• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pilkada Langsungpun Tidak Cukup Bagi Dem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pilkada Langsungpun Tidak Cukup Bagi Dem"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Polkamnas

Tweet 1 Share 1 dibaca 57 kali

Foto: istimewa

| Jumat, 12 September 2014 00:06:37

Presiden Kuat, Kepala Daerah Pun Harus Kuat

Revisi UU Pilkada akhirnya menimbulkan polemik

berkepanjangan ketika di akhir pembahasan, menyuguhkan dua pilihan: pilkada dilakukan secara langsung dan pilkada dipilih oleh DPRD. Dukungan atas pilkada langsung makin menguat, termasuk dari para bupati dan wali kota yang kemarin berkumpul di Jakarta menegaskan tuntutannya agar pilkada secara langsung oleh rakyat tetap dipertahankan. Terkait hal itu, wartawan Koran Jakarta, Eko Sugiarto Putro, mewawancarai guru besar ilmu pemerintahan UGM

Yogyakarta, Prof Purwo Santoso, Kamis (11/9). Berikut petikannya.

Bagaimana mekanisme pilkada dalam konstitusi kita atau UUD 1945?

UUD mengatakan kepala daerah dipilih secara demokratis. Tafsir atas kata demokratis di UUD itu terbelah menjadi dua. Pertama, demokratis diartikan dalam kerangka kedaulatan negara, di mana acuan kedaulatan dalam tata negara

Koran Jakarta

google.com/+koranjakarta

Kebenaran Itu Tidak Pernah Memihak!

+ 2,364

Follow +1

4

Share Like 4 Share 1

Cari >>

Jumat, 12 September 2014     

Follow @koran_jakarta

Nasional Mondial Ekonomi Properti Telko Otomotif Olahraga Kolom Indeks Rona Megapolitan Diafragma Video Edisi Minggu

(2)

kita jelas disebutkan bahwa presidensial menjadi pilihan. Presiden harus kuat, kepala daerah harus kuat. Kuat di sini artinya tidak bisa dijatuhkan oleh DPR maupun DPRD. Untuk menjaga agar kuat tersebut konsekuensinya adalah harus dilakukan pemilihan langsung, yang artinya DPRD dan kepala daerah sama-sama dipilih rakyat, keduanya sejajar, tidak ada yang lebih tinggi.

Tafsir kedua yang dikembangkan Kemendagri dan IPDN adalah kepala daerah berbeda dengan presiden yang presidensial. Sebab kepala daerah hanyalah kepanjangan tangan pemerintah pusat, maka tidak dibutuhkan pemilu langsung, kalau perlu pemerintah pusatlah yang membentuk kepala daerah.

Dari dua pandangan itu, bagaimana pandangan Anda?

Saya cenderung sepakat dengan tafsir pertama sebab demokrasi adalah kedaulatan rakyat bukan kedaulatan negara. Presidensialisme yang diatur oleh tata negara kita adalah logika pemerintahan sehingga berlaku baik secara nasional maupun lokal. Pilpres maupun pilkada harus langsung agar presidensialisme terjaga. Tapi masalah besar kita bukan itu.

Apa masalah besarnya?

Reformasi itu mendobrak sentralisme, otoritarianisme, dan kapitalisme negara. Jawaban reformasi adalah

desentralisasi melalui otonomi daerah, demokratisasi, dan liberalisme modal. Soal pemilu langsung atau lewat DPRD itu hanya bagian kecil dari demokratisasi. Inilah yang membuat sesat pikir dalam memetakan rangkain demokratisasi.

Lalu, apa kaitan modal dan demokrasi?

Jadi, maksud saya, tidak mungkin membicarakan pemilu sebagai biaya tinggi tanpa membicarakan modal. Pemilu menjadi biaya tinggi dibanding era Orde Baru karena sebelumnya negara menggunakan tentara, sedangkan sekarang modal yang berkuasa. Pilkada menjadi biaya tinggi karena modal mengejar kekuasaan yang terdesentralisasi. Modal ingin mendapat proteksi dari operasinya, jadi mau lewat DPRD atau langsung, selama kontrol modal tidak pernah dibicarakan, ya nonsense. Tapi pasti, kalau lewat DPRD, kekuasaan modal menjadi sempurna sebab pemimpin daerah mengabdi kepada DPRD dan DPRD mengabdi kepada modal. Ingat kasus Hartati Murdaya dan banyak yang

Find us on Facebook

Koran Jakarta You like this.

You and 282,609 others like Koran Jakarta.

Facebook social plugin

(3)

lain, modal terus mengejar.

Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?

Kita harus secara terbuka mempercakapkan demokratisasi sampai ke akarnya, yakni kedaulatan rakyat. Kita sibuk menjamin hak pilih, tapi yang diurusi hanya KPU dan lembaga negara, itu pun masih banyak kecurangan. Sementara, suara rakyat sebagai penentu kualitas kehidupan publik tidak pernah dianggap penting. Rakyat hanya alat legitimasi.

Jadi, rakyat harus diberdayakan?

Betul. Jangan terjebak pada proseduralisme. Masuklah ke arus utamanya, yakni kesadaran masyarakat dalam berpolitik, menentukan kehidupannya sendiri. Lembaga pendidikan, komunitas masyarakat, harus diarahkan tenaganya untuk menguatkan kesadaran kewarganegaraan bahwa dia bagian penting dari demokratisasi.

Jika berdaya, rakyat akan kuat?

Haru biru Jokowi memberi contoh mengenai tenaga luar biasa masyarakat, kawal pemilu misalnya. Di luar itu, kontrol modal harus dilakukan. Tapak liberalisasi negara maju ditandai dengan kontrol modal, mencegah monopoli, oligopoli. Kontrol pers misalnya, sangat ketat. Di kita, pers bisa seenaknya mencengkeram seluruh kesadaran kita. (AR-3)

BERITA TERKAIT

Konservatif tidak harus bodoh tapi orang yang tidak pintar kebanyakan konservatif. (John Stuart Mill)

Retweeted by Anggun Rizky Tahemas KORAN JAKARTA

@koran_jakarta

Expand

Kita hidup untuk saat ini, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar untuk kebenaran abadi. (Chiang Kai Shek)

Retweeted by Arya Darussalam KORAN JAKARTA @koran_jakarta

Expand

Esensi menjadi manusia adalah ketika seseorang tidak mencari kesempurnaan. (George Orwell)

Retweeted by Arya Darussalam KORAN JAKARTA @koran_jakarta

Expand

Cinta adalah ketika kebahagiaan orang lain lebih penting daripada kebahagiaan diri sendiri. (H Jacson Brown)

Retweeted by Arya Darussalam KORAN JAKARTA

(4)

BERITA PILPRES

Jika Tak Ada Pemilihan Langsung Tak Akan Ada Jokowi

Megawati Ingatkan Jokowi Penuhi Janjinya pada Rakyat

Hakikat Oposisi Adalah Mengawal Kebijakan Pemerintah

JK: Kenaikan BBM Bergantung pada Pemerintahan Sekarang

Megawati-Jokowi Satu Tekad Hapus Politik Transaksional

Hubungi Kami Kanal Koran Jakarta Manajemen Follow Us  

The Bellezza Permata Hijau

Office Tower Lt.26 Jl. Letjen Soepeno No. 34 Arteri Permata Hijau - Jakarta Selatan 12210 Phone:(021) 5366 5352

Fax :(021) 5366 5354

Email: redaksi@koran-jakarta.com

Nasional Properti

Mondial Otomotif

Megapolitan Telko

Olahraga Ekonomi

Kolom Rona

Tarif Berlangganan Tarif Iklan

 

Facebook social plugin

Also post on Facebook Posting as Purwo Santoso (Change) Comment

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari penelitian, bahwa faktor-faktor penyebab un- efektivitas hukum terhadap pelaku e-commerce pada perusahaan PayTren Lampung yaitu bonus yang

Metode yang digunakan terhadap “Analisis Semiotik Dalam Kumpulan Puisi Love Poems ‘Aku dan Kamu’ Saduran Sapardi Djoko Damono,” adalah metode kualitatif deskriptif..

MatriksP adalah matriks peluang transisi yang berisi berukuran n berisi peluang-peluang transisi seorang pelanggan yang berpindah dari satu status ke status lainnya

Metode perancangan Tugas Akhir menjelaskan tentang sejarah singkat dan perkenalan seni tari modern baru yang di sajikan dalam unsur Desain Komunikasi Visual dengan bentuk

AMIN SAID HUSNI.. Pemberian IMB sebagai bagian dari urusan wajib pemerintahan pada dasarnya tidak memungut retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan

Saat ini kerap terjadi pelanggaran privasi di media sosial berbasis ojek online, timbulnya pelanggaran privasi pada ojek online ini karena aplikasi

Faktor yang paling berpengaruh dari karakteristik perawat ,isi pekerjaan dan lingkungan pekerjaan terhadap kepuasan kerja perawat adalah faktor kesempatan pengembangan karier

1. Cara Menumbuhkan Minat Baca Anak yang ditulis oleh Anna Yulia Tahun 2005 di dalamnya dijelaskan mengenai tips dan trik menumbuhkan minat baca pada anak.