ISSN 1412-503X
Pembelajaran Kooperatif Bermodul dengan Mengintensifkan
PenggunaanTes Formatif pada Perkuliahan Fisika Terapan I
Oleh Wa wa n Sya hir il Anwa r
Perancangan Program Konsultasi Perawatan dan Perbaikan
Ringan pada Sepeda Motor
Oleh Muhamad Lutfi
Evaluasi PengoperasianTerminal Type A Tuban
Oleh Agus Suharjanto dan Sigit Erstanto Budi Utomo
Digital Wattmeter
Oleh Mochammad Adipura
Rancang Bangun Sistem Kontrol pada
In-Store Dryer
(ISD)
Oleh Deni Hendarto
Torsi dan Tegangan pada
Power Screw
Oleh Yulius Christian Raton
JURNAL TEKNIK
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM)
SUSUNAN REDAKSI
EDISI PROTECH
Makalah pertama ditulis oleh Wawan S. Anwar mengenai penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam perkuliahan Fisika Terapan I dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaarn kooperatif bermodul.
Makalah kedua ditulis oleh Muhamad Lutfi mengenai perancangan program konsultasi berbasiskan sistem pakar untuk perawatan dan perbaikan ringan bagi sepeda motor bensin 4 tak.
Makalah ketiga ditulis oleh Agus Suharjanto dan Sigit
Erstanto Budi Utomo mengenai penelitian mengidentifikasi
faktor-faktor yang menyebabkan Terminal Type A Tuban belum optimal berdasarkan kepentingan dan kepuasan pengguna terminal, serta menentukan strategi yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan fungsi terminal. Variabel yang digunakan yaitu, variabel aspek fasilitas utama, aspek fasilitas penunjang, aspek ekonomi, aspek kenyamanan lingkungan dan aspek kebijakan
Makalah keempat ditulis oleh Mochammad Adipura mengenai merancang sebuah Digital Wattmeter yang menggunakan multiplier (pengali) MC1495 yaitu alat penghitung analog yang mampu menghitung arus pada beban dan tegangan sesaat yang melintas secara serempak. Hasil dari pengukuran ditampilkan pada peraga 7-segmen. Unjuk kerja dari rancangan tersebut di atas akan dibandingkan dengan wattmeter digital buatan pabrik.
Makalah kelima ditulis oleh Deni Hendarto mengenai Sistem pengeringan dalam In Store Dryer (ISD) yang
merupakan metode pengeringan dalam penyimpan
menggunakan udara lingkungan yang dihembuskan melalui
tumpukan biji-bijian yang akan dikeringkan. Sistem
pengontrolan pada pengeringan ISD merupakan pengeringan dengan memberikan debit udara dengan cara mengontrol putaran kipas yang didasarkan pada kondisi suhu dan kelembaban udara serta kadar air produk.
Makalah keenam ditulis oleh Yulius Ch. Raton mengenai metoda penentuan torsi dan tegangan pada power screw TR 32 bahan carbon steel di bawah pengaruh beban aksial 3 ton, berdasarkan literatur sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka.
Penanggung Jawab
Kepala LPPM AKTB
Dewan Redaksi
Mulyana, ST., MT.
Ir. Deden Hari Rahardja, MM. Ir. Eko Hadi Purwanto, M.Kom. Yulius Ch. Raton, ST., M.Kom. Mochammad Adipura, ST., MT. Muhamad Lutfi, ST., M.Kom. Drs. Wawan S. Anwar, M.Pd.
Redaktur Pelaksana
Agus Setia Permana, A.Md. Asep Ahyana
Ade Sopian Ipoh Ropiah
Penerbit
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Akademi Teknologi Bogor
Alamat Redaksi
Gedung Akademi Teknologi Bogor Lantai 1
Jl. Dr. Sumeru No. 38 Bogor 16112 Telp/Fax : 0251-8329773
e-mail : aktb.bogor@yahoo.co.id
Keterangan
DAFTAR ISI
1.
Pembelajaran Kooperatif Bermodul dengan Mengintensifkan Penggunaan Tes
Formatif pada Perkuliahan Fisika Terapan I
Wa wa n Sya hir il Anwa r ...
1
2.
Perancangan Program Konsultasi Perawatan dan Perbaikan Ringan pada Sepeda
Motor
Muhamad Lutfi...
6
3.
Evaluasi Pengoperasian Terminal Type A Tuban
Agus Suharjanto dan Sigit Erstanto Budi Utomo ...
15
4.
Digital Wattmeter
Mochammad Adipura ...
22
5.
Rancang Bangun Sistem Kontrol pada
In-Store Dryer
(ISD)
Deni Hendarto ...
26
6.
Torsi dan Tegangan pada
Power Screw
Protech Vol. 9 No.2 Oktober 2010 6
PERANCANGAN PROGRAM KONSULTASI
PERAWATAN DAN PERBAIKAN RINGAN
PADA SEPEDA MOTOR
Muhamad Lutfi
*Dosen Program Studi Teknik Mesin Akademi Teknologi Bogor
Dosen Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor e-mail: muhfi@yahoo.co.id
ABSTRAK
Kegiatan mendiagnosa kerusakan mesin motor memerlukan data-data berupa gejala-gejala yang dialami oleh mesin motor tersebut. Gejala-gejala ini diperoleh dari pengamatan dan pemeriksaan fisik mesin motor tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut dibuatlah sebuah perancangan program konsultasi berbasiskan sistem pakar untuk perawatan dan perbaikan sepeda motor bensin 4 tak yang dimulai dengan penyusunan dasar pengetahuan tentang kerusakan ringan pada sepeda motor dan penalaran berbasis aturan (ruled based reasoning), menyusun struktur database, dan terakhir mendesain antarmuka dari sistem tersebut.
Kata kunci: Sistem pakar, perawatan dan perbaikan, sepeda motor 4 tak
1. PENDAHULUAN
Seperti kita ketahui bahwa peningkatan jumlah sepeda motor pada saat ini meningkat sangat pesat, dikarena mobilitas dan nilai ekonomis yang dimiliki oleh salah satu moda transportasi ini tidak tersaingi oleh kendaraan bermotor beroda empat atau lebih, termasuk penulis merupakan salah seorang yang mengidolakan sepeda motor sebagai alat transportasi yang efektif dan ekonomis untuk beraktifitas dalam mengajar.
Dalam keadaan rusak sepeda motor tidak dapat digunakan, sedangkan kerusakan yang terjadi pada waktu dipergunakan tidaklah dikehendaki, oleh karena itu perlu diadakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kerusakan tersebut. Pemeriksaan, penyetelan dan perawatan pencegahan kerusakan harus dilaksanakan secara teratur, seperti yang perlu kita lakukan untuk memeriksakan kesehatan kita pada waktu-waktu tertentu.Tindakan-tindakan tersebut dilaksanakan agar supaya setiap gejala penyakit dapat segera diketahui dan diatasi sehingga dapatlah kita dihindarkan dari keadaan yang tidak menyenangkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka setiap pengguna sepeda motor harus mau melaksanakan perawatan pencegahan, jalankan kendaraan kita dengan sebaik-baiknya supaya sepeda motor tidak menjadi rusak. Segera ketahui apabila terjadi hal-hal yang tidak biasa dan perbaikilah dengan segera semua kerusakan yang sudah diketahui dengan jelas faktor-faktor penyebabnya untuk menghindari terjadinya kerusakan yang lebih berat. Banyak kerusakan yang dapat kita perbaiki sendiri dengan mudah apabila kita tidak mengetahui mekanisme serta prinsip-prinsip dasar kerja dari kendaraan bermotor, serta memahami cara-cara perawatan dan perbaikannya.Dengan demikian kita tidak perlu selalu mengirimkannya ke bengkel, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.Tetapi apabila kita tidak dapat menemukannya sendiri sebab-sebabnya, maka sebaiknya kendaraan kita segera dibawa ke bengkel untuk diperiksa dan diperbaiki kerusakan-kerusakannya. Pada tulisan kali ini hanya menyinggung perawatan dan perbaikan ringan dengan cara mendiagnosa gejala-gejala yang timbul pada sepeda motor pada bagian mesin meliputi sistem pengapian dan karburator serta bagian kemudi yang meliputi rem dan roda atau ban saja. Bagian-bagian mesin dan rangka sepeda motor adalah:
a. Alat Penghubung/Transmisi
Kopling (pesawat penghubung), berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke as primer persnelling. Menurut cara kerja dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
- Kopling mekanik, kopling yang cara kerjanya diatur oleh handel kopling
- Kopling otomatis, kopling yang cara kerjanya diatur oleh tinggi rendahnya putaran mesin itu sendiri
Persnelling, berfungsi untuk mereduksi putaran mesin yang tersedia sehingga dapat digunakan untuk menggerakan kendaraan sepeda motor dengan sebaik-baiknya. Persnelling terdiri dari susunan gigi-gigi.
Protech Vol. 9 No.2 Oktober 2010 7
Gambar 2. Skema Sistem Transmisi (persnelling)
b. Rem, berfungsi untuk mengurangi kecepatan atau untuk menghentikan roda sekaligus. Jenis rem secara
umum terdiri dari dari rem tromol, rem cakram dan rem hidrolis.
Gambar 3. Rem tromol dan bagiannya
Protech Vol. 9 No.2 Oktober 2010 8
Gambar 5. Rem cakram mekanik dan bagiannya
Gambar 6. Mengeluarkan angin palsu
Gambar 7. Rem roda depan
Protech Vol. 9 No.2 Oktober 2010 9
c. Roda dan Ban, berfungsi untuk memudahkan gerakan kendaraan dan menyangga seluruh berat
kendaraan serta penumpangnya
Gambar 9.bagian-bagian roda
d. Alat Kemudi (stang), berfungsi untuk membelokan roda atau mengatur jalannya kendaraan sepeda
motor.
Gambar 10. Sistem kemudi dan bagian-bagian
2. SISTEM PAKAR
Sistem pakar merupakan sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Tujuan utama dari sistem pakar adalah bukan dimaksudkan untuk menggantikan kedudukan seorang ahli atau pakar, tetapi hanya untuk memasyarakatkan atau menyebarluaskan pengetahuan dan pengalaman seorang pakar atau ahli yang sudah mempuni selama puluhan tahun dalam bidangnya. Sistem pakar memungkinkan seorang meningkatkan produktivitasnya, memperbaiki kualitas keputusannya dan memecahkan masalah yang rumit, sekalipun tidak ada seorang ahli atau pakar dibidangnya.
Protech Vol. 9 No.2 Oktober 2010 10
2.1 Klasifikasi Sistem Pakar
a. Diagnosis, biasanya digunakan untuk merekomendasikan obat untuk orang sakit, kerusakan mesin, kerusakan elektronik dan lain-lain. Prinsipnya adalah menemukan masalah apa atau kerusakan yang terjadi. Sistem pakar jenis ini banyak digunakan pada saat ini, biasanya menggunakan pohon keputusan sebagai representasi pengetahuannya.
b. Interprestasi, digunakan untuk menganalisa data yang kurang lengkap, tidak teratur dan kontradiktif. c. Prediksi, digunakan untuk membuat sebuah prediksi ke masa depan, seperti seorang ahli ekonomi
memprediksikan tingkat pendapatan suatu perusahaan berdasarkan data-data sebelumnya.
d. Perencanaan, penggunaan sistem pakar perencanaan adalah sangat luas, mulai dari perencanaan mesin-mesin sampai dengan bisnis. Penggunaan sistem ini akan dapat menghemat biaya, waktu, materi sebab pembuatan model perencanaan konsep manual sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang menuntut cepat atau instant.
e. Kontrol, digunakan untuk mengontrol presisi waktu yang tinggi, misalnya pada pengontrolan di dunia
industri berteknologi tinggi.
2.2 Komponen Sistem Pakar
a. Knowledge base, merupakan basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan sangat penting untuk
merumuskan, mengerti dan memecahkan masalah. Terdiri dari dua elemen yaitu Fakta adalah masalah dan teori ruang lingkup masalah dan Aturan yaitu yang menuntun penerapan pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam sebuah domain tertentu.
b. Bentuk pendekatan basis pengetahuan yang digunakan adalah penalaran berbasis aturan (ruled based
reasoning), dimana pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu dan si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan.
c. Database, merupakan rangkaian informasi yang luas serta akurat tentang suatu masalah. Sekumpulan
informasi tersebut dikemas dan disimpan didalam memori komputer.
d. Inference Engine, merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai alat melacak, menyocokkan dan
menganalisa kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan terhadap informasi yang ada didalam database atau pengetahuan yang didapat dari pola berfikir seorang ahli.
e. User interface, merupakan bagian perangkat lunak yang menyediakan sarana untuk user agar dapat berinteraksi dengan sistem. Dengan demikian user dapat berdialog secara langsung dengan program.
2.3 Ciri-ciri Sistem Pakar
a. Terbatas pada domain keahlian tertentu
b. Dapat memberikan suatu penalaran untuk data-data yang tidak pasti
c. Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami
d. Berdasarkan pada kaidah tertentu
e. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap
f. Keluarannya bersifat anjuran
g. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntun oleh dialog user.
2.4 Manfaat Sistem Pakar
a. Memungkinkan seorang awam bekerja layaknya seorang pakar
b. Meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pekerjaan yang disebabkan meningkatnya efisiensi kerja
c. Menghemat waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan pengambilan keputusan
d. Pekerjaan menjadi lebih mudah dan sederhana
e. Dapat diperbanyak dengan kemampuan yang sama, mudah diperoleh dan dipakai dimana saja
3. PEMBAHASAN
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembahasan adalah sebagai berikut:
a. Perancangan Sistem Pakar, dalam merancang sistem pakar yang baik, maka harus diperhatikan beberapa
faktor penting seperti masukan dan keluaran yang dikehendaki, tampilan, tingkat kesulitan pertanyaan, jenis pengguna yang dituju, basis pengetahuan yang baik dan sebagainya.
b. Indentifikasi Masukan (input),bahan masukan sangatlah diperlukan oleh suatu sistem pakar agar dapat melakukan prosesnya dengan baik. Untuk mendapatkan input yang baik maka sebuah sistem pakar perlu untuk memberikan penjelasan dan menuntun pengguna sistem didalam.
c. Menjelaskan masalah yang sedang dihadapinya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan
pertanyaan yang tidak terlalu rumit, sehingga pengguna sistem pakar dapat mengerti pertanyaan yang diberikan.
Protech Vol. 9 No.2 Oktober 2010 11
melakukan analisa terhadap masalah yang diberikan. Hasil yang diberikan itu akan berupa kemungkinan bagian yang mengalami kerusakan, sesuai dengan pemeriksaan yang telah dilakukan user sistem pakar dan sertai dengan cara untuk memperbaikinya.
e. Perancangan Basis Pengetahuan, sistem pakar dapat melakukan penalaran yang baik bila mempunyai suatu cara representasi pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang dikandung dalam sistem pakar diperoleh dari pengetahuan pakar atau ahli ditambah dengan pengetahuan formal yang diperoleh dari buku-buku literatur. Pengetahuan tersebut disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan dengan tepat. Pada Tabel 1 diuraikan basis pengetahuan kerusakan pada kendaraan roda dua atau motor dan analisa kemungkinan penyebab kerusakan yang sering terjadi.
Tabel 1. Pengetahuan kerusakan dan penyebabnya
Diagnosa Penyebab
A. Bagian Mesin
Motor sukar hidup
Campuran udara dengan bensin terlalu miskin Celah busi terlalu regang Celah busi terlalu rapat kabel busi (tahanan terlalu besar)
Coil telah rusak tidak ada tegangan dari batterai
Timing pengapian tidak tepat (terlalu Vor/cepat atau Timing terlalu Vor (terlalu cepat)
Kompresi kurang Saluran Nozel membesar Katup cuk tidak membuka total
B. Bagian Rem
Lampu rem tidak menyala
Batterai tidak ada tegangan Terminal batterai teroksidasi
Stelan kanpas rem terlalu longgar
kabel rem mau putus Bushing pedal rem sudah aus Kanpas rem sudah habis/tipis
Rem berbunyi jika ditekan
Kanpas rem berdebu Kanpas rem kering (panas) Pegas pengembali sepatu rem lemah
C. Bagian Roda/ ban
Putaran roda gimbal
Pin roda tidak senter Stelan jari-jari roda tidak baik Ban penjol
Protech Vol. 9 No.2 Oktober 2010 12
Tabel 2. Pengetahuan penyebab kerusakan dan tindakannya
No. Penyebab Tindakan
1
terlalu besar) Ganti baru 5 Coil telah rusak Ganti baru 6 tidak ada tegangan
dari batterai Batterai di charge 7 Terminal batterai teroksidasi Bersihkan 8 kunci kontak rusak Ganti baru 9 sekring putus Ganti baru 10 Celah klep renggang
Stel celah klep menurut spesifikasi data
11 Busi terlalu rapat
Stel celah busi
13 Filter udara kotor Bersihkan atau ganti baru
14 Kabel busi bocor Ganti baru 15 Filter bensin kotor Ganti baru
16
17 Filter udara kotor Bersihkan atau ganti baru
18 Saluran bensin
tersumbat Bersihkan
19 Karburator kotor Bersihkan (overhaul) 20 Stelan klep rapat
Stel celah klep menurut spesifikasi data
21 Filter udara kotor Bersihkan atau ganti baru
22 Timing terlalu Vor (terlalu cepat)
Stel timing sesuai spesifikasi data 23 Kompresi kurang Overhaul engine 24 Saluran Nozel membesar Ganti baru 25 Klep cuk tidak
membuka total
Stel sampai terbuka optimal
26 Batterai tidak ada
tegangan Batterai di charge 27 Terminal batterai
teroksidasi Bersihkan 28 Fuse putus Ganti baru 29 Instalasi kabel-kabel putus Perbaiki 30 Switch rem rusak Ganti baru 31 Tidak ada
masa/ground Sambungkan 32 Lampu rem putus Ganti baru
Protech Vol. 9 No.2 Oktober 2010 13
(panas) menurut spesifikasi data
40 Pegas pengembali
sepatu rem lemah Ganti baru 41 Pin roda tidak senter Stel pin menurut
spesifikasi data 42 Stelan jari-jari roda
tidak baik
Stel jari-jari roda menurut spesifikasi data
43 Ban penjol Ganti baru 44 Velg tidak silindris Ganti baru 45 Laher roda aus Ganti baru
f. Penentuan Metode Penelusuran, dalam mencari solusi yang akan digunakan dalam sistem pakar ini adalah
metode penelusuran ke belakang (backward chaining). Metode ini dipakai karena mencoba mencari penyebab gangguan dari pada kerusakan yang terjadi pada sepeda motor.
g. Perancangan Aturan (Rules)
Tabel 3. Perancangan Aturan (Rules)
Rule 1 IF Motor sukar hidup THEN Penyebab=‟Campuran udara dengan bensin terlalu miskin‟
ELSE Penyebab=‟Celah busi terlalu regang‟
AND Penyebab=‟Celah busi terlalu rapat‟
ELSE Penyebab=‟Kabel busi (tahanan terlalu besar)‟
ELSE Penyebab=‟Coil telah rusak‟ ELSE Penyebab=‟Tidak ada tegangan dari batterai‟
ELSE Penyebab=‟Terminal batterai teroksidasi‟
ELSE Penyebab=‟Kunci kontak rusak‟ ELSE Penyebab=‟Sekring putus‟ Rule 2 IF Motor cepat panas dan tidak bertenaga
THEN Penyebab=‟Celah katup renggang‟ ELSE Penyebab= „Busi terlalu rapat‟ ELSE Penyebab=„Timing pengapian tidak tepat (terlalu Vor/cepat atau ELSE Penyebab=„Penyetelan CO (karburator) tidak tepat‟
ELSE Penyebab-„ Filter udara kotor‟ ELSE Penyebab=„Saluran bensin tersumbat‟
ELSE Penyebab=„Karburator kotor‟ Rule 4 IF Bahan bakar boros THEN
Penyebab=‟Stelan klep rapat‟
ELSE Penyebab=„Filter udara kotor‟ ELSE Penyebab=„Timing terlalu Vor (terlalu cepat)‟
ELSE Penyebab=„Kompresi kurang‟ ELSE Penyebab=„Saluran Nozel membesar‟
ELSE Penyebab=„Katup cuk tidak membuka total‟
Rule 5 IF Lampu rem tidak menyala THEN Penyebab=‟Batterai tidak ada tegangan‟
ELSE Penyebab=„Terminal batterai teroksidasi‟
ELSE Penyebab=„Fuse putus‟ ELSE Penyebab=Instalasi kabel-kabel putus‟
ELSE Penyebab=„Switch rem rusak‟ ELSE Penyebab=„Tidak ada masa/ground‟
ELSE Penyebab=„Lampu rem putus‟ Rule 6 IF Rem tidak pakem THEN
Protech Vol. 9 No.2 Oktober 2010 14
ELSE Penyebab=„kabel rem mau putus‟
ELSE Penyebab=Bushing pedal rem sudah aus‟
ELSE Penyebab=„Kanpas rem sudah habis/tipis‟
Rule 7 IF Rem berbunyi jika ditekan THEN Penyebab=‟Kanpas rem berdebu‟
ELSE Penyebab=„Kanpas rem kering (panas)‟
ELSE Penyebab=„Pegas pengembali sepatu rem lemah‟
Rule 8 IF Putaran roda gimbal THEN Penyebab=‟Pin roda tidak senter‟
ELSE Penyebab=„Stelan jari-jari roda tidak baik‟
ELSE Penyebab=„Ban penjol‟ ELSE Penyebab=„Velg tidak silindris‟ ELSE Penyebab=„Laher roda aus‟
h. Perancangan User Interface, berfungsi sebagai sebagai tempat berdialog antara user dengan sistem pakar,
dimana prorgam ini mengajuakn pertanyaan-pertanyaan berbentuk “ya” atau “tidak” atau berbentuk menu
pilihan. Program sistem pakar akan mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban-jawaban dari user tadi
Gambar 12. Tampilan Menu
4. KESIMPULAN
Perancangang program konsultasi berbasiskan sistem pakar ini menghasilkan rancangan basis pengetahuan, rancangan database dan rancangan antarmuka aplikasi. Perancangan ini diharapkan dapat menambah dan memberikan informasi kepada para user atau pengguna, dimana informasi yang didapat untuk penulisan ini melalui beberapa literatur buku dan pengalaman dari asesor dibidang otomotif dibawah lembaga LSP-TO Pusat Jakarta.Perancangan sistem pakar ini hanya menyentuh sedikit bidang otomotif terutama pada bagian kecil dari maintenance sepeda motor. Basis pengetahuan pengetahuan sistem pakar ini hendaknya senantiasa diperbaharui dan dilengkapi lagi seiring dengan waktu, agar perancangan sistem pakar ini dapat dikembangkan lagi dan berguna bagi user.
DAFTAR PUSTAKA
1. Harmon, Paul and Brian Sawyer. 1990. Creating Expert System for Bussiness and Industry. Jhon Willey
& Sons Inc.
2. LSP-TO Pusat. 2003. Teknik Otomotif- SKKNI. Jakarta. LSP-TO Indonesia.
3. McLeod, Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen. Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd.
4. PT. Astra Honda Motor. 2002. Buku Pedoman Pemilik Jenis Honda Karisma 125D dan Supra X. Jakarta.
PT. Astra Honda Motor
5. Turban, Effraim. 1992. Expert System and Applied Artificial intelligence. Newyork. Macmillan Publishing Company.