BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Objek Penelitian 4.1.1 Obeservasi Awal
4.1.2 Data
Tabel 4.1. Data Kecelakaan di Kelurahan Nefonaek (Perumnas) Tahun 2003-2007
Lokasi Jumlah
Kejadian Kejadian Meninggal Luka Berat Luka Ringan a). Ruas jln Ainiba
-Sumber: Kepolisian Resort Kota Kupang, 2008
Jumlah 2006
2007
Jumlah Korban Kecelakaan Tahun
2003
2004
2005
Rata-rata kecelakaan pertahun:
oleh Kepolisian (Lakalantas Polresta Kupang). Dari yang diperoleh dari Kepolisian (Tabel 4.1), terlihat bahwa lokasi yang paling rawan terjadi kecelakaan adalah lokasi jalan Ainiba, simpang tiga jalan Waitama-Warinding dan simpang empat jalan Shoping Senter. Data kecelakaan tahun 2003 dan tahun 2004 tidak tersedia karena bagian Lakalantas Polresta Kupang baru dibentuk pada tahun 2005, sehingga data kecelakaan yang diperoleh adalah data dari tahun 2005 keatas.
Data dari Dinas Perhubungan Kota Kupang berupa data jumlah armada angkutan umum yang beroperasi di Kelurahan Nefonaek (Perumnas) sebanyak 23 buah dengan panjang trayek 7,2 km yang melewati jalan Supul Raya - jalan Kota Kaya - jalan Ranamese - jalan Waitama - jalan Warinding - jalan Nefona - jalan Shoping Senter - jalan Nangka - jalan Timor Raya - jalan Ahmad Yani – jalan Urip Sumoharjo ( Halte Bank Mandiri) – Patung Sonbai - Terminal Kupang – jalan Timor Raya – jalan Supul Raya (Perumnas Nefonaek), nomor trayek adalah C6 dengan ciri kendaraan berwarna hijau.
Pada lokasi pengamatan, diperoleh lebar jalan 4 meter, lebar bahu jalan yakni ± 0,4 m – 1,0 m serta tidak adanya ruang lebih untuk parkiran, maka kendaraan yang parkir pada ruas jalan dan pada lokasi simpang akan mengambil sebagian dari badan jalan. Dengan sendirinya parkiran yang ada ini dapat menghambat arus lalu lintas
4.1.3 Penetapan Lokasi Survei
pada lokasi – lokasi tersebut juga terdapat beberapa sarana dan prasarana, diantaranya: sekolah, tempat ibadah, puskesmas, dan perumahan penduduk, yang memungkinkan adanya aktifitas pengguna jalan (pejalan kaki).
4.2 Data Primer
4.2.1 Volume Kendaraan
Dari hasil penelitian, terlihat dengan jelas bahwa kendaraan yang melewati lokasi penelitian adalah dominan pada kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor). Tipe dan jenis kendaraan yang melintasi di sepanjang lokasi penelitian terdapat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Tipe dan Jenis Kendaraan Survei
Sumber: Data Survei, 2008
HV (Kendaraan Berat) LV (Kendaraan Ringan) 2.
Jenis Kendaraan Tipe Kendaraan
No.
1. MC (Sepeda Motor) Sepeda Motor)
Pick Up
4. UM (Kendaraan Tak Bermotor)
Mobil Pribadi Mikrolet
Bus Truck Sepeda Gerobak 3.
a. Volume Kendaraan pada Jalan Ainiba
waktu yakni banyaknya jumlah kendaraan per-jam yang melewati ruas jalan tersebut, seperti terlihat pada Tabel 4.3a.
Untuk mencari besarnya volume kendaraan, maka digunakan persamaan:
t n Q =
Tabel 4.3a. Volume Kendaraan Maksimum pada Ruas Jalan Ainiba
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
1. Sepeda Motor (MC) 0,33
No. Jenis Kendaraan Faktor
SMP
Kendaraan Berat (HV)
Volume Lalu Lintas Jalan Kendaraan/Jam SMP/jam
337 111,21
61 61
Jumlah 404 181,21
1,00
1,50 6 9
2. Kendaraan Ringan (LV)
3.
b. Volume Kendaraan pada Simpang Jalan Waitama-Warinding
Tabel 4.3b. Volume Kendaraan Maksimum Pada Simpang Tiga jalan Waitama-jalan Warinding
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
3.
20,13 61
0,33 Sepeda Motor (MC)
22 Kend. Berat (HV)
Jl. Waitama
Kend. Ringan (LV)
52,38 Kend. Ringan (LV)
3 2
12
1,50 Kend. Berat (HV)
28,38 86
0,33 Sepeda Motor (MC) 1. Kend. Berat (HV)
Lengan 3 Kend. Ringan (LV)
38,94 118
12 Volume Lalu Lintas
SMP Sepeda Motor (MC)
Lengan 1
4.2.2 Kecepatan Kendaraan
Waitama-kecepatan konstan pada tikungan dan persimpangan jika dibandingkan dengan kendaraan lain yang berada di lokasi survei. Sedangkan kecepatan tambahan, diambil dari dari kecepatan kendaraan angkutan umum atau mikrolet yakni kecepatan keselurahan pada saat berangkat dari titik awal sampai pulang kembali ke titik awal mengikuti rute yang telah ditetapkan.
Khusus untuk mobil pribadi, sebelum dimulai pencatatan waktu maka terlebih dahulu ditentukan 2 titik sebagai titik awal dan akhir dengan interval jarak 100 meter.
Hasil survei kecepatan dan hasil perhitungan survei pada ruas jalan dan simpang jalan untuk kendaraan pribadi dan kendaraan umum (mikrolet/bemo) dapat dilihat pada lampiran lampiran 25 sampai 30 atau dapat juga dilihat pada Tabel 4.3a sampai 4.3f.
Untuk mendapat besarnya kecepatan, maka dipakai persamaan:
t S V =
Diketahui: - Pergi:
t = 10 detik = 0,17 menit = 0,0028 jam (Tabel 4.4a) S = 100 m = 0,10 Km (Tabel 4.4a)
- Pulang:
S = 100 m = 0,10 Km (Tabel 4.4a)
- Kecepatan Pergi:
jam
- Kecepatan Pulang:
jam
Jadi, Kecepatan rata-rata:
jam Km Vrata−rata =36,00 +30,00=33,00 /
a. Lokasi Jalan Ainiba
Tabel 4.4a. Kecepatan Kendaraan (Mobil Pribadi) pada Tikungan Jalan Ainib
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
A C D E F G H
1 10 0,17 0,0028 12 0,20 0,0033
2 11 0,18 0,0031 9 0,15 0,0025
3 10 0,17 0,0028 11 0,18 0,0031
4 12 0,20 0,0033 13 0,22 0,0036
5 11 0,18 0,0031 10 0,17 0,0028
6 10 0,17 0,0028 11 0,18 0,0031
Jlh 64 1,07 0,02 66 1,10 0,02
Kecepatan Rata-rata Kecepatan Rata-rata Total Pembulatan
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
Kecepatan
30,00 27,69 28,85
32,73 36,00 34,36
34,36
Waktu Tempuh Kecepatan (Km/jam)
Pergi Pulang (Km)
0,6 203,45 199,15 201,3007
34 33,909 33,191142
33,55 33,55
Tabel 4.4b. Kecepatan Kendaraan (Mikrolet) pada Tikungan JLn Ainiba
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
A C D E F G H Kecepatan Rata-rata Total Pembulatan
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
16 15,629 15,948076
15,79 15,79
18 93,77 95,69 94,73058
3,00 15,56 15,91 15,73
3,00 14,75 14,21 14,48
3,00 14,36 16,00 15,18
3,00 16,88 16,80 16,84
3,00 16,31 17,39 16,85
3,00 15,91 15,38 15,65
B I J K
Kecepatan
(Km) Pergi Pulang PERGI PLG Rata-rata
(Km/jam) No.
b. Lokasi Simpang Jalan Waitama-Warinding
Tabel 4.4c. Kecepatan Kendaraan (Mobil Pribadi) pada Simpang L1-L2
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
A C D E F G H
1 15 0,25 0,0042 16 0,27 0,0044
2 14 0,23 0,0039 14 0,23 0,0039
3 15 0,25 0,0042 13 0,22 0,0036
4 13 0,22 0,0036 15 0,25 0,0042
5 12 0,20 0,0033 14 0,23 0,0039
6 15 0,25 0,0042 15 0,25 0,0042
Jlh 84 1,40 0,02 87 1,45 0,02
Kecepatan Rata-rata Kecepatan Rata-rata Total Pembulatan
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
No.
Jarak Waktu Tempauh Kecepatan (Km/jam) Kecepatan
(Km) Pergi Pulang Pergi Pulang Rata-rata
(Km/jam)
B I J K
0,1 24,00 22,50 23,25
0,1 25,71 25,71 25,71
0,1 24,00 27,69 25,85
0,1 27,69 24,00 25,85
0,1 30,00 25,71 27,86
0,1 24,00 24,00 24,00
0,6 155,41 149,62 152,5137
25 25,901 24,9368132
25,42 25,42
Tabel 4.4d. Kecepatan Kendaraan (Mobil Pribadi) pada Simpang L1-L3
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
A C D E F G H
1 15 0,25 0,0042 12 0,20 0,0033
2 14 0,23 0,0039 14 0,23 0,0039
3 15 0,25 0,0042 15 0,25 0,0042
4 16 0,27 0,0044 13 0,22 0,0036
5 15 0,25 0,0042 14 0,23 0,0039
6 14 0,23 0,0039 15 0,25 0,0042
Jlh 89 1,48 0,02 83 1,38 0,02
Kecepatan Rata-rata Kecepatan Rata-rata Total Pembulatan
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
25 24,321 26,186813
25,25 25,25
0,6 145,93 157,12 151,5247
0,1 25,71 24,00 24,86
0,1 24,00 25,71 24,86
0,1 22,50 27,69 25,10
0,1 24,00 24,00 24,00
0,1 25,71 25,71 25,71
0,1 24,00 30,00 27,00
B I J K
Kecepatan
(Km) Pergi Pulang Pergi Pulang Rata-rata
(Km/jam) No.
Tabel 4.3e. Kecepatan Kendaraan (Mobil Pribadi) pada Simpang L2-L3
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
A C D E F G H
1 11 0,18 0,0031 10 0,17 0,0028
2 12 0,20 0,0033 9 0,15 0,0025
3 12 0,20 0,0033 11 0,18 0,0031
4 12 0,20 0,0033 12 0,20 0,0033
5 11 0,18 0,0031 10 0,17 0,0028
6 12 0,20 0,0033 9 0,15 0,0025
Jlh 70 1,17 0,02 61 1,02 0,02
Kecepatan Rata-rata Kecepatan Rata-rata Total Pembulatan
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
No.
Jarak Waktu Tempuh Kecepatan (Km/jam) Kecepatan
(Km) Pergi Pulang Pergi Pulang Rata-rata
(Km/jam)
B I J K
0,1 32,73 36,00 34,36
0,1 30,00 40,00 35,00
0,1 30,00 32,73 31,36
0,1 30,00 30,00 30,00
0,1 32,73 36,00 34,36
0,1 30,00 40,00 35,00
0,6 185,45 214,73 200,0909
33 30,909 35,787879
33,35 33,35
Tabel 4.4f. Kecepatan Kendaraan (Mikrolet) pada Simpang Jalan
Dtk Mnt Jam Dtk Mnt Jam
A C D E F G H Kecepatan Rata-rata Total Pembulatan
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
No.
Jarak Waktu Tempuh Kecepatan (Km/jam) Kecepatan
(Km) Pergi Pulang Pergi Pulang rata-rata
(Km/jam)
B I J K
3,00 14,52 16,49 15,50
3,00 16,62 17,12 16,87
3,00 15,86 15,98 15,92
3,00 15,58 16,51 16,05
3,00 16,98 15,88 16,43
3,00 14,69 15,54 15,12
18 94,25 97,52 95,88311
16 15,7083 16,25271
3 =
Kec. rata-rata Simpang Jalan, (Vsimpang) =
25
Jadi, Kecepatan rata-rata adalah 28 Km/Jam
Km/Jam 28
=
Berdasarkan data kecepatan kendaraan pada ketiga arah lengan pada simpang jalan, maka dapat diperoleh kecepatan rata-rata kendaraan pada simpang tersebut dengan perhitungan sebagai berikut:
1. Lengan L1
Kecepatan rata-rata pada L1 dihitung dengan cara menjumlahkan kecepatan dari 2 (dua) arah yang menuju lengan L1.
Jadi, Kecepatan rata-rata L1 adalah
Km/Jam
Km/Jam 29
Jadi, Kecepatan rata-rata L2 adalah
Km/Jam
Kecepatan rata-rata pada L3 dihitung dengan cara menjumlahkan kecepatan dari 2 (dua) arah yang menuju lengan L3.
Km/Jam 29
Jadi, Kecepatan rata-rata L3 adalah
Km/Jam
4.2.3 Pejalan Kaki dan Penyeberang Jalan a. Ruas Jalan
Pejalan kaki dan penyeberang jalan pada lokasi ini kebanyakan anak-anak dan para remaja yakni pada pagi hari dan siang hari. Hal ini karena, pada lokasi pengamatan terdapat Pusat Kegiatan Belajar Mengajar berupa Sekolah yakni Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Kupang.
penyeberang jalan. Faktor asumsi ini diambil/dipakai berdasarkan beberapa pertimbangan diantaranya keadaan lingkungan jalan (lebar badan jalan, lebar bahu jalan serta kondisi jalan) dan tingkat kenyamanan dari pengguna jalan. 1. Pejalan kaki (Pejalan yang menyusuri Jalan)
Data jumlah pejalan kaki dan hasil rekapan jumlah pejalan kaki dapat dilihat pada lampiran survei pejalan kaki yakni lampiran 31 sampai lampiran 33. Sedangkan untuk perhitungan jumlah pejalan kaki, diambil jumlah pejalan kaki maksimum yang melewati ruas jalan Ainiba seperti pada Tabel 4.5a.
Tabel 4.5a. Jumlah Pejalan Kaki Maksimum pada Ruas Jalan Ainiba
Sumber : Hasil Perhitungan Survei, 2008
62 Jumlah Total
30 10
3 Berkelompok
2. 1.
Total Jumlah
Asumsi Faktor Pejalan Kaki
No.
32 32
1 Individu
2. Penyeberang Jalan
Tabel 4.5b. Jumlah Penyeberang Jalan Maksimum pada Ruas Jln Ainiba
Sumber:Hasil Perhitungan Survei, 2008
No.
1 47
2. 1.
86 39 13
3
Jumlah Total
47 Total
Berkelompok Individu
Jumlah Asumsi Faktor
Pejalan Kaki
b. Simpang Jalan
Simpang jalan Waitama Warinding merupakan salah satu simpang yang terletak di tengah-tengah kompleks Perumahan Nasional (PerumNas) dan merupakan simpang yang rawan kecelakaan. Para pengguna jalan yang melewati simpang ini pada jam-jam tertentu atau pada jam sibuk, lebih didominan pada anak-anak. Karena pada daerah sekitar simpang ini terdapat 1 (satu) buah Sekolah Dasar (SD) dan merupakan salah satu jalan yang sering dilewati untuk menghindari kemacetan. Pada sore hari, simpang ini dijadikan oleh anak-anak dan para remaja sebagai tempat bermain walaupun kendaraan yang melewati cukup banyak. 1. Pejalan Kaki atau Pejalan yang Menyusuri Jalan
Tabel 4.5c. Jumlah Pejalan Kaki Maksimum pada Simpang Jalan
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
L-3
2. Penyeberang Jalan
Tabel 4.5d. Jumlah Penyeberang Jalan Maksimum pada Simpang Jalan
Sumber: Hasil Perhitung Survei, 2008
25
4.2.4 Kendaraan Parkir
Kendaraan parkir pada ruas jalan dan simpang jalan merupakan salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan karena dapat membahayakan keselamatan dari para pengguna jalan yang melewati lokasi tersebut..
a. Parkiran Ruas Jalan
b. Parkiran Simpang Jalan
Dari hasil survei kendaraan parkir pada lampiran 47 sampai lampiran 49 lokasi simpang tiga jalan Waitama-Warinding, diperoleh jumlah kendaraan parkir maksimum pada simpang jalan sebagai berikut:
1. Lengan 1 = 37 kendaraan/jam 2. Lengan 2 = 19 kendaraan/jam 3. Lengan 3 = 23 kendaraan/jam 4.2.5 Situasi Konflik
Pola pergerakan kendaraan dan pola pergerakan manusia yang menggunakan jalan sebagai tempat pergerakannya, maka dengan sendirinya sangat berpotensi menimbulkan konflik baik itu pada ruas jalan maupun pada simpang jalan. Konflik yang terjadi pada lokasi survei diakibatkan oleh para pengguna jalan (pengemudi) yang memarkir kendaraan pada sembarang tempat dengan tidak mempedulikan rambu-rambu yang ada, kurangnya kontrol kendaraan dari para pengemudi, kurang hati-hati dari para pejalan kaki yang melewati maupun yang menyeberangi jalan pada lokasi tersebut.
a. Konflik Ruas Jalan
Tabel 4.6a. Tipe Konflik Kendaraan vs Manusia
No. 1 2 3 4
Tipe Konflik
Jumlah 5 4 2 7
Total 18
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
Keterangan:
Manusia Kendaraan
Tabel 4.6b. Tipe Konflik Kendaraan vs Kendaraan
No. 1 2 3
Tipe Konflik
Jumlah 8 5 5
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
b. Konflik Simpang Jalan
Tabel 4.6c. Tipe Konflik Kendaraan vs Manusia
No. 1 2 3 4 5 6
Tipe Konflik
Jumlah 0 1 3 4 3 1
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
Tabel 4.6d. Tipe Konflik antar Kendaraan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Tipe Konflik
Jumlah 2 2 2 2 5 2 2 2
Sumber:Hasil Perhitungan Survei, 2008
4.2.6 Lingkungan Jalan
4.3 Analisis Data
4.3.1. Analisis Waktu dan Jarak antar Kendaraan
a. Lokasi Jalan Ainiba (Tikungan dan daerah sekitarnya)
Dari hasil rekapitulasi volume kendaraan (Q) pada Tabel 4.3a dan kecepatan kendaraan (V) pada Tabel 4.4a, maka nilai kepadatan kendaraan pada lokasi ini adalah sebagai berikut:
V Q K =
= 0,012 Kendaraan/m
≈ 12 Kendaraan/Km
K = 11,882 Kendaraan/Km
Km/Jam Kendaraan/Jam
34 404 =
Dari hasil kepadatan volume di atas, maka dapat diperoleh waktu dan jarak antar kendaraan sebagai berikut:
a. Waktu antar Kendaraan
Volume
1
1
detik 8,9109
= Jam 0,0025
b. Jarak antar Kendaraan
tan 1
Kepada
m 83,333 =
1
0,012
b. Lokasi Simpang Tiga Jalan Waitama-Warinding 1. Lengan 1
Berdasarkan hasil rekapitulasi volume kendaraan (Q) pada Tabel 4.3b dan kecepatan kendaraan (V) pada Tabel 4.4c untuk lengan 1, maka nilai kepadatan kendaraannya adalah sebagai berikut:
V Q K =
= 0,006 Kendaraan/m
Kendaraan/Km 5,28
≈ 6 Kendaraan/Km
=
K =
132 Kend./Jam
Km/Jam 25
Dari hasil kepadatan volume kendaraan di atas, maka dapat diperoleh waktu dan jarak antar kendaraan sebagai berikut:
132 1
0,0076
= Jam = 27,273 detik
- Jarak antar Kendaraan
tan 1
Kepada
m 166,67 =
0,006 1
2. Lengan 2
Dari hasil rekapitulasi volume kendaraan (Q) pada Tabel 4.3b dan kecepatan kendaraan (V) pada Tabel 4.4d untuk lengan 2, maka nilai kepadatan kendaraan dapat dihitung sebagai berikut:
V Q K =
Kendaraan/m Kendaraan/Km 3,7586
=
≈ 4 Kendaraan/Km
K =
= 0,004
Km/Jam Kend./Jam
29 109
- Waktu antar Kendaraan
Volume
1
109 1
detik 33,028
= Jam 0,0092
=
- Jarak antar Kendaraan
tan 1
Kepada
m 250,00 =
0,004 1
3. Lengan 3
Dari hasil rekapitulasi volume kendaraan (Q) pada Tabel 4.3b dan kecepatan kendaraan pada Tabel 4.4e untuk lengan 3, maka nilai kepadatan kendaraan dapat dihitung sebagai berikut:
V Q K =
84 Kendaraan/Jam
33 2,55 Kendaraan/Km
K =
Km/Jam =
≈ 3,00 Kendaraan/Km
Kendaraan/Km
a. Waktu antar Kendaraan
Volume
1
detik 42,857
= Jam 0,0119
= 84
1
b. Jarak antar Kendaraan
tan 1
Kepada
m 333,3 =
0,003 1
4.3.2 Analisis Hambatan Samping
Tabel 4.7a. Rekapitulasi Komponen Gesekan Samping pada Jalan Ainiba
Sumber: Hasil Perhitungan Survei, 2008
Rendah 1
3. Penyeberang Jalan (pjln/jam/km) 1 Rendah
Pejalan Kaki (pjkk/jam) 1 Rendah
Kendaraan Parkir (kend/jam/km)
G.Samping Jumlah
No. Komponen Gesekan Samping
G.Samping
Tabel 4.7b. Rekapitulasi Komponen Gesekan Samping pada Simpang
23
3.
Penyeberang Jalan (pjln/jam/km) Pejalan Kaki (pjkk/jam)
Kendaraan Parkir (kend/jam/km)
L-3 Penyeberang Jalan (pjln/jam/km) Pejalan Kaki (pjkk/jam)
Kendaraan Parkir (kend/jam/km)
L-2 2.
92 109
37
Penyeberang Jalan (pjln/jam/km) Pejalan Kaki (pjkk/jam)
Kendaraan Parkir (kend/jam/km)
Dengan melihat hasil rekapitulasi di atas, maka terlihat dengan jelas bahwa pada lokasi simpang jalan Waitama-Warinding memiliki nilai gesekan samping yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi pada jalan Ainiba.
4.3.3 Analisis Jarak Pandang
Dari hasil survei dan pengamatan di lapangan tentang kondisi lingkungan, maka lokasi yang mempengaruhi jarak pandang pengemudi maupun pengendara adalah pada lokasi tikungan halus jalan Ainiba dan pada lokasi simpang tiga jalan Waitama-Warinding.
Untuk tikungan jalan Ainiba, jarak pandang yang ada dibatasi oleh adanya beberapa pohon besar yang tumbuh di sekitar tikungan, adanya bangunan (rumah dan toko) yang terletak sebelum dan sesudah tikungan serta permukaan jalan yang kurang bagus (berlubang akibat galian pipa yang belum ditambal). Sedangkan pada jalan lokasi simpang tiga jalan Waitama-Warinding, jarak pandang dipengaruhi oleh adanya pohon-pohon besar yang tumbuh di sekitar simpang serta adanya pagar pekarangan rumah yang mempengaruhi jaraj pandang tersebut.
a). Lokasi Tikungan jalan Ainiba 1. Jarak Pandang Henti (JPH)
(
)
⎟⎟diperoleh koefisien gesekan antara ban dan muka jalan sebesar: Km/Jam
34 Dari Tabel 2.7 dengan kecepatan
2 2
3 3
100 m Maka diambil:
d3 = 30
-d4 = d2
d3 = 35 m
= x 18,41 = 12,273 m
Jadi :
JPM = d1 + d2 + d3
70,77
+ d4
= 5,09 + 18,41 + 35 m
Maka, Jarak Pandang Total (JPT) adalah:
JPT = JPH + JPM
+ 12,27 =
+ 70,77
JPT = 78,23 m
= 7,46
b). Lokasi Simpang tiga jalan Waitama-Warinding 1. Jarak Pandang Henti (JPH)
(
)
⎟⎟= 6,94 m/dtk (Tabel 4.4c)
2
x 2,50
JPH = 0,278 x 9,17 x +
254 0,40
9,17
= 6,37 + 0,83
= 7,20 m
JPH
2. Jarak Pandang Menyiap (JPM)
4 3 2
1 d d d
d
JPM = + + +
a. Lengan 1 ke Lengan 2
a t1
x 2
6,94 = 6,89 detik
0,048 V
t2 = 6,56 + 0,048 x
t2 = 6,56 +
d1 = 3,3045 m
= 0,6396 x 5,17
4,17 + 2,08 2,30
= 4,17 detik
d1 = 0,278 x 2,30 6,94
-m = 15 Km/jam
6,94 = 2,08 detik
0,0036 V
a = 2,052 + 0,0036 x
a = 2,052 +
6,94 = 2,30 detik
0,026 V
t1 = 2,12 + 0,026 x
t1 = 2,12 +
+ 2
V = 25 Km/jam = 6,94 m/dtk (Tabel 4.4c)
t1 V - m
2 2
100 m Maka diambil:
= 30
x
2 2
3 3
60,455
JPT1-3 = 65,755 m
Maka, Jarak Pandang Total (JPT) Lengan 1 ke Lengan 3 adalah:
c. Lengan 2 ke Lengan 3
+ d3
Jadi :
JPM = d1 + d4
= 4,89 + 13,51 + 35
+ d2
+ 9,00
JPM = 62,40 m
Maka, Jarak Pandang Total (JPT) Lengan 2 ke Lengan 3 adalah:
JPT2-3 = JPH + JPM
= 7,20 + 62,40
JPT2-3 = 69,60 m
Simpang tiga jalan Waitama-Warinding, hasil analisis menunjukkan bahwa jarak pandang menyiap untuk lengan 1-2 dan lengan 1-3 melebihi jarak pada persimpangan. Sedangkan untuk lengan 2-3, hasil analisis menunjukkan bahwa jarak ini masih bisa ditempuh oleh pengemudi atau pengendara selama menyadari adanya rintangan di depan sampai ia menginjak rem.
4.3.4 Analisis Potensi Konflik a. Lokasi Jalan Ainiba
1. Konflik dengan Penyeberang Jalan
2. Konflik dengan Pejalan Kaki
Dari hasil survei diperoleh lebar badan jalan 4,00 meter, lebar bahu jalan 0,40 – 1,00 meter serta lebar kendaraan sekitar 1,70 meter sampai 2,50 meter (lampiran 58). Jika ada kendaraan yang parkir pada sisi jalan, maka dengan sendirinya akan mempengaruhi kendaraan maupun pejalan kaki yang melewati jalan tersebut.
b. Lokasi Simpang Tiga Jalan Waitama-Warinding 1. Lengan 1
a. Konflik dengan Penyeberang Jalan
Waktu antara kendaraan pada lengan 1 adalah 27,27 detik. Dengan Analisis ini, maka sangat kecil kemungkinan terjadinya konflik bagi penyeberang jalan.
b. Konflik dengan Pejalan Kaki
Dari hasil survei diperoleh lebar badan jalan 4 meter, lebar bahu jalan 0,40 – 1,00 meter serta lebar kendaraan sekitar 1,70 meter sampai 2,50 meter (lampiran 59 dan 60). Jika ada kendaraan yang parkir pada sisi jalan, maka dengan sendirinya akan mempengaruhi kendaraan maupun pejalan kaki yang melewati jalan tersebut.
2. Lengan 2
waktu ± 4 detik. Ini berarti bahwa penyeberang tidak mengalami keterlambatan waktu sehingga kemungkinan terjadi tabrakan antara kendaraan dengan manusia (penyeberang jalan) sangat kecil.
b. Konflik dengan Pejalan Kaki
Dari hasil survei diperoleh lebar badan jalan 4,00 meter, lebar bahu jalan 0,40 – 1,00 meter serta lebar kendaraan sekitar 1,70 meter sampai 2,50 meter (lampiran 59 dan 60). Jika ada kendaraan yang parkir pada sisi jalan, maka dengan sendirinya akan mempengaruhi kendaraan maupun pejalan kaki yang melewati jalan tersebut.
3. Lengan 3
a. Konflik dengan Penyeberang Jalan
Dari waktu antara kendaraan pada lengan 3 adalah 42,86 detik. Dengan Analisis ini, maka sangat kecil kemungkinan terjadinya konflik bagi penyeberang jalan.
b. Konflik dengan Pejalan Kaki
4.4. Faktor yang Mempengaruhi Fasilitas Pelengkap Jalan
Dari hasil Analisis pada bagian sebelumnya, maka dapat diketahi faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan fasilitas pelengkap jalan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Volume Kendaraan
Perbandingan jumlah kendaraan dan aktivitas jalan berbanding lurus artinya semakin banyak jumlah kendaraan yang melewati suatu ruas jalan tentunya akan semakin tinggi aktivitas jalan dan juga aktivitas di sekitar jalan tersebut. Ini berarti bahwa segala faktor yang berhubungan dengan lalu lintas dan transportasi pada suatu jalan sangat bergantung pada jumalah kendaraan yang melewati jalan tersebut termasuk fasilitas pelengkap jalannya.
2. Hambatan Samping
Dari hasil survei dan Analisis, diketahui bahwa hambatan samping juga sangat berpengaruh terhadap kebutuhan akan fasilitas pelengkap jalan. Hal ini karena, semakin banyak jumlah pejalan kaki, penyeberang jalan dan jumlah kendaraan yang parkir pada suatu ruas jalan maupun simpang jalan tertentu, maka semakin besar pula tingkat hambatan sampingnya sehingga mengganggu aktivitas lalu lintas. Oleh karena itu, diperlukan fasilitas khusus bagi aktivitas pejalan kaki.
konflik untuk penyeberang jalan terbanyak pada lokasi A, maka lokasi tersebut butuh dipasang fasilitas penyeberang jalan seperti zebra cross dan rambu penunjang lainnya.
4. Waktu antara Kendaraan dan Jarak antara Kendaraan
Kebutuhan akan ketersediaan fasilitas pejalan kaki pada suatu lokasi ditentukan juga oleh faktor waktu dan jarak antara kendaraan. Dari hasil Analisis sebelumnya, dengan lebar jalan yang ada, maka diperlukan beberapa fasilitas jalan dan rambu bagi pengguna jalan (pejalan kaki, penyeberang jalan serta (pengemudi/pengendara).
5. Kondisi Lingkungan Jalan dan Kompleks Perumahan
4.5. Penentuan Kebutuhan Fasilitas Pelengkapa Jalan
Dari hasil survei, hasil perhitungan serta kondisi lingkungan jalan dan sekitarnya yang tidak memungkinkan adanya pelebaran jalan, maka pada titik yang diamati akan dipasang beberapa fasilitas jalan dan rambu bagi pejalan kaki dan pengendara/pengemudi.
4.5.1. Lokasi Jalan Ainiba 1. Fasilitas Eksisting
Dari hasil survei kondisi lingkungan dan fasilitas pelengkap jalan, maka pada lokasi ini hanya ada rambu jalan berupa rambu peringatan adanya persimpangan (Simpang antara jalan Ainiba dan jalan Supul).
2. Fasilitas Tambahan
Dari hasil Analisis potensi konflik antar kendaraan maupun antara kendaraan dengan pejalan kaki dan penyeberang jalan serta melihat kondisi lingkungan sekitar jalan, maka pada lokasi ini dibutuhkan fasilitas tambahan berupa:
a. Trotoar
karena dengan kondisi jalan yang ada tidak memungkinkan untuk pelebaran jalan.
b. Rambu Anjuran
Rambu anjuran di sini adalah pemberitahuan adanya fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan/sekolah.
c. Rambu Larangan
Berupa larangan parkir pada tikungan. Ini dimaksudkan untuk menghindari konflik bagi para pemakai jalan baik itu pejalan kaki maupun pengendara/pengemudi.
d. Rambu Peringatan
Berfungsi memberikan pemberitahuan kepada pemakai jalan bahwa di depan ada tikungan.
U
4 m Ke Jln. Supul
Ke Jln. Timor Raya
Rambu Peringatan
Adanya persimpangan
Gambar 4.2a. Lokasi Eksisting di Jalan Ainiba
U
4 m
Pos Polisi
Ke Jln. Supul
Rambu Anjuran
Adanya Fasilitas Kesehatan
Rambu Larangan
Berhenti
Rambu Peringatan
Adanya Persimpangan
Trotoar
Rambu Peringatan
Adanya Tikungan
Ke Jln. Timor Raya
Gambar 4.2b. Lokasi dan Fasilitas yang dibutuhkan
4.5.2. Lokasi Simpang Tiga Jalan Waitama-Warinding 1. Fasilitas Eksisting
Hasil survei kondisi lingkungan diperoleh lebar bahu jalan 0,40 – 1,00 meter dan rambu yang ada hanya rambu peringatan adanya persimpangan.
2. Fasilitas Tambahan
Dari hasil Analisis konflik dan kondisi lingkungan jalan, maka pada lokasi ini dibutuhakan fasilitas tambahan barupa:
a. Trotoar
demi menjaga kenyamanan dan keselamatan dari para pengguna jalan yang melakukan aktifitas di jalan tersebut. Kondisi bahu jalan yang tidak rata serta sempit, memungkinkan pejalan kaki berjalan di badan jalan. Melihat kondisi yang ada ini, maka trotoar yang dibangun minimal pada salah satu sisi jalan saja karena dengan kondisi jalan yang ada tidak memungkinkan untuk pelebaran jalan.
b. Zebra Cross
Zebra Cross merupakan fasilitas jalan bagi pejalan kaki dan penyeberang jalan. Pemasangan zebra cross bertujuan untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan dari pejalan dan penyeberang jalan.
c. Rambu Anjuran
Berupa pemberitahuan adanya fasilitas pendidikan dan adanya tempat ibadah.
d. Rambu Larangan
4 m
Gambar 4.3a. Sketsa Lokasi Eksisting pada Simpang 4 m
4 m
SD Perumnas I
Perumahan
Jl.W
arin
d
in
g
Jl.Waitama
Toko Perumahan
Pangkalan Ojek
U
Perumahan Perumahan Perumahan
Perumahan
= Rambu Peringatan adanya Persimpangan
= Rambu Larangan Berhenti
= Rambu Anjuran adanya fasilitas Pendidikan dan Tempat Ibadah
= Trotoar
U
JL. Warinding4 m
Perumahan
Pangkalan Ojek
JL. Waitama SD Perumnas I
Toko Perumahan
Gereja
Perumahan Perumahan Perumahan
Perumahan
Perumahan Perumahan