• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fenomena Rakus dan Korbannya docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fenomena Rakus dan Korbannya docx"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Miskin, adalah sebuah kondisi dimana manusia memiliki akses yang di bawah standar dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga hidupnya selalu dijumpai oleh kekurangan untuk mencapai kebutuhan hidupnya, dalam menjalankan siklus kehidupan. Kemiskinan ini pula merupakan masalah bagi setiap Negara. Siapa yang ada di dunia ini mengingkan menjadi orang miskin ? tentu jawabnya tidak ada. Maka dari itu, Negara berkewajiban penuh untuk menyelesaikan masalah kemiskinan yang menimpa warganya. Negara akan dianggap gagal, jika membiarkan kemiskinan semakin menjadi di negaranya. Tidak jarang pula, Negara akan mengalami kejadian-kejadian historis yang heroic dari warganya, jika membiarkan masalah kemiskinan in terjadi. Tentu, hal ini akan menjadi preseden buruk bagi pemerintah yang berkuasa. Segala upaya dilakukan agar masalah kemiskinan ini dapat terpecahkan. Mulai dari regulasi pemerintah dan tindakkan menjemput bola pun dilakukan. Apapun itu, semuanya hanya bertujuan untuk menyelawatkan warga negaranya dari kemiskinan.

Dari semua problema maslah kemiskinan yang ada, tentu sangat kurang bijak, jika kita tidak mengkaji lebih dalam masalah kemiskinan. Fenomena ini, sudah sangat pasti ada sebab utama yang mendasarinya muncul, mulai dari mana datangnya masalah kemiskinan ini, kenapa bisa jadi miskin, dan apa yang salah dari regulasi pemerintah dalam menyelesaikan masalah kemiskinan. Segala sebab ini merupakan titik ukur dari pemerintah dalam upayanya menyelesaikan problema dari fenomena ini. Semua terangkum dalam konsep penuntasan masalah kemiskinan, sehingga dalam pengeluaran keputusan, tentu sama-sama kita inginkan agar tidak salah tujuan. Tentu pilihannya, mending sekalian tidak ada saja kebijakan penuntasan kemiskinan ini, ketimbang hanya menjadi topeng dari sebuah kebijakan yang masih tetap tidak menyelesaikan masalah kemiskinan ini sendiri.

Tapi entah mengapa, aku menjadi pesimis, dengan usaha pemerintah yang tak kunjung bisa menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Tidak terlihatnya sebuah kesadaran dari pemerintah akan sebab terjadi permasalahan ini, adalah factor utama dari kepesimisan ku ini. Ada sebuah usaha pembodohan dan kebohongan public yang terjadi. Entah bagaimana menurut yang lain, yang jelas, aku sangat meyakini ini ada yang salah, dan ada yang disengaja dalam kesalahan ini. Secara alamiah saja, proses terjadinya kemiskinan ini, karena hilangnya akses yang selama ini dijadikan tumpuan warga Negara dalam menjalani kehidupannya. Katakanlah dalam segi kesehatan saja lah, ketika berobat ke rumah sakit di mintakan bayar, maka akan terkeluar lagi dana yang semulanya tidak harus dikelluarkan. Pendapatan pun akhirnya diforsikan untuk biaya kesehatan, dimana pendapatan yang diperoleh, hakiaktnya jika tidak ada pengeluaran kesehatan, dapat mencukupi kebutuhan. Ditambah lagi dengan biaya pendidikan, dimana sekolah harus bayar, sudah berkurang lagi pula pola pembagian kebutuhan. Dirunut lagi ke bidang perekonomian, di mana pada mulanya mereka punya lahan untuk menghasilkan hasil pertanian yang sudah pasti akan di putar untuk dijadikan pendapatan untuk membiayai kehidupan mereka, malah di rampas dengan dalil milik Negara. Dimana ketika Negara menguasai, hak tersebut malah jatuh ke sekelompok orang dengan sistem pemeberian hak pengolahan dalam bentuk kerja sama. Sudah tidak punya penghasilan, ditambah lagi pengeluaran juga harus dilakukan demi menjamin keberlangsungan hidup.

(2)

menikmati hidup dengan merenggut kebahagiaan yang dulunya dapat dirasakan bersama oleh seluruh warga Negara ini.

Aku berani mengambil kesimpulan, bahwa tidak ada orang miskin dan orang kaya Tapi yang ada hanyalah orang yang rakus, dan korban dari kerakusan itu sendiri. Dipihak rakus, mereka terbagi dua, ada yang level local, dan ada pula yang go international. Sedangkan dipihak korban dari kerakusan itu sendiri juga terbagi dua, yaitu mereka yang pasrah dengan keterpaksaannya menjadi korban, ada pula yang melawan dari kebiadapan kaum rakus. Kaum yang melawan ini juga terbagi dua, ada yang benar-benar beridealis dengan perlawanannya, ada juga yang menjadikannya sebagai alat agar dapat menjadi rakus juga. Perputaran ini terjadi terus menerus secara bergantian. Namun belum berpihak kepada korbang dari kerakusan yang beridealis melawan. Seakan-akan, kesempatan kali ini adalah kesempatan untuk para badut-badut rakus tersebut bermain dan bersenang-senang. Dan ketika waktunya tiba, maka mereka akan terusir dari singgasananya.

Lucunya lagi, ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, “kapan itu terjadi…?”

Pertanyaan ini, bagiku sangat konyol untuk dilontarkan. Ini adalah pertanyaan menjebak, yang menjadikan kita terburu-buru dalam mengambil tindakan. Sehingga tanpa kita sadari, perjuangan menjadi kendaraan tumpangan untuk mereka-meraka yang ingin menggantikan posisi orang-orang yang rakus di negeri ini. Terlihat sudah pada masa REFORMASI kemarin. Dimana fenomena itu terjadi bagaikan “PENGKUDETAAN” para “SETAN” kepada rajanya “SETAN”. Kemarahan para korban dari kerakusan di negeri ini dijadikan alat tunggangan untuk memuluskan langkah mereka. Basa basi pun dimainkan, seolah-olah ini semua nyata adanya demi arah yang baik dan pro pada kebenaran. Semau terlena dan terbuai oleh suasana. Hingga pada akhirnya, kita semua melihat keganasan kaum para rakus ini bermain dengan seenaknya saja dengan terang-terangan dan bahkan sudah menjadi hal yang lumrah. Tujuannya tidak lain, hanya demi mengharapkan kejenuhan dari gerakan yang coba melawan, agar menjadi lemah dan tak berdaya.

Melihat ini semua, masi layakkah kita dalam sebuah gerakan perlawanan atas ketidak adilan yang terjadi ini menanyakan waktu dan hasil dari perjuangan itu sendiri…?

Mari kita kembali pahami arti sebuah perjuangan. Lihat semua cerita historis dan heroic yang telah dilakukan oleh para pejuang dalam sebuah gerakan perjuangan. Lihat juaga apa yang membuat sehingga perjuangan mereka menjadi berubah haluan. Pahami kelemahan-kelamahan yang terlihat dalam sejarah perjuangan bangsa ini dalam melawan kerakusan yang telah berkuasa selama ratusan tahun. Banyak kisah yang dapat kita jadikan acuan agar kesalahan-kesalahan masa lalu tidak menodai perjuangan ini. sangat menyesal memang ketika aku harus mengakui bahwa jika metode perjuangan yang dilakukan ini tidak jauh beda dengan metode yang dilakukan dulu ketika masa penjajahan. Sama-sama heroic dan sama-sama lemah denga sebuah godaan. Bukan tidak mungkin memang, kita bisa saja nanti akan mengalami nasib yang sama dengan para pendahulu kita dulu, yaitu berjuang bertahun-tahun dengan menghadapi musuh yang jelas dan tidak jelas.

(3)

kepada anak cucunya. Lalu bagaimana jika itu terjadi pada pribadi-pribadi kita masing-masing…? Teriakan-terikan bangkit dan bersatu demi terciptanya sebuah kekuatan yang dapat menghantam balik kerakusan ini, seakan-akan hanya sebagai ajang eksistensi yang dijadikan sebagai sinyal bahwa kami-kami yang berjuang ini mengharapkan bagian dari kalian-kalian yang rakus ini. Sehingga kaum pejuang ini, hanya menjadi kerikil kecil yang tidak harus dijadikan permaslahan serius. Sungguh sangat menyakitkan ketika aku harus melihat ini semua, menjadi nyata dihadapanku.

Hal yang mendasar yang harus mulai dilakukan saat ini adalah sebuah upaya untuk melakukan sebuah iktiar dimana kemampuan masih mengizinkan untuk dilakukan. Dikala kita hanya mampu berbuat kecil, dikala kita hanya mampu sebatas berkonsep demi sebuah tatanan kehidupan yang lebih baik dan dikala kita hanya mampu mengumpukan modal baik intelektual, tenaga dan uang. Semuanya kemudian dibungkus dengan niat yang tulus demi tercapainya tatanan hidup yang lebih baik. Dengan tidak sama sekali menyimpan keinginan yang berasal dari egosentris di otak. Sekecil apapun usaha yang kita buat hari ini, ketika itu berangkat dari sebuah ketulusan, maka bukan tidak mungkin akan terhimpun dengan sendirinya, menjadi sebuah usaha yang besar. Usaha yang besar itu pula tidak pernah luput dari sebuah kemauan yang tinggi dan kesadaran akan seberapa pentingnya tindakan yang kita lakukan hari ini demi terciptanya sebuah tatanan kehidupan yang terbebas dari fenomena rakus.

Hasil dari sebuah perjuangan menjadi tidak penting, ketika ikhtiar yang didasari niat dan kemauan yang tulus telah dibangun. Karena hasil adalah semu dan menang kalah adalah khayalan, sementara tindakan dan perjuangan adalah nyata. Untuk apa kita berlama-lama memperhitungkan hasil yang semu. Kenapa kita tidak mengisi waktu kita denga sebuah tindakan yang nyata. Dimana sebuah kenyataan akan terjadi ketika kita memperjuangakan rekan-rekan kita yang menjadi terpaksa menelan pahit-pahit penderitaan yang mereka anggap sebagai garis hidup. Penderitaan yang telah didoktrin menjadi sebuah ketentuan dari yang maha pencipta bahwa sesungguhnya hidup ini ada yang miskin dan ada yang kaya. Tuhan tidak pernah menakdirkan kita untuk menjadi korban dari kedzaliman. Tapi tuhan telah menakdirkan hambanya untuk senantiasa konsisten melawan kedzaliman. Bagi yang menentang itu maka dia akan dihancurkan, di luluhlantakkan dan dimusnahkan oleh umat tuhan yang telah ditakdirkan untk menjadi pembasmi kedzaliman.

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Anggota KSSK, sekretaris KSSK, anggota sekretariat KSSK, dan pejabat atau pegawai Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu menguji dan mengkaji data sekunder yaitu asas- asas yang terkandung dalam

ƒ Diagenesis ketiga terjadi dalam lingkungan fresh water phreatic, yang ditandai oleh pelarutan butiran, matriks dan semen yang membentuk porositas vuggy dan moldic; pelarutan

Sehubungan dengan hal tersebut maka timbul permasalahan bagaimana prinsip dan alasan yang menjadi dasar bagi bank sebelum melakukan perikatan dengan asuransi, bagaimana

Ada tiga values, pertama dengan Creative values adalah kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab,

Penulis : “Menurut pendapat bapak, dengan penggunaan Teknologi Informasi adakah pengaruhnya terhadap hasil akhir pekerjaan anda saat ini?”. Informan 11 :

Untuk itulah maka seharusnya perusahaan menerapkan Activity Based Management System (ABM) dalam proses produksi dan perhitungan biaya aktivitas produksinya agar