EXECUTIVE SUMMARY
Laporan Akuntabilitas Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan pembangunan koperasi dan UKM di Indonesia pada periode tahun anggaran 2011. Laporan ini juga sekaligus merupakan bentuk evaluasi terhadap capaian kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun anggaran 2011.
Adapun pengukuran capaian kinerja dilakukan berdasarkan RENSTRA periode tahun 2010‐2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan cara mencapai tujuan dan sasaran melalui kebijakan, program dan kegiatan. Secara khusus pengukuran kinerja dilakukan menurut 8 sasaran yang ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama Kementerian Koperasi dan UKM sebagaimana telah ditetapkan selama 5 tahun. Berdasarkan pelaksanaan program dan kegiatan dapat dikatakan bahwa hasil nilai capaian kinerjanya berjalan dengan sangat baik. Meskipun capaian kinerja ada yang di bawah target capaian, namun hal tersebut dikarenakan aspek‐aspek yang berkaitan langsung dengan faktor teknis dan kondisi yang tidak terduga di lapangan. Kemudian hal yang cukup mengembirakan karena dari keseluruhan program dan kegiatan lebih dari 97% di antaranya nilai capaian kinerjanya di atas rata‐rata (100%), bahkan jauh di atas rata‐rata, dengan tingkat partisipasi yang besar dari stakeholder dan kemampuan melakukan efisiensi.
Sebagai catatan untuk melakukan perbaikan ke depan, harus dilakukan berbagai langkah‐langkah dan kebijakan yang lebih intensif untuk mempertajam aspek output dan outcame dari kegiatan dan program kedeputian yang saling bersinergi sesuai dengan sasaran strategis Kementerian Koperasi dan UKM. Hal ini dipandang sangat penting, mengingat pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UMKM adalah salah satu langkah strategis yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
KATA
PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2011 ini merupakan bentuk pertanggung jawaban, atas amanah yang diemban oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam menjalankan upaya pemberdayaan Koperasi dan UKM di tanah air. Laporan ini juga diharapkan sebagai dasar untuk memperbaiki capaian efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tupoksi, dalam upaya mencapai misi dan visi, Kementerian Koperasi dan UKM.
Oleh karena itu, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mutlak diperlukan, tidak saja sebagai landasan bagi proses penyelenggaraan pemerintah yang ideal, tetapi lebih dari itu juga sebagai persyaratan mendasar untuk mencegah penyalahgunaan kewenangan, dan menjamin terselenggaranya pelaksanaan kewenangan untuk mencapai tujuan nasional, yang diterima secara luas dengan tingkat efesiensi dan efektivitas hasil yang maksimal.
Selanjutnya laporan ini diharapkan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran yang utuh tentang program yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah selama tahun anggaran 2011, dan hubungannya dengan pelaksanaan program tahun sebelumnya. Dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM telah berupaya keras untuk menjalankan amanat pemberdayaan Koperasi dan UKM, sesuai dengan misi dan visinya, dengan sebaik‐baiknya.
Secara detail laporan ini merupakan hasil pengukuran kinerja kegiatan dan capaian sasaran dalam Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2010‐2014. Selaras dengan itu telah pula ditetapkan Rencana Kerja Tahunan Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Koperasi dan UKM periode 2010‐2014, yang menjadi dasar dan panduan dalam mencapai target serta pengukuran kinerja kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh unit kerja di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM secara periodik dan berkesinambungan.
Selanjutnya laporan ini diharapkan menjadi pendorong peningkatan kinerja dan koreksi konstruktif, agar di masa yang akan datang pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan lebih baik lagi. Laporan ini juga diharapankan menjadi sarana komunikasi yang efektif bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap upaya pemberdayaan Koperasi dan UKM di tanah air. Sekaligus sebagai bentuk untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, khususnya kepada Kementerian Koperasi dan UKM.
Jakarta, Maret 2012 Menteri Negara, Draft :
1. Plt. Sekretaris Kementerian : .../... 2. Kepala Biro Perencanaan : .../...
DAFTAR
ISI
EXECUTIVE SUMMARY ...... KATA PENGANTAR ...... DAFTAR ISI ...... BAB I PENDAHULUAN ...... I. Kedudukan
...
...
II. Tugas pokok dan fungsi
...
...
II. Struktur organisasi
...
...
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS ...... I. Visi dan Misi
...
...
1. Pernyataan Visi
...
...
2. Pernyataan Misi
...
...
II. Tujuan ...
III. Sasaran Umum ...
IV. Sasaran Strategis ... ...
V. Arah Kebijakan dan Strategi ...
VI. Pengembangan Program dan Kegiatan ...
VII. Program/Kegiatan dan Rencana Kerja Berdasarkan Unit Eselon I …….
VIII. Rencana Kinerja Tahun 2011 ...
BAB III ANALISIS KINERJA ... I. Evaluasi Kinerja ... i ii iv 1 1 1 2 5 6 6 6 6 7 7 9 14 19 25 32 33
Sasaran I : Peningkatan Jumlah dan Peran KUMKM Dalam
Perekonomian Nasional ...
Sasaran II : Peningkatan Daya Saing Produk KUKM ...
Sasaran III : Peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan
prasaran produksi KUMKM ...
Sasaran IV : Pengembangan Pemasaran Produk Koperasi dan
UMKM...
Sasaran V : Penyediaan Akses Pembiayaan KUMKM ...
Sasaran VI : Pengembangan Wirausaha KUKM Baru ...
Sasaran VII : Perbaikan Iklim Usaha yang Lebih Berpihak pada
KUMKM ...
Sasaran VIII : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya di Bidang Koperasi dan UKM...
II. Analisis Keuangan ...
BAB IV PENUTUP ... A. Kesimpulan …………...………... B. Saran ………..………... 33 37 39 41 46 50 54 58 60 64 64 66
BAB
I
PENDAHULUAN
Laporan Akuntabilitas Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2011 ini diawali dengan paparan tentang keberadaan, kedudukan, tugas dan fungsi Kementerian Koperasi dan UKM dalam tata pemerintah Republik Indonesia. Keberadaan Kementerian Negara termasuk dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM diatur secara khusus dalam Undang‐Undang No. 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Undang‐Undang tersebut telah dijabarkan dalam Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, dan Peraturan Presiden RI Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010.
Selaras dengan maksud laporan ini disusun, serta untuk mempertegas dan memperjelas kedudukan, tugas dan fungsi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah perlu kiranya terlebih dahulu dijabarkan hal‐hal yang berhubungan dengan hal tersebut, sebagai berikut:
I.
KEDUDUKAN
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 dan Peraturan Presiden RI Nomor 24 tahun 2010, menyatakan bahwa:
1. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
2. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dipimpin oleh Menteri Negara Koperasi
II.
TUGAS DAN FUNGSI
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi‐fungsi, sebagai berikut:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;.
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; dan
5. Penyelenggaraan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sesuai dengan undang‐undang di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.
Terkait dengan fungsi di atas, beberapa Undang‐undang juga secara eksplisit mengamanahkan Kementerian Negara Koperasi dan UKM, melaksanakan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UKM. Ruang lingkup penugasan yang berkaitan erat dengan bidang koperasi dan UMKM, terutama termaktub dalam UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian, UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Fungsi teknis dalam lingkup pemberdayaan ini menjadi sangat penting, sehingga Kementerian Koperasi dan UKM dapat berperan secara langsung dalam proses pemberdayaan KUKM di masyarakat.
III.
STRUKTUR ORGANISASI
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Koperasi dan UKM diatur secara khusus dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Adapun penjabarannya diatur dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 05/Per/M.KUKM/IX/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah. Susunan organisasi eselon I Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, terdiri atas :
1. Sekretariat Kementerian;
2. Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 3. Deputi Bidang Produksi;
4. Deputi Bidang Pembiayaan;
6. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia; 7. Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha;
8. Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi; 9. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga;
10. Staf Ahli Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi; 11. Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional;
12. Staf Ahli Bidang Pemanfaatan Teknologi; dan
13. Staf Ahli Bidang Pengembangan Iklim Usaha dan Kemitraan.
Jajaran struktural di bawah Sekretaris Menteri meliputi Kepala Biro, Kepala Bagian dan Subbagian yang dikordinasi oleh seorang Sekretaris Menteri. Sedangkan Deputi dibantu oleh Asisten Deputi (ASDEP), Kepala Bidang, dan Subbidang dikoordinasi oleh masing‐masing Deputi.
Adapun untuk bagian pengawasan secara khusus dilakukan oleh Inspektorat yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri Negara Koperasi dan UKM yang secara administrasi dikordinasikan oleh Sekretaris Menteri. Untuk lebih jelasnya, berikut disampaikan gambar struktur organisasi Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia:
STRUKTUR ORGANISASI
KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KOPERASI DAN UKM
DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA UKM DAN KOPERASI DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA ASDEP URUSAN PERATURAN PER-UU-AN ASDEP URUSAN PENGENDALIAN & AKUNTABILITAS ASDEP URUSAN KEANGGOTAAN KOPERASI ASDEP URUSAN TATALAKSANA KOPERASI & UKM
ASDEP URUSAN KETENAGALISTRIKAN
DAN ANEKA USAHA ASDEP URUSAN INDUSTRI. KERAJINAN & PERTAMBANGAN ASDEP URUSAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN ASDEP URUSAN PEMBIAYAAN DAN PENJAMINAN KREDIT ASDEP URUSAN ASURANSI DAN JASA KEUANGAN ASDEP URUSAN PERMODALAN ASDEP URUSAN INFORMASI DAN PUBLIKASI BISNIS ASDEP URUSAN KEMITRAAN DAN JARINGAN USAHA ASDEP URUSAN SARANA&PRASARANA PEMASARAN ASDEP URUSAN ADVOKASI ASDEP URUSAN MONITORING DAN EVALUASI DIKLAT KUKM ASDEP URUSAN PERAN SERTA MASYARAKAT ASDEP URUSAN PENGEMB. SISTEM BISNIS ASDEP URUSAN FASILITASI INVESTASI UKMK ASDEP URUSAN PEMBERDAYAAN LEMB. PENGEMB. BISNIS ASDEP URUSAN PENGEMBANGAN PERKADERAN UKMK ASDEP URUSAN PENELITIAN SUMBER DAYA ASDEP URUSAN
ORGANISASI & BADAN HUKUM KOPERASI ASDEP URUSAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKURTURA ASDEP URUSAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN ASDEP URUSAN PROGRAM PENDANAAN ASDEP URUSAN PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN SP. ASDEP URUSAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI ASDEP URUSAN EKSPOR-IMPOR ASDEP URUSAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASDEP URUSAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN KOPERASI ASDEP URUSAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU ASDEP URUSAN RESTRUKTURISASI USAHA ASDEP URUSAN PENELITIAN KOPERASI ASDEP URUSAN PENELITIAN UKM DEPUTI BIDANG PRODUKSI DEPUTI BIDANG PAMASARAN DAN JARINGAN USAHA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN
MENTERI NEGARA
BIRO PERENCANAAN BIRO UMUM1. SA. Meneg Bidang Hubungan Antar Lembaga 2. SA. Meneg Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi 3. SA. Meneg Bidang Hubungan Internasional 4. SA. Meneg Bidang Pemanfaatan Teknologi
5. SA. Meneg Bidang Pengembangan Iklim Usaha dan Kemitraan
STAF AHLI
BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT KEMENTERIAN INSPEKTORAT
BAB
II
PERENCANAAN
STRATEGIS
RENSTRA Kementerian Koperasi dan UKM periode 2010‐2014 merupakan
kerangka teknis yang jelas dan terukur dalam pemberdayaan koperasi dan UKM
dalam lima tahun. Selaras dengan visi bangsa yang berdaya saing, sebagaimana
diamanahkan RPJPN periode 2005‐2025, arah pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ditujukan pada pengembangan koperasi dan UMKM yang
berbasis iptek dan berdaya saing. Sedangkan agar berlangsung proses pembangunan
yang merata dan berkeadilan maka arah pemberdayaan koperasi dan UMKM ditujukan
pada peningkatan posisi tawar dan efisiensi dalam rangka meningkatkan produktivitas
usaha koperasi dan UMKM.
Dalam periode lima tahun mendatang, sesuai dengan RPJMN periode 2010‐
2014, strategi pemberdayaan koperasi dan UMKM diarahkan kepada pembangunan
kompetensi inovasi dan teknologi sehingga dapat lebih berperan dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta dapat meningkatkan posisi tawar dan
efisiensi usaha secara lebih terstruktur dan terlembaga melalui perkoperasian. Untuk
itu, perlu diperbaiki lingkungan usaha yang lebih kondusif bagi peningkatan daya saing
koperasi dan UMKM. Seiring dengan itu, perlu juga dilakukan peningkatan akses usaha
koperasi dan UMKM kepada sumber daya produktif, serta ditingkatkan juga kapasitas,
kompetensi, dan produktivitas usaha.
Tentu saja perencanaan pemberdayaan koperasi dan UKM ini dengan
memperhatikan berbagai faktor internal berupa kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness), serta faktor eksternal berupa peluang (opportunity) dan ancaman (threat)
yang melingkupi keberadaan institusional Kementerian maupun koperasi dan UKM.
Atas dasar itu Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan visi, misi, tujuan,
sasaran, arah kebijakan dan strategi pencapaiannya berikut program dan kegiatan
pemberdayaan koperasi dan UMKM yang dijabarkan lebih lanjut dalam laporan ini.
I.
VISI
DAN
MISI
1. Pernyataan Visi
Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya, Kementerian Koperasi dan UKM
telah menetapkan visi, yaitu:“Menjadikan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(KUMKM) Sehat dan Kuat”
2. Pernyataan Misi
Untuk mencapai visi di atas Kementerian Koperasi dan UKM menetapkan misi yaitu: “Memberdayakan Koperasi dan UMKM untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, memperluas kesempatan kerja dan menurunkan jumlah kemiskinan dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi”.
II.
TUJUAN
1. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian
Nasional melalui:
a. Meningkatkan jumlah koperasi yang sehat, kuat dan dipercaya.
b. Meningkatkan peran dan kontribusi Koperasi dan UMKM dalam
perekonomian nasional.
2. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM melalui :
a. Mengembangkan kebijakan dan program‐program pemberdayaan Koperasi
dan UMKM berdasarkan hasil kajian.
b. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan keterampilan SDM Koperasi dan
UMKM.
3. Peningkatan Daya Saing Produk Koperasi dan UKM melalui Meningkatkan
kemampuan Koperasi dan UKM dalam mengembangkan produk‐produk kreatif,
inovatif, berkualitas dan berdaya saing.
4. adaPeningkatan Pemasaran Produk Koperasi dan UKM melalui peningkatkan
kelembagaan dan jaringan pemasaran serta pangsa pasar produk Koperasi dan
UKM.
5. Meningkatkan Akses Pembiayaan Koperasi dan UMKM melalui penyediaan
skema dan memperluas akses pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan
Koperasi dan UMKM.
6. Pengembangan Wirausaha Koperasi dan UMKM baru melalui:
b. Meningkatkan kesadaran berwirausaha sebagai budaya dan mengembangkan kewirausahaan di kalangan masyarakat.
7. Perbaikan Iklim Usaha yang Lebih Berpihak kepada Koperasi dan UMKM melalui:
a. Meningkatkan kualitas layanan publik yang transparan, akuntabel dan
kredibel.
b. Menyediakan peraturan perundang‐udangan yang lebih berpihak pada
Koperasi dan UMKM.
III.
SASARAN
UMUM
1. Terciptanya iklim usaha yang konsusif bagi kebangkitan daya saing KUMKM.
2. Berkembangnya usaha koperasi yang berskala besar sesuai dengan kompetensi
dan jati diri koperasi.
3. Meningkatnya dukungan dan partisipasi masyarakat dalam rangka penumbuhan
kesadaran berkoperasi dan berwirausaha
4. Meningkatnya jumlah KUMKM yang berkualitas dan semakin berperan dalam
menumbuhkan wirausaha baru.
5. Memperluas cakupan dan keterkaitan usaha KUMKM dalam menghadapi
persaingan global
IV.
SASARAN
STRATEGIS
1. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian Nasional
dengan:
a. Meningkatkan koperasi berkualitas (2%) pertahun dan tumbuhnya (5%)
jumlah koperasi secara Nasional.
b. Meningkatnya rata‐rata jumlah penyerapan tenaga kerja Koperasi dan
UMKM sebesar (5%) per tahun. c. Meningkatnya rata‐rata nilai investasi Koperasi dan UMKM sebesar 10% per tahun. 2. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM dengan : a. Meningkatnya jumlah SDM Koperasi dan UMKM yang mengikuti Diklat. b. Terselenggaranya diklat kewirausahaan bagi para sarjana calon wirausaha.
c. Meningkatnya jumlah tempat praktek keterampilan usaha pada lembaga
pendidikan pedesaan.
e. Tersedianya model‐model praktek terbaik (best practices) internasional bagi pemberdayaan Koperasi.
f. Berkembangnya Koperasi dan UMKM dalam penerapan IT dan teknologi
tepat guna.
3. Peningkatan daya saing produk KUKM dengan :
a. Meningkatnya penggunaan produk Koperasi dan UMKM dalam negeri.
b. Menjaga 65% pangsa pasar Koperasi dan UMKM di bidang bisnis retail.
c. Meningkatnya ekspor non migas UMKM sehingga pangsa terhadap ekspor
non migas nasional minimal sebesar 20% pertahun.
4. Pengembangan kemitraan KUKM dengan pelaku usaha melalui: Meningkatnya
jumlah dan kualitas kemitraan usaha. 5. Peningkatan pemasaran produk KUKM dengan : a. Tumbuh dan berkembanganya trading house di seluruh propinsi. b. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana produksi dan pemasaran. c. Meningkatnya promosi produk Koperasi dan UMKM d. Meningkatnya jumlah dan kualitas warung retail modern milik Koperasi dan UMKM.
e. Memperkuat permodalan dan pemasaran produk Koperasi dan UMKM di
sentra‐sentra termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.
f. Mewujudkan Smesco UKM menjadi Icon Industry kreatif dan pemberdayaan
KUKM Nasional.
6. Penyediaan akses pembiayaan KUMKM dengan :
a. Kredit Usaha Rakyat (KUR) terdistribusi 20 T/tahun
b. Tersedianya SKIM pembiayaan yang mudah, terjangkau dan cepat, dan
penjaminan bagi Koperasi dan UMKM.
c. Meningkatnya jumlah dan kualitas KSP/USP dan lembaga pembiayaan
lainnya.
d. Meningkatnya penyelenggaraan, pengembangan dan pengawasan KSP/USP.
e. Memperkuat permodalan dan pemasaran produk Koperasi dan UMKM di
sentra‐sentra termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.
7. Pengembangan wirausaha KUKM baru dengan terciptanya 5.000 wirausaha baru
dari kalangan sarjana.
8. Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak pada KUMKM dengan :
a. Terselenggarakannya penataan birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang
efektif, efisien dan bertanggungjawab.
b. Tersedia dan terlaksananya peraturan perundang‐undangan dan kebijakan
c. Terciptanya keselarasan program dan kegiatan dalam pemberdayaan
Koperasi dan UKM melalui koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat,
propinsi, kabupaten dan kota.
d. Tersedianya kajian dasar, kebijakan dan terapan yang prospektif dalam
pemberdayaan Koperasi dan UMKM.
e. Sistem informasi KUKM on‐line
V.
ARAH
KEBIJAKAN
DAN
STRATEGI
Dengan mempertimbangkan kondisi internal maupun eksternal ke depan,
Kementerian Koperasi dan UKM, telah menetapkan 5 (lima) arah kebijakan prioritas
bidang pemberdayaan koperasi dan UMKM yang akan ditempuh dalam periode lima
tahun mendatang. 1. Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi koperasi dan UMKM. 2. Peningkatan akses kepada sumber daya produktif. 3. Pengembangan produk dan pemasaran bagi koperasi dan UMKM. 4. Peningkatan Daya Saing SDM koperasi dan UMKM. 5. Penguatan kelembagaan koperasi.
Secara spesifik, dalam rangka mencapai hasil akhir yang optimum Kementerian
Koperasi dan UKM telah menetapkan strategi pemberdayaan koperasi dan UKM sebagai berikut:
V. 1. Strategi Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UMKM
Aspek penting dalam peningkatan iklim usaha adalah pengembangan
perundang‐undangan dan kebijakan yang memudahkan dan berpihak pada tumbuh
kembangnya koperasi dan UMKM secara nasional. Termasuk dalam hal ini adalah:
Penataan peraturan perundang‐undangan di bidang koperasi dan UMKM;
Sinkronisasi peraturan perundang‐undangan tingkat nasional dan daerah (Peraturan daerah, Peraturan Bupati dan Peraturan Walikota).
Di sisi lain perlu pula untuk melakukan pengembangan berbagai kebijakan
bidang LKM dan KSP/KJKS; pembentukan forum dan peningkatan koordinasi;
Peningkatan kemampuan dan kualitas aparat khususnya di daerah, pengembangan
dan dukungan kegiatan kajian terapan seperti OVOP dalam rangka peningkatan nilai
tambah Produk Unggulan; Pengembangan hasil Kerjasama Internasional;
Pengembangan model dalam Penerapan teknologi dan hasil‐hasil kajian dan
penelitian yang sesuai dengan kebutuhan dan skala usaha koperasi dan UMKM;
Pengembangan dan peningkatan kualitas informasi koperasi dan UMKM, termasuk
V. 2. Strategi Peningkatan Akses Kepada Sumber Daya Produktif
Peningkatan akses kepada sumber daya produktif di antaranya berkaitan
secara langsung dengan pembiayaan. Oleh karena itu strategi
pengembangannya ditujukan pada penguatan permodalan bagi koperasi dan
UMKM dalam berbagai bentuk skim kredit, khususnya Kredit Usaha Rakyat
(KUR), dan berbagai bentuk skim lainnya yang berkesesuaian dengan kondisi dan
kebutuhan koperasi dan UMKM, termasuk pembiyaan setelah sertifikasi tanah.
Untuk memberikan cakupan yang lebih luas, selain dukungan dan pembiayaan
langsung kepada pelaku usaha, pengembangan ditujukan pada LKM yaitu
KSP/USP‐Koperasi baik konvensional maupun syariah. Dalam hal ini perlu
diupayakan solusi penurunan suku bunga pinjaman dan berbagai kemudahan
lain, khususnya bagi kredit mikro dan kecil.
Selain aspek dukungan pembiayaan, dalam rangka restrukturisasi usaha
perlu dikembangkan berbagai bentuk peningkatan dan atau perbaikan struktur
kemampuan usaha yang berkaitan langsung dengan pembiayaan bagi koperasi
dan UMKM, dalam bentuk restrukturisasi manajemen dan kelembagaan usaha,
peningkatan produktivitas dan mutu, pemberdayaan lembaga pengembangan
bisnis, fasilitasi investasi koperasi dan UMKM dan pengembangan sistem bisnis.
Dalam rangka memberikan layanan pembiayaan secara spesifik kepada
koperasi dan UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM telah menugaskan
Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB‐KUKM) yang secara khusus memberikan
pinjaman dan bentuk pembiayaan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan
Koperasi dan UMKM. Lingkup pembiayaan dilakukan dalam bentuk pembiayaan
kepada koperasi sektor rill; Pinjaman kepada koperasi dan UMKM strategis melalui
lembaga perantara; Pembiayaan kepada koperasi dan UMKM melalui Perusahaan
Modal Ventura (PMV); Pembiayaan kepada KSP/USP koperasi primer dan/atau
KJKS/UJKS koperasi primer; Pembiayaan kepada UMK melalui KJKS dan UJKS
koperasi sekunder; dan Pembiayaan kepada UKM melalui KSP dan USP koperasi
sekunder.
V. 3. Strategi Pengembangan Produk dan Pemasaran bagi Koperasi dan UMKM
Peningkatan produksi merupakan mata rantai dalam pengembangan
pemasaran dan jaringan usaha koperasi dan UMKM. Koordinasi antara produksi
dan pemasaran mutlak dilakukan untuk mengarahkan pada upaya
Aspek penting dalam produksi adalah peningkatan nilai tambah dengan
pemanfaatan teknologi yang dipandu oleh perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya nano teknologi, yang kaya inovasi produk. Adapun aspek penting
dalam pemasaran dan penguatan jaringan usaha ditujukan pada penguasaan
pasar dalam negeri dan peningkatan pasar ekspor.
Dalam kaitan itu, secara khusus Kementerian Koperasi dan UKM telah
menugaskan Lembaga Layanan Pemasaran KUKM (LPP‐KUKM) sebagai unit bisnis
yang mandiri, tetapi tetap merupakan unit kerja di bawah Kementerian untuk
memberikan fasilitasi promosi produk KUKM di pasar domestik maupun
internasional. Lingkup kegiatannya adalah promosi produk unggulan, menyediakan
informasi pasar, dan menyediakan sumber daya manusia untuk menjalankan fungsi pemasaran dan pelatihan pemasaran produk KUKM.
V. 4. Strategi Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UMKM
Pengembangan sumber daya manusia merupakan bagian dari upaya
penumbuhan kualitas dan jumlah wirausaha. Dalam hal ini aspek penting dalam
pengembangan SDM berkaitan dengan kewirausahaan, perkoperasian,
manajerial, keahlian teknis dan keterampilan dasar (live skill). Upaya Peningkatan
Dayasaing SDM Koperasi dan UMKM dilakukan dengan:
a. Pengembangan sistem penumbuhan wirausaha baru dengan cara merumuskan
dan mengembangkan kebijakan; mendorong, mengembangkan dan membantu
pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian;
memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan; serta membentuk dan
mengembangkan lembaga diklat untuk melakukan pendidikan, pelatihan,
penyuluhan, motivasi dan kreatifitas bisnis, keahlian teknis dan keterampilan
dasar (live skill) dan penciptaan wirausaha baru.
b. Penerapan standar kompetensi dan sertifikasi SDM pengelola koperasi jasa
keuangan dengan cara merumuskan dan mengembangkan kebijakan;
meningkatkan keterampilan teknis pengelolaan keuangan dan manajerial.
c. Peningkatan kapasitas SDM koperasi dan UMKM dengan cara merumuskan
dan mengembangkan kebijakan; Pengembangan wira koperasi,
pengembangan keahlian dan keterampilan teknis (alih teknologi dan inovasi produk/nano‐teknologi) dan peningkatan penerapan manajemen modern.
d. Pengembangan kelembagaan diklat KUMKM dengan cara merumuskan dan
mengembangkan kebijakan; revitalisasi dan penumbuhan lembaga diklat
dan inkubator melalui kerjasama dan kemitraan dengan perguruan tinggi,
V. 5. Strategi Penguatan Kelembagaan Koperasi
Upaya penguatan kelembagaan koperasi dan UMKM, selain tujukan pada
peningkatan kualitas kelembagaan, juga dilakukan untuk meningkatkan jumlah
pelaku usaha. Oleh karena itu strategi penguatan kelembagaan, merupakan
bentuk penataan kelembagaan baik dalam arti legal formal, maupun
peningkatan akuntabilitas pegelolaan kelembagaan koperasi.
Aspek penting dalam pengutan kelembagaan ini berkaitan dengan Peningkatan
kualitas kelembagaan Koperasi termasuk dalam hal ini adalah pemeringkatan
koperasi dengan melakukan upaya meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi
secara berjenjang melalui membangunkan (awakening), pemberdayaan
(empowering), pengembangan (developing), penguatan (strengthening); Penataan
administrasi dan evaluasi pemberian badan hukum koperasi; Gerakan Masyarakat
Sadar Koperasi (Gemas‐KOP); Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidang kelembagaan dan pemberdayaan KUMKM; serta Revitalisasi Fungsi
Kelembagaan Koperasi.
V. 6. Strategi Umum
a. Strategi Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM terkait secara langsung
dengan pembina koperasi, yakni seluruh jajaran Kementerian Koperasi dan
UKM dan dinas/lembaga/badan yang menanggani koperasi dan UKM di
propinsi dan kabupaten/kota. Oleh karena itu perlu pengembangan dan
peningkatan tata kelola organisasi dan kualitas kinerja serta
pertanggungjawaban publik, serta peningkatan akuntabilitas dan
pengawasan (keinspektoratan).
Dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,
Kementerian Koperasi dan UKM perlu merubah semangat birokrasi model
lama, menjadi kekuatan organisasi yang mengedepankan nilai‐nilai
profesional, kewirausahaan dan corporateness. Keinginan untuk melakukan
perubahan demikian, disadari telah menjadi bagian penting dalam proses
pembangunan pada masa kini dan mendatang. Terlebih lagi masyarakat
telah semakin kritis dan berani dalam menyampaikan kritik dan penilaian
terhadap kinerja pemerintah.
Asas‐asas umum dalam penyelenggaraan negara meliputi asas
umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, dan akuntabilitas.
Perlu digarisbawahi bahwa aspek pentingnya adalah pelayanan dan bukan
mencari keuntungan tetapi bersifat pemberdayaan. Peningkatan kualitas
dan kapasitas aparatur baik secara struktural maupun fungsional harus
dilakukan secara gradual.
Penataan secara mendasar kondisi struktur dan fungsi aparatur yang
membidangi koperasi dan UKM perlu dilakukan, terutama dengan merubah mindset menjadi kekinian yang mengedepankan kinerja (birokrasi berbasis
kinerja), dengan tanpa menghilangkan tugas dan wewenangnya sebagai
organisasi pemerintah. Dalam hal ini perubahan dilakukan sejak tahap
rekrutmen, perkembangan karier secara transparan, akuntabel dan
berdasarkan prestasi (merit based), serta aturan disiplin dan pemberhentian
pegawai negeri sipil.
Dalam rangka meningkatkan kinerja dilakukan dengan memerbaiki
prosedur kerja (business process), pemanfaatan teknologi untuk
peningkatan kecepatan dan keakuratan layanan, dan mengatur kembali
struktur organisasi agar makin efisien dan efektif dalam menjalankan fungsi
pelayanan publik, regulasi, pengawasan dan penegakan aturan. Terkait
dengan itu maka perlu perbaikan remunerasi sehingga makin
mencerminkan resiko, tanggung jawab, beban kerja yang realistis dan
berimbang. Di sisi lain perlu pula memperbaiki sistem dan tunjangan
pensiun agar mencerminkan imbalan prestasi yang manusiawi namun tetap dapat dipenuhi oleh kemampuan anggaran.
Adapun untuk melakukan peningkatan capaian kinerja dilakukan
dengan pengawasan kinerja dan dampak reformasi, termasuk
pemberantasan korupsi dan penerapan disiplin dan hukuman yang tegas
bagi pelanggaran sumpah jabatan, aturan, disiplin, dan etika kerja birokrasi. Selaras dengan itu perlu ditingkatkan transparansi dan akuntabilitas layanan
pemerintahan dengan perumusan standar pelayanan minimum yang
diketahui masyarakat beserta pemantauan pelaksanaannya oleh
masyarakat.
b. Strategi Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian
Dukungan sarana dan prasarana sangat menentukan berhasil tidaknya
pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UKM. Namun demikian perlu
dicatat bahwa sarana prasarana yang ada perlu dimanfaatkan dengan baik
program dan kegiatan. Dalam kaitan itu perlu peningkatan, pembenahan
dan pembangunan kembali beberapa sarana dan prasarana yang memadai
yang secara langsung berpegaruh terhadap peningkatan kinerja program
dan kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM di tanah air.
VI.
PENGEMBANGAN
PROGRAM
DAN
KEGIATAN
Dengan memperhatikan berbagai aspek sebagaimana telah diuraikan secara
panjang lebar, khususnya menyangkut penugasan sesuai RPJPN periode 2005‐2025 dan
RPJMN 2010‐2014, dan sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 47 tahun
2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, dan Peraturan
Presiden RI Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian
Negara, serta Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I, serta amanah UU No.
25/1992 tentang Perkoperasian, UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, yang menugaskan Kementerian Koperasi dan UKM untuk
menyelenggarakan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi, usaha mikro,
kecil dan menengah. Atas dasar itu Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan
program dan kegiatan sebagai berikut: A. Program Generik A. 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya a. Pelaksanaan Anggaran dan Penatausahaan dan Inventarisasi BMN b. Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender Bidang KUMKM c. Evaluasi, Pelaporan, Data dan Informasi d. Peningkatan Kerjasama Luar Negeri Bidang KUMKM e. Perencanaan Penyusunan Program dan Koordinasi f. Pengawasan g. Pemeliharaan (Langganan daya dan jasa) h. Kehumasan dan pendidikan pelatihan aparatur i. Dukungan pemberdayaan KUKM di daerah
A. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Koperasi
dan UKM a. Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender Bidang KUMKM b. Pengembangan Pusdiklat Terpadu Peningkatan SDM KUKM di Cisarua Bogor c. Pengembangan Wisma SMESCO KUKM dan Rumah Dinas Pejabat Eselon I dan II Jend. Gatot Subroto d. Pengembangan Pusat Bisnis KUMKM Jl. MT. Haryono Kav. 52‐53 Jakarta Selatan.
e. Rehabilitasi/Perbaikan Sarana dan Prasarana Kantor.
B. Program Teknis
Program Teknis Kementerian Koperasi dan UKM adalah Program Pemberdayaan
Koperasi dan UMKM.
B.1. Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UMKM
Kegiatan prioritas sesuai RPJMN 2010‐2014, dalam rangka peningkatan iklim
usaha yang kondusif bagi koperasi dan UMKM, sebagai Prioritas Bidang Pembangunan
Nasional adalah:
1. Penataan peraturan perundang‐undangan terkait perkoperasian, LKM,
pendaftaran dan perijinan usaha, lokasi usaha, penggunaan produksi dalam
negeri, dan penyebarluasan teknologi tepat guna, beserta ketentuan
pelaksanaannya.
2. Peninjauan dan penghapusan berbagai pungutan yang merugikan koperasi dan
UMKM, baik yang sektoral maupun spesifik daerah
3. Pembentukan forum koordinasi pemberdayaan koperasi dan UMKM
Selain kegiatan prioritas di atas, kegiatan Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif
bagi Koperasi dan UMKM yang mendapatkan perhatian besar di lingkungan
Kementerian Koperasi dan UKM adalah:
1. Perluasan penerapan penilaian dampak regulasi/kebijakan nasional dan daerah
terhadap perkembangan dan kinerja koperasi dan UMKM
2. Peningkatan koordinasi lintas pelaku tingkat nasional dalam pemberdayaan
koperasi dan UMKM di bidang kelembagaan
3. Peningkatan koordinasi lintas pelaku dalam penyelarasan upaya‐upaya
pemberdayaan koperasi dan UMKM di tingkat nasional di bidang restrukturisasi usaha
4. Peningkatan koordinasi lintas pelaku dalam penyelarasan upaya‐upaya
pemberdayaan koperasi dan UMKM di tingkat nasional di bidang pemasaran dan jaringan usaha
5. Peningkatan koordinasi lintas pelaku dalam penyelarasan upaya‐upaya
pemberdayaan koperasi dan UMKM Bidang Produksi di tingkat nasional
6. Koordinasi dan sinkronisasi Pengembangan SDM KUMKM
B.2. Peningkatan Akses terhadap Sumber Daya Produktif
Kegiatan Prioritas Nasional Penanggulangan Kemiskinan sesuai RPJMN 2010‐
2014, dalam rangka peningkatan akses terhadap sumber daya produktif, substansi inti
adalah Kredit Usaha Rakyat melalui :
1. Perluasan pelayanan kredit/ pembiayaan bank bagi koperasi dan UMKM, yang
didukung pengembangan sinergi dan kerja sama dengan lembaga keuangan/
pembiayaan lainnya.
2. Peningkatan peran lembaga keuangan bukan bank, seperti KSP/KJKS,
perusahaan modal ventura, anjak piutang, sewa guna usaha, pegadaian serta
Lembaga Penjaminan Kredit dalam mendukung pembiayaan bagi koperasi dan
UMKM
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan lembaga keuangan
mikro (LKM), termasuk untuk akreditasi dan sertifikasi pelayanan LKM, termasuk LKM yang berbadan hukum koperasi.
4. Revitalisasi sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian bagi
anggota dan pengelola koperasi, serta calon anggota dan kader koperasi.
Kegiatan prioritas bidang sesuai RPJMN 2010‐2014, dalam rangka peningkatan
akses terhadap sumber daya produktif, sebagai Prioritas Bidang Pembangunan Nasional adalah:
1. Peningkatan peran Pemda, BUMN dan lembaga swadaya masyarakat dalam
penyediaan dukungan pembiayaan bagi koperasi dan UMKM, yang didukung
penyelarasannya dengan program‐program pembiayaan nasional bagi koperasi
dan UMKM.
2. Penyediaan skim‐skim pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas
usaha mikro, seperti dana bergulir, bantuan sosial tanggung renteng.
3. Dukungan pengenalan teknologi bagi usaha skala mikro dan kecil, tidak
terkecuali bagi sektor informal.
4. Pemasyarakatan dan pembinaan kewirausahaan dan budaya usaha bagi
masyarakat, termasuk usaha skala mikro dan kecil.
Sedangkan kegiatan peningkatan akses terhadap sumber daya produktif di
lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang terkait dengan kegiatan prioritas di
atas adalah:
1. Pengembangan Pembiayaan dan Penjaminan Kredit serta Pengambangan Sektor
Strategis
2. Pengembangan dan peningkatan kualitas informasi koperasi dan UMKM,
termasuk pengembangan sistem dan jaringan informasinya.
3. Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagi UMKM yang berbasis inovasi
4. Program Pembiayaan Dana Bergulir KUMKM
5. Pengembangan Pendanaan Bagi KUMKM Termasuk Penyediaan Dana Bagi
Pelaku Usaha Mikro dan Pengembangan Sistem Jaringan Informasi Pembiayaan
6. Pengembangan dan Pengendalian Simpan Pinjam Termasuk Pendirian Lembaga
Pengembangan dan Pengawasan KSP/KJKS dan Induk Pembiayaan LKM (APEX
LKM). 7. Pengembangan Permodalan, Kredit Program dan Skim Kredit Lainnya. 8. Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan, Penerapan Kebijakan. 9. Perpajakan, dan Sinergi Pembiayaan melalui anggaran daerah. 10. Pengembangan Pembiayaan dan Penjaminan Kredit Termasuk Pendirian LPS Bagi Anggota KSP/KJKS.
11. Penyusunan blueprint Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan.
12. Penyediaan sistem insentif bagi penerapan standar kualitas produk dan jasa
yang dihasilkan koperasi dan UMKM.
13. Pengembangan sistem jaring pengaman dan perlindungan usaha bagi koperasi
dan UMKM, termasuk advokasi hukum terkait persaingan usaha dan HaKI.
14. Pengembangan jasa pendampingan dan konsultasi keuangan bagi koperasi dan
UMKM.
15. Dukungan sistem insentif bagi penyedia jasa pengembangan dan
penyelenggaraan pendampingan usaha bagi koperasi dan UMKM, terkait aspek‐ aspek teknologi, manajemen, pemasaran, informasi, dan kerja sama usaha.
B.3. Pengembangan Produk dan Pemasaran bagi Koperasi dan UMKM
Kegiatan prioritas bidang sesuai RPJMN 2010‐2014, dalam rangka
pengembangan produk dan pemasaran bagi koperasi dan UMKM, meliputi:
1. Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagi UMKM yang berbasis inovasi dan
berorientasi ekspor.
2. Pengembangan dan penguatan sentra‐sentra produksi/klaster usaha skala mikro
dan kecil, terutama di daerah tertinggal dan terisolir.
3. Dukungan pengembangan kemitraan yang melibatkan koperasi dan UMKM dalam
pengembangan produk‐produk unggulan yang berbasis rantai nilai, subkontrak,
alih teknologi, pemasaran/ekspor, atau investasi.
4. Dukungan pemasaran produk dan jasa koperasi dan UMKM melalui
pengembangan dan penguatan kelembagaan, informasi pasar dan jaringan
pemasaran baik domestik maupun ekspor.
5. Dukungan sistem insentif bagi penyedia jasa pendampingan dan konsultasi
keuangan yang mendukung peningkatan akses koperasi dan UMKM kepada
Sedangkan kegiatan pengembangan produk dan pemasaran bagi koperasi dan
UMKM di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang terkait dengan kegiatan
prioritas di atas adalah:
1. Peningkatan peran UKM dalam pengembangan ekonomi daerah
2. Pengembangan sumberdaya koperasi dan UKM dalam peningkatan ekonomi
kawasan
3. Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagi UMKM yang berbasis inovasi
dan berorientasi ekspor. 4. Peningkatan Kapasitas Kerjasama dan Jaringan B.4. Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UMKM Kegiatan Prioritas Bidang Penanggulangan Kemiskinan sesuai RPJMN 2010‐2014, dalam rangka Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UMKM, meliputi :
1. Penyusunan blueprint pengembangan kewirausahaan nasional yang didukung
pembenahan pranata kelembagaan
2. Dukungan pengembangan wirausaha baru melalui inkubator teknologi dan
bisnis, serta pola‐pola pengembangan lainnya sesuai blueprint pengembangan
kewirausahaan
3. Peningkatan kompetensi pengusaha skala mikro, kecil dan menengah serta
pengelola koperasi
4. Revitalisasi, dan pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan koperasi dan
UMKM
Sedangkan kegiatan Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UMKM di
lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang terkait dengan kegiatan prioritas di
atas adalah: 1. Peningkatan Pengembangan SDM KUMKM melalui kerjasama Luar Negeri 2. Pemahaman perkoperasian melalui pendidikan formal dan non Formal 3. Pengembangan peran serta masyarakat dalam pengembangan SDM KUMKM 4. Peningkatan monitoring dan evaluasi diklat KUMKM B.5. Penguatan Kelembagaan Koperasi
Kegiatan prioritas bidang sesuai RPJMN 2010‐2014, dalam rangka penguatan
kelembagaan koperasi, meliputi:
1. Penyuluhan perkoperasian kepada masyarakat luas yang disertai dengan
pemasyarakatan contoh‐contoh koperasi sukses yang dikelola sesuai dengan
2. Peningkatan kualitas administrasi dan pengawasan pemberian badan hukum koperasi
3. Penyediaan insentif dan fasilitasi dalam rangka pengembangan usaha dan
jaringan kerja sama usaha antar koperasi, termasuk pengembangan koperasi
sekunder
4. Peningkatan kapasitas kelembagaan koperasi
5. Peningkatan kemampuan pembina koperasi.
Sedangkan kegiatan penguatan kelembagaan koperasi di lingkungan
Kementerian Koperasi dan UKM yang terkait dengan kegiatan prioritas di atas adalah:
1. Penyelenggaraan penyuluhan perkoperasian bagi masyarakat
2. Pengembangan Sistem Advokasi bagi Koperasi dan UMKM
3. Penyediaan insentif dan fasilitasi dalam rangka pengembangan usaha dan
jaringan kerja sama usaha antar koperasi, termasuk pengembangan koperasi
sekunder
4. Penguatan gerakan koperasi untuk lebih berperan di dalam membangun
kemandirian koperasi
5. Peningkatan peran Koperasi dalam pengembangan ekonomi daerah
VII.
PROGRAM/KEGIATAN
DAN
RENCANA
KERJA
BERDASARKAN
UNIT
ESELON
I
Agar proses pertanggungjawaban terhadap program dan kegiatan dapat dengan
mudah dilakukan dan melekat dalam struktur organisasi Kementerian Koperasi dan
UKM, serta merujuk keberadaan Surat Edaran Bersama Meneg PPN/Kepala Bappenas
dan Menteri Keuangan Nomor 0142/M.PPN/06/2009 dan SE 1846/MK/2009 tanggal 19
Juni 2009, tentang Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran
mengimplementasikan fokus program tersebut di atas dengan pendekatan Kedeputian
sesuai dengan Tugas dan Fungsinya, maka Kementerian Koperasi dan UKM serta
menginisiasi program, kegiatan dan rencana kerja berdasarkan unit eselon I, sebagai
berikut:
A. Deputi Bidang Kelembagaan, dengan prioritas kegiatan:
1. Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan UMKM meliputi:
a. Pelaksanaan penilaian koperasi sebagai sarana penilaian koperasi
berkualitas;
c. Bimbingan teknis tentang perkoperasian kepada aparat pembina; d. Penguatan kelembagaan koperasi melalui temu konsultasi nasional; e. Badan Hukum koperasi yang diumumkan dalam berita negara. 2. Peningkatan Kualitas Organisasi dan Badan Hukum Koperasi melalui: a. Pengesahan akta pendirian koperasi tingkat Nasional; b. Sistem administrasi Badan Hukum koperasi berbasis IT; c. Menerbitkan surat ijin pembukaan kantor cabang KSP/USP; d. Temu konsultasi perkoperasian dengan NPAK. 3. Penataan Peraturan Perundang‐Undangan, meliputi: a. Penyempurnaan Undang‐Undang Koperasi dan Peraturan pelaksanaannya; b. Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah pelaksanaan UU No.20 tahun 2008; c. Penelaahan Perda yang menghambat perkembangan Koperasi; d. Sosialiasi peraturan dibidang perkoperasian.
4. Pengembangan keanggotaan koperasi melalui peningkatan kerjasama koperasi
dan penyuluhan dalam rangka gerakan masyarakat sadar koperasi (GEMASKOP)
melalui:
a. Sosialisasi program GEMASKOP kepada tokoh masyarakat/kelompok
strategis, kelompok ekonomi produktif dan gerakan koperasi;
b. Semiloka peningkatan peran koperasi siswa sebagai laboratorim
perkoperasian;
c. Sosialisasi model kerjasama koperasi sekunder‐primer
d. Edukasi pendampingan dan ujicoba pola hubungan koperasi sekunder‐
primer;
e. Pendampingan koperasi dalam pelaksanaan RAT;
f. Sosialisasi peningkatan kapasitas anggota koperasi.
5. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi dibidang Pengendalian dan
Akuntabilitas koperasi melalui:
a. Menerapkan pertanggungjawaban laporan keuangan yang transparan dan
akuntabel;
b. Bimbingan teknis tentang perkoperasian kepada aparat pembina;
c. Menerapkan dan akuntabilitas keuangan koperasi.
6. Koordinasi Monitoring dan evaluasi program pemberdayaan koprasi dan UKM
melalui pelaksanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
pemberdayaan kelembagaan koperasi dan UMKM.
B. Deputi Bidang Produksi, dengan Prioritas Kegiatan:
1. Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM di bidang pertanian tanaman pangan
dan holtikultura, melalui:
a. Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi
KUKM di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura;
b. Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas
usaha KUKM dibidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura;
c. Bantuan pengembangan koperasi di bidang pertanian tanaman pangan dan
holtikultura.
2. Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM dibidang kehutanan dan perkebunan,
melalui:
a. Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi
KUKM d ibidang kehutanan dan perkebunan;
b. Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas
usaha KUKM di bidang kehutanan dan perkebunan;
c. Bantuan pengembangan koperasi di bidang kehutanan dan perkebunan.
3. Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM di bidang perikanan dan peternakan,
melalui:
a. Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi
KUKM dibidang perikanan dan peternakan;
b. Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas
usaha KUKM dibidang perikanan dan peternakan;
c. Bantuan pengembangan koperasi di bidang perikanan dan peternakan.
4. Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM dibidang industri kerajinan dan
pertambangan, melalui:
a. Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi
KUKM dibidang industri kerajinan dan pertambangan;
b. Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas
usaha KUKM dibidang industri kerajinan dan pertambangan;
c. Bantuan pengembangan koperasi di bidang industri kerajinan dan
pertambangan.
5. Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM dibidang ketenagalistrikan dan aneka
usaha, melalui:
a. Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi
KUKM dibidang ketenagalistrikan dan aneka usaha;
b. Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas
c. Bantuan pengembangan koperasi di bidang ketenagalistrikan dan aneka usaha;
d. Koordinasi dalam rangka penyelarasan program pemberdayaan KUKM di
bidang deputi bidang produksi; e. Koordinasi dan sosialisasi dalam rangka pemantapan produktivitas KUKM di bidang produksi. C. Deputi Bidang Pembiayaan, dengan Prioritas Kegiatan: 1. Pengembangan dan Pemantapan Program Pendanaan bagi Koperasi dan UMKM, melalui: a. Lembaga pembiayaan bukan bank yang dibentuk;
b. Bimbingan teknis optimalisasi bidang pendanaan jangka menengah dan
jangka panjang;
c. Sistem jaringan kerjasama pembiayaan antar koperasi (primer dan
sekunder);
d. Naskah kerjasama pembiayaan.
2. Pengembangan, pengendalian dan pengawasan KSP/USP‐Koperasi, KJKS/UJKS‐
Koperasi dan LKM melalui; a. LKM yang terdaftar dan rerakreditasi sesua dengan badan hukum koperasi; b. Rancangan peraturan Lembaga Keuangan Mikro; c. Rancangan peraturan pengembangan dan pengawasan KSP/KJKS; d. Rancangan peraturan lembaga APEX‐LKM/Koperasi Simpan Pinjam. 3. Peningkatan dan Perluasan Akses Permodalan bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, melalui: a. Linkage program antara Bank Umum dengan koperasi;
b. Koperasi penerima bantuan dana program penyediaan dana bagi
perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro;
c. Pendampingan konsultan keuangan yang ditingkatkan kapasitasnya;
d. Konsultasi Keuangan Mitra Bank (KKMB) yang ditingkatkan kapasitasnya;
e. Koperasi dan UMKM yang sudah memanfaatkan jasa pendampingan dan
konsultan keuangan, baik yang disediakan pemerintah, swasta maupun
masyarakat;
f. Skim kredit/pembiayaan bagi koperasi, usaha mikro dan kecil.
4. Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi Koperasi dan
UMKM melalui:
a. Pelayanan kredit/pembiayaan bagi koperasi dan UMKM melalui KBPR/BPR,
LKBB & LKM;
5. Pengembangan pembiayaan, penjaminan kredit dan pengembangan sektor strategis bagi Koperasi dan UMKM melalui:
a. Jumlah PPKD yang melaksanakan Co‐guarentee dengan Lembaga Penjamin
Nasional;
b. Memfasilitasi pembentukan perusahaan Penjamin Kredit Daerah (PPKD)
D. Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, dengan Prioritas kegiatan;
1. Pengembangan dan perluasan pasar ekspor Koperasi dan UKM, melalui: akses
pasar KUKM di pasar Internasional.
2. Pengembangan sarana usaha pemasaran KUMKM, melalui: fungsi dan kualitas
sarana prasarana pemasaran melalui koperasi.
3. Pengembangan kemitraan Koperasi dan UMKM, melalui: kemitraan pemasaran
produk KUMKM. 4. Pengembangan jaringan pemasaran produk Koperasi dan UMKM, melalui: akses pasar produk KUMKM dalam negeri. 5. Pengembangan promosi produk Koperasi dan UKM, melalui: akses promosi bagi produk KUMKM. 6. Penyusunan program monitoring evaluasi bidang pemasaran dan jaringan usaha,
melalui: sistem penyusunan rencana kerja/teknis/program evaluasi bidang
pemasaran dan jaringan usaha UMKM. E. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia 1. Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM pengelola LKM/KSP‐USP melalui; a. Pelatihan kepada pengelola LKM;
b. Pelatihan kepada manajer/kepala cabang KJK yang diikutkan diklat dan
sertifikasi kompetensi LKM;
c. Peningkatan fungsi lembaga pendidikandan pelatihan profesi (LPD) KJK dan
tempat uji kompetensi (TUK).
2. Pemasyarakatan dan pengembangan kewirausahaan melalui;
a. Blueprint pengembangan kewirausahaan;
b. Pemasyarakatan kewirausahaan;
c. Diklat kewirausahaan, wirausaha lanjutan dan calon wirausaha baru.
3. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pengusaha skala mikro, kecil dan
menengah serta pengelola koperasi melalui;
a. Penyempurnaan kurikulum dan modul diklat vocational;
c. Diklat keterampilan manajerial kepada KUMKM.
4. Revitalisasi dan pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan koperasi dan
UMKM melalui:
a. Peningkatan kapasitas SDM pada lembaga Diklat, tenaga pengelola,
instruktur, aparat pembina;
b. Penyempurnaan sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluh perkoperasian;
c. Kurikulum dan modul dikat perkoperasian;
d. Peningkatan pemahaman perkoperasian.
5. Peningkatan peranserta masyarakat dalam pengembangan SDM KUMKM
melalui;
a. Pelatihan pengembangan koperasi perdesaan;
b. Penumbuhan Wirausaha Baru Melalui Dukungan Fasilitasi Praktek Usaha,
Lembaga Pendidikan Pedesaan, untuk tempat praktek keterampilan usaha
(TPKU);
c. Bimbingan teknis pengembangan usaha TPKU;
d. Diklat pengelola TPKU; 5) pelatihan keterampilan teknis bagi masyarakat.
F. Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha, dengan Kegiatan
Prioritas:
1. Perluasan Program KUR, melalui: perluasan program KUR.
2. Peningkatan produktivitas dan mutu UMKM, melalui:
a. Akses UMKMK terhadap pengenalan inovasi dan penerapan teknologi tepat
guna,
b. Akses UMKMK terhadap pemanfaatan HKI, keamanan pangan, kehalalan
dan mutu produk.
3. Pengembangan restrukturisasi usaha Koperasi dan UMKM, melalui: Koperasi dan
UKM melaksanakan sistem resi gudang, Surat Utang Koperasi (SUK),
restrukturisasi manajemen KUKM. 4. Pemberdayaan layanan pengembangan bisnis, melalui: a. Pendampingan pengembangan KUMKM dan wirausaha baru, b. Lembaga pendamping dalam pengembangan bisnis KUMKM. 5. Pengembangan fasilitasi investasi UKMK, melalui: a. Kapasitas usaha UKMK melalui investasi, b. Koperasi penerima bantuan bagi UMKM di daerah tertinggal. 6. Pengembangan sistem bisnis, melalui: a. Kemampuan bisnis KUMKM sentra,
b. Penggunaan TIK dalam menjalankan usaha KUMKM, c. Koperasi penerima bantuan sarana pengembangan sistem bisnis, d. Publikasi informasi bisnis KUMKM melalui media digital dan media cetak. G. Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, dengan Kegiatan Prioritas; 1. Penelitian Koperasi dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah melalui: kajian dalam rangka peningkatan peran Koperasi dalam pengembangan ekonomi daerah.
2. Penelitian UKM dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah, melalui:
kajian dalam rangka peningkatan peran UKM dalam pengembangan ekonomi
daerah.
3. Penelitian sumberdaya Koperasi dan UKM dalam peningkatan ekonomi kawasan,
melalui: kajian dalam rangka peran sumberdaya Koperasi dan UKM dalam
pengembangan ekonomi kawasan.
4. Pengembangan perkaderan UKMK melalui peningkatan kapasitas kerjasama dan
jaringan, melalui: kajian dalam rangka peran stakeholder dan jaringan.
VIII.
RENCANA
KINERJA
TAHUN
2011
Kementerian Negara Koperasi dan UKM telah menetapkan target untuk masing‐
masing sasaran yang harus dicapai untuk tahun 2011. Target ini tertuang dalam
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor:
46.1/Kep/M.KUKM.1/VI/2010 yang secara khusus mengatur Penetapan Kinerja dan
Indikator Kinerja Utama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun
2010‐2014. Penetapan Kinerja dan Indikator Kinerja Utama ini merupakan dokumen
resmi yang menjadi pegangan bagi masing‐masing penanggung jawab program dan
kegiatan serta sebagai upaya keterpaduan meraih kinerja capaian sasaran. Dokumen
Penetapan Kinerja dan Indikator Kinerja Utama sesuai dengan capaian terget pada
tahun 2011, tersaji sebagai berikut:
RENCANA KERJA TAHUNAN BERDASARKAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2011 I. Peningkatan jumlah dan peran KUMKM dalam perekonomian nasional Sasaran Utama :
a). Meningkatnya koperasi berkualitas (10%) dan tumbuhnya (5%) jumlah
koperasi secara nasional
No Sasaran Tahun 2011
1. Meningkatnya koperasi berkualitas (%) 2 2. Meningkatnya jumlah koperasi (%) 1 3. RAT (%) 50 b). Meningkatnya rata‐rata jumlah penyerapan tenaga kerja UMKM sebesar 5% pertahun
No Sasaran Tahun 2011
‐
Meningkatnya rata‐rata jumlah penyerapan
tenaga kerja UMKM (%)
5
c). Meningkatnya rata‐rata nilai investasi UMKM sebesar 10% pertahun
No Sasaran Tahun 2011
‐
Meningkatnya rata‐rata nilai investasi UMKM
(%) 10
II. Peningkatan daya saing produk KUKM
Sasaran Utama :
a) Meningkatnya kemampuan usaha UMKM sentra/klaster
No Sasaran Tahun 2011
1. ‐ Jumlah UMKM yang memahami dan menerapkan
Hak Kekayaan Intelektual (HkI), labelisasi halal
dan mutu
No Sasaran Tahun 2011
2. 2 Jumlah KUKM yang menerima pendampingan TIK
dan bimbingan pengelola usaha
500 KUKM
3. 3 Jumlah lembaga pendamping yang ditingkatkan
kapasitasnya dalam pengembangan usaha
KUMKM
80 pendampingan
4. 4 .
Jumlah UMK yang memahami dan mengakses
sumber‐sumber investasi
500 UMK
III. Peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasaran produksi KUMKM
Sasaran Utama :
a) Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana produksi
KUMKM
No Sasaran Tahun 2011
1. Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana
produksi KUKM
56 Kop
2. Meningkatnya jumlah koperasi dalam
pengembangan energi terbarukan
10 Kop
b) Tersusunnya model pemberian insentif dalam rangka pengembangan
usaha produksi KUMKM
No Sasaran Tahun 2011
‐ Tersusunnya konsep model pemberian insentif
dalam rangka peningkatan kualitas produksi
KUMKM 5 model IV. Pengembangan Pemasaran Produk Koperasi dan UMKM Sasaran Utama : a) Terpromosikan dan terpasarkannya produk Koperasi dan UMKM
No Sasaran Tahun 2011
4. Jumlah KUKM yang difasilitasi bermitra 1650 KUMKM
5. Jumlah sarana pemasaran yang dibangun 45 Unit
6. Jumlah usaha mikro yang difasilitasi dalam
peningkatan kapasitas pasar
1800 UMI
b) Mewujudkan Smesco UKM menjadi Icon Industry kreatif dan
pemberdayaan KUKM Nasional V. Penyediaan akses pembiayaan KUMKM Sasaran Utama
a) Tersedianya SKIM pembiayaan yang mudah, terjangkau dan cepat, dan
penjaminan bagi koperasi dan UMKM
No Sasaran Tahun 2011
1. Meningkatnya jumlah koperasi yang dapat
mengakses kredit/pembiayaan bank melalui
linkage program
100 koperasi
2. Tersalurnya bantuan sosial kepada 7.900
kelompok pelaku usaha mikro/koperasi
1.200 UMi/koperasi
3. Terfasilitasinya pengembagnan penjaminan
kredit daerah melalui pola coguarantee dengan
lembaga penjaminan Nasional pembentukan
perusahaan penjamin kredit daerah (PPKD)
13 Prov
4. Terfasilitasinya pembentukan perusahaan
penjamin kredit daerah (PPKD)
2 PPKD
5. Terwujudnya fasilitasi pengembangan asuransi,
jasa keuangan dan implementasi kebijakan
perpajakan
200 koperasi
No Sasaran Tahun 2011
‐ Mewujudkan Smesco UKM menjadi Icon Industry
kreatif dan pemberdayaan KUKM Nasional
• KUKM Mitra 165
• KUKM terlayani