• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

68 BAB IV

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Makhluk hidup harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber energi dan lain-lain. Secara umum fungsi makanan bagi makhluk hidup ada 3 yaitu: 1). Sebagai sumber energi 2). Sebagai bahan kerangka biosintesis (komponen penyusun sel dan jaringan tubuh), dan 3). Nutrisi esensial yang membantu fungsi fisiologis. Renungkanlah firman Allah Ta’ala berikut ini!











































Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (QS: Al-Baqoroh: 172).

Ayat-ayat di atas bahwa Allah memerintahkan agar manusia memperhatikan dengan cermat keadaan dirinya sendiri dengan pengaturan makanan. Allah memerintahkan agar kita memakan makanan yang baik untuk kesehatan jasmani dan rohaninya, dan bukan tanpa alasan apabila Allah melarang makanan yang tidak baik yaitu karena pada makanan yang tidak baik itu mengandung berbagai macam unsur penyakit, baik bagi jasmaninya maupun bagi rohaninya.

Rahasia dibalik ayat di atas mengenai pengaturan makanan adalah melalui sistem pencernaan makanan. Makanan yang kita makan sesungguhnya mengalami proses yang panjang dan rumit di dalam tubuh sampai dikeluarkan kembali

(2)

69

melalui pembuangan yaitu anus. Secara sederhana proses pencernaan makanan yaitu makanan yang masuk melalui mulut kemudian masuk ke kerongkongan, kemudian makanan tersebut masuk ke lambung, lalu masuk ke usus halus, lalu ke usus besar lalu dikeluarkan melalui lubang anus.

Secara ilmiah dan lebih mendalam proses pencernaan makanan yaitu makanan yang masuk ke mulut dicerna secara makanik oleh gigi dan secara kimia oleh kelenjar ludah. Makanan yang sudah hancur tersebut kemudian masuk ke kerongkongan, di kerongkongan makanan hanya mengalami pencernaaan secara mekanis yaitu dengan gerak peristalik sehingga makanan terdorong menuju lambung. Di dalam lambung terjadi pencernaan secara mekanis dengan bantuan gerak peristalik dan pencernaan secara kimiawi dengan bantuan asam lambung dan enzim pepsin serta rennin. Gerak peristalik adalah suatu gerak melingkar dan memanjang akibat adanya kontraksi otot-otot secara bergantian. Akibat gerak peristalik makanan yang diproses oleh lambung menjadi berbentuk bubur, kemudian ke usus halus.

Dalam usus halus, proses pencernan lemak dan protein dituntaskan, dan hasil-jasil pencernaan di absorpsi oleh jonjot usus halus. Usus halus berupa tabung yang panjangnya sekitar 6-8 meter, terdiri atas tiga bagian yaitu duodenum (usus 12 jari) yang panjangnya sekitar 25 cm, jejunum sekitar 2,5 cm dan ileum sekitar 3,6 meter. Bubur yang berasal dari lambung bersuasana asam karena mengandung HCl. Suasana asam merangsang dinding usus 12 jari untuk mengeluarkan hormon sekretin dan kolesitokonin. Kolesitokonin merangasang kelenjar empedu untuk mengeluarkan empedu. Kerjasama hormon kolesitokinin dan sekretin juga merangsang pankreas agar mengeluarkan sekretnya. Pencernaan makanan kimiawi oleh usus halus hasilnya adalah berupa asam amino glukosa, asam lemak. Jadi di dalam usus halus selain terjadi pencernaan kimiawi juga terjadi penyerapan sari-sari makanan. Materi yang tidak dapat diserap oleh usus halus didorong menuju usus besar.

Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air, membentuk massa feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri E-coli yang hidup pada makanan yang tidak dapat dicerna oleh manusia, misalnya selulosa, dan menghasilkan vitamin K.

(3)

70

vitamin K disintesis oleh E-coli, diserap masuk ke dalam tubuh melalui dinding usus besar. Jadi didalam usus besar tidak terjadi pencernaan mekanis maupun kimiawi, yang terjadi adalah penyerapan air dan pembentukan feses yang dapat tersimpan selama 24 jam. Feses yang terbentuk akan terdorong ke rektum secara peristalik dan dikeluarkan lewat anus.

Berdasarkan penjelasan ayat-ayat dan uraian ilmiah tersebut di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa menciptakan manusia dengan begitu sempurna. Proses pencernaan makanan yang begitu rumit dan panjang semuanya dapat teratur sesuai fungsinya masing-masing, dan keteraturan tersebut Allah ciptakan untuk manusia. Sistem pencernaan tersebut yang sangat teratur merupakan nikmat yang wajib disyukuri. Secara lebih detail, marilah kita ikuti uraian berikut ini! A. Makanan Sehat

Agar fungsi makan dapat dipenuhi, maka pemilihan makanan menjadi penting. Secara umum makanan yang sehat harus mengandung zat-zat makanan sebagai berikut :

1. Protein

Mengandung asam amino (essensial dan non essensial). Kebutuhan protein untuk orang dewasa adalah 1 gram/kg.Berat Badan/hari. Jika kebutuhan tersebut berlebih, maka kelebihannya akan dibuang melalui ginjal dalam bentuk urea.

Asam Amino Essensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, jadi harus didatangkan dari luar, yaitu dalam makanan. Misalnya : Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, dsb. Protein tidak menghasilkan energi

2. Lemak (Lipid)

Diperlukan sebagai pelarut beberapa vitamin, sebagai "bantalan lemak" (pelindung jaringan tubuh) dan penghasil energi yang besar (9,3 Kalori/gr). Kebutuhan lemak untuk orang dewasa adalah 0,5 - 1 gram/kg.Berat Badan/hari.

(4)

71 3. Karbohidrat

Sebagai penghasil energi (4,12 Kalori/gr). Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak.

4. Garam-Garam Mineral

- Kalsium (Ca) Untuk membentuk matriks tulang, membantu proses penggumpalan darah dan mempengaruhi penerimaan rangsang oleh saraf. Kebutuhannya adalah 0,8 g/hari.

- Fosfor (P) Untuk membentuk matriks tulang, diperlukan dalam pembelahan sel, pada pengurutan otot, metabolisme zat. Kebutuhannya adalah 1 mg/hari. - Besi (Fe) Merupakan komponen penting sitokrom (enzim

pernafasan), komponen penyusun Hemoglobin. Kebutuhannya adalah 15 - 30 mg/hari.

- Fluor (F) Untuk menguatkan geligi.

- lodium (I) Komponen penting dalam hormon pertumbuhan (Tiroksin), kekurangan unsur tersebut dapat terjadi sebelum atau sesudah pertumbuhan berhenti

- Natrium & Klor (NaCl) Untuk pembentukan asam klorida (HCl). Kebutuhannya adalah 1 g/hari.

5. Vitamin

Diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil, tidak menghasilkan energi. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan Penyakit Defisiensi. Ada 2 macam vitamin, yaitu vitamin larut dalam air dan vitamin larut dalam lemak.

(5)

72

Vitamin Yang Larut Dalam Air (Water Soluble Vitamins)

- B1 (Aneurin = Thiamin) Untuk mempengaruhi absorbsi lemak dalam usus. Defisiensinya menyebabkan Beri-Beri dan Neuritis. - B2 (Riboflavin = Laktoflavin) Transmisi rangsang sinar ke mata.

Defisiensinya akan mengakibatkan Katarak, Keilosis.

- Asam Nikotin (Niasin) Proses pertumbuhan, perbanyakan sel dan anti pelagra. Defisiensi akan menyebabkan Pelagra dengan gejala 3 D: Dermatitis, Diare, Dimensia.

- B6 (Piridoksin = Adermin) Untuk pergerakan peristaltik usus. Defisiensi akan menyebabkan Kontipasi (Sembelit).

Asam Pantotenat Defisiensi akan menyebabkan

Dermatitis

PABA (Para Amino Asam Benzoat) Untuk mencegah timbulnya uban

Kolin Defisiensi akan menimbulkan

timbunan lemak pada hati.

Biotin (Vitamin H) Defisiensi akan menimbulkan gangguan kulit

Asam Folat Defisiensi akan menimbulkan Anemia defisiensi asam folat.

B12 (Sianokobalamin) Defisiensi akan menimbulkan Anemia Pernisiosa

Vitamin C (Asam Askorbinat) Berfungsi dalam pembentukan sel, pembuatan trombosit. Defisiensi akan menimbulkan pendarahan gusi, karies

(6)

73

gigi, pendarahan di bawah kulit. Pada jeruk selain vitamin C ditemukan pula zat Sitrin dan Rutin yang mampu menghentikan pendarahan. Zat tersebut ditemukan olelj Sant-Gyorgi disebut pula Vitamin P.

Vitamin Yang Larut Dalam Lemak (Lipid Soluble Vitamins)

- Vitamin A (Aseroftol) Berfungsi dalam pertumbuhan sel epitel, mengatur rangsang sinar pada saraf mata. Defisiensi awal akan menimbulkan gejala Hemeralopia (rabun senja) dan Frinoderma (kulit bersisik). Kemudian pada mata akan timbul Bercak Bitot setelah itu mata akan mengering (Xeroftalmia) akhirnya mata akan hancur (Keratomalasi).

- Vitamin D Mengatur kadar kapur dan fosfor,

(Kalsiferol = Ergosterol) memperlancar proses Osifikasi. Defisiensi akan menimbulkan Rakhitis. Ditemukan oleh McCollum, Hesz dan Sherman.

- Vitamin E (Tokoferol) Berperan dalam meningkatkan Fertilitas. - Vitamin K (Anti Hemoragi) Ditemukan oleh Dam dan Schonheydcr.

Berfungsi dalam pembentukan protrombin. Dibuat dalam kolon dengan bantuan bakteri Escherichia coli

B. Alat Pencernaan Makanan

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organs seperti nampak pada gambar di bawah ini.

(7)

74

Gambar 4.1. Alat-alat pencernakan 1. Rongga Mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :

(8)

75 a. Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.

b. Lidah

Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.

c. Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

Gambar 4.3. Kelenjar ludah 2. Esofagus (Kerongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.

(9)

76 3. Lambung

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.

Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :

Senyawa Kimia Fungsi

Asam HCl Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus

Lipase Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit

Renin Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.

Mukus Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.

(10)

77

Gambar 4.4. Lambung 4. Usus Halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.

(11)

78

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah : Senyawa Kimia Fungsi

Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida

Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus

HormonCCK (Kolesistokinin)

Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah : Senyawa Kimia Fungsi

Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung

Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida

Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.

Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino

Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat

Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal

Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal

(12)

79

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

a. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

b. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.

(13)

80 5. Usus Besar (Kolon)

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :

a. Menyerap air selama proses pencernaan.

b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.

c. Membentuk massa feses

d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh defekasi.

Gambar 4.6. Usus besar 6. Rektum dan Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.

(14)

81 C. Gangguan Sistem Pencernaan

• Apendikitis Radang usus buntu.

• Diare Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.

• Kontipasi (Sembelit) Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)

• Maldigesti Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.

• Parotitis Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong • Tukak Lambung/Maag "Radang" pada dinding lambung, umumnya

diakibatkan infeksi Helicobacter pylori • Xerostomia Produksi air liur yang sangat sedikit

Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).

1. Diare

Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi. 2. Konstipasi (Sembelit)

Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.

(15)

82 3. Tukak Lambung (Ulkus)

Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.

Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.

Gambar

Gambar 4.1. Alat-alat pencernakan
Gambar 4.3. Kelenjar ludah
Gambar 4.4. Lambung
Gambar 4.5. Sistem pencernakan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Investment opportunity set tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio karena perusahaan yang mempunyai kesempatan investasi yang besar tidak ada

Sisi positifnya, dengan berasrama, pelajar maupun mahasiswa yang berasal dari daerah bisa terkontrol secara baik oleh orang tua maupun oleh Pemerintah Daerah tempat

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati Ponorogo tentang Pencabutan Peraturan Bupati Ponorogo

Ikan kerapu sunu (Plectropomus maculatus), dan kakap merah (Lutjanus sebae) hanya memiliki sel fotoreseptor berupa sel kon tunggal (single cone) dan sel kon ganda (double

Memahami parameter paduan melalui diagram komposisi dan temperatur serta jenis reaksi fasa pada saat transformasi. III Transformasi fasa pada Diagram

Jika jumlah luas daerah yang tidak diarsir pada bangun di samping adalah 50 cm 2 , maka luas daerah yang diarsir adalah…A. Sebuah taman berbentuk persegi panjang yang panjangnya 30

Kejadian resistensi terhadap penicilin dan tetrasiklin oleh bakteri patogen diare dan Neisseria gonorrhoeae telah hampir mencapai 100% di seluruh area di

Candida albicans dianggap sebagai spesies yang paling patogen dan menjadi penyebab terbanyak kandidiasis, tetapi spesies lain ada juga yang dapat menyebabkan penyakit