• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Faktor strength, weakness, opportunity dan threat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Faktor strength, weakness, opportunity dan threat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

VI.1 Kesimpulan

Tugas akhir ini mencoba untuk menentukan strategi pengembangan urban heritage tourism yang tepat di Koridor Kali Besar berdasarkan faktor strength, weakness, opportunity serta threat yang dimilikinya. Faktor-faktor tersebut diperoleh dengan cara melakukan analisis faktor internal dan eksternal terhadap informasi-informasi yang didapatkan dari pengamatan langsung, penyebaran kuesioner kepada masyarakat yang ada di sekitar koridor, wawancara dengan para ahli dan mempelajari produk-produk rencana pengembangan sebelumnya. Sedangkan strategi pengembangan urban heritage tourism diperoleh melalui analisis faktor strength, weakness, opportunity serta threat dengan matriks SWOT.

Berdasarkan hasil analisis di atas dalam studi ini didapatkan beberapa temuan studi antara lain:

1. Faktor strength, weakness, opportunity dan threat

Setelah melakukan analisis faktor internal dan eksternal, diperoleh :

a. Strength

1) Undang-undang dan SK Gubernur

UU No. 5 tahun 1993, SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993, SK Gubernur DKI Jakarta No. : D.III-b/11/4/54/1973 dan SK Gubernur DKI Jakarta No. DIV-6097/d/33/1975.

2) Ditetapkannya Rencana Revitalisasi Kota Tua Jakarta sebagai salah satu program unggulan

3) Bangunan-bangunan tua di sepanjang Koridor Kali Besar

4) Memiliki beberapa bangunan bernilai sejarah tinggi. 5) Lokasi yang strategis.

(2)

6) Pedestrian yang nyaman.

7) Keramahan serta perilaku masyarakat setempat. 8) Tersedianya fasilitas penginapan berbintang 5, rumah

makan dan parkir

9) Berdekatan dengan beberapa ODTW yang bervariatif jenisnya.

b. Weakness

1) Penurunan kualitas dan kuantitas bangunan. 2) Kurangnya daya tarik wisata.

3) Kondisi lalu lintas serta aksesibilitas.

4) Kurangnya tingkat keamanan pada malam hari. 5) Badan sungai yang dipenuhi sampah

6) Masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang

menjaga kelestarian kawasan cagar budaya. 7) Kurangnya tingkat partisipasi masyarakat

8) Adanya sekelompok masyarakat yang tidak

mendukung rencana pengembangan wilayah studi menjadi kawasan wisata.

c. Opportunity

1) Dukungan dari masyarakat DKI jakarta, 2) Dukungan dari organisasi peduli kota tua

3) Penyuluhan tentang manfaat serta arti pentingnya melestarikan kawasan kota tua

4) Adanya dasar hukum yang jelas tentang pemeliharaan dan pengelolaan benda cagar budaya.

5) Pemanfaatan SDM yang berkompeten serta

berkualitas

6) Meningkatnya minat masyarakat dunia pada industri pariwisata, termasuk wisata kota tua.

7) Pengadaan busway hingga ke Kawasan Kota (Jakarta Barat)

(3)

d. Threat

1) Ketidak jelasan batas fisik Kawasan Kota Tua

Jakarta.

2) Kepemilikan bangunan.

3) Semakin meningkatnya permintaan lahan di Kawasan Kali Besar untuk dijadikan sebagai perkantoran, toko dan gudang karena letaknya yang strategis.

4) Pengembangan atraksi dan aktifitas wisata memiliki kemungkinan timbulnya dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan.

5) Kurangnya koordinasi antar dinas yang terkait

6) Adanya pejabat yang sering berganti-ganti serta

birokrasi yang terlalu panjang dan berbelit-belit. 7) Kurangnya promosi

8) Kurangnya pemberian insentif dari pihak pemerintah

9) Lemahnya penegakan hukum.

2. Strategi pengembangan urban heritage tourism di Kawasan Kali Besar

Analisis SWOT yang dilakukan pada penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama adalah tahap evaluasi faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor yang dihasilkan kemudian dihitung dengan cara pembobotan. Hasil pembobotan yang dilakukan, digunakan untuk menentukan faktor prioritas.

Tahap selanjutnya adalah analisis dengan menggunakan matriks SWOT. Faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi dimasukkan dalam matriks SWOT, kemudian keluarlah strategi SO, ST, WO, WT yang diharapkan. Dari analisis SWOT berdasarkan kajian hubungan antar unsur SWOT yang terdapat pada Koridor Kali Besar maka dihasilkan strategi-strategi yang terkait dengan

pengembangan urban heritage tourism di kawasan ini.

Strategi-strategi yang diperoleh menjadi dasar bagi penyusunan rencana aksi.

(4)

Tahap yang terakhir adalah tahap penentuan strategi prioritas. Dari hasil perhitungan bobot tiap faktor yang berkaitan pada masing-masing strategi yang telah dihasilkan, diperoleh strategi prioritas. Kemudian diambil 5 strategi dengan nilai tertinggi. Hasilnya, strategi meningkatkan atraksi dan aktivitas wisata di Koridor Kali Besar merupakan

prioritas pertama dalam Rencana Pengembangan Urban

Heritage Tourism yang akan dilakukan. Kemudian prioritas kedua adalah agenda rutin membersihkan lingkungan. Prioritas yang ketiga adalah perbaikan dan perlindungan bangunan-bangunan tua dan lingkungan di sekitar Koridor Kali Besar. Prioritas yang keempat adalah meningkatkan intensitas pertemuan dan pembahasan rencana revitalisasi kawasan kota tua antar dinas yang terkait. Dan prioritas yang kelima adalah penegakan hukum terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi yang berkaitan dengan pemanfaatan,

perlindungan dan pelestarian urban heritage yang ada

wilayah studi. VI.2 Rekomendasi

Berdasarkan temuan studi dalam tugas akhir ini, maka rekomendasi yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:

1. Kelembagaaan

Meningkatkan kualitas kerjasama antar dinas yang terkait

Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam hal

pengadaan dana

Pelaksanaan revitalisasi dilakukan secara bertahap namun berkesinambungan sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan

2. Urban Design

Melakukan renovasi bangunan-bangunan yang ada tanpa

merubah wajah bangunan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(5)

Membuat desain atribut jalan (lampu jalan, tempat sampah, bangku peristirahatan) dan pedestrian yang serasi dengan gaya arsitektur bangunan yang ada, terutama pedestrian di sisi Jl. Kali Besar Timur yang kondisinya sudah rudak dan tidak terawat, sehingga dapat menimbulkan bayangan kondisi yang sesungguhnya dan dapat memberikan kesan yang mendalam bagi para pengunjung

Merenovasi dan menjadikan Jembatan Kota Intan sebagai land mark Koridor Kali Besar.

3. Pariwisata

Memadukan culture tourism dengan wisata perkotaan,

seperti wisata kuliner dan wisata belanja dengan konsep bangunan tua. Bangunan-bangunan tua yang sudah sudah rusak dan tidak terpakai, dimanfaatkan sebagai tempat yang dapat menarik minat pengunjung dan memberikan keuntungan, antara lain sebagai galeri seni, galeri foto, rumah makan ataupun outlet.

Bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah yang ada di Koridor Kali Besar antara lain Toko Merah, bangunan bekas gedung Standart Chartered Bank dan bekas gedung HSBC, juiga dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata yang dapat menarik pengunjung. Dengan konsep wisata semi museum, maksudnya selain dipakai untuk kegiatan komersil, bangunan ini juga dipergunakan untuk memamerkan cerita sejarah mengenai bangunan tersebut melalui foto, lukisan maupun tulisan sebagai ornamen interiornya.

Menjadikan Koridor Kali Besar sebagai salah satu tujuan wisata city tour yang dikemas dalam bentuk paket-paket menarik, dengan memanfaatkan kedekatan Koridor Kali Besar dengan ODTW-ODTW lain yang berdekatan sebagai potensi yang dapat diandalkan. Seperti mengadakan event-event setiap akhir pekan seperti

(6)

festival kota tua, panggung pertunjukan atau pameran seni budaya di Koridor Kali Besar dengan menutup kawasan ini dari kendaraan bermotor. Untuk pengunjung, disediakan area parkir serta transportasi menuju lokasi berupa ojek atau delman.

Wisata Kota Tua Jakarta : Tracking The Colonial Routes” dan ”Jakarta Trail : Tracking The Routes of The Prince” merupakan contoh event yang pernah diadakan oleh salah satu organisasi peduli kota tua, KPSBI-Historia. Event ini bisa diikuti oleh siapa saja. Hanya dengan membayar uang pendaftaran lebih kurang sebesar Rp 100.000,- masyarakat sudah bisa mengikuti tour ini, mendapat lunch box dan dapat menikmati serangkaian acara yang sudah disusun oleh penyelenggara. Namun kurangnya promosi membuat event-event seperti ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Beritanya pun hanya ada di situs kota tua milik organisasi penyelenggara. Untuk itu perlu adanya promosi baik di media cetak maupun elektronik serta pemasaran yang baik. Dalam hal ini, organisasi peduli kota tua dapat bekerjasama dengan pihak swasta maupun pemerintah untuk menyeleggarakan event-event serupa.

(7)

Creaco, S. And Querini, G. 2001. “Tourism and Sustaiable Economic Development”.

Dinas Museum dan Pemugaran DKI Jakarta. 1999. Himpunan Peraturan Permuseuman Pemerintah DKI Jakarta. Dinas Pariwisata Daerah DKI Jakarta. 2005. Draft Rencana

Induk Pengembangan Pariwisata Daerah DKI Jakarta.

Drummond, S. and Yeoman, I. 2001. Quality issues in Heritage Visitor Attractions. London: Butterworth Einemann. Dundu dan Elita, P. 2005. ”30 Tahun Revitalisasi Kota Tua Cuma

Sebatas Konsep”. Kompas (Jakarta).

Inskeep, E. 1991. Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Development Approach. New York: John Wiley & Sons Inc.

Kambali dalam Ridwan, M. ”Melestariakan kota Tua Batavia, dengan Revitalisasi atau Rekonstruksi?”.

Media Indonesia (Jakarta). 1996. 3 September. Mustafa. 2000. Teknik Sampling. Bandung: Unpar.

ONG. 2006. ”75 Persen Kota Tua Rusak Berat”. Kompas. (Jakarta), 6 Maret.

Orbasli, A. 2000. Tourist in Historic Towns: Urban Conservations and Heritage Management. London: E & FN Spon.

(8)

“Pembangunan Semi Pedestrian Dimulai”. Kompas (Jakarta). 2006. 25 Agustus.

Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta

Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Taman Sari, Wilayah Kota Madya Jakarta Barat Tahun 1995 Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Tambora,

Wilayah Kota Madya Jakarta Barat Tahun 1995 Ridwan, M. 2003. “Melestarikan Kota Tua Batavia, dengan

Revitalisasi atau Rekonstruksi?”. Sinar Harapan. (Jakarta).

Shahab, A. 2005. “Kali Besar atau De Groote Rivier”. Republika (Jakarta), 15 Oktober

Swarbrooke, J. The Development and management of Visitor Attractions.

TT. 1996. ”Mewujudkan kota tua Jakarta”. Media Indonesia (Jakarta).

Yoeti, O. A. 2002. Tours and Travel Marketing. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Yoeti, O. A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa Offset.

Referensi

Dokumen terkait

(PBL) adalah sebelum dan setelah siswa menggunakan model pembelajaran tersebut peneliti memberikan test berupa latihan Pretest-Posttest dan quesioner untuk melihat

Perbedaan setelan tms antara hasil perhitungan dengan setelan tms yang tercatat di lapangan pada setelan tms OCR terlihat jelas berbeda, data yang tercatat di lapangan

Pendekatan kuantitatif ini diharapkan dapat menjawab bagaimana hubungan antara tingkat penerapan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat pada program pemberdayaan

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada analisis data mengenai hasil kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu Tahun 2019 berdasarkan

Pondasi yang digunakan pada metode ini menggunakan baja WF yang dikombinasi dengan collar tower crane untuk jacking-up penggunaan metode ini kita tidak perlu selalu

Hasil penelitian menunjukkan bahwavaksin ND inaktif gal ur lokal yang diemulsikan dalarn zat imunopotensiasi dan digunakan sebagai booster setelah didahului dengan vaksin NDaktif

Dan tentunya disadari bersama bahwa beberapa contoh di atas hanya beberapa tetes dari banyaknya perilaku imoralitas yang terjadi dalam dunia pendidikan kita yang bukan

Hasil penelitian pada tabel 3 dan 4 serta gambar 2 dan 3 di atas menunjukkan bahwa sediaan gel ekstrak kulit batang turi ( Sesbaniae cortex ) menunjukkan diameter zona hambat