripsi penulis memiliki

persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh saudari Devi Diah

Kurniawati yakni sama-sama membahas tentang pengaruh kelengkapan

fasilitas perpustakaan terhadap minat baca siswa. Namun ada pula yang

membedakannya, yaitu terletak pada pengaruh budaya membaca di

sekolah terhadap minat baca siswa, sedangkan pada skripsi saudari Devi

Diah Kurniawati hanya membahas pengaruh kelengkapan fasilitas

perpustakaan terhadap minat baca siswa.

Kajian kedua, penulis merujuk pada skripsi saudari Magdalena,

Mahasiswi Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 yang

berjudul “Peran Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat dan

(26)

11

70 Jakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti

menggunakan pendekatan deskriptif dengan menggunakan metode survey.

Dengan populasi siswa kelas XI-XII SMAN 70 Jakarta dengan sampel

secara acak. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada

perpustakaan sekolah di SMAN 70 Jakarta sudah berperan aktif dalam

upaya peningkatan minat baca dan kebiasaan membaca siswa.Skripsi

penulis memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh

saudari Magdalena yakni sama-sama membahas tentang perpustakaan,

serta minat baca. Namun ada pula yakni yang membedakannya terletak

pada penulis menileliti budaya membaca yang tentunya sangat berbeda

dengan kebiasaan membaca. Budaya membaca lebih dari sekedar

kebiasaan, budaya membaca adalah kebiasaan membaca yang sering

dilakukan dan ditanamkan sejak dini hingga mengakar sampai dewasa

bahkan tua. Selain itu, penulis cenderung meneliti pengaruh kelengkapan

fasilitas perpustakaan terhadap minat baca, bukan peran perpustakaan

terhadap minat baca.

Kajian yang ketiga, penulis merujuk pada skripsi saudari Dewi

Cahyani Purwaningsih, Mahasiswi Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang tahun 2015 yang berjudul

“Pengaruh Fasilitas Perpustakaan dan Pelayanan Perpustakaan terhadap

Minat Membaca Siswa Kelas XI di Perpustakaan SMK N 1 Kendal”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti menggunakan metode

(27)

12

kelas XI SMK N 1 Kendal dengan sampel menggunakan rumus Slovin.

Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara

simultan antara fasilitas perpustakaan dan pelayanan perpustakaan

terhadap minat membaca siswa kelas XI di Perpustakaan SMK N 1 Kendal

sebesar 55,1%. Sehingga kenaikan fasilitas perpustakaan dan pelayanan

perpustakaan akan mempengaruhi kenaikan minat membaca siswa kelas

XI di perpustakaan SMK N 1 Kendal. Skripsi penulis memiliki persamaan

dengan penelitian yang dilakukan oleh saudari Dewi Cahyani

Purwaningsih yakni sama-sama membahas tentang kelengkapan fasilitas

perpustakaan, serta minat baca. Namun ada pula yakni yang

membedakannya terletak pada penulis juga meneliti budaya membaca

yang dapat mempengaruhi minat baca siswa. Jadi bukan fasilitas

perpustakaan saja.

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah pahaman pada judul skripsi di atas, maka

penulis akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut :

Sub-sub istilah yang didefinisikan secara operasional :

1. Budaya membaca

2. Fasilitas perpustakaan

3. Minat baca

1. Budaya membaca

Budaya merupakan pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu yang

(28)

13

Sedangkan membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang

ditulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati), mengeja atau

melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, mengetahui, meramalkan,

memperhitungkan, dan memahami (KBBI,2008: 83).

Budaya membaca merupakan suatu kebiasan yang dilakukan

secara terus menerus dalam proses memahami kata-kata atau bahasa

tulisan. Dalam kegiatan membaca juga perlu memiliki kondisi fisik

yang baik sehinnga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada teks

atau tulisan yang sedang dibaca.

2. Fasilitas perpustakaan

Fasilitas adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja yang

berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam melaksanakan

pekerjaan atau segala sesuatu yang digunakan, dipakai, ditempati, dan

dinikmati oleh orang pengguna (Moenir, 2001:119). Sedangkan

perpustakaan suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau

gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan

diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan

dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca

(Sutarno, 2006:11 12).

Dari uraian tersebut, kelengkapan fasilitas perpustakaan

merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan pengunjung yang dapat

menunjang kegiatan membaca. Perpustakaan merupakan daya dukung

(29)

14

dengan segala fasilitas penunjangnya, maka kelengkapan fasilitas

yang ada di perpustakaan pun harus diperhatikan.

3. Minat baca

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2009:152). Sedangkan

membaca merupakan kegiatan kompleks dan disengaja, berupa proses

berpikir yang di dalamnya terdiri dari berbagai aksi pikir yang bekerja

secara terpadu mengarah kepada satu tujuan yaitu memahami makna

paparan tertulis secara keseluruhan (Bafadal, 2009:193).

Minat membaca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan

penuh ketekuan dan cenderung menetap dilakukan secara sadar dan

tanpa paksaan apapun, dalam rangka membangun pola komunikasi

dengan diri sendiri. Agar pembaca dapat menemukan makna tulisan

dan memperoleh informasi untuk mengembangkan intelektualitas dan

pembelajaran sepanjang hayat.

H. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode, antara lain:

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

(30)

15

bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010:8).

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah

Korelasional, dikarenakan peneliti ingin membuktikan “Hubungan Antara Budaya Membaca Dan Fasilitas Perpustakaan Dengan

Minat Baca Siswa di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong

Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.” 2. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini bertempat di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan

Godong Kabupaten Grobogan, yang dilaksanakan pada November 2017

sampai Maret 2018.

3. Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang menjadi

sasaran penelitian dan pada populasi itu hasil penelitian diberlakukan.

Populasi itu bisa manusia dan bukan manusia (Arikunto, 2005: 93).

Berdasarkan penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian

adalah seluruh siswa di SD Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong

Kabupaten Grobogan yang berjumlah kurang lebih 171 siswa, dengan

rincian sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jumlah peserta didik berdasarkan kelasnya

Kelas L P Total

Kelas 1 18 11 29

(31)

16

Kelas 3 20 10 30

Kelas 4 15 18 33

Kelas 5 16 11 27

Kelas 6 17 15 32

Total 89 82 171

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diselidiki. Dalam

menentukan sampel, apabila populasi kurang dari 100, maka harus

diambil semua, apabila populasi menunjukkan jumlah lebih dari 100,

maka dapat diambil 10%, 20%, 25%, atau lebih. Sedangkan menurut

Arikunto sampel adalah sebagian/wakil populasi yang akan diteliti

(Hadi, 1998: 221). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel

25% dari sampel yang berjumlah kurang lebih 171 peserta didik yakni

didapati sebanyak 43 peserta didik yang akan dijadikan sampel.

Peneliti memilih peserta didik yang ada di SD Negeri Anggaswangi

sebagai sampel.

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling (sampling

bertujuan), yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika

peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam

pengambilan sampelnya (Arikunto, 2005: 97). Alasan mengapa

peneliti menggunakan teknik purposive sampling, karena jumlah

responden yang diteliti banyak, sehingga disesuaikan dengan

(32)

17

4. Metode Pengumpulan Data

Agar penelitian sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis

menggunakan metode pengumpulan data, yaitu:

a. Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada

orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia

memberikan respon dengan permintaan pengguna (Arikunto, 2005:

103). Model angket yang penulis gunakan adalah angket tertutup,

sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan

oleh peneliti.

Metode ini peneliti gunakan untuk mencari data tentang

budaya membaca, fasilitas perpustakaan serta minat baca siswa.

b. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan atau peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010: 240). Metode ini

digunakan penulis untuk memperoleh data mengenai gambaran

umum lokasi penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut

(33)

18

Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitiannya berupa angket

untuk masing-masing variabel.

Ada tiga alat ukur yang akan dibuat peneliti yaitu angket budaya

membaca di sekolah, fasilitas perpustakaan dan minat baca siswa. Adapun

instrumen penelitian (angket) yang peneliti buat, mengacu pada

variabel-variabel di bawah ini:

a. Variabel X1:

Angket I digunakan untuk mengetahui budaya membaca yang

mencakup indikator:

1) Terbiasa membaca buku.

2) Menghabiskan waktu luang dengan membaca.

3) Membaca buku dimanapundan kapanpun.

4) Berkunjung ke perpustakaan sekolah

Tabel 1.2

Indikator Budaya Membaca

No Indikator No.Item Jumlah

1 Terbiasa membaca buku 1,2,3,4,6 5

2 Menghabiskan waktu luang dengan

membaca.

5,7,8 3

3 Membaca buku dimanapun dan kapanpun 9,10,14 3

4 Berkunjung ke perpustakaan sekolah 11,12,13,,15 4

b. Variabel X2 :

Angket II digunakan untuk mengetahui fasilitas perpustakaan

(34)

19

1) Kelengkapan koleksi buku.

2) Pelayanan baik

3) Kebersihan terjaga

4) Fasilitas Pendukung

5) Didukung dengan teknologi modern

Tabel 1.3

Indikator Fasilitas Perputakaan Sekolah

No Indikator No. Item Jumlah

1 Kelengkapan koleksi buku 1,2,3,4,5,6 6

2 Pelayanan baik 7,8,9, 3

3 Kebersihan terjaga 10,11,12,13 4

4 Fasilitas pendukung 14,15,16,17,18, 5

5 Didukung dengan teknologi

modern

19,20 2

c. Variabel Y :

Angket III digunakan untuk mengetahui minat baca siswa yang

mencakup indikator:

1) Gemar membaca

2) Membaca buku saat belajar

3) Buku sebagai sahabat sehari-hari.

4) Mempunyai banyak koleksi buku.

(35)

20

Tabel 1.4

Tabel Indikator Minat Baca Siswa

No Indikator No. Item Jumlah

1 Gemar membaca 1,2,3,4,5 5

2 Membaca buku saat belajar 8,12,13 3

3 Buku sebagai sahabat sehari-hari 6,7,9,10,11 5

4 Mempunyai banyak koleksi buku 19,20,14 3

5 Menabung untuk membeli buku 15,16,17,18 4

6. Analisis Data

Data yang kita perlukan melalui pengumpulan data pada dasarnya

adalah untuk menguji hipotesis atau sekurang-kurangnya menjawab

pertanyaan penelitian. Artinya, data itu diperlukan untuk membuktikan

kebenaran hipotesis. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa data secara

sengaja diupayakan agar mendukung dan membenarkan hipotesis

sekalipun kenyataannya data tersebut bertolak belakang dengan hipotesis.

Data tetap bagaimana adanya (Arikunto, 2005:132).

a. Analisis data pendahuluan

Dalam penelitian ini unuk mengetahui masing-masing

variabel digunakan rumus:

Keterangan:

P : Presentasi

(36)

21

N : Jumlah Responden (Sugiyono, 2010:250)

b. Analisis data lanjut

Analisis selanjutnya yang penulis lakukan antara variabel x

dan variabel y yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product

moment yang ditemukan oleh Karel Pearson. Rumus ini dapat

digunakan apabila data variabel berupa data kuantitas (Hadjar,

2014:139). Dalam penelitian ini, data yang dimaksud ialah data

dengan variabel x1, x2 dan variabel y, di mana variabel x1 adalah

budaya membaca di sekolah, variabel x2 adalah kelngkapan fasilitas

perpustakaan sedangkan variabel y adalah minat baca siswa di SD

Negeri Anggaswangi Kec.Godong Kab.Grobogan. Penggabungan

antara variabel x1 dan variabel y digunakan rumus product moment

sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Dan untuk penggabungan antara variabel x2 dan y digunakan

rumus product moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

: Koefisien pengaruh antara variabel X dan variabel Y

(37)

22

Y : Jumlah variabel Y

: Kuadrat dari variabel X

: Kuadrat dari variable Y

N : Banyaknya sampel penelitian

XY: Product dari variable X dan Y

Ʃ : Jumlah

I. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan sistematika sebagai berikut:

Bab I berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka,

definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II menguraikan landasan teori yang digunakan peneliti untuk

melakukan penelitian agar mendapat gambaran yang jelas mengenai

masalah yang akan diteliti. Penulis membagi kedalam empat bagian.

Bagian pertama mengenai budaya membaca (pengertian, perintah, tujuan

serta manfaat membaca). Bagian kedua mengenai fasilitas perpustakaan

(pengertian, jenis-jenis, serta manfaat fasilitas perpustakaan). Bagian

ketiga mengenai minat baca (pengertian minat baca, faktor penyebab

rendahnya minat baca serta upaya meningkatkan minat baca). Bagian

keempat mengenai hubungan antara budaya membaca di sekolah dan

(38)

23

Bab III merupakan hasil penelitian yang berisi gambaran umum SD

Negeri Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Penulis

membagi menjadi dua bagian. Bagian pertama mengenai gambaran umum

SD Negeri Anggaswangi (sejarah berdirinya, profil sekolah, kepala

sekolah, kepengurusan, visi misi dan tujuan, sarana prasarana,rombongan

belajar dan kurikulumnya, pembiasaan, serta ekstrakulikuler). Bagian

kedua mengenai gambaran umum perpustakaan di SD Negeri

Anggaswangi.

Bab IV merupakan analisis data, meliputi analisis data deskriptif

(tiap variabel), penyajian hipotesis, dan pembahasan.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan, saran serta

penutup.

Daftar Pustaka

(39)

24

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Budaya Membaca

1. Pengertian Budaya Membaca

Budaya merupakan pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu yang

sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah (KBBI,2008: 169).

Budaya merupakan suatu kebiasaan yang terus-menurus dilakukan oleh

sekelompok manusia dan dipercayai sebagai hal yang harus dilakukan

hingga mengakar kepada masyarakat keturunannya.

Membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis

melaluli kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 1990:47). Hal ini dilakukan

agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam

suatu pandangan skilas dan agar makna kata-kata secara individual dapat

diketahui. Jika hal ini tidak dapat terpenuhi, maka pesan yang tersurat

dan yang tersirat tidak akan dapat dipahami, dan proses membaca

tersebut tidak terlaksana dengan baik.

Membaca merupakan alat bagi orang-orang yang melek huruf

untuk membuka ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas dan

mendalam dalam bentuk karya cetak atau karya tulis”. (Mudjito,

(40)

25

dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan

penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Sesungguhnya membaca bukan sekedar aktivitas menelusuri

deretan huruf yang tercetak rapi diatas kertas saja, tetapi lebih dari itu,

membaca sesungguhnya juga dapat diajdikan sebagai salah satu tolak

ukur yang menentukan kualitas dan kemajuan hidup, baik hidup

seseorang maupun masyarakat secara luas.

Menurut Ngainun (2013:11-12) Ada beberapa hal mendasar yang

perlu ditekankan mengapa membaca buku itu merupakan sebuah

kegiatan yang penting, diantaranya :

1) Arus globalisasi. Sekarang ini merupakan zaman yang serba cepat.

Arus informasi menyebar begitu dahsyatnya tanpa bisa dibendung.

Segala sesuatu bisa dengan cepat tersebar luas dalam hitungan detik.

Hal ini merupakan suatu yang tidak pernah terbayangkan pada

masa-masa sebelumnya.

2) Jumlah buku yang berkembang pesat. Jumlah buku yang terbit setiap

tahun di Indonesia memang masih kalah jauh dibandingkan dengan

beberapa negara tetangga, apalagi dibandingkan dengan

negara-negara maju. Namun buku-buku yang ada sesungguhnya melebihi

jumlah cukup untuk dibaca. Oleh kerena itu, hal tersebut merupkan

hal yang mubadzir manakala buku yang terus-menerus terbit setia

(41)

26

3) Internet. Jika memang ada kesulitan dalam mengakses buku secara

cepat, masyarakat sudah semakin mudah mengakses bacaan lewat

dunia maya. Internet sekarang ini menjadi media penyebaran

informasi secara cepat dan luas. Lewat media internet, orang tidak

hanya bisa saling bertukar berita atau informasi, tetapi juga bisa

mengunduh berbagai catatan penting yang berkaitan dengan

kebutuhan setiap orang.

4) Koran. Jumlah koran dan persebaranya, walaupun tidak seluas

internet, juga sudah sangat banyak dan mudah untuk ditemukan.

Dari beberapa pengertian, penulis mengambil kesimpulan bahwa

membaca merupakan suatu kegiatan secara sadar berupa proses berfikir

yang timbul dari dorongan diri sendiri untuk mengetahui sesuatu dengan

tujuan memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan.

2. Perintah Membaca

Membaca merupakan hal yang sangat penting bagi umat islam.

Karena wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW

adalah Q.S Al-Alaq 1-5 yaitu perintah untuk membaca. Hal tersebut

merupakan pertanyaan besar untuk para umat islam, mengenai wahyu

yang pertama kali turun. Seberapa pentingkah membaca itu, sehingga

Allah pertama kali memerintahkan kepada nabi Muhammad untuk

(42)

27

Allah SWT berfirman dalam Quran Surah Al-Alaq ayat 1-5 :

( َقَلَخ يِذَّلا َكِّبَر ِمْساِب ْأَرْ قا

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah,

4. Yang mengajar manusia dengan pena,

5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya,

(Departemen Agama RI. 2011.597)

Dari ayat tersebut, Allah pertama kali memerintahkan kepada

Nabi Muhammad adalah untuk membaca.Allah memberikan wahyu yang

pertama bukan perintah mengerjakan sholat. Padahal sholat merupakan

pokok Islam atau tiang agama yang harus dikerjakan oleh umat muslim

sampai sekarang. Allah juga tidak menurunkan wahyu pertama untuk

melakukan rukun-rukun islam yang lain.

Dari Q.S Al-Alaq (1-5) tersebut dapat diketahuai betapa

pentingnya kegiatan membaca. Sehingga wahyu pertama yang diterima

oleh nabi Muhammad adalah perintah membaca. Membaca merupakan

hal dasar yang perlu dipelajari untuk melakukan sesuatu. Aplikasinya,

dalam mengucapkan syhadat seseorang juga harus bisa membaca. Untuk

dapat melaksanakan sholat, seseorang juga harus dapat membaca, dll.

Dalam ayat ke 4 Allah berfirman,“Yang mengajar manusia

(43)

28

Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy ”(Yang mengajar)

manusia menulis (dengan qalam) orang pertama yang menulis dengan

memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris a.s.” (Hidayat, 2009:257) Ini

semakin mempertegas kepada kita bahwasanya Allah telah mengajarkan

untuk menuntut ilmu dengan membaca serta senulis sejak sebelum nabi

Muhammad lahir. Nabi Idris lebih dahulu menulis dengan menggunakan

pena. Artinya Allah telah mengajarkan kepad Nabi Idris untuk

mengarsipkan ilmunya dengan menulisnya. Hal tersebut berarti, ilmu

merupakan hal yang sangat penting yang harus dipelajari oleh siapapun.

Dalam ayat ke 5 juga mengajarkan manusia tentang arti penting

berilmu. Ditafsirkan pada ayat ke 5, Allah mengajarkan manusia tentang

apa yang belum diketahuinya. Hal ini berarti Allah memerintahkan

manusia secara samar untuk mencari tentang segala sesuatu yang belum

diketahuinya. Hal tersebut tentunya dapat dilakukan dengan cara

membaca. Karna dari membacalah seseorang akan mendapatkan

pengetahuan serta wawasan yang sebelumnya belum diketahuinya. Jadi

sudah sangat jelas bahwa membaca merupakan hal yang banyak memberi

manfaat.

Allah SWT berfirman dalam Quran Surah Al-Israa’ ayat 14 :

ٰىَفَك َكَباَتِك ْأَرْقا

اًبيِسَح َكْيَلَع َمْوَيْلا َكِسْفَنِب

Artinya : Bacalah kitab (suratan amalmu) cukuplah engkau sendiri

pada hari ini menjadi perhitungan terhadap dirimu (tentang segala yang

(44)

29

Allah menyebut pertama kali dalam ayat ini adalah kata membaca.

Mengingat begitu pentingnya membaca sebagai kunci dari segala ilmu

dan dasar amal. Ayat ini menjadi dasar untuk perintah membaca sebagai

penegas ayat Al-Alaq. Begitu pentingnya kegiatan membaca, sehingga

Allah menurunkan beberapa ayat sebagai perintah untuk membaca.

Dalam islam, membaca kitab (Al-Qur’an) merupakan kewajiban sebagai

pedoman untuk hidup manusia. Sehingga sudah seharusnya kita

membudayakan membaca dan terbiasa membaca sebagai rasa taat kita

terhadap perintah agama.

3. Tujuan Orang Membaca

Orang membaca buku memiliki berbagai tujuan. Secara sederhana

ada empat tipologi orang membaca, khususnya membaca buku,

diantaranya :

1) Pembaca buku knowledgable, yaitu pembaca yang menelaah isi

buku dengan tujuan murni semata-mata untuk menelaah,

mendalami, dan memahami isi buku yang tengah dibacanya. Bagi

pembaca yang masuk dalam katagori ini, yang terpenting adalah

menguasai dengan baik isi buku tersebut. Hal ini dilakukan untuk

menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang yang tengah

ditekuninya. Mereka yang melakukan telaah buku dalam katagori

ini umumnya dalah para mahasiswa atau ilmuan dalam suatu

(45)

30

menjadi seorang ahli dengan penguasaan yang cukup mendalam

atas bidang yang ditekuninya.

2) Membaca karena keingintahuan. Pembaca model seperti ini lebih

mengejar rasa keingintahuan atas fenomena secara mendalam.

Persoalan isi dan subtansi buku sama sekali lepas dari perhatian.

3) Membaca sebagai sarana mencari hiburan. Tidak sedikit orang

yang membaca buku sekedar sebagai sarana menghibur diri.

Mereka yang termasuk dalam katagori ini biasanya mencari

buku-buku ringan yang sesuai dengan seleranya. Orientasi hiburan

menjadikan membaca sebagai sebuah aktivitas yang umumnya

sebatas pemuasan dan rasa senang semata.

4) Membaca sebagai kebutuhan. Pembaca sejenis ini menjadikan

membaca sebagai salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak hanya bersifat materi

semata, tetapi juga kebutuhan rohani dan spiritual. Kebutuhan

rohani diperoleh dari makanan, sementara kebutuhan rohani dapat

dipenuhui dengan membaca buku-buku yang bermutu. Membaca

akan dapat memperkaya rohani. Dengan membaca seseorang akan

semakin kaya jiwanya, luas pengetahuanya, dan memiliki

perspektif yang semakin matang dalam memandang setiap

(46)

31

4. Manfaat Membaca

Manfaat membaca menurut Soekarman (2001:6), dapat

berpengaruh pada pribadi yang bersangkutan diantaranya :

a. Dapat mendalami suatu masalah dengan mendalami suatu persoalan,

sehingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan

peningkatan kecakapan.

b. Dapat menambah pengetahuan secara umum tentang suatu

persoalan.

c. Untuk mengisi waktu luang dengan menikmati seni sastra maupun

cerita-cerita fiksi yang bermutu.

Dalam kegiatan belajar di sekolah, membaca bermanfaat dalam

hal membantu siswa memahami berbagai mata pelajaran di sekolah.

Karena sesungguhnya dengan membaca, siswa menambah, memperluas

dan memperdalami pelajaran yang diberikan dikelas (Sinaga ,1998:101).

Sedangkan menurut Gray dan Rogers sebagai mana dikutip oleh

Mudjito (2001:62) ada delapan manfaat membaca, yaitu :

a. Mengisi waktu luang

b. Mengetahui hal-hal aktual yang terjadi di lingkungannya

c. Memuaskan pribadi yang bersangkutan

d. Memenuhi tuntutan praktis kehidupan sehari-hari.

e. Meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut.

f. Meningkatkan pengembangan diri sendiri

(47)

32

h. Memuaskan tuntutan spiritual

Dengan demikian banyak sekali manfaat dari membaca, diantaranya

yaitu :

a. Membaca buku-buku yang bermutu, akan menjadi “amunisi” penting

untuk membangun dan mengembangkan berbagai potensi yang

dimiliki dalam diri.

b. Membaca juga akan memperkaya jiwa dan memberikan kekayaan

kata-kata.

c. Dengan membaca, berbagai hal yang tidak ketahui akan dapat

diketahui.

d. Dengan membaca, banyak hal-hal baru yang akan didapatkan.

e. Dengan membaca, banyak pengalaman berharga yang dapat diambil

hikmah atau Ibrahnya.

B. Fasilitas Perpustakkan

1. Pengertian Fasilitas

Fasilitas adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan

pelayanan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu

dalam melaksanakan pekerjaan atau segala sesuatu yang digunakan,

dipakai, ditempati, dan dinikmati oleh orang pengguna

(Moenir,2001:119). Penjelasan lain mengenai fasilitas adalah prasarana

perpustakaan adalah fasilitas penunjang utama bagi terselenggaranya

kegiatan pelayanan perpustakaan (Prastowo,2012:297). Sarana dan

(48)

33

terperinci dengan istilah-istilah seperti ruang perpustakaan, sarana

perpustakaan, perabot perpustakaan, perlengkapan perpustakaan, dan

peralatan perpustakaan.

Perpustakaan merupakan wadah yang tepat sebagai tempat

berkumpulnya masyarakat dalam upayanya memenuhi kebutuhan bahan

bacaan mereka, sehingga perpustakaan merupakan tempat strategis yang

menyediakan bahan pustaka yang digunakan sebagai sarana belajar

mandiri (Supriyanto, 2006:143).

Adanya fasilitas yang memenuhi di perpustakaan sekolah

memudahkan pengguna memaksimalkan fungsi dari perpustakaan

tersebut. Pendapat lain yang menyatakan bahwa “Perpustakaan adalah

suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung tersendiri yang

berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa,

sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu

diperlukan oleh pembaca” (Sutarno, 2006:11 12).

Berdasarkan beberapa pengertian dari fasilitas dan perpustakaan

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas perpustakaan

merupakan segala sesuatu yang dipergunakan dan dinikmati guna

menunjang pengorganisasian koleksi buku pustaka dan terbitan lain yang

diatur sesuai dengan perlengakapan dan peralatan yang ada serta tata

(49)

34

2. Pengertian Perpustakaan

Perpustakaan merupakan tempat menyimpan dan mengarsipkan

buku-buku. Perpustkaan merupakan fasilitas yang disediakan untuk

mendukung adanya peningkatan minat baca. Perpusutakaan berarti

mengumpulkan dan mengorganisir buku untuk menunjang tujuan

pendidikan dan kurikulum, sehingga pada waktunya perpustakaan akan

terangkat menjadi education and research function yaitu sebagai pusat

kegiatan dan aktifitas ilmiah”, terdapat dalam Pedoman Penyelenggaraan

Perpustakaan Pondok Pesantren yang diterbitkan Departemen Agama

Islam (2003).

Perpustakaan merupakan sarana yang paling tepat untuk

menumbuhkan minat membaca masyaraakat secara luas. perpustakaan

merupakan sarana strategis untuk membangun kualitas bangsa. Di dalam

perpustakaan terdapat beragam buku dan karya menarik yang sangat

banyak (Ngainun, 2013:69). Adanya perpustakaan memudahkan

masyarakat manambah pengetahuan karena tidak perlu mengeluarkan

biaya banyak. Dengan demikian, perpustakaan merupakan tempat

mengasah dan mencari sumber pengetahuan bagi seluruh masyarakat.

Kebutuhan pembaca akan bacaan dapat terpenuhi melalui perpustakaan.

Perpustakaan sekolah merupakan tempat dimana para peserta didik

dapat mengeksplore (mengadakan penjelajahan ilmiah secara lebih luas)

(50)

35

yang dikaji agar memperoleh pengetahuan lebih dalam dari sekedar apa

yang diperoleh pada ruang kelas (Purnomo, 2006:123)

Perpustakkan merupakan daya dukung yang sangat penting untuk

menumbuhkan minat baca di masyarakat. Buku merupakan jendela dunia,

dan buku-buku tersebut harus diarsipkan dan dijaga dengan baik untuk

menyimpan serta menjaga ilmu yang dapat diwariskan kepada para calon

generasi penerus bangsa supaya berwawasan yang luas.

3. Jenis-Jenis Fasilitas Perpustakaan

Perpustakaan membutuhkan sarana dan prasarana atau fasilitas

untuk menunjang aktivitas dan pekerjaan didalamnya. Sarana prasarana

ataupun fasilitas merupakan salah satu kebutuhan pokok di dalam

perpustakaan sekolah (Prastowo, 2012:297). Sarana dan prasarana

berhubungan erat dengan pelayanan perpustakaan. Penggolongan jenis

sarana dan prasarana itu berbeda. Sarana itu lebih tertuju pada arti

alat-alat yang dibutuhkan langsung dan keseharian dari pelayan perpustakaan

tersebut. Alat alat tersebut misalnya: pensil, pensil warna, pena, kertas,

buku catatan, blangko surat, amplop, karbon, kertas marmer, penggaris,

stempel, dan lain sebagainya dan sifatnya itu habis pakai.

Prasarana perpustakaan merupakan fasilitas penunjang utama bagi

terselenggaranya kegiatan pelayanan perpustakaan. Seperti perlengkapan

rak buku, rak surat kabar, meja sirkulasi, lemari atau kabinet, kereta

(51)

36

Moenir (2001:119-121) menjelaskan sarana kerja ditinjau dari segi

kegunaannya ada tiga golongan:

a. Peralatan kerja

Peralatan kerja ini, termasuk jenis benda yang berfungsi

langsung sebagai alat produksi untuk menghasilkan barang atau

berfungsi memproses suatu barang menjadi barang lain yang berlainan

fungsi dan gunanya. Dalam kegiatan di perpustakaan misalkan ruang

perpustakaan, komputer, printer yang ada di perpustakaan membantu

pustakawan melakukan pencatatan dan sirkulasi apabila ada proses

peminjaman.

b. Perlengkapan kerja

Semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat bantu tidak

langsung dalam produksi, mempercepat proses, dan menambah

kenyamanan dalam bekerja. Misalkan perlengkapan yang ada dalam

perpustakaan yang berfungsi sebagai alat bantu yaitu: pena, koleksi

buku, kertas, spidol, LCD, komputer, dan lain sebagainya.

c. Perlengkapan bantu atau fasilitas

Fasilitas merupakan benda yang membantu kelancaran gerak

dalam pekerjaan. Misalkan, AC, kipas angin, mesin absensi, dan lain

sebagainya.

4. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah dapat bermanfaat apabila benar-benar

(52)

37

Tujuan perpustakaan sekolah menurut Mudjito (2001:74) terdiri dari

tujuan umum dan khusus, yaitu :

a. Tujuan umum

Perpustakaan bertujuan untuk memberikan kelengkapan sarana

belajar mengajar yang berupa bahan tercetak dan bahan terekam

untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Sebagai wadah

siswa, dalam menggali pengetahuan yang dibutuhkan.

b. Tujuan khusus

1) Meletakan dasar-dasar untuk belajar mandiri.

2) Memupuk minat dan bakat pada umumnya dan minat baca

pada khususnya.

3) Mendidik siswa untuk mempelihara dan memanfaatkan bahan

pustaka secara efektif dn efesien.

4) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah atas

usaha dan tanggung jawab sendiri.

5) Mengembangkan penghargaan pada pengalaman imajinatif

6) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mencari,

menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.

5. Manfaat Fasilitas Perpustakaaan

Fasilitas yang ada di perpustakaan yang membantu proses dan

kegiatan di perpustakaan akan mendatangkan manfaat apabila berfungsi

secara optimal. Oleh karena itu, fasilitas perpustakaan harus diciptakan

(53)

38

supaya mendapatkan kenyamanan secara maksimal. Fungsi dari sarana

prasarana atau fasilitas perpustakaan yaitu sebagai pendukung terhadap

pelayanan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah.

Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang telah diberikan

sekolah untuk pengguna baik siswa, guru, kepala sekolah, staf pegawai,

maupun masyarakat sekitar sekolah. Perpustakaan yang dirawat dan

dijaga dengan baik akan memberikan manfaat apabila fungsinya berjalan

secara maksimal. Menurut Bafadal (2009:5) manfaat perpustakaan

sekolah adalah :

a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid murid

terhadap membaca.

b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar

murid-murid.

c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaaan belajar mandiri

akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri

d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses pengguasaan teknik

membaca.

e. Dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.

f. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam

menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

g. Dapat membantu memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan

(54)

39

h. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan

sumber-sumber pengajaran.

i. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru, dan

anggota staf sekolah lainya dalam mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

C. Minat Baca

1. Pengertian Minat Baca

Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah,2009:152). Minat yang

timbul dari diri seseorang akan mempengaruhi pencapaian sesuatu yang

mereka inginkan, seperti halnya mengenai membaca. Apabila seseorang

menaruh minat dalam kegiatan membaca mereka akan lebih banyak

melakukan kegiatan tersebut dan melakukanya dengan senang hati tanpa

paksaan.

Minat ditandai dengan rasa suka dan terkait pada suatu hal atau

aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Artinya, harus ada kerelaan dari

seseorang untuk melakukan sesuatu yang disukai sehingga timbul minat.

Minat terjadi karena adanya penerimaan akan suatu hubungan antara diri

sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Semakin kuat atau semakin besar

hubungan tersebut maka semakin dekat minat seseorang.

Seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan memberikan

perhatian lebih besar terhadap benda tersebut. Misalnya, seseorang yang

(55)

40

melakukan aktivitas tersebut. Hal ini dapat dikatakan bahwa minat

menjadi kekuatan tersendiri untuk melakukan sesuatu kegiatan.

Minat itu timbul tidak secara spontan, melainkan timbul akibat dari

partisipasi, pengalaman, kebiasaan, pada waktu belajar atau bekerja

(Sardiman,2014:76). Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan

menguntungkan, mereka merasa berminat. Hal ini kemudian

mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang.

Membaca itu merupakan kegiatan kompleks dan disengaja, dalam hal ini

berupa proses berpikir yang di dalamnya terdiri dari berbagai aksi pikir

yang bekerja secara terpadu mengarah kepada satu tujuan yaitu

memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan

(Bafadal,2009:193).

Minat membaca pada anak tidak muncul begitu saja, tetapi

melalui proses yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara

teratur dan berkesinambungan. Seperti halnya telah penulis uraikan di atas

bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu kegiatan atau aktivitas yang di tunjukan dengan keinginan atau

kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang

menyuruh, dilakukan dengan kesadarannya dan diikuti dengan rasa

senang.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat

membaca adalah suatu rasa lebih suka dan rasa lebih ketertarikan pada

(56)

41

ditunjukan dengan keinginan, tanpa ada yang menyuruh atau dilakukan

dengan kesadaranya, diikuti dengan rasa senang serta adanya usaha-usaha

seseorang untuk membaca tersebut dilakukan karena adanya motivasi dari

dalam diri.

2. Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca

Menurut Ngainun (2013: 10) ada tiga faktor yang menjadi penyebab

rendahnya atau tidak adanya minat baca, diantaranya:

1) Kondisi warisan dari orang tua. Mulai dari kakek nenek jika memang

tidak suka membaca berarti sudah mengakar dalam DNA-nya

sampai saat ini. Sifat ini diwarisi dan diteruskan dari generasi ke

generasi berikutnya. Hal ini dinamakan dengan determinisme

genetis.

2) Seseorang tidak senang membaca karena memang sejak kecil

dibesarkan dengan orang tua yang tidak pernah mendekatkan dirinya

pada bacaan. Dan tidak senang membaca karena tidak diberi teladan

oleh orang tuanya. Pengasuhan dan pengalaman masa kanak-kanak

pada dasarnya membentuk kecenderungan pribadi dan susunan

karakter. Itulah sebabnya seseorang tidak senang membaca. Hal ini

disebut dengan determinisme psikis.

3) Seseorang tidak suka membaca karena teman-teman, dan

orang-orang disekitarnya tidak suka membaca. Disamping itu, jika

disekolah, dirumah maupun di lingkungan sekitar tidak tersedia

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel Indikator Minat Baca Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peninjauan dan peningkatan kinerja K3 biasanya dilakukan secara berkala yang dilakukan sekali dalam setahun biasanya di awal tahun melalui RTM (Rapat Tinjauan Manajemen).

BILA MEREKA MASIH MENGGEGELUTINYA HINGGA KINI / SEPERTI SENIMAN PATUNG YULHENDRI / MEREKA HANYA SEKEDAR BERTAHAN HIDUP / SAMBIL MENUNGGU. MUZIZAT DATANGNYA MASA KEJAYAAN ALIAS

berlangsungnya bulan puasa adalah penutupan tempat-tempat hiburan malam yang setiap harinya selalu dipadati oleh pengunjung// pengawasan terhadap tempat-tempat hiburan malam

9 Karena penelitian yang dilakukan adalah termasuk jenis penelitian kualitatif, maka observasi yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah observasi terus terang

“ Studi Penggunaan Furosemid pada Pasien Gagal Jantung di RSUD Kabupaten Sidoarjo ” ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh memperoleh

Hasil penelitian ini yaitu dampak dari kemiskinan adalah tingkat pendidikan yang rendah, ini dikarenakan pendidikan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan pasti

Trans merupakan adalah salah satu moda transportasi di kota Solo. Diluncurkan pada 1 September 2010 yang lalu, Batik Solo Trans

Pendidikan dalam konteks ke-bangsa-an dan ke-negara-an kita telah pun dan terus mendapat perhatian yang besar dari pemerintah, mulai dari para penentu kebijakan