PENIGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK
MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE
PEMBELAJARAN
GROUP INVESTIGATION
PADA SISWA KELAS X IPS MA AL-MANAR
BENER TENGARAN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MALIK KUSUMA
NIM: 111-13-201
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
MOTTO
Artinya :"Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan rahmat , ridho dan
hidayah-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia dan kemudahan yang telah Engkau
berikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud
yang sederhana dan jauh dari sempurna.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah
membantu mewujudkan impianku :
1.
Kedua orangtuaku, Bapak Maryono dan Ibu Khusniyati yang tidak pernahhentinya selama ini memberiku kasih sayang, membimbingku, mendoakan,
memberikan nasehat, serta pengorbanan yang tak pernah tergantikan hingga aku
kuat menjalani rintangan yang ada dihadapanku.
2.
Saudara-saudaraku Ma’ruf Abdillah dan Syakira Adibatul Anisa di rumah yangselalu memberikan doa serta dukungan kepadaku.
3. Guru-guruku yang hebat yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan
ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran.
4. Seseorang yang turut serta menguatkan, dan senantiasa memberikan semangat,
dukungan, motivasi, dan doa untuk kelancaran penulis menyelesaikan ini.
5.
Teman-temanku yang selalu membantu dan memberi dukungan kepadaku,Muhammad Didik Nursidik, Nailul Huda, dan teman-teman yang tidak bisa
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah ‘Azza
wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna.
Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidup
manusia dan yang menjadi cakrawala rindu para umatnya (nabi Muhammad
SAW). Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku dekan FTIK.
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M. Ag. selaku dosen pembimbing dan ketua jurusan
PAI.
4. Bapak/ ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN yang telah memberikan
pelayanan kepada penulis.
5. Bapak Makmun Santoso, M.Ag. selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah
ABSTRAK
Kusuma, Malik. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlak Materi Akhlak Tercela Dengan Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas X IPS MA Al-Manar Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Hj. Siti Rukhayati M.Ag
Kata Kunci : Hasil Belajar, Aqidah Akhlak, Group Investigation.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: Apakah metode group investigation dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak Materi Akhlak tercela pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus.
Tujuan penelitian yang akan diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan metode group investigation dalam meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela pada sisiwa X IPS MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang.
Dari analisis data didapatkan bahwa hasil belajar Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela dengan menggunakan metode group investigation pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya. Dari kondisi awal belajar siswa dengan rata-rata kelas 59,09, pada siklus I dapat ditingkatkan rata-rata kelas menjadi 69,3, dan pada siklus II rata-rata kelas dapat ditingkatkan mencapai 87,7. Penarapan metode group
investigation mempunyai pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v
MOTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR DIAGRAM ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Hipotesis Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Definisi Operasional ... 7
G. Metode Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar... 20
2. Ciri-ciri Belajar ... 20
3. Hasil Belajar ... 22
4. Faktor Belajar ... 23
B. Metode Group Investigation 1. Pengertian Metode Group Investigation... 23
2. Langkah-langkah Group Investigation ... 26
3. Kelebihan ... 27
4. Kekurangan ... 28
C. Pembelajaran Akidah Akhlak di MA 1. Pengertian Akidah Akhlak... 29
D. Materi Akhlak Tercela 1. Hubbu Ad Dunya ... 31
2. Hasad ... 33
3. Takabur (Ujub) ... 37
4. Riya’ ... 41
B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
1. Kondisi Awal Pra Siklus... 50
2. Pelaksanaan Penelitian ... 52
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan... 52
2. Pelaksanaan ... 53
3. Observasi ... 55
4. Refleksi ... 56
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan... 56
2. Pelaksanaan ... 57
3. Observasi ... 59
4. Refleksi ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awaal B. Deskripsi Per Siklus 1. Hasil Penelitian Siklus I ... 64
2. Hasil Penelitian Siklus II ... 70
C. Pembahasan Penelitian 1. Siklus I ... 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 83
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Bangunan atau Ruang Kelas MA Al-Manar ... 47
Tabel 3.2 Daftar Inventaris MA Al-Manar ... 47
Tabel 3.3 Daftar Nama Guru MA Al-MAnar ... 48
Tabel 3.4 Daftar Siswa MA Al-Manar ... 49
Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa yang Diteliti ... 50
Tabel 3.6 Perolehan Nilai Pra Siklus Kelas X IPS... 51
Tabel 4.1 Perolehan Nilai Pra Siklus Kelas X IPS... 62
Tabel 4.2 Data Pengamatan Guru Siklus I ... 65
Tabel 4.3 Data Pengamatan Siswa Siklus I ... 67
Tabel 4.4 Data Evaluasi Siklus I ... 68
Tabel 4.5 Data Pengamatan Guru Siklus II ... 71
Tabel 4.6 Data Pengamatan Siswa Siklus II ... 72
Tabel 4.7 Data Evaluasi Siklus II ... 74
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Evaliasi Pra Siklus dan Post Test Siklus I ... 79
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus ... 63
Diagram 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ... 68
Diagram 4.3 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ... 74
Diagram 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I .. 79
Diagram 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I
DAFTAR LAMPRIAN
1. Lampiran I Daftar Riwayat Hidup
2. Lampiran II Surat Keterangan Pembimbing
3. Lampiran III Surat Melakukan Penelitian
4. Lampiran IV Surat Keterangan Sudah Melakukan penelitian
5. Lampiran V SKK
6. Lampiran VI Rencana Pelaksanaan Siklus I
7. Lampiran VII Rencana Pelaksanaan Siklus II
8. Lampiran VIII Hasil Pengamatan Guru Siklus I
9. Lampiran IX Hasil Pengamatan Guru Siklus II
10.Lampiran X Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
11.Lampiran XI Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
12.Lampiran XII Hasil Evaluasi Pra Siklus
13.Lampiran XIII Hasil Evaluasi Post Test Siklus I
14.Lampiran XIV Hasil Evaluasi Post Test Siklus II
15.Lampiran XV Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
16.Lampiran XVI Lembar Pengamatan Siklus II
17.Lampiran XVII Soal Evaluasi Siklus I dan Kunci Jawaban
18.Lampiran XVIII Soal Evaluasi Siklus II dan Kunci Jawaban
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada prinsipnya pendidikan adalah usaha memanusiakan manusia.
Sebab, hanya dengan pendidikanlah manusia itu dapat menemukan jati diri
kemanusiaannya.
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” (Q.S Al-Ahzab :
21).
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia harus
memiliki akhlak yang baik, sesuai dengan ayat di atas telah disebutkan bahwa
nabi Muhammad merupakan suri teladan yang baik untuk kita contoh, agar kita
selamat dan bahagia hidup di dunia dan di akhirat.
Nabi Muhammad mengajarkan akhlak yang baik kepada kita semua.
Mengajar bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab terdapat berbagai persoalan
yang harus di ketahui, seperti faktor pendidik, peserta didik, metode dan alat,
materi pendidikan, dan lain-lain. Semua permasalahan itu perlu dipahami dan
Pendidikan diberikan dalam bentuk pembiasaan dan latihan. Adapun
pendidikan anak usia sekolah adalah pendidikan yang diberikan kepada anak
usia 6-12 tahun. Pada usia tersebut dapat dikatakan sebagai usia matang di
sekolah. Pada usia tersebut dapat dikatakan sebagai usia matang di sekolah.
Pendidikan ini berusaha membina dan melatih kognisi, afeksi, dan
psikomotorik. Pendidikan usia dewasa 12-18 tahun adalah pendidikan yang
disampaikan kepada mereka yang sudah memasuki usia kemantapan atau
ketenangan. Pendidikan ini dimaksudkan untuk memperkuat jiwa mereka agar
lebih memantapkan peranan hidup mereka (Ubiyati, 2009: 2-3).
Dalam dunia pendidikan tentulah ada permasalahan-permasalahan yang
ada di sekolah baik itu permasalahan dari guru, siswa, materi, metode, sarana
prasarana dan lain sebagainya. Kemudian dari hasil survey pada bulan Juni
2017 di MA Al-Manar terdapat permasalahan tentang strategi pembelajaran
dan metode yang digunakan kurang maksimal. Fakta di lapangan menunjukkan
bahwa banyak siswa kelas X IPS MA Al-Manar bersikap pasif ketika
berlangsung pembelajaran di kelas. Selama pembelajaran di kelas siswa
menjadi pendengar yang baik. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran
kebanyakan mereka diam dan tertidur. Ketika guru memberikan pertanyaan,
sebagian siswa kebanyakan hanya diam dan tidak berkomentar. Ketika guru
meminta agar siswa bertanya mereka hanya diam.
Fakta ini di latarbelakangi karena siswa kurang diberikan strategi
merupakan seorang santri jadi kegiatan sehari-hari terikat oleh yayasan pondok.
Jika dalam kegiatan pondok tersebut samapai larut malam maka tidak menutup
kemungkinan di keesokan harinya kebanyakan siswa banyak yang mengantuk
dan tertidur di kelas. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran di sekolahan
dibutuhkan kreativitas dan keaktifan seorang pengajar dalam membuat strategi
belajar mengajar semenarik mungkin, sehingga menimbulkan motivasi belajar
siswa khususnya materi aqidah akhlak.
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa proses belajar yang aktif dan
menarik merupakan keinginan setiap pendidik. Demi meningkatkan prestasi
belajar yang baik dan demi menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif
seorang guru dituntut untuk menggunakan berbagai metode yang menarik.
Salah satu metode yang menarik dalam proses belajar mengajar adalah metode
pembelajaran group investigation. Group investigation adalah kelompok kecil
untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar.
Metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok.
Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota kelompok.
Dimana dalam prosesnya lebih mengedepankan atau berpusat pada keaktifan
siswa dalam proses belajar mengajar, sedangakan guru hanya mengawasi dan
mengarahkan jalannya pembelajaran sehingga diharapkan mampu
meningkatkan minat dan motivasi belajar yang pada akhirnya juga diikuti
Berdasarkan fenomena di atas bahwa proses pembelajaran menekankan
pada keaktifan siswa perlu dilaksanakan secara terus menerus, hal ini dapat
dilakukan jika pola interaksi murid dan guru terjalin dengan baik. Namun hal
lain yang sangat mempengaruhi dalam melaksanakan kegiatan tersebut demi
meningkatkan aktifitas siswa dan hasil belajar yang baik dalam proses belajar
mengajar merupakan kemampuan guru dalam merencanakan suatu proses
kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Setelah peneliti melihat masalah yang terjadi di MA Al-Manar peneliti
mempunyai alternatif yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut yaitu
dengan menerapkan metode group investigation. Dengan cara ini siswa
diharapkan terangsang motivasinya dan tertarik serta aktif dalam pembelajran.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian
tindakan kelas/ PTK dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK MATERI ALKHLAK TERCELA
DENGAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA
SISWA KELAS X IPS MA AL-MANAR KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini
pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa
bidang studi aqidah akhlak materi akhlak tercela pada siswa kelas X IPS MA
Al-Manar tahun 2017/2018 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka peneliti tindakan
kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa bidang studi aqidah
akhlak materi akhlak tercela, melalui metode pembelajaran group investigation
pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar tahun 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar bidang
studi aqidah akhlak materi akhlak tercela pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar
tahun pelajaran 2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
khazanah keilmuan :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan mengenai
investigation bidang studi aqidah akhlak pada pokok bahasan sifat tercela
pada siswa kelas X IPS MA Al-Manar tahun pelajaran 2017/2018.
2. Manfaat Praktis, penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat bagi :
a. Guru Madrasah Aliyah
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di bidang aqidah akhlak pada siswa kelas X IPS MA
Al-Manar melalui implementasi metode pembelajaran group
investigation, dan pada sekolah lainnya.
b. Siswa Madrasah
Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode group investigation khususnya pada materi
aqidah akhlak.
c. Lembaga Madrasah Aliyah
Sebagai suatu masukan atau solusi untuk mengetahui hambatan
dan kelemahan penyelenggaraan pembelajaran, serta sebagai sarana
untuk memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang
ada dalam kelas, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar yang optimal demi kemajuan lembaga.
F. Definisi Operasional
Untuk memperjelas judul di atas penulis memberikan definisi operasional
terhadap istilah-istilah yang ada.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk
mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki sebelumnya. Dengan
belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, serta dapat
melaksanakan dan memiliki “sesuatu” (Rahyubi, 2012:2).
Hasil merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar, yang memiliki perkembangan pada
siswa baik itu dari segi kognitif maupun psikomotor(Purwanto,1984:
46-47).
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut,
mesalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti (Hamalik, 2006: 30).
Yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang di
peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).
Sedangkan yang dimaksud peneliti hasil belajar siswa adalah suatu
perubahan tingah laku sebagai hasil proses pembelajaran diri sendiri dari
pengaruh lingkungan. Baik perubahan kognitif, afektif, maupun
psikomotor dalam diri siswa
Aqidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam hidup
ini terpola kedalam ikatan dan perjanjian baik dengan Allah, dengan
sesama manusia maupun dengan alam lainnya. Jika seseoraang terikat
dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikat dengan kemusrikan
disebut aqidah musrik, jika terikat dengan keislaman disebut aqidah Islam
dan seterusnya
Aqidah secara istilah dapat dilihat dari beberapa pandangan tokoh
berikut ini:
a. Menurut Hasan Al Bana, aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini dengan hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. b. Menurut Abu Bakar Al Jazairi, aqidah adalah sejumlah kebenaran
yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah (Makbuloh, 2011: 85-86).
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
aqidah adalah dasar keyakinan atau pokok kepercayaan hati seorang muslim
yang bersumber dari ajaran Islam sebagai sumber keyakinan yang mengikat
yang dapat dipahami oleh akal sehat dan diterima oleh hati, karena sesuai
dengan fitrah manusia.
Akhlak dari segi bahasa (etimologi) perkataan, akhlak berasal dari bahasa
arab yakni bentuk jamak dari
قلُخ
berarti budi pekerti, perangai tingkah lakuMakbuloh bahwasannya akhlak merupakan amal perbuatan yang sifatnya
terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seseorang Muslim
yang baik atau yang buruk (Makbuloh, 2011: 139).
Sedangkan pengertian akhlak dalam bukunya Mutmainah adalah sifat-sifat
yang di bawa manusia sejak lahir, terutama dalam jiwanya dan selalu ada
padanya. Sifat itu dapat berupa perbuatan yang baik yang disebut dengan
akhlak yang mulia atau perbuatan yang buruk yang disebut perbuatan tercela
(Mutmainah, 2007 :52).
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
akhlak merupakan suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir
perbuatan dengan mudah, tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan.
Jadi yang dimaksud peneliti akidah akhlak dalam penelitian ini adalah
mata pelajaran di Madrasah Aliyah yang mempelajari tentang hal-hal yang
berhubungan dengan akidah, akhlak dan perilaku.
3. Materi Akhlak Tercela
Secara bahasa sifat tercela adalah sikap atau perbuatan yang tidak baik,
sedangkan menurut istilah adalah semua perbuatan dan sikap yang dilarang
Macam-macam sifat tercela yaitu sikap hubbu ad-dunya, hasad, takabur, riya’.
(Anggota IKAPI, 2013: 40- 44).
4. Metode group Investigation
Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih
menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan
teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar
demokratis dimana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran,
baik dari tahap awal sampai akhir pembelajran termasuk di dalamnya siswa
mempunyai kebebasan memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topik
yang sedang dibahas (Shoimin, 2014: 80).
Menurut Suprijono dalam bukunya Shoimin (2014), mengemukakan
bahwa dalam penggunaan model group investigation, setiap kelompok akan
bekerja melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih.
Sesuai dengan pengertian-pengertian tersebut, diketahui bahwa metode group
investigation adalah model pembelajaran yang melibatkan aktifitas siswa
sehingga tentu akan membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk
belajar. Kondisi ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Narudin dalam
bukunya Shoimin (2014), bahwa group Investigation merupakan salah satu
bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan
aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pembelajaran yang
akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku
Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang
bersifat demokratif karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian
dalam belajar (Shoimin, 2014: 80).
Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah
sebagai berikut:
(http://www.kajianpustaka.com/2012/10/model-pembelajaran-group
investigation.html)
a. Group investigation membantu siswa untuk melakukan investigasi
terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai
implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan
dan membantu mencapai tujuan.
b. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui
investigasi.
c. Group investigation melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam
memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa
dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan
bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran group
investigation dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan
penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatif.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
diatas bahwa tujuan pembelajaran kooperatif tipe group investigation
belajar penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif
sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
G. Metode penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk kajian ynag bersifat
sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan (Mukhlis, 2003: 3).
Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan yang pada
dasarnya “melekat” menghasilkan misi profesional pendidikan yang
diemban oleh guru (Wartono, 2004: 62).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka peneliti menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (Hamalik, 2003: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu
kesiklus yang selanjutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),
action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).
Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus satu
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang akan dikenai tindakan tindakan pada
penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas X IPS MA
Al-Manar Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang tahun 2017/2018.
Dengan jumlah peserta didik 22 dengan rincian 14 siswa putra dan 8 siswa
putri. Dasar pertimbangan pilihan subjek yakni perlunya penerapan
tindakan dalam penelitian ini terhadap proses pembelajaran Akidah Akhlak
MA Al-Manar khususnya kelas X.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas memiiki tahapan kegiatan yang terdiri dari
dua siklus atau lebih, tergantung pada kebutuhannya.
a. Perencanaan (planning)
Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum
dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi seluruh aspek
yang terkait dengan PTK. Sementara itu perencanaan khusus
dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus ke siklus
(Kusumah, 2010: 39).
Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi
investigation, dan pedoman wawancara yang kemudian
dikonsultasikan kepada pembimbing.
b. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pelaksanaan tindakan adalah menetapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu tindakan di kelas.
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari
tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya (Kusumah, 2010: 39).
Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan
metode pembelajaran group investigation dalam proses pembelajaran
dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran akidak akhlak kelas X IPS.
Materi yang akan diberikan adalah materi akhlak tercela.
c. Pengamatan (observasing)
Dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan, dan mencatat
kejadian-kejadian yang tidak terdapat dalam lembar observasi dengan membuat
lembar catatan lapangan. Hal-hal yang diamati selama proses
pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran dan aktivitas guru
maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi adalah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu
partisipan yang terkait dengan PTK yang dilaksanakan (Kusumah,
2010: 40).
Tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul
kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
berikutnya (Suhardjono, 2014: 80).
Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan evaluasi dari
pelaksanaan kegiatan pada siklus I yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Jika hasil
yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data
penelitian adalah :
Digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran aqidah akhlak materi akhlak tercela
dengan metode pembelajaran group investigation.
b. Lembar Soal Tes
Soal Tes, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap
materi yang telah di sampaikan.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda debgan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen-dokumen yang dihimpun
dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah (Sukmadinanta,
2012: 222). Digunakan untuk penguat data misalnya gambaran umum
MA Al-Manar, sejarah berdirinya, struktur organisasi,
kegiatan-kegiatan yang diadakan disekolah, sarana maupun fasilitas yang
dimiliki, dan lain-lain.
d. Silabus
Silabus yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu merupakan
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar
dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi
dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus,
dan kegiatan belajar mengajar.
f. Analisis Data
Analisis data adalah usaha (proses) memilih, memilah,
membuang dan menggolongkan data untuk menjawab permasalahan
pokok (Basrowi, 2008:131).
Penulis menganalisis data dengan menyusun dan mengolah data
yang terkumpul dari catatan observasi dengan melakukan analisis
peningkatan hasil belajar dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
dimana dalam ranah kognitif peningkatan diukur dahulu dengan
persentase antara pre test dan post test kondisi awal, kemudian
dibandingkan dengan presentase peningkatan pada siklus I dan siklus II.
Pada ranah afektif dan psikomotor juga dihitung peningkatannya dari
awal sampai akhir dan disesuaikan dengan KKM.
Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus paada saat
penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan
suatu kesimpulan.
5. Pengumpulan Data
a. Pengamatan
Dengan menggunakan lembar pengamatan observasi yang digunakan
untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran melalui model group investigation.
b. Tes
tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang
telah di sampaikan.
H. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah pembahasan penulisan ini maka disusun
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN bab ini menjelaskan tentang pokok
permasalahan yang menjadi landasan awal penelitian yaitu membahas tentang
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
Pada bagian ini merupakan kerangka dasar dan mengarah aktivitas penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini lebih banyak menyajikan
landasan teoritis dalam menunjang permasalahan tentang hasil belajar, metode
pembelajaran group investigation, bidang studi aqidah akhlak, materi akhlak
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN pada bab ini berisi tentang
Gambaran Umum MA Al Manar, Visi dan Misi MA AL Manar, keunggulan
sekolah, deskripsi pelaksanaan pra siklus, dan deskripsi pelaksanaan siklus I.
BAB IV ANALISIS DATA pada bab ini peneliti akan menjelaskan
tentang analisis data yang terkumpul dalam klasifikasi data. Selain itu untuk
menjawab rumusan masalah tentang peningkatan hasil belajar, dengan
menggunakan metode pembelajaran group investigation bidang studi aqidah
akhlak materi akhlak tercela pada sisiwa kelas X IPS MA Al-Manar tahun
2017-2018.
BAB V PENUTUP penulis menjabarkan pada bab ini dengan
mengurutkan kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran, dan penutup.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk
mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki sebelumnya. Dengan
belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, serta dapat
melaksanakan dan memiliki “sesuatu” (Rahyubi, 2012:2).
Menurut Sudjana (2016: 22) hasil belajar adalah kemampuan
kemampuan yang dimiiki siswa seteleh mengikuti pembelajaran. Hasil
belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Menurut Woordworth
dalam Abdul Majid (2015: 28), hasil belajar merupakan perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari proses balajar. Hasil belajar adalah kemampuan
aktual yang diukur secara langsung, hasil pengukuran belajar inilah
akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran
yang telah dicapai.
Mengenai belajar menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah perubahan
relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh
dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat
tertentru semacam penyakit, kelelahan atau obat-obatan (Sriyanti,
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,
dan mengokohkan kepribadian (Suyono, dkk, 2014: 9).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya
(Usman, 2007:5). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri
seseorang berkat pengalaman dan penelitian, sedang menurut Hilgard dan
Bower belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku itu
tidak dapat dijelaskan dasar kecenderungan respons pembawaan,
kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (Hamalik, 2009: 51).
Jadi dapat disimpulkan bahwa “Belajar menurut peneliti adalah
proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungannya untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak dimiliki
sebelumnya.
2. Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan Esa N.W dalam Sriyanti (2009:18) ciri-ciri
belajar meliputi :
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
c. Perubahan perilaku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan tingkah laku
tersebut bisa jadi bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
3. Hasil Belajar
Hasil merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar, yang memiliki perkembangan pada
siswa baik itu dari segi kognitif maupun psikomotor (Purwanto,1984:
46-47).
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut,
mesalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti (Hamalik, 2006: 30).
Sedangkan yang dimaksud peneliti hasil belajar siswa adalah
suatu perubahan tingah laku sebagai hasil proses pembelajaran diri
sendiri dari pengaruh lingkungan. Baik perubahan kognitif, afektif,
maupun psikomotor dalam diri siswa.
4. Faktor-faktor Hasil Belajar
Menurut Wasliman (2007: 158), hasil belajar yang dicapai peserta
mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Berikut uraian
mengenai faktor eksternal dan internal:
a. faktor internal: faktor internal merupakan faktor yang bersumber
dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi
fisik dan kesehatan.
b. faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar diri peserta dididk
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat (Susanto, 2013:12-13).
B. Metode Group Investigation
1. Pengertian Metode Group Investigation
Group investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih
menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan
teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan prinsip
belajar demokratis dimana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir pembelajran termasuk di
dalamnya siswa mempunyai kebebasan memilih materi yang akan
dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas (Shoimin, 2014:
Menurut Suprijono dalam bukunya Shoimin (2014:82),
mengemukakan bahwa dalam penggunaan model group investigation,
setiap kelompok akan bekerja melakukan investigasi sesuai dengan
masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian tersebut,
diketahui bahwa metode group investigation adalah model pembelajaran
yang melibatkan aktifitas siswa sehingga tentu akan membangkitkan
semangat serta motivasi mereka untuk belajar. Kodisi ini sejalan dengan
apa yang dikemukakan oleh Narudin dalam bukunya Shoimin (2014),
bahwa group investigation merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas
siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pembelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran
atau internet. Diantara model-model belajar yang tercipta, group
investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat
demokratif karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian
dalam belajar.
Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
adalah sebagai berikut:
d. Group investigation membantu siswa untuk melakukan investigation
terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai
implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan
dan membantu mencapai tujuan.
e. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan
melaui investigation.
f. Group investigation melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif
dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut,
siswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam
kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran
group investigation dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan
penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatif.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran kooperatif tipe group investigation membantu siswa untuk
melakukan investigasi terhadap suatu topik dengan belajar penemuan,
belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif sehingga tercapainya
tujuan pembelajaran.
2. Langkah-langkah
a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang
c. Guru mengundang ketua kelompok untuk membagi materi tugas
secara kooperatif dalam kelompoknya.
d. Masing-masing kelompok membahas materi tugas yang berbeda yaitu
Hubbu ad-Dunya, Hasad, Takabur, dan Riya’.
e. Siswa diberi waktu untuk mencari materi yang ditugaskan ke berbagai
sumber seperti internet, perpustakaan, buku LKS dan wawancara.
f. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi dengan kelompoknya
sekaligus mengolah data materi yang telah diperoleh. Berdiskusinya
dengan menggunakan teknik brainstorming group. Brainstorming
group merupakan diskusi uraian pendapat, dimana setiap anggota
kelompok menyumbangkan ide-ide atau mengemukakan pendapatnya
yang berbeda dan kemudian dari beberapa pendapat yang berbeda
ditarik kesimpulan yang disepakati bersama. Jadi setiap anggota
kelompok diwajibkan mengungkapkan pendapat menurut diri sendiri
lalu kemudian di tarik kesimpulan dari berbagai pendapat yang
berbeda beda tersebut menjadi kesimpulan bersama.
g. Setelah selesai masing-masing kelompok atau salah satu anggotanya
menyampaikan hasil pembahasan.
h. Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap pembahasan.
i. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi
kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.
3. Kelebihan Group Investigation
a. Secara Pribadi
1) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.
2) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif,
3) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.
4) Dapat memecahkan dan menangani suatu masalah.
5) Dapat mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.
b. Secara Sosial
1) Meningkatkan belajar bekerjasama.
2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri dan guru.
3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.
4) Belajar menghargai pendapat orang lain.
5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.
c. Secara Akademis
1) Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang
diberikan.
2) Bekerja secara sistematis.
3) Mengembangkan dan melatih keterampilan fisik dalam berbagai
bidang.
4) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.
6) Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga
didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
4. Kekurangan Group Investigation
a. Sedikitnya materi yang disampaikan dalam satu pertemuan.
b. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.
c. Tidak semua topik cocok dengan metode pembelajaran group
investigation. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang
menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang
dialami sendiri.
d. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
e. Menurut Setiawan dalam bukunya shoimin (2014), Siswa yang tidak
tuntas memahami materi persyaratan akan mengalami kesulitan saat
menggunakan metode ini (Shoimin, 2014: 80-82).
C. Pembelajaran Akidah Akhlak di MA 1. Pengertian Akidah Akhlak
Aqidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam
hidup ini terpola kedalam ikatan dan perjanjian baik dengan Allah, dengan
dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikat dengan kemusrikan
disebut aqidah musrik, jika terikat dengan keislaman disebut aqidah Islam
dan seterusnya
Aqidah secara istilah dapat dilihat dari beberapa pandangan tokoh
berikut ini:
c. Menurut Hasan Al Bana, aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini dengan hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. d. Menurut Abu Bakar Al Jazairi, aqidah adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah (Makbuloh, 2011: 85-86).
Berdasarkan para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa aqidah
yang benar yaitu perkara yang dapat menentramkan jiwa, dimana aqidah
yang dapat dipahami oleh akal sehat dan diterima oleh hati, karena sesuai
dengan fitrah manusia.
Akhlak dari segi bahasa (etimologi) perkataan akhlak berasal dari
bahasa arab yakni bentuk jamak dari
قلُخ
yang berarti budi pekerti,perangai tingkah laku atau tabiat. Akhlak adalah sifat manusia yang
terdidik.
Dalam bukunya Mutmainah (2007: 52), akhlak adalah sifat-sifat
yang dibawa manusia sejak lahir, terutama dalam jiwanya dan selalu ada
padanya. Sifat itu dapat berupa perbuatan yang baik dan perbuatan yang
Berdasarkan pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
akhlak merupakan suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya
lahir perbuatan dengan mudah, tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan.
Jadi yang dimaksud akidah akhlak dalam penelitian ini adalah mata
pelajaran di Madrasah Aliyah yang mempelajari tentang hal-hal yang
berhubungan dengan akidah, akhlak dan perilaku.
D. Akhlak Tercela
Manusia sebagai makhluk yang mulia karena akhlaknya mempunyai
kewajiban- kewajiban yang harus dipenuhi. Kewajiban itu adalah menunaikan
dan menjaga akhlak yang baik dan meninggalkan akhlak yang tercela. Secara
bahasa sifat tercela adalah sikap atau perbuatan yang tidak baik, sedangkan
menurut istilah adalah semua perbuatan dan sikap yang dilarang oleh Allah,
yang akan menimbulkan kerugian bagi dirinya dan orang lain. Macam-macam
sifat tercela yaitu sikap hubbu ad-dunya, hasad, takabur, riya’(Anggota IKAPI,
2013: 40).
1. Hubbu ad-Dunya
a. Pengertian Hubbu ad-Dunya
Hubbub ad-Dunya berarti mencintai dunia, yaitu menganggap
penyakit hati, yang berakar pada persepsi yang salah bahwa dunia ini
adalah tujuan akhir kehidupan, sehingga akhirat dilupakan. Akhirnya,
jabatan dan harta dipandang sebagai tujuan, bukan sebagai alat untuk
meraih keridhaan Allah Swt.
b. Ciri-ciri Hubbu ad-Dunya
1) Menganggap dunia sebagai tujuan utama, bukan sebagai sarana
mencapai kebahagiaan akhirat.
2) Suka mengumpulkan harta benda dengan menghalalkan segala
cara tanpa memperhatikan halal dan haramnya. Allah berfirman:
Artinya:. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai
kamu masuk ke dalam kubur. (QS. At-Takasur: 1-2)
3) Kikir yang artinya tidak rela sedikitpun hartanya berkurang.
Jangankan untuk sedekah, untuk zakat yang memang wajib saja ia
tidak mau. Pada puncaknya juga ia akan kikir kepaada dirinya,
sehingga ketika dia sakit tidak mau berobat karena khawatir
hartanya berkurang.
4) Serakah, rakus, dan tamak. Ia tidak puas dengan apa yang telah
dimiliki sehingga ia akan berusaha menambah perbendaharaan
5) Tidak mensyukuri nikmat yang sedikit. Maunya nikmat-nikmat
yang besar, banyak dan melimpah.
c. Bahaya Hubbu ad-dunya
1) Cinta kepada dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai
kepada Allah, misalnya shalat, puasa dan sedekah.
2) Jika seseorang telah dikuasai (hatinya) oleh iblis, maka akan
menjadi lemah, iblis akan membolak-balikkan hatinya bagaikan
seorang anak kecil mempermainkan bola.
3) Cinta kepada dunia merupakan sumber dari segala kesalahan,
karena cinta dunia sering mengakibatkan seseorang cinta terhadap
harta benda dan di dalam harta benda terdapat banyak penyakit.
Antara lain sifat rakus, tamak, bangga dan angkuh pamer terhadap
apa yang dimiliki.
4) Jika orang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit
hati. Ada yang menjadi sombong, dengki, serakah dan cenderung
melelahkan diri sendiri memikirkan yang tidak ada. Makin cinta
pada dunia, maka akan serakah.
d. Cara Menghindari Hubbu ad-Dunya
1) Mengingat kehidupan dunia hanyalah sementara, Islam tidak
Islam diperintahkan untuk menaklukkan dunia alam
genggamannya, bukan dalam hatinya.
2) Perbanyak menginggat kematian.
3) Meyakini dan menyadari bahwa setiap tindakan kita direkam oleh
anggota badan kita, yang nanti di hari akhir, tangan, kaki, lidah
kita akan bersaksi dihadapan Allah.
4) Qona’ah, yaitu menerima dan merasa cukup dengan apa yang
dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa
kurang yang berlebihan.
5) Zikir, merupakan metode yang pling efektif untuk membersihkan
hati dan meraih keridhaan Ilahi (Anggota IKAPI, 2013: 41).
2. Hasad
a. Pengertian Hasad
Hasad berarti dengki, maksudnya suatu sikap atau perbuatan
yang mencerminkan rasa marah, tidak suka karena rasa iri. Orang yang
hasad menginginkan kenikmatan yang diperoleh orang lain dan
berharap supaya pindah kepadanya.ia juga tidak suka jika ada orang
lain yang menyamainya baik dalam hal prestasi maupun materi.
Dalam al-quran kisah seputar penciptaan manusia pertama,
Nabi Adam, sampai diturunkannya ke bumi, direkam ulang
berkali-kali. Kadang diceritkan secara detail tentang bagaimana penolakan
Adam terbujuk sehingga ikut juga terusir dari surga. Demikian juga
kisah tentang Qabil yang membunuh Habil adiknya sendiri.
Melalui peristiwa ini Allah hendak menunjukkan kepada kaum
muslimin tentang tiga sifat perusak. Siapa saja, baik golongan jin
maupun manusia, jika terhinggapi penyakit ini, maka sengsara.
Hidupnya terlunta-lunta, jauh dari kebahagiaan yang menjadi dambaan
setiap manusia (Anggota IKAPI, 2013: 41).
Pertama adalah sifat sombong. Sifat ini lah yang menempel
pada diri iblis. Ketika ia diperintah Allah untuk menundukkan diri
kepada Adam, ia menolak mentah-mentah. Sifat angkuhnya keluar
menjadi pernyataan yang sangat vokal :
Artinya :Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" iblis menjawab "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang
Dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al-A’raf:12)
Kedua adalah serakah. Orang yang serakah tak pernah puas
dengan kekayaannya. Ia terus menambah dan terus menambah sampai
jumlah yang tak terbatas. Dalam perhitungannya, harta yang
dimilikinya belum genap. Dalam pikirannya selalu menari-nari
berbagai keinginan untuk menggenapinya.
Ketiga adalah hasud,iri dan dengki. Inilah dosa pertama yang
pembunuhan. Qobil tega membunuh adiknya sendiri hanya karena iri.
Orang yang memiliki sifat hasud memandang apa yang dimiliki orang
lain lebik menarik dari apa yang dimilikinya.
b. Bahaya Hasad
Larangan melakukan hasad disebabkan karena menandung
beberapa efek negatif, diantaranya :
1) Hasad adalah slah satu sifat iblis karena iblis tidak mau
melaksanakan perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Sifat
dengki hanya akan merusak amal kebaikan, sama halnya dengan
pendengki selalu gelisah dan tidak senang karena hatinnya tidak
rela jika melihat orang lain mendapat kenikmatan.
2) Disamping itu hasad juga merusak tatanan masyarakat. Hasad
akan memunculkan rasa curiga mencurigai. Hasad juga sering kali
menimbulkan fitnah di tengah-tengah masyarakat.
3) Orang yang memiliki sifat hasad pasti tidak pernah merasa
bahagia, sebab hatinya selalu merasa gelisah, sebab hatinya selalu
merasa gelisah bila orang lain mendapat kebahagiaan. Hatinya
meronta jika orang lain mendapat karunia. Maunya semua
kebahagiaan dari Allah diberikan kepadanya.
4) Mengarah keperbuatan maksiat, dengan berlaku hasad otomatis
seseorang pasti melakukan hal-hal seperti ghibah, mengumpat,
5) Sikap hasad juga bisa mengarah kepada fisik. Misalnya ingin
mencelakakan orang bahkan bisa berujung pada kejahatan
pembunuhan.
6) Menjerumuskan pelakunya kedalam neraka.
c. Cara Mengobati Penyakit Hasad
1) Menanamkan kesadaran bahwa sifat dengki akan membuat
seseorang menderita batin.
2) Menumbuhkan kesadaran bahwa akibat dari dengki adalah
permusuhan, dan permusuhan akan membawa petaka.
3) Kita sling mengingatkan dan saling menasehati.
4) Bersikap realistis dan melihat kenyataan.
5) Mempunyai pendirian dan tidah mudah terprovokasi.
6) Senantiasa ingat kepada Allah dan meminta perlindungan
kepada-Nya (Anggota IKAPI, 2013: 42).
3. Takabur (Ujub)
a. Pengertian Takabur
Secara bahasa, ujub berasal dari kata ajaba, yang artinya
diri sendiri. Sedangkan takabur berarti sombong atau berusaha
menampakkan keagungan diri. Dalam kitab lisanul Arab, antara lain
disebutkan bahwa at-takabur wal istikbar berarti at-ta’azzhum
(sombong atau kibr).
Secara istilah dapat kita pahami bahwa ujub yaitu sikap yang
membanggakan diri, dengan memberikan suatu penghargaan yang
berlebihan kepada kemampuan diri. Sikap ini tercermin pada rasa
tinggi diri (superiority complex) dalam bidang keilmuan, amal
perbuatan ataupun kesempurnaan moral. Dan disaat ia menampakkan
kelebihan pada orang lain dengan sombong, maka ia terjangkit
penyakit takabur. Oleh karena itu sikap takabur dan ujub memiliki
keterkaitan satu sama lain. Sikap takabur adalah sikapnya iblis.
(Anggota IKAPI, 2013: 42).
Jika perasaan senang itu disertai pelanggaran hak orang lain
misalnya dengan cara meremehkan dan menganggap kecil apa yang
keluar dari mereka maka hal ini dinamakan ghurur atau ujub yang
berlebihan. Jika sikap tersebut disertai pelampauan dan pelanggaran
hak orang lain dengan cara meremehkan kepribadian dan jati diri
mereka serta merasa lebih tinggi atas mereka maka hal ini dinamak
takabur atau ghurur berlebihan.
Lalu apa beda ujub dan takabur? Al-Mawardi mengatakan: kibr
kelebihan. Jadi seseorang yang memiliki sifat kibr membesarkan
dirinya melebihi kapasitas orang yang sedang belajar sedangkan orang
yang memiliki sifat ujub memandang dirinya banyak memiliki
kelebihan sehingga tidak perlu lagi untuk menambah ilmunya.
Sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa kibr adalah akhlak
batin yang darinya muncul banyak perbuatan.
Akhlak yang dimaksud adalah melihat diri sendiri lebih tinggi
daripada orang lain. Sedangkan ujub bisa terjadi tanpa ada
perbandingan orang lain. Jadi seseorang yang memiliki akhlak kibr
melihat dirinya lebih tinggi dari orang lain, karenanya ia merasa
bangga berlebihan, gembira dan puas terhadap apa yang diyakininya
(Anggota IKAPI, 2013: 43).
b. Penyebab Takabur-Ujub
1) Ujub dan takabur karena kelebihan fisik, misalnya tampan, cantik,
kuat.
2) Ujub dan takabur karena kekuatan fisiknya dalam melawan musuh.
Ia takabur dan sesumbar bahwa tidak ada oaring yang
mengalahkannya.
3) Ujub dan takabur karena ilmu, akal dan kecerdikannya dalam
memahami ilmi-ilmu agama dan urusan-urusan keduniaannya.
Umumnya orang yang demikian itu merasa dan menganggap
4) Ujub dan takabur karena keturunan. Artinya sombong dirinya,
karena ia merasa dirinya turunan ningrat atau bangsawan
5) Ujub dan takabur karena harta yang berlimpah ruah. Ia takbur dan
sombong dengan hartanya itu. Seolah-olah dia saja yang kaya.
c. Bahaya Takabur-Ujub
1) Ujub menyebabkan timbulnya rasa sombong (takabur), sebab ujub
itulah yang menyebabkan salah satu dari berbagai sebab
kesombongan timbul. Dari ujub maka muncullah ketakaburan.
2) Bila seseorang sudah di hinggapi sikap ujub dan takabur, ia lupa
pada bahaya-bahaya dari ujub dan takabur tersebut, ia sudah tertipu
oleh peerasan, dan pendapatnya sendiri. Ia merasa yang dating dari
dirinya sendiri semua serba hebat dan agung.
3) Karena ujub dan takabur membuat orang kurang sadar terhadap
kedudukan dirinya, ia akan memuji-muji dirinya, menyanjung
dirinya dan menganggap suci dirinya serta bersih dari segala
kesalahan dan dosa.
4) Seoarang yang ujub dan takabur tidak mau belajar kepada orang
lain, sebab ia sudah merasa amat pandai. Ia tidak suka bertanya
kepada siapapun juga, karena merasa malu, khawatir dianggap
5) Orang yang memiliki sifat ujub dan takabur jika usahanya gagal,
orang ini akan melemparkan kesalan pada orang lain, rekan atau
bawahannya.
6) Membatalkan pahala. Seseorang yang merasa ujub dengan amal
kebajikannya, maka pahalanya akan gugur dan amalannya akan
sia-sia. Karena Allah tidak akan menerima amalan kebajikan
sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya (Anggota IKAPI,
2013: 43).
d. Cara Menghindari Takabur dan Ujub
1) Kita harus memiliki sifat percaya diri, jika sudah memasuki
ketakaburan dan menganggap rendah terhadap yang lain, inilah
yang dikatakan ujub yang di larang agama.
2) Kita harus ingat dan sadar, bahwa dalam sejarah, orang yang ujub,
takabur dengan kekuatanya, maka Allah yang akan
menghancurkannya, karena Allah tidak menyukai orang-oang yang
sombong.
3) Kita juga harus menyadari bahwa ilmu yang kita miliki hanyalah
sedikit dibandingkan dengan ilmu Allah. Bahkan sesungguhnya
ilmu kita lebih sedikit jika dibandingkan dengan ilmu orang-orang
4) Kita harus sadar bahwa fisik yang gagah, wajah yang tampan
rupawan, cantik jelita adalah anugerah dari Allah dan sifatnya
sementara.
5) Kita juga harus sadar bahwa harta yang kita miliki juga titipan Allah
yang harus dijaga dan digunakan untuk jaalan yang benar.
4. Riya’
a. Pengertian Riya’
Riya’ adalah mengerjakan suatu perbuatan untuk mendapatkan
suatu pujian dari orang lain, bukan karena Allah semata. Orang riya’
tidak ikhlas dalam beramal, ia senantiasa pamer dan cari perhatian
supaya mendapat pujian, sanjungan, dan pengakuan (Anggota IKAPI,
2013: 44).
b. Bentuk Riya’
1) Riya’ dalam niat
Ketika seseorang akan melakukan sebuah amal dalam
hatinya telah ada keinginan atau tujuan selain mencari ridha Allah
semata. Ia sejak awal telah mempunyai niat tidak ikhlas. Padahal
diterima atau tidaknya amal ibadah yang kita lakukan sangatlah
.
Artinya: Dari Amirul Mu’minin Abi Hafdzi Umar bin Khattab
berkata: Saya mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya segalaperbuatan itu bergantunga pada niatnya”
(Ahnan, 2003: 137).
2) Riya’ dalam perbuatan
Yang dimaksud riya’ dalam perbuatan adalah ketika ia
melakukan sebuah amal ibadah ia berharap mendapat perhatian
dari orang lain. Kadang-kadang berlebihan dalam beribadah
tersebut contoh ketika ia membaca al-fatihah dalam shalat baca
dengan tidak wajar. Ia juga menunda sebuah amal karena belum
ada yang memperhatikannya, misalnya ia mau memaasukkan
uang amal ke kotak amal, ia menunggu ada orang lain yang
melihatnya kalau tidak dia tidak jadi beramal atau jumlahnya
dikurangi.
Ciri yang lain adalah ia melakukan amal ibadah dengan
sungguh-sungguh, penuh semangat tatkala ada orang lain yang
melihatnya, apakah orang tua, guru atau teman. Contoh: seorang
anak belajar sungguh-sungguh ketika orang tuanya ada di rumah.
Namun ketika orang tuanya tidak ada di rumah ia tidak belajar dan
kendor semangat belajarnya (Anggota IKAPI, 2013: 44).
Salah satu sifat lagi yang erat kaitannya dengan riya’ adalah
kebaikan-kebaikannya, keberhasilannya kepada orang lain dengan tujuan ia
mendapat pujian dari orang yang mendengarkan atau ia ingin
dikatakan hebat. Ini juga termasuk penyakit ruhani yang kadang
kala sulit dihindari. Bahkan Rasulullah SAW menegaskan bahwa
riya’ termasuk katagori syirik asghar (kecil).
c. Bahaya Riya’
1) Akan merasa hampa dan kecewa dalam batinnya apabila dalam
perhatian atau pujian yang ia harapkan ternyata tidak ia dapatkan.
2) Muncul rasa tidak puas terhadap apa yang ia rasakan.
3) Muncul sikap berpura-pura.
4) Terkena penyakit rohani berupa gila pujian atau gila hormat.
5) Bisa menimbulkan pertengkaran apabila ia mengungkit-ungkit
kebaikannya terhadap orang lain.
d. Cara menanggulangiRiya’
1) Memfokuskan niat ibadah hanya untuk Allah.
2) Hindari sikap suka memamerkan sesuatu yang kita punya, karena
pada hakikatnya segala yang kita punya hanya milik Allah.
3) Tidak menimbulkan kecemburuan social kepada orang lain.
4) Saling menasehati dan mengingatkan jika diantara kita ada yang
berperilaku Riya’.
5) Membiasakan diri bersyukur kepada Allah.
7) Senantiasa berdzikir kepada Allah dan selalu berlindung kepada
Allah agar kita dijauhkan dari sifat Riya’ dan Sum’ah (Anggota
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Manar Bener Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang. Dalam bagian ini penulis akan
memaparkan lokasi dilaksanakannya penelitian ini. Secara garis besar
lokasi penelitian dapat penulis sampaikan hal-hal berikut :
a. Identitas
Nama Madrasah : MA Al-Manar
NSM : 131233220001
NPSN : 20363210
Alamat : Jl. KH Jalal Suyuthi 17
Status Madrasah : Swasta
Tahun berdiri : 25 Februari 1991
Bangunan : Milik Yayasan
Luas Bangunan : 4.540 m2
b. Letak Geografis
MA Al-Manar Bener terletak di Dusun Bener, Desa Bener,
c. Sejarah Berdirinya MA Al-Manar
MA Al-Manar didirikan pada tahun 1991 yang didirikan oleh suatu
yayasan di bawah naungan Kementrian Agama. MA Al-Manar
didirikan oleh yayasan dan masyarakat sekitar dengan tujuan agar
peserta didik dapat melakukan proses pembelajaran sekaligus dapat
melaksanakan syariat agama islam dengan baik dalam kehidupan
sehari-hari.
1) Visi
Terwujudnya peserta didik yang sntun dan peka terhadap
lingkungan sosial, taqwa, terampil, unggul dan mandiri.
2) Misi
a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
serta pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam.
b) Meningkatkan proses pembelajaran, kinerja, profesionalitas
pendidik dan tenaga kependidikan.
c) Meningkat kan prestasi akademik dan pengembangan potensi,
minat, dan bakat peserta didik.
d) Menigkatkan harmonisasi, kerjasama, dan pencitraan
d. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.1
Data Bangunan/Ruang Kelas MA Al-Manar Bener Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama Bangunan/Ruang Jumlah
1. Ruang Kelas 6 ruang
2. Ruang Kepala Madrasah 1 ruang
3. Ruang Guru 1 ruang
4. Ruang Tata Usaha 1 ruang
5. Ruang Laboratorium fisika 1 ruang
6. Ruang Laboratoriaum Komputer 1 ruang
7. Ruang Perpustakaan 1 ruang
8. Toilet Guru 1 ruang
9. Toilet Siswa 2 ruang
10. Masjid/mushola 1 ruang
Tabel 3.2
Data Inventaris MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20017/2018
No Nama Barang Jumlah
6. komputer/leptop diruang computer 14 buah
7. Bola sepak 3 buah
8. Bola voli 4 buah
9. Bola basket 2 buah
10. Meja pingpong (tenis meja) 1 buah
11. Lapangan sepakbola/futsal 1 buah
e. Keadaan Guru
Jumlah guru dan staf karyawan di MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20017/2018 secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.3
Data Nama Guru MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20017/2018
No Nama Jenjang
Pendidikan
Tugas Mengajar
1. Makmun Santoso M.Pd.I S2 Kepala sekolah
2. Haris As’ad Guru mapel
f. Keadaan Siswa
Siswa MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang berjumlah 135 siswa, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.4
Data Siswa MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. X 24 19 43
2. XI 16 26 42
3. XII 19 19 38
Jumlah 59 64 123
g. Keadaan Siswa yang Diteliti
Siswa kelas X MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah 22 siswa,
jumlah siswa laki-laki sebanyak 13 siswa , dan jumlah siswa perempuan
sebanyak 9 siswa. Data keadaan siswa kelas X MA Al-Manar adalah