Ririn Ariska | 080406015
1 BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Secara tertulis dalam sebuah artikel Dra. Ani M. Hasan menyebutkan bahwa
abad ke-21 merupakan abad bagi Ilmu Pengetahuan. Para peramal masa depan
(futurist) menyatakan alasan karena ilmu pengetahuan akan menjadi landasan
utama segala aspek kehidupan (Trilling dan Hood, 1999)1. Perhatian utama tertuju
pada pendidikkan untuk mempersiapkan hidup dan kualitas kinerja bagi
masyarakat. Pendidikkan akan menjadi peran utama dalam kesejahteraan hidup
masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena jika
perkembangan pengetahuan dan teknologi tidak diimbangi dengan sumberdaya
manusianya maka akan mengakibatkan keterbelakangan kemajuan peradaban
masyarakat itu sendiri jika dibandingkan dengan peradaban masyarakat
dinegara-negara dengan kemajuan sumberdaya yang pesat.
Dunia pendidikkan merupakan solusi bagi pembelajaran dan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Lembaga pendidikkan baik yang bersifat formal
yang umum bagi masyarakat seperti jenjang pendidikan SD, SMP, SMA yang
merupakan bagian dari kewajiban belajar untuk mencerdaskan bangsa Indonesia
dan lembaga pendidikkan non formal sebagai kegiatan khusus bagi pendalaman
dan penguasaan ilmu pengatahuan dan teknologi. Dengan harapan semua solusi
tersebut mendapat perhatian khusus bagi peran aktif para orang tua sehingga
hasilnya efektif.
Lebih jauh, menembus pandang ke tahun 2030 dunia digambarkan akan
ditandai oleh perkembangan teknologi luar biasa. Perekonomian akan dipengaruhi
oleh teknologi informasi, teknologi material, genetika dan teknologi energy.
(Kompas, 19 Mei 2006).
Hanya bangsa dan negara yang memiliki kemampuan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi tinggi yang akan mengambil manfaat. Sebaliknya,
bangsa-bangsa yang tidak mampu mengantisipasi akan terus terpuruk, tetap berada
1
Trilling, B. dan Hood, P. 1999. Learning, technology, and education reform in the
Ririn Ariska | 080406015
2 di pinggiran dari panggung dunia yang menghadirkan kemajuan. Pada lapisan lebih
dalam sangat diperlukan sumber daya manusia yang andal, yang mampu
menguasai perkembangan dan kemajuan teknologi untuk peningkatan
kesejahteraan manusia.
Sementara itu, kondisi bangsa kita saat ini masih jauh dari yang kita
harapkan, apalagi menyongsong masa depan yang sarat peluang dan tantangan.
Posisi Indonesia dalam peringkat daya saing diantara negara-negara berpenduduk
di aats 20 juta tercatat 13,3 dari nilai 100, atau kita berada di peringkat 28 dari 30
negara. Kontribusi sains, teknologi, Sumber daya manusia (SDM) terhadap dunia
usaha hanya mencapai indeks 9,6 dari nilai 100, atau peringkat 30 dari 30 negara
yang disurvei. (Muh. Arif, 2006).
Hanya dengan ilmu pengetahuan, dicapai kesejahteraan karena sumber
daya yang tersedia dapat dimanfaatkan optimal. Pemanfaatan yang optimal inilah
yang meningkatkan daya saing. Dengan ilmu pengetahuan dan juga teknologi,
proses-proses pada pengolahan barang dan jasa menjadi lebih efisien dan
akibatnya daya saing meningkat.
Pada masa yang lalu, eknonomi memang berbasis pada sumber daya alam.
Namun, saat ini kondisi tersebut sudah tidak dapat berlangsung lagi. Sebagai
contoh negara-negara dengan sumber daya alam yang minim, dan bahkan tidak
ada sama sekali, dapat mencapai kesejahteraan yang luar biasa. Misalnya saja
Singapura, Jepang, dan Finlandia. Sumber daya manusia yang makin unggul,
ditopang pula dengan pemanfaatan sumber daya modal, membuat negara-negara
tersebut menjadi lebih sejahtera. (Soeroso, 2009).
Lebih jauh menurut Prof Barmawi, apabila ukuran sejahtera diindikasikan
dalam GDP (produk domestik bruto), maka negara-negara yang bertumpu pada
ilmu pengetahuan dan teknologi, GDP-nya US$ 20.000 ke atas. Sedangkan
negara-negara yang masih mengandalkan pada sumber daya alam, GDP-nya di bawah
US$ 2.000. (Kompas, 22 Juni 2009).
Peningkatan daya saing, menggunakan peran ilmu pengetahuan dan
teknologi, memerlukan sarana dan prasarana yang menjadi tanggung jawab bukan
saja oleh negara, melainkan juga peran aktif dari masyarakat. Kemajuan dan
Ririn Ariska | 080406015
3 pengetahuan dan teknologi merupakan sinergi tiga komponen utama: akademisi,
kelompok bisnis, dan pemerintah.
Data empiris menunjukkan adanya korelasi antara penguasaan teknologi
dengan kemajuan perekonomian suatu negara. Dalam kasus Indonesia, meskipun
kinerja perekonomian Indonesia relatif baik, namun kontribusi teknologi terhadap
pertumbuhan ekonomi masih belum menggembirakan. Saat ini Indonesia masih
dihadapkan pada dua kendala yang menjadi tantangan utama, yaitu : (1)
keterbatasan kapasitas investasi nasional di sektor industri hilir untuk mengolah
bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi produk jadi, dan (2) belum siapnya
teknologi nasional untuk menyokong tumbuh kembang industri hilir tersebut.
Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang berlokasi
di bagian Utara Sumatera dengan Luasan ± 265,10 km2, jumlah total penduduk ±
2.109.339 Jiwa dengan kepadatan rata-rata 8.001/km² yang terdiri atas berbagai
suku yang bersifat heterogen. Hingga sekarang ini perkembangan Kota Medan
sangat pesat menuju kota Metropolitan.
Di Kota Medan memiliki sejumlah sekolah dan perguruan tinggi dengan misi
mencerdaskan bangsa kebanyakan dilakukan dalam konteks pendidikkan formal
dan pendidikkan non formal. Dari hal tersebut perlu diketahui jika tidak semua
masyarakat dapat memperoleh pemahaman dan pengetahuan tentang kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga diperlukan sarana pembelajaran diluar
pendidikkan formal dan non formal yang memfasilitasi masyarakat dalam
pemahaman akan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal ini yang melatar belakangi pemilihan judul tugas akhir ini, yaitu ; Pusat
Peragaan IPTEK ‘Biologi’ Medan. Bangunan ini dijadikan sebagai tempat bagi para
anak-anak, SD, SMP, SMA dan masyarakat umum dalam mempelajari pemahaman
lebih lanjut akan dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Fasilitas yang tersedia
sarana peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara khusus Biologi,
ruang pameran / peraga IPTEK, ruang serbaguna, kantor pengelola, Resto dan
Ririn Ariska | 080406015
4 I.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dilakukannya studi kasus proyek ini adalah :
Merencanakan pengkoordinasian pengembangan hasil-hasil penelitian dan
pengembangan untuk mendukung program peragaan IPTEK
Mengkaji, memantau, dan mengevaluasi perkembangan IPTEK yang
bermanfaat bagi masyarakat untuk kepentiangan promosi dan peragaan
IPTEK
Menyusun rencana desain dan produksi alat peraga serta menyajikannya
dalam bentuk yang komunikatif dan edukatif.
Merencanakan dan menyelenggarakan peragaan demonstrasi alat peraga
yang berhubungan dengan IPTEK.
Membangkitkan minat masyarakat khususnya kaum pelajar untuk berperan
aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan technologi.
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang konsep
dan prinsip dasar ilmu dan teknologi untuk kesejahteraan bangsa.
Untuk memberikan gambaran adanya kaitan antara hasil pengembangan
IPTEK dengan kemajuan dunia industry dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai sarana pendidikan pendukung kualitas pengembangan IPTEK
kamu pelajar yang memiliki daya saing yang baik.
I.3. Masalah Perancangan
Adapun rumusan masalah dalam perencanaan Pusat Peragaan IPTEK ‘Biologi’
Medan ini adalah :
Bagaimana merancang pusat IPTEK (Pusat Peragaan IPTEK ‘Biologi’
Medan) agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat
berfungsi secara maksimal.
Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan
bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.
Bagaimana pengolahan ruang dalam yang saling berintegrasi antar berbagai
fungsi dengan kegiatan yang berbeda.
Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy
Ririn Ariska | 080406015
5 Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan
karakter kegiatan yang ditampung didalamnya sesuai dengan tema yang
dipilih.
I.4. Pendekatan
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses
perencanaan dan perancangan Pusat Peragaan IPTEK ‘Biologi’ Medan dilakukan
berbagai pendekatan desain :
Studi Literatur
o Mencari dan menerapkan standar ruang untuk fasilitas yang akan
dibuat dari data yang diperoleh
o Mencari dan mempelajari berbagai studi banding proyek dan tema
sejenis yang diambil dari internet
o Studi berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan
standar-standar arsitektur dalam perencanaan sebuah Medan Science
Technology Park.
Observasi Lapangan
o Melakukan survey lapangan untuk mengetahui kondisi site dan
potensi yang dapat diambil untuk proyek ini
o Melihat langsung keadaan dan pengelolaan bangunan yang ada
dengan fungsi sejenis
Wawancara
o Wawancara dilakukan untuk memperoleh masukan mengenai
lingkungan proyek
o Wawancara untuk mendapatkan permasalahan yang timbul dari
lokasi site yang ada
Analisis
o Analisis diperlukan untuk mengolah dan merumuskan berbagai masukan
arsitektural maupun non arsitektural bagi keperluan perancangan
Ririn Ariska | 080406015
6 o Sintesis dilakukan pada tahap integritas data-data yang ada yang telah
dikaji pada tahap analisis, untuk kemudian diolah menjadi konsep
perencanaan dan perancangan
I.5. Lingkup dan Batasan
Sasaran proyek ditujukan pada kalangan pelajar SD, SMP, SMA, dan
masyarakat umum.
Dimana lingkup pelayanan proyek adalah sebagai pusat pembelajaran,
pengenalan, pemahaman, dan kreasi IPTEK bagi masyarakat terutama para
generasi muda penerus bangsa terutama yang berada di Kota Medan. Dengan
menyediakan berbagai alat peraga yang dapat digunakan langsung oleh
pengunjung, maka akan tercipta interaksi antara alat peraga dan pengunjung
sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengenal / memahami IPTEK itu
sendiri bagaimana proses kerjanya. Sehingga proses pembelajaran dapat dinikmati
seperti memainkan sebuah permainan namun bersifat mendidik.
Batasan kajian dalam studi kasus adalah perencanaan Pusat Peragaan IPTEK
‘Biologi’ Medan. Dari segi perancangan akan dibatasi secara fungsi dan arsitektural.
a. Fungsi
Batasan fungsi adalah kegiatan yang akan dilangsungkan dalam bangunan
Pusat Peragaan IPTEK ‘Biologi’ Medan adalah sebagai pusat pembelajaran,
pengembangan, dan peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kota
Medan.
b. Arsitektural
Batasan arsitektural yaitu batasan nilai-nilai arsitektural yang akan dibahas
nantinya dalam perancangan Gedung Kantor Bupati ini antara lain :
o Bentuk dan ruang, bagaimana bentuk dan ruang dalam arsitektur jika
ditinjau dari :
Gubahan Massa< yang diantaranya adalah sebagai berikut :
Ririn Ariska | 080406015
7
o Karakteristik Lahan, karakteristik lahan yang diperuntukkan untuk Pusat
Peragaan IPTEK ‘Biologi’ Medan Lokasi, yang berhubungan dengan
lokasi antara lain : GSB, KDB, KLB
o Perancangan pusat IPTEK di Kota Medan yang hanya mencakup
kegiatan edukasi dan peragaan IPTEK.
o Bangunan ini didesain dengan menggunakan unsur-unsur perancangan
arsitektur, antara lain aspek fisik dan perancangan khusus proyek
bangunan, yang berkaitan dengan lingkungan tapak, massa bangunan,
pembentukan ruang dan arus sirkulasi dalam dam luar bangunan pada
lokasi tapak perancangan, dan selanjutnya akan diterapkan ke dalam
perancangan bangunan, sehingga dapat menciptakan suatu bentuk yang
indah, memiliki daya tarik bagi masyarakat, dan menghibur
Ririn Ariska | 080406015
8 I.6. Kerangka Berfikir
Umpan Balik Latar Belakang
Perkembangan Imu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin berkembang pesat di Negara Indonesia terutama di Kota Medan yang dipersiapkan sebagai Kota Metropolitan.
Perkembangan IPTEK di Kota Medan tidak diimbangi dengan pemahaman serta pembelajaran oleh masyarakatnya.
Dibutuhkan sarana peraga yang edukatif dan rekreatif ‘edutainment’ IPTEK di Kota Medan.
Maksud dan Tujuan
Memfasilitasi pemahaman,
pembelajaran, pengenalan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) bagi para pelajar dan masyarakat umum kota Medan
Sebagai tempat apresiasi
masyarakat dalam dunia IPTEK Tempat bagi para pelajar dan masyarakat umum untuk memahami perkembangan IPTEK.
Menambah wawasan dan
pengetahuan akan perkembangan IPTEK
Sebagai sarana rekreasi edukatif bagi masyarakat.
Batasan dan Lingkup Perencanaan
Pemilihan lokasi bangunan yang tepat dan terkait dengan Judul dan Tema yang diterapkan. Lingkup kajian dalam studi kasus dibatasi secara fungsi dan
arsitektural.
Penerapan Tema Metafora pada
Judul terkait. Pendekatan Masalah
Data tapak
Ririn Ariska | 080406015
9 I.7. Sistematika laporan
Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut :
Bab I Pendahuluan
Berisikan tentang kajian latar belakang pembangunan Medan Science
Technology Park, maksud dan tujuan, rumusan masalah, pendekatan, lingkup dan
batasan, dan kerangka berfikir.
Bab II Deskripsi Proyek
Bersisikan pembahasan umum (lokasi, luas lahan, peraturan KLB/KDB, luas
dan tinggi bangunan, pemilik, sumber dana, kelengkapan fasilitas), program
kegiatan, kebutuhan ruang, dan studi banding proyek sejenis.
Bab III Elaborasi Tema
Membahas pengertian tema, interpretasi tema, dan studi banding tema
sejenis.
Bab IV Analisis
Membahasa analsis fungsional (organisasi ruang, penzoningan, program
ruang, persyaratan teknis), analisis kondisi lingkungan (lokasi, kondisi, dan potensi
lahan, peraturan, bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan,
orientasi, lalu lintas, sirkulasi, dan lain-lain), serta menyimpulkan pembahasan dari
analisis tersebut.
Bab V Konsep Perancangan
Berisikan pembahasan konsep dasar (penzoningan, tata letak, gubahan
massa, pencapaian, hierarki ruang, sirkulasi, parkir, utilitas, tata hijau), bangunan
(bentuk, fungsi, sirkulasi, struktur, dan konstruksi, bahan, desain interior, utilitas,
pencegahan bahaya kebakaran, tahapan pembangunan, penyelesaian ruang
Ririn Ariska | 080406015
10 Bab VI Hasil Perancangan
Berisikan peta situasi, gambar-gambar hasil rancangan dan foto-foto maket
hasil perancangan.
Daftar Pustaka
Berisikan daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam