• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN/PEMERIKSAAN PEMERINTAHAN - Repository IPDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGAWASAN/PEMERIKSAAN PEMERINTAHAN - Repository IPDN"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

1 1

PENGAWASAN/PEMERIKSAAN

PENGAWASAN/PEMERIKSAAN

PEMERINTAHAN

PEMERINTAHAN

IPDN-KEMDAGRI

(2)

Biodata Narasumber

• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si • Lahir : Jambi, 4 Maret 1977

• NIP : 19770304 1995 11 1 001

• Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala) • Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)

• Instansi : Kampus IPDN Jatinangor

• Alamat : Komp. Singgasana Pradana

Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung

(3)

a. Apa itu Pengawasan a. Apa itu Pengawasan

Adalah suatu bentuk pengamatan yang pada umumnya Adalah suatu bentuk pengamatan yang pada umumnya dilak ukan secara menyeluruh, dengan jalan mengadakan dilak ukan secara menyeluruh, dengan jalan mengadakan perbandingan antara kenyataan yang dilaksanakan dengan perbandingan antara kenyataan yang dilaksanakan dengan yang seharusnya dilaksanakan atau terjadi.

yang seharusnya dilaksanakan atau terjadi. Pengawasan

Pengawasan ini diikuti dengan penilaian dan pelaporan. ini diikuti dengan penilaian dan pelaporan.

b. Mengapa perlu dilakukan pengawasan. b. Mengapa perlu dilakukan pengawasan.

Untuk menjamin dan memastikan bahwa, tujuan dan

Untuk menjamin dan memastikan bahwa, tujuan dan

sasaran serta tugas – tugas organisasi akan dan telah

sasaran serta tugas – tugas organisasi akan dan telah

terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana,

terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana,

kebijaksanaan, instruksi dan ketentuan –ketentuan yang

kebijaksanaan, instruksi dan ketentuan –ketentuan yang

berlaku

berlaku

(4)

c.

Bilamana/kapan pengawasan dilaksanakan.

Pengawasan dilaksanakan sebelum kegiatan dimulai. Pengawasan ini bersifat preventif,

misalnya :

- Pengawasan terhadap persetujuan rencana kerja; - Pengawasan terhadap penetapan petunjuk

operasional;

(5)

Pengawasan Pengawasan yang yang dilakukan dilakukan selama selama kegiatan sedang dilakukan,

kegiatan sedang dilakukan, yaitu pengawasan yaitu pengawasan dengan tujuan membandingkan antara hasil dengan tujuan membandingkan antara hasil yang telah dan yang seharusnyadicapai dalam yang telah dan yang seharusnyadicapai dalam

waktu selanjutnya; waktu selanjutnya;

Pengawasan Pengawasan yang yang dilakukan dilakukan sesudah sesudah kegiatan selesai dilaksanakan,

kegiatan selesai dilaksanakan, pengawasan pengawasan ini bersifat represif.

(6)

d. Siapa yang melaksanakan pengawasan.

1. Pimpinan unit kerja terhadap bawahan melalui Waskat (Pengawasan melekat);

2. Pengawasan oleh Masyarakat (Wasmas), caranya melalui pengaduan, pemberitaan dimedia massa;

(7)

Caranya : Caranya :

-

- Minta keterangan Yang bersangkutan;Minta keterangan Yang bersangkutan; - Minta keterangan pihak terkait;

- Minta keterangan pihak terkait;

- Minta kepada pihak tertentu untuk mengadakan - Minta kepada pihak tertentu untuk mengadakan

pemeriksaan; pemeriksaan;

- Memberi saran pendapat - Memberi saran pendapat..

Bentuknya : Bentuknya :

- Pandangan umum Fraksi, Pansus; - Pandangan umum Fraksi, Pansus;

- Sidang Komisi; - Sidang Komisi;

- Dengar pendapat; - Dengar pendapat;

(8)

4. Pengawasan oleh Aparat pengawas fungsional pemerintah (APFP) :

Internal : Irjen Departemen, BPKP, Bawas Prov., Bawasda Kabupaten/ Kota (Untuk BEKASI

INSPEKTORAT KABUPATEN BEKASI).

(9)

e. Siapa yang menjadi obyek Pemeriksaan.

e. Siapa yang menjadi obyek Pemeriksaan.

Instansi/Lembaga maupun perorangan

Instansi/Lembaga maupun perorangan

yang melaksanakan kegiatan, meliputi :

yang melaksanakan kegiatan, meliputi :

Kegiatan Umum Pemerintahan;Kegiatan Umum Pemerintahan;

Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dibuat Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dibuat

oleh Aparatur;

oleh Aparatur;

Pelaksanaan rencana pembangunan;Pelaksanaan rencana pembangunan;

Penyelenggaraan Penyelenggaraan penguasaan penguasaan dan dan

pengelolaan keuangan/ kekayaan Negara/

pengelolaan keuangan/ kekayaan Negara/

Daerah/Desa/lain-lain;

Daerah/Desa/lain-lain;

Kegiatan BUMN/BUMD.Kegiatan BUMN/BUMD.

Kegiatan Aparatur Pemerintah yang meliputi Kegiatan Aparatur Pemerintah yang meliputi

aspek-aspek kelembagaan, kepegawaian

aspek-aspek kelembagaan, kepegawaian

dan ketatalaksanaan.

(10)

f. Bagaimana melakukan pengawasan.

1. Langkah-langkah melaksanakan pengawasan : Menetapkan tolok ukur;

Tolok ukur ini diperlukan untuk dapat membandingkan dan menilai apakah kegiatan– kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana, pedoman, kebijaksanaan serta peraturan perundang-undangan.

Menetapkan metode, waktu dan frekuensi;

(11)

 Mengukur pelaksanaan dan membandingkan;Mengukur pelaksanaan dan membandingkan;

Pengukuran pelaksanaan dan pembandingan tersebut Pengukuran pelaksanaan dan pembandingan tersebut merupakan kegiatan penilaian terhadap hasil yang

merupakan kegiatan penilaian terhadap hasil yang

nyata-nyata dicapai melalui pembandingan terhadap apa

nyata-nyata dicapai melalui pembandingan terhadap apa

yang seharusnya dicapai sesuai tolok ukur yang telah

yang seharusnya dicapai sesuai tolok ukur yang telah

ditentukan.

ditentukan.

 TindaklanjutTindaklanjut

Tindak lanjut ini dilakukan berdasarkan hasil penilaian Tindak lanjut ini dilakukan berdasarkan hasil penilaian dan pembenahannya seperti tersebut dalam langkah

dan pembenahannya seperti tersebut dalam langkah

ketiga, yaitu mengukur pelaksanaan dan

ketiga, yaitu mengukur pelaksanaan dan

membandingkan. Langkah tindak lanjut dapat berupa

membandingkan. Langkah tindak lanjut dapat berupa

Penyesuaian mengenai rencana, dan atau

Penyesuaian mengenai rencana, dan atau

kebijaksanaannya dan atau ketentuan-ketentuannya,

kebijaksanaannya dan atau ketentuan-ketentuannya,

memberikan bimbingan, penghargaan atau sanksi

(12)

2. Pelaksanaan pengawasan fungsional dilakukan melalui

2. Pelaksanaan pengawasan fungsional dilakukan melalui

kegiatan pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan

kegiatan pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan

penilaian.

penilaian.

a) Pemeriksaan adalah salah satu bentuk

a) Pemeriksaan adalah salah satu bentuk

pengawasan fungsional yang dilakukan dari

pengawasan fungsional yang dilakukan dari

dekat dengan cara membandingkan antara

dekat dengan cara membandingkan antara

sesuatu yang telah atau akan dilaksanakan,

sesuatu yang telah atau akan dilaksanakan,

dengan yang seharusnya dialksanakan menurut

dengan yang seharusnya dialksanakan menurut

aturan dan norma-norma tertentu.

aturan dan norma-norma tertentu.

b) Pengujian adalah salah satu bentuk pengawasan

b) Pengujian adalah salah satu bentuk pengawasan

fungsional yang dilakukan dengan cara meneliti

fungsional yang dilakukan dengan cara meneliti

kebenaran, mutu, jumlah, dokumen dan atau

kebenaran, mutu, jumlah, dokumen dan atau

barang dengan kriteria yang ditetapkan.

(13)

c) Pengusutan adalah salah satu pengawasan fungsional, c) Pengusutan adalah salah satu pengawasan fungsional, untuk mencari bahan-bahan bukti adanya dugaan atau untuk mencari bahan-bahan bukti adanya dugaan atau indikasi terjadinya penyimpangan kearah/masuk indikasi terjadinya penyimpangan kearah/masuk kriteria Tindak Pidana dengan ketentuan kriteria Tindak Pidana dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku. undangan yang berlaku.

d) Penilaian adalah salah satu bentuk pengawasan d) Penilaian adalah salah satu bentuk pengawasan fungsional untuk meningkatkan tingkat keberhasilan fungsional untuk meningkatkan tingkat keberhasilan suatu program/kegiatan (penyelenggaraan suatu program/kegiatan (penyelenggaraan

(14)

14 14

I. Dasar Hukum Pengawasan

I. Dasar Hukum Pengawasan

a.

a. Keputusan Presiden Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Keputusan Presiden Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

Pegawai Negeri Sipil. b.

b. PP 41 tahun 2007 Organisasi Perangkat Daerah (ps 12 ) PP 41 tahun 2007 Organisasi Perangkat Daerah (ps 12 )

c.

c. Per Menpan Nomor 19 tahun 1996 dan Nomor 220 tahun 2008 tentang Per Menpan Nomor 19 tahun 1996 dan Nomor 220 tahun 2008 tentang jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.

jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya. d.

d. Instruksi Presiden Nomor : 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Instruksi Presiden Nomor : 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi

Pemberantasan Korupsi e.

e. Per Menpan Nomor : 4 Tahun 2008 tentang Kode Etik APIPPer Menpan Nomor : 4 Tahun 2008 tentang Kode Etik APIP

f.

f. Per Menpan Nomor : 5 tahun 2008 tentang Standart Audit APIPPer Menpan Nomor : 5 tahun 2008 tentang Standart Audit APIP

g.

g. Peraturan Pemerintah Nomor : 60 Thun 2008 tentang Sistem Peraturan Pemerintah Nomor : 60 Thun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Pengendalian Intern Pemerintah h.

h. KepMenpan Nomor:KEP/46/M.PAN/4/2004 tanggal 26 April 2004 tentang KepMenpan Nomor:KEP/46/M.PAN/4/2004 tanggal 26 April 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam Penyelenggaraan

Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan dan SE Menpan Nomor:SE/14/M.PAN/10/2006 tanggal 9

Pemerintahan dan SE Menpan Nomor:SE/14/M.PAN/10/2006 tanggal 9

Okt 2006 tentang Peningkatan Pelaksanaan Waskat

Okt 2006 tentang Peningkatan Pelaksanaan Waskat..

(15)

3. Prinsip-Prinsip Pengawasan

a) Obyektif dan menghasilkan fakta

Pengawasan harus bersifat obyektif dan dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan dan berbagai faktor yang mempengaruhi.

b) Pengawasan berpedoman pada kebijaksanaan yang berlaku.

Untuk dapat mengetahui dan menilai ada tidaknya

kesalahan-kesalahan dan penyimpangan,

pengawasan harus berpangkal tolak dari keputusan pimpinan yang tercantum dalam :

- Tujuan dan sasaran yang btelah ditetapkan. - Rencana kerja yang telah ditentukan.

- Pedoman kerja yang digariskan.

(16)

c) Preventif. c) Preventif.

Pengawasan harus bersifat mencegah sedini mungkin Pengawasan harus bersifat mencegah sedini mungkin terjadinya kesalahan-kesalahan, berkembang dan terjadinya kesalahan-kesalahan, berkembang dan

terulangnya kesalahan-kesalahan. terulangnya kesalahan-kesalahan.

Oleh karena itu pengawasan harus dilakukan pada tahap Oleh karena itu pengawasan harus dilakukan pada tahap perencanaan yang akan dilaksanakan.

perencanaan yang akan dilaksanakan. d) Pengawasan bukan tujuan.

d) Pengawasan bukan tujuan.

Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan, akan Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan, akan tetapi sebagai sarana untuk menjamin dan tetapi sebagai sarana untuk menjamin dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan

organisasi. organisasi. e) Efisiensi. e) Efisiensi.

Pengawasan harus dilakukan secara efisien, bukan Pengawasan harus dilakukan secara efisien, bukan justru menghambat efisiensi pelaksanaan pekerjaan.

(17)

4. Norma-Norma Pengawasan.

4. Norma-Norma Pengawasan.

a) Pengawasan harus mandiri dan terpisah dari kegiatan a) Pengawasan harus mandiri dan terpisah dari kegiatan

yang diawasi. yang diawasi.

b) Pengawasan harus dilakukan dengan keahlian dan b) Pengawasan harus dilakukan dengan keahlian dan

keteliltian profesional yang disyaratkan. keteliltian profesional yang disyaratkan.

c) Lingkup pengawasan meliputi pengkajian dan evaluasi c) Lingkup pengawasan meliputi pengkajian dan evaluasi terhadap keefektifan dari sistem pengendalian intern terhadap keefektifan dari sistem pengendalian intern yang dimiliki oleh organisasi yang diawasi termasuk yang dimiliki oleh organisasi yang diawasi termasuk

kualitas dari pelaksanaan tugas fungsi diemban. kualitas dari pelaksanaan tugas fungsi diemban.

d) Pengawasan meliputi perencanaan pengawasan, d) Pengawasan meliputi perencanaan pengawasan, menguji dan mengevaluasi informasi, pemberitahuan menguji dan mengevaluasi informasi, pemberitahuan

(18)

5. Kode Etik Profesi

Perilaku Pemeriksa/Pengawas

a) Perilaku Pemeriksa sesuai dengan Tuntutan Organisasi

 Pemeriksa wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.

 Pemeriksa harus memiliki semangat pengabdian yang tinggi kepada organisasnya.

 Pemeriksa harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam tugasnya.

 Pemeriksa harus memiliki integritas yang tinggi.

 Pemeriksa dalam melaksanakan tugasnya harus selalu memperta-hankan obyektifitas.

(19)

b) Perilaku Pemeriksa dalam interaksi dengan sesama Pemeriksa.

Perilaku ini meliputi :

Pemeriksa wajib untuk menggalang kerjasama yang sehat dengan sesama pemeriksa.

Pemeriksa harus saling mengingatkan, membimbing dan mengoreksi perilaku sesama pemeriksa.

(20)

c) Perilaku Pemeriksa dalam interaksi dengan pihak yang diperiksa.

Perilaku ini meliputi :

 Pemeriksa senantiasa harus menjaga penampilannya.

 Pemeriksa harus mampu menjalin interaksi yang sehat dengan pihak yang diperiksa.

 Pemeriksa harus mampu menciptakan iklim kerja yang baik dengan pihak yang diperiksa.

(21)

g. Manfaat dari Pengawasan

.

Hasil pengawasan harus dijadikan masukan oleh pimpinan dalam mengambil keputusan untuk :

– Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan dan ketidaktertiban.

– Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan dan ketidaktertiban tersebut.

(22)

III. Pengertian-Pengertian

a. Pemeriksaan

Salah satu bentuk pengawasan yang pada umumnya dilakukan dari dekat dengan jalan mengadakan perbandingan antara sesuatu yang telah atau akan dilaksanakan, dengan yang seharusnya dilaksanakan menurut ukuran dan norma tertentu.

b. Pengawasan

(23)

c. Pengujian c. Pengujian

Adalah suatu bentuk kegiatan pengawasan yang dilakukan Adalah suatu bentuk kegiatan pengawasan yang dilakukan dengan cara meneliti kebenaran, mutu, jumlah dokumen

dengan cara meneliti kebenaran, mutu, jumlah dokumen

dan atau barang dengan kriteria yang ditetapkan.

dan atau barang dengan kriteria yang ditetapkan.

d. Pengusutan d. Pengusutan

Adalah suatu bentuk pengawasan untuk mencari bahan-Adalah suatu bentuk pengawasan untuk mencari bahan-bahan bukti adanya dugaan terjadinya penyimpangan

bahan bukti adanya dugaan terjadinya penyimpangan

kearah/masuk kriteria tindak pidana.

kearah/masuk kriteria tindak pidana.

e. Penilaian e. Penilaian

Adalah suatu bentuk pengawasan untuk menetapkan Adalah suatu bentuk pengawasan untuk menetapkan tingkat keberhasilan suatu program/kegiatan

tingkat keberhasilan suatu program/kegiatan

(penyelenggaraan pemerintahan / pelaksanaan

(penyelenggaraan pemerintahan / pelaksanaan

pembangunan).

pembangunan).

f. Pengawasan

f. Pengawasan pemerintahan Daerah pemerintahan Daerah

Proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan

pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan

ketentuan peraturan perundang – undangan yang

ketentuan peraturan perundang – undangan yang

berlaku.

(24)

IV. Pelaporan

a. Hasil pelaksanaan pengawasan, baik berdasarkan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) maupun berdasarkan pengawasan khusus/kasus dilaporkan oleh Badan Pemeriksa Daerah Kabupaten BEKASI kepada Bupati BEKASI yang berisi uraian hasil pemeriksaan, kesimpulan dan saran.

(25)

V

.

Tindak Lanjut.

a.

Tindak lanjut Rekomendasi Bupati atas hasil pengawasan terdiri dari :

1. Tindakan penyempurnaan Aparatur Pemerintah dibidang kepegawaian dan ketatalaksanaan.

2. Tindakan penyempurnaan dibidang kelemba-gaan, dan atau dibidang kepegawaian dan atau dibidang ketatalaksanaan.

3. Tindakan administrasi.

(26)

b. Aparat, SKPD maupun pihak terkait lainnya wajib b. Aparat, SKPD maupun pihak terkait lainnya wajib melaporkan langkah-langkah tindak lanjut yang melaporkan langkah-langkah tindak lanjut yang dilakukan sesuai rekomendasi yang diberikan dilakukan sesuai rekomendasi yang diberikan Bupati BEKASI beserta bukti dukungnya dengan Bupati BEKASI beserta bukti dukungnya dengan

(27)

VI. Sanksi

VI. Sanksi

Bupati dan Pimpinan DPRD yang menolak

Bupati dan Pimpinan DPRD yang menolak

pengawasan dan tidak melaksanakan tindak lanjut

pengawasan dan tidak melaksanakan tindak lanjut

hasil pelaksanaan pengawasan dikenakan sanksi

hasil pelaksanaan pengawasan dikenakan sanksi

administratif dan atau sanksi sesuai dengan

administratif dan atau sanksi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

(28)

28 28

INSPEKTORAT

INSPEKTORAT merupakan merupakan unsur unsur

pengawas penyelenggaraan

pengawas penyelenggaraan

pemerintahan daerah

pemerintahan daerah

Tugasnya melakukan pengawasan

Tugasnya melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan urusan

terhadap pelaksanaan urusan

pemerintahan di daerah Kabupaten/

pemerintahan di daerah Kabupaten/

Kota, pelaksanaan pembinaan atas

Kota, pelaksanaan pembinaan atas

penyelenggaraan pemerintahan desa dan

penyelenggaraan pemerintahan desa dan

pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

(29)

29 29

INSPEKTORAT SEBAGAI APIP

INSPEKTORAT SEBAGAI APIP

APIP

APIP (Aparat Pengawas Internal Pemerintah) (Aparat Pengawas Internal Pemerintah) adalah Instansi Pemerintah yang dibentuk

adalah Instansi Pemerintah yang dibentuk

dengan tugas melaksanakan pengawasan intern

dengan tugas melaksanakan pengawasan intern

dilingkungan pemerintah pusat dan/atau

dilingkungan pemerintah pusat dan/atau

pemerintah daerah yang terdiri dari BPKP, Irjen

pemerintah daerah yang terdiri dari BPKP, Irjen

Departemen, Inspektorat/unit pengawas intern

Departemen, Inspektorat/unit pengawas intern

pada kementerian negara, Inspektorat utama/

pada kementerian negara, Inspektorat utama/

Inspektorat lembaga pemerintah non

Inspektorat lembaga pemerintah non

departemen, Inspektorat/unit pengawas intern

departemen, Inspektorat/unit pengawas intern

pada kesekretariatan lembaga tinggi negara dan

pada kesekretariatan lembaga tinggi negara dan

lembaga negara, Inspektorat Provinsi,

lembaga negara, Inspektorat Provinsi,

Kabuapten/Kota dan unit pengawas intern pada

Kabuapten/Kota dan unit pengawas intern pada

badan hukum pemerintah lainnya sesuai dengan

badan hukum pemerintah lainnya sesuai dengan

peraturan perundang undangan.

(30)

30 30

Pengawas intern pemerintah merupakan salah satu unsur managemen

Pengawas intern pemerintah merupakan salah satu unsur managemen

pemerintah yang penting dalam rangka mewujudkan

pemerintah yang penting dalam rangka mewujudkan

kepemerintahan yang baik.

kepemerintahan yang baik.

Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik, berdaya guna dan

Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik, berdaya guna dan

berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab diperlukan

berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab diperlukan

adanya pengawasan oleh APIP yang berkualitas dan auditor

adanya pengawasan oleh APIP yang berkualitas dan auditor

yang profesional.

yang profesional.

Pengawasan dalam konteks pengawasan intern adalah seluruh proses

Pengawasan dalam konteks pengawasan intern adalah seluruh proses

kegiatan audit, evaluasi, revieuw, pemantauan dan kegiatan

kegiatan audit, evaluasi, revieuw, pemantauan dan kegiatan

pengawasan lain seperti konsultasi, sosialisasi, asistensi

pengawasan lain seperti konsultasi, sosialisasi, asistensi

terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi

terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi

dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai

dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai

(assurance) bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan

(assurance) bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan

tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien

tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien

untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kelola

untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kelola

kepemerintahan yang baik/good governance

(31)

31 31

AUDIT. AUDIT.

Adalah proses indentifikasi masalah, analisis dan

Adalah proses indentifikasi masalah, analisis dan

evaluasi yang dilakukan secara independent,

evaluasi yang dilakukan secara independent,

obyektif dan profesional berdasarkan standart

obyektif dan profesional berdasarkan standart

audit untuk menilai kebenaran, kecermatan,

audit untuk menilai kebenaran, kecermatan,

kredibilitas, efektifitas, efisiensi dan keandalan

kredibilitas, efektifitas, efisiensi dan keandalan

informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi

informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi

pemerintah.

pemerintah.

AUDITOR

AUDITOR

Adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, Adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan atau pihak lain yang didalamnya terdapat kepentingan atau pihak lain yang didalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan per undang undangan, yang negara sesuai dengan peraturan per undang undangan, yang diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan

(32)

32 32

• Tugas pokok auditor :Tugas pokok auditor :

adalah melaksanakan kegiatan adalah melaksanakan kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan teknis, pengendalian dan pelaksanaan teknis, pengendalian dan

evaluasi pengawasan. evaluasi pengawasan.

• Dalam melaksanakan tugas pokok Dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud harus mendapat surat dimaksud harus mendapat surat

penugasan dari pimpinan instansi penugasan dari pimpinan instansi

(33)

33 33 WEWENANG AUDITOR.

WEWENANG AUDITOR.

1.

1. Memperoleh keterangan dan atau dokumen yang wajib diberikan Memperoleh keterangan dan atau dokumen yang wajib diberikan oleh unit yang diawasi dan pihak yang terkait.

oleh unit yang diawasi dan pihak yang terkait.

2. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang 2. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, ditempat pelaksanaan kegiatan , pembukuan dan atau milik negara, ditempat pelaksanaan kegiatan , pembukuan dan atau tata usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap tata usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan perhitungan , surat-surat, bukti-bukti, rekening koran, perhitungan perhitungan , surat-surat, bukti-bukti, rekening koran, pertanggung jawaban dan daftar lainnya yang terkait dg penugasan. pertanggung jawaban dan daftar lainnya yang terkait dg penugasan. 3. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi yang diperlukan 3. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi yang diperlukan

dalam penugasan pengawasan. dalam penugasan pengawasan.

4. Memeriksa secara phisik setiap aset yg berada dlm pengurusan 4. Memeriksa secara phisik setiap aset yg berada dlm pengurusan

pejabat instansi yg diawasi. pejabat instansi yg diawasi.

(34)

34 34

Auditor dalam melaksanakan tugas dan

Auditor dalam melaksanakan tugas dan

kewenanganya harus sesuai dengan kode

kewenanganya harus sesuai dengan kode

etik auditor dan standar audit.

etik auditor dan standar audit.

Kode etik APIP wajib dipergunakan sebagai

Kode etik APIP wajib dipergunakan sebagai

acuan untuk mencegah terjadinya tingkah

acuan untuk mencegah terjadinya tingkah

laku yg tdk etis shg terwujud auditor yg

laku yg tdk etis shg terwujud auditor yg

kredible dg kinerja yg optimal dlm

kredible dg kinerja yg optimal dlm

pelaksanaan audit.

pelaksanaan audit.

Kode etik adalah pernyataan ttg prinsip

Kode etik adalah pernyataan ttg prinsip

moral dan nilai yg digunakan oleh auditor

moral dan nilai yg digunakan oleh auditor

sbg pedoman tingkah laku dlm melaksnakan

sbg pedoman tingkah laku dlm melaksnakan

tugas pengawasan

tugas pengawasan..

Sedangkan standar audit adalah untuk

Sedangkan standar audit adalah untuk

menjaga mutu hasil audit

(35)

35 35

PROSES KERJA AUDIT INTERNAL

PROSES KERJA AUDIT INTERNAL

1.Penetapan kebijakan audit

1.Penetapan kebijakan audit

setiap instansi pengawasan wajib membuat

setiap instansi pengawasan wajib membuat

kebijakan audit yang terpadu mengacu pada

kebijakan audit yang terpadu mengacu pada

kebijakan audit yang ditetapkan oleh pemerintah,

kebijakan audit yang ditetapkan oleh pemerintah,

kebijakan audit dituangkan kedalam rencana

kebijakan audit dituangkan kedalam rencana

audit jangka panjang/lima tahunan dan

audit jangka panjang/lima tahunan dan

dijabarkan dalam rencana audit jangka pendek/

dijabarkan dalam rencana audit jangka pendek/

tahunan

tahunan

2.Perencanaan kegiatan audit

2.Perencanaan kegiatan audit

rencana kerja audit jangka panjang disebut

rencana kerja audit jangka panjang disebut

dengan RIP/rencana induk pengawasan dan

dengan RIP/rencana induk pengawasan dan

rencana kerja audit tahunan disebut dg PKPT/

rencana kerja audit tahunan disebut dg PKPT/

program kerja pemeriksaan tahunan

(36)

36 36

3.Pelaksanaan kegiatan audit

3.Pelaksanaan kegiatan audit

suatu audit yg tercantum dalam PKPT

suatu audit yg tercantum dalam PKPT

haruslah direncanakan secara cermat

haruslah direncanakan secara cermat

kemudian diterbitkan surat penugasan

kemudian diterbitkan surat penugasan

4.Pelaksanaan penugasan

4.Pelaksanaan penugasan

4.1 Survey pendahuluan4.1 Survey pendahuluan

4.2 Evaluasi sistem pengendalian4.2 Evaluasi sistem pengendalian

managemen/internmanagemen/intern

4.3 Audit lanjutan dan pengembangan 4.3 Audit lanjutan dan pengembangan temuan

temuan

4.4 Pelaporan hasil audit4.4 Pelaporan hasil audit

(37)

37 37

4.1.

4.1. Survei pendahuluanSurvei pendahuluan

kegiatan survei pendahuluan dimaksudkan utk kegiatan survei pendahuluan dimaksudkan utk

memperoleh pemahaman yg lebih lengkap dan

memperoleh pemahaman yg lebih lengkap dan

utuh ttg auditan, baik organisasi,sistem dan

utuh ttg auditan, baik organisasi,sistem dan

operasi,keuangan,kepegawaian,budaya dan

operasi,keuangan,kepegawaian,budaya dan

lingkunganya yg berkaitan dg bidang yg

lingkunganya yg berkaitan dg bidang yg

menjadi titik perhatian audit

menjadi titik perhatian audit

4.2.

4.2. Evaluasi sistem pengendalianEvaluasi sistem pengendalian

Evaluasi SPM/SPI dimaksudkan untuk

Evaluasi SPM/SPI dimaksudkan untuk

memahami kekuatan dan kelemahan kendali

memahami kekuatan dan kelemahan kendali

yang diterapkan oleh managemen/auditan dlm

yang diterapkan oleh managemen/auditan dlm

melaksanakan kegiatannya

(38)

38 38

4.3.

4.3. Audit lanjutan dan pengembangan Audit lanjutan dan pengembangan

temuan

temuan

permasalahan atau temuan audit sementara yg

permasalahan atau temuan audit sementara yg

didasarkan pada survei pendahuluan dan

didasarkan pada survei pendahuluan dan

pengujian terbatas pada evaluasi SPM/I

pengujian terbatas pada evaluasi SPM/I

selanjutnya didalami dg melakukan audit lebih

selanjutnya didalami dg melakukan audit lebih

lanjut utk memperoleh pembuktian suatu

lanjut utk memperoleh pembuktian suatu kondisi kondisi tertentu memang terjadi dan

tertentu memang terjadi dan

mengembangkanya hingga memperoleh atribut

mengembangkanya hingga memperoleh atribut

temuan secara lengkap.

temuan secara lengkap.

4.4.

4.4. Pelaporan hasil auditPelaporan hasil audit

berdasar hasil audit dibuat laporan hasil audit

berdasar hasil audit dibuat laporan hasil audit

disampaikan kpd berbagai pihak/pimpinan

disampaikan kpd berbagai pihak/pimpinan

instansi pemerintah yg diawasi dan pihak yg

instansi pemerintah yg diawasi dan pihak yg

berkepentingan.

(39)

39 39

4.5.

4.5.

Pemantauan tindak lanjut

Pemantauan tindak lanjut

Auditor sebagai lembaga yang

Auditor sebagai lembaga yang

berkewajiban

melakukan

berkewajiban

melakukan

pemantauan tindak lanjut hasil

pemantauan tindak lanjut hasil

audit apakah rekomendasi yang

audit apakah rekomendasi yang

disampaikan telah ditindak lanjuti

disampaikan telah ditindak lanjuti

sesuai dengan kesepakatan

sesuai dengan kesepakatan

yang

yang

dicapai dengan

(40)

40 40

PRINSIP PRINSIP KODE ETIK

PRINSIP PRINSIP KODE ETIK

I. Integritas :

I. Integritas :

Auditor hrs memiliki kepribadian

Auditor hrs memiliki kepribadian

yang berdasarkan unsur jujur,

yang berdasarkan unsur jujur,

berani, bijkasana dan bertanggung

berani, bijkasana dan bertanggung

jawab

untuk

membangun

jawab

untuk

membangun

kepercayaan guna memberikan

kepercayaan guna memberikan

dasar bagi pengambilan keputusan

dasar bagi pengambilan keputusan

(41)

41 41

2. Obyektifitas

2. Obyektifitas

Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan,

Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan,

profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan

profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan

memproses data/informasi auditi. Auditor APIP

memproses data/informasi auditi. Auditor APIP

membuat penilaian yang seimbang atas semua situasi

membuat penilaian yang seimbang atas semua situasi

yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan

yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan

sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.

sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.

Tolok ukur ini diperlukan untuk dapat membandingkan Tolok ukur ini diperlukan untuk dapat membandingkan dan menilai apakah kegiatan–kegiatan yang dilakukan

dan menilai apakah kegiatan–kegiatan yang dilakukan

sudah sesuai dengan rencana, pedoman, kebijaksanaan

sudah sesuai dengan rencana, pedoman, kebijaksanaan

serta peraturan perundang-undangan.

serta peraturan perundang-undangan.

 Menetapkan metode, waktu dan frekuensi;Menetapkan metode, waktu dan frekuensi;

Metode, waktu dan frekuensi ini ditetapkan untuk Metode, waktu dan frekuensi ini ditetapkan untuk digunakan dalam melakukan pengukuran terhadap hasil

digunakan dalam melakukan pengukuran terhadap hasil

kerja

(42)

42 42

3. Kerahasiaan.

3. Kerahasiaan.

Auditor hrs menghargai nilai dan kepemilikan

Auditor hrs menghargai nilai dan kepemilikan

informasi yang diterimanya dan tdk mengungkap

informasi yang diterimanya dan tdk mengungkap

informasi tsb tanpa otorisassi yang memadai,

informasi tsb tanpa otorisassi yang memadai,

kecuali diharuskan peraturan perundang

kecuali diharuskan peraturan perundang

undangan.

undangan.

4. Kompetensi

4. Kompetensi

Auditor hrs memiliki pengetahuan, keahlian,

Auditor hrs memiliki pengetahuan, keahlian,

pengalaman dan keterampilan yang diperlukan

pengalaman dan keterampilan yang diperlukan

untuk melaksanakan tugas.

(43)

43 43 II. STANDAR UMUM mengatur tentang :

II. STANDAR UMUM mengatur tentang :

- Visi, Misi, Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab. - Visi, Misi, Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab.

- Independensi dan obyektifitas. - Independensi dan obyektifitas.

- Indendenpensi APIP- Indendenpensi APIP

- Obyektifitas auditor- Obyektifitas auditor

- Gangguan terhadap independensi dan - Gangguan terhadap independensi dan obyektifitas.

obyektifitas. - Keahlian - Keahlian

- Latar belakang pendidikan auditor- Latar belakang pendidikan auditor

- kompetensi teknis- kompetensi teknis

-Sertifikasi jabatan dan pendidikan pelatihan -Sertifikasi jabatan dan pendidikan pelatihan berkelanjutan. berkelanjutan. - Kecermatan profesional

- Kecermatan profesional

(44)

44 44

STANDAR AUDIT KINERJA, STANDAR AUDIT KINERJA,

mengatur ttg mengatur ttg

1.

1. PerencanaanPerencanaan

- Penetapan sasaran, ruang lingkup, metodologi dan

- Penetapan sasaran, ruang lingkup, metodologi dan

alokasi sumber daya

alokasi sumber daya

- Pertimbangan dan perencanaan

- Pertimbangan dan perencanaan

- evaluasi terhadap SPI

- evaluasi terhadap SPI

- evaluasi atas ketidak patuhan auditi thd per UU,

- evaluasi atas ketidak patuhan auditi thd per UU,

kecurangan dan ketidak patuhan (abuse)

kecurangan dan ketidak patuhan (abuse)

2. Supervisi

2. Supervisi

3. Pengumpulan dan pengujian bukti

3. Pengumpulan dan pengujian bukti

- pengumpulan bukti

- pengumpulan bukti

- pengujian

- pengujian

4. Pengembangan temuan

4. Pengembangan temuan

5. Dokumentasi

(45)

45 45

STANDAR AUDIT STANDAR AUDIT I.

I. Prinsip Dasar, mengatur tentang :Prinsip Dasar, mengatur tentang : - Kewajiban auditor

- Kewajiban auditor

- mengikuti standar audit

- mengikuti standar audit

- meningkatkan kemampuan.

- meningkatkan kemampuan.

- Kewajiban APIP

- Kewajiban APIP

- menyusun rencana pengawasan

- menyusun rencana pengawasan

- mengkomunikasikan dan meminta persetujuan

- mengkomunikasikan dan meminta persetujuan rencana pengawasan tahunan.

rencana pengawasan tahunan.

- mengelola sumber daya

- mengelola sumber daya

- menetapkan kebijakan dan prosedur

- menetapkan kebijakan dan prosedur

- melakukan koordinasi

- melakukan koordinasi

- menyampaikan laporan berkala

- menyampaikan laporan berkala

- melakukan pengendalian kualitas program

- melakukan pengendalian kualitas program pengembangan

pengembangan

- menindaklanjuti pengaduan masyarakat.

(46)

46 46 STANDAR PELAPORAN AUDIT KINERJA

STANDAR PELAPORAN AUDIT KINERJA Kewajiban membuat laporan

Kewajiban membuat laporan Cara dan saat laporan

Cara dan saat laporan Bentuk dan isi laporan Bentuk dan isi laporan

Kualitas laporan Kualitas laporan

Tanggapan auditi Tanggapan auditi

Dokumentasi Dokumentasi

STANDAR TINDAK LANJUT STANDAR TINDAK LANJUT

- Komunikasi dengan auditiKomunikasi dengan auditi - Prosedur pemantauanProsedur pemantauan

- Status temuanStatus temuan

(47)

47 47

STANDAR PELAKSANAAN AUDIT

STANDAR PELAKSANAAN AUDIT

INVESTIGATIF

INVESTIGATIF

, mengatur tentang, mengatur tentang 1.Perencanaan

1.Perencanaan

- penetapan sasaran, ruang lingkup dan alokasi - penetapan sasaran, ruang lingkup dan alokasi sumberdaya

sumberdaya

- pertimbangan dalam perencanaan- pertimbangan dalam perencanaan 2. Supervisi

2. Supervisi

3. Pengumpulan dan pengujian bukti

3. Pengumpulan dan pengujian bukti

- pengumpulan bukti

- pengumpulan bukti

- pengujian bukti

- pengujian bukti

4. Dokumentasi

(48)

48 48

STANDAR PELAPORAN ADIT STANDAR PELAPORAN ADIT

INVESTIGATIF INVESTIGATIF

Kewajiban membuat laporan

Kewajiban membuat laporan

Cara dan saat pelaporan

Cara dan saat pelaporan

Bentuk dan isi laporan

Bentuk dan isi laporan

Kualitas laporan

Kualitas laporan

Pembicaraan akhir dengan auditi

Pembicaraan akhir dengan auditi

Penerbitan dan distribusi laporan

(49)

49 49

STANDAR TINDAK LANJUT AUDIT STANDAR TINDAK LANJUT AUDIT

INVESTIGATIF INVESTIGATIF

Tanggung jawab APIP utk memantau

Tanggung jawab APIP utk memantau

(50)

50 50

SISTEM PENGENDALIAN INTERN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PEMERINTAH (SPIP) PP 60 tahun 2008 PEMERINTAH (SPIP) PP 60 tahun 2008

 Sistem Pengendalian Intern adalah proses Sistem Pengendalian Intern adalah proses

yang integral pada tindakan dan kegiatan

yang integral pada tindakan dan kegiatan

yang dilakukan secara terus menerus

yang dilakukan secara terus menerus

oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk

oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk

memberikan keyakinan yang memadai

memberikan keyakinan yang memadai

atas tercapainya tujuan organisasi melalui

atas tercapainya tujuan organisasi melalui

kegiatan yang efektif dan

kegiatan yang efektif dan

efisien,keandalan pelaporan

efisien,keandalan pelaporan

keuangan,pengamanan aset negara dan

keuangan,pengamanan aset negara dan

ketaatan thd peraturan per undang

ketaatan thd peraturan per undang

undangan yang berlaku

(51)

51 51

Sistem pengendalian intern pemerintah/SPIP

Sistem pengendalian intern pemerintah/SPIP

adalah sistem pengendalian intern yang

adalah sistem pengendalian intern yang

diselenggarakan secara menyeluruh dilingkungan

diselenggarakan secara menyeluruh dilingkungan

pemerintah pusat dan daerah

pemerintah pusat dan daerah

Pengawasan intern adalah proses kegiatan audit,

Pengawasan intern adalah proses kegiatan audit,

review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

tugas dan fungsi organisasi dalam rangka

tugas dan fungsi organisasi dalam rangka

memberikan keyakinan yang memadai bahwa

memberikan keyakinan yang memadai bahwa

kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok

kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok

ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan

ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan

efisien untuk kepentingan pimpinan dalam

efisien untuk kepentingan pimpinan dalam

memujudkan tata kepemerintahan yang baik

(52)

52 52

BPKP adalah APIP yg bertanggung jawab

BPKP adalah APIP yg bertanggung jawab

langsung kepada Presiden

langsung kepada Presiden

Inspektorat jenderal atau dengan nama

Inspektorat jenderal atau dengan nama

apapun adalah APIP yang bertanggung

apapun adalah APIP yang bertanggung

jawab langsung kepada menteri / pimpinan

jawab langsung kepada menteri / pimpinan

lembaga

lembaga

Inspektorat Provinsi adalah APIP yang

Inspektorat Provinsi adalah APIP yang

bertanggung jawab langsung kepada

bertanggung jawab langsung kepada

Gubernur

Gubernur

Inspektorat Kabupaten/Kota adalah APIP

Inspektorat Kabupaten/Kota adalah APIP

yang bertanggung jawab langsung kepada

yang bertanggung jawab langsung kepada

(53)

53 53

 Utk mencapai pengelolaan keuangan negara Utk mencapai pengelolaan keuangan negara

yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel,

yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel,

Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati/

Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati/

Walikota wajib melakukan pengendalian atas

Walikota wajib melakukan pengendalian atas

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan

 SPIP dimaksud bertujuan untuk memberikan SPIP dimaksud bertujuan untuk memberikan

keyakinan yang memadai bagi tercapainya

keyakinan yang memadai bagi tercapainya

efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan

efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan

penyelenggaraan pemerintahan negara,

penyelenggaraan pemerintahan negara,

keandalan pelaporan keuangan, pengamanan

keandalan pelaporan keuangan, pengamanan

aset negara dan ketaatan terhadap peraturan

aset negara dan ketaatan terhadap peraturan

perundangan-undangan

(54)

54

54

UNSUR-UNSUR SPIP

UNSUR-UNSUR SPIP

A.Lingkungan pengendalian

A.Lingkungan pengendalian

B.Penilaian resiko

B.Penilaian resiko

C.Kegiatan Pengendalian

C.Kegiatan Pengendalian

D.Informasi dan komunikasi

D.Informasi dan komunikasi

(55)

55 55

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan Pengendalian

 Pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan dan Pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan dan

memelihara lingkungan pengendalian yang dapat

memelihara lingkungan pengendalian yang dapat

menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk

menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk

penerapan SPI yg meliputi :

penerapan SPI yg meliputi :

penegakan integritas dan nilai etika, komitmen terhadap

penegakan integritas dan nilai etika, komitmen terhadap

kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, pembentukan

kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, pembentukan

struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan,

struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan,

pendelagasian wewenang dan tanggung jawab yang

pendelagasian wewenang dan tanggung jawab yang

tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat

tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat

tentang pembinaan sumber daya manusia dan

tentang pembinaan sumber daya manusia dan

perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah

perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah

yang efektif serta hubungan kerja yang baik dengan

yang efektif serta hubungan kerja yang baik dengan

instansi terkait.

instansi terkait.

(Pasal : 5,6,7,8,9,10,11,12)

(56)

56 56

PENILAIAN RESIKO

PENILAIAN RESIKO

 Pimpinan Instansi pemerintah wajib melakukan Pimpinan Instansi pemerintah wajib melakukan

penilaian resiko yang terdiri : penilaian resiko yang terdiri :

- identifikasi resiko dan - identifikasi resiko dan

- analisis resiko - analisis resiko

(Pasal: 14,15,16,17) (Pasal: 14,15,16,17)

KEGIATAN PENGENDALIAN KEGIATAN PENGENDALIAN

Pimpinan instansi pemerintah wajib Pimpinan instansi pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran,kompleksitas dan sifat dari tugas dan dengan ukuran,kompleksitas dan sifat dari tugas dan fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan

(57)

57 57

Diutamakan pada kegiatan pokok instansi pemerintah, harus

Diutamakan pada kegiatan pokok instansi pemerintah, harus

dikaitkan dengan proses penilaian resiko, disesuaikan

dikaitkan dengan proses penilaian resiko, disesuaikan

dengan sifat khusus instansi pemerintah, kebijakan dan

dengan sifat khusus instansi pemerintah, kebijakan dan

prosedur harus ditetapkan secara tertulis dan harus

prosedur harus ditetapkan secara tertulis dan harus

dilaksanakan serta dievaluasi secara teratur bahwa kegiatan

dilaksanakan serta dievaluasi secara teratur bahwa kegiatan

tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang

tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang

diharapkan.

diharapkan.

Kegiatan pengendalian tersebut terdiri atas :

Kegiatan pengendalian tersebut terdiri atas :

Review atas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan,

Review atas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan,

pembinaan SDM, pengendalian atas pengelolaan sistem

pembinaan SDM, pengendalian atas pengelolaan sistem

informasi,f isik dan aset, penetapan dan review atas

informasi,f isik dan aset, penetapan dan review atas

indikator dan ukuran kinerja, pemisahan fungsi,o torisasi

indikator dan ukuran kinerja, pemisahan fungsi,o torisasi

atas transaksi dan kejadian yang penting, pencatatan yang

atas transaksi dan kejadian yang penting, pencatatan yang

akurat dan tepat waktu, pembatasan akses atas Sumber

akurat dan tepat waktu, pembatasan akses atas Sumber

daya dan pencatatannya, akuntabilitas, dokumen yg baik

daya dan pencatatannya, akuntabilitas, dokumen yg baik

atas SPI serta transaksi kejadian penting .

atas SPI serta transaksi kejadian penting .

(Pasal: 19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30 s/d40)

(58)

58 58

Informasi dan Komunikasi

Informasi dan Komunikasi

Pimpinan Instansi pemerintah wajib

Pimpinan Instansi pemerintah wajib

mengidentifikasi,

mencatat

dan

mengidentifikasi,

mencatat

dan

mengkomunikasikan informasi dalam

mengkomunikasikan informasi dalam

bentuk dan waktu yang tepat

bentuk dan waktu yang tepat

Komunikasi yang efektif sekurang-

Komunikasi yang efektif

sekurang-kurangnya

menyediakan

dan

kurangnya

menyediakan

dan

memanfaatkan berbagai bentuk dan

memanfaatkan berbagai bentuk dan

sarana

komunikasi,

mengelola,

sarana

komunikasi,

mengelola,

mengembangkan dan memperbaharui

mengembangkan dan memperbaharui

sistem informasi secara terus menerus

(59)

59 59

PEMANTAUAN

PEMANTAUAN

Pimpinan

Pimpinan

Instansi

Instansi

pemerintah

pemerintah

wajib

wajib

melakukan pemantauan, SPI dilaksanakan

melakukan pemantauan, SPI dilaksanakan

secara berlanjut melalui evaluasi terpisah

secara berlanjut melalui evaluasi terpisah

dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit

dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit

dan review lainnya

dan review lainnya

(Pasal 44,45,46)

(60)

60 60

PENGUATAN EFEKTIFITAS

PENGUATAN EFEKTIFITAS

PENYELENGGARAAN SPIP

PENYELENGGARAAN SPIP

Menteri/Pimpinan

Lembaga

Negara,

Menteri/Pimpinan

Lembaga

Negara,

Gubernur, Bupati, Walikota bertanggung

Gubernur, Bupati, Walikota bertanggung

jawab atas efektifitas penyelenggaraan

jawab atas efektifitas penyelenggaraan

SPIP di lingkungan masing masing

SPIP di lingkungan masing masing

Dilakukan dengan melalui:

Dilakukan dengan melalui:

 Pengawasan intern atas penyelenggaraan Pengawasan intern atas penyelenggaraan

tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk

tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk

akuntabilitas keuangan negara

akuntabilitas keuangan negara

(61)

61 61

 Pengawasan intern dilakukan oleh Aparat Pengawasan intern dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah/APIP melalui :

Pengawasan Intern Pemerintah/APIP melalui :

audit, review,evaluasi, pemantauan dan kegiatan

audit, review,evaluasi, pemantauan dan kegiatan

pengawasan lainnya

pengawasan lainnya

 Dilakukan oleh : BPKP, Itjen, Inspektorat Provinsi Dilakukan oleh : BPKP, Itjen, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota

dan Inspektorat Kabupaten/Kota

 Pelaksanaan audit intern dilaksanakan oleh Pelaksanaan audit intern dilaksanakan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan

pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan dan yang telah memenuhi syarat

pengawasan dan yang telah memenuhi syarat

kompetensi keahlian sebagai auditor yang

kompetensi keahlian sebagai auditor yang

dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan

dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan

program sertifikasi (diklat sertifikasi Tingkat

program sertifikasi (diklat sertifikasi Tingkat

Anggota/terampil/ahli, Ketua Tim, Pengendali

Anggota/terampil/ahli, Ketua Tim, Pengendali

Teknis dan Pengendali Mutu)

(62)

62 62

INDEPENDENSI

INDEPENDENSI

 Aparat pengawasan intern pemerintah dalam Aparat pengawasan intern pemerintah dalam

melaksanakan tugasnya harus independent dan

melaksanakan tugasnya harus independent dan

obyektif.

obyektif.

 Inspektorat Inspektorat Kabupaten/kota Kabupaten/kota “melakukan” “melakukan”

review atas laporan keuangan pemda/kota

review atas laporan keuangan pemda/kota

sebelum disampaikan Bupati/Walikota kepada

sebelum disampaikan Bupati/Walikota kepada

Badan Pemeriksa Keuangan.

Badan Pemeriksa Keuangan.

 Standar review atas laporan keuangan Standar review atas laporan keuangan

ditetapkan oleh menteri keuangan dan

ditetapkan oleh menteri keuangan dan

digunakan sebagai pedoman dalam

digunakan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan review.

(63)

63 63

PEMBINAAN PENYELENGGARAAN SPIP

PEMBINAAN PENYELENGGARAAN SPIP

Penyusunan pedoman teknis

Penyusunan pedoman teknis

penyelenggaraan SPIP

penyelenggaraan SPIP

Sosialisasi SPIP

Sosialisasi SPIP

Pendidikan dan pelatihan SPIP

Pendidikan dan pelatihan SPIP

Pembimbingan dan konsultansi

Pembimbingan dan konsultansi

SPIP

SPIP

Peningkatan kompetensi auditor

Peningkatan kompetensi auditor

APIP

(64)

PENGAWASAN MELEKAT

Pengawasan melekat merupakan salah

(65)

 Hasil pemeriksaan pada instansi pemerintah oleh Hasil pemeriksaan pada instansi pemerintah oleh

berbagai aparat pengawasan fungsional, baik

berbagai aparat pengawasan fungsional, baik

internal maupun eksternal, selama ini

internal maupun eksternal, selama ini

mengidentifikasikan bahwa penyimpangan,

mengidentifikasikan bahwa penyimpangan,

pelanggaran dan pemborosan di hampir semua

pelanggaran dan pemborosan di hampir semua

instansi pemerintah terjadi berulang-ulang tanpa

instansi pemerintah terjadi berulang-ulang tanpa

adanya perbaikan yang signifikan.

adanya perbaikan yang signifikan.

 Setelah melalui kajian optimalisasi pelaksanaan Setelah melalui kajian optimalisasi pelaksanaan

pengawasan melekat disimpulkan bahwa perlu

pengawasan melekat disimpulkan bahwa perlu

penyempurnaan terhadap pengertian,

penyempurnaan terhadap pengertian,

pemahaman serta penyempurnaan petunjuk

pemahaman serta penyempurnaan petunjuk

pelaksanaan pengawasan melekat di seluruh

pelaksanaan pengawasan melekat di seluruh

instansi/unit kerja agar dapat diterapkan lebih

instansi/unit kerja agar dapat diterapkan lebih

optimal.

(66)

Bila pengawasan melekat bisa berjalan

Bila pengawasan melekat bisa berjalan

sebagaimana mestinya, dapat dipastikan bahwa

sebagaimana mestinya, dapat dipastikan bahwa

kelemahan-kelemahan sebagaimana

kelemahan-kelemahan sebagaimana

diungkapkan di atas dapat diminimalkan,

diungkapkan di atas dapat diminimalkan,

sehingga disiplin dan prestasi kerja akan

sehingga disiplin dan prestasi kerja akan

meningkat, penyalahgunaan wewenang

meningkat, penyalahgunaan wewenang

berkurang, efisiensi dan efektifitas penggunaan

berkurang, efisiensi dan efektifitas penggunaan

dana dan sumber daya lainnya akan meningkat,

dana dan sumber daya lainnya akan meningkat,

kualitas pelayanan dan kepuasan publik akan

kualitas pelayanan dan kepuasan publik akan

meningkat, suasana kerja akan lebih tertib dan

meningkat, suasana kerja akan lebih tertib dan

teratur sesuai dengan prinsip-prinsip

teratur sesuai dengan prinsip-prinsip

penyelenggaraan pemerintahan yang baik (

penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good good governance

(67)

Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:

Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:

Pengawasan melekat

Pengawasan melekat

yang merupakan

yang merupakan

padanan istilah pengendalian manajemen

padanan istilah pengendalian manajemen

atau pengendalian intern, dan selanjutnya

atau pengendalian intern, dan selanjutnya

disebut

disebut

WASKAT

WASKAT

adalah segala upaya yang

adalah segala upaya yang

dilakukan dalam suatu organisasi untuk

dilakukan dalam suatu organisasi untuk

mengarahkan seluruh kegiatan agar tujuan

mengarahkan seluruh kegiatan agar tujuan

organisasi dapat dicapai secara efektif,

organisasi dapat dicapai secara efektif,

efisien dan ekonomis, segala sumber daya

efisien dan ekonomis, segala sumber daya

dimanfaatkan dan dilindungi, data dan

dimanfaatkan dan dilindungi, data dan

laporan dapat dipercaya dan disajikan

laporan dapat dipercaya dan disajikan

secara wajar, serta ditaatinya segala

secara wajar, serta ditaatinya segala

ketentuan yang berlaku.

(68)

 Unsur-unsur WASKAT adalah serangkaian kegiatan yang secara bersama-sama dilaksanakan dalam mencapai tujuan WASKAT meliputi pengorganisasian, personil, kebijakan, perencanaan, prosedur, pencatatan, pelaporan, supervisi dan review intern.

(69)

► Evaluasi adalah rangkaian kegiatan yang membandingkan Evaluasi adalah rangkaian kegiatan yang membandingkan

antara hasil/prestasi suatu kegiatan dengan standar,

antara hasil/prestasi suatu kegiatan dengan standar,

rencana atau norma yang telah ditentukan/disepakati serta

rencana atau norma yang telah ditentukan/disepakati serta

menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

atau kegagalan suatu rencana

atau kegagalan suatu rencana

► Maksud dan TujuanMaksud dan Tujuan

Pedoman Pelaksanaan WASKAT ini dimaksudkan sebagai Pedoman Pelaksanaan WASKAT ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah pusat,

acuan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah pusat,

pemerintah provinsi, pemerinta kabupaten, dan pemerintah

pemerintah provinsi, pemerinta kabupaten, dan pemerintah

kota dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta

kota dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta

melakukan evaluasi dan penilaian terhadap keandalan

melakukan evaluasi dan penilaian terhadap keandalan

WASKAT dimaksud. Melalui pedoman ini diharapkan setiap

WASKAT dimaksud. Melalui pedoman ini diharapkan setiap

pimpinan instansi dapat bertanggung jawab dan memiliki

pimpinan instansi dapat bertanggung jawab dan memiliki

alat kendali yang dapat memberi peringatan dini apabila di

alat kendali yang dapat memberi peringatan dini apabila di

dalam instansinya terjadi praktik yang tidak sehat,

dalam instansinya terjadi praktik yang tidak sehat,

kekeliruan, kelemahan sistem administrasi, dan kesalahan

kekeliruan, kelemahan sistem administrasi, dan kesalahan

yang dapat membuka terjadinya penyimpangan, serta

yang dapat membuka terjadinya penyimpangan, serta

melakukan evaluasi untuk menguji keandalan penerapan

melakukan evaluasi untuk menguji keandalan penerapan

WASKAT dilingkungannya.

(70)
(71)

Syarat-Syarat keberhasilan Pengawasan Melekat.

Lingkungan Pengendalian Manajemen Yang

Kondusif

Kemampuan Memprediksi dan

mengantisipasi risiko

Aktivitas Pengendalian yang Memadai.

Informasi dan Komunikasi yang Efektif

Adanya Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak

Lanjut

(72)

72 72

PAJAK

PAJAK

Adalah semua jenis pajak yang dipungut oleh

Adalah semua jenis pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat, termasuk bea masuk dan cukai

pemerintah pusat, termasuk bea masuk dan cukai

dan pajak yang dipungut oleh pemerintah Daerah

dan pajak yang dipungut oleh pemerintah Daerah

menurut per undang undangan dan peraturan yang

menurut per undang undangan dan peraturan yang

berlaku, dalam struktur penerimaan APBN peran

berlaku, dalam struktur penerimaan APBN peran

pajak menduduki peranan dominan. Pemkab perlu

pajak menduduki peranan dominan. Pemkab perlu

meningkatkan penerimaan bagi hasil pajak untuk

meningkatkan penerimaan bagi hasil pajak untuk

menjadikan APBD sehat. Hal ini harus diikuti

menjadikan APBD sehat. Hal ini harus diikuti

dengan peningkatan pajak negara

(73)

73

73

Wajib

Wajib

Pajak

Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi

Wajib Pajak adalah orang pribadi

atau badan yang menurut ketentuan

atau badan yang menurut ketentuan

peraturan

perundang

undangan

peraturan

perundang

undangan

perpajakan

ditentukan

untuk

perpajakan

ditentukan

untuk

melakukan kewajiban perpajakan

melakukan kewajiban perpajakan

termasuk pemungut pajak atau

termasuk pemungut pajak atau

pemotong pajak

(74)

74 74

Kewajiban Pemungut/Pemotong pajak

Kewajiban Pemungut/Pemotong pajak

Adalah KPKN,bendaharawan pemerintah

Adalah KPKN,bendaharawan pemerintah

termasuk

bendaharawan

pemerintah

termasuk

bendaharawan

pemerintah

pusat, pemerintah daerah, instansi atau

pusat, pemerintah daerah, instansi atau

lembaga pemerintah, lembaga negara

lembaga pemerintah, lembaga negara

lainya dan kedutaan besar RI di Luar

lainya dan kedutaan besar RI di Luar

Negeri.

(75)

75 75

Bendaharawan Pemerintah

Bendaharawan Pemerintah

Yang mengelola APBN/APBD wajib

Yang mengelola APBN/APBD wajib

melakukan memungut dan memotong

melakukan memungut dan memotong

pajak negara.

pajak negara.

Wajib mendaftarkan diri untuk

Wajib mendaftarkan diri untuk

mendapatkan NPWP

mendapatkan NPWP

Wajib memiliki NPWP

Wajib memiliki NPWP

Melakukan setoran pajak PPh yang tidak

Melakukan setoran pajak PPh yang tidak

ditanggung oleh Pemerintah dengan

ditanggung oleh Pemerintah dengan

menggunakan SSP ke bank persepsi/

menggunakan SSP ke bank persepsi/

kantor pos sesuai dengan ketentuan

kantor pos sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

(76)

76 76

Pajak Penghasilan/PPh

Pajak Penghasilan/PPh

 Ps.21 pajak atas Ps.21 pajak atas penghasilanpenghasilan sehubungan dengan pekerjaan sehubungan dengan pekerjaan dengan nama dan dalam bentuk apapun,yang diterima atau dengan nama dan dalam bentuk apapun,yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri, meliputi diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri, meliputi honorarium, uang sidang, uang hadir, uang lembur, imbalan prestasi honorarium, uang sidang, uang hadir, uang lembur, imbalan prestasi kerja dan imbalan lain dengan nama apapun yang dibayarkan kerja dan imbalan lain dengan nama apapun yang dibayarkan kepada Pejabat Negara,PNS, Anggota TNI/POLRI dan pensiunan kepada Pejabat Negara,PNS, Anggota TNI/POLRI dan pensiunan adapun penghitunganya: 15% x jumal yang diterima (PNS golongan adapun penghitunganya: 15% x jumal yang diterima (PNS golongan II.d kebawah dibebaskan) dan untuk non PNS 5%

II.d kebawah dibebaskan) dan untuk non PNS 5%

Ps. 26 adalah pajak penghasilan atas deviden, bunga termasuk Ps. 26 adalah pajak penghasilan atas deviden, bunga termasuk premi, diskonto, premi swap, dan imbalan lain sehubungan dengan premi, diskonto, premi swap, dan imbalan lain sehubungan dengan jaminan pengembalian utang, royalti, sewa dan penghasilan lain jaminan pengembalian utang, royalti, sewa dan penghasilan lain yang berhubungan dengan penggunaan harta, imbalan yang yang berhubungan dengan penggunaan harta, imbalan yang berhubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan, hadiah dan berhubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan, hadiah dan penghargaan, pensiun dan pembayaran berkala lainya yang penghargaan, pensiun dan pembayaran berkala lainya yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia.

(77)

77 77

 Penghasilan berupa honorarium atau imbalan Penghasilan berupa honorarium atau imbalan

lain yang dibayarkan kepada tenaga ahli yang

lain yang dibayarkan kepada tenaga ahli yang

melakukan pekerjaan bebas yang terdiri dari

melakukan pekerjaan bebas yang terdiri dari

pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan,

pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan,

notaris, penilai dan aktuaris dikenakan PPh Ps.

notaris, penilai dan aktuaris dikenakan PPh Ps.

21 dengan tarif 15% dari perkiraan penghasilan

21 dengan tarif 15% dari perkiraan penghasilan

netto (50%) atau sama dengan 7,5% dari

netto (50%) atau sama dengan 7,5% dari

penerimaan bruto

penerimaan bruto

Pengenaan PPh Ps. 21 selain Pejabat Negara, Pengenaan PPh Ps. 21 selain Pejabat Negara,

Pegawai Negeri Sipil dan para pensiunan berupa

Pegawai Negeri Sipil dan para pensiunan berupa

honorarium, uang saku, hadiah yg dilakukan

honorarium, uang saku, hadiah yg dilakukan

oleh WP dalam negeri : pemusik, olahragawan,

oleh WP dalam negeri : pemusik, olahragawan,

penasehat, pengajar dipotong PPh ps 21 sebesar

penasehat, pengajar dipotong PP

Referensi

Dokumen terkait

 Sebaliknya, jika dilihat secara tahunan (year on year/ y-on-y), produksi yang dihasilkan usaha/ perusahaan IBS Bali pada Triwulan I Tahun 2015 tercatat tumbuh 5,46 persen

Pada penelitian ini diketahui bahwa perbedaan rata-rata pemahaman konsep matematis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa pembelajaran

TIK yang dikembangkankan di dalam pendidkan harus menuju terwujudnya sistem terpadu yang dapat membangun konektivitas antar komponen yang ada dalam pendidikan

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

PLN to Accelerate Power Plant Development Using Renewable Energy, Coal and Gas.  MEMR

31 Desember 2018, kecuali bagi penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait atas laporan keuangan, beberapa standar akuntansi

Dengan semakin berkembangnya dan semakin tingginya kebutuhan masyarakat Dengan semakin berkembangnya dan semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang

Ayunan harga ke atas dan kebawah disebabkan oleh kumpulan psikologi kolektif dari trader dan ayunan ini oleh Elliott disebut dengan 'Wave' atau gelombang, dan yg menarik