• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem

Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara bersama-sama membentuk fungsi yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan perusahaan. Setiap sistem pasti terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan unur-unsur yang membentuk sistem, sedangkan proses sistem menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem dalam mencapai tujuan sistem. Setiap sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar dan terdiri dari berbagai sistem yang lebih kecil, yang disebut subsistem. Pendekatan sistem menjelaskan sesuatu yang dipandang dari sudut pandang sistem, yang menemukan struktur unsur yang membentuk sistem dan mengidentifikasi proses bekerjanya setiap unsur yang membentuk sistem.

Struktur sistem dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Input

Input adalah elemen atau data yang masuk kedalam system. Komponen ini perlu ada karena merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi. System informasi tidak akan menghasilkan informasi jika tidak mempunyai komponen input.

2. Proses

Proses adalah semua elemen yang diperlukan untuk mengonversi atau mentransformasi input kedalam output.

3. Output

Output adalah produk finish atau konsekuansi yang ada pada sistem.

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.Prosedur adalah

(2)

penanganan serta seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. (Mulyadi: 2013) Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang penting dan untuk mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada. (Romney 2006)

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen dalam pengelolaan. (Mulyadi 2013). Sistem akuntansi kredit adalah suatu kegiatan pencatatan penyediaan yang berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan debitur. Kesepakatan tersebut tidak bisa dibatalkan oleh satu pihak selama syarat-syarat dipenuhi oleh kedua belah pihak (Taswan 2003).

B. Pengertian Prosedur

Sebuah perusahaan atau bank dalam menjalankan kegiatannya di perlukan adanya prosedur agar semua yang di lakukan atau di jalankan seragam atau sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan perusahaan tersebut. Pada akhirnya prosedur menjadi pedoman bagi suatu perusahaan dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Sedangkan pengertian prosedur adalah:

Mulyadi (2001:5) mendefinisikan:

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Didalam suatu sistem, biasanya terdiri dari beberapa prosedur dimana prosedur-prosedur itu saling terkait dan saling mempengaruhi. Akibatnya jika terjadi perubahan maka salah satu prosedur, maka akan mempengaruhi prosedur-prosedur yang lain.

(3)

Menurut Zaki Baridwan (1990:3):

Prosedur merupakan urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi yang sering terjadi.

Prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh bank dapat menjadi pengendali atau pedoman dalam setiap transaksi yang terjadi dalam bank . Prosedur disusun untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi bank yang terjadi berulang-ulang dan melibatkan berbagai departemen. Dalam setiap prosedur akan digunakan dokumen-dokumen yang merupakan pendukung transaksi agar prosedur yang ditetapkan dipahami oleh karyawan.

C. Pengertian BPR

Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang fungsinya menerima simpan pinjam dalam bentuk uang dan memberikan kredit jangka pendek untuk masyarakat pedesaan (Afiff dan Rekan 1996)

Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bahwa: BPR adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

BPR tergolong bank sekunder, dengan wilayah usahanya terbatas pada lingkungan kecamatan dan beberapa desa tertentu. Maksud bank sekunder yaitu bank yang tidak dapat menciptakan uang karena tidak memberikan pinjaman melebihi dana yang dihimpun.

Tujuan utama dari BPR adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatankesejahteraan rakyat banyak.

(4)

D. Pengertian Kredit

Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. (Hasibuan 2001). Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi (jasa) itu akan dikembalikan lagi pada jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang yang disertai dengan kontraprestasi (balas jasa) yang berupa uang. (Anwar 2002)

Menurut undang-undang No 7 tahun 1992 dalam Bab 1, pasal 1 Ayat 12 tentang perbankan, bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Kredit diberikan atas dasar kepercayaan kedua belah pihak, dimana pihak kreditur percaya bahwa debiturnya akan segera melunasi utangnya, dan pihak debitur percaya bahwa pihak kreditur akan menagih piutangnya pada saat jatuh tempo. selain itu, kredit juga mengandung unsur prestasi, dimana pihak peminjam/debitur memberikan prestasi kepada kreditur sebagai imbalan atas kredit yang telah diberikannya.

E. Manfaat kredit

1. Manfaat Kredit bagi bank :

a. Sebagai sumber pendapatan yang terbesar berupa bunga.

Pendapatan bunga memungkinkan setiap bank untuk dapat mengembangkan usahanya, apabila kredit yang diberikan dapat berjalan lancar.

b. Untuk menjaga solfabilitasnya, sebab kredit merupakan salah

satu bentuk penyaluran dana bank terbesar. Dengan demikian yang diharapkan dari kredit yang lancar tersebut dapat dipakai sebagai sarana untuk pembayaran kembali dana dan bunga yang dipinjamkan dari masyarakat.

(5)

c. Kredit dapat dipakai sebagai alat baik untuk memasarkan produk dan jasa bank yang lain, bahkan saat ini suatu opini (pendapat) yang

mengatakan pemberian kredit semata-mata hanya untuk

mendapatkan bunga sudah mubadhir.

d. Dengan menyalurkan dana akan mampu mengembangkan para stafnya untuk mengenal dunia bisnis yang lain.

F. Unsur-unsur kredit

Unsur-unsur kredit (Firdaus dan Ariyanti, 2009:3).

1. Adanya badan atau orang yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada fihak lain. orang atau barang demikian lazim disebut kreditur,

2. Adanya fihak yang membutuhkan/ meminjam uang, barang atau jasa. Fihak ini lazim disebut debitur,

3. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur,

4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur, 5. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang,

barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur,

6. Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu seperti diatas, dimana masa yang akan datang merupakan suatu yang belum pasti, maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko, termasuk penurunan nilai uang karena inflasi dan sebagainya, 7. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur

(6)

G. Prinsip Perkreditan

Prinsip perkreditan(Martono, 2002:57)

1. Character

Penilaian character ini dapat mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan tekad baik calon debitur yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari calon debitur.

2. Capacity

Penilaian capacity untuk melihat kemampuan dalam melunasi kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukan atau kegiatan usaha yang akan dilakukan yang dibiayai dengan kredit dari bank.

3. Capital

Penilaian terhadap prinsip capital tidak hanya melihat besar kecilnya modal yang dimiliki oleh calon debitur tetapi juga bagaimana distribusi modal itu ditempatkan.

4. Collateral

Collateral diartikan sebagai jaminan fisik harta benda yang bernilai uang

dan mempunyai harga stabil dan mudah dijual. Jika pada dari peminjam terkena kecelakaan atau hal-hal lain yang mengakibatkan peminjam tidak mampu membayar hutangnya, maka tindakan akhir yang dilakukan oleh bank adalah melaksanakan haknya atas collateral yang diikat secara yuridis untuk menjamin hutangnya pada bank.

5. Condition of Economy

Dinilai situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan kondisi pada sektor usaha calon debitur. Maksudnya agar bank dapat memperkecil risiko yang mungkin timbul oleh kondisi ekonomi, keadaan perdagangan dan persaingan di lingkungan sektor usaha calon debitur dapat diketahui.

6. Constraint

Constraint untuk menilai budaya atau kebiasaan yang tidak

memungkinkan seseorang melakukan bisnis di suatu tempat.Masalah constraint ini agak sukar dirumuskan karena tidak ada peraturan tertulis

(7)

mengenai hal tersebut, dan juga tidak dapat selalu didefinisikan secara fisik permasalahannya

H. Klasifikasi kredit

1. Menurut tujuan penggunaan dana a. Kredit modal kerja

Jenis kredit yang disediakan oleh bank untuk para nasabah yang kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.Pada umumnya modal kerja tersebut habis dalam satu siklus usaha. Contoh dari kredit modal kerja yaitu kredit pembelian bahan baku, kredit penutupan utang dagang, kredit upah buruh dan lain sebagainya.

b. Kredit investasi

Kredit yang disediakan oleh bank untuk para nasabah dengan keperluan investasi. Umumnya kredit investasi diberikan kepada bank dengan jangka yang besar dengan nilai kredit yang besar. Contoh dari kredit investasi yaitu kredit pendirian perusahaan baru, kredit pengadaan barang modal (aktiva tetap), kredit pendirian proyek baru, Kredit pembelian kendaraan demi kelancaran usaha, dan lain sebagainya.

c. Kredit konsumsi

Jenis kredit yang disediakan oleh bank untuk para nasabah yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan membeli barang atau jasa yang dibutuhkan secara pribadi dan tidak digunakan untuk keperluan usaha. Contoh dari kredit jenis ini adalah pembelian kendaraan bermotor pribadi, kredit keperluan habis pakai, kredit pembelian rumah dan lain sebagainya.

(8)

2. Menurut jangka waktu kredit

Kriteria kredit berdasarkan jangka waktu dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :

a. Kredit jangka pendek : Kredit yang memiliki jangka waktu maksimum satu tahun. Misalnya untuk membiayai modal kerja, pembiayaan musiman.

b. Kredit jangka panjang : Kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun, contohnya adalah kredit investasi.

3. Menurut sifat penggunaan dana

a. Revolving

Pada kredit revolving pinjaman yang telah dilunasi masih dapat ditarik kembali maka sifat pemakaian dana jenis kredit ini adalah “ naik-turun” sesuai dengan kebutuhan debitur.

Ciri dari kreditRevolving adalah :

1) Debitur diberi suatu plafond/limit kredit tertentu dan plafon tersebut merupakan jumlah dana maksimum yang dapat ditarik. 2) Kebutuhan dana tergantung dari cash flow ( arus kas ).

3) Umumnyan termasuk kredit jangka pendek ( minimun 1 Tahun ) dan dapat diperpanjang.

4) Penarikan dapat juga bertahap atau sekaligus demikian juga pelunasannya.

b. Non Revolving

Kredit tidak dapat ditarik secara berulang–ulang. Ciri-ciri kredit non revolving adalah :

1) Penarikan dana dapat dilakukan secara langsung dan sekaligus atau secara bertahap sesuai perjanjian(umumnya penarikan dilakukan secara sekaligus).

2) Pelunasan pinjaman dapat dilakukan secara bertahap atau sekaligus sesuai perjanjian.

3) Debitur tidak dapat menarik dana yang telah dilunasi dengan demikian outstanding pinjaman akan terus menurun.

(9)

4) Dari sudut jangka waktunya kredit ini merupakan kredit jangka pendek atau jangka panjang.

4. Berdasarkan jaminan, kredit dapat dibedakan menjadi :

a. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan karena adanya jaminan dari debitur, baik berupa harta yang bergerak maupun harta yang tidak bergerak. Namun kadang-kadang jaminan yang diberikan bukan barang melainkan seseorang atau pribadi yang sangat dipercaya oleh bank. Jika terjadi sesuatu yang merugikan dengan kredit, maka orang tersebutlah yang dimintai pertanggungjawaban. b. Kredit tanpa jaminan yaitu pemberian kredit dengan tidak

berdasarkan barang jaminan. Kredit tanpa jamina biasanya diberikan kepada nasabah lama yang oleh pihak bank telah diketahui benar-benar memiliki reputasi baik dalam membayar angsuran pinjaman (sangat dikenal, teruji, dan dipercaya oleh pihak bank). Selain itu kredit jenis ini dikabulkan oleh bank jika prospek usaha debitur sangat baik dan terkait dengan reputasi debitur tersebut.

5. Menurut Status Hukum Debitur

Berdasarkan status badan hukum debitur, kredit dapat dibedakan menjadi:

a. Kredit bagi debitur korporasi, yaitu kredit yang diberikan kepada debitur berstatus badan hukum (corporate loans) dan dalam jumlah kredit berskala menengah/besar.

b. Kredit bagi debitur perorangan, yaitu kredit yang diberikan bagi debitur berstatus perorangan (personal loans) dan jumlah kredit berskala kecil.

(10)

I. Prosedur Pemberian Kredit

1. Tahap permohonan kredit

Pada tahap ini, permohonan kredit harus dilengkapi dengan persyaratan antara lain sebagai berikut :

a. Identitas dapat berupa keterangan mengenai pribadi atau perseorangan maupun badan usaha atau profesi

b. Informasi tentang posisi keuangan debitur c. Jumlah dan penggunaan kredit modal kerja

Jumlah modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup, agar memungkinkan debitur untuk beroperasi secara ekonomi dan tidak mengalami kesulitan keuangan.

Salah satu manfaat modal kerja yang cukup adalah memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya. Dalam hal ini pemberian kredit kepada debitur, BPR haruslah memperhatikan kepentingan debitur dan juga tidak melupakan kepentingan BPR. Oleh karena itu BPR harus memperhatikan keamanan kredit yang diberikannya apalagi dalam hal kredit jangka pendek.

Sebelum memutuskan jumlah kredit yang akan diberikan kepada debiturnya, maka perlu diteliti apakah debitur mampu melunasi hutangnya tepat pada waktunya, apakah jumlah kredit yang diberikan cukup, untuk mengetahui hal itu maka BPR perlu melakukan analisa terhadap ratio likuiditas debitur. Ratio terdiri dari :

a. Current Ratio

Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva lancar yang dimiliki debitur dalam menutup hutang jangka pendek

b. Quick Ratio

Ratio ini digunakan untuk menganalisa kemampuan debitur untuk membayar hutang jangka pendeknya tanpa memperhitungkan jumlah persediannya

(11)

c. Receivable Turnover

Ratio ini digunakan untuk mengukur tingkat perputaran piutang jika

penjualan dilakukan secara kredit dan lamanya pengumpulan piutang agar BPR dapat mengetahui bagaimana kebijaksanaan kredit yang diberikan kepada debitur untuk mengefektifkan penggunaan modal kerja yang diberikan dalam bentuk piutang akan makin rendah

d. Inventory Turnover

Perputaran persediaan menunjukan beberapa kali persediaan barang di jual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi, hal ini ditunjukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan penggunaan modal kerja terhadap persediaan.

Setelah persyaratan tersebut terpenuhi, maka calon debitur akan mengisi beberapa formulir yang disediakan oleh BPR yang bersangkutan. 2. Tahap Analisa Kredit

Pada tahap analisa kredit, pekerjaan yang harus dilakukan meliputi : a. mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek,

baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat atau tidaknya dipertimbangkan suatu permohonan kredit modal kerja.

b. menyusun laporan analisa yang diperlukan yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternative sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan terhadap permohonan kredit nasabah.

Untuk melaksanakan kredit, metode 5C digunakan sebagai pertimbangan dalam pemberian kredit. Prinsip 5C adalah :

a. Character, analisa dilakukan terhadap pribadi nasabah perseorangan

atau pengurus dari suatu badan usaha

b. Capacity, analisa terhadap kemampuan nasabah dalam merealisir

(12)

c. Capital, menilai kemampuan nasabah dalam merealisir usahanya, karena kredit pada dasarnya hanya merupakan dana pelengkap

d. Collateral, analisa yang dilakukan dengan menilai jaringan yang

diberikan. Jaminan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi resiko kemungkinan kerugian yang terjadi akibat kegagalan pengambilan kredit

e. Condition of Economic, penilaian kredit ats dasar kondisi ekonomi

sektor usaha calon debitur serta beberapa sektor usaha yang berkaitan.

3. Tahap Penyelesaian Administrasi Kredit Dibagi atas 2 bagian:

a. Secara ekstern:

1) Pembuatan akta perjanjian kredit antara pihak BPR dengan pemohon kredit dihadapan notaris dengan ketentuan yang telah disetujui oleh kedua pihak

2) Jika kredit dengan jaminan atas surat-surat penting yang berhubungan dengan jaminan

b. Secara intern :

1) Bagi pemohon kredit yang tidak memiliki rekening koran diharuskan membuka rekening di BPR yang bersangkutan 2) Menandatangani perjanjian kredit antara pemohon dengan pihak

BPR

3) Penyerahan jaminan atau surat-surat penting yang berhubungan dengan jaminan.

4. Penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit dicairkan, maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit dan surat perjanjian.

5. Realisasi Kredit

Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening tabungan di BPR yang bersangkutan

(13)

6. Penyaluran atau penarikan dana

Sebagai realisasi dari pemberian kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu sekaligus dan secara bertahap.

(14)

Gambar 2.1

Flow Chart PermohonanKreditUmum Bagian Staff Kredit

Mulai MenerimaCalon Nasabah Meminta persyaratan permohonan kredit dari nasabah FC. KTP FC. KK Form Permohonankredit FC.Jaminankredit Pas Foto 1

Referensi

Dokumen terkait

Dengan cara komunikasi yang berkesan, murid akan lebih cekap dalam aktiviti penyelesaian masalah serta boleh menerangkan konsep dan kemahiran matematik serta kaedah

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Untuk menyamakan persepsi mengenai suatu istilah, berikut penulis sampaikan beberapa definisi yang sekiranya akan digunakan dalam skripsi ini. Ketenagakerjaan adalah segala hal

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi berbagai aspek yang berkaitan dengan religi baik itu yang kasat mata seperti bekal

DIPA Petikan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari DIPA Induk (Nama Program, Unit Organisasi dan Kementerian Negara/Lembaga).. DIPA Petikan ini dicetak secara

“Peranan bekal menikah dalam meningkatkan peluang penerimaan lamaran, lebih besar pada pria yang telah siap menikah dibanding yang tidak siap

Personel Alih Daya satu tahun yang lalu digunakan sebagai bahan penelitian menggunakan data mining untuk memprediksikan kelayakan calon tenaga kerja berdasarkan umur,

21 Per- spektif industri/ekonomi kreatif untuk: (1) menganalisis kesiapan dan potensi kreativitas para perempuan seni tradisi; (2) menganalisis peran dan usaha