Analisa Penelitian
4.1. Data Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penyebaran kuesioner baik secara
online maupun secara langsung kepada dewasa muda di wilayah DKI Jakarta.
Penyebaran dimulai sejak Juni 2014 dan berakhir pada pertengahan Juli 2014, Data yang terkumpul sebanyak 270 responden.
4.1. Hasil Pengumpulan Kuesioner
Kuesioner yang disebarkan secara langsung 300 100%
Kuesioner yang diterima secara online 78 26%
Kuesioner yang kembali 192 64%
Kuesioner yang tidak diisi secara lengkap 4 2%
Kuesioner yang memenuhi kriteria 270 90%
Kuesioner yang dapat diolah 270 90%
Sumber : Data Olahan Peneliti
4.2. Data Responden
Dalam kuesioner penelitian ini terdapat karakteristik responden. Dimana terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan karakterisitik responden tersebut, yaitu pertanyaan mengenai identitas pribadi responden seperti jenis kelamin, usia, dan jenjang pendidikan. Karakteristik responden secara rinci akan disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 4.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa komposisi responden tersusun dari usia 52% tersusun dari usia 17-21 tahun, 47% berusia antara 22-26 tahun, 0.3% berusia antara 27-31 tahun, dan 0.7% berusia antara 32-36 tahun.
Karakteristik Responden Jumlah Total
Jenis Kelamin Pria 157 270
Wanita 113 Pendidikan SMA 77 270 S1 183 S2 3 Tidak Menjawab 7 Status Pernikahan Belum Menikah 262 270 Sudah Menikah 8 Sumber : Data Olahan Peneliti
Tabel 4.3 Gambaran Usia Responden
Usia Frekuesnsi Presentase
17-21 141 52%
22-26 126 47%
27-31 1 0.3%
32-36 2 0.7%
Total 270 100%
Tabel 4.4 Gambaran Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Frekuensi Presentase
SMA 77 28%
S1 183 68%
S2 3 1%
Tidak Menjawab 7 3%
Total 270 100%
Sumber : Data Olahan Peneliti
Berdasarkan data ini, dapat dilihat bahwa rentang tingkat pendidikan pada responden berkisar dari SMA hingga S2 dengan komposisi 28% berlatar belakang pendidikan SMA, 68 % berlatar belakang S1. 1 % berlatar belakang pendidikan S2. Dan sebanyak 3% tidak menjawab.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka didapat hasil sebagai berikut:
4.3. Uji Asumsi 4.3.1. Uji Normalitas
4.1. Gambar Hasil Uji Normalitas
Uji asumsi normalitas baik dengan histogram maupun p-p plot menunjukkan bahwa data tersebar secara normal. Data membentuk distribusi normal dan tersebar di sekitar garis tren normal.
4.3.2. Uji Multikolinearitas
Menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar veriabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikonieritas). Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.
Melihat Nilai Tolerance
• Tidak terjadi Multikolinearitas , jika nilai Tolerance lebih besar 0,10.
• Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,10.
Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
• Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 10,00.
• Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 10,00.
4.3. Tabel Uji Multikorelitas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF
1
(Constant)
KEP ,905 1,105
PFC ,966 1,035
a. Dependent Variable: NBE
Sumber : Olahan Data peneliti Keterangan :
NBE : Negative Behavior Evaluation REP : Repaitr
PFC : Perefernce for Consistency KEP : Tipe Kepribadian A
4.3.3 Uji Heterokadasisitas
4.2 Gambar hasil uji Heterokadasisitas
Uji asumsi heteroskedastisitas menunjukkan bahwa data bebas dari heteroskedastisitas karena berdasarkan scatter plot penyebaran titik tidak menunjukkan pola tertentu dan titik data menyebar di atas dan di bawah angka 0.
Dengan terpenuhinya syarat-syarat asumsi regresi, maka selanjutnya regresi linear sederhana dapat dilakukan. Uji regresi linear sederhana dilakukan sebanyak 4 kali guna menjawab pertanyaan penelitian. Berikut merupakan tabel hasil uji regresi linear
sederhana;
Tabel 4.4 Hasil Penelitian Analisis Regresi Sederhana
Uji regresi linear berganda dilakukan sebanyak 2 kali guna menjawab pertanyaan penelitian. Berikut merupakan tabel hasil uji regresi linear berganda;
Tabel 4.5 Hasil Penelitian Analisis Regresi Berganda
Tipe kepribadian A PFC R Square NBE p .000 11,60% β .342 β -0,15 REP p .004 42,00% β .204 β -,034 Sumber : Data Olahan Peneliti
Keterangan :
NBE : Negative Behavior Evaluation REP : Repaitr Action
PFC : Perefernce for Consistency
P : Signifikansi β : Beta Tipe kepribadian A R Square PFC R Square NBE p .000 11,60% p .842 β .341 β 0.12 REP p .001 40% p .776 β .201 β -.017
Gambar 4.3. Hasil Penelitian
Keterangan:
NBE : Negative Behavior Evaluation REP : Repaitr Action
PFC : Perefernce for Consistency P : Signifikansi β : Beta
KEP
KEP
REP
R² =11,6% β=0,341NBE
P<0,05 P<0,05PFC
β=0,12NBE
P>0,05 β=-,017 P>0,05PFC
REP
R² =40 % β=0,201PFC
KEP
KEP
PFC
REP
NBE
R² =11,6% P<0,05 P<0,05 R² =42%Berdasarkan hasil penelitian tipe kepribadian A mampu memprediksi NBE dapat dilihat dari P yaitu bernialai .000. Dan mampu memprediksikan NBE pada arah yang positif dapat dilihat dari β yang positif. Serta berkontribusi sebesar 11,6% terhadap NBE, sedangkan 88,4% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil penelitian Perefernce for Consistency Tidak mampu memprediksi NBE dapat dilihat dari P yaitu bernialai .842. Dan mampu memprediksikan NBE pada arah yang positif dapat dilihat dari β yang positif. Serta berkontribusi sebesar 0,4 % terhadap NBE, sedangkan 99,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil penelitian tipe kepribadian A mampu memprediksi REP dapat dilihat dari P yaitu bernialai .001. Dan mampu memprediksikan REP pada arah yang positif dapat dilihat dari β yang positif. Serta berkontribusi sebesar 3,7% terhadap REP, sedangkan 96,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil penelitian Perefernce for Consistency Tidak mampu memprediksi REP dapat dilihat dari P yaitu bernialai .776 Dan mampu memprediksikan REP pada arah yang negatif dapat dilihat dari β yang positif. Serta berkontribusi sebesar 0,3% terhadap REP, sedangkan 99.7% dipengaruhi oleh faktor lain.
4.4. Gambaran Perolehan Skor
Tabel 4.6. Gambaran perolehan skor Tipe Keribadian A Mean Skor Tertinggi Skor Terendah 56,959 84 17
Sumber: Data Olahan Peneliti
Kuesioner mengenai tipe keribadian A menggambarkan kecenderungan individu yang terbagi kedalam dua golongan, yaitu golongan individu dengan tipe kepribadian yang A yang tinggi dan individu dengan tipe kepribadian A yang rendah.. Kelompok dengan tipe kepribadian A yang tinggi memiliki kecenderungan untuk tidak sabar, sangat tengang, dan mudah stress dibandingkan dengan kelompok yang memiliki tipe kepribadian A yang rendah. Stress mampu memprediksi emosi moral rasa bersalah, mengingat stress dapat mempengaruhi fungsi fisik, psikologis, sehingga menyebakakan
mereka melanggar etika otonomi. Keinginan untuk mendapatkan pencapaian erat kaitannya dengan perbuatan yang tidak etis. Mengingat keinginan untuk mendapatkan pencapaian membuat individu membuat alasan-alasan tertentu untuk membuat tindak penyimpangan yang dilakukannya seakan-akan merupakan hal yang sah untuk dilakukan.
Kuesioner ini menggunakan 7 skala Likert, dimana STS (Sangat Tidak Sesuai) menandakan skor 1 dan jawaban SS (Sangat Setuju) menandakan skor 7. Skor minimum yang dapat diperoleh responden adalah 14 (skor 1 dikalikan dengan 14 butir) dan skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 98 (skor 7 dikalikan dengan 14 butir).
Responden pada penelitian ini memiliki skor Tipe Kepribadian A rata-rata sebesar 56,956, dengan skor tertinggi berjumlah 84 dan skor terendah berjumlah 17. Penghitungan skor rata-rata bertujuan untuk mengkategorikan responden, sebagai berikut:
Tabel 4.7. Perolehan skor Tipe Keribadian A Kategori Rentang
Skor Frekuensi Presentase
Rendah 17-57 112 42%
Tinggi 58-116 158 58%
Sumber: Data Olahan Peneliti
Dalam penelitian ini, 42% dari responden memiliki skor Tipe Kepribadian A yang tergolong rendah dan 58% dari responden memiliki skor Tipe Kepribadian A yang tergolong tinggi.
Tabel 4.8. Gambaran Perolehan Skor Kuesioner PFC Mean Skor Tertinggi Skor Terendah 55.796 85 30
Kuesoner ini menggunakan skala Likert 1-6, dimana skor 1 merupakan skor yang paling rendah dan skor 6 merupakan skor yang paling tinggi. Skor minimum yang dapat diperoleh oleh responden adalah 17 (skor 1 dikalikan dengan 17 butir) dan skor maksumum yang dapat diperoleh adalah 102 (6 skor dikalikan dengan 17 butir).
Responden pada penelitian ini memiliki skor sikap terhadap doping rata-rata sebesar 55.796, dengan skor tertinggi berjumlah 85 dan skor terendah berjumlah 30. Penghitungan skor rata-rata bertujuan untuk mengkategorikan responden, sebagai berikut:
Tabel 4.9. Gambaran Perolehan Skor Kuesioner PFC
Kategori Rentang
Skor Frekuensi Presentase
Rendah 30-58 58 58%
Tinggi 59-87 87 42%
Sumber: Data Olahan Peneliti
Dalam penelitian ini, 58% dari responden memiliki skor PFC A yang tergolong rendah dan 42% dari responden memiliki skor PFC yang tergolong tinggi.
Hasil analisa dari alat ukur GASP untuk mengukur tendensi korupsi dapat diinterpretasikan melalui perolehan skor dari responden. Skor GASP yang tinggi menandakan kecenderungan rasa malu dan bersalah yang tinggi dan tendensi korupsi yang rendah. Variabel ini dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu, evaluasi diri negatif, menarik diri, evaluasi perilaku negatif, dan perbaikan diri
Tabel 4.10. Gambaran Perolehan Skor GASP
Mean Skor
Tertinggi Skor Terendah
154.31 210 55
Sumber: Data Olahan Peneliti
Kuesioner GASP menggunakan skala Likert 1-7, dimana skor minimum yang dapat diperoleh oleh responden adalah 37 (skor 1 dikalikan dengan 37 butir) dan skor
maksimum yang dapat diperoleh adalah 259 (skor 7 dikalikan dengan 37 butir). Skor GASP yang rendah mengindikasikan rendahnya kecenderungan rasa malu dan bersalah ketika melakukan hal yang melanggar moral. Individu dalam kategori ini memiliki kemungkinan untuk melakukan pada perbuatan tidak etis yang lebih tinggi. Hasil yang diperoleh dari responden adalah jumlah skor 55 sebagai nilai paling rendah dan 210 sebagai skor paling tinggi. Rata-rata responden memperoleh skor GASP 154.31. Penghitungan nilai rata-rata digunakan sebagai landasan bagi peneliti untuk membagi responden kedalam 2 kategori skor, seperti sebagai berikut:
Tabel 4.11. Perolehan Skor Kuesioner GASP
Kategori Rentang
Skor Frekuensi Presentase
Rendah 01-120 11 4%
Tinggi 121-230 259 96%
Sumber: Data Olahan Penliti
Berdasarkan data ini, dapat terlihat bahwa 4 % dari responden memiliki skor GASP yang rendah dan berkontribusi pada perbuatan tidak etis yang lebih tinggi. Lebih lanjut, 96% dari responden memiliki skor GASP yang tergolong tinggi.
Tabel 4.12. Perolehan Skor Evaluasi Perilaku Negatif Mean Skor Tertinggi Skor Terendah 27.39 45 8
Evaluasi perilaku negatif merupakan kecenderungan individu untuk menilai perilaku secara negatif apabila menyadari telah melakukan kesalahan. Kuesioner ini menggunakan skala Likert 1-7, dengan skor minimum 1 dan skor makimum 7. Skor minimum yang dapat diperoleh responden untuk bagian ini adalah 7 (skor 1 dikalikan 7 butir) dan skor maksimum 49 (skor 7 dikalikan dengan 7 butir). Indikator ini berkontribusi terhadap prilaku tidak etis, dimana individu yang memiliki penilaian perilaku negatif secara rendah, lebih rentan untuk melakukan perilaku tidak etis.
Responden dalam penelitian ini memiliki skor rata-rata 27.39, dengan skor terendah yang diperoleh adalah 8 dan skor tertinggi adalah 45. Penghitungan nilai skor rata-rata bertujuan sebagai landasan untuk mengkategorikan responden ke dalam dua kelompok, yaitu:
Tabel 4.13. Gambaran Perolehan Skor Evaluasi Perilaku Negatif
Kategori Rentang
Skor Frekuensi Presentase
Rendah 08-27 141 52%
Tinggi 28-47 129 48%
Sumber: Data Olahan Peneliti
Dalam penelitian ini, 52% dari responden memiliki skor evaluasi perilaku negatif yang tergolong rendah dan 48% dari responden tergolong dalam memiliki kecenderungan evaluasi perilaku negatif yang tinggi.
Tabel 4.14. Gambaran Perolehan Skor Perbaikan diri Mean Skor Tertinggi Skor Terendah 37.90 50 14
Perbaikan diri merupakan salah satu komponen yang berkontribusi terhadap perilaku tidak etis. Individu dengan skor perbaikan diri yang lebih tinggi cenderung untuk lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan yang tidak etis. Kuesioner ini menggunakan skala Likert 1-7, dimana pilihan skor berada paling rendah adalah skor 1 dan paling tinggi adalah skor 7. Skor minimum yang dapat diperoleh responden adalah 8 (skor 1 dikalikan dengan 8 butir) dan skor maksimum adalah 56 (skor 7 dikalikan dengan 8 butir).
Rata-rata skor yang diperoleh oleh responden adalah 37.90, dengan skor terendah yang diperoleh adalah 14 dan skor tertinggi adalah 50. Penghitungan rata-rata skor dilakukan untuk mengkategorikan responden kedalam 2 kelompok, yaitu:
Tabel 4.15. Gambaran Perolehan Skor Perbaikan diri
Kategori Rentang
Skor Frekuensi Presentase
Rendah 14-33 66 24%
Tinggi 34-53 204 76%
Sumber: Data Olahan Peneliti
Dalam penelitian ini, 24% dari responden memiliki skor perbaikan diri yang tergolong rendah dan 76% dari responden tergolong dalam memiliki kecenderungan perbaikan diri yang tinggi.
4.5. Uji Regresi Linear Sederhana
4.5.1. Prediksi dari Tipe Kepribadian A terhadap NBE.
Tabel 4.16. Gambaran Hasil Uji Regresi Linear Sederhana NBE Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,341a ,116 ,113 7,06420
a. Predictors: (Constant), KEP b. Dependent Variable: NBE Sumber: Data Olahan Peneliti
Keterangan:
NBE : Negative Behavior Evaluation KEP : Kepribadian Tipe A
Tabel 4.17. ANOVA Hasil Uji Regresi Linear Sederhana NBE
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1750,138 1 1750,138 35,071 ,000b Residual 13324,092 267 49,903 Total 15074,230 268
a. Dependent Variable: NBE b. Predictors: (Constant), KEP Sumber: Data Olahan Peneliti
Keterangan:
NBE : Negative Behavior Evaluation KEP : Kepribadian Tipe A
Tabel 4.18. Coefficients Hasil Uji Regresi Linear Sederhana NBE Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 17,388 1,744 9,972 ,000 KEP ,176 ,030 ,341 5,922 ,000
a. Dependent Variable: NBE Sumber: Data Olahan Peneliti
Keterangan:
NBE : Negative Behavior Evaluation KEP : Kepribadian Tipe A
Berdasarkan tabel dari uji regresi linear sederhana diatas, dapat terlihat bahwa tipe kepribadian A mampu memprediksikan negative behavioral evaluations (NBE) secara signifikan p<0,05. Dan mampu berkontribusi sebesar 11.6% terhadap negative
behavioral evaluations (NBE), sedangkan 88.4% dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga
H0 ditolak. Yang artinya Tipe Kepribadian A mampu memperdiksikan negative
4.5.2. Prediksi dari preferensi untuk konsistensi terhadap NBE.
Tabel 4.19. Gambaran Hasil Uji Regresi Linear Sederhana NBE Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,012a ,000 -,004 7,51328
a. Predictors: (Constant), PFC b. Dependent Variable: NBE Sumber: Data Olahan Peneliti
Keterangan:
NBE : Negative Behavior Evaluation PFC : Perefernce for Consistency
Tabel 4.20. ANOVA Hasil Uji Regresi Linear Sederhana NBE
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2,238 1 2,238 ,040 ,842b Residual 15071,993 267 56,449 Total 15074,230 268
a. Dependent Variable: NBE b. Predictors: (Constant), PFC Sumber: Data Olahan Peneliti
Keterangan:
NBE : Negative Behavior Evaluation PFC : Perefernce for Consistency
Tabel 4.21. Coefficients Hasil Uji Regresi Linear Sederhana NBE Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 26,906 2,495 10,785 ,000 PFC ,009 ,044 ,012 ,199 ,842
a. Dependent Variable: NBE Suber: Data Olahan Peneliti
Keterangan:
NBE : Negative Behavior Evaluation PFC : Perefernce for Consistency
Berdasarkan tabel dari uji regresi linear sederhana diatas, dapat terlihat bahwa preferensi untuk konsistensi tidak mampu memprediksikan negative behavioral
evaluations (NBE) secara signifikan p>0,05. Sehingga H0 diterima. Yang artinya
prefernsi untuk konsistensi tidak mampu memperdiksikan negative behavioral
evaluations (NBE) pada usia dewasa muda di wilayah DKI Jakarta.
4.5.3. Prediksi dari tipe kepribadian A terhadap REP.
Tabel 4.22. Gambaran Hasil Uji Regresi Linear Sederhana REP Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,201a ,040 ,037 6,69013
a. Predictors: (Constant), KEP b. Dependent Variable: REP Sumber: Data Olahan Peneliti
Keterangan:
REP : Repair Action KEP : Kepribadian Tipe A
Tabel 4.23. ANOVA Hasil Uji Regresi Linear Sederhana REP
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 503,277 1 503,277 11,244 ,001b Residual 11950,351 267 44,758 Total 12453,628 268
a. Dependent Variable: REP b. Predictors: (Constant), KEP Suber: Data Olahan Peneliti
Keterangan:
REP : Repair Action KEP : Kepribadian Tipe A
Tabel 4.24. Coefficients Hasil Uji Regresi Linear Sederhana REP Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 32,597 1,651 19,739 ,000 KEP ,094 ,028 ,201 3,353 ,001
a. Dependent Variable: REP
Berdasarkan tabel dari uji regresi linear sederhana diatas, dapat terlihat bahwa tipe kepribadian A mampu memprediksikan Repair Action (REP) secara signifikan p<0,05. Dan mampu berkontribusi sebesar 40% terhadap Repair Action (REP), sedangkan 60% dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga H0 ditolak. Yang artinya Tipe Kepribadian A mampu memperdiksikan Repair Action (REP) pada usia dewasa muda di wilayah DKI Jakarta.
4.5.4. Prediksi dari preferensi untuk konsistensi terhadap REP.
Tabel 4.25. Gambaran Hasil Uji Regresi Linear Sederhana REP Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,017a ,000 -,003 6,82852
a. Predictors: (Constant), PFC b. Dependent Variable: REP
Keterangan:
REP : Repair Action
PFC : Perefernce for Consistency
Tabel 4.26. ANOVA Hasil Uji Regresi Linear Sederhana NBE
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3,780 1 3,780 ,081 ,776b Residual 12449,849 267 46,629 Total 12453,628 268
a. Dependent Variable: REP b. Predictors: (Constant), PFC
Keterangan:
REP : Repair Action
Tabel 4.27. Coefficients Hasil Uji Regresi Linear Sederhana REP Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 38,597 2,267 17,023 ,000 PFC -,011 ,040 -,017 -,285 ,776
a. Dependent Variable: REP
Keterangan:
REP : Repair Action
PFC : Perefernce for Consistency
Berdasarkan tabel dari uji regresi linear sederhana diatas, dapat terlihat bahwa preferensi untuk konsistensi tidak mampu memprediksikan Repair Action (REP) secara signifikan p>0,05. Sehingga H0 diterima. Yang artinya prefernsi untuk konsistensi tidak mampu memperdiksikan Repair Action (REP) pada usia dewasa muda di wilayah DKI Jakarta.
4.6. Uji Regresi Linear Berganda
4.6.1. Prediksi dari Tipe Kepribadian A dan Preferensi Untuk Konsistensi terhadap NBE.
Tabel 4.28. Gambaran Hasil Uji Regresi Linear Berganda NBE Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,341a ,116 ,110 7,07659 1,597
a. Predictors: (Constant), PFC, KEP b. Dependent Variable: NBE
Keterangan:
KEP : Kepribadian Tipe A
NBE : Negative Behavior Evaluation
PFC : Perefernce for Consistency
Tabel 4.29. ANOVA Hasil Uji Regresi Linear Berganda NBE
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1753,464 2 876,732 17,507 ,000b Residual 13320,767 266 50,078 Total 15074,230 268
a. Dependent Variable: NBE
b. Predictors: (Constant), PFC, KEP
Keterangan:
KEP : Kepribadian Tipe A
NBE : Negative Behavior Evaluation
Tabel 4.30. Coefficients Hasil Uji Regresi Linear Berganda NBE Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 17,950 2,795 6,421 ,000 KEP ,176 ,030 ,342 5,914 ,000 PFC -,011 ,042 -,015 -,258 ,797
a. Dependent Variable: NBE
Keterangan:
KEP : Kepribadian Tipe A
NBE : Negative Behavior Evaluation PFC : Perefernce for Consistency
Berdasarkan tabel dari uji regresi linear berganda diatas, dapat terlihat bahwa tipe kepribadian A dan Preferensi Untuk Konsistensi secara bersama-sama mampu memprediksikan Negative Behavior Evaluation (NBE) secara signifikan p<0,05. Dan mampu berkontribusi sebesar 11,6% terhadap Negative Behavior Evaluation (NBE), sedangkan 88,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga H0 ditolak. Yang artinya Tipe Kepribadian A dan Preferensi Untuk Konsistensi mampu memperdiksikan Negative
4.6.2. Prediksi dari Tipe Kepribadian A dan Preferensi Untuk Konsistensi terhadap REP.
Tabel 4.31. Gambaran Hasil Uji Regresi Linear Berganda REP Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,204a ,042 ,034 6,69879 1,516
a. Predictors: (Constant), PFC, KEP b. Dependent Variable: REP
Keterangan:
KEP : Kepribadian Tipe A REP : Repair Action
PFC : Perefernce for Consistency
Tabel 4.32. ANOVA Hasil Uji Regresi Linear Berganda NBE
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 517,212 2 258,606 5,763 ,004b Residual 11936,416 266 44,874 Total 12453,628 268
a. Dependent Variable: REP
b. Predictors: (Constant), PFC, KEP
Keterangan:
KEP : Kepribadian Tipe A REP : Repair Action
Tabel 4.33. Coefficients Hasil Uji Regresi Linear Berganda REP Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 33,748 2,646 12,753 ,000 KEP ,095 ,028 ,204 3,383 ,001 PFC -,022 ,039 -,034 -,557 ,578
a. Dependent Variable: REP Keterangan:
KEP : Kepribadian Tipe A REP : Repair Action
PFC : Perefernce for Consistency
Berdasarkan tabel dari uji regresi linear berganda diatas, dapat terlihat bahwa tipe kepribadian A dan Preferensi Untuk Konsistensi secara bersama-sama mampu memprediksikan Repair Action (REP) secara signifikan p<0,05. Dan mampu berkontribusi sebesar 42% terhadap Repair Action (REP), sedangkan 68% dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga H0 ditolak. Yang artinya Tipe Kepribadian A dan Preferensi Untuk Konsistensi mampu memperdiksikan Repair Action (REP) pada usia dewasa muda di wilayah DKI Jakarta.