• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGGALI NILAI edukasi sudoku kimia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENGGALI NILAI edukasi sudoku kimia "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGALI NILAI-NILAI AGAMA DALAM PLURALITAS

HIDUP BERAGAMA

“Dunia ini tak akan indah bila hanya dengan satu warna. Aku dan kamu beda, tapi bersama bagai pelangi”

-Pee Wee Ganskins – Aku Bukan Musuhmu

1. PENGANTAR

Indonesia merupakan negara yang plural, dimana terdapat banyak suku, budaya, dan yang paling mencolok adalah agama. Agama merupakan hal yang sangat rekat dengan kehidupan manusia, karena hampir segala aspek kehidupan manusia dikaitkan dengan agama. Di indonesia terdapat 6 agama yang diakui oleh pemerintah yakni; Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Agama-agama di Indonesia yang sangat beragam tersebut tentunya memiliki kekhasan tersendiri. Kekhasan ini mengandung nilai-nilai yang sangat berguna bagi kehidupan banyak orang, terutama bagi para pemeluk agama-agama tersebut. Nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap agama-agama tersebut menunjukkan bahwa agama memang ada bukan karena hanya sebagai penghias dunia saja, melainkan karena agama-agama tersebut mempunyai tujuan tertentu yang memang telah tertulis di dalam Kitab Suci dari setiap agama sebagai dasar pedoman dalam kehidupan beragama dari para pemeluknya.

Pada dasarnya setiap agama mempunyai nilai-nilai yang sama, hanya saja setiap agama tersebut lebih mengutamakan nilai tertentu sebagai ciri khasnya. Meskipun setiap agama hanya mengutamakan nilai tertentu bukan berarti agama-agama tersebut meninggalkan atau bahkan menyingkirkan nilai yang lain. Dalam setiap agama nilai-nilai yang lain dijadikan sebagai pendukung dan penguat dari nilai-nilai yang diutamakan, sehingga nilai yang diutamakan itu bisa menjadi nilai yang sempurna, karena di dalam nilai yang utama terkandung nilai-nilai yang lain tersebut.

(2)

berarti dalam tujuan hidup tentram, damai, dan sejahtera karena sebenarnya mempunyai tujuan yang sama dengan nilai-nilai kehidupan yang sama pula sebagai pegangan hidup.

2. BAHASAN

2.1 Islam: Pandangan Islam Tentang Para Rasul dan Nabi Allah

Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa setiap agama memiliki nilai yang dipegang dan dianut dalam kehidupannya. Di dalam agama Islam memiliki nilai-nilai yang sangat penting, salah satunya adalah mengenai pandangan agama Islam tentang para rasul Allah yang tentunya harus dianut oleh para emeluknya.

Ajaran agama Islam tentang iman kepada Rasul Allah terdapat pada Rukun Iman agama Islam, di mana Rukun Iman dalam agama Islam ada 6 dan salah satunya adalah Iman kepada Nabi dan Rasul Allah. Umat Islam mengimani bahwa Rasul dan Nabi Allah ada 300 Rusul, dan yang wajib dihafal sebanyak 25 Rasul1 Termasuk Isa Almasih2.

2.1.1 Hakikat Rasul dan Nabi Allah

Dalam Ajaran Islam Rasul adalah seorang yang dipilih Allah untuk menerima wahyu yang diturunkan-Nya dan berkewajiban untuk memberitakan wahyu tersebut kepada umatnya atau kepada segala bangsa. Sedangkan Nabi adalah seorang yang dipilih Allah untuk menerima wahyu dari-Nya, namun tidak berkewajiban untuk memberitakan wahyu yang diterimanya kepada umatnya. Dengan kata lain wahyu itu diperuntukkan bagi dirinya sendiri melalui cara hidup sehari-hari yang mencerminkan bagaimana hidup menurut kehendak Allah.3 Rasul dan Nabi adalah manusia biasa namun mereka adalah manusia yang istimewa

karena dapat terjaga dari perbuatan dosa. Hal ini bisa terjadi karena mereka mendapat wahyu dari Allah sendiri. Namun meski demikian tidak berarti bahwa Rasul dan Nabi tidak mengalami penggodaan atau pencobaan. Mereka pun tentunya mengalami godaan-godaan,

1 M. Qusyairi, “Pandangan Islam Tentang Para Rasul Allah,” Presentasi disampaikan pada

dialog intereligius di Kantor MUI, Malang, 26 November 2013

2 Yesus Kristus (Disebut di al-Qur’an dalam 14 surah secara terpencar-pencar) , Putra

Maryam. DR. Nicolas J. Woly, Saudaraku di Serambi Iman Yang Harus Kukenal, Kupang: Gita Kasih, 2010, hlm. 380, 382, 393.

3 DR. Nicolas J. Woly, Saudaraku di Serambi Iman Yang Harus Kukenal, Kupang: Gita Kasih,

(3)

sebagaimana diinformasikan dalam al-Qur’an bahwa sebagai orang-orang beriman pasti mengalami “ujian” dari Allah4

Umat Islam meyakini bahwa para Rasul dan Nabi memiliki sifat yang jujur, cerdas, dan amanah (dapat dipercaya, dan mampu bertabligh/menyampaikan wahyu dari Allah tersebut). Walaupun bersifat amanah Rasul dan Nabi tidak berwenang mengubah orang yang kafir menjadi beriman sehingga mereka hanya menyampaikan Wahyu dari Allah. Para Rasul dan Nabi Allah bertugas untuk mengadakan perubahan dan perbaikan kehidupan keberagaaan dan akhlak manusia, yang didasarkan pada iman yang benar kepada Allah, yaitu iman yang berpegang teguh pada keesaan Allah. Karena tugas seperti inilah sehingga orang yang beriman haruslah pula beriman pada para Rasul dan Nabi5.

2.2 Kristen Protestan: Revormasi Gereja, Sejarah Protestanisme6

Lahirnya Gereja Kristen Protestan muncul ketika Gereja Katolik Barat mengalami masalah-masalah di dalam tubuhnya, sehingga menimbulkan banyak pertentangan di dalam Gereja sendiri. Pertentangan itu mengenai dogma-dogma dan ajaran Gereja yang dianggap tidak sesuai lagi oleh sebagian umatnya. Setelah itu muncul tokoh-tokoh yang bernama Martin Luther King, John Calvin dan John Knox, serta Raja Henry VIII7. Tokoh-tokoh ini

adalah pelopor gerkan reformasi protestanisme. Dari reformasi ini muncul berbagai gereja dari kaum protestan yakni :

a) Evangelikel yang berdasar pada Injil Lukas 4 : 18-19

b) Pentakostalis yang berdasar pada Kitab Kis : 1:8 : PGPI

c) Dominikel :Karismatikel PGPII , yang berdasar pada Injil Mat 28: 19-20

Setelah itu muncul pula gerakan kontra reformasi yang melahirkan Gereja Roma Katolik hingga sekarang. Setelah adanya gerakan reformasi yang dipelopori oleh Martin Luther King, dengan ibadat yang masih mirip dengan Katolik , umat reformasi merasa bosan dengan pola metodis yang begitu begitu saja, para umat merindukan sentuhan emosional,

4 Yakin akan rasul-rasul Allah. DR. Nicolas J. Woly, Saudaraku di Serambi Iman Yang Harus

Kukenal, Kupang: Gita Kasih, 2010, hlm. 197

5 DR. Nicolas J. Woly, Saudaraku di Serambi Iman Yang Harus Kukenal, Kupang: Gita Kasih,

2010, hlm. 198

6 Pdt. Joseph Andi Soedjono. Presentasi disampaikan pada dialog intereligius di Gereja

Kristen Indonesia (GKI) Bromo, Malang 3 Desember 2013.

(4)

religi,afektif,lalu hadir Gereja Pentakosta. Dan disebarkan melalui duta Zeending dari belanda menuju ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Seorang rohaniwan Gustafo guteres, berkata bahwa Prihatin melihat gereja gereja yang terpecah di amerika latin. “semua gereja dihadapkan dengan dua pilihan, gereja tertutup (berlindung di bawah ensiklik dan dogma) Gereja terbuka (berani keluar dari dogma).

Pada hakikatnya ibadah dalam Kristiani itu sama, karena dalam ibadah terjadi panggilan Ilahi dan gerakan Ilahi untuk datang dan bersyukur kepada Tuhan.

2.3 Buddha: Etika Moral Buddhisme

Ajaran agama Buddha adalah ajaran yang mengandung ajaran-ajaran moral kehidupan. Dalam ajaran Buddha ajaran Moral tersebut terdapat dalam ajaran “Delapan Jalan Kebenaran”8 yang dibagi menjadi 3 unsur yakni :

1. Unsur Kebijaksanaan

a. Pandangan yang benar

b. Niat yang benar

2. Unsur Tingkah Laku

a. Bicara yang benar

b. Tindakan yang benar

c. Mata pencarian yang benar

3. Unsur Disiplin Mental

a. Usaha yang benar

b. Pemusatan hati dan pikiran yang benar

c. Konsentrasi yang benar

Delapan Jalan Mulia adalah tuntunan hidup Buddhis. Dengan mengenal bahwa penderitaan berawal dari ketidaktahuan dan hasrat9. Delapan Jalan Mulia menunjukkan satu

8 John. M. Koller, Filsafat Asia, Maumere: Penerbit Ledalero, 2010, hlm. 322-323

9 Ambisi, angan-angan. Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit PT

(5)

jalan praktis untuk menghilangkan ketidaktahuan dan hasrat. Pokok utama jalan ini adalah pengolahan kebijaksanaan, tingkah laku moral dan disiplin mental yang diperlukan untuk menghilangkan ketidaktahuan dan hasrat.

Dalam Delapan Jalan Kebenaran dapat kita lihat bahwa terdapat unsur kebijaksanaan, tuntunan moral dan tingkah laku, serta penyuguhan pemahaman dan disiplin mental yang dibutuhkan untuk hidup sesuai kodrat10 yang benar eksistensi11.

Etika moral dan tingkah laku dalam agama Buddha telah kita ketahui memiliki tiga poin yakni; bicara yang benar, tindakan yang benar, dan mata pencarian yang benar. Ketiga hal ini merupakan dasar etika moral dan tingkah laku yang diajarkan dalam Buddhis kepada umat-umatnya. Pandangan yang benar dan pikiran yang benar memberi dasar bagi tingkah laku moral yang melibatkan pembicaraan yang benar, tindakan yang benar, dan mata pencarian yang benar.

2.3.1 Bicara yang Benar12

Bicara yang benar pada umumnya berarti mencegah semua pembicaraan yang akan melukai diri sendiri maupun orang lain. Dalam bentuk negatif, norma untuk berbicara benar terdapat larangan untuk; (1)menipu, (2)fitnah, pembunuhan karakter dan embicaraan yang bisa menimbulkan kebencian, iri hati, permusuhan atau percecokan di antara satu sama lain; (3) pembicaraan yang keras atau kasar, pembicaraan jahat, bahasa yang tidak sopan atau melecehkan; dan (4) gosip yang tidak erguna atau jahat dan cerewet. Dalam bentuk positif, bicara benar berarti menceritakan kebenaran, berkta-kata dengan ramah dan bersahabat, dan menggunakan bahasa dengan penuh arti serta bermanfaat. Hal ini juga melibatkan sikap bahwa terkadang seorang perlu “berdiam diri dengan hati mulia” atau dalam artian lain “rendah hati”.

2.3.2 Tindakan yang Benar13

10 Garis hidup, suratan takdir. Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta:

Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2006, hlm. 329.

11 Keberadaan, kehadiran. Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit

PT Gramedia Pustaka Utama, 2006, hlm. 168

(6)

Tindakan yang benar dalam arti negatif berarti tidak membunuh, tidak melukai,tidak mencuri, tidak menipu, atau tidak terlibat dalam kegiatan seksual yang amoral. Dalam arti positif, tindakan yang benar berarti bahwa perbuatan-perbuatan seorang bermaksud untuk mendukung perdamaian dan kebahagiaan seraya menghargai martabat semua makhluk hidup.

Tingkah laku moral didasarkan pada belas kasih dan cinta terhadap sesama. Namun belas kasih dan cinta kasih itu merupakan akibat kodrati dari pengakuan akan saling ketergantungan terhadap segala sesuatu. Jika tidak ada sesuatu punyang memiliki eksistensi yang independen (svabhava), maka segala sesuatu tergantung satu sama lain. Bila hal demikian dipahami, maka tidak ada alasan mendasar lagi untuk bersikap ingat diri. Konsekuensinya, ketidaktahuan dan ingat diri harus diganti dengan dengan kebijaksanaan dan belas kasih.

2.3.3 Mata Pencarian yang Benar14

Hal ini memperluas tindakan yang benar dan pembicaraan yang benar menuju usaha seorang untuk mencari nafkah hidup. Norma ini melarang usaha yang merugikan orang lain. Secara khusus ini melarang (1) jual-beli narkoba; (2) perdagangan senjata; (3) pembuatan dan penggunaan racun; (4) pembantaian binatang; (5) pelacuran dan perbudakan. Dalam arti positif, norma untuk memperoleh mata pencarian yang benar memuat tuntutan bahwa penghidupan seorang diperoleh dengan cara-cara terhormat, berguna, dan menolong.

Ajaran moral agama Buddha sebenarnya adalah ajaran moral yang sebenarnya telah diberlakukan oleh masyarakat secara umum, dan bahkan telah menjadi hukum yang harus ditaati oleh semua orang. Namun, dalam hal ini agama Buddha mengajarkan ajaran moral ini secara lebih dalam dan lebih praktis, sehingga dapat dipelajari dan dilakukan secara lebih nyata dalam kehidupan. Agama Buddha jelas mengajarkan dalam melakukan kebaikan bukan hanya sekedar dengan kata-kata indah, namun juga dengan perbuatan yang nyata.

2.4 Katolik: Allah Tri Tunggal, Pribadi yang Maha Kudus

Agama Katolik adalah agama yang penuh dengan simbol-simbol atau tanda-tanda. Dimana simbol-simbol digmbarkan sebagai kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. Secara khusus simbol yang dipercayai oleh Gereja Katholik adalah Allah Tri Tunggal Maha Kudus. Trinitas ini memang tidak dapat dilihat oleh kasat mata karena ini merupakan simbol dan juga ajaran bagi umat Katolik. Simbol ini adalah iman yang hanya dapat dirasakan.

(7)

Sebenarnya sangat sulit menjelaskan tentang Trinitas ini, karena tidak ada kata atau bahasa yang tepat untuk mengungkapkannya.

2.4.1 Pengertin Trinitas secara etimologis15

Secara etimologi Tri Tunggal Maha Kudus dapat dijelaskan sebagai berikut: Tri (dari bahasa Sansekerta) yang berarti tiga, Tunggal berarti satu, maha adalah yang paling, dan kudus adalah suci. Jadi Tri Tnggal Maha Kudus adalah tiga pribadi Tuhan sebagai Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus, namun dalam satu wujud yang sempurna. Hal ini dapat ditengkan seperti itu karena Gereja Katolik mengimani bahwa Allah telah hadir ke dunia dalam wujud yang berbeda dan dengan tujuan-Nya yang berbeda pula.

2.4.2 Wujud Allah dan Tujuan-Nya

A. Bapa

Bapa menciptakan bumi. Dengan kasih-Nya Ia menciptakan bumi dengan segala isinya termasuk manusia menurut gambaran-Nya dan sehingga semua baik adanya. Bapa menciptakan manusia lewat debu dan pasir serta mengaruniakan akal, pikiran, dan budi kepada manusia yang menjadikan manusia adalah makhluk yang lebih tinggi harkatnya dibanding mahkluk ciptaan Tuhan yang lain.

B. Putera

Putera yaitu Yesus Kristus. Allah Bapa prihatin karena apa yang diciptakan perlahan-lahan hancur, oleh karena itu Tuhan memberikan putera-Nya yang tunggal yang lahir dari perawan Maria tak bernoda untuk menyelamatkan manusia, menebus manusia dan memperbaiki hubungan yang rusak antara manusia dan Tuhan karena dosa asal dan dosa manusia itu sendiri di dunia.

C. Roh Kudus

Roh Kudus adalah pribadi alah yang tidak nampak oleh kasat mata tapi dapat di rasakan kehadiran-Nya yaitu lewat penyertaan-Nya, untuk membimbing, menguatkan, dan menyembuhkan manusia. Untuk memperkuat kehadiran Roh Kudus dapat dilakukan dengan sering berdoa. Doa adalah sumber kekuatan bagi umat Katolik, karena dari doa roh kudus dapat berkarya dalam diri manusia untuk membimbing segala kegiatan yang dilakukannya.

15Sr.Kristina Fransiska,CP,SH,M.Hum,Presentasi yang disampaikan pada dialog

(8)
(9)

3.

SIMPULAN

3.1Refleksi Penutup

Pendidikan nilai-nilai hidup dewasa ini telah menjadi seuatu hal yang sangat ditekankan dalam segala aspek kehidupan. Dalam dunia pendidikan hal ini merupakan sesuatu yang wjib diajarkan kepada para peserta didiknya. Tanpa kita sadari secara langsung ternyata dalam setiap agama ternyata telah diajarkan bagaimana nilai-nilai itu telah diajarkan sejak dahulu dan menjadi dasar bagi setiap agama dalam mewartakan ajarannya. Nilai kehidupan adalah pedoman yang dimiliki setiap agama, karena pada hakikatnya nilai muncul ketika agama belum muncul. Nilai hidup yang digali dalam setiap agama sebenarnya tidak ada bedanya, hanya saja cara mengajarkannya yang mungkin sedikit berbeda dalam setiap agama.

Agama sebenarnya memiliki peranan yang sangat besar dalam pengajaran pendidikan nilai-nilai kehidupan ini. Hal ini bisa penulis sampaikan karena agama adalah hal yang paling dekat dengan manusia terutama manusia yang beragama. Karena pada zaman sekarang manusia lebih melibatkan agama dalam segala aspek kehidupan. Jadi bila manusia dapat mengamalkan ajaran agamanya dengan baik dan benar maka secara langsung manusia itu juga telah mengamalkan nilai-nilai kehidupan yang merupakan dasar dari setiap ajaran agama. Baik itu mengenai nilai kesetiaan, pembelajaran, ajaran moral, iman dan nilai-nilai yang lain yang terkandung dalam setiap ajaran agama.

Nilai-nilai hidup dalam agama akan memberikan hal yang positif di dalam kehidupan yang pliral ini. Hendaknya kita sebagai pemeluk agama sadar akan pentingnya kebersamaan di dalam perbedaan ini. Kita hendanya menjadi pemeluk agama yang dapat mengamalkan nilai-nilai hidup dari agama kita masing-masing sehingga tidak lagi mempermasalahkan perbedaan agama ini. Nilai-nilai agama yang terdapat dalam setiap ajaran agama hendaknya kita jadikan senjata yang ampuh untuk menjadi semakin bersatu walaupun di dalam perbedaan, bukan sebagai senjata untuk saling menyerang satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA

(10)

1. DR. Woly, Nicolas J. Saudaraku di Serambi Iman Yang Harus Kukenal.Kupang: Gita Kasih,2010

2. Koller, John. M. Filsafat Asia.Maumere: Penerbit Ledalero, 2010

Sumber Internet

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi setelah amandemen UUD 1945 menurut Pasal 20 Ayat 1 UUD 1945 pasca amandemen menyatakan bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk

sains sebagai satu disiplin yang berakar umbi dalam tamadun Islam, yang mempunyai latar belakang sejarah, falsafah, dan pemikiran.  Ada kritikan terhadap Islamisasi sains oleh

Hal ini dimaksud agar apa yang menjadi cita-cita pembangunan dapat tercapai yakni memberikan hidup sejahtera kepada semua masyarakat, demikian pula halnya dengan

hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 7 sampai 12 bulan di Desa Tipar Kidul wilayah kerja Puskesmas Ajibarang I. Sejalan dengan teori

In accordance with [proposed] ISA 705 (Revised and Redrafted), if the auditor has expressed an adverse opinion or disclaimed an opinion on the entity’s financial statements as

(4) Contoh pembuatan logo Branding pada format vertikal dan horizontal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), tercantum dalam Lampiran

Dalam hal nilai Jaminan tersebut telah kembali memenuhi 60% (enam puluh perseratus) dari nilai Pokok Obligasi sampai dengan Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi, maka uang tunai yang

digunakan yaitu penelitian survei. Penelitian ini mengambil lokasi di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Banyumas dengan menggunakan 105 pegawai