• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X-G PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN DAN HADITS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) BABAKAN CIWARINGIN CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X-G PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN DAN HADITS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) BABAKAN CIWARINGIN CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X-G PADA MATA

PELAJARAN AL-QUR’AN DAN HADITS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN)

BABAKAN CIWARINGIN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah

IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Oleh :

DWI TRI JAYANTI 58410394

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SYEKH NURJATI

CIREBON

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X-G PADA MATA

PELAJARAN AL-QUR’AN DAN HADITS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN)

BABAKAN CIWARINGIN CIREBON

Oleh :

DWI TRI JAYANTI 58410394

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SYEKH NURJATI

CIREBON

(3)

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Daftar Guru, Staf Tata Usaha, dan Karyawan MAN Babakan Ciwaringin Cirebon

Jumlah Kelas Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon

Jumlah Keseluruhan Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon

Keadaan Gedung Madrasah Aliyah Negeri(MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon

Pengenalan Guru Terhadap Siswa Secara Perorangan

Penyampaian Materi Al-Qur’an dan Hadits Dengan Jelas Sebelum Diadakannya Metode Drill Pemahaman Materi Al-Qur’an dan Hadits

Sebelum Diadakannya Metode Drill

Penggunaan Metode Drill Membuat Siswa Semangat dalam Belajar

Penggunaan Metode Drill Membuat Siswa Rajin Belajar

Metode Drill Membuat Siswa Bingung Dalam Belajar

Pemahaman Materi Setelah Diadakannya Metode Drill

Bosan Dalam Belajar Setelah Diadakannya Metode Drill

Giat Dalam Belajar Setelah Diadakannya Metode

(4)

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Drill

Suasana Kelas Yang Kondusif Keaktifan Siswa Dalam Bertanya

Penggunaan Metode Drill Menyenangkan Prestasi Belajar Siswa Meningkat

Prestasi Belajar Yang Memuaskan Sebelum Diadakannya Metode Drill

Prestasi Belajar Yang Memuaskan Sesudah Diadakannya Metode Drill

Kesiapan Siswa Terhadap Ujian Smester

Metode Drill Membuat Siswa Sulit Dalam Menjawab Ujian Smester

Penggunaan Metode Drill Membuat Semangat Dalam Menghadapi Ujian Smester

Penggunaan Metode Drill Membuat Pemahaman Siswa Dalam Belajar Lebih Cepat

Kesesuaian Soal Ujian Smester Terhadap Materi Pelajaran

Rekapitulasi Prosentase Hasil Skor Angket tentang Penggunaan Metode Drill dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an dan Hadits

Prestasi Belajar Siswa

Prosentase Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran

Al-Qur’an dan Hadits

Mean Prestasi Belajar Siswa Median Prestasi Belajar Siswa Modus Prestasi Belajar Siswa Tabel Penolong Variabel X dan Y

(5)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... ...

DAFTAR TABEL... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Pembatasan Masalah ... 6

3. Pertanyaan Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D.Kerangka Pemikiran ... 7

E. Langkah-Langkah Penelitian ... 9

F. Hipotesis ... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG METODE DRILL DAN PRESTASI BELAJAR ... 15

A.Metode Pembelajaran ... 15

B.Metode Drill ... 18

a. Pengertian Metode Drill ... 18

b. Langkah-langkah dalam Mengaplikasikan Metode Drill ... 20

(6)

d. Tujuan Penggunaan Metode Drill ... 25

e. Prosedur Pelaksanaan Metode Drill ... 26

f. Teknik-teknik Metode Drill ... 27

C.Prestasi Belajar ... 28

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 28

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 33

BAB III KONDISI OBYEKTIF MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) BABAKAN CIWARINGIN KABUPATEN CIREBON... 36

A.Wilayah dan Tempat Penelitian ... 36

B.Letak Geografis dan Sejarah Berdiri ... 36

C.Keadaan Guru, Karyawan dan Siswanya ... 42

D.Keadaan Sarana dan Fasilitas ... 49

E.Proses Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an dan Hadits di Kelas X-G ... 52

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 56

A.Penerapan Metode Drill pada Mata Pelajaran Al-Qur’an dan Hadits Kelas X-G di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Ciwaringin Cirebon ... 56

(7)

C.Pengaruh Metode Drill terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al-Qur’an dan Hadits Kelas X-G di Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) Babakan Ciwaringin Cirebon ... 86

BAB V PENUTUP ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B.Saran-saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabatnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya. Amiin

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu, penulis ucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Maksum, MA, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon

2. Dr. Saefudin Zuhri, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon

3. Drs. H. Suteja, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon

4. Drs. H. Aen Zaenudin, M.A, Dosen Pembimbing I 5. Drs. H. Abdul Ghofar, MA, Dosen Pembimbing II 6. Drs. H. Unin Sjamsunin, M.Pd, Dosen Penguji I 7. Dra. Hj. Nurlaela, M.Ag, Dosen Penguji II

8. Drs. H. Lukman Al Hakim, M.Pd selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon

9. Guru dan Para Siswa Kelas X-G Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon

(9)

11. Kawan-kawan seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan sumbangan pemikiran

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi maupun sistematika penulisannya. Oleh karena itu kesalahan dan kekurangan pada skripsi ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis. Dan penyempurnaan skripsi ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca yang budiman.

Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi insan akademik umumnya dan penulis khususnya, sertta bagi pengembangan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Cirebon, November 2012

(10)

ABSTRAK

DWI TRI JATANTI : PENGARUH PENGGUNAAN METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X-G PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN DAN HADITS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI ( MAN ) BABAKAN CIWARINGIN CIREBON

Dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan baik bila guru menguasai bahan materi pelajaran dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Siswa akan merasa jenuh dan tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran jika metode pembelajarannya tidak sesuai. Dalam penggunaan metode drill ini guru berusaha agar prestasi yang dicapai siswa sangat memuaskan dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang penggunaan metode drill pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits di kelas X-G Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Ciwaringin Cirebon dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa kelas X-G pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits.

Penelitian ini didasari oleh pemikiran bahwa setiap aktifitas apapun bentuknya tentu memiliki tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu jalan atau cara yang digunakan, salah satu caranya adalah dengan menggunakan sebuah metode, karena metode merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu aktifitas. Metode drill merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam metode yang digunakan oleh para pendidik dalam proses pembelajaran agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai. Metode drill lebih menitik beratkan pada ketrampilan siswa seperti kecakapan motorik, mental, dan asosiasi yang dibuat.

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan angket. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif yaitu menghubungkan antara teori dengan peristiwa yang terjadi dilokasi penelitian, sedangkan pendekatan kuantitatif yaitu dengan cara dialog secara statistik dengan rumus prosentase produck momen.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode drill di kelas X-G Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Ciwaringin Cirebon dapat dikatakan cukup, hal ini dilihat dari respon siswa yang positif (selalu dan sering) terhadap penerapan metode drill dalam proses belajar mengajar mencapai 61,63% (sebagian besar). Sedangkan prestasi belajar siswa rata-rata mencapai nilai 83,7. Jadi prosentase penggunaan metode drill pada mata pelajaran

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia pendidikan pada zaman sekarang merupakan haasil dari proses perkembangan yang terjadi pada masa lampau. Dimana sejarah pendidikan sudah ada sejak islam diturunkan oleh Allah ke muka bumi ini yaitu sejak Nabi Adam As. diutus oleh Allah untuk menjadi Khalifah yang pertama di dunia.

Dalam kehidupan sehari-hari pendidikan itu sangat penting, karena pendidikan adalah salah satu kebutuhan mendasar dalam sepanjang kehidupan manusia untuk dapat menyesuaikan diri dengan segala perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya dan pendidikan juga secara jelas terasa manfaatnya. Hal tersebut berdasarkan dalam kehidupan nyata, masyarakat mayoritas lebih mengutamakan pendidikan dibandingkan dengan yang lain. Pendidikan sendiri dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

(12)

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Dalam proses pembelajaran seorang pendidik dituntut untuk lebih aktif dan berwawasan luas, agar bisa membagi wawasan dan ilmu yang dimiliki oleh pendidik terhadap peserta didik. Dan seorang pendidik juga dituntut agar menjadi aktor utama dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang ditegaskan dalam firman Allah dalam Q.S 34 ayat 28









...



Artinya : “…..dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat

manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi

peringatan”. (Hasbi Asshiddiqie, dkk 1993: 28)

Atas dasar firman Allah tersebut bagi para pendidik yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan dituntut untuk bisa membina peserta didik agar menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut juga dijelaskan dalam Q.S 21 ayat 107









Artinya : “Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk

(13)

evaluasi serta merumuskan tujuan pengajaran yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

Dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan baik bila guru menguasai bahan materi pelajaran dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Siswa akan merasa jenuh dan tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran jika metode pembelajarannya tidak sesuai.

Menurut E. Mulyasa (2006: 13) mengemukakan bahwa kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktiv, baik fisik maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, pendidikan dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik.

Sampai saat ini metode pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits belum mencapai ranah kognitip, afektif, dan psikomotor karena prestasi belajar siswa masih dikatakan rendah, akibatnya para siswa merasa bosan dan jenuh ketika mengikuti pelajaran tersebut. Dan tujuan yang ada dalam pembelajaranpun tidak tercapai secara optimal dikarenakan metode yang digunakan monoton.

Menurut Ramayulis (2008: 2-3) metode dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka strategi tersebut harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima materi ajar dengan mudah, efektif dan dicerna dengan baik.

(14)

Menurut Ramayulis (2008: 317) metode drill atau disebut latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis atau pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-siagakan. Sedangkan dalam realitanya guru mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits hanya menggunakan metode tanya jawab, ceramah dan terkadang hafalan. Hal ini yang menyebabkan para siswa merasa jenuh dan bosan dengan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan menggunakan metode drill diharapkan bisa membantu proses belajar mengajar, sehingga para siswa tidak jenuh dan bosan mengikuti mata pelajaran tersebut, dan prestasi belajarnya juga memuaskan.

Metode drill adalah salah satu metode yang digunakan pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits dimana siswa mampu untuk memahami materi yang disampaikan. Selain itu siswa juga mampu memahami ayat Al-Qur’an yang sebagai penguat dari materi yang disampaikan serta memahami makna dan isi kandungan yang terdapat di ayat Al-Qur’an tersebut.

Dengan menggunakan metode drill, kita bisa tau sejauh mana siswa memahami materi pelajaran Al-Qur’an dan Hadits yang disampaikan. Dalam hal ini tidak hanya materi saja yang dipahami oleh siswa, akan tetapi secara tidak langsung siswa mampu menghafal ayat-ayat Al-Qur’an serta makna dan isi kandungan yang terdapat di dalamnya.

(15)

Prestasi belajar merupakan serangkaian proses pembelajaran yang melibatkan ranah kognitip, afektif dan psikomotorik. Hasil akhir inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu pembelajaran.

Menurut Muhibbin Syah (2004:150) prestasi adalah hasil belajar yang meliputi seluruh ranahpsikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Proses belajar dalam hal ini tidak terbatas pada kegiatan belajar formal yang dilakukan di dalam kelas, tapi meliputi seluruh proses pembelajaran.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran

Al-Qur’an dan Hadist pada bulan april 2012 seharusnya dengan diadakannya metode drill prestasi yang diharapkan oleh guru yaitu siswa dapat bersemangat dalam belajar, tidak merasa jenuh dan siswa tidak hanya memahami materi yang diajarkan oleh guru dalam proses belajar mengajar saja, akan tetapi siswa juga secara tidak langsung memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat isi kandungan dalam materi pelajaran tersebut. Dengan adanya metode drill prestasi belajar siswa pun berhasil ditingkatkan dan dengan prestasi yang memuaskan dibandingkan dengan prestasi sebelum diadakannya metode drill. B.Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah a. Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian adalah seputar penggunaan metode drill terhadap prestasi belajar siswa.

b. Pendekatan Penelitian

(16)

c. Jenis Masalah

Jenis masalah dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh penggunaan metode drill terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Al-Qur’an dan Hadits kelas X-G di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon.

2. Pembatasan Masalah

Masalah dalam skripsi ini dibatasi pada penggunaan metode drill dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa smester genap tahun ajaran 2012 / 2013, seluruh siswa kelas X-G Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits.

3. Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana penerapan metode drill yang digunakan pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits siswa kelas X-G Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon ?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa setelah proses belajaran dengan menggunakan metode drill pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits siswa kelas X-G Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon ?

(17)

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penggunaan metode drill pada mata pelajaran

Al-Qur’an dan Hadits siswa kelas X-G di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits sebelum dan setelah diadakannya pembelajaran melalui penerapan metode drill pada siswa kelas X-G di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon. 3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan metode drill

terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits siswa kelas X-G di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon.

D.Kerangka Pemikiran

Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di lingkungan sekolah, terdiri dari dua subjek yang saling aktif yaitu guru yang menyajikan materi pelajaran yang sesuai dengan program pembelajaran atau kurikulum dan yang kedua yaitu siswa yang bertugas untuk memperhatikan materi yang di sampaikan oleh guru di dalam kelas. Keduanya akan terjadi interaksi apabila ada ruang belajar. Tanpa ada salah satu di antara keduanya tidak mungkin terjadi proses belajar atau kegiatan belajar.

(18)

Roestiyah (2008: 125) metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama. Dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau ketrampilan-siap yang setiap saat siap untuk di pergunakan oleh yang bersangkutan.

Di dalam aktivitas pembelajaran tidak hanya metode pembelajaran saja yang diadakan, akan tetapi perlu diadakannya juga suatu evaluas, hal ini sangat penting karena dengan adanya evaluasi, kita dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan tercapai atau tidak. Melalui evaluasi dapat diketahui kemajuan-kemajuan belajar yang dialami oleh siswa, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya.

Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits tidak sepenuhnya digambarkan dalam nilai dan angka, namun harus terealisasikan sebagai sebuah kebiasaan positif yang yang didasarkan pada ketaatan terhadap ajaran islam. Dengan demikian, siswa dikatakan berprestasi dalam mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits apabila mampu memahami, meyakini dan mengamalkan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari.

(19)

Dari uraian di atas penulis menggambarkan skema atau bagan seperti di bawah ini :

Bagan 1

Metode Drill dan Prestasi Belajar Siswa

Metode drill proses pembelajaran prestasi belajar

Mengingat pentingga prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Al-Qu’an dan Hadits yang disertai dengan ketaatan siswa terhadap ajaran islam

yang ada dalam Al-Qur’an maka penerapan metode drill selayaknya digunakan semaksimal mungkin, karena dengan diadakannya metode drill besar kemungkinan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

E.Langkah-langkah Penelitian 1. Menentukan sumber data

a. Data Teoritik

Data teoritik diperoleh dari sejumlah buku dan literatul lainnya yang ada hubungannya dengan judul skripsi untuk dijadikan sumber rujukan.

b. Data Empirik

Data empirik diperoleh melalui terjun langsung ke objek penelitian dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi dan angket.

(20)

a. Populasi

Populasi Menurut Suharsini Arikunto (2002: 108) merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian merupakan populasi. Yang dijadikan populasi adalah siswa kelas X-G Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon dengan jumlah 46 siswa.

b . Sampel

Sampel menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. “Adapun sebagai ancer-ancer dalam penarikan sampel ini, apabila subjeknya kurang dari 100, maka sampel diambil seluruhnya sehingga penelitian ini dikatakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila jumlah subjeknya lebih dari 200, maka dapat diambil sebagai sampel antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih”.

Karena jumlah yang ada dalam satu kelas kurang dari 100 orang, maka yang akan di jadikan sampel adalah seluruh siswa yang ada di kelas X-G yang berjumlah 46 siswa.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

(21)

data fisik tentang sarana dan fasilitas dan data non fisik tentang metode belajar mengajar mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits. b. Teknik Wawancara

Dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan responden, seperti guru agama, kepala sekolah, staf tata usaha dan siswa.

c. Studi Dokumentasi

Teknik studi dokumentasi dilakukan dengan mencatat peristiwa yang sudah terjadi dalam bentuk arsip nilai yang ditempuh melalui guru agama dan staf tata usaha.

d. Angket

Teknik angket dilakukan dengan membagikan daftar pertanyaan yang alternatif jawabannya sudah tersedia, diberikan kepada 46 siswa sebagai responden.

4. Teknik Analisis Data

Dengan menganalis data yang diperoleh melalui angket, studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. Penulis lakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yaitu cara menghubungkan antara teori dengan peristiwa yang terjadi dilokasi penelitian. Sedangkan data yang diperoleh melalui penyebaran angket dianalisa, menurut Anas Sudjono (2000: 40) menggunakan rumus : P =

N f

x 100 %

Keterangan:

(22)

f = Frekuensi yang di peroleh N = Jumlah responden

100% = Bilangan tetap

Untuk memudahkan dalam penafsiran, maka dalam menilai skala prosentase diatas, digunakan kategori yang dirumuskan oleh Suharsimi Arikunto (1993: 167) yaitu:

100% : Responden

90 – 99% : Hampir seluruhnya 60 – 89% : Sebagian besar

51 – 59% : Lebih dari setengahnya

50% : Setengahnya

40 – 49% : Hampir setengahnya 20 – 39% : Sebagian kecil 1 – 19% : Sedikit sekali

0% : Tidak ada

a. Korelasi

Menurut Sukardi (2011: 161) Untuk data yang diperoleh melalui penyebaran angket dianalisis dengan menggunakan korelasi produk moment, rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :

XY

(23)

X = nilai item angket

Y = nilai siswa untuk yang diuji cobakan X2 = kuadrat dari X

Y2 = kuadrat dari Y

Sedangkan untuk mengetahui besar kecilnya korelasi yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2009: 75)

0,000 - 0,200 = hubungan sangat rendah 0,200 - 0,400 = hubungan rendah

0,400 - 0,600 = hubungan cukup 0,600 - 0,800 = hubungan tinggi

0,800 - 1,00 = hubungan sangat tinggi F.HIPOTESIS

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk pengecekan. Sedangkan hipotesis menurut Toto Syatori (2008: 31) adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan dan menghubungkan variabel yang satu bengan variabel yang lain. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang telah dirumrskan.

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

(24)

Hadits bagi siswa kelas X-G Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan metode drill terhadap prestasi belaja pada mata pelajaran Al-Qur’an dan

(25)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS METODE DRILL DAN PRESTASI BELAJAR

A. Metode Pembelajaran

Menurut Taqiyudin (2008: 67) Keberhasilan suatu pendidikan Pada zaman Rasulullah SAW. adalah Metode pembelajaran yang pada dasarnya karena kepiawaian Nabi selaku pemimpin dalam menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Metode yang sering digunakan oleh Nabi Muhammad di antaranya adalah metode ceramah, hafalan, tanya jawab dan sosio drama dalam bentuk penulisan dan pengamalan.

Dalam dunia pendidikan penggunaan metode yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah salah satu contoh metode pembelajaran yang digunakan pendidik pada zaman sekarang. Pembelajaran juga berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar dengan aktif dan membimbing belajar siswa yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Metode pembelajaran yang dipilih juga tentunya yang sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru.

Guru juga harus memikirkan bagaimana penggunaan metode pembelajaran yang membuat siswa dapat belajar secara optimal, dalam arti sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Belajar secara optimal dapat dicapai jika siswa aktif di bawah bimbingan guru yang aktif pula. Berikut ini beberapa pengertian metode pembelajaran :

(26)

ditetapkan. Dengan demikian, salah satu ketrampilan guru yang memegang peranan penting dalam pengajaran adalah memilih metode. Metode adalah cara yang dipakai dalam berbagai kegiatan, agar kegiatan dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Jika tidak ada rencana penggunaan metode yang tepat, maka tujuan tidak akan tercapai dengan efektif dan efisien.

Dengan kata lain, metode harus ditempatkan pada posisi yang paling tepat oleh seorang guru di tengah pembelajaran di kelas. Cukup banyak metode yang populer dan digunakan dalam pembelajaran oleh para guru, salah satunya adalah metode drill. Tercapainya tujuan mata pelajaran tergantung pada objektif tidaknya metode yang dipergunakan.

Metode pembelajaran menurut Muhibbin Syah (2010: 201) adalah cara yang berisi prosedur buku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.

Menurut Roestiyah (1989: 1) Metode mengajar atau teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Menurut Martinis Yamin (2007: 152) Metode Pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.

(27)

Adapun menurut Moh. Uzer Usman (1996: 120) Metode Pembelajaran merupakan sarana interaksi guru dengan siswa dalam Pembelajaran.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah sesuatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar atau teknik dalam mengajar yang dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa, agar pelajaran tersebut dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Dengan metode memungkinkan pembelajaran tumbuh, berbagai kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar oleh guru, sehingga tercipta interaksi edukatif.

Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Namun akan terjadi interaksi yang edukatif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa atau siswa dengan guru.

Begitupun dalam pembelajaran , guru perlu menggunakan metode yang tepat. Dan yang dianggap tepat diantaranya dengan menggunakan metode drill, dengan penggunaan metode drill tersebut, diharapkan perhatian siswa akan lebih terfokus pada materi yang ajarkan oleh guru, hal ini tentu berpengaruh positif pada hasil belajar siswa.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008: 93) dalam pelaksanaan mengajar ada beberapa metode yang mungkin untuk digunakan. ’’Dan dalam memilih metode yang tepat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan diantaranya adalah anak didik, tujuan yang hendak dicapai, situasi, fasilitas,

(28)

Di samping tujuan yang hendak dicapai, situasi, fasilitas dan bahan pelajaran, guru dituntut mampu memanfaatkan situasi dan kondisi. Artinya, walaupun fasilitas yang tersedia di sekolah kurang atau tidak memadai, guru harus mampu memanfaatkan potensi anak didik dan memanfaatkan lingkungan yang ada.

Menurut Udin S. Winataputra (2004: 141) menentukan tingkat efektif suatu sistem pengajaran, digunakan tujuan pengajaran sebagai tolak ukur atau parameter. Penggunaan metode mengajar dikatakan efektif bila mampu menunjukkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dalam menggunakan setiap metode, guru harus memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan untuk mengaktifkan siswa. Misalnya dalam metode ceramah harus diselingi dengan pertanyaan dari siswa atau mereka diberi kesempatan memberikan contoh, membuat ringkasan dan sebagainya. Metode yang banyak memberikan kesempatan untuk keaktifan siswa adalah metode diskusi, sosiodrama, drill dan proyek.

B.Metode Drill

a. Pengertian Metode Drill

(29)

agar siswa memiliki kemampuan motorik/gerak, mengembangkan kecakapan intelek, memiliki kemampuan menghubungkan antara suatu keadaan dengan yang lain.

Oleh sebab itu, guru harus pandai memilih metode yang tepat dengan materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai, seperti pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits, siswa tidak hanya memahami materi yang disampaikan saja, akan tetapi siswa juga bisa membaca, menulis dan memahami arti isi kandungan ayat Al-Qur’an tersebut, sekiranya tepat pada konsep tersebut dalam penyampaiannya menggunakan metode drill, agar materi yang guru berikan akan berkesan lama atau terekam sempurna pada ingatan siswa.

Metode drill (latihan) menurut Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah (2009: 91) adalah merupakan metode pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari. Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswani Zaini (2008: 94) metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.

Menurut Roestiyah (1989: 125) metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama. Dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau ketrampilan-siap yang setiap saat siap untuk di pergunakan oleh yang bersangkutan.

(30)

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu yang baik, dimana metode dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, kesempatan dan keterampilan.

Melihat pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwasanya metode drill adalah metode yang berusaha untuk memberikan ketrampilan yang lebih kepada siswa dari yang telah dipelajarinya sehinga siswa memiliki keahlian tertentu yang diperolehnya dari materi yang telah disampaikan oleh guru.

b. Langkah-langkah Metode Drill (latihan)

Menurut Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah ( 2009: 92-93) dalam pelaksanaannya kadang-kadang metode drill mengalami beberapa hambatan, terutama yang terkait dengan kesiapan guru dan pengkondisian kelas. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip umum metode drill berikut ini:

1. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.

2. Latihan untuk pertama kalinya harus bersifat diagnostik :

a. Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.

b. Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitannya yang timbul.

c. Respons yang benar harus diperkuat.

d. Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol.

3. Masa latihan tidak terlalu lama, tetapi harus sering dilakukan. 4. Pada waktu latihan harus dilakukan proses esensial.

5. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan yang pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.

6. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.

(31)

b. Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk selanjutnya.

c. Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu untuk melengkapi belajar.

Selain itu, dalam pelaksanaan metode drill ini yang tak kalah pentingnya bagi seorang guru memperhatikan petunjuk di bawah ini :

1. Sebelum latihan dimulai siswa sebaiknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa yang dilatihkan.

2. Latihan untuk pertama kalinya harus bersifat diagnostik. Kalau pada latihan pertama, siswa tidak berhasil, maka guru mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan.

3. Latihan tidak terlalu lama asal sering dilakukan.

4. Latihan harusnya disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa. 5. Latihan harusnya mendahulukan hal-hal esensial dan berguna. Dalam pembelajaran metode ini paling tidak diperlukan syarat-syarat seperti berikut :

1. Masa latihan harus menarik dan menyenangkan.

a. Agar hasil latihan memuaskan, minat interistik diperlukan. b. Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas. c. Hasil terbaik yang sedikit menggunakan emosi.

2. Latihan-latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.

3. Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/daya tahan siswa, baik segi jiwa maupun jasmani.

4. Latihan dibeerikan secara sistematis.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill (latihan)

Seorang guru harus mengetahui beberapa metode mengajar supaya tujuan pembelajaran bisa dicapai secara maksimal. Metode yang palik baik digunakan oleh seorang guru ketika mengajar adalah metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Apabila seorang guru tidak menguasai metodeyang akan digunakannya dan tidak mengetahui dari segi positif maupun segi negatifnya maka bisa dipastikan tujuan pembelajaran tidak bisa dicapai secara maksimal. Seorang guru harus tahu cara menggunakan metode tersebut dan mengetahui kelebihan serta kelemahan dari metode yang digunakannya.

(32)

Menurut Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah (2009: 91) kelebihan dari metode drill adalah sebagai berikut :

1). Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh- sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingat siswa, karna seluruh pemikiran, perasaan, kemauan dikosentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.

2). Anak didik akan dapat memperdayakan daya pikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.

3). Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga.hal ini dapat menghemat waktu belajar di samping itu juga siswa dapat mengetahui prestasinya.

Sedangkan menurut Ramayulis (2008: 317) kelebihan dari metode drill adalah sebagai berikut :

1). Peserta didik akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.

2). Dapat menimbulkan percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu ketrampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.

3). Guru lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana pesrta didik yang displin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memeperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik.

Menurut Zakiyah Drajat (2001: 147) mengatakan bahwa pengajaran yang diberikan melalui metode drill dengan cara yang baik akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut :

a. Anak didik dapat menggunakan daya pikirannya yang makin lama bertambah baik dan menjadi lebih teratur dan teliti dalam mendorong daya ingatnya yang berarti daya pikirnya bertambah. b. Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi dan anak

(33)

Menurut Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain (1997: 108) kelebihan metode drill adalah sebagai berikut :

a. Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat alat-alat dan sebagainya.

b. Untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, menjumlah, pengurangan dan sebagainya.

c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk sosila yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, membaca peta, penggunaan simbol dan sebagainya.

d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.

e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaan.

f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.

Keunggulan metode drill menurut Basyirudin Usman (2002: 57) adalah sebagai berikut :

a. Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.

b. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para siswa yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu ketrampilan khusus yang berguna kelak di kemudian hari.

c. Guru lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang disiplin dalam belajarnya dan mana siswa yang kurang dengan memperhatikan tindakan-tindakan dan perbuatan siswa disaat berlangsungnya pengajaran.

2. Di samping kelebihan yang dipunyai, juga ada kelemahan yang perlu diperhatikan.

Menurut Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah (2009: 92) kelemahan-kelemahan dari metode drill adalah sebagai berikut :

1). Latihan yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.

2). Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah siswa merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan. 3). Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci

(34)

4). Latihan yang selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah gurudapat melemahkan inisiatif maupun kretifitas siswa.

5). Karena tujuan latihan adalah untuk mengokohkan asosiasi tertentu maka siswa akan merasa asing terhadap struktur-struktur baru dan menimbulkan perasaan tidak berdaya.

Sedangkan menurut Ramayulis (2008: 318) kelemahan-kelemahan dari metode drill adalah :

1). Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan secara mekanis, dan dalam memberikan stimulasi peserta didik dibiasakan bertindak otomatis.

2). Dapat menghambat inisiatif peserta dididk, dimana inisiatif dan minat peserta didik yang berbeda dengan petunjuk guru dianggap suatu penyimpangan dan pelanggaran dalam pengajaran yang diberikannya.

3. Menurut Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah (2009: 92) kelemahan-kelemahan di atas dapat diatasi dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1. Guru mengarahkan anak didik untuk memberikan respon yang maksimal dan reaksi yang tepat.

2. Jika terdapat kesulitan pada anak didik saat merespons, mereaksi, hendaknya guru segera meeliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulita-kesulitan tersebut.

3. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik reaksi atau respon yant betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar siswa dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya.

4. Usaha siswa memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.

5. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh anak didik. d. Tujuan Penggunaan Metode Drill

(35)

Menurut Roestiyah (1989: 124) teknik pengajaran latihan biasanya digunakan untuk bertujuan agar :

1. Memiliki ketrampilan motoris/gerak ; seperti menghafal kata-kata dan menulis.

2. Mengembangkan kecakapan intelek.

3. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain seperti hubungan sebab dan akibat.

Menurut Ramayulis (2008: 317) yang dimaksud metode drill adalah untuk memperoleh ketamngkasan atau memperoleh ketangkasan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis pengetahuan dapat disempurnakan dan siap siagakan.

Sedangkan menurut Winarno Surachmad (2004: 76) metode drill yaitu untuk memperolehsuatu ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa yang telah dipelajari, karena hanya dengan melakukannya dengan secara praktis pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan disiap-siagakan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan dari metode drill adalah untuk mengembangkan ketrampilan motorik siswa dari materi yang telah diterimanya dan supaya siswa memiliki ketangkasan dan kesiapan dalam cara berpikirnya.

e. Prosedur Pelaksanaan Metode Drill

Menurut Roestiyah (1989: 127-128) untuk mensukseskan pelaksanaan teknik latihan guru memperhatikan prosedur yang disusun sebagai berikut :

1. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilaksanakan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tetapi dapat dilakukan dengan cepat.

(36)

sekarang ataupun di masa yang akan datang. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.

3. Di dalam latihan pendahuluan, instrukturharus lebih menekankan pada diagnosis, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan ketrampilan yang sempurna.

4. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan dan perlu diperhatikan pula apakah response siswa telah dilakukan dengan cepat dan tepat .

5. Guru memperhatikan waktu/masa latihan yang sangat singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.

6. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang esensial/yang pokok atau inti.

7. Instruktur perlu memperhatikan perbedaan indifidual siswa sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dikembangkan.

f. Teknik-teknik Metode Drill

Dalam metode drill tidak hanya tujuan saja yang harus diperhatikan, akan tetapi teknik-teknik metode drill juga harus diperhatikan.

Menurut Oemar Hamalik (2009: 96) teknik-teknik metode drill adalah sebagai berikut :

a. Teknik kognitif b. Teknik psikomotorik c. Teknik reaktif d. Teknik interaktif

Sedangkan menurut Armai Arief (2002: 176) teknik-teknik penggunaan metode drill sebagai berikut :

a. Drill hanyalah bahan atau tindakan yang bersifat otomatis. b. Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas ;

1) Sebelum diadakan latihan, peserta didik perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu sendiri.

(37)

3) Siswa harus mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.

c. Latihan-latihan itu pertama-tama harus ditekankan kepada diagnosa ;

1) Pada taraf-taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang mengurus.

2) Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul. 3) Respon yang benar artinya harus dikenal siswa, sedangkan

respon yang salah harus diperbaiki.

4) Siswa memerlukan waktu untuk mewarisi latihan, perkembangan arti dan kontrol.

5) Di dalam latihan, pertama-tama ketetapan, kemudian kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dicapai.

d. Masa latihan harus relatif singkat, tetapi harus seringb dilakukan pada waktu lain.

e. Masa latihan harus menarik, gembira dan menyenangkan ; 1) Agar hasil latihan memuaskan, minat instrisif diperlukan. 2) Setiap kemajuan siswa harus jelas.

3) Hasil latihan terbaik, dengan sedikit menggunakan emosi. f. Pada waktu latihan, harus mendahulukan proses esensial.

g. Proses latihan dan kebutuhan harus disesuaikan dengan perbedaan indifidu ;

1) Tingkat kecakapan yang diterima pada suatu saat tidak harus sama.

2) Latihan secara oerseorangan sangat perlu untuk menambah latihan kelompok.

Dengan teknik-teknik di atas, metode drill/latihan diharapkan dapat betul-betul manfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan tersebut, serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek.

C.Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

(38)

dengan baik sudah menjadi tugas utama bagi siswa baik itu dilakukan di kelas maupun di rumah.

Prestasi belajar yang diperoleh siswa biasanya dari pihak sekolah dinyatakan dalam bentuk raport. Hasil yang ada dalam raport siswa tersebut merupakan standar keberhasilan siswa dari setiap mata pelajaran, sehingga dengan data nilai yang ada pada raport tersebut dapat ditentukan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar, bahkan hal ini dapat dijadikan dasar bagi lulus atau tidaknya siswa tersebut untuk naik ke kelas berikutnya. Dalam hal ini sebelum mengungkapkan tentang pengertian prestasi belajar, penulis akan membahas tentang pengertian dari prestasi dan belajar terlebih dahulu.

Menurut Muhibbin Syah (2004: 150) prestasi adalah hasil belajar yang meliputi seluruh ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1993: 19) mengemukakan bahwa :

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang dilakukannya, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap. Di dalam peristiwa belajar selalu ada usaha berupa latihan.

Menurut Muhammad Ali (2008: 14) secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan.

(39)

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwasanya prestasi belajar adalah prestasi belajar adalah suatu proses pembelajaran yang diakhiri dengan hasil belajar yang meliputi seluruh ranah psikologis dan sebagai akibat dari pengalaman dalam proses belajar.

Sedangkan menurut Nana Sudjana (2001: 54) prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dengan kemampuan atau potensi dirinya dalam menerima dan memahami materi yang telah diberikan kepadanya atau usaha siswa untuk mencapai tujuan yang digharapkan.

Dari seluruh pendapat yang diuraikan di atas, semua menyepakati bahwasanya kata kunci dalam belajar adalah suatu ”perubahan”, yaitu adanya perubahan ke arah yang lebih baik lagi dan sebagai akibat pelatihan dan pengalaman dalam proses belajar tersebut. Akan tetapi tidak semua perubahan dapat dikatakan senagai hasil belajar, perubahan dalam suatu proses pembelajaran mempunyai ciri-ciri tersendiri.

Menurut Slameto (2003: 3) mengemukakan beberapa ciri perubahan yang termasuk ke dalam penegrtian belajar adalah sebagai berikut :

1. Perubahan dalam belajar terjadi secara sadar

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

4. Perubahan dalam belajar bersifat bukan sementara 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

(40)

Menurut Binyamin Bloom yang dikutip oleh Nana Sudjana (1989: 46) bahwasanya tujuan pendidikan yang hendak dicapai sebagai prestasi belajar terdiri dari tiga bidang, yaitu :

1) Bidang kognitif (cognitive domain)

Prestasi belajar bidang kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektuan terdiri dari enam aspek, yaitu :

a. Pengetahuan (knowledge), mencakup ingatan atau hafalan akan hal-hal yang pernah dipelajari. Seperti fakta, definisi, serta metode yang diketahui.

Contoh : hafalan hadits atau ayat Al-Qur’an dan tentang hukum islam.

b. Pemahaman (comperhension), mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan.

Contoh : siswa mampu memahami dan menghafal makna atau terjemah yang ada dalam ayat Al-Qur’an yang sedang dipelajarinya.

c. Penerapan (application), mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja dalam kasus yang kongkrit dan baru.

Contoh : siswa dapat menerapkan dan membedakan bacaan yang ada dalam ayat Al-Qur’an.

(41)

termasuk idghom bighunnah dan mana yang idghom bilaghunnah.

e. Sintesis (synthesis), yaitu penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh (membuat panduan baru dan utuh).

Contoh : dari pengertian, pemahaman, aplikasi dan analisis, akhirnya siswa dapat menyimpulkan bahwa dari bacaan ayat

Al-Qur’an di atas terdapat berbagai macam hukum bacaan.

f. Evaluasi (evaluation), pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, material.

Contoh : siswa dapat diuji secara langsung dan mampu mempraktekan bacaan ayat Al-Qur’an yang sesuai dengan hukum bacaannya.

2) Bidang afektif (afektife dominan)

Ranah ini berkenaan dengan sikap dan nilai. Bebrapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang tersebut memiliki penguasaan kognitip tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti :

a. Penerimaan (receiving), yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi dan gejala. Dapat ditujukan dengan sikap menerima atau menolak.

b. Sambutan (responding), yakni reaksi yang diberikan siswa terhadap stimulasi yang datang dari luar.

c. Apresiasi (sikap menghargai)

d. Internalisasi/pendalaman, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan, nilai-nilai yang diterima dan diakui serta akan diyakini sepenuhnya.

(42)

3) Bidang psikomotor (psycomotoric domain)

Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk nyata berupa ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ranah ini mencakup :

a. Ketrampilan yang berkaitan dengan koordinasi anggota tubuh berupa gerak atau tindakan.

Contohnya kecakapan siswa dalam menulis ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar.

b. Kecakapan ekspresi berupa kemampuan untuk melakukan suatu ketrampilan yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat dan efisien.

Contohnya siswa dapat membaca ayat Al-Qur’an dengan lancar, fasih dan benar.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik berasal dari dirinya sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswapenting sekali, artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang semaksimal mungkun sesuai dengan kemampuan nya masing-masing.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Bimo Walgito (2004: 151) meliputi hal-hal sebagai berikut :

(43)

Faktor individu merupakan faktor yang penting. Anak belajar atau tidaknya tergantung pada dalam dirinya sendiri, walaupun faktor-faktor yang lain telah memenuhi persyaratan tetapi kalau individu tersebut tidak mempunyai kemauan untuk belajar maka proses belajar tidak terjadi. Faktor ini meliputi faktor fisik dan psikis. b. Faktor Lingkungan Anak

Dalam proses belajar, faktor lingkungan memegang peranan yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Maksud lingkungan disini adalah yang berhubungan dengan tempat, fasilitas untuk belajar, suasana, waktu dan pergaulan.

c. Faktor Bahan atau Materi yang Dipelajari

Bahan yang dipelajari akan menentukan cara atau metode belajar apa yang akan digunakan. Jadi teknik atau metode belajar dipengaruhi atau ditentukan oleh materi yang dipelajari. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pada umumnya belajar dengan cara keseluruhan lebih baik daripada belajar secara bagian-bagian. Hal ini berdasarkan prinsip totalitas, dimana keseluruhan merupakan suatu kebulatan. Namun kalau bahan terlampau panjang maka dapat ditempuh kombinasi dari kedua metode itu, dimana materi dibagi menjadi bagian-bagian tetapi tetap merupakan suatu kebutuhan.

2. Sebagian waktu belajar digunakan untuk melakukan ulangan. Ulangan ini digunakan untuk mengecek sampai dimana bahan yang dipelajari itu tinggal di dalam ingatan.

3. Ulangan hendaknya dilakukan sesering mungkin, makin sering diulang maka akan makin baik dalam ingatan.

4. Di dalam mengulangi bahan pelajaran hendaknya dipakai dengan rentang waktu yang tenggang.

5. Apabila materi yang dipelajari tidak mempunyai arti, maka pergunakanlah cara mneumoteknik, yaitu bahan yang satu dihubungkan dengan bahan yang lain hingga merupakan suatu kesatuan yang berarti. Artinya materi yang dipelajari akan mudah diinagt.

(44)

a. Aspek Biologis atau Jasmaniyah yang mencakup kesehatan dan kemampuan indera. Dengan tubuh yang sehat seseorang akan mampu mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap pelajaran, begitupun dengan indera yang lengkap dan normal akan memudahkan seseorang dalam belajar.

b. Aspek psikologis atau rohaniah yang mencakup kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor, motivasi dan minat.

(45)

BAB III

KONDISI OBJEKTIF MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) BABAKAN CIWARINGIN CIREBON

A.Wilayah dan Tempat Penelitian

Wilayah yang menjadi objek penelitian yang digunakan oleh penulis adalah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Sedangkan untuk tempat penelitian penulis mengambil sampel penelitian di kelas X-G dengan jumlah 46 siswa laki-laki.

B.Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya

a. Letak Geografis Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin terletak di bagian ujung Barat Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Desa Babakan Ciwaringin dikenal sebagai desa yang religius, hal ini terbukti dengan banyaknya Pondok Pesantren baik yang besar maupun yang kecil dengan jumlah santri sekitar 8.000 orang.

Penduduk Desa Babakan berjumlah 4.320 jiwa (Sensus Penduduk Tahun 2010). Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani dan selebihnya sebagai karyawan pabrik, Pegawai Negeri Sipil, dan Wiraswasta.

(46)

maupun swasta, dan terdapat satu Perguruan Tinggi Swasta yakni Sekolah

Tinggi Agama Islam Ma’had Ali (STAIMA).

b. Sejarah Berdirinya Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin

Dalam perkembangannya sampai sekarang pondok pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon telah berusia lebih dari 200 tahun. Para ulama pengasuh pesantren telah banyak mendirikan lembaga pendidikan, baik yang menggunakan sistem pendidikan pesantren maupun yang menggunakan sistem

pendidikan formal seperti ; Madrasah Diniyah, Ibtida’iyah, Tsanawiyah, dan

Aliyah di bawah binaan Departemen Agama RI, maupun sekolah umum tingkat dasar, SMP, dan SMA di bawah binaan Departemen Pendidikan Nasional. Pendidikan pada tahyn tahun 1960 di Babakan Ciwaringin ada lima buah Madrasah yang Menggunakan Kurikulum Pesantren, yaitu :

- Madrasah Salafiyah (Msy) Diniyah Takmiliyah Awaliyah - Madrasah Salafiyah (Msy) Diniyah Takmiliyah Wushto - Madrasah Salafiyah (Msy) Diniyah Takmiliyah Ulya

Adapun yang menggunakan Kurikulum Pesantren ditambah Kurikulum Departemen Agama seperti :

(47)

Perkembangan selanjutnya Msy Takmiliyah Whustho dinegerikan menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) dan MSS Takmiliyah Ulya menjadi Sekolah Persiapan IAIN (SPIAIN) yang lulusannya khusus untuk melanjutkan pendidikan ke IAIN.

Memperhatikan perkembangan sistem pendidikan nasional tahun 1970 dan pertimbangan sistem pendidikan pesantren serta kebutuhan masyarakat, dan untuk menampung lulusan MTs dan SMP yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi/IAIN, maka YKPP dengan prakarsa KH. Moh.Haririe Sanusi, KH. Anwar Fhatoni, KH. Syarif Hud Yahya, KH. Yunus Amin dan kawan-kawan mengadakan musyawarah bersama para ulama sesepuh pengasuh pesantren Babakan Ciwaringin yang menghasilkan :

1. Mengusulkan agar MHS tingkat Aliyah dinegerikan

2. Pesantren Miftahul Muta’alimin Babakan Ciwaringin Cirebon mengajukan usul penegerian MHS tingkat Aliyah dengan (surat No. 121/M.A.IX/69 tanggal 12-Oktober 1969)

(48)

Menteri Agama RI No. 17 tahun 1978 MAAIN tersebut berganti nama menjadi MAN Babakan Ciwaringin Kabupaten Cirebon seiring dengan berlakunya Kurikulum Departemen Agama RI tahun 1975.

Dalam upaya meningkatkan mutu Madrasah Aliyah, maka melalui SK Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama RI Nomor E.IV/PP.00.6/KEP/-17.A/98 tanggal 20 Februari 1998 menyatakan bahwa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Ciwaringin Kab. Cirebon adalah salah satu Madrasah Aliah Negeri (MAN) Model dari 35 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model seluruh Indonesia yang dilengkapi dengan dengan sarana PSBB (Pusat Sumber Belajar Bersama), sehingga diharapkan menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) percontohan khususnya di wilayah III Cirebon.

Kondisi eksternal di lingkungan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Ciwaringin Kab. Cirebon meliputi kondisi lingkungan dan kontribusi masyarakat. Sebagaimana yang diuraikan di atas, kondisi lingkungan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Ciwaringin sangat kondusif untuk belajar, karena berada di lingkungan komplek pondok pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon. Sedangkan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan Madrasah baru terbatas pada bantuan dana orang tua murid lewat Komite Madrasah.

Sebagai lembaga pendidikan formal negeri di bawah naungan Departemen Agama, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Babakan Ciwaringin Cirebon memiliki landasan yuridis sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikannya, antara lain :

(49)

Salafiyah Pesantren Babakan Ciwaringin Kabupaten Cirebon menjadi Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) Babakan Ciwaringin Kabupaten Cirebon provinsi Jawa Barat. 2. SK Menteri Agama RI No.17 tahun 1978 tanggal 16 Maret 1978

yang berkenaan dengan penyederhanaan bentuk dan struktur organisasi persekolahan dan tata cara kerja Departemen Agama RI, MAAIN tersebut berganti nama menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Ciwaringin Kabupaten Cirebon seiring dengan berlakunya Kurikulum Departemen Agama RI tahun 1975.

3. Undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

4. Peraturan Pemerintah RI No. 39 tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional.

5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0489/V/1992 tentang Madrasah Aliyah sebagai Sekolah Umum yang Berciri Khas Agama Islam.

6. Keputusan Mentei Agama RI Nomor 370 tahun 1993 tentang Madrasah Aliyah dan Nomor 373 tentang Kurikulum MA. 7. SK Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama RI Nomor

(50)

dilengkapi dengan sarana PSBB (Pusat Sumber Belajar Bersama), sehingga diharapkan dapat menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) percontohan khususnya di wilayah III Cirebon. Adapun perkembangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Ciwaringin yaitu sebagai berikut :

1. Periode 1970-1971

Madrasah masih menempati tanah dan gedung MHS dengan status hak pakai tanpa sewa, keadaan siswa pada atahun 1969 berjumlah 96 orang, tahun 1970 153 orang, dan ketika tahun 1971 berjumlah 224 orang.

2. Periode 1972-1985

Kepala Madrasahnya : Drs. HM. Usman. Programnya terdiri dari : Ilmu-ilmu Agama, Sosial Budaya, Paspal. Jumlah rombelnya ada 30.

3. Periode 1985-1990

Kepala Madrasahnya : Drs. A. Jahid Hidayat. Programnya terdidri dari Ilmu-ilmu Agama, Fisika, Biologi, dan Ilmu Sosial. Jumlah rombelnya ada 27.

4. Periode 1990-1994

(51)

5. Periode 1994-2004

Kepala Madrasahnya : H. R.A. Afandi, BA. Programnya terdiri dari Bahasa, IPA, IPS. Jumlah rombelnya ada 27.

6. Periode 2004-2007

Kepala Madrasahnya : Drs. H. Yusuf Umar. Programnya terdiri dari Bahasa, IPA, IPS. Jumlah rombelnya ada 31.

7. Periode 2007-2011

Kepala Madrasahnya : Drs. H. Kumaedi M.Pd programnya terdiri dari Bahasa, IPA, IPS dan Keagamaan. Jumlah rombelnya ada 31.

8. Periode 2011-sekarang

Kepala Madrasahnya : Drs. H. Lukman Al Hakim, M.Pd. programnya terdiri dari Bahasa, IPA, IPS, DAN Keagamaan. Jumlah rombelnya ada 36.

C.Keadaan Guru, Kariyawan dan Siswa

Jumlah seluruh personil madrasah sebanyak 108 orang, terdiri atas guru 81 orang, karyawan dan staf tata usaha sebanyak 27 orang. Lebih lengkap, data personil madrasah disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1

Daftar guru, staf tata usaha, dan karyawan MAN Babakan Ciwaringin Cirebon

No. Nama Guru Jabatan

1. Drs. H. Lukman Al Hakim, M.Pd

(52)

2. Kasim Ali Alimin, S.Pd Koor. Program Unggulan Fullday 3. Drs. Nono Kartono Waka Ur. Kurikulum

4. Supriyono, S.Pd Koor. Ur. BK 5. Muhaemin, S.Pd Waka. Ur. Sarana 6. Drs. Hasan Zaeni Waka. Ur. Humas 7. Drs. Ujang Supandi Waka. Ur. Kesiswaan 8. Drs. H. Ali Edi Sunarto Guru B. Indonesia

9. Drs. H. M.A. Badawi, M.Ag Guru Qur’an Hadits/Nahwu/Shorof 10. Drs. H. Saeroji Guru B. Inggris/Mulok

11. Drs. Abdussalam Guru Biologi 12. Drs. Tata Salasata, M.Pd Guru. Biologi 13. Drs. Sukmadi Guru B. Indonesia 14. Drs. Agus Hamdan Guru Penjaskes

15. Laelaningsih,BA Guru Sejarah/Tata Boga

16. Drs. Momon Guru. Geografi

(53)

25. Rudi Firmansyah, S.Pd Guru B. Inggris 26. Iin Herawati, S.Ag Guru SKI 27. Abdul Wahid, S.Ag Guru B. Inggris 28. Karyono, S.Pd, M.P Fis Guru Fisika

29. Sadira Guru Fisika

30. H. Muhaemin, M.Ag Guru B. Arab 31. Tabroni, S.Ag Guru B. Inggris 32. H. Agus Jamaluddin, S.Ag,

M.M.Pd

Guru B. Arab

33. Drs. Ajat Hendrajat Guru Antropologi/B. Jepang

34. Kurnani, S.Pd Guru Pkn

35. Adun Mukholadun, S.Pd Guru Fisika

36. Erwandi, SS Guru B. Indonesia

37. Agus Hasan, S.Pd Guru Matematika/TIK 38. Adi Setiadi, S.Pd Guru Ekonomi/TIK

39. Ilyas Habibi, S.Pd.I Guru Fiqih/Qiro’atul Kutub 40. Nunung Nurhasanah, S.Pd Guru B. Inggris

(54)

47. Setiyaningsih, SE Guru Ekonomi/Sosiologi/Sejarah 48. Martono, S.Pd Guru Penjaskes/TIK

49. Masruhah, S.Ag Guru Sejarah/Seni Budaya 50. Uus Khusnul Khotimah,

S.Pd.I

Guru Biologi/Pkn

51. Anto Dianto, S.Pd Guru Sejarah 52. Saeful Bahri, S.Pd Guru Sejarah 53. H. Syarif Abu Bakar, S.Ag,

M.Si

Gurur B. Arab/Fiqih/Hadits

54. Drs. Syamsul Ma’arif Guru SKI/Sejarah/Pkn 55. Drs. H. Athoillah Guru Fiqih/Akidah Akhlaq 56. Drs. Sholehuddin, M.Ag Huru B. Arab/Tafsir

57. Asiah, S.Ag Guru B. Arab

58. H. Mustakim, BA Guru Fikih/Akidah Akhlaq 59. Drs. Moh. Mansyur Guru TIK

60. Heri Suheri, S.Pd Guru Penjaskes 61. Moh. Dimyati, S.Ag Guru Penjaskes

62. Ruheti, S.Pd Guru B. Jepang

63. H. Taufikurohman Guru Seni Budaya 64. Dian Maryati, S.Pd Guru Geografi

65. Anifah, S.Pd Guru Matematika

(55)

68. Ummul khiyaroh, S.Pd.I Guru Fiqih

69. Amrullah, S.Pd.I Guru Matematika/Kesenian

70. Suryama, S.Kom Guru TIK

71. Agus Salim, S.Si Guru Fisika Sains 72. Dra. Nurlaela Guru Biologi 73. Dian Sundari, S.Pd Guru Biologi 74. Lia Fitriani, S.Pd Guru Biologi

75. Moh. Sanadi,SH Guru Pkn

76. Ai Zakiah Fitri, S.Pd Guru BK/Tahfidzul Qur’an 77. Ummu Hani, S.Th.I Guru Tafsir

78. Ade Rahmat, S.Pd Guru B. Arab

79. H. Nurhadi,SQ Guru Tahfidzul Qur’an 80. Hilyatul Aulia, M.Si Guru Pkn

81. Asep Rahmat Mulyadi Guru B. Indonesia

82. Drs. Mulyadi Kepala TU

83. Hj. Nurul Azizah, S.Ag Bendahara UYHD

84. Hj. Isofiyah Bendahara DSP

85. Sudana Ur. Daftar Gaji

86. M. Afifi Ur. Kepegawaian

87. Akhmad Irfan Ur. Perpustakaan

88. Suniasih, ST Ur. Loboraturium

89. Ulfa A.Md Ur. Kesiswaan

(56)

91. Jumroh Ur. Koperasi Siswa

92. Abdul Rouf Ur. K3

93. Idy Rosyidie Ur. Umum

94. Deharja Ur. Administrasi Komputer

95. Wahyu Raya Ur. Perpustakaan

96. Salim Abdul Ghani Ur. Pustekom

97. Uus Usliyah Ur. Perpustakaan

98. Edi Junaedi -

99. Hasbullah Penjaga Malam

100. Abdul Qodir Ur. Rumah tangga

101. Solehudin Satpam

102. Asep Saefudin Ur. K3

103. Muslim Ur. K3

104. Abdul Mukhit Ur. K3

105. Rahmatullah Penjaga Malam

106. Abdullah Penjaga Malam

107. M. Syafaat Satpam

108. H. Bad Driver

Sumber : Staf TU MAN Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon

(57)

Tabel 2

Jumlah Kelas Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon

NO KELAS/PROGRAM BANYAKNYA

ROMBEL

KET

1 X 13

2 XI KEAGAMAAN 2

3 XI BAHASA 2

4 XI IPA 5

5 XI IPS 4

6 XII KEAGAMAAN 2

7 XII BAHASA 2

8 XII IPA 4

9 XII IPS 4

JUMLAH 9 38

Sumber : Staf TU MAN Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon

Secara lebih detail jumlah siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3

Jumlah Keseluruhan Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon

(58)

Gambar

Tabel Penolong Variabel X dan Y
Tabel 2
Tabel 4
Tabel 7
+7

Referensi

Dokumen terkait

OK Proses Menghapus Data Input Nama Karyaw an Proses Membatalkan Hapus Data Proses Menyimpan Data Proses Membatalkan Data Rekap Absensi End Kelik Simpan Klik Kembali Klik

Metode: Dibuat desain sistem untuk mengobjektifikasi dan menguantifikasi pemeriksaan fisik, yang terdiri dari empat komponen: pemindaian tubuh pasien secara 3

smartphone mengakses fungsi pengecekan level baterai pada sistem operasi android. Selanjutnya, data level pengisian baterai tersebut dibuatkan algoritmanya agar level

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul “Pengaruh Tipe Kepribadian Locus of Control dan Self

Bahwa partai- partai politik yang dibentuk di Indonesia belum bisa lepas dari politik aliran yang menunjukkan tingginya pluralitas spektrum ideologi dan kultur

Syariah IAIN Ponorogo. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara gaya hidup atau promosi penjualan terhadap pembelian impulsif hijab online shop

Ukuran perusahaan digunakan dalam penelitian ini dikarenakan pada perusahaan manufaktur dibutuhkan human capital dan physical capital yang cukup tinggi, apakah semakin

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respons Pertumbuhan dan