BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya ada
lah: Pengembangan keprofesian berkelanjutan, pada poin ke (2) berbunyi publikasi ilmiah yang mencakup: a) publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal; dan b) publi kasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedo man Guru (E.E Mangindaan, 2009:8). Namun kenya taan di lapangan kemampuan guru dalam meme nuhi amanat tersebut masih rendah. Hal ini terbukti para guru SD Negeri I Ngadirejo dari tahun 2005 dengan pangkat dan golongan ruangnya Pem bina IVA sampai kurun waktu 9 tahun belum bisa naik pangkat ke IV B.
Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa:
“Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kom petensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terinte grasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikem bangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/ RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/ MAK (Bambang Sudibyo, 2007:5).”
Salah satu Kompetensi guru SD pada kompe- tensi inti adalah Kompetensi Profesional, dengan uraian tanggung jawabnya adalah:
Salah satu poin Tindakan reflektif yang dimaksud adalah: Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan (Bambang Sudibyo, 2005:17).”
Sehubungan dengan kondisi di lapangan yang sangat memprihatinkan maka kepala sekolah sekali gus sebagai Manajer harus tanggap, dan sesegera mungkin mengintegrasikan Manajemen Sumber Daya Manusia menyesuaikan dengan kebutuhan para guru di lapangan.
Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Kaswan (2011:7) sebagai berikut:
“dua dekade terakhir telah terlihat minat, riset, dan tindakan yang semakin meningkat mengenai manajemen sumber daya manusia strategis. Tekanannya lebih mengintegrasikan Manajemen pada Sumber Daya Manusia dengan kebutuhan-kebutuhan strategis organisasinya.”
Lebih jauh lagi Werner et.al (Kaswan 2011:8)
menyatakan bahwa:
“perlu adanya kesesuaian di antara aneka subsistem yang membentuk organisasi. Beberapa area yang perlu ditangani meliputi : a. Praktik manajemen, b. Struktur organisasi, c. Sistem Sumber Daya Manusia, d. Sistem dan praktik serta kerja yang lain.”
Sumber daya manusia merupakan unsur yang penting dalam praktik manajemen sumber daya manusia, sehingga untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya diperlukan strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia.
P.Siagian (2014:181),menyatakan bahwa:
“sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi, salah satu implikasinya ialah bahwa investasi terpenting yang mungkin dilakukan oleh suatu organisasi adalah di bidang sumber daya manu- sia.”
kenyataan di lapangan masih banyak kendala-kendala untuk memenuhi kebutuhan guru sehingga salah satu kemampuan guru yakni dalam penulisan karya masih rendah, maka perlu diadakannya pela tihan pengembangan.
Pendidikan dan pelatihan yang relevan untuk peningkatan kemampuan penulisan karya ilmiah menurut Danny Darussalam(2014:31):
“The execution of IHT was inseparable from the style that is owned by DDTC, and some styles that are owned by our leaders. Because of course, this will affect the productivity of the IHT itself. Our directors’ idealisms are beyond reasonable doubts. The ideas of transparent and fair tax systems, lowcosts of tax compliance, and upgrading tax education quality, are some of their thoughts, not only in their mind, but also published in books, journals, and newspapers, discussed with the House of Representatives, Finance Minister, Direc-tor of Taxes, Universities Bureaucrats and other governmentbodies officials.”
Pernyataan diatas mempunyai arti “Pelaksanaan IHT
Disisi lain Tin Tun et.al (2009:89) menyatakan bahwa:
“The in-house training program has been approved by the Institutional Biosafety Committee (IBC) to train potential users of the NTU-SBS BSL-3 laboratory. Program procedures consist of lectures, practical demonstrations and simulations, video learning, discussions, reviews and evaluation of training, and documentation.”
Kutipan diatas mempunyai arti "Program pelatihan telah disetujui oleh Komite Biosafety kelembagaan (KPI) untuk melatih pengguna potensial laboratorium NTU-SBS BSL-3. Program prosedur terdiri dari kuliah, praktik demonstrasi praktik dan simulasi, video belajar, diskusi, ulasan, dan evaluasi pelatihan dan dokumentasi.
Begitu juga Fitroh Hanrahmawan (2010:90) menyatakan bahwa:
“hasil kegiatan OJT dan in house training (IHT) bagi karyawan telah dilakukan dan hasilnya bermanfaat bagi pihak BLKI Makassar dan perusahaan atau pihak ketiga.”
Beberapa peneliti lain yang melakukan
penelitian dengan menggunakan In House Training
antara lain: Alfaris Sujoko dengan judul “Pening-
katan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In
House Training”. di SMPK BPK PENABUR Cimahi.
(Fitroh Hanrahmawan, 2012:1). Muniroh Munawar
dkk (2013:1) juga melaksanakan penelitian dengan
judul: “Pengembangan model pembelajaran inovatif
melalui pendekatan in house training berbasis
kearifan budaya lokal“ pada Pos PAUD Binaan KKN
IKIP PGRI Semarang di Kota Semarang.
Dari beberapa uraian secara teoritis maupun empiris diatas, salah satu langkah strategi yang digunakan sebagai alternatif untuk meingkatkan kemampuan penulisan Karya Ilmiah populer bidang pendidikan adalah pelatihan, bentuk pelatihan yang
diterapkan adalah In House Training (IHT). Diharap
masalahan yang ada pada para guru SD Negeri 1 Ngadirejo dapat teratasi.
Berpijak dari permasalahan tersebut diatas penulis tertarik untuk memberikan solusi bagi mitra kerja SD Negeri 1 Ngadirejo tentang peningkatan ke mampuan penulisan karya ilmiah bidang pendidik
an. Adapun kegiatan yang di pilih adalah In House
Training (IHT) dengan mengambil judul “Peningkatan Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang
Pendidikan Dengan Model In House Training (IHT)
bagi guru SD Negeri 1 Ngadirejo”. UPT Dinas Pen
didikan Kecamatan Ngadirejo.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah In House Training dapat meningkatkan
Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bi dang Pendidikan?
2. Bagaimanakah In House Training dapat mening
katkan Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmi ah Bidang Pendidikan?
3. Mengapa In House Training dapat meningkatkan
Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bi dang Pendidikan?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan kemampuan guru dalam penulisan
karya ilmiah melalui In House Training (IHT).
2. Mengetahui langkah-langkah kegiatan In House
Training (IHT) yang terbukti dapat meningkatkan kemampuan penulisan karya ilmiah.
3. Menemukan rasional peningkatan kemampuan
penulisan karya ilmiah melalui In House Training
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah;
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran bagi para ilmuwan dalam
pengembangan ilmu, khususnya pelaksanaan In
House Training (IHT) dan Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang Pendidikan
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini antara lain:
a. Bagi Sekolah
1) Sebagai upaya pihak sekolah untuk mening
katkan kemampuan para guru dalam penu lisan karya tulis ilmiah bidang pendidikan 2) In House Training (IHT) sebagai alternatif pihak sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan penulisan karya tulis ilmiah bi dang pendidikan.
b. Bagi para guru
Sebagai wahana transaksi informasi yang falid khususnya dalam bidang peningkatkan kemam puan penulisan karya tulis ilmiah populer bidang pendidikan
c. Bagi kepala sekolah
1) In House Training (IHT) memberikan masu kan kepada kepala sekolah khususnya wa wasan dalam bidang penulisan karya tulis ilmiah bidang pendidikan
2) In House Training (IHT) Sebagai jembatan bagi kepala sekolah dan guru dalam rang ka meningkatkan kemampuan penulisan karya tulis ilmiah bidang pendidikan.
d.Bagi para pengawas
Sebagai wacana tambahan bagi para penga was dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan
khususnya pemberdayaan In House Training