• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grafik Hasil Belajar Sebelum Tindakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Grafik Hasil Belajar Sebelum Tindakan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

67

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian berdasarkan hasil belajar aspek kognitif siswa sebelum tindakan pada mata pelajaran Fisika tahun ajaran 2014/2015. Data hasil belajar diperoleh melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tes wawancara, dan kajian dokumen. Berdasarkan hasil kajian dokumen hasil belajar aspek kognitif siswa pada mata pelajaran Fisika di Semester II tahun pelajaran 2014/2015 menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM)..

Tes formatif sebelum tindakan penelitian dilakukan setelah dilaksanakan pembelajaran seperti biasa. Adapun kisi-kisi soal untuk Tes formatif sebelum tindakan penelitian dapat dilihat di Lampiran 3. Jumlah siswa yang mengikuti tes formatif sebelum tindakan sejumlah 32 siswa. Gambar 4.1 menunjukkan rekapitulasi hasil belajar aspek kognitif siswa kelas X MIA 4 di SMA N 2 Surakarta sebelum tindakan.

Gambar 4.1 Histogram Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Kelas X MIA 4 Sebelum Tindakan

(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015) 31.25 25.00 15.63 6.25 18.75 3.13 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 79-85

Grafik Hasil Belajar Sebelum Tindakan

P re se n ta se ( % ) Interval Kelas

(2)

commit to user

SMA Negeri 2 Surakarta menetapkan KKM untuk mata pelajaran Fisika adalah sebesar 75. Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebelum tindakan adalah 80,00, nilai terendahnya adalah 45,00, dan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 58,75. Interval nilai hasil belajar aspek kognitif dibagi dalam 6 kelas. Selain itu dapat diketahui bahwa sedikit siswa yang berhasil dapat mencapai KKM. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran Fisika yang dilakukan belum berhasil. Adapun hasil belajar aspek kognitif siswa kelas X MIA 4 sebelum tindakan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 4.

Gambar 4.2 menunjukkan persentase dari ketuntasan pembelajaran Fisika pada siswa Kelas X MIA 4 sebelum tindakan.

Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Kelas X MIA 4 Sebelum Tindakan

(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015)

Berdasarkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah dan belum masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Dalam proses penelitian pra tindakan dilakukan kegiatan observasi dan wawancara guru fisika kelas X dan wawancara siswa kelas X MIA 4 SMA N 2 Surakarta untuk mendiagnosis keadaan awal agar mengetahui kesulitan siswa dan kelemahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

21.875 78.125 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tuntas Belum Tuntas

Grafik Ketuntasan Sebelum Tindakan

P re se n ta se ( % ) Kategori

(3)

commit to user

Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi pembelajaran Fisika yang sebenarnya terjadi di SMA Negeri 2 Surakarta dimana hasil belajar siswa masih rendah dan belum ada yang mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Wawancara dilakukan terhadap guru Fisika kelas X MIA SMA Negeri 2 Surakarta yang mengampu mata pelajaran fisika dan siswa kelas X MIA. Hasil wawancara siswa kelas X MIA dan dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 5 dan Lampiran 6. Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa:

1. Proses pembelajaran masih bersifat konvensional serta menggunakan model dan metode pembelajaran kurang melibatkan siswa dalam keiatan belajar mengajar dan kurang menarik.

2. Fisika merupakan salah satu pelajaran yang susah dipahami berdasarkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2

3. Hasil belajar aspek kognitif siswa masih rendah dan belum mencapai KKM. 4. Siswa terlihat kurang tertarik dengan pembelajaran di kelas.

Hasil belajar yang rendah dari aspek kognitif siswa terjadi karena proses pembelajaran yang adamasih menggunakan model pembelajaran konvensional. Penggunaan model pembelajaran konvensional dilakukan seorang guru dengan metode ceramah menyebabkan proses pembelajaran bersifat Teacher Centered

Learning (TCL), membuat siswa bersifat pasif dalam menerima ilmu,

pengetahuan hanya dari guru, dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dan metode ceramahakan menyebabkan proses pembelajaran yang berlangsung kurang komunikatif. Penyebabnya karena kurangnya interaksi di dalam pembelajaranyang menjadikan pembelajaran kurang menarik. Kurangnya komunikasi dan interaksi dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa sulit dalam memahami suatu materi. Perubahan perlu dilakukan agar antusias siswa meningkat dalam mengikuti proses pembelajaran Fisika sehingga pemahaman siswa akan materi yang disampaikan menjadi lebih. Kesulitan siswa dalam memahami materi Fisika membuat hasil belajar aspek kognitif siswa kurang maksimal dan tidak ada satupun yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

(4)

commit to user

Dari hasil analisis sebelum tindakan penelitian, diperlukan adanya suatu tindakan untuk meningkatkan hasil belajar aspek kognitif mata pelajaran Fisika agar siswa dapat mencapai KKM. Pada awal penelitian dilakukan koordinasi dengan guru Fisika yang mengampu Kelas X MIA 4 untuk menentukan solusi guna memecahkan masalah terkait rendahnya hasil belajar aspek kognitif siswa dan tidak tercapainya KKM. Salah satu solusinya adalah dilakukannya pembelajaran remediasi dengan model yang bersifat Student Centered Learning. Model dan metode yang digunakan juga harus yang mendukung Student Centered

Learning dimana siswa akan menjadi lebih aktif dalam berlangsungnya

pembelajaran. Model yang digunakan untuk mendukung pembelajaran tersebut adalah model kooperatif tipe talking chipsuntuk pembelajaran remediasi. Dengan adanya remediasi pembelajaran dengan model kooperatif tipe talking chips

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar aspek kognitif mata pelajaran Fisika siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 2 Surakarta agar mencapai KKM sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

B. Deskripsi Hasil Tindakan

Menurut Mulyasa (2013) prosedur penelitian terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi. Adapun penjelasan secara rinci akan dijelaskan di bawah.

Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, yaitu pada hari Rabu, 6 Mei 2015, Senin 11 Mei 2015 dan Rabu, 13 Mei 2015. Setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 45 menit). Adapun tahapan-tahapan dalam siklus I adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Tahapan perencanaan peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi Alat Optik kelas X dengan acuan silabus yang berdasarkan kurikulum 2013 karena SMA N 2 Surakarta merupakan sekolah yang masih menggunakan kurikulum 2013. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan pertama sub materi tentang mata, kacamata dan lup dengan waktu 2 x 45 menit, untuk pertemuan kedua dengan

(5)

commit to user

sub materi mikroskop dengan waktu 1 x 45 menit, teropong dan kamera dengan waktu 2 x 45 menit. Untuk lebih lengkapnya RPP ada di lampiran 7.

Kemudian membuat instrumen penelitian berupa lembar diskusi siswa materi Alat Optik yang digunakan siswa saat pembelajaran remidi. Lembar diskusi siswa dibagi menjadi dua. Pertama lembar diskusi dengan sub materi mata, kacamata dan lup. Untuk lembar diskusi kedua terdiri dari sub materi mikroskop, teropong dan kamera. Untuk lebih lengkapnya RPP ada di lampiran 8.

Instrumen lain yang digunakan yaitu lembar observasi dengan wawancara pada guru mata pelajaran fisika yang mengampu kelas X dan siswa. Lembar observasi awal digunakan untuk mengetahui kegiatan belajar siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran dan mengetahui kesulitan siswa pada materi alat optik.

Pada awal siklus I siswa mengerjakan tes kognitif (Pretest) yang bertujuan sebagai ukuran kemampuan kognitif yang dimiliki siswa. Pada tes kognitif yang digunakan adalah tes tertulis dengan tes berupa soal pilihan ganda. Untuk lebih lengkapnya Soal Tes Kognitif untuk pra-siklus dapat dilihat di lampiran 9 dan kunci jawabannya ada di lampiran 10. Sebelum digunakan untuk pretest penyusunan perangkat pembelajaran pada instrumen soal diujikan untuk divalidasi. Adapun untuk soal diujikan pada kelas X SMA N 1 Andong yang telah belajar tentang materi alat optik. Berdasarkan hasil belajar aspek kognitif (Pretest) materi Alat Optik siswa kelas X MIA 4 tergolong rendah, dengan rata-rata kelas 58,75, persentase siswa yang tuntas sebesar 21,875%. Berdasarkan hasil belajar aspek kognitif tersebut dibuat suatu rancangan tindakan. Rancangan tindakan dibuat berdasarkan pada solusi permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dan tidak tercapainya KKM Fisika yang ditentukan SMA N 2 Surakarta. Rancangan tindakan yang akan dilakukan berupa remediasi pembelajaran Fisika dengan model kooperatif tipe talking chips.

(6)

commit to user

2. Tahap Pelaksanaan

Pada pelaksanaan tindakan, peneliti bekerjasama dengan guru Fisika kelas X MIA 4 melaksanakan remediasi pembelajaran dengan model kooperatiftipe talking chips pada Materi Alat Optik.Pada penelitian ini guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer serta ikut membantu dalam mengkoordinasikan siswa.

Kegiatan pembelajaran siklus I yang telah direncanakan dalam RPP yang kemudian dilakukan oleh guru yang mengampu kelas tersebut pada pembelajaran remidi materi Alat Optik. Pelaksanaan tindakan dilakukan awal bulan Mei tahun ajaran 2014/2015 di kelas X MIA 4 SMA N 2 Surakartayang terdiri dari 32 siswa. Pada pelaksanaan siklus I dilakukan dengan model kooperatiftipe talking chips. Dengan inovasi model pembelajaran yang lebih bersifat student center learning diharapkan siswa lebih mudah memahami materi alat optik dan lebih tertarik dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran remidi ditujukan untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada siswa agar mencapai batas ketuntasan yang telah ditentukan oleh SMA N 2 Surakarta yaitu batasnya dengan nilai 75,00.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I mengarahkan kegiatan pada pembelajaran remidiasi dengan materi Alat Optik kelas X MIA 4. Setelah guru mata pelajaran fisika melakukan proses pembelajaran seperti biasa pada materi Alat Optik dan tes kognitif ulangan harian dengan soal yang dibuat oleh peneliti maka pembelajaran remidi dimulai. Pembelajaran remidi dapat dimulai mengingat hasil kognitif siswa banyak yang belum mencapai KKM dapat dilihat pada lampiran 4 dan prestasi belajarnya masih rendah. Rendahnya presentase siswa yang mencapai ketuntasan pada saat ulangan harian (UH) materi Alat optik disajikan pada lampiran 4 yang menunjukan 21,875 % yang lulus, maka dimulai pembelajaran remidiasi dengan model Kooperatif Tipe Talking Chips untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa agar dapat mencapai ketuntasan.

Pada proses pembelajaran materi alat optik dan dari hasil tes kognitif (UH) siswa masih banyak yang mengalami kesulitan pada

(7)

commit to user

pemahaman konsep Alat Optik .Dilihat dari hasil wawancara yang telah dilakukan siswa mengaku kesulitan karena materi Alat Optik cukup luas yang terdiri dari bebera sub materi seperti : mata, kacamata, lup, mikroskop, teropong dan kamera. Untuk itu diperlukakn pembelajaran remidi terkait materi Alat Optik.Untuk lebih lengkapnya akan dijelaskan tiap pertemuan dalam pembelajaran remidi.

Berikut deskripsi pelaksanaan siklus I yang telah dilakukan pada setiap pertemuan:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 06 Mei 2015.Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disiapkan dalam tahap perencanaan. Materi pembelajaran di pertemuan pertama adalah Mata, Kacamata dan Lup. Langkah-langkah dalam kegiatan pembelajarannya mencakup kegiatan berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

Guru membuka proses pembelajaran dengan memberikan salam dan meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa. Kemudian guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini tentang Mata, Kacamata dan Lup. Motivasi diberikan dengan menampilkan gambar yang sudah disiapkan dan memberikan pertanyaan terkait gambar yang sedang ditampilkan. Kegiatan motivasi bertujuan agar menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran serta untuk memberikan gambaran tentang materi pelajaran yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 siswa secara heterogen, Jumlah siswa dalam kelas ini adalah 32 siswa, sehingga terbentuklah 8 kelompok.Pembentukan kelompok dipimpin oleh gurudibantu oleh

(8)

commit to user

peneliti.Setelah terbentuk kelompoknya, masing-masing siswa berkumpul dengan kelompok yang sudah dibagi.Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model kooperatif tipe talking chips. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Diskusi (LKD) tentang materi atau soal Mata, Kacamata dan Lup pada masing-masing kelompok yang sudah terbentuksertamembagikan media atau alat bantu yang digunakan dalam diskusi kelompok.

Guru memberi penjelasan tentang materi yang dipelajari hari ini yaitu Mata, Kacamata dan Lup dengan menggunakan media power

point. Selanjutnya kelompok mengerjakan lembar kerja diskusi bersama

dengan teman sekelompoknya. Dalam kegiatan diskusi kelompok, tiap anggota kelompok yang akan mengemukakan pendapatnya harus mengeluarkan tiket bicara yang mereka miliki. Hal tersebut merupakan ciri dari talking chips.Ketika tiket bicara habis maka anggota kelompok yang kehabisan tiket bicara tidak bisa mengemukakan pendapatnya lagi dalam diskusi kelompok tersebut. Dengan tiket bicara tersebut tiap anggota kelompok akan memiliki kesempatan yang sama dalam kegiatan diskusi dan dalam menyelesaikan lembar kerja diskusi. Peran guru dan peneliti mengkondisikan agar jalannya diskusi kelompok tetap kondusif.

Setelah masing-masing kelompok menjawab pertanyaan ataupun menyelesaikan diskusi mereka, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompoknya dan guru menilai jawaban siswa.Guru meluruskan dan memantapkan konsep Mata, Kacamata dan Lup berdasarkan kegiatan kelompok. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang paling aktif dan terbaik dalam mempresentasikan jawabannya. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanyatentang hal-hal lain terkait materi Mata, Kacamata dan Lup yang belum dipahami.

(9)

commit to user

c) Kegiatan Akhir

Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, dan guru melakukan tanya jawab tentang materi Mata, Kacamata dan Lup yang telah dipelajari. Selanjutnya guru memberikan contoh dan latihan soal kepada siswa.Guru menyampaikan informasi tentang materi yang selanjutnya yang masih termasuk Alat Optik dengan sub materi yang lain. Pembelajaran diakhiri dengan berdoa salam penutup dari guru dan dibalas oleh siswa.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Senin,11 Mei 2015. Pembelajaran dilakasanakan sesuai dengan RPP yang telah disiapkan dalam tahap perencanaan. Materi pembelajaran di pertemuan kedua adalah Mikroskop. Langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

Guru membuka proses pembelajaran dengan memberikan salam dan meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa. Kemudian guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini tentang Mikroskop. Motivasi diberikan dengan menampilkan gambar yang sudah disiapkan dan memberikan pertanyaan terkait gambar yang sedang ditampilkan. Kegiatan motivasi bertujuan agar menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran serta untuk memberikan gambaran tentang materi pelajaran yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan meminta siswa duduk bergabung dengan kelompok masing-masing yang sudah dibentuk pada pertemuan minggu lalu.Setelah masing-masing siswa berkumpul dengan kelompoknya, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran hari ini

(10)

commit to user

yaitu menggunakan model kooperatif tipe talking chips.Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Diskusi (LKD) tentang materi atau soal Mikroskop pada masing-masing kelompok yang sudah terbentuksertamembagikan media atau alat bantu yang digunakan dalam diskusi kelompok.

Guru memberi penjelasan tentang materi yang dipelajari hari ini yaitu Mikroskop dengan menggunakan media power point. Selanjutnya kelompok mengerjakan lembar kerja diskusi bersama dengan teman sekelompoknya. Dalam kegiatan diskusi kelompok, tiap anggota kelompok yang akan mengemukakan pendapatnya harus mengeluarkan tiket bicara yang mereka miliki. Hal tersebut merupakan ciri dari talking chips.Ketika tiket bicara habis maka anggota kelompok yang kehabisan tiket bicara tidak bisa mengemukakan pendapatnya lagi dalam diskusi kelompok tersebut. Dengan tiket bicara tersebut tiap anggota kelompok akan memiliki kesempatan yang sama dalam kegiatan diskusi dan dalam menyelesaikan lembar kerja diskusi. Peran guru dan peneliti mengkondisikan agar jalannya diskusi kelompok tetap kondusif.

Setelah masing-masing kelompok menjawab pertanyaan ataupun menyelesaikan diskusi mereka, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompoknya dan guru menilai jawaban siswa. Guru meluruskan dan memantapkan konsep Mikroskop berdasarkan kegiatan kelompok. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang paling aktif dan terbaik dalam mempresentasikan jawabannya. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal lain terkait materi Mikroskop yang belum dipahami.

c) Kegiatan Akhir

Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, dan guru melakukan tanya jawab tentang materi Mikroskop yang telah dipelajari. Selanjutnya guru memberikan contoh

(11)

commit to user

dan latihan soal kepada siswa. Guru menyampaikan informasi tentang materi yang selanjutnya yang masih termasuk Alat Optik dengan sub materi yang lain. Pembelajaran diakhiri dengan berdoa salam penutup dari guru dan dibalas oleh siswa.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada hari Rabu,13 Mei 2015. Pembelajaran dilakasanakan sesuai dengan RPP yang telah disiapkan dalam tahap perencanaan.Materi pembelajaran di pertemuan ketiga adalah Teleskop dan Kamera. Langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan berikut:

a) Kegiatan Pendahuluan

Guru membuka proses pembelajaran dengan memberikan salam dan meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa. Kemudian guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini tentang Teleskop dan Kamera. Motivasi diberikan dengan menampilkan gambar yang sudah disiapkan dan memberikan pertanyaan terkait gambar yang sedang ditampilkan. Kegiatan motivasi bertujuan agar menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran serta untuk memberikan gambaran tentang materi pelajaran yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan meminta siswa duduk bergabung dengan kelompok masing-masing yang sudah dibentuk pada pertemuan minggu sebelumnya. Setelah masing-masing siswa berkumpul dengan kelompoknya, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran hari ini yaitu menggunakan model kooperatif tipe talking chips.Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Diskusi (LKD)tentang materi atau soalTeleskop dan Kamera pada masing-masing kelompok yang sudah

(12)

commit to user

terbentuksertamembagikan media atau alat bantu yang digunakan dalam diskusi kelompok.

Guru memberi penjelasan tentang materi yang dipelajari hari ini yaitu Teleskop dan Kamera dengan menggunakan media power

point. Selanjutnya kelompok mengerjakan lembar kerja diskusi bersama

dengan teman sekelompoknya. Dalam kegiatan diskusi kelompok, tiap anggota kelompok yang akan mengemukakan pendapatnya harus mengeluarkan tiket bicara yang mereka miliki. Hal tersebut merupakan ciri dari talking chips.Ketika tiket bicara habis maka anggota kelompok yang kehabisan tiket bicara tidak bisa mengemukakan pendapatnya lagi dalam diskusi kelompok tersebut. Dengan tiket bicara tersebut tiap anggota kelompok akan memiliki kesempatan yang sama dalam kegiatan diskusi dan dalam menyelesaikan lembar kerja diskusi. Peran guru dan peneliti mengkondisikan agar jalannya diskusi kelompok tetap kondusif.

Setelah masing-masing kelompok menjawab pertanyaan ataupun menyelesaikan diskusi mereka, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompoknya dan guru menilai jawaban siswa. Guru meluruskan dan memantapkan konsep Teleskop dan Kamera berdasarkan kegiatan kelompok. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang paling aktif dan terbaik dalam mempresentasikan jawabannya. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal lain terkait materi Teleskop dan Kamera yang belum dipahami.

c) Kegiatan Akhir

Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, dan guru melakukan tanya jawab tentang materi Teleskop dan Kamera yang telah dipelajari. Selain itu apabila siswa masih merasa ada yang tidak jelas tentang materi alat optik bisa ditanyakan pada guru di pertemuan ini karena pertemuan selanjutnya sudah ada tes tentang materi alat optik.Selanjutnya guru memberikan

(13)

commit to user

contoh dan latihan soal kepada siswa. Guru menyampaikan informasi dan memberi semangat untuk belajar tentang alat optik agar siswa dapat menyelesaikan soal tes yang akan diadakan pada pertemuan berikutnya tentang alat optik. Pembelajaran diakhiri dengan berdoa salam penutup dari guru dan dibalas oleh siswa.

3. Tahap Observasi/ Pengamatan

Pada tahap observasi, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajara remidi dengan model kooperatif tipe talking chips oleh peneliti. Observasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar aspek kognitif siswa di kelas X MIA 4. Observasi juga dilakukan untuk mengamati kesesuaian pelaksanaan remediasi pembelajaran dengan model talking chips terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya.

Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian kognitif. Dokumentasi pembelajaran yang berupa foto yang diambil selama proses pembelajaran oleh observer. Adapun uraian observasi dalam pembelajaran pada setiap pertemuan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan Kognitif Siswa

Keberhasilan siswa kelas X MIA 4 dalam mencapai KKM pada mata pelajaran Fisika materi Alat Optik merupakan salah satu faktor yang menentukan penelitian ini berhasil. Keberhasilan siswa dalam mencapai KKM dapat dilihat dari hasil belajar aspek kognitif siswa. Tes kognitif yang digunakan terdiri dari 20 soal objektif yang isinya mencakup keseluruhan sub materi pada alat optik dan indikator dalam kegiatan pembelajaran. Untuk lebih lengkapnya Soal Tes Kognitif untuk siklus I dapat dilihat pada lampiran 11 dan kunci jawabannya ada di lampiran 12. Gambar 4.3 menunjukkan rekapitulasi hasil belajar aspek kognitif siswa kelas X MIA 4 siklus I.

Berdasarkan hasil belajar aspek kognitif materi Alat Optik kelas X MIA 4 siklus I, nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90,00, nilai terendahnya adalah 65,00 dan rata-rata nilai yang diperoleh adalah

(14)

commit to user

78,28125. Dengan interval nilai hasil belajar aspek kognitif dibagi dalam 6 kelas.

Gambar 4.3 Histogram Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Kelas X MIA 4 Siklus I

(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015)

Berdasarkan hasil belajar aspek kognitif siswa kelas X MIA 4, dapat dihitung persentase siswa yang mencapai KKM adalah 81,25% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 18,75% dari seluruh siswa kelas X MIA 4 yang mengikuti tes siklus I. KKM untuk pelajaran Fisika yang ditetapkan SMA Negeri 2 Surakarta adalah 75. Adapun hasil hasil belajar aspek kognitif siswa kelas X MIA 4 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. Hasil belajar aspek kognitif siklus I materi pokok Alat Optik siswa kelas X MIA 4 dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Berikut ini disajikan histogram hasil belajar aspek kognitif siklus I siswa kelas X MIA 4 pada Gambar 4.4

6.25 12.50 40.63 12.50 6.25 21.88 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94

Grafik Hasil Belajar Siklus I

P re se n ta se ( % ) Interval Kelas

(15)

commit to user

Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Kelas X MIA 4 Siklus I

(Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015)

Dari Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa hasil belajar aspek kognitif siklus I materi Alat Optik siswa kelas X MIA 4 yang mencapai KKM sebanyak 81,25%. Persentase ketercapaian KKM ini sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu persentase siswa yang mencapai 75%.

Gambar 4.5 Histogram perbandingan nilai rata-rata sebelum tindakan dan setelah tindakan

81.25 18.75 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tuntas Belum Tuntas

Grafik Ketuntasan Setelah Tindakan

Pr es en ta se (% ) Kategori 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Grafik Perbandingan Rata-rata

Prasiklus Siklus I P re se n ta se ( % )

(16)

commit to user

Gambar 4.5 Histogram Perbandingan nilai rata – rata prasiklus dan siklus I Dari gambar 4.5 diketahui perbandingan nilai antara rata – rata pretest dan posttest terpaut selisih 19,53125 yaitu pada nilai pretest rata – rata sebesar 58,75 dan rata – rata nilai posttest sebesar 78,28125. Peningkatan rata-rata antara hasil tes sebelum tindakan dan setelah tindakan meningkat 24,95%.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi dilakukan analisis hasil tindakan pada siklus I sesuai dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil belajar aspek kognitif materi Alat Optik pada siswa kelas X MIA 4 SMA N 2 Surakarta menunjukan bahwa ketuntasan belajar siswa pada aspek kognitif mencapai 81,25 %. Hasil yang dicapai pada pelaksanaan tindakan telah mencapai ketuntasan indikator keberhasilan penelitian yaitu persentase mencapai 75 % dari jumlah siswa.

C. Deskripsi Setelah Tindakan

Pada tanggal 18 Mei 2015 dilaksanakan tes formatif. Tes formatif yang diberikan kepada siswa merupakan refleksi terakhir dari serangkaian tindakan remediasi pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah instrumen penilaian kemampuan kognitif tes formatif (Lampiran 11). Data diperoleh dari hasil tes formatif siswa yang mengikuti remediasi pembelajaran. Pelaksanaan tes formatif ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa setelah mengikuti remediasi pembelajaran dengan model pembelajaran

talking chips.

Berdasarkan hasil belajar aspek kognitif siswa kelas X MIA 4 setelah tindakan, nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90,00, nilai terendahnya adalah 65,00, dan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 78,28125. Adapun hasil tersebut dapat dilihat di lampiran.

(17)

commit to user

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara sebelum tindakan diketahui bahwa Fisika merupakan hal yang susah dipahami bagi siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 2 Surakarta, model pembelajaran yang digunakan adalah model konvensional, Fisika merupakan pelajaran yang susah, siswa kurang tertarik dengan Fisika, dan ketuntasan siswa masih rendah. Sebelum dilaksanakan tes formatif, tentunya guru melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Model dan metode pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran Fisika adalah model dan metode pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran siswa kurang terlibat dalam pembelajaran, sehingga siswa kurang tertarik dengan pembelajaran. Berdasarkan tes formatif pada materi pokok Alat Optik diperoleh data bahwa persentase siswa yang mencapai KKM sebanyak 21,875%.

Berdasarkan hasil wawancara, kajian dokumen dan tes ditemukan permasalahan bahwa hasil belajar siswa aspek kognitif di kelas X MIA 4 SMA Negeri 2 Surakarta masih sangat rendah dan belum mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah padamata pelajaran Fisika materi Alat Optik. Oleh karena itu, peneliti dan guru pengampu mata pelajaran Fisika kelas X MIA 4 berdiskusi untuk mengatasi permasalahan rendahnya nilai hasil belajar aspek kognitif siswa dan tidak tercapainya KKM dengan dilakukannya pembelajaran remidi.

Remediasi pembelajaran merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah rendahnya nilai hasil belajar aspek kognitif siswa dan tidak tercapainya KKM.Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto (2001: 199), “ Remidiasi adalah kegiatan perbaikan yang diberikan kepada siswa yang belum memenuhi ketentuan sesuai Satuan Pelajaran, atau siswa yang belum menguasai tujuan pelajaran , walaupun waktu yang dituntut untuk keseluruhan siswa telah usai”. Hasil belajar siswa dapat meningkat apabila siswa tertarik dengan pembelajaran dan memahami materi yang diajarkan. Oleh karena dibutuhkan model yang mampu menarik perhatian siswa, membuat siswa lebih memahami atau mendalami materi yang diajarkan, melibatkan siswa dalam pembelajaran, dan membuat siswa lebih aktif.

(18)

commit to user

Salah satu model yang bisa digunakan dalam remediasi pembelajaran adalah model talking chips.

Setelah dilaksanakan tindakan penelitian berupa remediasi pembelajaran, guru mengadakan tes formatif materi Alat Optik. Berdasarkan hasil belajar aspek kognitif setelah tindakan dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa kelas X MIA 4 pada materi Alat Optik adalah 65,00,dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90,00 dengan nilai rata-rata siklus I adalah 78,28125.

Berdasarkan hasil analisis kemampuan kognitif siswa pada siklus I dapat dinyatakan bahwa model talking chips dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas X MIA 4 materi Alat Optik. Berdasarkan hasil kajian dokumen, ketuntasan kemampuan kognitif siswa sebelum tindakan sekitar 21,875 % pada ulangan harian (UH). Setelah pembelajaran remidiasi model pembelajaran talking

chipspada materi Alat Optik, ketuntasan siswa dapat mencapai 78,28125 % pada

siklus I. Hasil kemampuan kognitif siswa siklus I meningkat ditunjukan adanya peningkatan hasil rata - rata pretestdan posttest.

Berdasarkan wawancara terhadap siswa kelas X MIA 4 yang dilakukan setelah tindakan penelitian (pembelajaran remediasi) dapat diketahui bahwa remediasi pembelajaran dengan model pembelajaran talking chips lebih menarik, siswa lebih aktif dan siswa menjadi lebih memahami materi yang dipelajari. Siswa yang diwawancara mengalami peningkatan prestasi belajarnya dilihat dari hasil tes sebelum tindakan dan tes setelah tindakan (pembelajaran remidi). Peningkatan hasil belajar juga terjadi pada siswa yang diwawancara, hal ini menunjukkan kesamaan dengan pernyataan yang diungkapkan siswa tersebut saat wawancara. Untuk lebih lengkapnya hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 14. Selain itu hasil belajar aspek kognitif siswa lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum tindakan.

Berdasarkan wawancara terhadap guru Fisika yang mengampu kelas X MIA 4 dapat diketahui bahwa remediasi menggunakan talking chips membuat keterlibatan siswa lebih banyak, siswa lebih tertarik, dan siswa menjadi lebih antusias. Adapun hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.

(19)

commit to user

Hasil belajar aspek kognitif siswa mengalami peningkatan, mencapai ketuntasan KKM dan mencapai indikator keberhasilan penelitian dengan adanya remediasi pembelajaran dengan model pembelajaran talking chips. Hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan hasil belajar senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Mila Kartika Sari dan Enteng Karyana yang menunjukkan bahwa model talking chips dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mila Kartika (2009) dengan menggunakan talking

chips dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa dari 49,30 menjadi 80,62

meningkat 38,84 % sedangkan untuk ketuntasannya meningkat 90%. Penelitian dengan model talking chipsjuga dilakukan oleh Enteng Karyana, dimana hasilnya dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas. Pada tes awal, 10 siswa tuntas setelah dilakukan pembelajaran model talking chips jumlah siswa yang tuntas menjadi 30 mengalami peningkatan 76,67% siswa yang tuntas. Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, model talking chips hanya mampu meningkatkan nilai rata-rata siswa sebesar 24,95% dan tingkat ketuntasannya meningkat 73,07% untuk 1 siklus. Dari hasil ini menunjukkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilihat dari presentase peningkatan nilai rata-rata siswa dan presentase ketuntasan, besar peningkatannya masih di bawah dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mila Kartika dan Enteng Karyana. Hal ini disebabkan karena penelitian yang dilakukan oleh Mila Kartika dan Enteng Karyana dilakukan dalam 3 siklus sedangkan peneliti hanya melakukan penelitian dalam 1 siklus.

Berdasarkan lampiran 9 dan lampiran 11 diketahui bahwa bentuk tes yang digunakan sebelum remediasi dan setelah remediasi adalah pilihan ganda. Soal yang digunakan adalah soal yang sama, akan tetapi soal dibedakan dengan cara pengacakan nomer soal, sehingga siswa tidak bisa menghafal jawaban berdasarkan nomer soalnya.

Suatu penelitian dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai target-target yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar aspek kognitif

(20)

commit to user

siswa setelah mengikuti remediasi pembelajaran dengan model talking chipspada siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 2 Surakarta dengan materi Alat Optik.

Referensi

Dokumen terkait

Dari perhitungan jarak tempuh menggunakan Manhattan Distance dan dikalikan dengan frekuensi pekerja maka masing-masing fasilitas akan dapat ditetapkan koordinat

Konkurssipesän ympäristövastuun seuraukset konkurssimenettelyssä ovat yllättäviä erityisesti konkurssivelkojien ja saatavien luokittelun kannalta, sillä konkurssipesän

sarana, prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

Sampel yang diambil dalam suatu penelitian haruslah representatif dengan menggunakan suatu teknik penarikan sampel (sampling) agar dapat mewakili populasi. Teknik

Tanaman jagung yang terinfeksi penyakit hawar daun pada fase vegetatif menyebabkan tingkat penularan yang lebih berat dibanding bila penularan terjadi pada tanaman yang lebih tua

malam hari disertai batuk.. 4) Batuk yang berhubungan dengan gagal ventrikel kiri bisa kering dan tidak produktif tetapi yang tersering adalah batuk basah yaitu batuk yang

Berdasarkan beberapa fakta tersebut diatas dan berdasarkan beberapa hasil pengamatan kami yang tertuang dalam beberapa karya ilmiah dan laporan pengabdian

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta memberikan kesehatan,