• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENIGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS X IPS MA AL-MANAR BENER TENGARAN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENIGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS X IPS MA AL-MANAR BENER TENGARAN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

PENIGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK

MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE

PEMBELAJARAN

GROUP INVESTIGATION

PADA SISWA KELAS X IPS MA AL-MANAR

BENER TENGARAN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MALIK KUSUMA

NIM: 111-13-201

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

Artinya :"Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".

(7)

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan rahmat , ridho dan

hidayah-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta

memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia dan kemudahan yang telah Engkau

berikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud

yang sederhana dan jauh dari sempurna.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah

membantu mewujudkan impianku :

1.

Kedua orangtuaku, Bapak Maryono dan Ibu Khusniyati yang tidak pernah

hentinya selama ini memberiku kasih sayang, membimbingku, mendoakan,

memberikan nasehat, serta pengorbanan yang tak pernah tergantikan hingga aku

kuat menjalani rintangan yang ada dihadapanku.

2.

Saudara-saudaraku Ma’ruf Abdillah dan Syakira Adibatul Anisa di rumah yang

selalu memberikan doa serta dukungan kepadaku.

3. Guru-guruku yang hebat yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan

ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran.

4. Seseorang yang turut serta menguatkan, dan senantiasa memberikan semangat,

dukungan, motivasi, dan doa untuk kelancaran penulis menyelesaikan ini.

5.

Teman-temanku yang selalu membantu dan memberi dukungan kepadaku,

Muhammad Didik Nursidik, Nailul Huda, dan teman-teman yang tidak bisa

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah ‘Azza

wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna.

Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidup

manusia dan yang menjadi cakrawala rindu para umatnya (nabi Muhammad

SAW). Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku dekan FTIK.

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M. Ag. selaku dosen pembimbing dan ketua jurusan

PAI.

4. Bapak/ ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN yang telah memberikan

pelayanan kepada penulis.

5. Bapak Makmun Santoso, M.Ag. selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah

(9)
(10)

ABSTRAK

Kusuma, Malik. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlak Materi Akhlak Tercela Dengan Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas X IPS MA Al-Manar Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu

Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Hj. Siti Rukhayati M.Ag

Kata Kunci : Hasil Belajar, Aqidah Akhlak, Group Investigation.

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: Apakah metode group investigation dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak Materi Akhlak tercela pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus.

Tujuan penelitian yang akan diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan metode group investigation dalam meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela pada sisiwa X IPS MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang.

Dari analisis data didapatkan bahwa hasil belajar Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela dengan menggunakan metode group investigation pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya. Dari kondisi awal belajar siswa dengan rata-rata kelas 59,09, pada siklus I dapat ditingkatkan rata-rata kelas menjadi 69,3, dan pada siklus II rata-rata kelas dapat ditingkatkan mencapai 87,7. Penarapan metode group

investigation mempunyai pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v

MOTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 7

G. Metode Penelitian ... 12

(12)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar... 20

2. Ciri-ciri Belajar ... 20

3. Hasil Belajar ... 22

4. Faktor Belajar ... 23

B. Metode Group Investigation 1. Pengertian Metode Group Investigation... 23

2. Langkah-langkah Group Investigation ... 26

3. Kelebihan ... 27

4. Kekurangan ... 28

C. Pembelajaran Akidah Akhlak di MA 1. Pengertian Akidah Akhlak... 29

D. Materi Akhlak Tercela 1. Hubbu Ad Dunya ... 31

2. Hasad ... 33

3. Takabur (Ujub) ... 37

4. Riya’ ... 41

(13)

B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

1. Kondisi Awal Pra Siklus... 50

2. Pelaksanaan Penelitian ... 52

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan... 52

2. Pelaksanaan ... 53

3. Observasi ... 55

4. Refleksi ... 56

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan... 56

2. Pelaksanaan ... 57

3. Observasi ... 59

4. Refleksi ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awaal B. Deskripsi Per Siklus 1. Hasil Penelitian Siklus I ... 64

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 70

C. Pembahasan Penelitian 1. Siklus I ... 77

(14)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Bangunan atau Ruang Kelas MA Al-Manar ... 47

Tabel 3.2 Daftar Inventaris MA Al-Manar ... 47

Tabel 3.3 Daftar Nama Guru MA Al-MAnar ... 48

Tabel 3.4 Daftar Siswa MA Al-Manar ... 49

Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa yang Diteliti ... 50

Tabel 3.6 Perolehan Nilai Pra Siklus Kelas X IPS... 51

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Pra Siklus Kelas X IPS... 62

Tabel 4.2 Data Pengamatan Guru Siklus I ... 65

Tabel 4.3 Data Pengamatan Siswa Siklus I ... 67

Tabel 4.4 Data Evaluasi Siklus I ... 68

Tabel 4.5 Data Pengamatan Guru Siklus II ... 71

Tabel 4.6 Data Pengamatan Siswa Siklus II ... 72

Tabel 4.7 Data Evaluasi Siklus II ... 74

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Evaliasi Pra Siklus dan Post Test Siklus I ... 79

(16)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus ... 63

Diagram 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ... 68

Diagram 4.3 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ... 74

Diagram 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I .. 79

Diagram 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I

(17)

DAFTAR LAMPRIAN

1. Lampiran I Daftar Riwayat Hidup

2. Lampiran II Surat Keterangan Pembimbing

3. Lampiran III Surat Melakukan Penelitian

4. Lampiran IV Surat Keterangan Sudah Melakukan penelitian

5. Lampiran V SKK

6. Lampiran VI Rencana Pelaksanaan Siklus I

7. Lampiran VII Rencana Pelaksanaan Siklus II

8. Lampiran VIII Hasil Pengamatan Guru Siklus I

9. Lampiran IX Hasil Pengamatan Guru Siklus II

10.Lampiran X Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

11.Lampiran XI Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

12.Lampiran XII Hasil Evaluasi Pra Siklus

13.Lampiran XIII Hasil Evaluasi Post Test Siklus I

14.Lampiran XIV Hasil Evaluasi Post Test Siklus II

15.Lampiran XV Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

16.Lampiran XVI Lembar Pengamatan Siklus II

17.Lampiran XVII Soal Evaluasi Siklus I dan Kunci Jawaban

18.Lampiran XVIII Soal Evaluasi Siklus II dan Kunci Jawaban

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada prinsipnya pendidikan adalah usaha memanusiakan manusia.

Sebab, hanya dengan pendidikanlah manusia itu dapat menemukan jati diri

kemanusiaannya.

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” (Q.S Al-Ahzab :

21).

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia harus

memiliki akhlak yang baik, sesuai dengan ayat di atas telah disebutkan bahwa

nabi Muhammad merupakan suri teladan yang baik untuk kita contoh, agar kita

selamat dan bahagia hidup di dunia dan di akhirat.

Nabi Muhammad mengajarkan akhlak yang baik kepada kita semua.

Mengajar bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab terdapat berbagai persoalan

yang harus di ketahui, seperti faktor pendidik, peserta didik, metode dan alat,

materi pendidikan, dan lain-lain. Semua permasalahan itu perlu dipahami dan

(19)

Pendidikan diberikan dalam bentuk pembiasaan dan latihan. Adapun

pendidikan anak usia sekolah adalah pendidikan yang diberikan kepada anak

usia 6-12 tahun. Pada usia tersebut dapat dikatakan sebagai usia matang di

sekolah. Pada usia tersebut dapat dikatakan sebagai usia matang di sekolah.

Pendidikan ini berusaha membina dan melatih kognisi, afeksi, dan

psikomotorik. Pendidikan usia dewasa 12-18 tahun adalah pendidikan yang

disampaikan kepada mereka yang sudah memasuki usia kemantapan atau

ketenangan. Pendidikan ini dimaksudkan untuk memperkuat jiwa mereka agar

lebih memantapkan peranan hidup mereka (Ubiyati, 2009: 2-3).

Dalam dunia pendidikan tentulah ada permasalahan-permasalahan yang

ada di sekolah baik itu permasalahan dari guru, siswa, materi, metode, sarana

prasarana dan lain sebagainya. Kemudian dari hasil survey pada bulan Juni

2017 di MA Al-Manar terdapat permasalahan tentang strategi pembelajaran

dan metode yang digunakan kurang maksimal. Fakta di lapangan menunjukkan

bahwa banyak siswa kelas X IPS MA Al-Manar bersikap pasif ketika

berlangsung pembelajaran di kelas. Selama pembelajaran di kelas siswa

menjadi pendengar yang baik. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran

kebanyakan mereka diam dan tertidur. Ketika guru memberikan pertanyaan,

sebagian siswa kebanyakan hanya diam dan tidak berkomentar. Ketika guru

meminta agar siswa bertanya mereka hanya diam.

Fakta ini di latarbelakangi karena siswa kurang diberikan strategi

(20)

merupakan seorang santri jadi kegiatan sehari-hari terikat oleh yayasan pondok.

Jika dalam kegiatan pondok tersebut samapai larut malam maka tidak menutup

kemungkinan di keesokan harinya kebanyakan siswa banyak yang mengantuk

dan tertidur di kelas. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran di sekolahan

dibutuhkan kreativitas dan keaktifan seorang pengajar dalam membuat strategi

belajar mengajar semenarik mungkin, sehingga menimbulkan motivasi belajar

siswa khususnya materi aqidah akhlak.

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa proses belajar yang aktif dan

menarik merupakan keinginan setiap pendidik. Demi meningkatkan prestasi

belajar yang baik dan demi menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif

seorang guru dituntut untuk menggunakan berbagai metode yang menarik.

Salah satu metode yang menarik dalam proses belajar mengajar adalah metode

pembelajaran group investigation. Group investigation adalah kelompok kecil

untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar.

Metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan

yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok.

Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota kelompok.

Dimana dalam prosesnya lebih mengedepankan atau berpusat pada keaktifan

siswa dalam proses belajar mengajar, sedangakan guru hanya mengawasi dan

mengarahkan jalannya pembelajaran sehingga diharapkan mampu

meningkatkan minat dan motivasi belajar yang pada akhirnya juga diikuti

(21)

Berdasarkan fenomena di atas bahwa proses pembelajaran menekankan

pada keaktifan siswa perlu dilaksanakan secara terus menerus, hal ini dapat

dilakukan jika pola interaksi murid dan guru terjalin dengan baik. Namun hal

lain yang sangat mempengaruhi dalam melaksanakan kegiatan tersebut demi

meningkatkan aktifitas siswa dan hasil belajar yang baik dalam proses belajar

mengajar merupakan kemampuan guru dalam merencanakan suatu proses

kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

Setelah peneliti melihat masalah yang terjadi di MA Al-Manar peneliti

mempunyai alternatif yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut yaitu

dengan menerapkan metode group investigation. Dengan cara ini siswa

diharapkan terangsang motivasinya dan tertarik serta aktif dalam pembelajran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian

tindakan kelas/ PTK dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR

BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK MATERI ALKHLAK TERCELA

DENGAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA

SISWA KELAS X IPS MA AL-MANAR KECAMATAN TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini

(22)

pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa

bidang studi aqidah akhlak materi akhlak tercela pada siswa kelas X IPS MA

Al-Manar tahun 2017/2018 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka peneliti tindakan

kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa bidang studi aqidah

akhlak materi akhlak tercela, melalui metode pembelajaran group investigation

pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar tahun 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode

pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar bidang

studi aqidah akhlak materi akhlak tercela pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar

tahun pelajaran 2017/2018.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

khazanah keilmuan :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan mengenai

(23)

investigation bidang studi aqidah akhlak pada pokok bahasan sifat tercela

pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar tahun pelajaran 2017/2018.

2. Manfaat Praktis, penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat bagi :

a. Guru Madrasah Aliyah

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan

kualitas pendidikan di bidang aqidah akhlak pada siswa kelas X IPS MA

Al-Manar melalui implementasi metode pembelajaran group

investigation, dan pada sekolah lainnya.

b. Siswa Madrasah

Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode group investigation khususnya pada materi

aqidah akhlak.

c. Lembaga Madrasah Aliyah

Sebagai suatu masukan atau solusi untuk mengetahui hambatan

dan kelemahan penyelenggaraan pembelajaran, serta sebagai sarana

untuk memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang

ada dalam kelas, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar yang optimal demi kemajuan lembaga.

F. Definisi Operasional

Untuk memperjelas judul di atas penulis memberikan definisi operasional

terhadap istilah-istilah yang ada.

(24)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk

mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki sebelumnya. Dengan

belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, serta dapat

melaksanakan dan memiliki “sesuatu” (Rahyubi, 2012:2).

Hasil merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang

mengikuti proses belajar mengajar, yang memiliki perkembangan pada

siswa baik itu dari segi kognitif maupun psikomotor(Purwanto,1984:

46-47).

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut,

mesalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi

mengerti (Hamalik, 2006: 30).

Yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang di

peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).

Sedangkan yang dimaksud peneliti hasil belajar siswa adalah suatu

perubahan tingah laku sebagai hasil proses pembelajaran diri sendiri dari

pengaruh lingkungan. Baik perubahan kognitif, afektif, maupun

psikomotor dalam diri siswa

(25)

Aqidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam hidup

ini terpola kedalam ikatan dan perjanjian baik dengan Allah, dengan

sesama manusia maupun dengan alam lainnya. Jika seseoraang terikat

dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikat dengan kemusrikan

disebut aqidah musrik, jika terikat dengan keislaman disebut aqidah Islam

dan seterusnya

Aqidah secara istilah dapat dilihat dari beberapa pandangan tokoh

berikut ini:

a. Menurut Hasan Al Bana, aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini dengan hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. b. Menurut Abu Bakar Al Jazairi, aqidah adalah sejumlah kebenaran

yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah (Makbuloh, 2011: 85-86).

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

aqidah adalah dasar keyakinan atau pokok kepercayaan hati seorang muslim

yang bersumber dari ajaran Islam sebagai sumber keyakinan yang mengikat

yang dapat dipahami oleh akal sehat dan diterima oleh hati, karena sesuai

dengan fitrah manusia.

Akhlak dari segi bahasa (etimologi) perkataan, akhlak berasal dari bahasa

arab yakni bentuk jamak dari

قلُخ

berarti budi pekerti, perangai tingkah laku

(26)

Makbuloh bahwasannya akhlak merupakan amal perbuatan yang sifatnya

terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seseorang Muslim

yang baik atau yang buruk (Makbuloh, 2011: 139).

Sedangkan pengertian akhlak dalam bukunya Mutmainah adalah sifat-sifat

yang di bawa manusia sejak lahir, terutama dalam jiwanya dan selalu ada

padanya. Sifat itu dapat berupa perbuatan yang baik yang disebut dengan

akhlak yang mulia atau perbuatan yang buruk yang disebut perbuatan tercela

(Mutmainah, 2007 :52).

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

akhlak merupakan suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir

perbuatan dengan mudah, tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan.

Jadi yang dimaksud peneliti akidah akhlak dalam penelitian ini adalah

mata pelajaran di Madrasah Aliyah yang mempelajari tentang hal-hal yang

berhubungan dengan akidah, akhlak dan perilaku.

3. Materi Akhlak Tercela

Secara bahasa sifat tercela adalah sikap atau perbuatan yang tidak baik,

sedangkan menurut istilah adalah semua perbuatan dan sikap yang dilarang

(27)

Macam-macam sifat tercela yaitu sikap hubbu ad-dunya, hasad, takabur, riya’.

(Anggota IKAPI, 2013: 40- 44).

4. Metode group Investigation

Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih

menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan

teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar

demokratis dimana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran,

baik dari tahap awal sampai akhir pembelajran termasuk di dalamnya siswa

mempunyai kebebasan memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topik

yang sedang dibahas (Shoimin, 2014: 80).

Menurut Suprijono dalam bukunya Shoimin (2014), mengemukakan

bahwa dalam penggunaan model group investigation, setiap kelompok akan

bekerja melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih.

Sesuai dengan pengertian-pengertian tersebut, diketahui bahwa metode group

investigation adalah model pembelajaran yang melibatkan aktifitas siswa

sehingga tentu akan membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk

belajar. Kondisi ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Narudin dalam

bukunya Shoimin (2014), bahwa group Investigation merupakan salah satu

bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan

aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pembelajaran yang

akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku

(28)

Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang

bersifat demokratif karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian

dalam belajar (Shoimin, 2014: 80).

Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah

sebagai berikut:

(http://www.kajianpustaka.com/2012/10/model-pembelajaran-group

investigation.html)

a. Group investigation membantu siswa untuk melakukan investigasi

terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai

implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan

dan membantu mencapai tujuan.

b. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui

investigasi.

c. Group investigation melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam

memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa

dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan

bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran group

investigation dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan

penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatif.

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

diatas bahwa tujuan pembelajaran kooperatif tipe group investigation

(29)

belajar penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif

sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.

G. Metode penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang

dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk kajian ynag bersifat

sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan (Mukhlis, 2003: 3).

Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan yang pada

dasarnya “melekat” menghasilkan misi profesional pendidikan yang

diemban oleh guru (Wartono, 2004: 62).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka peneliti menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (Hamalik, 2003: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu

kesiklus yang selanjutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),

action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).

Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,

tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus satu

(30)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang akan dikenai tindakan tindakan pada

penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas X IPS MA

Al-Manar Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang tahun 2017/2018.

Dengan jumlah peserta didik 22 dengan rincian 14 siswa putra dan 8 siswa

putri. Dasar pertimbangan pilihan subjek yakni perlunya penerapan

tindakan dalam penelitian ini terhadap proses pembelajaran Akidah Akhlak

MA Al-Manar khususnya kelas X.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas memiiki tahapan kegiatan yang terdiri dari

dua siklus atau lebih, tergantung pada kebutuhannya.

a. Perencanaan (planning)

Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu

perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum

dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi seluruh aspek

yang terkait dengan PTK. Sementara itu perencanaan khusus

dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus ke siklus

(Kusumah, 2010: 39).

Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi

(31)

investigation, dan pedoman wawancara yang kemudian

dikonsultasikan kepada pembimbing.

b. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pelaksanaan tindakan adalah menetapkan apa yang telah

direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu tindakan di kelas.

Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari

tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya (Kusumah, 2010: 39).

Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan

metode pembelajaran group investigation dalam proses pembelajaran

dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran akidak akhlak kelas X IPS.

Materi yang akan diberikan adalah materi akhlak tercela.

c. Pengamatan (observasing)

Dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan, dan mencatat

kejadian-kejadian yang tidak terdapat dalam lembar observasi dengan membuat

lembar catatan lapangan. Hal-hal yang diamati selama proses

pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran dan aktivitas guru

maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi adalah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu

(32)

partisipan yang terkait dengan PTK yang dilaksanakan (Kusumah,

2010: 40).

Tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul

kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan

berikutnya (Suhardjono, 2014: 80).

Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan evaluasi dari

pelaksanaan kegiatan pada siklus I yang digunakan sebagai bahan

pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Jika hasil

yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang

dilaksanakan pada siklus berikutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data

penelitian adalah :

(33)

Digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan

guru dalam proses pembelajaran aqidah akhlak materi akhlak tercela

dengan metode pembelajaran group investigation.

b. Lembar Soal Tes

Soal Tes, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap

materi yang telah di sampaikan.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda debgan suatu

peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen-dokumen yang dihimpun

dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Sukmadinanta,

2012: 222). Digunakan untuk penguat data misalnya gambaran umum

MA Al-Manar, sejarah berdirinya, struktur organisasi,

kegiatan-kegiatan yang diadakan disekolah, sarana maupun fasilitas yang

dimiliki, dan lain-lain.

d. Silabus

Silabus yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang

kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

(34)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu merupakan

pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar

dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi

dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus,

dan kegiatan belajar mengajar.

f. Analisis Data

Analisis data adalah usaha (proses) memilih, memilah,

membuang dan menggolongkan data untuk menjawab permasalahan

pokok (Basrowi, 2008:131).

Penulis menganalisis data dengan menyusun dan mengolah data

yang terkumpul dari catatan observasi dengan melakukan analisis

peningkatan hasil belajar dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

dimana dalam ranah kognitif peningkatan diukur dahulu dengan

persentase antara pre test dan post test kondisi awal, kemudian

dibandingkan dengan presentase peningkatan pada siklus I dan siklus II.

Pada ranah afektif dan psikomotor juga dihitung peningkatannya dari

awal sampai akhir dan disesuaikan dengan KKM.

Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus paada saat

penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan

suatu kesimpulan.

5. Pengumpulan Data

(35)

a. Pengamatan

Dengan menggunakan lembar pengamatan observasi yang digunakan

untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam

proses pembelajaran melalui model group investigation.

b. Tes

tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang

telah di sampaikan.

H. Sistematika Penelitian

Untuk mempermudah pembahasan penulisan ini maka disusun

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN bab ini menjelaskan tentang pokok

permasalahan yang menjadi landasan awal penelitian yaitu membahas tentang

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

Pada bagian ini merupakan kerangka dasar dan mengarah aktivitas penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini lebih banyak menyajikan

landasan teoritis dalam menunjang permasalahan tentang hasil belajar, metode

pembelajaran group investigation, bidang studi aqidah akhlak, materi akhlak

(36)

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN pada bab ini berisi tentang

Gambaran Umum MA Al Manar, Visi dan Misi MA AL Manar, keunggulan

sekolah, deskripsi pelaksanaan pra siklus, dan deskripsi pelaksanaan siklus I.

BAB IV ANALISIS DATA pada bab ini peneliti akan menjelaskan

tentang analisis data yang terkumpul dalam klasifikasi data. Selain itu untuk

menjawab rumusan masalah tentang peningkatan hasil belajar, dengan

menggunakan metode pembelajaran group investigation bidang studi aqidah

akhlak materi akhlak tercela pada sisiwa kelas X IPS MA Al-Manar tahun

2017-2018.

BAB V PENUTUP penulis menjabarkan pada bab ini dengan

mengurutkan kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran, dan penutup.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

(37)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk

mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki sebelumnya. Dengan

belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, serta dapat

melaksanakan dan memiliki “sesuatu” (Rahyubi, 2012:2).

Menurut Sudjana (2016: 22) hasil belajar adalah kemampuan

kemampuan yang dimiiki siswa seteleh mengikuti pembelajaran. Hasil

belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Menurut Woordworth

dalam Abdul Majid (2015: 28), hasil belajar merupakan perubahan tingkah

laku sebagai akibat dari proses balajar. Hasil belajar adalah kemampuan

aktual yang diukur secara langsung, hasil pengukuran belajar inilah

akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran

yang telah dicapai.

Mengenai belajar menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah perubahan

relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh

dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat

tertentru semacam penyakit, kelelahan atau obat-obatan (Sriyanti,

(38)

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,

dan mengokohkan kepribadian (Suyono, dkk, 2014: 9).

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya

(Usman, 2007:5). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri

seseorang berkat pengalaman dan penelitian, sedang menurut Hilgard dan

Bower belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya

yang berulang-ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku itu

tidak dapat dijelaskan dasar kecenderungan respons pembawaan,

kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (Hamalik, 2009: 51).

Jadi dapat disimpulkan bahwa “Belajar menurut peneliti adalah

proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungannya untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki

sebelumnya.

2. Ciri-ciri Belajar

Menurut Baharuddin dan Esa N.W dalam Sriyanti (2009:18) ciri-ciri

belajar meliputi :

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.

(39)

c. Perubahan perilaku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan tingkah laku

tersebut bisa jadi bersifat potensial.

d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau

pengalaman.

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.

3. Hasil Belajar

Hasil merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang

mengikuti proses belajar mengajar, yang memiliki perkembangan pada

siswa baik itu dari segi kognitif maupun psikomotor (Purwanto,1984:

46-47).

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut,

mesalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi

mengerti (Hamalik, 2006: 30).

Sedangkan yang dimaksud peneliti hasil belajar siswa adalah

suatu perubahan tingah laku sebagai hasil proses pembelajaran diri

sendiri dari pengaruh lingkungan. Baik perubahan kognitif, afektif,

maupun psikomotor dalam diri siswa.

4. Faktor-faktor Hasil Belajar

Menurut Wasliman (2007: 158), hasil belajar yang dicapai peserta

(40)

mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Berikut uraian

mengenai faktor eksternal dan internal:

a. faktor internal: faktor internal merupakan faktor yang bersumber

dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan

belajarnya. Faktor ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian,

motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi

fisik dan kesehatan.

b. faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar diri peserta dididk

yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat (Susanto, 2013:12-13).

B. Metode Group Investigation

1. Pengertian Metode Group Investigation

Group investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih

menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan

teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan prinsip

belajar demokratis dimana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir pembelajran termasuk di

dalamnya siswa mempunyai kebebasan memilih materi yang akan

dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas (Shoimin, 2014:

(41)

Menurut Suprijono dalam bukunya Shoimin (2014:82),

mengemukakan bahwa dalam penggunaan model group investigation,

setiap kelompok akan bekerja melakukan investigasi sesuai dengan

masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian tersebut,

diketahui bahwa metode group investigation adalah model pembelajaran

yang melibatkan aktifitas siswa sehingga tentu akan membangkitkan

semangat serta motivasi mereka untuk belajar. Kodisi ini sejalan dengan

apa yang dikemukakan oleh Narudin dalam bukunya Shoimin (2014),

bahwa group investigation merupakan salah satu bentuk model

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas

siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pembelajaran yang akan

dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran

atau internet. Diantara model-model belajar yang tercipta, group

investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat

demokratif karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian

dalam belajar.

Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

adalah sebagai berikut:

(42)

d. Group investigation membantu siswa untuk melakukan investigation

terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai

implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan

dan membantu mencapai tujuan.

e. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan

melaui investigation.

f. Group investigation melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif

dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut,

siswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam

kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran

group investigation dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan

penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatif.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran kooperatif tipe group investigation membantu siswa untuk

melakukan investigasi terhadap suatu topik dengan belajar penemuan,

belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif sehingga tercapainya

tujuan pembelajaran.

2. Langkah-langkah

a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.

b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang

(43)

c. Guru mengundang ketua kelompok untuk membagi materi tugas

secara kooperatif dalam kelompoknya.

d. Masing-masing kelompok membahas materi tugas yang berbeda yaitu

Hubbu ad-Dunya, Hasad, Takabur, dan Riya’.

e. Siswa diberi waktu untuk mencari materi yang ditugaskan ke berbagai

sumber seperti internet, perpustakaan, buku LKS dan wawancara.

f. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi dengan kelompoknya

sekaligus mengolah data materi yang telah diperoleh. Berdiskusinya

dengan menggunakan teknik brainstorming group. Brainstorming

group merupakan diskusi uraian pendapat, dimana setiap anggota

kelompok menyumbangkan ide-ide atau mengemukakan pendapatnya

yang berbeda dan kemudian dari beberapa pendapat yang berbeda

ditarik kesimpulan yang disepakati bersama. Jadi setiap anggota

kelompok diwajibkan mengungkapkan pendapat menurut diri sendiri

lalu kemudian di tarik kesimpulan dari berbagai pendapat yang

berbeda beda tersebut menjadi kesimpulan bersama.

g. Setelah selesai masing-masing kelompok atau salah satu anggotanya

menyampaikan hasil pembahasan.

h. Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap pembahasan.

i. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi

kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.

(44)

3. Kelebihan Group Investigation

a. Secara Pribadi

1) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.

2) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif,

3) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.

4) Dapat memecahkan dan menangani suatu masalah.

5) Dapat mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.

b. Secara Sosial

1) Meningkatkan belajar bekerjasama.

2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri dan guru.

3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.

4) Belajar menghargai pendapat orang lain.

5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.

c. Secara Akademis

1) Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang

diberikan.

2) Bekerja secara sistematis.

3) Mengembangkan dan melatih keterampilan fisik dalam berbagai

bidang.

4) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.

(45)

6) Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga

didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

4. Kekurangan Group Investigation

a. Sedikitnya materi yang disampaikan dalam satu pertemuan.

b. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.

c. Tidak semua topik cocok dengan metode pembelajaran group

investigation. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang

menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang

dialami sendiri.

d. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.

e. Menurut Setiawan dalam bukunya shoimin (2014), Siswa yang tidak

tuntas memahami materi persyaratan akan mengalami kesulitan saat

menggunakan metode ini (Shoimin, 2014: 80-82).

C. Pembelajaran Akidah Akhlak di MA 1. Pengertian Akidah Akhlak

Aqidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam

hidup ini terpola kedalam ikatan dan perjanjian baik dengan Allah, dengan

(46)

dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikat dengan kemusrikan

disebut aqidah musrik, jika terikat dengan keislaman disebut aqidah Islam

dan seterusnya

Aqidah secara istilah dapat dilihat dari beberapa pandangan tokoh

berikut ini:

c. Menurut Hasan Al Bana, aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini dengan hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. d. Menurut Abu Bakar Al Jazairi, aqidah adalah sejumlah kebenaran yang

dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah (Makbuloh, 2011: 85-86).

Berdasarkan para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa aqidah

yang benar yaitu perkara yang dapat menentramkan jiwa, dimana aqidah

yang dapat dipahami oleh akal sehat dan diterima oleh hati, karena sesuai

dengan fitrah manusia.

Akhlak dari segi bahasa (etimologi) perkataan akhlak berasal dari

bahasa arab yakni bentuk jamak dari

قلُخ

yang berarti budi pekerti,

perangai tingkah laku atau tabiat. Akhlak adalah sifat manusia yang

terdidik.

Dalam bukunya Mutmainah (2007: 52), akhlak adalah sifat-sifat

yang dibawa manusia sejak lahir, terutama dalam jiwanya dan selalu ada

padanya. Sifat itu dapat berupa perbuatan yang baik dan perbuatan yang

(47)

Berdasarkan pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa

akhlak merupakan suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya

lahir perbuatan dengan mudah, tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan.

Jadi yang dimaksud akidah akhlak dalam penelitian ini adalah mata

pelajaran di Madrasah Aliyah yang mempelajari tentang hal-hal yang

berhubungan dengan akidah, akhlak dan perilaku.

D. Akhlak Tercela

Manusia sebagai makhluk yang mulia karena akhlaknya mempunyai

kewajiban- kewajiban yang harus dipenuhi. Kewajiban itu adalah menunaikan

dan menjaga akhlak yang baik dan meninggalkan akhlak yang tercela. Secara

bahasa sifat tercela adalah sikap atau perbuatan yang tidak baik, sedangkan

menurut istilah adalah semua perbuatan dan sikap yang dilarang oleh Allah,

yang akan menimbulkan kerugian bagi dirinya dan orang lain. Macam-macam

sifat tercela yaitu sikap hubbu ad-dunya, hasad, takabur, riya’(Anggota IKAPI,

2013: 40).

1. Hubbu ad-Dunya

a. Pengertian Hubbu ad-Dunya

Hubbub ad-Dunya berarti mencintai dunia, yaitu menganggap

(48)

penyakit hati, yang berakar pada persepsi yang salah bahwa dunia ini

adalah tujuan akhir kehidupan, sehingga akhirat dilupakan. Akhirnya,

jabatan dan harta dipandang sebagai tujuan, bukan sebagai alat untuk

meraih keridhaan Allah Swt.

b. Ciri-ciri Hubbu ad-Dunya

1) Menganggap dunia sebagai tujuan utama, bukan sebagai sarana

mencapai kebahagiaan akhirat.

2) Suka mengumpulkan harta benda dengan menghalalkan segala

cara tanpa memperhatikan halal dan haramnya. Allah berfirman:

Artinya:. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai

kamu masuk ke dalam kubur. (QS. At-Takasur: 1-2)

3) Kikir yang artinya tidak rela sedikitpun hartanya berkurang.

Jangankan untuk sedekah, untuk zakat yang memang wajib saja ia

tidak mau. Pada puncaknya juga ia akan kikir kepaada dirinya,

sehingga ketika dia sakit tidak mau berobat karena khawatir

hartanya berkurang.

4) Serakah, rakus, dan tamak. Ia tidak puas dengan apa yang telah

dimiliki sehingga ia akan berusaha menambah perbendaharaan

(49)

5) Tidak mensyukuri nikmat yang sedikit. Maunya nikmat-nikmat

yang besar, banyak dan melimpah.

c. Bahaya Hubbu ad-dunya

1) Cinta kepada dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai

kepada Allah, misalnya shalat, puasa dan sedekah.

2) Jika seseorang telah dikuasai (hatinya) oleh iblis, maka akan

menjadi lemah, iblis akan membolak-balikkan hatinya bagaikan

seorang anak kecil mempermainkan bola.

3) Cinta kepada dunia merupakan sumber dari segala kesalahan,

karena cinta dunia sering mengakibatkan seseorang cinta terhadap

harta benda dan di dalam harta benda terdapat banyak penyakit.

Antara lain sifat rakus, tamak, bangga dan angkuh pamer terhadap

apa yang dimiliki.

4) Jika orang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit

hati. Ada yang menjadi sombong, dengki, serakah dan cenderung

melelahkan diri sendiri memikirkan yang tidak ada. Makin cinta

pada dunia, maka akan serakah.

d. Cara Menghindari Hubbu ad-Dunya

1) Mengingat kehidupan dunia hanyalah sementara, Islam tidak

(50)

Islam diperintahkan untuk menaklukkan dunia alam

genggamannya, bukan dalam hatinya.

2) Perbanyak menginggat kematian.

3) Meyakini dan menyadari bahwa setiap tindakan kita direkam oleh

anggota badan kita, yang nanti di hari akhir, tangan, kaki, lidah

kita akan bersaksi dihadapan Allah.

4) Qona’ah, yaitu menerima dan merasa cukup dengan apa yang

dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa

kurang yang berlebihan.

5) Zikir, merupakan metode yang pling efektif untuk membersihkan

hati dan meraih keridhaan Ilahi (Anggota IKAPI, 2013: 41).

2. Hasad

a. Pengertian Hasad

Hasad berarti dengki, maksudnya suatu sikap atau perbuatan

yang mencerminkan rasa marah, tidak suka karena rasa iri. Orang yang

hasad menginginkan kenikmatan yang diperoleh orang lain dan

berharap supaya pindah kepadanya.ia juga tidak suka jika ada orang

lain yang menyamainya baik dalam hal prestasi maupun materi.

Dalam al-quran kisah seputar penciptaan manusia pertama,

Nabi Adam, sampai diturunkannya ke bumi, direkam ulang

berkali-kali. Kadang diceritkan secara detail tentang bagaimana penolakan

(51)

Adam terbujuk sehingga ikut juga terusir dari surga. Demikian juga

kisah tentang Qabil yang membunuh Habil adiknya sendiri.

Melalui peristiwa ini Allah hendak menunjukkan kepada kaum

muslimin tentang tiga sifat perusak. Siapa saja, baik golongan jin

maupun manusia, jika terhinggapi penyakit ini, maka sengsara.

Hidupnya terlunta-lunta, jauh dari kebahagiaan yang menjadi dambaan

setiap manusia (Anggota IKAPI, 2013: 41).

Pertama adalah sifat sombong. Sifat ini lah yang menempel

pada diri iblis. Ketika ia diperintah Allah untuk menundukkan diri

kepada Adam, ia menolak mentah-mentah. Sifat angkuhnya keluar

menjadi pernyataan yang sangat vokal :

Artinya :Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" iblis menjawab "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang

Dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al-A’raf:12)

Kedua adalah serakah. Orang yang serakah tak pernah puas

dengan kekayaannya. Ia terus menambah dan terus menambah sampai

jumlah yang tak terbatas. Dalam perhitungannya, harta yang

dimilikinya belum genap. Dalam pikirannya selalu menari-nari

berbagai keinginan untuk menggenapinya.

Ketiga adalah hasud,iri dan dengki. Inilah dosa pertama yang

(52)

pembunuhan. Qobil tega membunuh adiknya sendiri hanya karena iri.

Orang yang memiliki sifat hasud memandang apa yang dimiliki orang

lain lebik menarik dari apa yang dimilikinya.

b. Bahaya Hasad

Larangan melakukan hasad disebabkan karena menandung

beberapa efek negatif, diantaranya :

1) Hasad adalah slah satu sifat iblis karena iblis tidak mau

melaksanakan perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Sifat

dengki hanya akan merusak amal kebaikan, sama halnya dengan

pendengki selalu gelisah dan tidak senang karena hatinnya tidak

rela jika melihat orang lain mendapat kenikmatan.

2) Disamping itu hasad juga merusak tatanan masyarakat. Hasad

akan memunculkan rasa curiga mencurigai. Hasad juga sering kali

menimbulkan fitnah di tengah-tengah masyarakat.

3) Orang yang memiliki sifat hasad pasti tidak pernah merasa

bahagia, sebab hatinya selalu merasa gelisah, sebab hatinya selalu

merasa gelisah bila orang lain mendapat kebahagiaan. Hatinya

meronta jika orang lain mendapat karunia. Maunya semua

kebahagiaan dari Allah diberikan kepadanya.

4) Mengarah keperbuatan maksiat, dengan berlaku hasad otomatis

seseorang pasti melakukan hal-hal seperti ghibah, mengumpat,

(53)

5) Sikap hasad juga bisa mengarah kepada fisik. Misalnya ingin

mencelakakan orang bahkan bisa berujung pada kejahatan

pembunuhan.

6) Menjerumuskan pelakunya kedalam neraka.

c. Cara Mengobati Penyakit Hasad

1) Menanamkan kesadaran bahwa sifat dengki akan membuat

seseorang menderita batin.

2) Menumbuhkan kesadaran bahwa akibat dari dengki adalah

permusuhan, dan permusuhan akan membawa petaka.

3) Kita sling mengingatkan dan saling menasehati.

4) Bersikap realistis dan melihat kenyataan.

5) Mempunyai pendirian dan tidah mudah terprovokasi.

6) Senantiasa ingat kepada Allah dan meminta perlindungan

kepada-Nya (Anggota IKAPI, 2013: 42).

3. Takabur (Ujub)

a. Pengertian Takabur

Secara bahasa, ujub berasal dari kata ajaba, yang artinya

(54)

diri sendiri. Sedangkan takabur berarti sombong atau berusaha

menampakkan keagungan diri. Dalam kitab lisanul Arab, antara lain

disebutkan bahwa at-takabur wal istikbar berarti at-ta’azzhum

(sombong atau kibr).

Secara istilah dapat kita pahami bahwa ujub yaitu sikap yang

membanggakan diri, dengan memberikan suatu penghargaan yang

berlebihan kepada kemampuan diri. Sikap ini tercermin pada rasa

tinggi diri (superiority complex) dalam bidang keilmuan, amal

perbuatan ataupun kesempurnaan moral. Dan disaat ia menampakkan

kelebihan pada orang lain dengan sombong, maka ia terjangkit

penyakit takabur. Oleh karena itu sikap takabur dan ujub memiliki

keterkaitan satu sama lain. Sikap takabur adalah sikapnya iblis.

(Anggota IKAPI, 2013: 42).

Jika perasaan senang itu disertai pelanggaran hak orang lain

misalnya dengan cara meremehkan dan menganggap kecil apa yang

keluar dari mereka maka hal ini dinamakan ghurur atau ujub yang

berlebihan. Jika sikap tersebut disertai pelampauan dan pelanggaran

hak orang lain dengan cara meremehkan kepribadian dan jati diri

mereka serta merasa lebih tinggi atas mereka maka hal ini dinamak

takabur atau ghurur berlebihan.

Lalu apa beda ujub dan takabur? Al-Mawardi mengatakan: kibr

(55)

kelebihan. Jadi seseorang yang memiliki sifat kibr membesarkan

dirinya melebihi kapasitas orang yang sedang belajar sedangkan orang

yang memiliki sifat ujub memandang dirinya banyak memiliki

kelebihan sehingga tidak perlu lagi untuk menambah ilmunya.

Sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa kibr adalah akhlak

batin yang darinya muncul banyak perbuatan.

Akhlak yang dimaksud adalah melihat diri sendiri lebih tinggi

daripada orang lain. Sedangkan ujub bisa terjadi tanpa ada

perbandingan orang lain. Jadi seseorang yang memiliki akhlak kibr

melihat dirinya lebih tinggi dari orang lain, karenanya ia merasa

bangga berlebihan, gembira dan puas terhadap apa yang diyakininya

(Anggota IKAPI, 2013: 43).

b. Penyebab Takabur-Ujub

1) Ujub dan takabur karena kelebihan fisik, misalnya tampan, cantik,

kuat.

2) Ujub dan takabur karena kekuatan fisiknya dalam melawan musuh.

Ia takabur dan sesumbar bahwa tidak ada oaring yang

mengalahkannya.

3) Ujub dan takabur karena ilmu, akal dan kecerdikannya dalam

memahami ilmi-ilmu agama dan urusan-urusan keduniaannya.

Umumnya orang yang demikian itu merasa dan menganggap

(56)

4) Ujub dan takabur karena keturunan. Artinya sombong dirinya,

karena ia merasa dirinya turunan ningrat atau bangsawan

5) Ujub dan takabur karena harta yang berlimpah ruah. Ia takbur dan

sombong dengan hartanya itu. Seolah-olah dia saja yang kaya.

c. Bahaya Takabur-Ujub

1) Ujub menyebabkan timbulnya rasa sombong (takabur), sebab ujub

itulah yang menyebabkan salah satu dari berbagai sebab

kesombongan timbul. Dari ujub maka muncullah ketakaburan.

2) Bila seseorang sudah di hinggapi sikap ujub dan takabur, ia lupa

pada bahaya-bahaya dari ujub dan takabur tersebut, ia sudah tertipu

oleh peerasan, dan pendapatnya sendiri. Ia merasa yang dating dari

dirinya sendiri semua serba hebat dan agung.

3) Karena ujub dan takabur membuat orang kurang sadar terhadap

kedudukan dirinya, ia akan memuji-muji dirinya, menyanjung

dirinya dan menganggap suci dirinya serta bersih dari segala

kesalahan dan dosa.

4) Seoarang yang ujub dan takabur tidak mau belajar kepada orang

lain, sebab ia sudah merasa amat pandai. Ia tidak suka bertanya

kepada siapapun juga, karena merasa malu, khawatir dianggap

(57)

5) Orang yang memiliki sifat ujub dan takabur jika usahanya gagal,

orang ini akan melemparkan kesalan pada orang lain, rekan atau

bawahannya.

6) Membatalkan pahala. Seseorang yang merasa ujub dengan amal

kebajikannya, maka pahalanya akan gugur dan amalannya akan

sia-sia. Karena Allah tidak akan menerima amalan kebajikan

sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya (Anggota IKAPI,

2013: 43).

d. Cara Menghindari Takabur dan Ujub

1) Kita harus memiliki sifat percaya diri, jika sudah memasuki

ketakaburan dan menganggap rendah terhadap yang lain, inilah

yang dikatakan ujub yang di larang agama.

2) Kita harus ingat dan sadar, bahwa dalam sejarah, orang yang ujub,

takabur dengan kekuatanya, maka Allah yang akan

menghancurkannya, karena Allah tidak menyukai orang-oang yang

sombong.

3) Kita juga harus menyadari bahwa ilmu yang kita miliki hanyalah

sedikit dibandingkan dengan ilmu Allah. Bahkan sesungguhnya

ilmu kita lebih sedikit jika dibandingkan dengan ilmu orang-orang

(58)

4) Kita harus sadar bahwa fisik yang gagah, wajah yang tampan

rupawan, cantik jelita adalah anugerah dari Allah dan sifatnya

sementara.

5) Kita juga harus sadar bahwa harta yang kita miliki juga titipan Allah

yang harus dijaga dan digunakan untuk jaalan yang benar.

4. Riya’

a. Pengertian Riya’

Riya’ adalah mengerjakan suatu perbuatan untuk mendapatkan

suatu pujian dari orang lain, bukan karena Allah semata. Orang riya’

tidak ikhlas dalam beramal, ia senantiasa pamer dan cari perhatian

supaya mendapat pujian, sanjungan, dan pengakuan (Anggota IKAPI,

2013: 44).

b. Bentuk Riya’

1) Riya’ dalam niat

Ketika seseorang akan melakukan sebuah amal dalam

hatinya telah ada keinginan atau tujuan selain mencari ridha Allah

semata. Ia sejak awal telah mempunyai niat tidak ikhlas. Padahal

diterima atau tidaknya amal ibadah yang kita lakukan sangatlah

(59)

.

Artinya: Dari Amirul Mu’minin Abi Hafdzi Umar bin Khattab

berkata: Saya mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya segalaperbuatan itu bergantunga pada niatnya”

(Ahnan, 2003: 137).

2) Riya’ dalam perbuatan

Yang dimaksud riya’ dalam perbuatan adalah ketika ia

melakukan sebuah amal ibadah ia berharap mendapat perhatian

dari orang lain. Kadang-kadang berlebihan dalam beribadah

tersebut contoh ketika ia membaca al-fatihah dalam shalat baca

dengan tidak wajar. Ia juga menunda sebuah amal karena belum

ada yang memperhatikannya, misalnya ia mau memaasukkan

uang amal ke kotak amal, ia menunggu ada orang lain yang

melihatnya kalau tidak dia tidak jadi beramal atau jumlahnya

dikurangi.

Ciri yang lain adalah ia melakukan amal ibadah dengan

sungguh-sungguh, penuh semangat tatkala ada orang lain yang

melihatnya, apakah orang tua, guru atau teman. Contoh: seorang

anak belajar sungguh-sungguh ketika orang tuanya ada di rumah.

Namun ketika orang tuanya tidak ada di rumah ia tidak belajar dan

kendor semangat belajarnya (Anggota IKAPI, 2013: 44).

Salah satu sifat lagi yang erat kaitannya dengan riya’ adalah

(60)

kebaikan-kebaikannya, keberhasilannya kepada orang lain dengan tujuan ia

mendapat pujian dari orang yang mendengarkan atau ia ingin

dikatakan hebat. Ini juga termasuk penyakit ruhani yang kadang

kala sulit dihindari. Bahkan Rasulullah SAW menegaskan bahwa

riya’ termasuk katagori syirik asghar (kecil).

c. Bahaya Riya’

1) Akan merasa hampa dan kecewa dalam batinnya apabila dalam

perhatian atau pujian yang ia harapkan ternyata tidak ia dapatkan.

2) Muncul rasa tidak puas terhadap apa yang ia rasakan.

3) Muncul sikap berpura-pura.

4) Terkena penyakit rohani berupa gila pujian atau gila hormat.

5) Bisa menimbulkan pertengkaran apabila ia mengungkit-ungkit

kebaikannya terhadap orang lain.

d. Cara menanggulangiRiya’

1) Memfokuskan niat ibadah hanya untuk Allah.

2) Hindari sikap suka memamerkan sesuatu yang kita punya, karena

pada hakikatnya segala yang kita punya hanya milik Allah.

3) Tidak menimbulkan kecemburuan social kepada orang lain.

4) Saling menasehati dan mengingatkan jika diantara kita ada yang

berperilaku Riya’.

5) Membiasakan diri bersyukur kepada Allah.

(61)

7) Senantiasa berdzikir kepada Allah dan selalu berlindung kepada

Allah agar kita dijauhkan dari sifat Riya’ dan Sum’ah (Anggota

(62)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Awal

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Manar Bener Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang. Dalam bagian ini penulis akan

memaparkan lokasi dilaksanakannya penelitian ini. Secara garis besar

lokasi penelitian dapat penulis sampaikan hal-hal berikut :

a. Identitas

Nama Madrasah : MA Al-Manar

NSM : 131233220001

NPSN : 20363210

Alamat : Jl. KH Jalal Suyuthi 17

Status Madrasah : Swasta

Tahun berdiri : 25 Februari 1991

Bangunan : Milik Yayasan

Luas Bangunan : 4.540 m2

b. Letak Geografis

MA Al-Manar Bener terletak di Dusun Bener, Desa Bener,

(63)

c. Sejarah Berdirinya MA Al-Manar

MA Al-Manar didirikan pada tahun 1991 yang didirikan oleh suatu

yayasan di bawah naungan Kementrian Agama. MA Al-Manar

didirikan oleh yayasan dan masyarakat sekitar dengan tujuan agar

peserta didik dapat melakukan proses pembelajaran sekaligus dapat

melaksanakan syariat agama islam dengan baik dalam kehidupan

sehari-hari.

1) Visi

Terwujudnya peserta didik yang sntun dan peka terhadap

lingkungan sosial, taqwa, terampil, unggul dan mandiri.

2) Misi

a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT

serta pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam.

b) Meningkatkan proses pembelajaran, kinerja, profesionalitas

pendidik dan tenaga kependidikan.

c) Meningkat kan prestasi akademik dan pengembangan potensi,

minat, dan bakat peserta didik.

d) Menigkatkan harmonisasi, kerjasama, dan pencitraan

(64)

d. Sarana dan Prasarana

Tabel 3.1

Data Bangunan/Ruang Kelas MA Al-Manar Bener Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018

No Nama Bangunan/Ruang Jumlah

1. Ruang Kelas 6 ruang

2. Ruang Kepala Madrasah 1 ruang

3. Ruang Guru 1 ruang

4. Ruang Tata Usaha 1 ruang

5. Ruang Laboratorium fisika 1 ruang

6. Ruang Laboratoriaum Komputer 1 ruang

7. Ruang Perpustakaan 1 ruang

8. Toilet Guru 1 ruang

9. Toilet Siswa 2 ruang

10. Masjid/mushola 1 ruang

Tabel 3.2

Data Inventaris MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20017/2018

No Nama Barang Jumlah

6. komputer/leptop diruang computer 14 buah

7. Bola sepak 3 buah

8. Bola voli 4 buah

9. Bola basket 2 buah

10. Meja pingpong (tenis meja) 1 buah

11. Lapangan sepakbola/futsal 1 buah

(65)

e. Keadaan Guru

Jumlah guru dan staf karyawan di MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20017/2018 secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.3

Data Nama Guru MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20017/2018

No Nama Jenjang

Pendidikan

Tugas Mengajar

1. Makmun Santoso M.Pd.I S2 Kepala sekolah

2. Haris As’ad Guru mapel

(66)

f. Keadaan Siswa

Siswa MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang berjumlah 135 siswa, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.4

Data Siswa MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. X 24 19 43

2. XI 16 26 42

3. XII 19 19 38

Jumlah 59 64 123

g. Keadaan Siswa yang Diteliti

Siswa kelas X MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah 22 siswa,

jumlah siswa laki-laki sebanyak 13 siswa , dan jumlah siswa perempuan

sebanyak 9 siswa. Data keadaan siswa kelas X MA Al-Manar adalah

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Data Siswa MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

sebelumnya untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dalam saliva, sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan untuk mengetahui pH saliva pada anak sekolah dasar.. desain

Berdasarkan perumusan masalah diatas, peneliti membatasi ruang lingkup pembahasan agar dalam penelitian laporan akhir ini tidak menyimpang dari permasalahan yang

Alhamdulillahirobbil’alamiin segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas berkat, rahmat, dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Berdasarkan definisi-definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa piutang adalah hak penagihan kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang timbul karena adanya

Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis adalah menyusun laporan keuangan panti asuhan Kinderdorf Delisa yang sesuai dengan PSAK No.45, melihat kemungkinan penerapan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penentuan tarif pengiriman barang di PT Supra Raga Transport tepat karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Berdasarkan paparan diatas, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan sifat biologi tanah, dalam hal ini kadar bahan organik, total mikroba dan

C:\Users\user\Desktop\Revised Advertisement profarma_2016_2.doc 19... C:\Users\user\Desktop\Revised Advertisement profarma_2016_2.doc