KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS
GRUP
INVESTIGATION
DAN
DISCOVERY LEARNING
DITINJAU DARI HASIL
BELAJAR
Ira Vahlia1, Yeni Rahmawati ES2, Tri Anjar3 1, 2,3
Universitas Muhammadiyah Metro
Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Metro Telp (0725) 42445-42454 fax. (0725) 42445 Email: 1)iravahlia768@yahoo.co.id, 2)yeni.rahmawati1988@yahoo.com, 3)trianjar69@yahoo.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keefektifan antara pendekatan saintifik berbasis Group Investigation dan pembelajaran Discovery ditinjau dari hasil belajar mahasiswa. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dan desain yang digunakan adalah rancangan pretest-posttest nonequivalent group design. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa semester 4 Universitas Muhammadiyah Metro yang terdiri dari dua kelas. Sampel penelitian ditentukan random. Kelompok eksperimen I diberikan pendekatan saintifik berbasis Group Investigation dan kelompok eksperimen II diberikan dengan pendekatan saintifik berbasis pembelajaran Discovery. Uji t-tes satu sampel digunaan untuk mengetahui keefektifan pendekatan saintifik berbasis Group Investigation dan pembelajaran Discovery. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pada kelas eksperimen I yang menerapkan pendekatan saintifik berbasis Group Investigation diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 66,55 sedangkan pada kelas eksperimen II yang menerapkan pendekatan saintifik berbasis pembelajaran Discovery diperoleh nilai rata-rata hasil belajar adalah 77,04; 2) Pendekatan saintifik berbasis discovery learning efektif ditinjau dari hasil belajar dan pendekatan saintifik berbasis grup investigation tidak efektif ditinjau dari hasil belajar.
Kata Kunci: pembelajaran Discovery, Group Investigation, hasil belajar, pendekatan saintifik
Abstract
Appropriate learning models contribute to student learning outcomes in math. The purpose of this study is to describe the effectiveness between scientific approach based on group investigation and discovery learning in terms of student's outcomes in learning. The research that is conducted is quasi experimental research and the design used is pretest-posttest nonequivalent group design. The research population was all students in grades 4 Metro Muhammadiyah University which consisted of two classes. The research sample is determined randomly. First experimental group was treated the scientific approach based on group investigation and experimental group II were treated scientific approach based on discovery learning. The one sample t-test carried out to investigate the effectiveness of the scientific approach based on group investigation and discovery learning. Data collection techniques used were tests. The results of the research show that: 1) In experimental class I that apply scientific approach based on group investigation obtained the average value of learning outcome is 66,55 while in the experimental class II applying the science approach based on discovery learning obtained the average value of learning outcome is 77,04; 2) Science approach based on discovery learning is effective in terms of learning outcomes and scientific approach based on group investigation is not effective in terms of learning outcomes.
Keywords: discovery learning, group investigation, learning outcomes, saintific approach
1. PENDAHULUAN
Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, pemerintah berusaha melakukan inovasi dalam dunia pendidikan salah satunya dengan memperkenalkan berbagai pendekatan dan model pembelajaran inovatif. Usaha tersebut perlu diimbangi dengan kemampuan pendidik itu sendiri. Misalnya kemampuan penguasaan materi serta pemahaman teori-teori tentang belajar. Pendidik diharapkan tidak hanya sekedar menguasai materi semata tetapi juga harus mampu menyampaikan kepada peserta didik dengan baik sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai optimal.
Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa semester 4 yaitu telaah kurikulum matematika SMP. Supaya mahasiswa terampil dalam mengajar secara efektif, maka ia harus menguasai materi SMP secara baik dan benar. Masalah yang timbul dalam perkuliahan telaah kurikulum matematika SMP ini masih banyak mahasiswa yang belum menguasai cara membelajarkan materi SMP.
Data lengkap tanggapan 74 mahasiswa terhadap kondisi awal perkuliahan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tanggapan Mahasiswa Matematika Tentang Kondisi Perkuliahan
No Kondisi Perkuliahan Keterangan
Ya Tidak
1 Mahasiswa mengetahui tujuan perkuliahan telaah
kurikulum matematika SMP 73 1 2 Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengajar materi
telaah kurikulum matematika SMP 70 4 3 Mahasiswa menganggap konsep matematika
sebagai sumber kesulitan 65 9 4 Mahasiswa mengetahui aplikasi pembelajaran
telaah kurikulum matematika SMP 24 50
Dari analisis data di atas mahasiswa calon guru matematika sebagian besar mengetahui tujuan perkuliahan dengan persentase sebesar 98,64%. Namun mahasiswa banyak yang mengalami kesulitan dalam mengajar materi, serta menganggap konsep matematika sebagai sumber kesulitan. Dapat dilihat juga bahwa sebanyak 32,4% mahasiswa mengetahui aplikasi pembelajaran telaah kurikulum SMP.
Berdasarkan data di atas ternyata berimbas pada hasil belajar mahasiswa yang kurang memuaskan karena hanya 60% saja mahasiswa yang memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan oleh dosen pengampu. Adapun nilai ketuntasan yang ditentukan adalah 70. Hal ini menjadi permasalahan yang harus segera diselesaikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha yang dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Adapun salah satu usaha yang dapat digunakan oleh dosen adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran dalam perkuliahan.
Pendekatan pembelajaran mempermudah bagi dosen memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi mahasiswa untuk memahami materi ajar yang disampaikan dosen, dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan [1]. Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang dapat mengoptimalkan hasil belajar adalah pendekatan saintifik berbasis grup investigation dan discovery learning.
Pembelajaran Saintifik sudah ditetapkan oleh pemerintah [2] yaitu Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 menjelaskan bahwa proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik merupakan suatu cara atau
mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada metode ilmiah. Pendekatan saintifik terdapat 5 langkah utama yaitu : (1) Mengamati (observing), (2) Menanya (questioning), (3) Mengumpulkan informasi (eksperimenting), (4) Mengolah informasi (associating), dan (5) Mengkomunikasikan. Karena dalam pendekatan ini mahasiswa sendiri yang membangun pengetahuan barunya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya, serta diskusi kelompok.
Model group investigation adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan berbagai dimensi dan tuntutan dari proyek mereka [3]. Bersama mereka menentukan apa yang mereka ingin investigasikan sehubungan dengan upaya mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Lebih lanjut dapat diketahui bahwa model group investigation melibatkan mahasiswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajari melalui ivestigasi [4]. Model ini menuntut mahasiswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses berkelompok (group process skill).“
Discovery (penemuan) adalah proses mental mahasiswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip [5]. Adapun proses mental, misalnya mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Konsep, misalnya bundar, segitiga, demokrasi, energi, dan sebagainya. Sedangkan prinsip, misalnya setiap logam apabila dipanaskan memuai”. Sedangkan Menurut Ecylopedia of Educational Research [6], penemuan merupakan “suatu strategi yang unik dan dapat diberi bentuk oleh dosen dalam berbagai cara termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model discovery learning merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar mahasiswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang akan diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan mahasiswa.
Berdasarkan uraian di atas, dengan pendekatan saintifik berbasis grup investigation dan discovery learning diperkirakan mampu mendukung dalam mengoptimalkan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian tentang ”keefektifan pendekatan saintifik berbasis grup investigation dan discovery learning ditinjau dari hasil belajar”.
2. METODE
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Pelaksanaan pada penelitian ini kelas I diberi perlakuan dengan pendekatan saintifik berbasis grup investigation dan kelas II diberikan perlakuan pendekatan saintifik berbasis discovery learning. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest nonequivalent group design. Pada setiap kelompok dilakukan pretest dan posttest.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Metro. Waktu penelitian mulai dari bulan Mei sampai dengan Oktober 2017. Penelitian ini dilakukan sebanyak delapan kali pertemuan, baik pada kelas eksperimen I maupun II. Tujuh kali digunakan untuk pembelajaran dan satu kali digunakan untuk tes hasil belajar.
C. Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 4 Universitas Muhammadiyah Metro yang terdiri dari kelas A dengan 27 mahasiswa dan kelas B dengan 29 mahasiswa Tahun Pelajaran 2017/2018. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling dimana peneliti mengambil sampel secara acakdengan sistem pengundian.
D. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini data diperoleh langsung oleh peneliti dengan memberikan pretest pada kedua kelompok sebelum diberikan perlakuan serta postest setelah diberikan perlakuan. Untuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pada penelitian ini berupa tes tertulis essai sebanyak 5 butir yang disusun berdasarkan kisi-kisi soal dengan mengacu pada Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
E. Analisis Data
Setelah penelitian dilaksanakan, maka data tersebut dianalisis. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif berasal dari pretest dan posttest. Analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang telah diperoleh melalui hasil pretest maupun posttest hasil belajar yang meliputi rata-rata, skor tertinggi, skor terendah, standar deviasi, dan varians. Sedangkan analisis inferensial digunakan untuk menganalisis keefektifan masing-masing pendekatan terhadap hasil belajar. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji one sample t-test. Sebelum dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh, terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS 19 for windows.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Berikut ini disajikan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
a. Deskripsi Data Kemampuan Awal Matematika Mahasiswa
Data kemampuan awal matematika mahasiswa diperoleh dari Nilai Mid Semester. Data ini diperoleh sebelum diberikan perlakuan. Berikut disajikan deskripsi data kemampuan awal matematika mahasiswa pada kelas eksperimen I dan II.
Tabel 2. Deskripsi Data Kemampuan Awal Matematika Siswa
Model Pembelajaran n Skor Terendah Skor Tertinggi Rerata Standar Deviasi Varians Discovery Leraning 27 40 80 63,15 8,565 73.362 Grup Investigation 29 45 80 62,24 7,972 63.547
b. Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian adalah data yang diperoleh setelah diberikan perlakuan. Berikut disajikan deskripsi data hasil belajar pada kelas eksperimen Satu dan Dua.
Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Belajar Mahasiswa
Model Pembelajaran n Skor Terendah Skor Tertinggi Rerata Standar Deviasi Varians Discovery Leraning 27 60 100 77,04 11,624 135,114 Grup Investigation 29 45 90 66,55 10,615 112,685
2.
Analisis Inferensialasumsi data terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan terhadap data yang diperoleh baik sebelum maupun setelah treatment baik pada kelompok yang menerapkan pendekatan saintifik berbasis grup investigation maupun pendekatan saintifik berbasis discovery learning.
Uji normalitas ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS 19 for windows. Hipotesis yang diajukan untuk mengukur normalitas ini adalah sebagai berikut:
: Data berdistribusi normal : Data tidak berdistribusi normal
Keputusan uji dan kesimpulan diambil pada taraf signifikan 0,05 dengan kriteria : 1) jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka diterima, sehingga data berdistribusi normal; 2) jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka ditolak, sehingga data tidak berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas untuk data sebelum dan setelah treatment baik pada kelompok yang menerapkan pendekatan sanitifik berbasis grup investigation maupun kelompok yang menerapkan pendekatan santifik berbasis discovery learning disajikan pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Uji Kolmogorov Smirnov
Variabel dependen
Sebelum Setelah
Sig Sig
Discovery
Learning Hasil Belajar 0,191 0,266
Grup
Investigation Hasil Belajar 0,293 0,700
Berdasarkan Tabel 4 di atas, terlihat bahwa nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka skor hasil pengukuran hasil belajar pada kelompok yang menerapkan pendekatan sanitifik berbasis grup investigation maupun kelompok yang menerapkan pendekatan santifik berbasis discovery learning adalah berdistribusi normal baik pada sebelum dan setelah diberi perlakuan. Jadi, asumsi normalitas terpenuhi.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas terhadap hasil belajar menggunakan Levene’s Test. Perhitungan uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 19 for windows. Uji homogenitas dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Kriteria keputusan dalam uji homogenitas sebagai berikut: 1) jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang tidak homogen; 2) jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang homogen. Hasil perhitungan Levene’s Test di sajikanpada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Uji Levene’s Test
Variabel
Sebelum Setelah
Sign Sign
Hasil Belajar 0,669 0,358
Berdasarkan tabel 5 di atas, untuk data sebelum dan setelah treatment diperoleh nilai signifikansi Levene’s Test pada variabel hasil belajar berturut-turut dalah 0,669 dan 0,358. Karena nilai signifikansi Levene’s Test lebih dari 0,05 maka H0 diterima. Oleh karena itu, asumsi homogenitas terpenuhi untuk data hasil belajar
yang diperoleh sebelum dan setelah treatment. c. Uji Hipotesis
Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah analisis keefektifan pendekatan saintifik berbasis grup investigation dan discovery learning ditinjau dari hasil belajar. Analisis ini menggunakan uji one sample t-test. Perhitungan one sample t-test ini menggunakan taraf signifikansi 0,05. Kriteria keputusannya adalah Ho ditolak jika
. Pengujian keefektifan dilakukan dengan bantuan SPSS 19 for window. Adapun hasil uji one sample t-test disajikan pada tabel 6 berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Keefektifan Pendekatan Saintifik Berbasis Grup Investigation Dan Discovery Learning
Variabel Kelas t hitung t tabel Keterangan
Hasil belajar Discovery Learning 3,146 1,71 Ho ditolak
Grup Investigation -1,749 1,70 Ho diterima
Berdasarkan di atas, untuk variabel hasil belajar pada kelas pendekatan saintifik berbasis discovery learning diperoleh . Hal ini menunjukkan bahwa berarti ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
pendekatan saintifik berbasis discovery learning efektif ditinjau dari hasil belajar mahasiswa. Pada kelas pendekatan saintifik berbasis grup investigation, diperoleh . Hal ini menunjukkan bahwa berarti diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan pendekatan saintifik berbasis grup investigation tidak efektif ditinjau dari hasil belajar mahasiswa.
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik berbasis discovery learning efektif ditinjau dari hasil belajar mahasiswa dan pendekatan saintifik berbasis grup investigation tidak efektif ditinjau dari hasil belajar mahasiswa. Lebih baiknya hasil belajar matematika mahasiswa yang dikenai model pembelajaran discovery learning disebabkan karena didalam proses pembelajarannya tidak menekankan agar mahasiswa dapat menguasai materi yang diajarkan, melainkan lebih menekankan pada pemahaman mereka sehingga memberikan keyakinan utuh bagi pengembangan mahasiswa. Mahasiswa diminta untuk mengambil kesimpulan dari suatu persoalan yang telah dibahas sebagai bahan pengkajian, analisis dan prosedur. Dengan jalan ini, mereka akan mencoba berpikir solutif dan inovatif sehingga pada akhirnya mereka mampu mengambil kesimpulan dan jawaban yang benar-benar valid mengenai suatu persoalan.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada kelas eksperimen I yang menerapkan pendekatan saintifik model berbasis pembelajaran group investigation diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 66,55 sedangkan pada kelas eksperimen II yang menerapkan pendekatan saintifik berbasis discovery learning diperoleh nilai rata-rata sebesar 77,04.
2. Pendekatan saintifik berbasis discovery learning efektif ditinjau dari hasil belajar dan pendekatan saintifik berbasis grup investigation tidak efektif ditinjau dari hasil belajar.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: Pada kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis discovery learning sebaiknya semua mahasiswa dalam satu kelompok harus memiliki sumber materi lebih banyak selain dari buku referensi yang berasal dari dosen. Pada kegiatan model pembelajaran pendekatan saintifik berbasis discovery learning ketika menyelesaikan masalah sebaiknya siswa dipasangkan dengan teman yang tingkat kemampuannya berbeda atau heterogen supaya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sagala, S. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
[2] Kemdikbud. 2014. Materi Pelatihan Dosen Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pelajaran Matematika SMP/MTs. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
[3] Slavin, R. 2009. Cooperative Learning, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media.
[4] Thobroni, M., dan Mustofa, A. 2011. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wawancara dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
[5] Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
[6] Asmani. 2011. Tips Menjadi Dosen Inspiratif Kreatif dan Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.