ASUHAN K
EBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “K”
G
2P
1A
0DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG DI BPM
RIRIN,SST. DESA JELAKOMBO, KECAMATAN
JOMBANG, KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
PUTRI SAGITA OKTAVIANI
151110023
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “K” G2P1A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI
PUNGGUNG) DI PBM RIRIN DWI AGUSTIN, SST DS. JELAKOMBO KEC. JOMBANG
KAB. JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan
Oleh :
PUTRI SAGITA OKTAVIANI 151110023
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Putri Sagita Oktaviani
NIM : 151110023
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 28 Maret 1996
Institusi : Prodi DIII Kebidanan STIKES ICME Jombang
Menyatakan bahwa Proposal Tugas Akhir ini asli dengan Judul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny. “K” dengan Kehamilan Normal di PBM Ririn
Dwi Agustin di Desa Jelakombo Kec. Jombang, Jombang”.
Adapun Laporan Tugas Akhir ini bukan milik orang lain baik sebagian
maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumber.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Jombang, 08 Juni 2018
Yang Menyatakan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Kediri padatanggal 28 Oktober 1996 dari Bapak
Sugito dan Ibu Yantri Marviani. Penulis merupakan putrid pertama dari dua
bersaudara.
Pada tahun 2009 penulis lulus dari SDN Patihan, tahun 2012 penulis lulus
dari SMP N 1 Babat, pada tahun 2015 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Widang,
dan pada tahun 2015 penulis masuk Perguruan Tinggi STIKes Insan Cendekia
Medika Jombang. Penulis memilih program studi DIII Kebidanan dari lima
pilihan program studi yang ada di “ STIKes ICME” Jombang.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jombang, 08 Juni 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “K” G2 P1 A0 dengan Kehamilan
Normal (Nyeri Punggung)”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang.
Dalamhalini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. H. Imam Fathoni selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
2. Nining Mustika Ningrum, S.S.T.,M.Kes selaku Ketua Program Studi
D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah
memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
3. Lilis Suryawati, SST.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
4. Dhita Yuniar Kristianingrum, SST.,M.Kes selaku pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
5. Bidan Ririn Dwi Agustin, SST yang telah memberkan ijin untuk
melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir di PBM.
7. Bapak, Ibu saya atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan
sehingga Laporan Tugas Akhir ini selesai pada waktunya.
8. Teman-teman saya serta rekan mahasiswa seangkatan dan pihak-pihak
yang terkait dan banyak membantu dalam hal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Laporan Tugas Akhir ini.
Jombang, 08 Juni 2018
RINGKASAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “K” G2P1A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL ( NYERI
PUNGGUNG) DI PMB RIRIN DWI AGUSTIN, SST DS. JELAKOMBO KEC. JOMBANG
Dalam kehamilan sering terjadi ketidaknyamanan yag bisa terjadi diantaranya mual, muntah, lemas, mimpi buruk, cemas, sakit kepala, merasa gemuk dan nyeri punggung. Nyeri punggung umumnya dirasakan selama kehamilan. Tujuan LTA ini adalah memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, Neonatus dan KB pada ibu dengan keluhan nyeri punggung.
Metode Asuhan dalam LTA ini adalah dengan wawancara, observasi dan penatalaksanaan asuhan. Subyek dalam asuhan ini adalah Ny “K” G2P1A0 31 minggu kehamilan normal dengan nyeri punggung di PMB Ririn Dwi Agustin, SST.,Jelakombo Jombang.
Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “K” Selama kehamilan trimester III dengan nyeri punggung sudah teratasi, pada persalinan dengan spontan tidak ada penyulit, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBL dengan BBLN, pada masa neonatus dengan neonates normal, dan menjadi akseptor baru KB kondom.
Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehensif ini didapat dengan melakukan asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini, tidak ditemukan adanya penyulit dari mulai kehamilan,persalinan,nifas dan neonatus. Dirasakan kepada bidan untuk melakukan skrining secara teratur pada semua ibu hamil disetiap kunjungan dan melakukan asuhan kebidanan secara kolaborasi bila ditemukan adanya komplikasi.
DAFTAR ISI
2.5 Konsep Dasar Keluarga Berencana ... 57
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ketidaknyamanan……… ... . 12
Tabel 2.2 Pemberian Suntikan TT……… 20
Tabel 2.3 Nilai Apgar Skore... 53
Tabel 4.1 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC ... 86
Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC... 96
Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC ... 105
Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel BBL ... 109
Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel Neonatus ... 113
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1Surat Persetujuan Bidan……… 126
Lampiran 2 Surat Persetujuan Pasien………. 127
Lampiran 3 Kartu Skor Puji Rochjati………. 128
Lampiran 4 Identitas Pasien……… 129
Lampiran 5 Data ANC……… 130
Lampiran 6 Hasil Pemeriksaan Laboratorium……… 132
Lampiran 7 Hasil USG ……….. 134
Lampiran 8 Partograf………. 135
Lampiran 9 Kunjungan Nifas……… 137
Lampiran 10 Surat Keterangan Lahir……… 138
Lampiran 11 Kunjungan Neonatus……… 139
Lampiran 12 Imunisasi……….. 140
Lampiran 13 Kesehatan Ibu bersalin dan BBL……….. 141
Lampiran 14 Lembar Bimbingan Proposal……… 142
DAFTAR SINGKATAN
ANC : Antenatal Care
IUGR : Intrauterin Growth Restriction
PBBH : Penambahan Berat Badan Hamil
IMT : Indeks Masa Tubuh
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
TT : Tetanus Toksoid
LILA : Lingkar Lengan Atas
TFU : Tinggi Fundus Uteri
DJJ : Denyut Jantung Janin
TBJ : Tafsiran Berat Janin
APN : Asuhan Persalinan Normal
SC : Section Caesaria
ASI : Air Susu Ibu
BCG : Bacillus Calmet Guanin
HB : Hemoglobin
KN : Kunjungan neonates
KB : Keluarga Berencana
KN : Kunjungan Neonatus
MAP : Mean Arterial Presure
ROT : Roll Over Tesst
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Kehamilan normal terjadi karena pertemuan antara sel telur (ovum) dan
mani (spermatozoa). 1 Dalam kehamilan sering terjadi perubahan yang
menjadikan keluhan bagi ibu hamil yaitu nyeri punggung. Nyeri punggung
adalah salah satu rasa tidak nyaman yang paling umum selama masa
kehamilan.2Karena pada trimester kedua dan ketiga sering dijumpai ibu hamil
mengeluh nyeri punggung karena selama menjalani kehamilan, sendi panggul
yang biasanya stabil akan mengalami pengenduran. Perut yang bertambah
besar akan membuat ibu hamil kehilangan keseimbangan, sehingga calon ibu
harus berdiri dengan pundak agak tertarik kebelakang. Kebanyakan ibu hamil,
mempunyai punggung dan ligament yang relaks sehingga menimbulkan sakit
punggung terutama lebih dirasakan oleh wanita multigravida( wanita yang
lebih dari 1 atau 2 kali hamil).3Nyeri punggung bagian bawah sampai pada
tahap tertentu masih dikeluhkan oleh sebagian wanita dan termasuk gangguan
minor dalam kehamilan.4
Berdasarkan hasil studi penelitian yang dilakukan Miratu Megasari (2015),
nyeri punggung terjadi pada kehamilan dengan jumlah bervariasi kira – kira
50% di Inggris dan Skandivia sampai mendekati 70%, di Australia Matle
melaporkan bahwa 16% wanita yang diteliti mengeluh nyeri punggung
hebat.5Hasil penelitian ibu hamil dari berbagai daerah di Indonesia mencapai
60-80% orang yang mengalami back pain ( nyeri punggung). Di Jawa Timur
(nyeri punggung).6Adapun hasil survei yang dilakukan pada bulan april 2017
di BPM Saptarum Maslahah, Amd.Keb. ditemukan data kunjungan ANC
(Antenatal Care) pada Trimester III selama tahun 2016 sebanyak 60
kehamilan terdapat 15 (25%) ibu hamil dengan nyeri punggung. Dengan
demikian penulis melakukan survey di BPM Ririn Dwi Agustin pada tanggal
11 Desember 2017 ditemukan data kunjungan ANC ( ante natal care)pada
trimester II dan III selama bulan November 2017 sebanyak 63 kehamilan
terdapat 2 ibu hamil dengan nyeri punggung.
Sebagian besar penyebab nyeri punggung pada ibu hamil trimester II dan
III yaitu berubahnya titik berat badan karena membesarnya rahim, dan postur
tubuh. Berubahnya titik berat tubuh seiring membesarnya rahim dengan
adanya pertumbuhan janin titik berat lebih condong ke depan akibatnya tubuh
akan berusaha menarik bagian punggung agar lebih ke belakang dan tulang
belakang bagian bawah pun lebih melengkung serta otot – otot tulang
belakang memendek, dan postur tubuh yang berubah seiring perkembangan
janin yang ada di dalam perut dapat merubah susunan tulang panggul seiring
membesarnya rahim dan pertumubuhan janin yang bertahap secara fisiologis.
Dampak nyeri punggung pada kehamilan, persalinan dan bayinya adalah jika
tidak segera diatasi maka ibu hamil akan mengalami stress, insomnia, dan
gangguan tidur.7Sedangkan pada persalinan akan mengakibatkan peningkatan
hormone yang dilepaskan selama kehamilan akan membuat persendian tulang
punggung meregang dan bisa berdampak pada bayinya kemungkinan besar
bayi lahir premature dan bayi akan mengalami distress, karena hubungan
mengalami emosi yang bisa meningkatkan stress atau rasa takut, yang secara
fisiologis dapat meningkatkan kontraksi uterus sehingga meningkatkan nyeri
yang dirasakan. Saat kondisi inpartu tersebut mengalami stress,maka secara
otomatis tubuh akan melakukan reaksi defensive sehingga secara otomatis dari
stress tersebut merangsang mengeluarkan hormone stressor yaitu hormon
adrenalin, adrenalin akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan
jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan,
berbagai respon tubuh yang muncul antara lain uterus menjadi semakin tegang
sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot terus berkurang karena arteri
mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tak terlelakan.8
Pada kasus nyeri punggung yang dialami ibu hamil trimester II dan III
penting bagi bidan melakukan pendekatan dan memberikan konseling untuk
mencegah kondisi yang semakin buruk dengan cara melakukan senam hamil,
massage,relaksasi dan kompres hangat dapat meredakan otot – otot dan agar
ibu hamil pada trimester II dan III bisa mengurangi aktifitas untuk tetap
menjaga postur tubuh, karena tulang punggung harus selalu tegak dan tidak
membungkuk.9Karena dengan usaha tersebut dapat mengurangi berbagai
macam gangguan yang umum terjadi selama kehamilan seperti varises, sakit
punggung, serta nyeri otot pada persendian dan meningkatkan stamina selama
persalinan serta mengencangkan otot yang paling banyak mempengaruhi
dalam kehamilan.10Tetapi, jika nyeri punggung masih berlanjut kemungkinan
diperlukan analgesic (obat penenang) dan sebaiknya dikonsultasikan dengan
dokter terlebih dahulu.11Selain itu penanganan yang diberikankepada ibu
melakukan ANC secara rutin dan teratur minimal 4x (1x pada TM I, 1x pada
TM II,dan 2x pada TM III.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan asuhan kebidanan
komprehensif yang berjudul asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “S”
dengan keluhan nyeri punggung di BPM Ririn,SST. Desa Jelakombo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
1.2Rumusan Masalah
“Bagaimana asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin,
nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan pada Ny “ K ” dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) di
BPM Ririn Desa Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang?”
1.3Tujuan Penyusunan LTA
1.3.1Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin , nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan pada Ny “ K ” dengan Kehamilan
Normal (Nyeri Punggung) di BPM Ririn di Desa Jelakombo Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang.
1.3.2Tujuan Khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan ibu hamil trimester II & III pada Ny
“K” dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) di BPM Ririn di
Desa Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
2. Melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny “ K ” di BPM
3. Melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny “ K ” di BPM Ririn
di Desa Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang,
4. Melakukan asuhan kebidanan BBL pada Ny “ K” di BPM Ririn di
Desa Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang,
5. Melakukan asuhan kebidanan neonatus pada Ny “ K ” di BPM Ririn
di Desa Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang,
6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny “ K ” di BPM Ririn di
Desa Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
1.4Manfaat
1.4.1Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan dan bahan studi dalam menerapkan ilmu
asuhan kebidanan secara komprehensif mulai kehamilan, bersalin,
nifas, BBL, neonatus dan KB.
1.4.2Manfaat praktis
1. Bagi Bidan
Memberikan masukan bagi bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil khususnya konseling tentang kehamilan
yang beresiko.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mempraktikkan secara langsung pada ibu hamil
3. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan secara komprehensif sesuai dengan
standart pelayanan kebidanan dan klien mengerti kondisinya.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Dapat diaplikasikan dengan materi yang telah diberikan dalam
perkuliahan serta mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai
standart.
1.5Ruang Lingkup
1.5.1Sasaran
Asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “K” dengan
Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) di BPM Ririn di Desa Jelakombo
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Mulai dari kehamilan,
persalinan nifas , BBL , neonatus dan KB yang dilakukan sesuai standart
asuhan kebidanan.
1.5.2Tempat
BPM Ririn di Desa Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten
Jombang.
1.5.3Waktu
Asuhan Kebidanan ini dilaksanakan pada bulan November sampai
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester II dan III
2.1.1 Pengertian kehamilan trimester II dan III
Trimester II adalah usia kehamilan 16 – 28 minggu dengan berat bayi lebih sedikit
dari satu kilogram dan panjangnya 23 cm.
Trimester III adalah usia kehamilan 29 – 40 minggu dengan berat 1,7 kg dan
panjangnya 28 cm.12
2.1.2 Perubahan fisiologi dan psikologis pada trimester II dan III
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan dalam satu kesatuan yang dimulai dari
konsepsi,nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan,
perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan. Pada
kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan baik fisik maupun
psikologi.Berikut pembahasan mengenai perubahan fisik pada ibu hamil.
1. Perubahan fisiologi pada trimester II dan III
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
Pada kehamilan cukup bulan uterus bertambah besar, dari uterus yang bertanya
30 gr , menjadi 1000 gr. Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot –
otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel – sel otot yang baru.
Dalam bualn pertama pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan aktif, karena
memang dinding rahim menjadi tebal disebabkan pengaruh hormone esterogen
2) Vagina dan vulva
Karena pengaruh esterogen, terjadi hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,
sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi ini
disebut tanda chadwick.
3) Servik uteri
Konsistensi servik menjadi lunak dan kelenjar – kelenjar di serviks akan
berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
4) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran esterogen dan
progresteron.
b. Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya atau
biasa disebut sebgai curah jantung ( cardiac output) meningkat sampai 30 – 50%.
Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai
puncaknya pada usia kehamilan 16 – 28 minggu. Saat ibu melakukan aktivitas/
olahraga ,curah jantung, denyut jantun, dan laju pernapasan menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
c. Sistem Urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat (30 – 50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia
kehamilan 16 – 24 minggu sampai saat persalinan ( pada saat ini aliran darah ke
peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita hamil yang tidur
miring. Tidur miring mengurangi tekanan sehingga terjadi perbaikan aliran darah.
d. Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah,
sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan
otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progeteron.
e. Sistem Metabolisme
Kebutuhan zat besi wanita hamil kurag lebih 1.000 mg, 500 mg dibutuhkan untuk
meningkatkan massa sel darah merah, dan 300 mg untuk transportasi ke fetus
ketika kehamilan memasuki 12 minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan
cairan yang keluar dari tubuh. Oleh karena itu janin membutuhkan 30 – 40 gram
kalsium untuk pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester akhir.
f. Sistem Muskuloskeletal
Esterogen dan progesterone memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan
ligament pelvis pada akhir kehamilan.Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk
meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan
pada saat kelahiran.Sakit punggung dan ligament pada kehamilan tua disebabkan
oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus. Bagi wanita yang
kurus mempunyai lekukan lumbalnya lebih dari normal dan menyebkan lordosis
dan gaya beratnya berpusat pada kaki bagian belakang. Hai ini menyebakan rasa
g. Kulit
Cloasma gravidarum adalah bintik – bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit
kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling putting susu,
sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap yaitu spider
angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba - laba) bisa
muncul di kulit, dan biasanya di atas pinggang.
h. Payudara
Selama trimester kedua dan ketiga, petumbuhan kelenjar mammae membuat
ukuran payudara meningkat secara progresif. Pada kehamilan 12 minggu ke atas
dari putting susu dapat keluar cairan berwarna putih sedikit jernih disebut
colostrum.
i. Sistem Endokrin
Selama siklus mentruasi normal, hofisis anterior memproduksi LH dan
FSH.Follicle stimulating hormone (FSH) merangsang folikel de graaf untuk
menjadi matang dan berpindah ke permukaan ovarium dan dilepaskan.Folikel yang
kosong disebut sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH untuk memproduksi
progesterone.Progesterone dan esterogen merangsang proliferasi dari desidua
(lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika kehamilan
terjadi
j. Sistem pernapasan
Ruang abdomen yang membesar meningkatnya ruang rahim dan pembentukan
hormone progesterone menyebabkan paru – paru berfungsi sedikit berbeda dari
biasanya.Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan
lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya.Lingkar dad awanita hamil
sedikit membesar.
k. Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai kehamilan
sampai akhir kehamilan adalah 11 – 12 kg.13
l. Sirkulasi Darah
Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus sehingga lebih
banyak oksigen yang diambil dari darah uterus selama masa kehamilan.14
2. Perubahan Psikologis trimester II dan III
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut ada rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
2.1.3 Ketidaknyamanan masa kehamilan trimester II dan III
Dalam kehamilan terjadi perubahan system dalam tubuh ibu yang semuanya
membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologi. Dalam proses adaptasi tidak
jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis, tapi
perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan. Beberapa ketidaknyamanan dan cara
mengatasinya adalah sebagai berikut.
Table 2.1 Ketidaknyamanan masa hamil dan cara mengatasinya
No. Ketidaknyamanan Cara Mengatasi
1.
Kosongkan saat ada dorongan saat kencing. Perbanyak minum pada siang hari.
Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia sangat mengganggu tidur di malam hari.
Batasi minum kopi, teh, dan soda.
Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu dengan berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis. Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika ada indikasinya.
Gunakan baju longgar yang dapat menopang payudara dan abdomen.
Hindari Konstipasi.
Makan makanan yang berserat dan banyak minum. Gunakan kompres es atau air hangat.
Dengan perlahan masukkan kembali anus setiap selesai BAB.
Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari. Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap.
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur.
Tingkatkan diet asupan cairan.
Minum cairan dingin atau hangat, terutama saat perut kosong.
Istirahat cukup. Senam hamil.
Membiasakan buang air besar secara teratur. Buang air besar segera setelah ada dorongan.
7. dalamnya pernapasan pada kecepatan normal yang terjadi.
Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang.
Makan sedikit- sedikit tetapi sering.
Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam. Hindari rokok, asap rokok, alkohol, dan coklat. Hindari berbaring setelah makan.
Hindari minum air putih saat makan. Kunyah permen karet.
Tidur dengan kaki ditinggikan. Hindari makan yang mengandung gas. Mengunyah makanan secara sempurna. Lakukan senam secara teratur.
Pertahankan saat buang air besar yang teratur. Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.
Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak.
Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung.
Tinggikan kaki sewaktu berbaring. Jaga agar kaki tidak bersilangan. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama. Senam untuk melancarkan peredaran darah. Hindari pakaian atau korset yang ketat. Sumber: Kusmiyati 201016
2.1.4 Kebutuhan ibu hamil trimester II dan III
1. Kebutuhan fisik
a. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk pada ibu hamil.
Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga akan
bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut diatas dan untuk memenuhi
kebutuhan oksigen makan ibu hamil perlu :
a. Latihan nafas melalui senam hamil
b. Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
c. Makan tidak terlalu banyak
d. Kurang atau hentikan merokok
e. Konsultasikan ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti
asma dan lain– lain
Posisi miring kiri sangat dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan
oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan darah pada vena asenden
(hipotensi supine).17
b. Diet Makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca
persalinan, sepsis puerperalis, dan lain – lain. Sedangkan kelebihan makanan akan
berakibat kegemukan, pre eklampsi,janin terlalu besar, dan sebagainya. Hal
penting yang harus diperhatikan adalah cara mengatur menu dan pengolahan menu
tersebut dengan berpedoman pada “Pedoman Umum Gizi Seimbang”. Bidan
sebagai pengawas kecukupan gizi dan dapat melakukan pemantauan terhadap
kenaikan berat badan selama kehamilan. Status gizi ibu yang kurang baik sebelum
dan selama kehamilan merupakan penyebab utama dari berbagai persoalan
kesehatan yang serius pada ibu dan bayi, yang berakibat terjadinya bayi lahir
prenatal, padahal usaha perbaikan status gizi ibu hamil sudah dilakukan di
berbagai negara. Berat badan sebelum hamil, PBBH ( penambahan berat badan
hamil ), dan indeks masa tubuh (IMT) merupakan indikator yang banyak dipakai
untuk menentukan status gizi ibu. Rendahnya PBBH yang diperburuk oleh
rendahnya berat badan sebelum hamil dan otomatis rendahnya IMT diperkirakan
akan meningkatkan risiko kehamilan, seperti BBLR, kelahiran premature, dan
komplikasi pada saat melahirkan. PBBH ( penambahan berat badan hamil ) yang
terlalu tinggi berisiko terhadap komplikasi kehamilan seperti hipertensi, diabetes,
dan pre eklamsi, komplikasi waktu melahirkan, serta makrosomia. Untuk
menghindari risiko tersebut, ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi sebelum,
ketika, dan setelah kehamilan, karena rerata PBBH yang dianjurkan di negara
berkembang adalah 12,5 kilogram.18
c. Kebutuhan energi
1) Protein
Ibu hamil sangat membutuhkan tambahan protein untuk perkembangan dan
pertumbuhan janin, uterus, plasenta, dan payudara senbanyak 30 gram/hari.
Protein yang dianjurkan adalah protein hewani seperti daging, susu, telur, keju,
dan ikan, karena mengandung komposisi asam amino yang lengkap.
2) Kalori
Kalori untuk ibu hamil dan menyusui adalah sekitar 2300 – 2800 Kkal.Asupan
makanan ibu hamil pada trimester II mulai meningkat karena kebutuhan zat
tenaga sangat banyak dibandingkan dengan kebutuhan saat hamil muda.Pada
pesat.Perkembangan janin terjadi pada 20 minggu terakhir
kehamilan.Umumnya nafsu makan sangat baik dan ibu merasa lapar.
3) Zat besi
Kebutuhan zat besi pada pertengahan kedua kehamilan kira-kira 17
mg/hari.Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi pada
kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemi sebanyak 60 – 100
gram/hari.
4) Kalsium
Kalsium pada ibu hamil umumnya terpenuhi dengan minum susu,bila ibu
hamil tidak dapat minum susu, suplemen kalsium dapat diberikan dengan dosis
1 gram per hari.
5) Vitamin
Vitamin telah terpenuhi dengan makan sayur, dan buah – buahan, tetapi dapat
pula diberikan ektra vitamin.Pemberian asam folat terbukti mencegah
kecacatan pada bayi.
d. Personal Hygine
Kebersihan harus dijaga pada saat kehamilan, mandi dianjurkan sedikitnya
2x/sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat,
menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah
genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kerbersihan gigi
dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi
berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.Rasa mual selama hamil
e. Pakaian selama kehamilan
Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, baju hendaknya yang longgar da
mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat. Ada dua hal yang
harus diperhatikan dan dihindari yaitu : sabuk dan stoking yang terlalu ketat,
karena akan mengganggu peredarah darah balik, sepatu hak tinggi, akan
menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan bertambah.
f. Eliminasi (BAB/BAK)
Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi
lebih basah.Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh sehingga wanita
hamil mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan.Rasa gatal sangat
mengganggu, sehingga sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat
residua (sisa) yang memudahkan infeksi kandung kemih.Untuk melancarkan dan
mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum air dan menjaga
kebersihan sekitar kelamin.Akibat pengaruh progesterone, otot – otot tractus
digestivus tonusnya menurun, akibatnya mobilitas saluran pencernaan berkurang
dan menyebabkan obstipasi.Untuk mengatasi hal itu, ibu haml dianjurkan minum
lebih 8 gelas.Wanita sebaiknya diet yang mengandung serat, latihan fisik/senam
hamil, dan tidak dianjurkan memberikan obat – obatan perangsang.
g. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan,
meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan selama 14
Koitus tidak dibenarkan apabila :
a. Terdapat perdarahan pervaginam
b. Terdapat riwayat abortus berulang
c. Abortus/ partus prematurus imminens
d. Ketubah pecah
e. Servik telah membuka
Karena pada kontraksi uterus dan para peneliti berpendapat wanita yang
melakukan hubungan seks dengan aktif menunjukkan insidensi fetal distress yang
lebih tinggi.
h. Senam hamil
Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22 minggu.Senam hamil
bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot sehingga dapat berfungsi
secara optimal dalam persalinan normal serta mengimbangi perubahan titik berat
tubuh. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat
penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, ginjal, dan penyulit
dalam kehamilan ( hamil dengan perdarahan, kelainan letak, dan kehamilan yang
disertai dengan anemia).
i. Imunisasi
Di Indonesia vaksinasi terhadap tetanus (TT) diberikan 2x, sebaiknya setelah
bulan ketiga dengan jarak sekurang – kurangnya 4 minggu. Vaksinasi kedua
sebaiknya diberikan kurang dari 1 bulan sebelum anak lahir agar serum antitetanus
Tabel 2.2 Pemberian Suntikan TT
Ibu hamil diperbolehkan untuk bepergian selama ia telah mempersiapkan segala
kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya selama dalam perjalanan dan konsisi
kesehatan fisik ibu cukup baik. Bila bepergian jauh, ibu hamil harus
beristirahat.Sambil duduk ibu bisa melakukan latihan nafas dalam, memutar –
mutar kaki, dan secara bergantian mengencangkan dan melemaskan otot bagian
tubuh yang berlainan, hindari keletihan.Ibu hamil perlu berjalan teratur untuk
melancarkan sirkulasi darah dan vena.Rekreasi yang tepat akan sangat berguna
terutama rekreasi yang tidak membahayakan bagi ibu hamil seperti membaca
majalah, menonton TV, berjalan – jalan dalam lingkungan yang segar. Pengertian
2. Kebutuhan psikologis trimester II dan III
a. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Sebagian besar seorang wanita hamil yang paling penting dalam hidupnya adalah
seorang suami atau ayah dari anaknya. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa
wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya selama hamil akan
menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi
persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas.
b. Persiapan menjadi orang tua
Untuk pasangan baru , kehamilan merupakan kondisi perubahan dari masa anak
menjadi orang tua, dan apabila kehamilan berakhir maka akan bertambah
tanggung jawab keluarga. Kehamilan dapat merupakan dorongan atau menjadi
konflik pada pasangan suami istri tergantung pada kemampuan keluarga untuk
mempertahankan keseimbangan. Menjadi orang tua merupakan proses yang terdiri
dari dua komponen. Komponen pertama, bersifat praktis atau mekanis, melibatkan
keterampilan kognitif dan motoric, komponen kedua, bersifat emosional,
melibatkan keterampilan afektif dan kognitif.20
c. Persiapan sibling (sibling rivalry)
Kehadiran seorang adik yang baru dapat merupakan krisis utama bagi seorang
anak.Anak sering mengalami perasaan kehilangan atau merasa cemburu karena
digantikan oleh bayi yang baru. Beberapa factor yang mempengaruhi rspon
seorang anak adalah umur, sikap orang tua , peran ayah, lama waktu berpisah
dengan ibu, peraturan kunjungan dirumah sakit, dan bagaimana anak itu
persalinan ibu dan partisipasi anak di dalamnya dapat membantu anak yang lebih
besar menerima perubahan ini.Anak yang lebih tua menjadi partisipasi aktif yang
penting bagi keluarga. Persiapan untukseluruh keluarga mencakup pengaturan
waktu dan pengasuh yang akan bertanggung jawab terhadap anak yang lebih tua
selama ibu dalam proses persalinan.
d. Dukungan dari tenaga kesehatan
Bagi ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan mempunyai tempat tersendiri
dalam dirinya. Harapan pasien adalah bidan dapat dijadikan sebagai teman
terdekat dimana ia dapat mencurahkan isi hati dan kesulitannya dalam
mengahadapi kehamilan dan persalinan. Posisi ini akan sangat efektif sekali jika
bidan dapat mengembangkan kemampuannya dalam menjalin hubungan yang baik
dengan pasien. Adanya hubungan saling percaya akan memudahkan bidan dalam
memberikan penyuluhan kesehatan.21
2.1.5 Indeks Masa Tubuh ( IMT)
Indeks Masa Tubuh (IMT) memberikan panduan kisaran berat badan yang paling tapat
bagi kesehatan sebelum hamil, tanpa memperhatikan usia dan jenis tubuh. Berat badan
biasanya mulai naik setelah kehamilan 12 minggu. Jadi, bidan akan mencatat Indeks Masa
Tubuh (IMT) calon ibu pada buku catatan kunjungan untuk membantu mengkaji segala
resiko.22
Penilian Indeks Masa Tubuh (IMT) diperoleh dengan memperhitungkan berat badan
sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan pangkat 2 atau dalam meter kuadrat.
Contoh, wanita hamil dengan berat badan sebelum hamil 51 kg dan tinggi badan 1,47
Jika proporsi berat dan tinggi badan ada di kisaran normal, hamper tidak mungkin ada
masalah seperti tekanan darah tinggi atau diabetes selama kehamilan, IMT 20 – 25 ideal
untuk kesehatan optimal.
Indikator penilaian IMT adalah sebagai berikut :
a.Kurang dari 20 : Underweight/ dibawah normal
b.20- 24,9 : desirable/ normal
c.25- 29,9 : moderate obesity/gemuk/lebih dari normal
d.Over 30 : severe obesity/ sangat gemuk.24
2.1.6 Tanda bahaya kehamilan trimester II dan trimester III
Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat dijadikan sebagai data
dalam deteksi dini komplikasi akibat kehamilan.Jika pasien mengalami tanda – tanda
bahaya segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjutdan tindakan antisipasi untuk mencegah
terjadinya kematian ibu dan janin.
Beberapa tanda bahaya yang penting untuk disampaikan pada pasien dan keluarga adalah
sebagai berikut :
a. Perdarahan per vaginam
b. Sakit kepala hebat
c. Masalah penglihatan
d. Bengkak pada muka atau tangan
e. Nyeri abdomen yang hebat
2.1.7 Teori ANC dan ANC Terpadu
1. Antenatal care (ANC)
Antenatal care (ANC) adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan kepada wanita
hamil, misalnya melakukan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta untuk mempersiapkan proses persalinan
dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua.
Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau untuk antisipasi jika
terjadi penyimpangan dari keadaan normal sehingga dapat dideteksi secara dini dan
diberikan penanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan
diri secara berakala selama kehamilannya minimal 4 kali yaitu satu kali pada trimester I
(0-12 minggu), satu kali pada trimester II (13-24 minggu), dan dua kali pada trimester
III (25-38 minggu).26
2. Antenatal care terpadu (ANC terpadu)
Antenatal care terpadu adalah keterpaduan pelayanan antenatal dengan beberapa
program lain yang memerlukan intervensi selama masa kehamilan.27
Antenatal care terpadu adalah merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan
berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan tersebut diberikan oleh
dokter, bidan, dan perawat terlatih, sedangkan jenis pemeriksaan pelayanan ANC
terpadu adalah sebanyak 18 jenis pemeriksaan yaitu :
a. Keadaan umum
b. Suhu tubuh
c. Tekanan darah
e. LILA ( lingkar lengan atas)
f. TFU (tinggi fundus uteri)
g. Presentasi janin
h. DJJ (drnyut jantung janin)
i. Hb
j. Golongan darah
k. Protein urine
l. Gula darah/reduksi
m. Darah malaria
n. BTA
o. Darah sifilis
p. Serologi HIV
q. USG.28
2.1.8 Konsep teori nyeri punggung
1. Teori Nyeri Punggung
a. Definisi nyeri punggung
Nyeri punggung merupakan sekumpulan gejala yang menandakan bahwa
terdapat sesuatu yang salah. Bila ditangani secara tepat, nyeri punggung dapat
sembuh dalam beberapa hari atau minggu. Nyeri punggung selama kehamilan
merupakan masalah yang umum terjadi sehingga dapat menyebabkan masalah
b. Etiologi
1) Posisi bayi yang menekan saraf menyebabkan nyeri punggung
2) Hormon yang dihasilkan saat hamil
3) Ligament yang berada di antara tulang pelvis (panggul) melunak dan sendi
melonggar sebagai persiapan untuk melahirkan.
4) Mengangkat beban berat
5) Suhu dingin
6) Duduk dalam posisi yang salah.
c. Pencegahan nyeri punggung pada saat hamil
1) Gunakan bantal tambahan sebagai penopang pada bagian pinggang dan
punggung
2) Tidur miring dengan bantal di antara kedua tungkai
3) Hindari berdiri atau duduk terlalu dengan kedua tungkai lurus ( dan
memberikan regangan berlebihanpada punggung bagian bawah)
4) Melakukan relaksasi dan massage
5) Gunakan bak rendam air hangat atau gunakan siraman air hangat dari shower
6) Lakukan olahraga / senam hamil secara teratur.29
d. Dampak nyeri punggung
1) Dampak nyeri punggung pada kehamilan adalah ibu akan mengalami
gangguan tidur yang akan menyebabkan keletihan dan iritabilitas serta
ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas.
2) Pada janin menyebabkan janin menjadi distress dimana keadaan ibu sangat
3) Pada persalinan ibu paling baik tetap berada dalam posisi persalinan yang
ditopang dengan nyaman daripada berkeliling, yang dapat memperburuk
gejala, anestesi epidural tidak berbahaya tetapi peredaan nyeri yang dihasilkan
menyebabkan posisi yang dpaat memperburuk kondisi yang sudah ada.
4) Pada masa nifas perubahan ligament yang terjadi selama kehamilan dapat
membutuhkan waktu enam bulan untuk dapat kembali ke adaan semula, karena
akibat nyeri punggung osteoporosis yang dapat diperburuk oleh kehamilan
selanjutnya.30
e. Penilaian Respon Intensitas Nyeri
Penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala sebagai
berikut :
1) Skala Nyeri 0-10 (Comparative ain scale)
Gambar 2.1
0 : Tidak ada rasa sakit. Merasa normal
3 : Sedikit sakit, sebagian besar waktu anda tidak pernah berpikir tentang rasa
sakit
4 : Sedikit lebih sakit, nyeri ringan seperti cubitan ringan pada kulit
6 : Jauh lebih sakit, sehingga mengganggu aktivitas
8 : jauh lebih sakit banget, sehingga sangat mengganggu aktivitas
2) Skala Nyeri A. Deskriptif.
Tidak nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri yang
Ringan Sedang Berat tidak
Tertahankan
Gambar 2.2
Keterangan :
a. 0 : tidak nyeri.
b. 1-3 : nyeri ringan, secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan
baik.
c. 4-6 : nyeri sedang, secara obyektif klien mendesis menyeringai,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikkannya dapat mengikuti perintah
dengan baik.
d. 7-9 : nyeri berat, secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tetapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripkannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.
e. 10 : nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul31
2.1.9 Konsep SOAP kehamilan normal dengan keluhan nyeri punggung
1. Data Subjektif
Data subjektif berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : baik, lemah
Kesadaran : composmentis
Postur tubuh : lordosis
TTV : TD : 110/70 – 130/90 mmHg
S : 36,5 – 37,50C
N : 80 – 90 x/menit
RR : 16 – 24 x/menit
HB : 12,5 gram
b. Pemeriksaan fisik khusus
(inspeksi, palpasi, perkusi,auskultasi)
Muka : simetris, pucat, tiadak ada cloasma gravidarum, tidak odema.
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih, palpebra tidak odema
Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bunyi wheezing dan rochi
Mamae : terdapat hiperpigmentasi areola mamae, putting susu menonjol,
kolostrum belum keluar
Abdomen : Pembesaran perut sesuai kehamilan, tidak ada luka bekas operasi,
terdapat linea nigra dan strie gravidarum
Leopold I : menentukan TFU dan bagian apa yang berada di
fundus
Leopold II : menentukan bagian apa yang berada di sebelah
Leopold III : menentukan bagian terbawah janin dan sudah
masuk PAP atau belum
Leopold IV : untuk menenrukan bagian terbawah janin sudah
seberapa jauh masuk PAP
DJJ : 5 detik dihitung, 5 detik henti, 5 detik dihitung, 5
detik henti, 5 detik hitung. (…+…+…+) x 4 =…
normal 120 – 160 x/menit
TBJ : memastikan TBJ sesuai usia kehamilan, melihat
resiko bblr atau tidak.
TBJ = (TFU – 12) x 155 :Belum Masuk PAP
TBJ = (TFU – 12) x 155 : Sudah Masuk PAP
Punggung : terdapat nyeri tekan, tidak ada bekas luka memar
Genetalia : ada varises atau tidak, ada kelenjar bartolini atau
tidak
Ektremitas bawah : tidak ada nyeri tekan, ada oedem atau tidak
3. Analisa Data
G2P1A0 UK 32 minggu dengan Kehamilan Normal (nyeri punggung) janin tunggal
hidup
4. Penatalaksanaan
a. Memberikan konseling tentang senam hamil, hypnobirthing,massage, dan
relaksasi
b. Tidur miring dengan bantal di antara kedua tungkai
d. Hindari membungkuk dengan kedua tungkai lurus
e. Istirahat dengan meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan.33
2.2 Konsep Dasar Asuhan Persalinan
2.2.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).34Proses tersebut
dapatdikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi letak
belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat – alat atau pertolongan, serta tidak
melukai ibu dan bayi.35
2.2.2 Proses terjadinya persalinan
Menurut (Sumarah,dkk,2009)
1. Peningkatan kadar esterogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan
prostaglandin, rangsangan mekanis.
2. Penurunan progesterone
Untuk menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan protaglandi, rangasangan mekanis,
dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
3. Berkurangnya nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin maka hasil konsepsi akan segera
2.2.3 Tahapan persalinan
1. Kala I ( kala pembukaan)
Kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap.Pada permulaan his kala pembukaan tidak berlangsung begitu kuat sehingga
ibu/ wanita masih dapat berjalan – jalan. Dapat dinyatakan mulai terjadi persalinan
jika timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bercampur darah (
bloody show).
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase Laten : pembukaan serviks mulai dari 0 sampai pembukaan 3 cm, lamanya 8
jam
b. Fase Aktif : pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm, lamanya 7
jam
Fase aktif dibagi lagi menjadi 3 fase :
1) Fase akselerasi : berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm.
2) Fase dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat menjadi 9 cm
3) Fase deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).
c. Lamanya untuk primigravida berlangsung 12 – 14 jam sedangkan pada
2. Kala II (pengeluaran bayi)
a. Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai
bayi lahir
b. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi
hingga lahir
c. Lamanya proses ini berlangsung selama 1 ½ –2 jam pada primigravida dan 1/2 – 1
jam pada multigravida
d. Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepaa janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
e. Tanda gejala kala II : dorongan meneran, tekanan anus, perineum menonjol, dan
vulva membuka.
3. Kala III ( pelepasan plasenta)
a. Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta
b. Berlangsung setelah kala II yang tidak leih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti
sekitar 5 – 10 menit
c. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari tempat
penempelan / nidasi
d. Tanda – tanda terlepasnya plasenta, sebagai berikut :
1) Uterus menjadi bundar
2) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta terlepas ke segmen bawah rahim
3) Tali pusat bertambah panjang
4. Kala IV ( Observasi)
Hal penting yang harus diperhatikan pada kala IV persalinan :
a.Kontraksi uterus harus baik
b.Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
c.Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
d.Kandung kencing harus kosong
e.Luka bekas jahitan di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
f. Resume keadaan umum ibu dan bayi.38
2.2.4 Perubahan fisiologi pada persalinan
1. Kontraksi uterus
Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos dan penurunan
hormone progesterone yang menyebabkan keluarnya hormone oksitosin.Kontraksi
uterus dimulai dari fundus uteri menjalar kebawah, sedangkan uterus bagian bawah
pasif hanya mengikuti tarikan dan segmen atas rahim, akhirnya menyebabkan serviks
menjadi lembek dan membuka.
2. Perubahan tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata –
rata sebesar 10 – 20 mmHg dan kenaikan diastolic rata – rata 5 – 10 mmHg.
3. Perubahan metabolisme
Selama persalinan baik metabolism karbohidrat aerobic maupun anaerobic akan naik
secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan karena oele kecemasan serta
4. Perubahan suhu
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu naik selama persalinan
dan segera turun setelah melahirkan.
Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5 – 10C, karena akan
mengakibatkan adanya dehidrasi.
5. Pernafasan
Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibandingkan dengan sebelum persalinan,
kenaikan pernafasan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran
serta penggunaan pernafasan yang tidak benar.
2.2.5 Perubahan psikologis pada persalinan
Menurut (Sumarah,2009)
a. Persaan tidak enak
b. Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi
c. Ibu dalm menghadapi persalinan selalu berfikir apakah persalinan akan berjalan
normal
d. Menganggap persalinan sebagai cobaan
e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya
2.2.6 Kebutuhan dasar ibu bersalin
1. Kebutuhan fisiologis : misal kebutuhan O2,makan, minum, dan seks
2. Kebutuhan rasa aman
a. Memilih tempat dan penolong persalinan
b. Posisi tidur yang dikehendaki ibu
3. Kebutuhan dicintai dan mencintai
a. Pendamping oleh suami / keluarga
b. Kontak fisik (memberi sentuhan ringan)
c. Masase untuk mengurangi rasa sakit.39
2.2.7 60 LANGKAH APN ( Asuhan Persalinan Normal)
1. Melihat tanda dan gejala kala dua
1. Mengamati tanda dan gejala persainan kala dua
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasa ada tekanan yang semakin meningkat pada rectum atau vagina
c. Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan sfingter ani membuka
2. Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat – obatan essensial siap digunakan
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asfiksia : tempat datar rata dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan
kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
3. Pakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tang DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan yang memakai
3. Memastikan pembukaan lengkap
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati – hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air DTT
8. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutn klorin 0,5%, kemudian lepaskan dan
rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua
tangan setelah sarung tangan dilepaskan
Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 -180x/menit)
4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran
11.Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan ibu dan janin baik dan
bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
12.Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran ( bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman )
13.Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
meneran
14.Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika
ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
5. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
15.Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm
17.Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengakapan alat dan bahan
18.Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
6. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
19.Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm membuka vulva. Maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering.
Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas
cepat dan dangkal
20.Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat.
21.Setelah kepala lahir, tunggu putar paksi luar ysng berlangsung secara spontan.
22.Setelah putar paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparietal. Anjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan
kea rah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23.Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang,
tangan yang lain menelusuri dan memegang lengan dan siku bayi sebelah atas.
24.Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung ,
bokong, tungkai, dan kaki.
25.Lakukan penilaian selintas
a. Apakah kehamilan cukup bulan ?
b. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut kelangkah rseusutasi pada
bayi baru lahir dengan asfiksia, bila semua jawaban adalah “YA”, lanjut ke-26.
26.Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali
kedua tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut
bagian bawah.
27.Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir (hamil
tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli).
28.Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29.Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10 unit IM di
sepertiga paha atas bagian distal lateral.
30.Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 2-3
cm dari pusat bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari tangan tangan yang lain untuk
mendorong isi tali pusat ke arah ibu, dan klem tali pusat pada sekitar 2 m distal
dari klem pertama.
31.Potong dan ikat tali pusat
32.Letakkan bayi tengkurang di dada ibu untuk kontak kulit ibu – bayi. Luruskan
bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala bayi
berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau
areola mamae ibu.
33.Pindahkan klem tali pusat hingga berjaraj 5-10 cm dari vulva.
34.Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu,untuk mendeteksi
35.Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorsokranial) secara hati-hati
(untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
ulangi kembali prosedur diatas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu,
suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
36.Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah dorsal ternyata
diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal maka lanjutkan dorongan kea rah
kranial hingga plasenta dapat dilahirkan.
37.Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
38.Segera setelah placenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan
telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
39.Periksa kedua sisi plasenta pastikan plasenta telah dilahirkan lengkap. Masukkan
plasenta ke dalam kantung plastic atau tempat khusus.
40.Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan
bila terjadi laserasi derajat 1 dan 2 yang menimbulkan perdarahan. Bila ada
robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan/
41.Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam/
43.Celupkan tanga yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 ,
bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air DTT tanpa melepas sarung
tangan, kemudian keringkan dengan handuk.
44.Anjurkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
45.Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umumibu baik.
46.Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
47.Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40-60x/menit)
48.Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
49.Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
50.Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan dengan menggunakan
air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah d ranjang atau sekitar ibu
berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
51.Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberi ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu makan dan minum yang diinginkan.
52.Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
53.Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, lepaskan secara terbalik, dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
54.Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih.
56.Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi baik, pernapasan
normal (40 -60x/menit) dan temperature tubuh normal (36,5 – 37,50C)setiap 15
menit.
57.Setelah 1 jam pemberian vitamin K1. Berikan suntikkan Hepatitis B dipaha kanan
bawah lateral. Laetakkan bayi di dalam jangakauan ibu agar sewaktu – waktu
dapat disusukan.
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit.
59.Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
60.Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital, dan asuhan
kala iv persalinan.40
2.3 Konsep Dasar Nifas
2.3.1 Pengertian nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika
alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas atau
puerperium dimulai sejak 2 jam seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (
42hari).41
2.3.2 Tujuan asuhan masa nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau
c. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia melaksanakan
peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana,menyusui, pemeberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat.42
2.3.3 Periode masa nifas
Menurut (Eni Nur Rahmawati,2011)
1) Peurperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan
– jalan.
2) Peurperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat kandungan genetalia
yang lamanya 6 - 8 minggu.
3) Remote peurperium yaitu waktu kepulihan yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu – minggu, bulan atau tahun.43
2.2 Tahapan masa nifas
Menurut (Sulistyawati,2009)
1) Taking in (hari ke 1- 2 setelah melahirkan)
a. Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain
b. Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya
c. Ibu akan mengulangi pengalaman – pengalaman waktu melahirkan
d. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke
e. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan
nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh
tidak berlangsung normal.
2) Taking on / taking hold ( hari ke 2 – 4 setelah melahirkan)
a. Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung
jawan akan bayinya
b. Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAB, BAK dan
daya tahan tubuh
c. Ibu berusaha menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong,
menyusui, memandikan dan mengganti popok
d. Ibu cenderung terbuka menerima nasehat, bidan dan kritikan pribadi.
3) Leeting go
a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta
perhatian keluarga.
b. Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi sehingga akan
mengurangi dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu
dalam kebebasan dan hubungan social.44
2.3.5 Kunjungan masa nifas
1) Kunjungan I ( 6 jam setelah persalinan)
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
menecegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi.
2) Kunjungan II (hari ke- 4 setelah pesalinan)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal yaitu uterus berkontraksi, fundus di
bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan,cairan, dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda – tanda
penyulit
e. Memeberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan erawat bayi sehari – hari.
3) Kunjungan III ( hari ke 29 – 42 setelah persalinan)
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit pada dirinya atau bayi alami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.45
2.3.6 Perubahan fisiologis nifas
1. Involusi uterus
Uterus berangsur – angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil.Setelah placenta lahir uterus merupakan alat yang keras,
karena kontraksi dan retraksi otot – ototnya.Fundus 3 jari dibawah pusat. Selama 2