• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II DARI SEKOLAH DASAR UMUM DAN SEKOLAH DASAR ISLAM DI SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II DARI SEKOLAH DASAR UMUM DAN SEKOLAH DASAR ISLAM DI SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II

DARI SEKOLAH DASAR UMUM

DENGAN SEKOLAH DASAR ISLAM

DI SMP NEGERI 6 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/207

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan (S.Pd)

Oleh : FAHMI ALIAFI NIM: 111-13-086

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

Sutrisna,S.Ag., M.Pd. Dosen IAIN Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : -

Hal : PengajuanNaskahSkripsi

KepadaYth.

AKADEMIK FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Denganhormat, setelahdilaksanakanbimbingan, arahandankoreksi, makanaskahskripsimahasiswa:

Nama : Fahmi Aliafi NIM : 111-13-086

Judul : Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas VII Semester II Dari Sekolah Dasar Umum Dengan Sekolah Dasar Islam di SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017

DapatdiajukankepadaFakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN SalatigauntukditujukanMunaqosah.

Demikian nota pembimbinginidibuat,

untukmenjadiperhatiandandigunakansebagaimanamestinya.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Salatiga, 19 Maret 2018

Pembimbing,

Sutrisna, S.Ag., M.Pd.

(4)
(5)

i

i

SKRIPSI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II

DARI SEKOLAH DASAR UMUM

DEGAN SEKOLAH DASAR ISLAM

DI SMP NEGERI 6 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/207

DISUSUN OLEH

FAHMI ALIAFI NIM: 111-13-086

Telah dipertahankan di depan PanitiaDewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 2 April 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Islam

Susunan Panitia Penguji KetuaPenguji :Achmad Maimun, M.Ag.

SekretarisPenguji : Sutrisna, M.Pd.

Penguji I :DR. Budiyono Saputra.

Penguji II :Prof. DR. Mansur, M.Ag.

Salatiga, 2 April 2018 Dekan FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Lingkar SelatanTelp. (0298) 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Salatiga

(6)
(7)

MOTTO

ُلاَزَ ي اَم َو ،ِةَّنَجْلا ىَلِإ يِدْهَ ي َّرِبْلا َّنِإ َو ،ِّرِبْلا ىَلِإ يِدْهَ ي َقْدِّصلا َّنِإَف ، ِقْدِّصلاِب ْمُكْيَلَع

ُلُجَّرلا

،اًقْ يِّدِص ِللها َدْنِع َبَتْكُي ىَّتَح َقْدِّصلا ىَّرَحَتَ ي َو ُقُدْصَي

َكْلا َّنِإَف ،َبِذَكْلاَو ْمُكاَّيِإَو

يِدْهَ ي َبِذ

ِإ يِدْهَ ي َروُجُفْلا َّنِإَو ،ِروُجُفْلا ىَلِإ

ىَل

ىَّتَح َبِذَكْلا ىَّرَحَتَ يَو ُبِذْكَي ُلُجَّرلا ُلاَزَ ي اَمَو ،ِراَّنلا

اًباَّذَك ِللها َدْنِع َبَتْكُي

“Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran itu membawa kepada

kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang masih saja berlaku jujur dan mencari kejujuran sampai akhirnya ia dicatat di sisi Allah sebagai

orang yang jujur. Sebaliknya, hindarilah perbuatan dusta, karena dusta itu membawa ke neraka. Seseorang terus saja berbuat dusta dan mencari kedustaan

sampai akhirnya ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta”

(8)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak (H. Musyowir) dan Ibu (Hj. Siti Rochmatin) yang senantiasa memberikan nasehat dan telah mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.

2. Kakak-kakak tersayang Agung Hari wibowo, dan Ifan Aji Pambudi yang selalu memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi yang tangguh.

3. Keluarga PAI 2013, Keluarga PPL SMP N 6Salatiga dan Kelompok KKN posko 88 yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “PERBEDAAN HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VII SEMESTER II DARI SEKOLAH DASAR UMUM DENGAN SEKOLAH DASAR ISLAM DI

SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar.

Olehkarenaitupadakesempataninipenulisinginmengucapkanterimakasihkepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

(10)

4. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd.selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala sekolah, guru, dan siswa SMP N 6 Salatiga yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut. 7. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan

memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

Akhir kata,

semogaskripsiinidapatbermanfaatbagipenuliskhususnyadanbagisemua orang

padaumumnya.Saran dankritik yang

membangunsangatdiperlukandalamkesempurnaanskripsiini.

Salatiga, 19 Maret 2018 Penulis

Fahmi Aliafi

(11)

ABSTRAK

Aliafi, Fahmi. 2018. PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II DARI SEKOLAH DASAR UMUM DAN SEKOLAH DASAR ISLAM DI SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017Pembimbing: Sutrisna, S.Ag, M.Pd.

Kata kunci: Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaanhasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) antara siswa yang berasal dari SD Umum dengan SD Islam pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah siswa SMP Negeri 6 Salatiga .

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Penegasan Istilah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian... 11

E. Manfaat Hasil Penelitian ... 11

F. Anggapan Dasar dan Hipotesis ………..12

G. Metodologi Penelitian ... 14

H. Teknik Analisa Data ... 19

(13)

A. Hasil Belajar ... 22

B. Sekolah Menengah Pertama ………33

C. Pendidikan Agama Islam ... 34

D. Siswa ….………..45

BAB III LAPORAN PENELITIAN ... 52

A. Gambaran Umum SMP N 6 Salatiga ... 52

B. Struktur Organisasi SMP N 6 Salatiga ... 56

C. Struktur Tata Usaha SMP N 6 Salatiga ……….57

D. Struktur Perpustakaan SMP N 6 Salatiga ………..58

E. Data Keadaan Guru dan Karyawan ………59

F. Data Keadaan Siswa ……… 62

G. Data Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ……….63

BAB IV ANALISA DATA ... 65

A. Analisa Pertama ... 65

B. Analisa Kedua ... 73

C. Analisa Ketiga ... 79

BAB V PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan... 81

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(14)
(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan lembaga Pendidikan yang berada dibawah Dinas Pendidikan, termasuk SMP Negeri 6 Salatiga. Selanjutnya Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu Mata Pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut, sedangkan siswa yang masuk pada sekolah tersebut sangat hiterogin baik dilihat dari tingkat kecerdasan siswanya maupun asal sekolahnya, ada yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) Umum maupun Sekolah Dasar (SD) Islam, sedangkan nilai hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dari siswa yang berasal Sekolah Dasar (SD) Umum rata-ratanya lebih rendah dibandingkan dengan nilai hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dari siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) Islam, ini dilihat dari data nilai hasil belajar yang peneliti temukan dari nilai ijazah waktu siswa tersebut masuk di SMP Negeri 6 Salatiga, penulis memperoleh data dari nilai raata-rata raport dan nilai ujian sekolah ketika masih di Sekolah Dasar (SD)sebagai berikut : dari 17 siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) Umum mencapai 79,41, sedangakan 11 siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) Islam mencapai 85,80, maka jika dilihat rata-rata tersebut terpaut 6.39 atau 7.73 %.

(16)

notabennya termasuk sekolah Umum, masihkah terdapat perbedaan nilai hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) Umum dan siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) Islam ataukah sudah tidak terdapat perbedaan lagi, karena pada data yang sudah penulis sampaikan diatas yakni siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) Islam lebih tinggi rata-ratanya dibandingkan siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) Umum, atau justru sebaliknya. Inilah yang mendorong peneliti mengadakan penelitian di SMP Negeri 6 Salatiga.

Hasil penelitian ini diharapkan dapatlah meningkatkan proses belajar mengajar dan nilai hasil belajar siswa. Khususnya bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan calon guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan melihat dan mempertimbangkan data hasil belajar yang penulis temukan baik dari data awal maupun data setelah siswa tersebut belajar di SMP Negeri 6 Salatiga, yang akan peneliti dapatkan data setelah siswa belajar di SMP Negeri 6 Salatiga mengambil dari daftar nilai yang dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga. demi keberhasilan dalam menangani masalah yang timbul pada siswa khususnya yang menyangkut Pendidikan Agama Islam (PAI).

(17)

penelitian, oleh karena itu peneliti perlu merumuskan masalah dalam penelitian ini, agar lebih jelas dan terfokus pada masalah yang ada. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini peneliti tetapkan sebagai berikut dengan judul:Berdasarkan latar belakang masalah di atas, melakukan penelitian dengan mengambil judul ”Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VII Semester II Dari Sekolah Dasar

Umum Dengan Sekolah Dasar Islam Di SMP Negeri 6 Salatiga Tahun

Pelajaran 2016/2017”.

B.Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalah fahaman dalam memahami variabel penelitian , maka penulis mengemukakan penjelasan pengertian dari variabel tersebut sebagai berikut :

1. Hasil belajar

Pengertian ini terdiri dari dua kata “Hasil” dan “Belajar”. Dalam

KBBI Mendikbud (2007:121&408), dari kata hasil memiliki beberapa arti : 1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan, perolehan. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

(18)

bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, (3) bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.

Menurut Muhammad Uzer Usman di buku Menjadi Guru Profesional (2000:5) belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara satu individu dengan individu lainnya dan antara individu dengan lingkungan.

Menurut Hilgrat dan Bower (dalam Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008:13) belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Sedangkan hakikad belajar menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008:11) belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Adapun Winkel WS. (1987:35) mengemukakan ”Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat

(19)

aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman relatif konstan dan berbekas.”

2. Pendidikan Agama Islam

Dalam www.jamaris melayu.com/2014/09/pa.Islam dan Budi Pekerti dalam html disebutkan bahwa : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang berlandaskan pada aqidah yang berisi tentang keesaan Allah Swt sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang merupakan manifestasi dari aqidah, yang sekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan menyeimbangkan antara iman, Islam, dan ihsan

Sedangkan menurut Muhammad S.A. Ibrahimy (Bangladesh) mengungkapkan pengertian pendidikan Islam sebagai berikut : “Islamic Education in true sense of the therm, is a system of education which enables a man to lead his life according to the Islamic ideology, so that the may eastly, mould his life in accordance with tenets of Islam”

(20)

Menurut silabus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP kelas VII (2016:5) dijelaskan : Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis maksudkan bahwa hasil belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah bagaimana motivasi siswa dalam berprestasi khususnya dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diberikan oleh guru PAI.

3. Sekolah Dasar Umum dan Islam

(21)

pengetahuan sosial, matematika, pendidikan jasmani dan olahraga, seni budaya dan kerajinan, serta ditambah dengan mata pelajaran yang bersifat muatan lokal pilihan yang disesuaikan dengan daerah masing-masing yaitu seperti mata pelajaran bahasa inggris, bahasa daerah (sesuai dengan daerah masing-masing), dan baca tulis alquran. Pemberian materi yang bersifat lokal dimaksudkan agar budaya dan tradisi di daerah mereka (siswa) tidak terkikis oleh perkembangan budaya asing atau budaya-budaya baru yang hadir di lingkungan siswa.Sehingga dengan demikian, penanaman budaya lokal di setiap daerah di seluruh indonesia tetap lestari dan terjaga keasliannya sebagai aset bangsa sebagai bangsa yang kaya akan keberagaman budaya.

a. Sekolah Dasar Umum

Sekolah Dasar Umum (SD) adalah para siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dibawah Dinas Pendidikan yang sifatnya umum (bukan dibawah suatu suatu yayasan tertentu), kurikulumnya mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh puskur Dinas Pendidikan.

Peneliti maksudkan adalah para siswa yang beragama Islam dan berasal dari Sekolah Dasar (SD) umum yang masuk di SMP Negeri 6 Salatiga pada tahun pelajaran 2016/2017 dan sekarang duduk di kelas VII..

b. Sekolah Dasar Islam

(22)

suatu yayasan tertentu yang bernafaskan Islam, kurikulumnya mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh puskur Dinas Pendidikan.

Peneliti maksudkan adalah para siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD)yang bernafaskan Islam atau dari yayasan Islam dan beragama Islam yang masuk di SMP Negeri 6 Salatiga pada tahun pelajaran 2016/2017 dan sekarang duduk di kelas VII.

4. SMP Negeri 6 Salatiga

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Salatiga, Di Kota Salatiga terdapat sepuluh Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berstatus Negeri yaitu SMP Negeri 1 sampai SMP Negeri 10. Sedangkan peneliti mengambil tempat di SMP Negeri 6 Salatiga yang berada di Kota Salatiga bagian selatan, sebagian orang mengatakan SMP pinggiran karena letaknya di desa Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, dan letaknya bersebelahan dengan SMA Negeri 2 Salatiga hanya terpisahkan oleh jalan menuju ke perumahan Tegalrejo Permai.

Peneliti ingin mengetahui apakah Pendidikan Agama Islam (PAI) betul-betul diminati oleh siswa baik dari Sekolah dasar Umum maupun SD Islam, sebagai pelajaran yang utama (penting) atau hanya sebagai pelajaran pelengkap, dan apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa dari Sekolah Dasar (SD) Umum dengan siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) Islam.

(23)

dengan Sekolah Dasar (SD) Islam, maka digunakan indikator-indikator sebagai berikut :

1. Nilai Tes Tertulis 2. Nilai Tugas

3. Nilai Ketrampilan dan atau Praktik

C.Rumusan Masalah

Sebelum disampaikan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Pendidikan memiliki peran yang penting dan strategis untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa sehingga diperlukan langkah-langkah untuk memajukan prestasi siswa.

b. Hasil belajar memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) sehingga perlu menumbuhkembangkan prestasi dikalangan siswa

c. Pergaulan siswa juga memiliki peran yang sangat besar terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) sehingga perlu pemahaman bahwa dalam bergaul siswa perlu mempertimbangkan dengan siapa ia bergaul d. Hasil belajarsiswa memiliki peran yang penting terhadap prestasi belajar

(24)

Islam tingkat sekolah menengah pertama, sedangkan siswa dari SD Umum perlu ditingkatkan terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)

2. Pembatasan Masalah`

Agar masalah tersebut tidak berkembang terlalu luas, maka perlupembatasan masalah sebagai berikut:

a. Variabel yang diteliti hanya hasil belajar, dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)

b. Sampel penelitian hanya kelas VII pada siswa yang berasal dari SD Umum dan SD Islam tingkat SMP Kota Salatiga Tahun pelajaran 2016/2017

c. Lokasi penelitian hanya di SMP Negeri 6 Salatiga. 3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimanahasil belajarPendidikan Agama Islam (PAI) bagi siswa yang berasal dari SD Umum kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga ?

b. Bagaimana hasil belajarPendidikan Agama Islam (PAI) bagi siswa yang berasal dari SD Islam kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga ?

(25)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajarPendidikan Agama Islam (PAI) bagi siswa yang berasal dari SD Umum kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga. 2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)

bagi siswa yang berasal dari SD Islam kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaanhasil belajarPendidikan

Agama Islam (PAI) antara siswa yang berasal dari SD Umum dengan SD Islam pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga.

E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat teoritis

Dari hasil penelitian ini bisa menambah khasanah keilmuan tentang perbandingan hasil belajarsiswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)

2. Manfaat praktis

Manfaat bagi siswa, dari hasil penelitian ini bisa memberi masukan bagi siswa tentang pentingnya hasil belajarsiswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).

(26)

Manfaat bagi sekolah , dari hasil penelitian ini bisa memberi masukan bagi sekolah tentang pentingnya hasil belajarsiswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) kemudian membuat kebijakan agar siswa bisa meningkatkan motivasi berprestasi siswa dan guru

Manfaat bagi orang tua wali, dari hasil penelitian ini bisa memberi masukan kepada orang tua wali, dalam hal ini apabila orang tua wali bisa memasukkan anaknya ke jenjang pendidikan yang islam, karena pendidikan di pendidikan islam anak bisa memahami ilmu keagamaan yang luas di bandingkan sekolah umum.

F. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Penerimaan siswa baru di SMP Negeri 6 Salatiga berdasarkan nilai UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional), oleh karena itu tidak memandang siswa tersebut dari Sekolah Dasar Umum maupun SD Islam, serta pengelompokan kelas juga tidak berdasarkan Agama yang dianut, namun pertama kali dikelompokkan berdasarkan urutan Nilai UASBN murni, sehingga setiap kelas ada siswa yang berasal dari Sekolah Dasar Umum dan ada pula yang berasal dari sekolah Dasar Islam, oleh karena itu perlu mengetahui motivasi berprestasi siswa terhadap Pendidikan Agama Islam (PAI).

(27)

yang berasal dari Sekolah Dasar Umum dengan SD Islam, sebab kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya akan berhasil dan bermakna bila siswa terdorong untuk belajar, sehingga siswa bisa mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan baik dan sungguh-sungguh, agar dapat menghayati, dan mengamalkan ajaran Agama Islam dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga tahun 2016/2017 terdapat 8 kelas yaitu kelas A sampai kelas H, dan sesuai data yang peneliti dapatkan setiap kelas terdapat siswa yang berasal dari Sekolah Dasar Umum dan SD Islam.

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang ingin dibuktikan oleh peneliti, apakah dugaan sementara tersebut dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan hasil Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang peneliti hasilkan dalam penelitian ini. Atau justru sebaliknya hipotesis tersebut ditolak atau tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan.

Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (1989:62) mengatakan : ”Hipotesis dapat diartikan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”

(28)

diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.

Dari keterangan diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) antara siswa dari Sekolah Dasar Umum dengan siswa dari Sekolah Dasar Islam.

G. Metodologi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1987:121) mengatakan : ”di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data ini dikenal sebagai metode pengumpulan data.”

Sedangkan artikel tentang pengertian metode dan metodologi penelitian (Tuesday, April 30, 2013) yang bersumber pada:http://contohskripsi- makalah.blogspot.com/2012/06/apa-yang-dimaksud-metode-dan-metodologi-penelitian-dan-perbedaannya.html. dll sebagai berikut :Metodologi penelitian

(29)

dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian.Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

Kemudian menurut Winarno Surakhmad (1985:131) dalam bukunya pengantar penelitian ilmiah dasar, metode dan teknik, mengatakan: “metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan.:”

Selanjutnya mengenai metodologi ini akan dibahas beberapa komponen yang meliputi :Populasi, sampel, dan teknik sampling, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data, sebagaimana penjelasan sebagai berikut :

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1987:102) adalah :“populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.”

Sedangkan menurut Hermawan Wasito dalam bukunya pengantar metodologi penelitian (1993:49) mengatakan : “populasi adalah sekumpulan

(30)

Kemudian dalam artikel Sugiyarbini (2012) bahwa : Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007).

Selanjutnya yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 6 Salatiga yang beragama Islam kelas VII tahun pelajaran 2016/2017, yakni terdiri dari siswa yang berasal dari Sekolah Dasar Umum ada 174 orang siswa, sedangkan yang berasal dari SD Islam ada 11 orang siswa, jadi jumlah keseluruhan siswa kelas VII yang beragama Islam ada 184 orang siswa.

2. Sampel dan Teknik Sampling

a. Sampel

Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikuto(1987:104) mengatakan :”sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”

Menurut Ahmad Dahlan dalam penelitiannya yang diambil dari artikelnya difinisi sampling serta jenis metode dan teknik sampling (Eureka pendidikan:2015) :” Sampel atau contoh secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang mewakili secara keseluruhan sifat dan karakter dari populasi.”

(31)

namun ada beberapa peneliti yang menyatakan bahwa besarnya sampel tidak boleh kurang dari 10 % dan ada pula yang menyatakan minimum 5 % dari populasi yang ada.”

Dengan demikian dari pendapat diatas dapat ditegaskan bahwa, sampel adalah sebagian dari populasi yang jumlahnya kurang dari populasi dan menjadi obyek penelitian yang sesungguhnya.

Maka dalam penelitian ini diambil sampel siswa yang berasal dari Sekolah Dasar Umum sebesar 10 % dari populasi sehingga berjumlah 17 orang siswa, sedangkan dari siswa yang berasal dari SD Islam diambil keseluruhan (populasi) yaitu 11 orang siswa. Jadi sampel pada penelitian ini berjumlah 28 orang siswa.

b. Teknik Sampling

Dalam memilih sampel yang dapat mencerminkan seluruh populasi yang ada, maka harus menggunakan teknik sampling atau cara yang digunakan untuk mengambil sampel. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Random Sampling. Maksudnya bahwa pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui yaitu siswa dari Sekolah Dasar Umum dan SD Islam, dengan memperhatikan proporsi penyebaran populasi menurut pembagian kelas, serta memberi peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian.

(32)

2. Teknik Pengumpulan Data

Agar mendapatkan data yang obyektif dan akurat dibutuhkan alat pengumpul data yang valid melalui teknik yang tepat, sebab kekeliruan memilih teknik pengumpulan data akan menyebabkan sesat dalam memperoleh hasil penelitian.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, sesuai dengan data yang akan diungkap, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Daftar Nilai

Pengertian Datar Nilai

Menurut KBBI (edisi ketiga 2002.229) kata daftar berarti: “catatan sejumlah nama atau hal (tt kata-kata, nama orang, barang, dsb) yang disusun dari atas ke bawah.” Sedangkan menurut KBBI pula (edisi ketiga

2002.783) kata Nilai berarti : “ angka kepandaian; biji; ponten: rata-rata mata pelajaran sembilan; sekurang-kurangnya – tujuh untuk ilmu pasti baru dapat diterima di akademi teknik ini”.

(33)

Negeri 6 yang bernama Ibu Siti Rochmatin, S.Ag sebagai data yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

b. Observasi

Istilah observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan tentang fenomena-fenomena yang diselidiki. Tehnik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang situasi serta kondisi di SMP Negeri 6 Salatiga.

H.Tehnik Analisa Data

Pada tehnik analisa data yang penulis lakukan adalah setelah data terkumpul barulah menganalisa data tersebut. Yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana variasi hasil belajarPendidikan Agama Islam (PAI) bagi siswa yang berasal dari SD Umum kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga, maka digunakan analisis dengan rumus presentasi sebagai berikut :

P = F x 100 N

(Keterangan : P = prosentase, F = frequensi, N = jumlah responden ) b. Untuk mengetahui bagaimana variasi hasil belajarPendidikan Agama

(34)

P = F x 100 N

Keterangan :

P = prosentase. F = frequensi

N = jumlah responden.

c. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan variasi hasil belajarPendidikan Agama Islam (PAI) antara siswa yang berasal dari SD Umum dengan SD Islam pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga. Maka digunakan analisis dengan rumus T-tes.

d. Adapun rumus T-tes menurut Sutrisno Hadi adalah : Mx - My

t = SDbm Keterangan : t = T-tes,

Mx = Mean dari sampel X Mx = Mean dari sampel Y SDbm = Standar Perbedaan Mean

Setelah semua dimasukkan kedalam rumus, maka akan diperoleh batas penolakan hipotensinya, selanjutnya akan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

(35)
(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Hasil Belajar

1. Pengertian HasilBelajar

Maka selayaknya penulis telusuri apa yang dimaksud dengan“Hasil” dan “Belajar” apa ada hubungannya dengan pendidikan, serta dengan apa

kita dapat menggerakkan orang dapat berprestasi baik dalam proses belajar mengajar.

Pengertian ini terdiri dari dua kata “Hasil” dan “Belajar”. Dalam

KBBI Mendikbud (2007:121&408), dari kata hasil memiliki beberapa arti : 1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan, perolehan. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Dari pendapat Sumadi Surya Subrata di buku Psikologi Pendidikan (1995:249) mendefinisikan belajar adalah (1) membawa pada perubahan, (2) bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, (3) bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.

(37)

Menurut Hilgrat dan Bower (dalam Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008:13) belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Sedangkan hakikad belajar menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008:11) belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Adapun Winkel WS. (1987:35) mengemukakan ”Belajar merupakan kegiatan mental

yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu, bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar.” Adapun pengertian

belajar menurut Winkel WS. (1987:36) adalah : “suatu aktivitas

mental/psikhis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman relatif konstan dan berbekas.”

(38)

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior), ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan mengetahui ada tidaknya hasil belajar.

b. Perubahan relative permanent, ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan prilaku tersebut bersifat potensial.

d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

e.Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.Sebenarnya siswa sudah memiliki sedikit modal untuk dapat menyebutkan arti Al Qur’an, terbukti bahwa dia sudah

(39)

Sedangkan menurut Winkel WS. (1987:38) menyebutkan “ hasil belajar bisa berupa yang utama kita harapkan, namun bisa juga hasil ini hanya karena efek samping dari pelaksanaan pembelajaran, ini sesuai dengan pendapat Wingkel bahwa : hasil belajar dapat berupa hasil yang utama ; dapat juga berupa hasil sebagai efek samping.” Apapun hasilnya entah karena efek samping atau yang utama merupakan apa yang kita harapkan dalam penelitian ini.

Dari pendapat-pendapat para ahli diatas, bahwa penulis dapat mengambil kesimpulan, maka hasil belajar adalah perubahan tingkah laku, kognitif, efektif dan psikomotorik setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran information search dan metode resitasi yang dibuktikan dengan hasil evaluasi berupa nilai.

Dari pendapat-pendapat para ahli diatas, bahwa penulis dapat mengambil kesimpulan, maka hasil belajar adalah perubahan tingkah laku, kognitif, efektif dan psikomotorik setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran information search dan metode resitasi yang dibuktikan dengan hasil evaluasi berupa nilai.

2. Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar

(40)

Menurut Slameto dalam buku belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi (2003:3) menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :

1. Factor internal terdiri dari :

a. Factor jasmaniah

b. Factor psikologis

2. factor eksternal terdiri dari : a. faktor keluarga

b. faktor sekolah c. faktor masyarakat

Menurut Chalijah Hasandi dalam buku dimensi-dimensi psikologi pendidikan (1994:94) menerangkan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar antara lain :

a. faktor yang terjadi pada diri organisme itu sendiri disebut dengan faktor individual adalah faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan motivasi dan faktor pribadi.

(41)

Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa secara garis besar terbagi dua bagian, yaitu faktor internal dan ekstrnal ( M. Alisuf Sabri, 2010:59-60)

1) Faktor internal siswa

a. Faktor fisiologis Siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik, serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. b. Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi,

dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berfikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki. 2) Faktor-faktor eksternal siswa

a. Faktor lingkungan siswa

Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama, faktor lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang. Sore, malam), letak madrasah, dan sebagainya. Kedua, faktor lingkungan sosial lingkungan sosial sepeti manusia dan budayanya. b. Faktor instrumental

Yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau sarana fisisk kelas, sarana atau alat pembelajaran, media pembelajaran, guru dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi pembelajaran.

(42)

tersebut sangat mempengaruhi upanya pencapaian hasil belajar siswa dan dapat mendukung terselenggaranya kegiatan proses pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran

3. Manfaat Hasil Belajar.

Pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaaminya yaitu proses yang ditempuhnya melalui progam dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses pengajarannya, dalam hal ini berdasarkan hasil belajar siswa, dapat diketahui kemampuan dan perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan.

Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seseorang yang mencakup kemampuan kognitif, efektif dan psikomotor setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2009:3). Hasil belajar harus menunjukan perubahan keadaan menjadi lebih baik, sehingga bermanfaat untuk :

a. Menambah pengetahuan.

b. Lebih memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya. c. Lebih mengembangkan ketrampilan.

(43)

Dapat disimpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan perubahan dari siswa sehingga terdapat perubahan dari segi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.

4. Sifat- Sifat Individu yang mempunyai Hasil Belajar Berprstasi Tinggi. Sifat yang harus di miliki siswa itu harus mempunyai rasa tanggung jawab yang besar dan hasrat berprestasi yang baik. Menunjukan sifat-sifat sebagaimana yang di kemukakan oleh Sardiman A.M terdapat ciri-ciri motivasi sebagai berikut :

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak berhenti sebelum selesai)

b. Ulet mengahadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) c. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi d. Ingin mendalami bahan/ bidang yang diberikan

e. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat putus dengan prestasinya)

f. Menunjukkan minat terhadap macam –macam masalah”orang dewasa” (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan dan sebainya) g. Rajin belajar penuh semangat, cepat bosan dengan tugas –tugas rutin h. Dapat mempertahankan pendapat – pendapatnya (kalau sudah yakin

akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini tersebut) i. Mengejar tujuan – tujuan jangka panjang (tidak menunda pemuasan

(44)

Sedangkan menurut H.J.M. Hermans sifat – sifat tersebut adalah: a. Kecenderungan mengerjakan tugas – tugas belajar yang menantang,

namun tidak berada diatas taraf kemampuannya.

b. Keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri, serta menemukan penyelesaian masalah sendiri tanpa disuapi terus menerus oleh guru. c. Keinginan kuat untuk maju dan mencari taraf keberhasilan yang

sedikit diatas taraf – taraf yang telah tercapai sebelumnya

d. Orientasi pada masa depan, keinginan belajar dipandang sebagai jalan menuju kerealisasi cita – cita

e. Pemilihan teman kerja atas dasar kemampuan teman itu untuk menyelesaikan tugas belajar bersama, bukan atas dasar eaasa simpati atau perasaan senang terhadap teman.

f. Keuletan dalam belajar biarpun mengahadapi rintangan (W.S Winkel 1987:97-98).

Dengan berbagai cara untuk meningkatkan motivasi siswa, tanpa harus melakukan reorganisasi kelas besar –besaran antara lain :

a. Penggunaan pujian verbal

b. Penggunaan test dan nilai secara bijaksana

c. Bangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi

d. Merangsang hasrat siswa dengan memberikan jalan kepada siswa sedikit conto hadiah yang akan diterimanya bila ia berusaha untuk belajar.

(45)

f. Perkecil daya tarik sistem motivasi yang berlawanan

g. Perkecil konsekuensi – konsekuensi yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa

h. Pengajar perlu memahami dan mengawasi suasana social di lingkungan sekolah, karena hal itu besar pengaruhnya atas diri siswa.

i. Pengajar perlu memahami kekuasaan antara guru dan siswa, seseorang akan dapat memahami motivasi orang lain bila ia memiliki suatu bentuk kekuasaan sosial (Slameto, 1991:179-182).

Dalam menghadapi kecepatan untuk belajar tidak tetap (steady) yang jauh berbeda dari teman sekelasnya menyebabkan ia menyesuaikan diri pada keadaan kelas, sehingga belajar dengan kebiasaan santai (relax), maka dalam perkembangan potensinya, perlu kebiasaan belajar dengan dorongan motivasi yang besar untuk bereksplorasi, kebiasaan belajar santai kemungkinan akan bisa menghambatnya untuk memperoleh hasil belajar sesuai dengan kemampuannya. Maka semua hal tersebut butuh dorongan motivasi belajar dari pendidikan di sekolah dan pendidikan di keluarganya sendiri, dari dorongan tersebut anak bisa mendapatkan motivasi belajar yang baik.

Dari pendapat tersebut di atas, penulis dapat merumuskan bahwa ciri – ciri atau indikator motivasi berprestasi adalah sebagai berikut :

a. Kecenderungan mengerjakan tugas – tugas PAI yang menantang namun kemampuan tidak berada diatas taraf kemampuan

(46)

c. Keinginan kuat untuk maju dan mencari taraf keberhasilan yang sedikit di atas taraf yang telah tercapai sebelumnya

d. Orientasi ke masa depan dan kegiatan belajar mengajar dipandang sebagai jalan menuju realisasi cita – cita

e. Pemilihan teman kerja atas dasar kemampuan bukan karena atas dasar simpati terhadap teman tersebut

f. Keuletan dalam belajar biar pun menghadapi rintangan g. Mematuhi tata tertib dan perintah agama

h. Aktif di masyarakat dalam kegiatan keagamaan

(47)

B. Sekolah Menengah Pertama

Sebuah Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan tentang wajib belajar adalah progam pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Berhubungan dengan hal kewajiban belajar untuk warga negara, maka penulis menjelaskan sebuah pendidikan Sekolah Menegah Pertama (SMP). Dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bagian ketiga pasal 17 bab Pendidikan Dasar, menjelaskan :

1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah

2. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.

3. Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pendidikan pemerintah.

(48)

menciptakan pola pengelolaan secara efektif dan efesiensi. Maka sekolah Menengah Pertama merupakan sekolah yang menciptakan karakter-karakter yang menjadikan karakter-karakter yang baik, kreatif ddan inovatif.

Penulis mengambil penelitian di sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya di SMP Negeri 6 Salatiga karena pendidikan itu termasuk sekolah yang terdapat di pinggiran kota Salatiga. Maka penulis akan meneliti bagaimana hasil belajarnya siswa-siswa kelas 7 tersebut, khususnya hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara alumni Sekolah Dasar (SD) Umum dan Sekolah Islam.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dalam peran Pendidikan Agama Islam itu sangat penting, seperti pada Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bagian ke sembilan pasal 30 bab Pendidikan Keagamaan (2003:15), menjelaskan :

1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan atau kelompok masyrakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan-peraturan perundang-undangan.

(49)

3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

4) Pendidikan keagamaan bebentuk pendidikan diniyah, pesantren, pabhaja samanera dan bentuk lain yang sejenis.

5) Ketentuan mengenai Pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Maka dari penjelasan diatas, Pendidikan Keagamaan itu sangat diperlukan oleh peserta didik.Karena Pendidikan Keagamaan itu membentuk karakter peserta didik menjadikan akhlak yang baik.

Peranan pendidikan sebagai sarana rekayasa dan pengembangan kemanusiaan ke arah yang lebih baik, biasanya terakumulasi kedalam tujuan yang diinginkan, baik unuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang sesuai dengan kebutuhan seseorang atau sekelompok orang yang terlibat di dalam aktivitasnya. Kemudian juga dapat dikatakan, bahwa perubahan kearah yang lebih baik merupakan esensi dari pendidikan itu sendiri, sehingga jika tanpa ada perubahan, menurut tujuan-tujuan pendidikan yang telah di tetapkan, sama artinya tidak ada proses kependidikan (Dr. Muhmidayeli. M.Ag, et.al, 2007: 3-4)

Menurut Brubacher dalam bukunya “Modern Philosophies of Education” menyatakan sebagai berikut, Pendidikan diartikan sebagai

(50)

dengan alam, dengan teman, dan dengan alam semesta. Pendidikan merupakan pula perkembangan pula perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari potensi manusia (Tim Dosen FIP-IKIP Malang, 1980: 6-7) Sedangkan Imam Ghazali yang menyatakan tarbiyah/pendidikan adalah mendidik anak tentang pendidikan akhlak dan agama, serta memelihara dan zuhud dari kenikmatan duniawi, tujuannya adalah taqarub/mendekatkan diri kepada Allah dan mempersiapkan kehidupan akhirat, kemudian Ibnu sina menyatakan tarbiyah/pendidikan adalah perantara atau cara untuk mempersiapkan seseorang untuk agamanya dan dunianya secara bersamaan dan membuatnya mampu mencari pekerjaan yang sesuai dengan kecenderungannya dan minatnya dan kemampuannya, sedangkan Ibnu Khaldun berpendapat tentang pentingnya perhatian pada pertumbuhan akal anak didik dan membimbingnya (serta mempersiapkannya) (Ushut Tarbiyah Wa Ta’lim, 2008:4-6).

Dari semua pendapat yang sudah di paparkan, penulis akan menyimpulkan tentang pendidikan terlebih dahulu, maka pendidikan adalah transformasi ilmu bagi semua peserta didik yang berbeda-beda, yang kita pilih secara sengaja untuk membantu ppesserta didik dalam mengembangkan jasmani, akal pikiran dan akhlaknya, hingga mencapai derajad kesempurnaan sesuai dengan kemampuannya agar mendapatkan kebahagiaan dalam kehiduan individual maupun sosial. Menjadikan segala perbuatannya sempurna, baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

(51)

ةنمضتملا تاهاجتلااو بيلاسلأاو ميقلاو مهافملا كلت وه دوصقملا نوكي :ملاسلإا ةيبرت

هتيصخش بناوج ىف ناسنلإا ةيبرتب لصتت ىتلاو ،ميظعلا لوسرلا ةنسو نآرقلا تايآ ىف

يوبرتلا ركفلا( .ةفلتخملا

)ملاسلا راد .يلع ليعامسإ ديعس.د ،لبقتسملا تايدحتو يملاسلإا

Artinya Pendidikan Agama Islam adalah pemahaman-pemahaman atau pengertian-pengertian, nilai, cara-cara, tujuan-tujuan yang terkandung dalam ayat-ayat al qur’an dan sunah Rasul yang berhubungan dengan pendidikan manusia pada aspek lain dari kepribadiannya yang berbeda-beda(Ust. Said Ismail Ali, 37).

Pendapat dari Al-Syaibany mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat(Ahmad Tafsir,2005:45).

(52)

lainnya, pendidikan islam tidak bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena ajaran islam berisi tentang ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, dan cerdik pandailah sebagai penerus tugas, dan kewajiban mereka (Zuhaeirini, 1983:27).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama sehingga terwujud kesatuan dan persatuan Jadi,Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah iktiar manusia dengan jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama peserta didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran Islam dan harus menciptakan manusia muslim yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana imam dan taqwanya menjadi pengendalian dalam penerapan di mana pun dia berada.

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

(53)

Manusia sebagai makhluk yang dititipkan tuhan, dengan kejadian yang amat bagus menerima berbagai nikmat dan karunia sebagai potensi hidup serta segala keperluan hidupnya,maka kalau ia mampu menjalankan hal-hal tersebut dengan sendirinya tertanamlah rasa cinta kepada-Nya. Hal ini kemudian akan membawa kepada keyakinan yang teguh dan taat menunaikan kewajiban agama(Drs. ABD Rachmad Shaleh 1969:33).

Dalam kontek ini, ada beberapa nilai dasar-dasar Pendididkan Islam yang dapat dimunculkan, antara lain :

a) Keimanan dan ketaqwaan

Menurut konsep islam harus didedikasikan untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa. Sebab, itulah ultimate purpose kehidupan manusia (Q.S AL-Imran :102). Oleh karena itu, nilai dasar Pendidikan Agama Islam adalah keimanan dan ketaqwaan. Artinya, Pendidikan Islam harus dapat menjadi wahana bagi peningkatan iman dan taqwa anak didiknya.

(54)

manusia. Dalam bahasa Al-Jamaly, nilai dasar ini bertujuan mengantarkan anak didik pada kesadaran akan eksistensinya di hadapan Allah seta menyadari kewajiban-kewajiban (Muhammad Fadhil Al-Jamaly, 1977:17). Dalam praktiknya, nilai ini juga mesti dijadikan landasan oleh para pendidik dalam menjalankan tugasnya. Implikasi positifnya, sekalipun para guru memiliki hak-hak tertentu sebagai konsekuensi langsung dari posisinya guru, pada yang sama harus tetap diingat bahwa tugas mengajar adalah suatu kewajiban agama yang harus tetap dilakukan dalam rangka ibadah.

b) Penghargaan terhadap eksetensi manusia dengan segala potensinya Manusia adalah makhluk tuhan yang diciptakan dengan sebaik-baiknya (Q.S Tin :4) dan rupa yang seindah-indahnya (Q.S At-Taghabun :3) dilengkapi dengan berbagai organ psiko dan fisik yang istemewa seperti panca indera dan hati, agar manusia bersyukur kepada Allah yang telah memberikan anugerah keistimewaan-keistimewaan tersebut.

(55)

tanpa telebih dahulu memahami penafsiran Islam tentang pengembangan individu seutuhnya ( Ali Ashraf, 1989:1).

Agar Pendidikan Islam berhasil dalam prosesnya, maka konsep manusia dan fungsi penciptaanya dalam alam semesta harus diakomodasikan secara integral dalam konsep maupun teori Pendidikan melalui pendekatan kewahyuan, empirik keilmuan dan rasional filosofis. Dalam hal ini, harus pula dipahami bahwa pendekatan keilmuan dan filosofis hanya merupakan media untuk menalar pesan-pesan tuhan yang absolut, baik melalui ayat-ayatnya yang bersifat tekstual (qur’aniyyah) maupun melalui ayat-ayatNya secara kontekstual (kauniyyah).

c) Mengedepankan prinsip kebebasan dan kemerdekaan.

Pendidikan secara umum dapat difahamkan sebagai proses pendewasaan sosial manusia menuju pada tataran ideal. Dengan kata lain, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Makna terkadang didalamnya menyangkut tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi atau sumber daya insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya (Achmadi, 1992:25).

(56)

membantu peserta didik agar mampu mengembangkan potensinya (Dick Hartoko, 1985:36).

d) Tanggung jawab sosial

Sejalan dengan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial, maka islam diturunkan untuk memberikan norma-norma dalam kehidupan sosial tersebut. Sebagai proses memanusiakan manusia, Pendidikan Islam menjadi tanggung jawab sosila menjadi salah satu nilai dasar yang harus diajarkan kepada peserta didik.

2) Tujuan Pendidikan Agama Islam

Islam adalah suatu agama yang berisi ajaran tentang tata hidup yang diturunkan Allah kepada umat manusia melalui para rasul-Nya sejak dari nabi Adam sampai kepada nabi Muhammad SAW. Dengan demikian bahwa Pengajaran itu luas sekali meliputi seluruh aspek kehidupan. ( Direktoriat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1984/1985:46).

(57)

Tujuan Pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup seorang muslim, yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya serta mengabdi diri sepenuhnya kepda Allah SWT.

Firman Allah SWT Q.S Adz Dzariyat ayat 56 :

ِنوُدُبْعَيِل لاِإ َسْنلإاَو َّنِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka

beribadah kepada-Ku (Departemen Agama RI Al-Quran Terjemah per-kata, 2007:523)”

Ditegaskan pula dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13:

َكِئَلوُأ ِ َّاللَّ ِلوُسَر َدْنِع ْمُهَتاَوْصَأ َنوُّضُغَي َنيِذَّلا َّنِإ

ٌميِظَع ٌرْجَأَو ٌةَرِفْغَم ْمُهَل ىَوْقَّتلِل ْمُهَبوُلُق ُ َّاللَّ َنَحَتْما َنيِذَّلا

“ Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya disisi

Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji oleh Allah untuk bertaqwa. Mereka akan memeperoleh ampunan dan pahala yang besar (Departemen Agama RI Al-Quran Terjemah per-kata, 2007:515)”

(58)

Tujuan pendidikan adalah merupakan factor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak ditiju oleh pendidikan itu.Demikian dengan Pendidikan Agama Islam, maka tujuan Pendidikan Agama itulah yang hendak dicapai dalam kegiatan atau pelaksanaan Agama.

Maka akan dirumuskan untuk tujuan Pendidikan Agama Islam : 1. Agama islam juga selalu mengajarkan untuk beriman dan bertaqwa,

sedangkan pendidikan islam berupaya menumbuhkan ketaqwaan dan ketaqwaan selalu bertambah dikarenakan ilmu.

2. Pendidikan Islam juga berdasarkan ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan merupakan materi yang paling dalam dan dipergunakan sebagai pondasi dalam pengembangan ilmu, ketrampilan dan pandangan manusia.

3. Pendidikan Islam selalu mengajarkan belajar dengan selalu mengapilkasikannya dalam tindakan, tidak hanya semata-mata menghafal teori-teori dan pengetahuan yang tidak mampu membawa pada amal saleh dalam kehidupan nyata.

4. Pendidikan Islam juga didentikkan dengan pendidikan akhlak yang menekankan perubahan sikap menuju yang utama (Muhammad Hafidz dan Kastolani, 2009:28-32)

Dari tujuan utama ini mengandung tujuan-tujuan yang bersifat aplikatif berkenaan dengan ketaqwaan kepada Allah yaitu :

(59)

2. Mendidik warga Negara yang saleh di temgah keluarga dan masyarakat yang muslim.

3. Mendidik manusia saleh ditengah masyarakat luas (Muhammad Hafidz dan Kastolani, 2009:37).

D. Siswa meliputi :

a. Pertumbuhan dan perkembangan siswa

Siswa merupakan peserta didik yang memiliki sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) siswa tersebut perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Untuk mengembangkannya siswa mesti mengikuti pendidikan, melalui pendidikan siswa akan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi (Iptek), serta beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT (Imtaq). Penguasaan Iptek dan Imtaq ini diperlukan untuk bekal hidup di dunia dan untuk akhirat nanti.

Pada kehidupan manusia terdapat dua proses alamiah yang beroperasi secara terus-menerus, yaitu proses pertumbuhan dan perkembangan. Maka dari itu dua hal tersebut itu saling bergantung satu sama yang lain.

(60)

ketergantungan atau saling memengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis)dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Sedangkan progesif adalah perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam atau meluas, baik secara kuantitatif (fisik) maupun (psikis).Dan yang terakhir berkesinambungan adalah perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat (Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandhi, 2014:2).

Istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan”, menurut Boring,

Langfeld, dan Weld, dicakup dalam satu kata yaitu “kematangan”

alasannya, manusia itu disebut “matang” jika fisik dan psikisnya telah

mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat tertentu (Andi Mappiare: 43). Dalam penejelasan itu mengacu pada pertumbuhan dan perkembangan utuk perubahan-perubahan sebagai akibat adanya pengaruh mengenai organisme dan pertumbuhan lebih berkenaan pada aspek fisik.

(61)

Pendapat para ahli biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan pernah dirangkumkan oleh Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya.Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi pelbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung.Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya.Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan (http://teras-

fisika.blogspot.co.id/2012/12/pertumbuhan-dan-perkembangan-peserta.html).

Dari pendapat yang sudah di paparkan diatas yang mengenai pertumbuhan dan perkembangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

- Pertumbuhan maupun perkembangan, keduanya bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikis individu.

- Antara keduanya isilah tersebut saling bertumpang tindih sama yang lain.

(62)

Dalam prinsip-prinsip perkembangan, ada beberapa indikator, yaitu :

1. Perkembangan merupakan proses yang yang tidak berhenti (never ending process)

Individu secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya.Perkembangan, baik fisik maupun psikis berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.

2. Semua aspek perkembangan saling memengaruhi

Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, innteltual, emosi, social, maupun moral-spiritual, satu sama lainnya saling memengaruhi. Pada umumnya terdapat hubungan atau korelasi yang positif antara aspek-aspek tersebut.

3. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu

Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu.Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan tahap sebelumnya, dan merupakan syarat bagi perkembangan selanjutnya.

(63)

4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan

Perkembangan fisik dan psikis mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).

5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas

6. Setiap individu yang normal akan megalami tahapan atau fase perkembangan

Fase ini berarti bahwa dalam menjalani kehidupannya yang normal dan berusia panjang(Syamsu Yusuf L.Ndan Nani M. Sugandhi 2014:4-8).

b. Keberadaan siswa

Dalam pemikiran Hurlock (1990:184) menggunakan masa puber, namun ia menjelaskan bahwa puber adalah periode tumpang tindih, karena mencakup tahun-tahun akhir kanak-kanak dan tahun-tahun awal remaja. Pembagiannya sebagai berikut :

1. Tahap prapuber : wanita 11-13 tahun, pria 14-16 tahun

2. Tahap puber : wanita 13-17 tahun, pria 14-17 tahun 6 bulan 3. Tahap pasca puber : wanita 17-21 tahun, pria 17 tahun 6 bulan- 21

(64)

akhir dan dua tahun awal masa remaja awal sehingga disebut pula periode unik (Prof. Dra.Sri Rumini dan Dra. Siti Sundari H.S, M.Pd, 2004:54-55).

Dengan melihat penjelasan diatas, keberadaan siswa dalam SMP termasuk dalam tahap prapuber. Dimana mulai timbul perubahan fisik, psikis, maupun intelegensimya yang menuju kedewasaan.

Dalam hubungan antara guru dan siswa hendaknya dekat seperti kakak adik, yang bersifat membimbing dan penuh pengertian karena para siswa di SMP sedang berada pada umutr goncang, akibat pertumbuhan jasmani yang sedang dialami, baik perubahan jasmani dari luar maupun dalam.

Tingkah laku atau moral guru pada umumnya merupakan penampilan lain dari kepribadian. Bagi anak didik guru adalah contoh teladan yang sangat penting dalam pertumbuhannya, guru adalah orang pertama sesudah orang tua, yang mempengaruhi pembinaan kepribadian anak didik, kalau tingkah laku atau akhlak guru tidak baik, pada umumnya akhlak anak didik akan rusak olehnya, karena masa tahap prapuber ini mudah untuk terpengaruh oleh orang yang dikaguminya.

(65)

Dalam hal ini guru selalu berusaha dengan sebaik-baiknya mengadakan interaksi dengan murid-muridnya agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, karena pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses yang tidak lepas dari masalah guru dan murid melalui interaksi.

(66)

BAB III

LAPORAN PENELITIAN

A.GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 6 SALATIGA 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 6 Salatiga

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Salatiga, adalah SMP Negeri tertua ke enam di kota salatiga, berdiri tahun 1982 tepatnya Agustus 1982. Sebelum berdirinya bangunan SMP Negeri 6 salatiga menginduk pada SMP Negeri 3 Salatiga dengan kepala sekolah dijabat oleh Bapak Suahrdi , BA. Pada saat itu akses menuju ke SMP Negeri 6 Salatiga sangat sulit, karena jalannya masih berbatuan dan sulit untuk diakses kendaraan umum.akan tetapi, SMP Negeri 6 Salatiga berkembang seiring dengan perkembangan sosial dan budaya masyarakt Kota Salatiga baik kuantitas maupun kualitas outputnya.

Pada era tahun 1985 jumlah rombongan belajar masing-masing kelas tujuh adalah 3 rombongan belajar, kelas delapan adalah 3 rombongan belajar, dan kelas sembilan adalah 3 rombongan belajar, jadi jumlah seluruhnya adalah 9 rombongan belajar. Kemudian tahun 1996 jumlah kelas bertambah 1 rombongan belajar, dan tahun 1998 hingga sekarang menjadi 24 rombongan kelas belar.

(67)

tingkat nasional. Dalam sejarahnya, sejak berdirinya SMP Negeri 6 Salatiga dari tahun 1982 sampai tahun sekarang sudah berganti pemimpin Sekolah sejumlah sembilan orang, yaitu :

1. Tahun 1982 - 1982 dipimpin oleh Bapak Suhardi, BA. 2. Tahun 1982 - 1991 dipimpin oleh Bapak Wardoyo, S. Pd. 3. Tahun 1991 - 1993 dipimpin oleh Bapak Tugiman, BA 4. Tahun 1993 - 2000 dipimpin oleh Ibu Pudyastuti, BA. 5. Tahun 2000 - 2004 dipimpin oleh Bapak Koesno, BA

6. Tahun 2004 - 2006 dipimpin oleh Bapak Bambang Subiyakto, S. Pd. 7. Tahun 2006 - 2012 dipimpin oleh Bapak Sugiharto, S.Pd., M.Pd. 8. Tahun 2012 - 2016 dipimpin oleh Ibu Endang Dwi Wahyuni, M.Pd.

9. Tanggal 18 Januari 2016 dipimpin oleh Ibu Mudjiati,M.Pd. hingga sekarang.

SMP Negeri 6 Salatiga terletak di Jalan Tegalrejo Raya Salatiga merupakan lembaga pendidikan formal yang ditangani Dinas Pendidikan Kota Salatiga. Sekolah yang terletak di desa Tegalrejo ini sangat strategis untuk kelangsungan proses pendidikan demi tercapainya tujuan Pendidikan Nasional.

(68)

belajar siswanya. Walaupun SMP Negeri 6 Salatiga termasuk sekolah terpencil dari pusat Kota Salatiga, mayoritas orangtua masih banyak yang mensekolahkan anaknya di Sekolah tersebut dibandingkan yang lain.

SMP Negeri 6 Salatiga mempunyai proses Pendidikan-Pendidikan yang di unggulkan dibandingkan sekolah lainnya. Dari observasi penulis pada tanggal 25 maret 2017 di SMP Negeri 6 Salatiga mempunyai kebun sekolah yang di kembangkan oleh siswa-siswanya, tanaman obat itu juga di kembangkan oleh siswa-siswa, dan banyak juga ektra kurikuler yang bisa mengembangkan minat atau kemampuan anak didiknya.

Dalam wawancara tanggal 25 maret 2017 kepada seorang guru , SMP Negeri 6 Salatiga mempunyai pendidikan keagamaan yang sangat kental karena, setiap hari yang beragama islam wajib untuk solat duhur berjamah di masjid sekolah dan kalau hari jum’at siswa-siswa sebelum memulai pelajaran,

(69)

2. Letak Geografis

SMP Negeri 6 Salatiga yang terletak di Jalan Tegalrejo Raya, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Batas-batas wilayah SMP Negeri 6 Salatiga adalah sebagai berikut :

a. Batas utara : tanah milik warga Tegalrejo. b. Batas timur : perumahan Tegalrejo Permai.

c. Batas selatan : jalan ke perumahan Tegalrejo Permai dan bersebelahan dengan SMA Negeri 2 Salatiga.

d. Batas barat : Jalan Raya Tegalrejo

SMP Negeri 6 Salatiga mempunyai luas tanah 14.100 m2 dan luas bangunan 3.213 m2. Dalam hal ini di bagi menjadi beberapa ruang, yaitu ruang kegiatan belajar 24 ruang, ruang kepala sekolah 1 buah, ruang seksi kurikulum 1 buah, ruang BP 1 buah, ruang Tenaga Usaha (TU) 1 buah, ruang Koperasi Sekolah 1 buah dan kantin Sekolah 7 buah, ruang Laboraterium Biologi 1 buah, ruang Laboraterium Fisika 1 buah, ruang computer 1 buah, Masjid Sekolah 1 buah, ruang perpustakaan 1 buah, ruang tempat ibadah agama Kristen 1 buah, ruang tempat ibadah agama Katolik 1 buah, ruang osis 1 buah, ruang olahraga 1 buah, ruang serbaguna 1 buah, ruang gudang 1 buah, kamar mandi dan WC.

Gambar

TABEL I
TABEL II DATA KEADAAN KARYAWAN
TABEL III DATA KEADAAN SISWA
TABEL V  DATA RESPONDEN DARI SD UMUM
+6

Referensi

Dokumen terkait

Temuan dari penelitian ini ialah: kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Desa adalah kepemimpinan transformasional dan transaksional; partisipasi masyarakat

[r]

[r]

Seorang klien awan terdiri dari perangkat keras komputer dan / atau perangkat lunak komputer yang bergantung pada komputasi awan untuk pengiriman aplikasi, atau

[r]

Sebelum dilakukan perlakuan terhadap pembelajaran sakubun mahasiswa Tingkat III Prodi Pendidikan Bahasa Jepang FKIP UR, mahasiswa diminta untuk membuat karangan

(2011) menunjukkan bahwa secara morfologi kacang komak yang termasuk jenis Lablab purpureus (L.) Sweet memiliki variasi morfologi warna hitam, hitam keunguan, coklat

Gambar Hewan Normal, Setelah Induksi Monosodium Glutamat dan Setelah Pemberian Serbuk Effervescent Daun Jati Belanda. (a)