• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN UPAYA MENJAGA KEBUGARAN PADA LANSIA DI DESA LUBUK BATANG LAMA Nelly Rustiatu, S.Km,. M.Kes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN UPAYA MENJAGA KEBUGARAN PADA LANSIA DI DESA LUBUK BATANG LAMA Nelly Rustiatu, S.Km,. M.Kes"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN UPAYA MENJAGA KEBUGARAN PADA LANSIA DI DESA LUBUK

BATANG LAMA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BATANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2013

Nelly Rustiati, SKM, MKes

ABSTRAK

Latar Belakang :Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan sercara berlipat ganda (multiple pathology). Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi tubuh, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain (Zainuddin, 2008).

Dalam pendekatan pelayanan kesehatan pada kelompok lanjut usia sangat perlu ditekankan pendekatan yang dapat mencakup sehat fisik, psikologis, spiritual dan sosial. Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lanjut usia yang membutuhkan suatu pelayanan yang komprehensif. Pendekatan inilah yang dalam bidang kesehatan jiwa (mental health) disebut pendekatan eklektik holistik, yaitu suatu pendekatan yang tidak tertuju pada pasien semata-mata, akan tetapi juga mencakup aspek psikososial dan lingkungan yang menyertainya. Pendekatan Holistik adalah pendekatan yang menggunakan semua upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia, secara utuh dan menyeluruh (Azis, 2009).

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mencari adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran lansia di Desa Lubuk Batang Lama Kabupaten OKU.

Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki lansia. Jumlah sampel penelitian keluarga, dan pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sample. Instrumen yang digunakan adalah questioner upaya keluarga dalam menjaga kebugaran lansia di rumah.

Hasil : Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia(p.value 0,05). Dan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia (p.value 0,006). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia. Hubungan bersifat positif, yang artinya semakin tinggi pengetahuan keluarga, maka semakin tinggi dalam upaya keluarga dalam menjaga kebugaran lansianya.

(2)

A. PENDAHULUAN

Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian terpadu dari Pembangunan Nasional. Arahnya yaitu untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional dan untuk mencapai Indonesia sehat secara keseluruhan pada tahun 2010 (DepkesRI, 2010). Menurut UU No. 13 tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan Usia

Lanjut menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Notoatmodjo, 2009).

Peningkatan derajat kesehatan ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia dari usia 52 tahun pada tahun 1980 menjadi usia 67 tahun pada tahun 2008 dan bila data ini diproyeksikan pada tahun-tahun yang akan datang, terlihat bahwa populasi lanjut usia di Indonesia akan meningkat dalam jumlah besar (DepKes RI, 2009). Setelah memasuki masa lansia umumnya orang akan mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda, misalnya tenaga berkurang, energi menurun, gigi banyak yang tanggal, kulit semakin keriput tulang makin rapuh (Zainuddin, 2009).

Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan sercara berlipat ganda (multiple pathology). Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau

kelainan fungsi tubuh, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain (Zainuddin, 2008).

Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu penyelarasan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat melelahkan. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang (Aziz, 2009).

(3)

(KB). Pertumbuhan lansia juga ditopang keberhasilan pemerintah menurunkan angka kematian bayi, menaikkan derajat kesehatan (BKKBN, 2010).

Di Negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan usia lanjut ±1.000 orang perhari, pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk di atas usia 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi “ledakan penduduk usia lanjut”. Demografi usia lanjut di Indonesia pada tahun 1980, total penduduk 55 tahun ke atas adalah 148 lansia dengan persentase 7,7% , pada tahun 1985 berjumlah 165 lansia dengan persetase 8%, tahun 1990 berjumlah 183 dengan persentase 8,7 %, di tahun 1995 berjumlah 202 lansia dengan persentase 19%, tahun 2020 berjumlah 222 dengan persentase 11,9% (Darmojo, 2012).

Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa populasi penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 8,55 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Sedangkan jumlah penduduk lansia di propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 telah mencapai 484.344 orang atau ada sekitar 6,89% dari jumlah penduduk sumatera selatan. Perbandingan persentase lansia Sumsel tahun 2009 antara laki-laki dan perempuan adalah 48,84 berbanding 51,16 (BKKBN, 2009). Di Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2009, di Kecamatan Baturaja Barat dengan jumlah 741 orang, dan yang dilayani kesehatannya 641 (86,50%), Kecamatan Baturaja Timur 764 orang yang dilayani kesehatannya 751 (98,30%), Kecamatan Lubuk

(4)

Belum diketahuinya Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga dengan Upaya Menjaga Kebugaran pada Lansia di Desa Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013.

C. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum adalah diketahuinya Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga dengan Upaya Menjaga Kebugaran pada Lansia di Desa Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013. Sedangkan secara khusus diketahuinya hubungan pengetahuan keluarga dengan upaya

menjaga kebugaran pada lansia dan diketahuinya hubungan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di desa lubuk batang lama kecamatan Ogan Komering Ulu.

D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan sebagai motivasi bagi Petugas Kesehatan wilayah kerja Puskesmas Lubuk Batang kabupaten Ogan Komering Ulu, untuk lebih meningkatkan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama dalam hal ini keluarga yang memiliki Lansia, agar dapat lebih meningkatkan dalam memberikan dukungan yang baik lagi dalam menjaga kebugaran lansia sebagai anggota keluarganya.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian, Penelitian ini adalah penelitian observasional yaitu dengan melakukan observasi apa yang terjadi sesungguhnya pada subyek penelitian di populasi dengan rancangan potong lintang yang digunakan untuk analisa data yang menyangkut variabel dependen yaitu pengetahuan dan sikap sedangkan variabel independen yaitu upaya keluarga dengan menjaga kebugaran pada lansia yang di observasi dan diambil pada waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). Lokasi dan waktu penelitian, Lokasi penelitian dilakukan di desa lubuk batang lama wilayah kerja puskesmas lubuk batang kabupaten ogan komering ulu tahun 2013.Waktu penelitian :Penelitian dilakukan bulan Maret-Juni 2013.

Populasi dan sampel penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua jumlah keluarga yang berjumlah 558 orang yang berada di desa lubuk batang lama wilayah kerja puskesmas lubuk batang kabupaten ogan komering ulu tahun 2013.

Sampel Penelitian

Pada penelitian didapatkan jumlah sampel sebanyak 83 orang. Dalam penelitian yang berjumlah 83 orang, sampel penelitian ditentukan dengan rumus Iwan Ariawan, 1998 yaitu :

Z2.1-α/2.P (1-P).N n =

(5)

n = 82,06

= dibulatkan menjadi 83 sampel dari jumlah populasi.

HASIL PENELITIAN

Analisa Univariat

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden yang berupaya dalam menjaga

kebugaran lansia di Desa Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013

berupaya Jumlah Persentase

Ya Tidak

48 35

57,8 % 42,2 %

Jumlah 83 100 %

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui responden yang berupaya dalam menjaga kebugaran lansia sebanyak 48 responden (57,8%) dan yang tidak berupaya dalam menjaga kebugaran lansia sebanyak 35 responden (42,2%). Tabel 5.2. Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di Desa Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013

Pengetahuan Jumlah Persentase

Baik Kurang

45 38

54,2 % 45,8 %

Jumlah 83 100 %

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui responden yang berpengetahuan baik sebanyak 45 responden (54,2%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 38 responden (45,8%).

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi responden menurut sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di Desa Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013

Sikap Jumlah Persentase

positif negative

40 43

48,2 % 51,8 %

(6)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui responden yang bersikap positif sebanyak 40 responden (48,2%) dan yang bersikap negative sebanyak 43 responden (51,8%).

Analisa Bivariat

Tabel 5.4. Hubungan pengetahuan keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di Desa Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013

Pengetahuan Keluarga

Upaya menjaga kebugaran pada lansia

Total P.Value Berupaya Tdk berupaya

Baik 32 (71,1%) 13 (28,9%) 45 (100%) 0,015 kurang 16 (42,1%) 22 (57,9%) 38 (100%)

Total 48 (57,8%) 35 (42,2%) 83 (100%) Keterangan : p. value < 0,05

Hubungan pengetahuan keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran pada lansia tabel diatas. Hasil penelitian ini di dapat jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 32 (71,1%), sedangkan yang pengetahuan baik dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 13 (28,9%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 16 (42,1%) responden, sedangkan yang berpengetahuan kurang dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 22 (57,9%) responden. Hasil uji chi-square di dapatkan p.value 0,015< 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia. 2. Hubungan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia

Tabel 1.5. Hubungan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di Desa Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013

sikap keluarga

Upaya menjaga kebugaran pada lansia Total P.Value Berupaya Tdk berupaya

positif 29

(72,5%)

11 (27,5 %)

40 (100%)

0,017

negatif 19

(44,2%)

24 (55,8%)

43 (100%)

(7)

(57,8%) (42,2 %) (100 %)

Hubungan sikap keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran pada lansia tabel diatas. Hasil penelitian ini di dapat jumlah responden yang memiliki sikap positif dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 29 (72,5%), sedangkan yang sikap positif dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 11 (27,5%), sedangkan responden yang memiliki sikap negative dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 19 (44,2%) responden, sedangkan yang sikap negative dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 24 (55,8%) responden.

Hasil uji chi-square di dapatkan p.value 0,017< 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara sikap keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia. PEMBAHASAN

1. Hubungan pengetahuan keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia.

Dari hasil univariat menunjukan bahwa dari 83 responden yang diteliti diketahui responden yang memiliki pengetahuan baik, sebanyak 45 responden (54,2%) dan sisanya berpengetahuan kurang sebanyak 38 responden (45,8%).

Dari hasil analisa bivariat responden yang berpengetahuan baik dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 32 (71,1%), sedangkan yang pengetahuan baik dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 13 (28,9%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 16 (42,1%) responden, sedangkan yang berpengetahuan kurang dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 21 (57,9%) responden.

Hasil uji chi-square di dapatkan p.value 0,015< 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia di Desa Lubuk Batang Lama.

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan atau kognitif merupakandominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overbehavior). Anggota keluarga lansia yang telah mengetahui tentang pentingnya kebugaran pada lansia, maka dia akan tertarik kemudian menimbang-nimbang baik buruknya bagi kesehatan dan kebugaran lansia dan berperilaku sesuai dengan kesadaranpengetahuan dan sikapnya mengenai cara-cara menjaga kebugaran lansia. Demikian juga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik tingkatan pengetahuan keluarga maka proporsi dengan kategori kurang semakin kecil.

Didukung pula dengan teori

Lawrence Green yang

menyebutkandiantaranya adalah bahwa perilaku seseorang dalam kesehatan dapatdipengaruhi oleh 3 faktor, salah satu faktor diantaranya

(8)

yaitu factor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan upaya menjaga kebugaran lansia karena pendidikan keluarga yang rendah sehingga mengakibatkan kurangnya pengetahuan mengenai upaya menjaga kebugaran pada lansia, ini terjadi karena masih kurangnya informasi dan pemahaman mengenai pentingnya upaya menjaga kesehatan pada lansia.

2. Hubungan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia

Dari hasil uji univariat menunjukan bahwa dari 83 responden yang diteliti diketahui responden yang bersikap positif sebanyak 40 responden (48,2%) dan sisanya bersikap negatif sebanyak 43 responden (51,8%).

Dari hasil uji bivariat menunjukan bahwa responden yang memiliki sikap positif dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 29 (72,5%), sedangkan yang sikap positif dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 11 (27,5%), sedangkan responden yang memiliki sikap negative dengan kategori yang berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah 19 (44,2%) responden, sedangkan yang sikap negative dengan kategori yang tidak berupaya menjaga kebugaran pada lansia berjumlah berjumlah 24 (55,8%) responden.

Hasil uji chi-square di dapatkan p.value 0,017< 0,05 artinya ada

hubungan yang bermakna antara sikap keluarga terhadap upaya menjaga kebugaran lansia di Desa Lubuk Batang.

Menurut Notoatmodjo (2010), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dariseseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapatditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap belummerupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakanpredisposisi tindakan suatu perilaku.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar keluarga lansia dengan sikapmendukung dalam menjaga kebugaran lansia. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2010) yaitu sikap akanmembuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa ada hubungan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia, sikap yang positif sangat mempengaruhi dalam menjaga kebugaran lansia dan sikap yang negative mengakibatkan seseorang menjadi tidak tau akan pentingnya upaya menjaga kebugaran lansia, ini terjadi karena masih rendahnya pendidikan dan kurangnya informasi dari tim kesehatan mengenai kebugaran pada lansia sehingga wawasan yang kurang untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kebugaran lansia.

I. SIMPULAN

(9)

pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat di simpulkan tentang hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di desa lubuk batang lama wilayah kerja Puskesmas lubuk batang kabupaten ogan komering ulu tahun 2013 sebagai berikut:

1. Adanya hubungan yang bermakna pengetahuan keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di desa lubuk batang lama wilayah kerja Puskesmas lubuk batang kabupaten ogan komering ulu tahun 2013.

2. Adanya hubungan yang bermakna sikap keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di harapkan keluarga lebih memahami pentingnya pengetahuan dan sikap keluarga dalam upaya menjaga kebugaran pada lansia melalui informasi atau penyuluhan yang di berikan oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas Lubuk batang.

2. Dari hasil penelitian ini diharapkan keluarga lebih meningkatkan upaya nyadalam menjaga kebugaran pada lansia. Karena setelah memasuki masa lansia umumnya lansia akan mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda, misalnya tenaga berkurang, energi menurun, gigi banyak yang tanggal, kulit semakin keriput tulang makin rapuh oleh karena itu sangat penting

Yang Berhubungan Dengan

Pemanfaatan

Posyandu 2013.Bandung.

Boedhi (2009),Perkembangan Lansia, Yogyakarta, FIP IKIP Yogyakarta.

Bustan (2009), Psikologi Perkembangan Lansia, Yogyakarta, FIP IKIP

Yogyakarta.

Biro Pusat Statistik. Demographic and Health Survey 1994. Jakarta. 1995.

BKKBN.2008 Program Kesehatan Lansia Di Indonesia Jakarta : BKKBN

.2009 Badan Pusat Statistik Di Sumatera Selatan : BKKBN .2010 Program Keluarga Berencana Di Indonesia Jakarta : BKKBN

Departemen Kesehatan RI (2010), Pedoman Pengukuran Kesegaran Jasmani.

Jakarta.

Dinas Kesehatan OKU. 2009. Proram Lansia. Baturaja : Dinas Kesehatan.

(10)

Yogyakarta, Fakultas Kedokteran UGM.

Hardywinoto (2009), Askep

Keluarga Tahap Lansia, Bahan Ajar, Fakultas

Keperawatan, Universitas

Airlangga. Surabaya

http://artikelpenjas. pengertian-kebugaran jasmani.html Diakses pada 12/2/2013

pukul 18.24 http://keperawatan

gerontik.blogspot. senam-lansia.html Diakses pada 17/2/2013

pukul 19.24

Harssuky (2009), Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta,

Bina Reka Pariwara.

Melvin (2009), Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta,

Bina Reka Pariwara.

Notoatmojo, Soekidjo. 2008. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku .Jakarta :

Rineka Cipta.

Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

Nugroho ( 2010), Penyakit Kronik

Pada Lanjut Usia. Artikel.

Perpustakaan

Digital Universitas Sumatera Utara

Puskesmas Lubuk Batang (2013), Program Lansia : UPTD Lubuk Batang .

Pujiastuti (2008), Kesegaran Jasmani, Jakarta. Dinas Kesehatan RI.

Rosmala (2009), Kesegaran Jasmani, Surabaya. Dinas Kesehatan RI.

Saparinah, (2009)Perubahan Psikuatik dan Neurologik pada Lanjut Usia,

Makalah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran UGM.

Stanley (2008), Employee Health and Fitness Program, Uniqee Begestion :

Johper.Jakarta.

Gambar

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di Desa  Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013
Tabel 5.4. Hubungan pengetahuan keluarga dengan upaya menjaga kebugaran pada lansia di Desa  Lubuk Batang Lama Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai sumbangan referensi mengenai pembahasan hubungan pengetahuan dan sikap keluarga terhadap peran keluarga dalam perawatan anggota keluarga dengan Diabetes Mellitus,

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Sidorejo Kecamatan Siantar distribusi frekuensi tentang Gambaran Pengetahuan Keluarga dalam Pemberian Gizi Pada Lansia di lihat dari

Dalam penelitian ini yaitu mencari analisis hubungan antara pengetahuan dengan sikap keluarga terhadap komplikasi hipertensi pada lansia di Puskesmas Sangkrah Surakarta,

Antara Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Lansia dalam Upaya Pencegahan. Penyakit Asam Urat” belum

kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) tingkat pengetahuan keluarga tentang PHBS lansia di Desa Wirogunan Kartasura sebagian besar adalah cukup, (2) perilaku

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI KELURAHAN LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2012.. TESA SUCI

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan mengenai Gambaran pengetahuan keluarga tentang posyandu lansia di Kecamatan Kupitan dapat disimpulkan

JURNAL KESEHATAN TAMBUSAI 295 PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA TOGA UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN FISIK LANSIA DI DESA CIPANCAR KECAMATAN SUMEDANG