# Ko r e sp o n d e nsi: Balai Pe n elit ian d an Pe n ge m b an g an Bu d id aya Air Tawar. Jl. Se m p ur No . 1 , Bo go r, Jawa Barat 1 6 15 4 ,
In d o n e sia. Te l.: + (0 2 5 1 ) 8 3 1 3 2 0 0 E-m ail: l usi ast ut i _ 6 1 @ yahoo.co.i d
Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra
EVALUASI PEM BERIAN PROBIOTIK
BACILLUS
PADA M EDIA PEM ELIHARAAN TERHADAP
LAJU PERTUM BUHAN DAN PERUBAHAN HISTOPATOLOGI IKAN LELE DUM BO
(
Clarias gariepinus
) YANG DIINFEKSI
Aeromonas hydrophila
Angela M ariana Lusiast uti*)#, M ohammad Faizal Ulkhaq**), W idanarni, dan Tri Heru Prihadi*)
*) Balai Pene litian dan Pe ngemb angan Bu didaya Air Tawar
**) Program St udi Budidaya Perairan, Un iversitas Airlan gga, PDD Ban yuwangi
***) De pate men Budidaya Perairan, Fakult as Perikanan dan Ilm u Ke lautan, Institut Pert anian Bo gor
ABSTRAK
Pen elitian in i bertujuan unt uk me ngevaluasi pem berian pro biotik Bacillus melalui med ia p emeliharaan t erhad ap laju pe rtu mb u han d an pe rub ah an h isto p at o lo gi ikan le le d um bo yan g diinfe ksi Aer omonas hydrophila. Penelit ian t erdiri atas lima perlakuan yaitu budidaya ikan lele dum bo den gan p enambahan probiotik Bacillus ND2, Bacillus P4I2, kombinasi probiotik Bacillus ND2 + Bacillus P4I2 (Kom), kontrol positif (K+ ), dan kontrol negatif (K-) (tanpa pemberian probiotik). Ikan lele dumbo (13,354 ± 2,8 g) dipelihara pada akuarium volume 40 L dengan kepadatan 30 ekor per akuarium selama 30 hari. Bakteri probiotik ditambahkan pada media pemeliharaan ikan setiap hari diaplikasikan melalui air, sedangkan bakteri patogen
A. hydr ophila (103 CFU/mL)diberikan sekali saja pada awal pe meliharaan (kecuali pad a ko ntro l ne gatif)
karena sebagai asumsi bahwa A. hydrophila adalah patogen yang selalu ada di air dan akan membentuk
quorum sensing jika kondisi kurang menguntungkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan tertinggi dicapai pada perlakuan pemberian probiotik Bacillus ND2 yaitu sebesar 1,708 ± 0,114%. Pengamatan histopatologi menunjukkan bahwa pada perlakuan probiotik, terjadi kerusakan organ hati dan ginjal yang lebih ringan dibandingkan perlakuan kontrol positif (K+ ). Pemberian probiotik Bacillus ND2 dengan dosis 104 CFU/mL pada media pemeliharaan efektif meningkatkan pertumbuhan dan mencegah kerusakan hati
dan ginjal ikan lele dumbo yang terserang Aeromoniasis.
KATA KUNCI: Aeromoniasis; Bacillus; lele; laju pertumbuhan; histopatologi; probiotik
ABSTRACT: The evaluation of probiotic bacillus on growth rate and histopathology changes of African catfish (Clarias gariepinus) infected by Aeromonas hydrophila.By: Angela M ariana Lusiastuti, M ohammad Faizal Ulkhaq, W idanarni, and Tri Heru Prihadi
The aim of t his st udy was t o evaluat e t he addition of a probiot ic Bacillus t hrough cult ure medium on growt h rat e and hist opat hological change in African cat fish who was infect ed by Aeromonas hydrophila. The st udy consist ed of five t reat ment s such as t he addit ion of probiot ic Bacillus ND2, Bacillus P4I2, Bacillus ND2 + Bacillus P4I2 (Kom), positive cont rol (K+ ) and negat ive cont rol (K-) (wit hout probiot ic addit ion). African cat fish (13.354 ± 2.8 g) was maint ained in 15 aquariums (40 L in volume) wit h 30 fishes each for 30 days. Probiot ic bact eria was applied in wat er once a day, whereas pathogenic bact eria A. hydrophila (103 CFU/mL) were added once in earlier t reatment (except for the negat ive
cont rol) as assumpt ion t hat A. hydrophila will shape up quorum sensing in unfort unat e condit ion. The result showed t hat t he highest spesific growt h rat e in t he t reat ment of Bacillus ND2 probiot ics (1,708 ± 0.114%). Hist opat hology showed t hat damaged of liver dan kidney in probiot ics treat ment were lightner t han positive cont rol (K+ ). The addit ion of Bacillus P4I1 (104 CFU/mL) efect ive t o increased t he spesific growt h rat e of African cat fish and prevent t he damage
of liver and kidney of African cat fish was infect ed by Aeromoniasis.
PENDAHULUAN
Pe n ya kit m e ru p ak an sa lah s at u ke n d a la p a d a
budidaya ikan lele dumbo sistem int ensif, di antaranya
a d a la h
M ot i l e Aer om on ad s Sep t i ca em i aa t a u
Aero m o niasis yang disebab kan o leh infeksi bakt eri
Aeromonas hydrophila. Bakt eri
A. hydrophilat ermasuk
bakt eri pat o gen o po rtunistik dan terdapat pada ko lam
budidaya ikan lele dumbo dengan persent ase sebesar
25% dari t o t al bakt eri dalam media pemeliharaan
(Al-Harbi & Uddin, 2010). Bakt eri o po rt unist ik berperan
se bagai b io filt e r alam i d alam p ro se s p e ro m b akan
bahan o rganik dalam air, sert a t idak membahayakan
o rganisme budidaya jika ko ndisi lingkungan budidaya
dalam kisaran no rmal (Ibrahem
et al., 2008). Penyakit
Aero mo niasis sering menyerang ikan lele (
Clariassp.)
dan je nis ikan air t awar t ro pis lainnya se pert i dari
g o lo n g an Silu r id a e , Ict alu r id a e , Cla r iid a e , s e r t a
Cyprin idae. Tingkat kem at ian p ada ikan lele dap at
mencapai 80%, bahkan 100% dalam wakt u sekitar sat u
m in ggu (Din i & Pu rb o m art o n o , 2 0 0 9 ).
Aer omonas hydrophilaadalah pat o gen opo rt unis yang mempunyai
strategi komunikasi ant ar bakteri yang disebut
qourum sensing, jika m e n cap ai
qour umm aka
A. hydr ophilam e n g e lu a r k a n p r o d u k e k s t r a s e lu le r n ya ya n g
menyebabkan ikan menjadi sakit (Chen
et al., 2010).
Pe milihan jenis d an do sis ant ibio t ik yang t ep at
untuk pengendalian penyakit masih merupakan kendala
dalam upaya manajemen penyakit pada budidaya ikan,
t ermasuk penyakit Aero mo niasis. Efek samping dari
penggunaan bahan ant ibio t ik yang t idak t epat ant ara
la in d ap at m e n im b u lk an r e s is t e n s i p a d a b ak t e ri
pat o gen, mencemari lingkungan perairan, dan adanya
residu kimia dari ant ibio t ik pada pro duk perikanan
yang diko nsumsi (Flo res, 2011). Salah sat u alt ernat if
yang dapat dipilih untuk pencegahan penyakit ini adalah
dengan aplikasi pro bio t ik.
Pro bio t ik d idefinisikan seb agai mikro o rganisme
ya n g m e m ilik i ke m a m p u a n u n t u k m e m o d ifika s i
ko mpo sisi bakt eri dalam saluran pencernaan hewan
akuatik, air, dan sedimen, sert a dapat digunakan untuk
suplemen pakan yang dapat meningkat kan kesehat an
inang dan berperan sebagai agen bio ko nt ro l (Flo res,
2011). Salah sat u mekanisme kerja pro bio t ik di dunia
p e rikanan yait u d e n gan m e m p ro d u ksi ko m p o n e n
memberikan gambaran mengenai ko ndisi kesehat an
dapat digunakan sebagai salah sat u indikat o r unt uk
menge valuasi efekt ivit as pemberian pro bio t ik pada
m e d ia p e m e lih a r a a n . Ch e lla d u r a i
et a l. (2 0 1 3 )
menyat akan bahwa pemberian pro bio t ik
Lact obacillus acidophilusmelalu i pakan selam a 60 hari pada ikan
M yst u s m ont a n usd a p a t m e n in g k a t k a n la ju
pert umbuhan spesifik dan memiliki pat o fisio lo gi hat i
d an insan g yang le bih baik d ib an d in gkan ko n t ro l.
Berdasarkan hal tersebut tujuan melakukan penelitian
ini adalah mengevaluasi efek pemberian probiot ik pada
media pemeliharaan t erhadap laju pert umbuhan dan
perubahan hist o pat o lo gi o rgan ikan lele dumbo yang
diinfeksi
Aeromonas hydrophila.
BAHAN DAN M ETODE
Persiapan Isolat Probiot ik dan Patogen
Paramet er yang diamat i pada penelit ian ini adalah
laju p ert um bu h an sp esifik, hist o p at o lo gi hat i dan
ginjal, sert a kualit as air meliput i suhu, o ksigen t erlarut
(DO), d e r aja t k e a s a m a n (p H), d a n a m o n ia . La ju
pert umbuhan spesifik ikan dihit ung mulai bo bo t awal
sampai akhir penelit ian berdasarkan Effendi (2002)
yaitu:
yang diambil hat i dan ginjal dari satu eko r ikan dengan
masing-masing perlakuan pasca infeksi berdasarkan
met o de yang dijelaskan o leh Ho ssain
et al. (20 07).
Param et er kualit as air yang m eliput i DO, suhu , pH,
dan amo nia diukur pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28.
Ran can gan yang digun akan p ada pe ne lit ian in i
t iple Range Test(DMRT). Dat a hist o pat o lo gi dianalisis
secara deskript if berdasarkan jumlah kerusakan pada
o rgan ikan pada beberapa bagian o rgan. Jika jumlah
ke ru sakan o rgan h an ya d i sat u b agian (fo kal), d i
signifikan lebih t inggi (1,708%) dibanding perlakuan
pemberian probiot ik
BacillusP4I2 (1,386%) dan kont ro l
p o s it if (K+ , 1 ,1 8 4 %) (P< 0 ,0 5 ); ak an t e t ap i t id ak
b e rb e d a sign ifikan d e n ga n p e rlaku a n p e m b e rian
kombinasi pro biot ik (
BacillusND2 +
BacillusP4I2) yaitu
1,512% dan ko ntrol negat if (K-) 1,548% (P> 0,05). Selain
it u, perlakuan pemberian pro bio t ik
BacillusP4I2 t idak
b e rb e d a n yat a d e n gan se lu ru h p e rlaku an ke cu ali
perlakuan pemberian pro bio tik
BacillusND2
(P> 0,05).
Berdasarkan hasil pengamat an laju pert umbuhan
s p e s ifik , p e m b e r ia n p r o b io t ik
Baci l l u sND2
menunjukkan nilai pert umbuhan yang paling t inggi
dibandingkan perlakuan lain, t erutama ko nt ro l. Hal ini
d id u g a b a h w a p r o b io t ik
Baci l l u sND2 m e m ilik i
kemampuan dalam merangsang pertumbuhan ikan lebih
baik dibandingkan pro bio t ik
BacillusP4I2. Perbedaan
kemampuan ini diduga disebabkan karena perbedaan
meningkat kan kecernaan pakan karen a mempunyai
enzim lipo litik, pro teolit ik, dan amilolit ik.
BacillusP412
Tabel 1.
Ko mbinasi perlakuan aplikasi pro bio tik
Bacillussecara
in vivopada budidaya
ikan lele dumbo (
Clarias gariepinus)
Table 1.
Combination treatment of probiotic
Bacillus
in vivo in
African cat fishadalah bakt eri yang mempunyai kemampuan
quorum quenchi ngyan g m e n ce ga h t e r b e n t u k n ya
quor um sensing.Kemampuan
BacillusP412 belum cukup unt uk
membantu mengendalikan penyakit
M ot ile Aeromonads Sept icemiayang diesebabkan o leh
A. hydrophila. Hasil
penelit ian Sun
et al. (2010) yang menyebut kan bahwa
pro biot ik jenis
Bacillus pumilusdan
Bacillus clausiidapat
meningkat kan perfo rma p ert umb uhan d an respo ns
imun ikan
Epinephelus coloides.Ziaei-Nejad
et al. (2005)
m e n ya t a k an b a h w a p ro b io t ik
Bacil l uss p p . ya n g
d ia p lik a s ik a n le w a t m e d ia p e m e lih a r a a n d a p a t
m e n in gkat kan p e rt u mb u h an dan t in gkat sin t asan
udang putih India (
Fenneropenaeus indicus). Peningkat an
la ju p e r t u m b u h a n s p e s ifik in i s e ja la n d e n g a n
dumbo juga dapat meningkat kan t ingkat sint asan dan
imunit as ikan lele dumbo dari infeksi
A. hydrophila.
Hasil penelit ian ini sejalan dengan hasil penelitian dari
Abu mo u rad
et al. (2 01 4 ) yan g m en yat akan b ahwa
pemberian pro bio t ik
Ent erococcus faeciumpada ikan
Oreochomis nilot icusmelalui pakan dapat meningkat kan
p e r u b a h a n h is t o p a t o lo g i ya n g le b ih r in g a n
dibandingkan ko nt ro l set elah diuji t ant ang dengan
A. hydr ophila.
Selain it u, peningkat an pert umbuhan diduga juga
d ise b ab kan kare n a p e n u r u n an t in gkat st re s ikan
t erhadap fakto r kualit as air. Sehingga energi dari pakan
yan g m asu k ke d alam b ad an ikan se b agian be sar
d ia r ah k an u n t u k p e r t u m b u h a n . Fu
et al. (2 0 0 7 )
menyebut kan bahwa energi yang masuk dalam badan
ikan yang b erasal d ari pakan akan seb agian be sar
d ig u n a k a n u n t u k m e t a b o lis m e , s e b a g ia n la g i
digunakan unt uk pert umbuhan dan sisanya dibuang
dalam ben t uk fe ses. St res pada ikan me nyebab kan
penurunan pert umbuhan, t ingkah laku yang abno rmal,
penurunan sist em imun ikan, dan resist ensi t erhadap
penyakit (Lupat sch
et al., 2010). Fakt or penyebab st res
(stresso r) pada ikan dapat berasal dari kualit as air (Luz
et al., 20 08; Bro go wski
et al., 2 005; Mallya, 20 07),
bio marker unt uk menget ahui ko ndisi kesehat an ikan
Gambar 1. Laju pert umbuhan ikan lele dumbo (
C. gariepinus) pada perlakuan
pro bio t ik
BacillusND2 ,
BacillusP4I2, Ko m (
BacillusND2+
BacillusP4I2) dan ko nt ro l
Ke terang an (Not e): + : Kerusakan sel fo kal (focal cell necr osi s), + + : ke rusakan se l m ult ifo kal (mult i focal cell necrosi s), + + + : keru sakan sel d ifu sa (di ffuse cell necrosi s); V: vakuo lisasi (vacuolizat ion), I: infilt rasi (i nfil t rat at ion), H: Haemo rrhagi (haemor rhage), N: Ne kro sis (necrosi s)
Gambar 2. Hist o pat o lo gi hat i dan ginjal ikan lele dumbo (
Clarias gariepinus) pada perlakuan
penambahan pro bio t ik dan bakt eri pat o gen dalam pemeliharaan selama 30 hari
Figure 2. Hist opat hological feat ures of liver and kidney of African cat fish (Clarias gariepinus)d a la m (St e n t ifo r d
et a l. , 2 0 1 4 ). Pe m e r ik s a a n
hist o pat o lo gi dalam penelit ian ini dilakukan pada o
r-gan hat i dan ginjal. Hal ini sesuai denr-gan pernyat aan
Lait h & Najiah (2013) yait u gejala ikan yang t erserang
A. hydrophilaadalah ikan lemas, nafsu makan menurun,
nekro sis dan hipert ro pi pada kulit , hiperplasia dan
infilt rasi leuko sit pada insang, inflamasi pada ginjal,
hat i, dan limpa.
Ha s il p e n g a m a t a n h is t o p a t o lo g i ik a n u ji
(Gam b a r 2 ) m e n u n ju kkan b ah wa t e rjad i in filt rasi
(pemasukan) sel leuko sit dan haemo rrhagi pada hat i
dan ginjal pada seluruh perlakuan probiotik (ND2, P4I2,
Ko m ), se rt a p ad a p e rlaku an ko n t ro l (K+ d an K-).
Kh u s u s p a d a p e r la k u a n k o n t r o l p o s it if (K+ ),
m e n gala m i ke ru sak an p alin g p ar ah , yait u t e rjad i
vaku o lisa si se l e p it e l h at i se cara e kst e n s if, se rt a
t erjadi haemo rrhagi dan nekro sis pada t ubulus ginjal.
Derajat kerusakan pada seluruh perlakuan pro bio t ik
dan ko nt ro l negat if (K-) hanya t erjadi secara fo kal (+ ).
Se d an gk a n p a d a p e rlak u a n k o n t r o l p o sit if (K+ )
menunjukkan derajat kerusakan o rgan yang lebih parah
yait u b erkisar p ad a m u lt ifo kal sam p ai difu s (+ +
sampai + + + ).
Pada seluruh perlakuan pro bio t ik (ND2, P4I2, dan
Ko m), se rt a ko n t ro l t e rjad i in filt rasi leu ko sit pada
pascainfeksi pada ikan t ilapia hibrid (
Oreochromissp.).
Pe n gam at an p ad a p e rlaku an ko n t ro l p o sit if (K+ )
menunjukkan perubahan pat o lo gis yang paling parah
dibandingkan perlakuan lain, yait u t erjadi vakuo lisasi
s e l e p it e l h a t i s e ca r a e k s t e n s if, s e r t a t e r ja d i
haemorrhagedan nekro sis pada t ubulus ginjal.
Hemo ragi merupakan peristiwa keluarnya darah dari
menyert ai degenerasi sel pada set iap kehidupan hewan
d a n m e r u p a k a n t a h a p a k h ir d e g e n e r a s i ya n g
irreversibel. Nekro sis dapat disebabkan o leh t rauma,
agen-agen bio lo gis (virus, bakt eri, jamur, dan parasit ),
agen-agen kimia at au t erjadinya gangguan t erhadap
penyediaan darah pada suat u daerah khusus (Plumb,
penelit ian Miyazaki
et al. (2001) menyebut kan bahwa
ik an co lo r car p (
Cypr i nus car pio) d i Je p a n g yan g
t erinfeksi virus co ro na dan
A. hydrophilamengalami
haemorrhagepada hat i, ginjal, limpa, dan permukaan
kulit . Vakuo lisasi pada sel hat i juga dit emukan pada
pro bio t ik yang dapat menurunkan jumlah pat o gen
A. hydrophilaseh ingga t idak m enyeb abkan ke rusakan
o rgan yang parah. Sedangkan pada perlakuan ko nt ro l
po sit if (K+ ) menun jukkan derajat kerusakan o rgan
yang lebih parah yait u berkisar pada mult ifo kal sampai
d ifu s (+ + sam p ai + + + ). Hal in i d id u ga k are n a
p o p u la s i p a t o g e n
A. h yd r op h i l ap a d a m e d ia
peme liharaan yang t inggi dan t idak adanya bakt eri
pro b io t ik di d alamn ya yang be rpe ran m en uru nkan
jumlah pat o gen
A. hydrophila. Hasil penelit ian Ulkhaq
et al. (201 4) m enyat akan bahwa t erjadi pen urun an
ju m lah b akt eri p at o ge n
A. hydrophilap ad a m e d ia
pemeliharaan ikan lele dumbo yang diberi pro bio t ik
Bacillus.
Kualitas Air
Paramet er kualit as air yang diamat i pada penelit ian
ini adalah o ksigen t erlarut , suh u pH, sert a amo nia
yang diukur pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28. Hasil
pengamat an dit ampilkan pada Tabel 2.
t e rlarut d ibut uhkan o leh ikan unt u k me nghasilkan
energi dari pakan yang m asuk ke d alam badannya.
Se h in g ga jika DO d a lam k o n d isi o p t im u m m a ka
met abolisme dalam badan ikan akan o ptimal dan energi
yang dihasilkan akan banyak, sehingga akan banyak
t erdapat kelebihan energi yang dapat digunakan untuk
pert umbuhan.
Nilai pH air pemeliharaan ikan lele dumbo berkisar
ant ara 5-8. Nilai pH ini berada pada kisaran o pt imum
unt uk pemeliharaan ikan lele karena pH o pt imal untuk
pert umbuhan ikan lele adalah 4,5-8,5 (
Depart ement of Wat er Af fai r s and Forest r y, 1 9 9 6 ). Nila i p H d ap at
memengaruhi laju reaksi, sert a t ekanan o smo sis dalam
badan ikan , se hingga secara t idak langsu ng d ap at
memengaruhi pert umbuhan ikan.
Kadar amo nia air pemeliharaan ikan lele dumbo
mulai awal sampai akhir penelitian berkisar antara
0,01-0,14 mg/L. Ko ndisi ini masih aman unt uk kehidupan
dan pert umbuhan ikan lele dumbo karena kandungan
amo nia yang mampu dit o lerir o leh ikan lele dumbo
adalah 0-0,3 mg/L (
Depart ement of Wat er Affairs and Forest r y, 1996).
KESIM PULAN DAN SARAN
Pemberian probio t ik
BacillusND2 dengan dosis 10
4CFU/m L p a d a m e d ia p e m e lih a r a a n e fe k t if
o ccurrence and charact erizat io n o f t he
AeromonasTabel 2.
Kisaran nilai kualit as air media pemeliharaan ikan lele dumbo
Table 2. The average value of wat er qualit y in African cat fish cult ure mediaspecies fro m marine fishes.
World Journal of Fish; M arine Sciences, 2(6), 519-523.
Abumourad, I.M.K., Kenwy, A.M., Ibrahim, T.B., Hanna,
M.I., & So liman, W.S. (2014).
Ent erococcus faeciumpro b io t ic as a gro wt h p ro mo t e r and it s im pact
o n t he expressio n o f t he ho st innat e immune in
cult u red
Oreochromis nilot icus.
Reseach Journal of Pharmaceut ical, Biological, and Chemical Sciences,
5(2), 1747-1761.
Adeyamo , O.K., Naigaga, I., & Alli, R.A. (2009). Effect
o f handling and t ranspo rt at io n o n haemat o lo gy
o f African cat fish (
Clar ias gariepinus).
Journal of Fisheries Sciences, 3(4), 333-341.
Adinat a, M.O., Sudira, I.W., & Berat a, I.K. (2012). Efek
ekst rak daun asibat a (
Angelica keisken) t erhadap
gambaran hist o pat o lo gi ginjal mencit (
M us mus-culus).
Bulet in Vet eriner Udayana, 4(2), 55-62.
Al-Harbi, A.H., & Uddin, N.M. (2010). Bact erial po
pu-la t io n s o f Afr ica n ca t fis h ,
Cl ar i as g ar i epi nus(Burchell 1822) cult ured in eart hen po nds.
Journal of Applied Aquacult ure, 22, 187–193.
Bro go wski, Z., Sie we rt , H., & Kep lin ger, D. (20 05 ).
Fee din g an d gro wt h resp o n se s o f blu egill fish
(
Lepomis macrochirus) at vario us pH levels
. Polish Journal of Environment al St udies, 14(4), 517-519.
Chelladurai, G., Felicit t a, J., & Nagarajan, R. (2013).
Pr o t e c t ive e ffe c t o f p r o b io t ic d ie t s o n
haemat o bio chemical and hist o pat o lo gy changes
o f
M yst u s m ont a n us(Je r d o n 1 8 4 9 ) a g a in s t
Aeromonas hydrophila.
Journal of Coast al Life M edi-cine, 1(4), 259-264.
6, Agricult ural Use. Aquacult ure Seco nd Edit io n.
Effendi, M.I. (2002)
.Biologi perikanan. Yayasan Pustaka
Nusant ara. Bo go r, Indo nesia.
Flo res, M.L. (2011). The use o f pro bio t ic in
aquacul-t ure: an o ver view.
Int ernat ional Research Journal of M icrobiology, 2(12), 471-478.
Ibrahem, M.D., Mo st afa, M.M., Arab, R.M.H., & Rezk,
M.A. (2008). Prevalence o f
A. hydrophilainfect io n
in wild and cult ured t ilapia nilo t ica (
O. nilot icus) in
Egyp t .
8t hInt ernat ional Symposium on Tilapia in Aquacult ure 2008.