• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG

No. 05/6474/Th.V, 28 Desember 2016

TINJAUAN PDRB KOTA BONTANG MENURUT PENGGUNAAN

 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Penggunaan Kota Bontang dalam tahun 2015 mampu tercipta sebesar Rp. 57,63 Triliun atau tumbuh negatif sebesar 1,27 Triliun Rupiah (-2,16 persen) dari tahun sebelumya.

Dalam tahun 2015, Nilai Ekspor dikurangi Nilai Impor (Net Exsport) Kota Bontang mencapai 44,78 Triliun Rupiah, disusul Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (Investasi) mencapai 6,79 Triliun Rupiah.

 Konsumsi Rumah Tangga (Makanan dan Non Makanan) mencapai 4,72 Triliun Rupiah atau naik sebesar 7,85 persen. Kenaikan tertinggi untuk konsumsi Non Makanan mencapai 0,18 Triliun Rupiah (naik 5,84 persen), sisanya untuk konsumsi Makanan 0,17 Triliun Rupiah (naik 12,30 persen) dari tahun 2014.

 Penggunaan Perubahan Inventori, tercatat -0,11 Triliun Rupiah, sedangkan Konsumsi Lembaga Swasta Non Profit (Nirlaba) sebesar 0,22 Triliun Rupiah selama tahun 2015.

Kondisi perekonomian Kota Bontang pada tahun 2015 secara makro relatif stabil. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator makro ekonomi seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga nirlaba, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor yang cenderung mengalami laju pertumbuhan positif, meskipun laju pertumbuhan pembentukan modal bruto serta perubahan inventori mengalami pertumbuhan dengan nilai minus.

Dengan pertumbuhan penduduk yang mencapai 2,33 persen pada tahun 2015 dan sejalan dengan semakin meningkatnya harga barang dan jasa yang akan berdampak langsung terhadap peningkatan pengeluaran konsumsi penduduk Kota Bontang.

PDRB Kota Bontang tahun 2015 atas dasar harga berlaku sebesar 57,63 triliun rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 sebesar 43,05 triliun rupiah. Laju pertumbuhan tahun 2015 adalah sebesar 3,44 persen (dari harga konstan 2010), jauh meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang minus -3,23 persen. Dari sisi penggunaan tahun 2015 sebagian besar dari PDRB Kota Bontang masih digunakan untuk kegiatan ekspor dan impor. Berikut ini diuraikan komponen-komponen penggunaan.

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

Kecenderungan naiknya harga barang dan jasa memberi dampak terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga yang semakin meningkat. Besaran Konsumsi rumahtangga atas dasar

(2)

harga berlaku pada tahun 2015 di Kota Bontang mencapai 4,72 triliun rupiah atau meningkat 7,85 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 4,37 triliun rupiah (2014). Kenaikan harga berdampak pada meningkatnya nilai pengeluaran konsumsi rumahtangga dan nirlaba secara signifikan.

Sedang atas dasar harga konstan angka komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 92,77 miliar rupiah pada tahun 2015 (naik mencapai 2,72 persen dibanding tahun sebelumnya). Jika kita lihat dari peranan komponen rumah tangga selama kurun waktu enam tahun terakhir terus meningkat berkisar antara 0,3 – 1 persen atau rata-rata komponen ini memberi peranan 6,55 persen pertahun. Peranan konsumsi rumahtangga pada tahun 2015 mencapai 8,18 persen terhadap total PDRB Penggunaan Kota Bontang.

Laju pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga selama kurun waktu lima tahun terakhir berkisar antara 2-10 persen. Laju pertumbuhan komponen konsumsi rumahtangga pada tahun 2015 melambat menjadi 2,72 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,04 persen. Apabila ditinjau lebih lanjut, pada tahun 2015 komposisi pengeluaran konsumsi rumah tangga menurut kelompok makanan dan non makanan cukup berbeda, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010. Pengeluaran rumah tangga Kota Bontang untuk konsumsi makanan, minuman, rokok dalam kurun waktu 2010—2015 stabil di kisaran 30 persen setiap tahunnya atau dapat dikatakan pengeluaran konsumsi rumah tangga di Kota Bontang lebih tinggi pada konsumsi bukan makanan. Porsi konsumsi makanan pada kisaran 32,42 persen, sedangkan porsi non makanan 67,58 persen. Semakin besar porsi konsumsi bukan makanan mengindikasikan semakin tinggi pendapatan rumah tangga, sehingga dapat pula dikatakan makin tinggi tingkat kesejahteraan. Sementara itu konsumsi rumah tangga Kota Bontang untuk kebutuhan bukan makanan didominasi oleh pengeluaran untuk perumahan dan perlengkapan rumah tangga dan pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan.

Tabel 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Tahun 2010-2015

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 *) 2015 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nilai (juta Rp)  ADH Berlaku 2.658.041,24 2.986.019,66 3.479.206,86 3.961.301,79 4.372.069,55 4.715.468,72  ADH Konstan 2.658.041,24 2.771.081,56 3.070.427,47 3.281.161,91 3.413.802,43 3.506.571,75 Laju Pertumbuhan (%) - 4,25 10,80 6,86 4,04 2,72 Peranan (%) 4,90 5,37 6,38 7,04 7,42 8,18

Keterangan : *) Angka sementara

(3)

Grafik 1. Laju Pertumbuhan Konsumsi Rumahtangga Tahun 2011-2015 (%)

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit Yang Melayani Rumah tangga (LNPRT)

Proporsi nilai konsumsi LNPRT terhadap PDRB yaitu sekitar 0,26 persen setiap tahunnya, namun secara nominal (menurut harga berlaku) perkembangannya terus meningkat dari 112,12 miliar rupiah ada tahun 2010 kemudian menjadi 223,88 miliar rupiah pada tahun 2015. Sumber kenaikan ini cukup banyak, antara lain karena makin menjamurnya keberadaan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan yang memberikan perhatian dan bantuan sosial bagi pemberdayaan masyarakat di Kota Bontang seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk di Kota Bontang. Selama periode 2011 – 2015 tampak pertumbuhan riil konsumsi LNPRT rata-rata mencapai 8,65 persen, bahkan mencapai puncaknya pada tahun 2013 dengan pertumbuhan sebesar 16,61 persen.

Tabel 2. Pengeluaran Lembaga Nonprofit Yang Melayani Rumah tangga (LNPRT) Tahun 2010-2015 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 *) 2015 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nilai (juta Rp)  ADH Berlaku 112.118,86 129.527,43 138.792,58 174.190,31 202.500,58 223.875,89  ADH Konstan 112.118,86 121.189,85 124.380,27 145.042,20 157.240,14 169.045,53 Laju Pertumbuhan (%) - 8,09 2,63 16,61 8,41 7,51 Peranan (%) 0,21 0,23 0,25 0,31 0,34 0,39

Keterangan : *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

12,34 16,52 13,86 10,37 7,85 4,25 10,80 6,86 4,04 2,72 0 5 10 15 20 2011 2012 2013 2014 2015 ADHB ADHK

(4)

Grafik 2. Laju Pertumbuhan Konsumsi Lembaga Nonprofit Yang Melayani

Rumah tangga (LNPRT) Tahun 2011-2015 (%)

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Semenjak berlakunya UU No.22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah berdampak pada pengeluaran konsumsi pemerintah yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah untuk terus memperbaiki sistem pelayanan publik dan infrastruktur daerahnya masing-masing. Meningkatnya belanja pembangunan memberikan pengaruh terhadap meningkatnya pengeluaran pemerintah. Meskipun komponen pengeluaran pemerintah termasuk kecil dibandingkan komponen-komponen pembentukan PDRB Penggunaan lainnya dengan rata-rata peranan komponen pengeluaran pemerintah hanya 1,54 persen pertahun dari tahun 2010-2015.

Besaran komponen pengeluaran pemerintah pada tahun 2015 sebesar 223,88 milyar rupiah atau meningkat 10,56 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan nilai komponen pengeluaran pemerintah atas dasar harga konstan sebesar 771,58 milyar rupiah atau mengalami peningkatan 8,82 miliar dari tahun sebelumnya. Peranan komponen pengeluaran pemerintah sebesar 2,14 persen dengan laju pertumbuhan 1,16 persen. Laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang selalu positif.

Tabel 3. Pengeluaran Pemerintah Tahun 2010–2015

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 *) 2015 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nilai (juta Rp)  ADH Berlaku 639876,27 656840,89 764219,27 883803,80 1055503,34 1233946,15  ADH Konstan 639876,27 627993,48 700993,28 748088,56 762758,75 771579,60 Laju Pertumbuhan (%) -1,86 11,62 6,72 1,96 1,16 Peranan (%) 1,18 1,18 1,40 1,57 1,79 2,14

Keterangan : *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

15,53 7,15 25,50 16,25 10,56 8,09 2,63 16,61 8,41 7,51 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 2011 2012 2013 2014 2015 ADHB ADHK

(5)

Grafik 3. Laju Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah Tahun 2011 – 2015 (%)

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto

Nilai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) di Kota Bontang atas dasar harga berlaku memiliki trend cenderung yang meningkat. Pada tahun 2014 komponen PMTB mencapai 8,05 triliun rupiah atau meningkat sebesar 0,87 triliun rupiah dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2015, komponen PMTB mengalami penurunan sebesar 15,63 persen menjadi 6,79 triliun rupiah. Angka ini meliputi PMTB Pemerintah dan Swasta di Kota Bontang. Sedangkan atas dasar harga konstan besaran angka PMTB tahun 2015 sebesar 5,40 triliun rupiah atau mengalami laju pertumbuhan yang minus sebesar -19,59 persen.

PMTB sebagaimana telah dibahas di depan (bagian 2.3) adalah realisasi penambahan barang modal meliputi pengadaan, pembuatan, pembelian baru termasuk bekas yang berasal dari luar negeri dengan umur pemakaian satu tahun atau lebih, dikurangi atau tidak termasuk barang modal rusak/aus.

Peranan PMTB selama lima tahun terakhir juga menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Namun, pada tahun 2015 peranan tersebut mengalami penurunan dari 13,66 persen tahun 2014 turun menjadi 11,78 pada tahun 2015. Besaran ini memberikan gambaran bahwa peranan PMTB Pemerintah terus mengalami peningkatan meskipun peranannya masih relatif rendah dibandingkan peningkatan PMTB oleh sektor swasta.

2,65 16,35 15,65 19,43 16,91 -1,86 11,62 6,72 1,96 1,16 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 2011 2012 2013 2014 2015 ADHB ADHK

(6)

Tabel 4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Tahun 2010–2015 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 *) 2015 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nilai (juta Rp)  ADH Berlaku 6066002,82 6368065,83 6853203,49 7177218,62 8046545,39 6789076,88  ADH Konstan 6066002,82 6048096,06 6213400,74 6505905,29 6717290,87 5401301,90 Laju Pertumb.(%) -0,30 2,73 4,71 3,25 -19,59 Peranan (%) 11,18 11,45 12,57 12,75 13,66 11,78

Keterangan : *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

Grafik 4. Laju Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

Tahun 2011-2015 (%)

5. Perubahan Inventori

Perubahan inventori dalam penghitingan PDRB penggunaan, merupakan gambaran selisih inventori akhir tahun dengan inventori kondisi awal tahun. Dengan laju pertumbuhan minus sebesar -93,25 persen di tahun 2015 nilai komponen inventori atas dasar harga berlaku sebesar -0,11 triliun rupiah atau menurun 105,83 persen dibanding tahun 2014, sedangkan besaran atas dasar harga konstan mencapai 0,05 triliun rupiah. Pada tahun 2011-2014 Nilai komponen inventori baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan cenderung mengalami peningkatan meskipun peningkatannya dari tahun ke tahun masih relatif rendah. Peranan komponen inventori merupakan komponen dengan peranan terendah dalam komponen PDRB menurut penggunaan. Peranan komponen inventori selama enam tahun terakhir masih bergerak pada kisaran 0–3 persen. Pada tahun 2015 peranan komponen inventori adalah sebesar -0,19 persen dari total PDRB Penggunaan Kota Bontang.

4,98 7,62 4,73 12,11 -15,63 -0,30 2,73 4,71 3,25 -19,59 -25,00 -20,00 -15,00 -10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 2011 2012 2013 2014 2015 ADHB ADHK

(7)

Tabel 5. Perubahan Inventori Kota Bontang Tahun 2010 – 2015 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 *) 2015 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nilai (juta Rp)  ADH Berlaku 252607,01 -194716,82 190522,09 1057462,94 1830329,17 -106783,60  ADH Konstan 252607,01 -102571,06 125897,85 450610,21 743240,17 50158,39 Laju Pertumb.(%) -140,60 -222,74 257,92 64,94 -93,25 Peranan (%) 0,47 -0,35 0,35 1,88 3,11 -0,19

Keterangan : *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

Grafik 5. Laju Pertumbuhan Inventori Tahun 2011-2015 (%)

6. Ekspor dan Impor

6.1. Ekspor

Ekspor Kota Bontang masih merupakan komponen yang sangat dominan dalam pembentukan PDRB Penggunaan, salah satu komoditi andalan dari ekspor adalah LNG yang merupakan komoditi memiliki nilai ekonomis tinggi di pasaran internasional. Namun karena produksi gas alam cair yang mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir ini juga menyebabkan melambatnya pertumbuhan nilai ekspor yang dihasilkan.

Pada tahun 2015 nilai ekspor Kota Bontang atas dasar harga berlaku sebesar 97,60 triliun rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 77,59 triliun rupiah di tahun 2015. Sedangkan peranan ekspor selama kurun waktu enam tahun terakhir masih berkisar 169-181

-177,08 -197,85 455,03 73,09 -105,83 -140,60 -222,74 257,92 64,94 -93,25 -300,00 -200,00 -100,00 0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 2011 2012 2013 2014 2015 ADHB ADHK

(8)

persen pertahunnya. Pada tahun 2015 peranan komponen ekspor sebesar 169,35 persen atau menurun 10,04 persen dibanding tahun 2014, untuk laju pertumbuhan net ekspor atas dasar harga konstan 2010 pada tahun 2015 sebesar 11,15 persen.

Tabel 6. Ekspor Kota Bontang Tahun 2010, 2012 – 2015

Uraian 2010 2012 2013 2014 *) 2015 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Nilai ADH Berlaku

(juta Rp) 95499951,5 97143324,85 101978012,39 105667157,13 97603475,70

Peranan (%) 176,01 178,21 181,20 179,39 169,35

Net ekspor (juta Rp) 44530053,82 43085569,52 43024101,27 43397235,83 44778982,79

Nilai ADH Konstan

(juta Rp) 44530053,82 35388645,84 31881528,17 29827201,07 33152855,68

Laju Pertumbuhan (%) -13,20 -9,91 -6,44 11,15

Keterangan : *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

6.2. Impor

Total nilai impor Kota Bontang tahun 2015 sebesar 52,82 trilyun rupiah, menurun

sebesar 15,17 persen dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 62,27 trilyun rupiah.

Sejalan dengan kegiatan perekonomian Kota Bontang yang didominasi oleh sektor

industri pengolahan (LNG dan pupuk) berimbas pada kebutuhan barang-barang modal

dari luar daerah maupun luar negeri cukup dominan dan juga dengan terbatasnya lahan

Kota Bontang untuk sektor pertanian dan industri yang menghasilkan kebutuhan rumah

tangga juga berdampak pada kebutuhan barang-barang banyak berasal dari luar

provinsi/pulau/luar Kota Bontang sehingga nilai impor setiap tahun cenderung

mengalami trend peningkatan selama enam tahun terakhir.

Nilai impor Kota Bontang atas dasar harga konstan 2010 di tahun 2015 mencapai 44,43

triliun rupiah. Peranan komponen impor pada tahun 2015 sebesar 91,65 persen

terhadap total pembentukan PDRB Penggunaan Kota Bontang.

(9)

Tabel 7. Impor Kota Bontang Tahun 2010, 2012 – 2015

Uraian 2010 2012 2013 2014 *) 2015 *)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Nilai ADH Berlaku

(juta Rp) 50.969.897,68 54.057.755,33 58.953.911,12 62.269.921,30 52.824.492,91

Peranan (%) 93,94 99,17 104,75 105,71 91,65

Nilai ADH Konstan

(juta Rp) 50.969.897,68 44.251.831,82 43.509.927,81 43.061.833,64 44.434.029,97

Laju Pertumbuhan (%) -5,91 -7,72 -1,68 -1,03

Keterangan : *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

Grafik 6. Peranan Ekspor Dan Impor Terhadap PDRB Kota Bontang

Tahun 2011-2015 (%)

Grafik 7. Laju Pertumbuhan Ekspor Dan Impor Tahun 2011-2015 (%)

176,01 176,69 178,21 181,20 179,39 169,35 93,94 94,57 99,17 104,75 105,71 91,65 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00 180,00 200,00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Ekspor (%) Impor (%) -7,10 -10,24 -5,34 -3,32 6,45 -5,91 -7,72 -1,68 -1,03 3,19 -12,00 -10,00 -8,00 -6,00 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 2010 2011 2012 2013 2014 Ekspor (%) Impor (%)

(10)

6.3. Keterkaitan Ekspor dan Impor dengan PDRB

Besarnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh sektor ekonomi di Kota Bontang yang diekspor maupun diimpor terhadap pembentukan PDRB dapat memberikan digambarkan melalui rasio ekspor dan impor.

Tabel 8. Keterkaitan Ekspor dan Impor Terhadap PDRB Tahun 2010–2015

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 *) 2015 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Rasio Ekspor terhadap

PDRB 1,76 1,77 1,78 1,81 1,79 1,69

Rasio Impor terhadap

PDRB 0,94 0,95 0,99 1,05 1,06 0,92

Keterangan : *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

Rasio ekspor Kota Bontang periode 2010 – 2015 terhadap PDRB berkisar antara 1,69 sampai dengan 1,81 persen. Hal ini menunjukkan bahwa ekspor barang dan jasa Kota Bontang, baik ke luar negeri maupun ke dalam negeri (antar provinsi dan kabupaten/kota) di atas nilai PDRB Kota Bontang selama periode 2009–2013 atau dengan kata lain pembentukan PDRB Penggunaan Kota Bontang sangat didominasi oleh perkembangan kinerja ekspor.

Demikian pula dengan rasio impor terhadap PDRB selama tahun 2009–2013 berkisar antara 0,92 sampai dengan 1,06. Komponen impor merupakan kontribusi terbesar kedua setelah komponen ekspor terhadap pembentukan PDRB Penggunaan. Jadi kedua komponen inilah yang sangat mempengaruhi pembentukan PDRB Penggunaan.

Grafik 8. Rasio Ekspor Dan Impor Terhadap PDRB Kota Bontang Tahun

2010-2015

0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1,76 1,77 1,78 1,81 1,79 1,69 0,94 0,95 0,99 1,05 1,06 0,92

(11)

BADAN PUSAT STATISTIK

KOTA BONTANG

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Drs. H. Basiran Suwandi

Kepala BPS Kota Bontang Telp.(0548) 26066, Fax : (0548) 27706

Website: bontangkota.bps.go.id E-mail: bps6474@bps.go.id

Gambar

Tabel 2.   Pengeluaran Lembaga Nonprofit Yang Melayani Rumah tangga (LNPRT)  Tahun 2010-2015  Uraian  2010  2011  2012 2013  2014  *) 2015  **) (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  Nilai (juta Rp)   ADH Berlaku  112.118,86  129.527,43  138.792,58  174.190,31  202.500,58  223.875,89   ADH Konstan   112.118,86  121.189,85  124.380,27  145.042,20  157.240,14  169.045,53  Laju Pertumbuhan  (%)  -  8,09  2,63  16,61  8,41  7,51  Peranan (%)  0,21  0,23  0,25  0,31  0,34  0,39
Grafik 2.  Laju Pertumbuhan Konsumsi Lembaga Nonprofit Yang Melayani  Rumah tangga (LNPRT) Tahun 2011-2015 (%)
Grafik 3.  Laju Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah Tahun 2011 – 2015 (%)
Grafik 4.   Laju Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto  Tahun 2011-2015 (%)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa 46% Bunda PAUD memiliki kemampuan emotion regulation rendah, 30,88% memiliki kemampuan impulse control sedang, 68% memiliki kemampuan

Berdasarkan pembelajaran yang dilaksanakan dari siklus I sampai berakhirnya siklus II, telah diambil kesepakatan antara penelitian dan guru matematika kelas X

Dilihat dari industri yang pesaingnya sedikit, dibutuhkannya kemampuan dan keahlian yang khusus, dan pelanggan yang relatif price- insensitive ini maka Penulis akan menggali

Berdasarkan hasil perancangan sebelumnya maka terbentuklah sistem managemen rantai pasok yang terdiri dari 8 user dan 1 admin. Masing-masing user memiliki hak akses

Penelitian Fifendy et al .(2011) menyimpulkan bahwa penambahan ekstrak kecambah sebagai sumber nitrogen dapat menghasilkan mutu nata yang lebih baik dibanding dengan

Pada sektor rumah tangga mengalami peningkatan pertumbuhan energi listrik dengan persentase pertumbuhan rata-rata mencapai 1,736 % pertahunnya hingga 10 tahun

Untuk spesis A, haiwan tersebut memiliki bahagian abdomen yang besar, bagi spesis B, mereka memiliki perut yang bercorak, spesis C mempunyai tangan yang bercorak, spesis

Hal ini biasanya didasarkan pada perselisihan atara suami dan istri, perselisihan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat berasal dari salah