• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - BAB II Fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - BAB II Fix"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Pengertian Shoes Polisher

Shoes Polisher adalah produk konsumen yang digunakan untuk menggosok, membuat tahan air, dan membuat penampilan sepatu jadi lebih baik, sehingga memperpanjang daya tahan alas kaki. Biasanya semir sepatu terbuat dari pasta maupun krim. Sejumlah zat telah digunakan sebagai semir sepatu selama ratusan tahun, berawal dengan zat alami seperti lilin dan minyak gemuk. Formula semir sepatu modern dikenalkan awal abad ke-20 dan beberapa produk dari masa itu masih dipakai sekarang. Sekarang, semir sepatu biasanya terbuat dari campuran bahan alami dan sintesis, termasuk nafta, minyak tusam, bahan celup, dan getah arab, menggunakan proses teknik lurus. Semir sepatu dapat beracun, dan jika salah dipakai dapat berakibat mewarnai kulit. Popularitas semir sepatu sejajar dengan naiknya penggunaan kulit dan produksi sepatu sintesis, bermula di abad ke-19 dan berlanjut hingga abad ke-20. Kedua Perang Dunia menyaksikan

ledakan permintaan produk ini untuk menyemir sepatu prajurit.

(www.wikipedia//semir sepatu manual.com)

Gambar 2.1: Semir Sepatu

(2)

Orang – orang menyemir sepatu untuk menjaga penampilan mereka agar sepatu tetap bersih dan enak dilihat. Penyemiran ini juga bertujuan untuk

mengkilapkan sepatu, kita perlu menambahkan krim polishing agar

pengkilapannya sempurna. Sekarang ini menyemir sepatu sudah menjadi tuntutan hidup karena dalam suatu pekerjaan di suatu perkantoran biasanya menuntut kerapian dan kemenarikan.

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam hal menyemir sepatu, berikut ini adalah poin – poin yang harus diperhatikan :

 Di antara waktu anda menyemir sepatu, sikatan yang cepat akan mengilapkan kembali dan menyingkirkan debu dan kotoran yang menempel pada saat Anda berjalan.

 Jika Anda punya sepatu dengan berbagai macam warna, Anda mungkin ingin membeli semir dengan warna netral dari pada menghabiskan uang untuk membeli semir dengan warna yang berbeda - beda.

 Sering menggunakan spons silikon dari pada semir akan mengakibatkan warna memudar. Gunakan hanya saat Anda diperjalanan atau kadang - leather conditioner untuk membersihkan kulit sepatu.

 Semir sepatu mengandung alkohol. Kulit sepatu tidak berbeda dengan kulit Anda. Jika Anda menuangkan alkohol di atasnya, alkohol akan mengering dan penggunaan secara terus - menerus akan membuat retakan. Terdapat lebih banyak alkohol di semir dalam bentuk lilin cair dan keras dari pada semir dalam bentuk krim, jadi gunakan secukupnya.

(3)

 Gunakan lilin untuk mengilapkan lebih banyak, dan diantaranya semir dalam bentuk cair akan cukup. Lilin mengawetkan sepatu, dan akan mencegah hujan menimbulkan noda.

Gambar 2.2 Semir sepatu (Sumber : Google Picture)

2.2 Dasar Pemilihan Bahan

Dalam setiap rancangan bangun alat, pertimbangan - pertimbangan dalam pemilihan bahan merupakan salah satu syarat yang penting sebelum melakukan perhitungan terhadap kekuatan dari komponen - komponen peralatan tersebut.

Tujuan dari pemilihan bahan tersebut diharapkan dapat menahan beban yang diterima dengan baik. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan antara lain :

a. Sifat mekanis bahan

(4)

tegangan. Pada saat menahan beban, atom - atom atau struktur molekul berada dalam kesetimbangan. Gaya ikatan pada struktur menahan setiap usaha untuk mengganggu kesetimbangan ini, misalnya gaya luar atau beban.

1. Kekuatan (strength), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis beban yang bekerja atau mengenainya. Contoh tegangan normal, tegangan tarik, tegangan tekan, tegangan geser, tegangan lengkung, tegangan puntir, dan tegangan buckling.

a) Tegangan normal

Tegangan normal terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan pada benda. Jika gaya dalam diukur dalam N, sedangkan luas penampang dalam m2, maka satuan tegangan adalah N/m2 atau dyne/cm2.

=

………..(2.1)

Gambar 2.3 tegangan normal b) Tegangan tarik

Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan lain lain. Rantai yang diberi beban W akan mengalami tegangan tarik yang besarnya tergantung pada beratnya.

(5)

………(2.2)

Dimana F = gaya tarik, dan A = luas penampang

Gambar 2.4 Tegangan Tarik pada Penampang Luas A

c) Tegangan tekan

Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yag saling berlawan dan terletak dalam suatu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang torak. Tegangan tekan dapat ditulis:

………..(2.3)

(6)

d) Tegangan geser

Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan paku keling, gunting, dan sambungan baut.

Gambar 2.6 tegangan geser

Pada gambar diatas dua gaya F sama besar berlawanan arah. Gaya F bekerja merata pada penampang A, pda material akan timbul tegangan gesernya, sebesar:

……….(2.4)

………...(2.5)

Untuk konstruksi pada paku keling,maka

………..(2.6)

(7)

benda diabaikan. Untuk hal ini tegangan yang terjadi adalah apabila pada konstruksi mempunyai n buah paku keling, maka sesuai dengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah

………..……….(2.7)

Dimana D = diameter paku keling

e) Tegangan lengkung

Misalnya, pada poros – poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu. Jadi, merupakan tegangan tangensial.

Gambar 2.7 tegangan lengkung Maka :

F = Ra + Rb

……….(2.8)

Τb =

……….(2.9)

Mb = momen lengkung

(8)

f) Tegangan puntir

Gambar 2.8 Tegangan puntir pada mata bor

Benda yang mengalkami beban puntir akan menimbulkan tegangan puntir sebesar:

………..(2.10)

momen puntir (torsi)

momen tahana polar (pada puntir) g) Tegangan buckling

Buckling atau tekuk merupakan suatu proses dimana suatu struktur tidak mampu mempertahankan bentuk aslinya, sedemikian rupa erubah bentuk

dalam rangka menemukan keseimbangan baru. Buckling merupakan

(9)

Gambar 2.9 Panjang tekuk bebas Lk pada berbagai cara penjepitan batang (sumber : G. Nieman Elemen Mesin)

Gaya yang bekerja pada elemen mesin, selalu menimbulkan reaksi berupa gaya dalam struktur material (yang besarnya sama tapi berlawanan arah). Bekerjanya gaya ini pada penampang benda mengakibatkan terjadinya tegangan di dalam struktur material benda, karena gaya akan terbagi rata di setiap satuan luas bidang penampangnya. Besarnya tegangan yang terjadi akibat gaya atau pembebanan, dalam hal ini dinamakan sebagai tegangan pembebanan (

Tegangan tekuk adalah batang tekan yang ramping dapat tertekuk, yaitu melentur ke samping bila gaya

………(2.11)

Atau koefision keamanan terhadap tekuk:

………..(2.12)

(http://www.academia.edu/6846779/Definisi_dan_Macam-macam_Tegangan)

(10)

3. Kekenyalan (elasticity), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Bila suatu benda mengalami tegangan maka akan terjadi perubahan bentuk. Apabila tegangan yang bekerja besarnya tidak melewati batas tertentu maka perubahan bentuk yang terjadi hanya bersifat sementara, perubahan bentuk tersebut akan hilang bersama dengan hilangnya tegangan yang diberikan. Akan tetapi apabila tegangan yang bekerja telah melewati batas kemampuannya, maka sebagian dari perubahan bentuk tersebut akan tetap ada walaupun tegangan yang diberikan telah dihilangkan. Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak perubahan bentuk elastis yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai terjadi, atau dapat dikatakan dengan kata lain adalah kekenyalan menyatakan kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima bebang yang menimbulkan deformasi. Bisa disimpulkan bahwa regangan ( yang terjadi pada suatu benda berbanding lurus dengan tegangannya ( dan berbanding terbalik terhadap ke elastisitasannya. Ini dinyatakan dengan rumus:

………...(2.13)

Bila nilai E semakin kecil, maka akan semakin mudah bagi bahan untuk megalami perpanjangan atau perpendekan.

(11)

5. Plastisitas (plasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi plastik (permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan bagi bahan yang akan diproses dengan berbagai macam pembentukan seperti forging, rolling, extruding dan lain sebagainya. Sifat ini juga sering disebut sebagai keuletan (ductility). Bahan yang mampu mengalami deformasi plastik cukup besar dikatakan sebagai bahan yang memiliki keuletan tinggi, bahan yang ulet (ductile). Sebaliknya bahan yang tidak menunjukkan terjadinya deformasi plastik dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan rendah atau getas (brittle).

6. Ketangguhan (toughness), menyatakan kemampuan bahan untuk

menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini sulit diukur.

7. Kelelahan (fatigue), merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang – ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastiknya. Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh kelelahan ini. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang mempengaruhinya. 8. Creep, atau bahasa lainnya merambat atau merangkak, merupakan

(12)

b. Sifat fisis bahan

Sifat penting yang kedua dalam pemilihan material adalah sifat fisik. Sifat fisik adalah kelakuan atau sifat-sifat material yang bukan disebabkan oleh pembebanan seperti pengaruh pemanasan, pendinginan dan pengaruh arus listrik yang lebih mengarah pada struktur material. Sifat fisik material antara lain : temperatur cair, konduktivitas panas dan panas spesifik. Struktur material sangat erat hubungannya dengan sifat mekanik. Sifat mekanik dapat diatur dengan serangkaian proses perlakukan fisik. Dengan adanya perlakuan fisik akan membawa penyempurnaan dan pengembangan material bahkan penemuan material baru.( https://yefrichan.wordpress.com/2010/05/21/sifat-%E2%80%93-sifat-material/)

c.Sifat teknis bahan

Kita harus juga mengetahui sifat-sifat teknis bahan agar kita dapat mengetahui apakah bahan yang dipilih dapat dikerjakan dengan permesinan atau tidak. Sifat material teknik dikelompokkan menjadi 6 golongan yaitu

Logam : baja, besi cor, titanium, logam paduan, dll.

Polimer : polietilan, polipropilen, polikarbonat, dll.

Karet : isopren, neopren, karet alam, dll.

Gelas : gelas soda, gelas silika dan gelas borosilikat.

Keramik : alumna, karbida silikon, nitrida silikon, dll.

Hibrida : komposit, sandwich, dan foam.

d. Fungsi komponen

(13)

e.Bahan mudah didapat

Untuk mempermudah pembuatan bahan-bahan yang diperlukan harus mudah

didapat dipasaran agar bila terjadi kerusakan pada komponen - komponennya dapat

langsung diperbaiki atau diganti.

f.Harga relatif murah

Bahan-bahan yang digunakan diusahakan semurah mungkin dengan tidak mengurangi kualitas dari bahan tersebut, agar dapat menekan biaya produksi yang direncakan.

g.Daya guna seefisien mungkin

D alam rancang bangun ini harus diperhatikan bahan yang seefisien mungkin. Dimana hal ini tidak mengurangi fungsi dari komponen-komponen sehingga material yang digunakan tidak terbuang dengan percuma.

Dikutip dari: Ashby, Michael; Shercliff, Hugh; Cebon, David (2007), “Materials – Engineering, Science, Processing and Design”,Elsevier ISBN 0-7506-8391-0

2.3 Komponen

Dalam membuat suatu perancangan alat tentunya alat tersebut terbagi atas beberapa komponen utama yang kemudian dirakit menjadi satu bagian. Komponen adalah bagian dari keseluruhan. Maksudnya ialah komponen sebagai bagian – bagian atau part – part dari suatu rangkaian mesin keseluruhannya.

Sebagai contoh, misalnya salah satu komponen dari mobil yaitu terdapat pintu yang artinya pintu itu adalah salah satu bagian dari rangkaian mobil tersebut. Tentunya dalam setiap benda atau alat pasti memiliki komponen atau part - part atau bagian – bagiannya masing masing.

2.3.1 Motor Penggerak

(14)

a. Motor Listrik Keuntungan :

- Getaran yang ditimbulkan halus - Tidak menimbulkan suara yang bising Kerugian :

- Tidak dapat dibawah kemana mana- mana

- Tergantung keadaan listrik

Gambar 2.10 Motor listrik

Motor listrik ini berfungsi sebagai sumber energi ( daya ) mesin yang ditranmisikan melalui pulley dan sabuk. Dimana untuk menggerakan motor penggerak tersebut diperlukan sumber arus listrik.

Jika P adalah daya yang dibutuhkan untuk menggerakan poros, maka berbagai macam faktor keamanan biasanya dapat diambil dalam suatu perencanaan.

Untuk mencari daya motor listrik agar dapat menggerakan poros maka digunakan persamaan :

P =

………...(2.14)

(15)

Dimana :

P = Daya yang dibutuhkan ( Watt ) T = Torsi ( Nmm )

N = Kecepatan ( rpm ) F = Gaya (N)

R = jari- jari (mm)

Jika faktor koreksi adalah fc, maka daya yang direncanakan adalah :

Pd = fc . P ( kw ) ………...………...(2.16)

Dimana :

P = Daya ( kw ) Fc = Faktor koreksi

Tabel 2.1 Faktor – faktor koreksi daya yang akan ditranmisikan :

Daya yang ditranmisikan Fc

Daya rata- rata yang diperlukan Daya maksimum yang diperlukan Daya normal

1,2 – 2,0 0,8 – 1,2 1,0 – 1,5

b. Motor Bakar

(16)

dibawah ketel. Oleh karena itu, mesin uap juga disebut pesawat kalori dengan pembakaran diluar (external combustion engine). Motor bakar dan juga mesin uap termasuk dalam golongan pesawat – pesawat panas yang bertujuan untuk mengubah usaha panas menjadi usaha mekanis. Pada perubahan ini selalu ada kerugian ,yang berarti panas dari bahan bakar tidak seluruhnya diubah menjadi mekanis. Banyaknya kerugian ini menentukan “ rendemen atau daya guna dari pesawat. Kerugian panas dari mesin uap lebih besar dari pada kerugian panas motor bakar . Rendemen motor bakar dapat mencapai 25 sampai 40 % ,sedang pada mesin uap hanya separuhnya. Dalam pemakaian bahan bakar motor bakar jauh lebih hemat dari mesinuap pada daya guna yang sama.

Keuntungan pemakaian motor bakar adalah : 1.Hemat bahan bakarnya untuk tiap satuan kerja

2.Perlengkapan lebih ringan dan tidak membutuhkan tempat 3. Lebih mudah dijalankan

4. Untuk melayani dan memelihara tidak banyak membutuhkan tenaga. Kerugian - kerugiannya adalah :

1.Tenaga motor terbatas

2.Pembakaran kurang sempurna

3.Kemungkinan gangguan kerusakan lebih besar

4. Lebih banyak membutuhkan pemeliharaan dan perbaikan

2.3.2Pulley

(17)

digunakan bahan dari panduan alumunium dan baja untuk kontruksi kecepatan sabuk tinggi.

Gambar 2.11 Pulley

Pulley biasanya di pasang pada sebuah poros, pulley tidak dapat bekerja sendiri. Maka dari itu dibutuhkan pula sebuah sabuk sebagai penerus putaran dari motor. Dalam pengunaan pulley kita harus mengetahui beberapa besar putaran yang akan kita gunakan serta menetapkan diameter dari salah satu pulley yang kita gunakan, pulley biasanya dibuat dari besi, baja dan alumunium.

a. Cast iron pulley

Pulley ini terbuat dari besi tuang kelabu sehingga harganya lebih murah pulley ini biasanya dibuat dengan alur sabuk di sekelilingnya. Pulley biasa juga dibuat dalam bentuk padat atau dengan bentuk yang memakai lengan atau jeruji. b. Stellpulleys

Pulley ini terbuat dari baja yang diberi tekanan dan mempunyai kekuatan serta daya tahan yang besar. Pulley ini lebih ringan massanya dari cast iron pulleys dengan kapasitas dan bentuk yang sama apabila di gunakan dengan kecepatan tinggi.

c. Wonder pulleys

(18)

2.3.3 Belt

Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat diterapkan, di mana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan sekeliling pulley atau sprocket pada poros.

Transmisi dengan elemen mesin yang luwes dapat digolongkan atas transmisi sabuk, transmisi rantai, dan transmisi kabel atau tali. Dari macam – macam transmisi tersebut, kabel atau tali hanya dipakai untuk maksud khusus. Transmisi sabuk dapat dibagi atas tiga kelompok. Dalam kelompok pertama, sabuk rata dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 10 meter dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 6/1. Dalam kelompok kedua, sabuk dengan penampang trapezium dipasang pada puli dengan alur dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 5 meter dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 7/1. Kelompok terakhir terdiri atas sabuk dengan gigi yang digerakkan dengan sprocket pada jarak pusat hingga mencapai 2 meter, dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1/1 sampai 6/1. Sabuk rata yang banyak ditulis dalam buku – buku lama belakangan ini pemakaiannya tidak seberapa luas lagi. Namum akhir – akhir ini dikembangkan sabuk rata untuk beberapa pemakaian khusus. Sebagian besar transmisi menggunakan sabuk V (V belt) karena mudah penanganannya dan harganya yang relative murah. Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10 hiungga 10 m/s pada umumnya, dan maksimal 25m/s. Daya maksimum yangdapat ditransmisikan kurang lebih sampai 500kW.

(19)

Dalam hal ini alat yang akan dibuat dirancang menggunakan belt. Alasannya adalah karena rangkaian dengan menggunakan belt tidak bising dan juga mesin ini tidak terlalu memiliki daya yang besar dalam artian belt masih mampu menopang beban yang ada. Belt adalah sebuah lingkaran bahan fleksibel yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih shaft secara mekanis, paling sering paralel. Sabuk dapat digunakan sebagai sumber gerak, untuk mengirimkan daya secara efisien, atau untuk melacak gerakan relatif.

Sifat penting dari sabuk yang perlu diperhatikan adalah perubahan bentuknya karena tekanan samping, dan ketahanannya terhadap panas. Bahan yang biasa dipakai adalah karet alam atau sintesis. Pada masa sekarang , telah banyak dipakai karet neopron. Sebagai inti untuk pemakaian inti tetoron samakin popular untuk memperbaiki sifat perubahan panjang sabuk karena kelembaban dan karena pembebanan. Secara logikanya belt adalah tali penghubung yang menghubungkan dua katrol antara benda penggerak dan yang digerakkan.

Berikut adalah perhitungan rumus yag digunakan dalam perancangan sabuk-V diantaranya yaitu:

a) Diameter lingkaran jarak bagi puli (dp,Dp)

...(2.17)

Maka Dp =

Dimana:

= diameter jarak puli kecil (mm) = diameter jarak puli besar (mm) = perbandingan

b) Kecepatan sabuk (v)

(20)

= kecepatan puli (m/s) = Diameter puli kecil (mm) = putaran poros penggerak (rpm)

c) Panjang Keliling (L)

...(2.19)

d) Jarak sumbu poros (C)

(mm)...(2.20) Maka b = 2L – 3,14 (

Ukuran dari tiap – tiap tipe sabuk – V dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.12 Ukuran penampang sabuk

(21)

Diagram Pemilihan sabuk :

Gambar 2.13 Diagram pemilihan sabuk

(Sumber : IR Sularso dan Prof Kiyokatsu suga. Dasar Perencanaan dan Pemillihan Elemen Mesin. 2013

Tabel 2.2 Faktor Koreksi Transmisi Sabuk - V

Mesin yang di gerakan Penggerak

Momen puntir

(22)

Variasi

(Sumber : IR Sularso dan Prof Kiyokatsu suga. Dasar Perencanaan dan Pemillihan Elemen Mesin. 2013)

Untuk menentukan ukuran/tipe sabuk-V maka dapat menggunakan bantuan diagram karpet :

Gambar 2.14 Diagram Karpet

(23)

Ukuran minimal puli driver dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.3 Ukuran minimal puli driver

(Sumber : IR Sularso dan Prof Kiyokatsu suga. Dasar Perencanaan dan Pemillihan Elemen Mesin. 2013)

Tidak seperti sabuk datar (flat belt) yang mempunyai panjang tertentu, panjang sabuk-V yang beredar di pasaran mempunyai panjang yang sudah tertentu. Panjang keliling sabuk-V pada tipe A, B, C, D, dan E dapat dilihat tabel di bawah.

2.3.4 Poros

Perencanaan poros adalah suatu persoalan perencanaan dasar. Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin yang berputar. Setiap bagian komponen mesin yang berputar, pasti terdapat poros yang berfungsi untuk memutar komponen tersebut. Jadi poros adalah komponen mesin yang berfungsi untuk memindahkan dan menerusakn putaran dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu mesin.

(24)

untuk memindahkan putaran saja. Poros seperti ini misalnya pada mesin- mesin perkakas ( mesin bubut, mesin frais dan sebagainya ).

Hal- hal penting dalam perencanaan poros : a. Kekuatan Poros

Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban- beban seperti beban tarik atau tekan, beban puntir atau lentur dan pengaruh tegangan lainya.

b. Kekakuan poros

Meskipun kekuatan sebuah poros cukup tinggi namun jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian atau getaran dan suara. Oleh kerena itu kekakuan poros haruslah diperhatikan.

c. Bahan poros

Alat ini di karenakan dalam penggunaannya untuk mendukung beban dan memindahkan putaran, biasanya poros ditumpu/ didukung bantalan yang berfungsi untuk membatasi gerakan dari poros tersebut. Sehingga bahan poros harus mempunyai kekuatan dan kekerasan yang memadai untuk itu, yaitu lebih kuat atau lebih keras dari bahan bantalan.

Terdapat bermacam- macam baja khusus yang digunakan sebagai komponen permesinan, misalnya baja AISI ( Aamerican Iron and Steel Institute), baja SAE ( Socicty of Automotive Enginerrs ), baja JIS ( Japan Industrial Standard), baja ASSAB ( Associated Swedish Steel AB), dan sebagainya.

Meskipun demikian, bahan ini kelurusanya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi kerena tegangan yang kurang seimbang. Misalnya bila diberi alur pasak, kerena ada alur pasak didalam terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras permukaanya dan kekuatanya bertambah besar.

(25)

nikel molibden, baja khrom, baja khrom molibden sekalipun demikian pemakaian baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasanya hanya putaran tinggi dan berat. Pada umumnya maja diklafikasikan atas baja lunak, baja liat, baja agak keras, dan baja keras. Diantaranya, baja liat dan baja agak keras banyak dipilih untuk poros. Kandungan karbonya adalah seperti yang tertera dalam tabel 2.4

Tabel 2.4 penggolongan baja secara umum

(Sumber : IR Sularso dan Prof Kiyokatsu suga. Dasar Perencanaan dan Pemillihan Elemen Mesin. 2013)

Didalam perencanaan ini, poros yang digunakan yaitu poros eksentrik, yang mana salah satu bagian stasioner yang berputar, biasanya berbentuk bulat dimana terpasang elemen- elemen seperti pulley, bantalan, pasak dan lain- lain. Poros biasanya akan mengalami beban puntir dan lentur. Beban puntir terjadi dikerenakan adanya torsi dari putaran motor. Sedangkan beban lentur terjadi akibat tegangan sabuk dan pulley.

d. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin lebih tinggi dari putaran kritisnya maka dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.

e. Korosi

Bahan – bahan tahan korosi ( termasuk plastik ) harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian juga untuk poros - poros mesin yang sering berhenti lama.

(26)

a) Menghitung daya rencana

= P (Kw)...(2.21) Dimana:

= faktor koreksi P = Daya nominal (Kw)

b) Menghitung momen yang terjadi pada poros

T = 9,74 × ...(2.22) Dimana:

T = momen poros (kg.mm) = putaran poros (rpm)

c) Gaya Tarik belt pada pembebanan poros

(T1-T2) = ...(2.23) Dimana:

T = torsi motor listrik (kg.mm) R = jari-jari pulley pada poros (rpm)

d) Mencari tegangan geser yang diizinkan

= / ( )...(2.24) Dimana:

= Tegangan geser yang diizinkan (kg/ ) = Kekuatan tarik (kg/ )

= Faktor keamanan 2.3.5 Bantalan.

(27)

kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros. 1. Bantalan luncur (journal/sliding bearing).

Bantalan luncur adalah bantalan dimana bagian yang bergerak (berputar) dan yang diam melakukan persinggungan secara langsung. Bagian yang bergerak biasanya ujung poros yang juga disebut tap (journal). Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas.Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban yang besar. Bantalan ini memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dibuat dan dipasang dengan mudah

2. Bantalan Gelinding (Anti-friction bearing).

Bantalan gelinding adalah bantalan dimana bagian yang bergerak dan yang diam tidak bersinggungan langsung, tapi terdapat perantara (media). Bila perantara berbentuk bola (ball) maka disebut ball bearing, tapi bila perantaranya berbentuk roll, maka disebut roller bearing. Keunggulan dari bantalan gelinding yaitu, gesekan yang terjadi pada saat berputar sangat rendah. Pelumasannya pun sangat sederhana, yaitu cukup dengan gemuk, bahkan pada jenis bantalan gelinding yang memakai sil sendiri tidak perlu pelumasan lagi.

3. Atas dasar arah beban terhadap poros. a. Bantalan radial.

Pada bantalan ini arah beban yang ditumpu adalah tegak lurus sumbu poros

b. Bantalan aksial.

(28)

c. Bantalan gelinding khusus.

Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros

4. Rumus dasar perhitungan.

Rumus perhitungan bantalan gelinding antara lain : 1) Beban ekuivalen dinamis (Pe).

Untuk tekanan stabil dan merata = 1 Untuk tekanan beban ringan = 1,5 Untuk tekanan beban sedang = 2 Untuk tekanan beban berat = 2,5

V = faktor pembebanan

Jika cincin dalam yang berputar = 1,2 Jika cincin luar yang berputar = 1 2) Faktor kecepatan

 

Fn .

Untuk elemen gelinding bola (ball bearing)

(29)

Dimana :

(30)

seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, cara kerja mesin, kekuatan bahan, dan lain sebagainya. Adapun gaya – gaya yang bekerja pada baut dapat berupa :

1. Beban statis aksial murni

2. Beban aksial bersama beban puntir 3. Beban geser

Tegangan geser yang terjadi pada baut pengikat :

=

………... (2.30) Dimana :

= tegangan geser ( N / ) F = beban ( N )

A = luas penampang baut ( mm )

2.3.7 Busa

Busa adalah sikat pembersih yang kegunaannya adalah untuk menyikat dan membersihkan benda. Busa biasanya terbuat dari foam – foam halus dan lembut yang efektif untuk membersihkan dan menyapu debu. Pemilihan dari komponen ini harus lah benar – benar diperhatikan karena jika dalam pemilihannya salah maka sifat – sifat penting seperti membersihkan dan mengkilapkan akan sangat jauh. Beberapa busa ada yang halus hingga yang kasar, sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan. Busa padat bisa diklasifikasikan ke dalam dua jenis berdasarkan pada struktur pori – porinya yang saling berhubungan dan disebut busa sel tertutup. Normalnya busa sel tertutup memiliki kekuatan penempatan yang lebih tinggi. Karena lebih padat, busa sel tertutup bisa diisi dengan gas. Hal ini berlawanan dengan busa sel terbuka yang akan diisi dengan apapun yang berada di sekelilingnya. Busa sel terbuka menjadi penyekat yang relatif bagus saat diisi dengan udara. Tapi jika terisi air sifat penyekatnya akan berkurang.

2.4 Rangka

(31)

konstruksi penumpu yang dikeling atau dilas. Baja profil termasuk klasifikasi baja karbon rendah dengan paduan antara besi (Fe) dan karbon (C) sebesar 0,1% - 0,3 % sehingga mempunyai sifat mudah dapat ditempa dan liat.

2.5 Chasing

Casing merupakan bagian dari mesin yang berfungsi sebgai pelindung komponen-komponen dari mesin itu sendiri. Selain itu casing biasanya digunakan sebagai sarana pelindung bagi penguna mesin dari bahaya kecelakaan kerja dari bagian-bagian mesin yang berbahaya. Casing sering terbuat dari baja yang memiliki ketebalan yang tipis atau sering disebut dengan pelat baja. Plat baja terbagi menjadi tiga kategori, plat tebal (> 4,75 mm), plat sedang (3-4,75 mm) dan plat tipis (< 3 mm). Plat baja dapat digunakan sebagai bahan pembuatan casing dan lain-lain dengan pemilihan didasarkan pada permukaan dan ketebalan plat.

2.6Proses permesinan

Pada proses perancangan alat ini dibutuhkan proses pembuatan beberapa komponen alat yaitu :

2.6.1 Perhitungan Mesin Bubut

Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Disini benda kerjaakan diputar / rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukan nya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relative dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan(feeding).

a. Rumus perhitungan mesin. N

=

(32)

Dimana : (pengerjaan pelubangan).Sedangkan pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan memiliki fungsi untuk membuat lubang,membuat lubang bertingkat, membesarkan lubang, chamfer.

(33)

b. Rumus perhitungan waktu pengerjaan Tm =

...(2.35) Dimana :

Tm = waktu pengerjaan ( menit )

L = kedalaman pengeboran (mm )

Sr = ketebalan pemakanan (mm / putaran ) 2.6.3Pengelasan

Berdasarkan definisi dari Deutche Industries Normen (DIN), las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan dari beberapa batang logam yang menggunakan energi panas.

Dalam pengertian lain, las adalah penyambungan dua buah logam sejenis maupun tidak sejenis dengan cara memanaskan (mencairkan) logam tersebut di bawah atau di atas titik leburnya, disertai dengan atau tanpa tekanan dan disertai dengan atau tidak disertai logam pengisi.

Berdasarkan cara kerjanya, pengelasan diklasifikasikan menjadi tiga kelas utama yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan, dan pematrian.

a. Pengelasan cair adalah metode pengelasan dimana bagian yang akan disambung dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik ataupun busur gas.

b. Pengelasan tekan adalah metode pangalasan dimana bagian yang akan disambung dipanaskan sampai lumer (tidak sampai mencair), kemudian ditekan hingga menjadi satu tanpa bahan tambahan,

(34)

1. Mesin Las

Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut. Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya. Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula - mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C. Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida - oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.

(35)

1. Mesin las arus bolak-balik (Mesin AC)

Mesin memerlukan arus listrik bolak - balik atau arus AC yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC, dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses pengelasan. Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh sumber pembangkit listrik belum sesuai dengan tegangan yang digunakan untuk pengelasan. Bisa terjadi tegangannya terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga besarnya tegangan perlu disesuaikan terlebih dahulu dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan. Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan ini disebut transformator atau trafo. Kebanyakan trafo yang digunakan pada peralatan las adalah jenis trafo step-down, yaitu trafo yang berfungsi menurunkan tegangan. Hal ini disebabkan kebanyakan sumber listrik, baik listrik PLN maupun listrik dari sumber yang lain, mempunyai tegangan yang cukup tinggi, padahal kebutuhan tegangan yang dikeluarkan oleh mesin las untuk pengelasan hanya 55 volt sampai 85 volt. Transformator yang digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang cukup besar. Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang besar, karena tegangan pada bagian terminal kumparan sekunder hanya kecil, maka untuk menghasilkan daya yang besar perlu arus besar. Arus yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10 ampere sampai 500 ampere. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan las. Untuk keperluan daya besar diperlukan arus yang lebih besar pula, dan sebaliknya.

(36)

2. Mesin las arus searah (Mesin DC)

Listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak - balik (AC) menjadi arus searah (DC). Arus bolak - balik diubah menjadi arus searah pada proses pengelasan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:

a. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil,

b. Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC, c. Tingkat kebisingan lebih rendah,

d. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus searah.

Gambar 2.15 Mesin Las DC (Sumber : Google Picture)

(37)

portabel mempunyai bentuk relatif kecil biasanya digunakan untuk proses pengelasan pada tempat - tempat yang tidak terjangkau jaringan listrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin, perawatan yang sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan - gangguan timbul pada mesin las, antara lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik lemah.

3. Mesin las ganda (Mesin AC-DC)

Mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan arus bolak - balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder transformator melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolak - balik atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las. Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las jenis ini sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti las untuk pengelasan berbeda.

(38)

b. Menentukan besarnya arus listrik

Besar arus dan tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan harus diatur sesuai kebutuhan. Daya yang dibutuhkan untuk pengelasan tergantung dari besarnya arus dan tegangan listrik yang digunakan. Tidak ada aturan pasti besar tegangan listrik pada mesin las yang digunakan. Hal ini berhubungan dengan keselamatan kerja operator las tubuh manusia tidak akan mampu menahan arus listrik dengan tegangan yang tinggi. Tegangan listrik yang digunakan pada mesin las (tegangan pada ujung terminal) berkisar 55 volt sampai 85 volt. Tegangan ini disebut sebagai tegangan pembakaran. Bila nyala busur listrik sudah terjadi maka tegangan turun menjadi 20 volt sampai 40 volt. Tegangan ini disebut dengan tegangan kerja. Besar kecilnya tegangan kerja yang terjadi tergantung dari besar kecilnya diameter elektroda.

Semakin besar arus yang terjadi. Dengan alasan diatas maka pada mesin las pengaturan yang dilakukan hanya besar arusnya saja. Pengaturan besar kecilnya arus dilakukan dengan cara memutar tombol pengatur arus. Besar arus yang digunakan dapat dilihat pada skala yang ditunjukkan oleh amperemeter (alat untuk mengukur besar arus listrik) yang terletak pada mesin las. Pada masing-masing las, arus minimum dan arus maksimum yang dapat dicapai berbeda-beda, pada umunya berkisar 100 ampere sampai 600 ampere. Pemilihan besar arus listrik tergantung dari beberapa faktor, antara lain: diameter elektroda yang digunakan, tebal benda kerja, jenis elektroda yang digunakan, polaritas kutub -kutubnya dan posisi pengelasan.

Pengaruh aruh listrik pada hasil las :

Bila arus terlalu rendah (kecil), akan menyebabkan:

1. Penyalaan busur listrik sukar dan busur listrik yang terjadi tidak stabil, 2. Terlalu banyak tumpukan logam las karena panas yang terjadi tidak

mampu melebihkan elektroda dan bahan bakar dengan baik, 3. Penembusaun kurang baik,

(39)

Pengaruh kecepatan elektroda pada hasil las :

Untuk menghasilkan rigi–rigi las yang rata dan halus, kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil. Apabila elektroda digerakkan:

1. Tepat dan stabil, menghasilkan daerah perpaduan dengan bahan dasar dan perembesan luasnya baik.

2. Terlalu cepat, menghasilkan perembesan las yang dangkal karena pemanasan bahan bakar dasar

3. Terlalu lambat, menghasilkan alur yang lebar (lihat gambar). Hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar yang dilas tipis.

c. Elektroda

Elektroda atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.

d. Elektroda Berselaput

(40)

melapisi permukaan las yang masih panas. Elektroda ( Kawat las) memiliki kode spesifikasi yang dapat kita lihat pada kardus pembungkusnya.

2.6.4 Mesin Potong Besi

Mesin Potong Besi Dalam mesin potong besi ini dapat memotong benda-benda yang terbuat dari besi dan benda-benda-benda-benda logam lainnya.

2.17 Mesin Potong Besi

Adapun langkah-langkah untuk mengoperasikan mesin potong besi adalah sebagai berikut:

1. Memasang benda seperti pipa bulat, besi kotak, plat besi, besi siku dan sebagainya ke Vise Plate kemudian menetekan dengan mengatur Vise Handle.

2. Benda kerja yang panjang harus ditopang dengan balok kayu sebelum pemotongan berlangsung.

3. Memasang kabel penghubung ke stop kontak dan memastikan kabel dalam keadaan normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik.

(41)

5. Menyelesaikan pemotongan dengan baik dan melepaskan tombol

Gambar

Gambar 2.1: Semir Sepatu
Gambar 2.2 Semir sepatu
Gambar 2.3 tegangan normal
Gambar 2.5 tegangan tekan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu, setiap aparat penegak hukum hendaklah menyadari dengan benar bahwa yang harus ditegakkan dalam negara hukum kita bukan lah hanya kertas-kertas

Kawin alam hanya dapat dilakukan jika babi jantan dan babi betina bertemu, Kawin alam hanya dapat dilakukan jika babi jantan dan babi betina bertemu, dengan demikian jantan

Dengan cara ini mereka akan menyebabkan kekurangan dan meningkatkan harga gandum; dan sebagaimana mungkin berlaku, jika kenaikan dalam harga bagi setiap busyel berkadar lebih

kinerja ini berarti pegawai yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih optimal dalam menunjukkan kinerja mereka, (2) Komitmen organisasi berpengaruh positif

Kemudian, peneliti menganalisa komposisi siswa terutama apa kecenderungan sebagian besar siswa dalam menulis teks deskriptif untuk siswa laki-laki dan perempuan serta

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di Pantai Ponnori Kecamatan Larompong Selatan, dari 13 jenis lamun di Indonesia, ada 4 jenis lamun yang ditemukan

Jika siswa tidak memiliki Self Regulated Learning atau kemandirian, maka pada saat siswa di dalam mengerjakan suatu tes akan mengalami kegelisahan atau mencotek

X yang bisa menyebabkan loss sale; (2) berapa jumlah panggilan yang dapat dimanfaatkan untuk aktifitas panggilan keluar yang dapat menghasilkan peningkatan pendapatan; (3)