31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Profile lokasi penelitian
Gambaran umum SMK Negeri 3 Kendal. Terletak
di kecamatan Boja Kabupaten Kendal, Kecamatan Boja
adalah salah satu kecamatan yang tingkat
perekonomiannya nomer dua dikabupaten Kendal
setelah Kecamatan Weleri, dengan jumlah penduduk
lebih kurang 71.338 jiwa, berjarak 27 km dari
Kabupaten Kendal dan 10 km dari Kotamadya
Semarang. Kecamatan Boja memiliki 40 buah Sekolah
Dasar (SD) 8 buah Sekolah Menengah petama
(SMP/Mts), 3 buah Sekolah Menengah Atas (SMA/MA)
dan 5 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pada awal keberadaan SMK Negeri 3 Kendal
berdiri pada tanggal 7 Juni 2005, adalah sekolah
menengah kejuruan (SMK) Negeri pertama yang berada
di Kecamatan Boja, namun sebelumnya sudah ada 1
sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta dikecamatan
Boja. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 kendal
terletak didesa Salamsari Kecamatan Boja.
Luas lahan yang dimiliki Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 3 Kendal adalah sekitar 30 m2 luas
32
stategis, mudah dijangkau, dan tidak berdekatan
dengan pusat-pusat keramaian dan kebisingan serta
polusi pabrik, pasar, terminal atau pusat perbelanjaan
modern.
Gedung Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3
Kendal telah dibuat secara permanen dan memenuhi
standart persyaratan bangunan. Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 3 Kendal memiliki 30 rombel yang
bersih, nyaman dan kondusif, 2 laboratorium Rekayasa
perangkat lunak (RPL), 2 laboratorium teknik Komputer
Jaringan (TKJ), 1 gedung laboratorium Teknik
Elektronik Industri (TEI), 1 gedung laboratorium Kimia
Industri (KI), 1 ruang Ketrampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi (KKPI), 1 gedung bengkel Teknik
kendaraan Ringan (TKR), 1 gedung kelas Honda, 1
gedung buat ruang kepala sekolah, ruang meeting,
ruang Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIMS), 1
gedung buat ruang guru dan perpustakaan, 1 gedung
buat ruang fotocopi, ruang UKS, ruang koperasi siswa,
tata usaha. 1 gedung buat ruang OSIS, Pramuka dan
dapur. Lingkungan sekolah yang kondusif untuk
belajar dan lahan yang luas untuk upacara, olahraga
dan kamar mandi, WC yang bersih dan cukup air
dengan jumlah siswa 1.123 siswa 78 tenaga pendidik
serta 25 Karyawan 5 tenaga rekanan kebersihan dari
33
Visi SMK Negeri 3 Kendal adalah “Menjadi
lembaga yang menghasilkan tamatan profesional untuk
memenuhi tuntutan dunia kerja, wirausaha dan
pendidikan yang lebih tinggi”.
Adapun misi SMK Negeri 3 Kendal adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan pembelajaran secara optimal kepada
siswa yang berorientasi kepada kecakapan hidup
sesuai dengan norma, agama dan nilai budaya
bangsa Indonesia.
b. Memberikan pelayanan prima kepada siswa, orang
tua, dunia kerja, masyarakat dan stake holder.
c. Mengoptimalkan sarana prasarana sekolah secara
efektif dan efisien untuk kegiatan pembelajaran dan
unit produksi.
d. Menjalin kerjasama dengan du/di dalam rangka
meningkatkan kompetensi kejuruan.
e. Membekali siswa dengan jiwa wirausaha
34
Gambar 4.1 Jumlah pendaftar Siswa baru ke SMK Negeri 3 Kendal
Dari data yang diatas dapat diketahui adanya
kenaikan pendaftar siswa baru setiap tahunnya
kenaikan pendaftar siswa yang signifikan dan itu bisa
menjadi tolak ukur pencerminan bahwa tingkat
kepercayaan masyarakat sangat tinggi pada SMK Negeri
3 Kendal sehingga pembentukan manusia unggul
berkarakter di SMK Negeri 3 Kendal dengan pendidikan
karakter sebagai dasar siswa terbentuk watak disiplin,
kepribadian, tanggung jawab, kemandirian, kreatif
sehingga animo orang tua siswa baru dalam
medaftarkan putra putrinya ke SMK Negeri 3 Kendal
dengan harapan setelah selesai menimpa ilmu
disekolah tersebut mampu menjadi manusia punya
daya kreatif inovatif dan menjadi manusia yang
berguna bagi masyarakat dan bangsa negaranya. Dan
0 20 40 60 80 100 120
2012/2013 2013/2014 2014/2015
35
mampu bekerja di dunia industri yang terkenal baik
ditingkat nasional maupun ditingkat International serta
siswa bisa melanjut dibangku kuliah yang ternama.
Tabel 4.2 Data Pemasaran Tamatan Siswa SMK Negeri 3 Kendal Tahun 2013/2014
No Nama
Perencanaan pelaksanaan membentuk manusia
unggul berkarakter dibidang kesiswaan yang memuat
nilai-nilai karakter bangsa.
Perencanaan merupakan suatu proses itu
penting dan harus mendapatkan perhatian apabila
36
tanpa perencanaan yang matang mustahil kegiatan
untuk mencapai tujuan dapat tercapai dengan lancar.
Dalam perencaan harus ditentukan tujuan yang akan
dicapai, strategi dan pendekatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Strategi dan perencanaan dalam membentuk
karakter manusia unggul di SMK Negeri 3 Kendal
melalui kesiswaan yaitu dengan pendidikan karakter
yang menjadi basic atau dasar dalam pembentukan
karakter berkualitas bangsa melalui jenjang
pendidikan, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial
seperti toleransi, kebersamaan, kegotong royongan,
saling membantu dan menghormati dan sebagainya.
Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul
yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja
namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan
kesuksesan.
Hal ini sesuai dengan rangkuman wawancara
dengan kepala sekolah (Wawancara tanggal 14 Maret
2015) sebagai berikut:
37
Untuk mewujudkan hal tersebut manusia unggul
yang berkarakter perlu adanya pendidikan karakter
yang menanamkan sikap dan pemahaman yang baik,
mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur yang
ada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
tempat tinggalnya. Hal ini disampaikan oleh STP2K
(Wawancara tanggal 17 Maret 2015) sebagai berikut:
Pendidikan karakter yang sesuai dengan akhlak dan budi pekerti yang ada dalam kehidupan lingkungan sekolah yang menerapkan kedisiplinan, ketertiban, kerapian dan selalu bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Proses perencaan dalam pembentukan karakter
harus melibatkan semua unsur atau komponen
sekolah, proses pembelajaran, pengelolaan dan
penilaian proses pembelajaran, pengelolaan aktivitas
atau kegiatan kokulikuler, pemberdayaan sarana
prasarana etos kerja seluruh warga sekolah, karena
pendidikan karakter mempunyai fungsi strategis dalam
pembentukan watak, sikap perilaku kearah lebih baik.
Pendidikan karakter bukanlah membangun kecerdasan
atau transfer knowledge seperti yang disampaikan
Guru PKn (wawancara tanggal 17 Maret 2015) sebagai
38
Pengembanganan pola pikir siswa untuk mengetahui perkembangannya dan melihat kemampuan serta melihat perkembangan nilai-nilai budaya bangsa yang dimilikinya dalam pendidikan karakter.
Perbedaan pola pikir dalam karakter siswa
memang sangat berbeda sesuai dengan kwalitas siswa
tersebut seperti yang disampaikan Pembina OSIS
(Wawancara tanggal 17 Maret 2015) sebagai berikut:
Pendidikan karakter pada siswa itu tentang sikap perilaku siswa yang baik, bertanggung jawab, disiplin dan mandiri mampu mengembangkan watak yang sesuai dengan norma dan perilaku yang ada di sekolah maupun di masyarakat. Kwalitas siswa
memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik dan lebih tinggi jika dibandingkan yang lain.
Hal senada disampaikan oleh Wakasek
Kesiswaan (Wawancara 16 Maret 2015):
39
Hal tersebut dipertegas oleh kepala sekolah
(Wawancara tanggal 14 Maret 2015):
Nilai-nilai pendidikan karakter tergambar jelas
dari misi sekolah yaitu Melaksanakan pembelajaran secara optimal kepada siswa yang berorientasi kepada kecakapan hidup sesuai dengan norma, agama dan nilai budaya bangsa Indonesia.
Karakter tidak diwariskan tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran. Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Terkait dengan pendidikan karakter yang
diberikan oleh guru dan berpengaruh pada siswa yang
diajarkannya. Karena pendidikan karakter adalah
upaya sadar dan bersungguh-sungguh dari seorang
pendidik untuk mengajarkan nilai-nilai kepada
siswanya. Pendidikan karakter telah menjadi sebuah
pergerakan pendidikan yang mendukung
pengembangan sosial pengembangan emosional dan
pengembangan etika kepada siswa. Aspek pendidikan
karakter yang melibatkan beberapa aspek yaitu apek
40
yang diungkapkan oleh STP2K (Wawancara tanggal 17
Maret 2015):
Pengetahuan yang harus disampaikan dan
ditanamkana pada saat kegiatan kegiatan belajar mengajar berlangsung yang disampaikan secara terus menerus oleh seorang guru kepada siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena dalam menyampaikan pengetahuan ini seorang siswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan namun yang terpenting adalah mewujudkan dan mempraktekan yang telah diajarkan guru pada siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sikap yang ditanamkan kemudian diamalkan dengan penuh keihlasan dan bertanggung jawab dan bisa memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Hal senada disampaikan oleh Pembina OSIS
(wawancara tanggal 17 Maret 2015):
Etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari kemudian diamalkan sesuai dengan norma, agama dan hukum yang berlaku.
Sehingga aspek karakter yang terbentuk dari
siswa tersebut akan dijabarkan dan diterapkan didalam
41
begitu pendidikan karakter dalam membentuk manusia
unggul yang berkarakter akan terlaksana dengan baik
dan berjalan lancar, pengetahuan moral, sikap moral
dan perilaku moral saling berkaitan satu dengan yang
lain seperti yang dikatakan guru PKn (wawancara
tanggal 17 Maret 2014) mengemukakan:
Pengetahuan moral pada siswa adalah moral yang harus dipahami dan diamalkan sebagai perilaku positif dan menjadi nilai-nilai yang dianut kemudian dapat diamalkan dan dianut sehingga menjadi sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penerapan aspek knowing moral, moral feeling dan moral action harus dilandasi dasar yang kuat dalam pemberian pendidikan karakter pada siswa sehingga siswa mampu menerapkan pendidikan karakter tersebut kedalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga maupun dalam sekolah.
Strategi atau model yang dijalankan dalam
membentuk manusia unggul yang berkarakter dalam
bidang kesiswaan di SMKN 3 Kendal seperti yang
diungkapkan Kepala Sekolah (wawancara tanggal 14
Maret 2015) mengemukakan:
Salah satu upaya yang dapat dilakukan saat ini
42
tatakrama dan tata kehidupan sosial sekolah yang merupakan acuan norma yang harus dibuat dan dilaksanakan oleh setiap sekolah. Acuan ini bukan hanya mencakup tata tertib sekolah sebagaimana yang berlaku seperti sekarang ini, tetapi meliputi semua aspek tata kehidupan sosial sekolah yang mengatur tata hubungan antara siswa-siswi, siswa-guru, guru-guru, kepala sekolah-siswa/guru/pegawai
sekolah, dan warga sekolah-masyarakat.
Pernyataan tersebut dipertegas oleh Wakasek
Kesiswaan (wawancara tanggal 16 Maret 2015)
mengemukakan:
Pembinaan kesiswaan yang ditujukan untuk membentuk manusia unggul yang berkarakter dengan memfasilitasi perkembangan siswa (siswa), melalui penyelenggaraan materi program bimbingan, pembelajaran, dan atau pelatihan, agar siswa dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuker maupun intrakulikuler dan strategi yang dilakukan adalah Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi minat, bakat dan kreativitas, Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan
43 Mengaktualisasikan potensi siswa dalam
pencapaian prestasi sesuai bakat dan minat dan Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berahklak mulia,demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (Civil society).
Jadi dalam strategi untuk membentuk manusia
unggul yang berkarakter dalam bidang kesiswaan bisa
dilakukan melalui dua jalur, yaitu jalur terintegrasikan
dalam mata pelajaran (intrakurikuler) dan
ekstrakurikuler. Di jalur intrakurikuler, pendidikan
karakter bisa dilakukan dengan menciptakan
pembiasaan-pembiasaaan yang positif pada anak, yaitu
dengan membuat routine atau kebiasaan rutin dan
prosedur atau aturan yang disepakati oleh kedua
pihak, yaitu guru dan siswa. Inilah barangkali yang
membedakan dengan pendidikan militer, dimana
aturan lebih ditegakkan berdasarkan sistem komando,
yaitu atasan dan bawahan. Tetapi di dunia pendidikan,
siswa diposisikan sebagai subyek belajar yang selalu
dihargai pendapatnya, termasuk dalam membuat tata
tertib kelas. Kegiatan rutin yang bisa membentuk
kedisiplinan siswa, Kesesuaian nilai- nilai pada
44
tujuan pendidikan sekolah membentuk karakter siswa
yang unggul sesuai dengan pendidikan karakter.
Dalam pembentukan manusia unggul yang
berkarakter dalam bidang kesiswaan memang tak lepas
dari semua aspek dalam memantapkan kepribadian
siswa guna mewujudkan nilai-nilai karakter sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan
karakter melalui kegiatan pembinaan kesiswaan yaitu:
a. Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
b. Masa Orientasi siswa (MOPD).
c. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
d. Bimbingan mental fisik dan Nasionalisme
(BINTALNAS).
e. Penegakan Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan
Akademik dan Sosial Sekolah.
f. Kepramukaan.
g. Upacara Bendera.
h. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
i. Palang Merah Remaja (PMR).
j. Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.
k. Pembinaan Bakat dan Minat melalui kegiatan
ekstrakulikuler disekolah.
Menurut Guru PKn (wawancara tanggal 17 Maret
45 Bahwa pembentukan karakter dalam bidang
kesiswaan dilaksanakan secara secara terprogram dan sistematis dalam penanaman karakter sikap dan nilai-nilai, disiplin, kejujuran dan sopan santun. Kegiatan tata upacara dan pramuka adalah contoh kecil dalam pembentukan watak, disiplin, peran sekolah dalam hal ini adalah bidang kesiswaan dalam pendidikan karakter adalah
mengembangkan nilai-nilai yang mendukung pembentukan watak.
Peran sekolah melalui program bidang kesiswaan
dalam pendidikan karakter melalui program-program
yang telah dibuat oleh sekolah serta kerjasama dengan
semua guru dan karyawan dalam rangka mendidik
siswa yang berkarakter Kegiatan pembinaan
keasiswaan merupakan kegiatan pendidikan yang
dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan
tersebut dilaksanakan didalam dan atau diluar
lingkungan sekolah dalam rangka memperluas
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan
menginternalisasi nilai–nilai atau aturan–aturan agama
serta norma–norma sosial baik lokal, nasional, maupun
global untu membentuk insan yang seutuhnya. Dengan
kata lain, kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan
46
ditujukan untuk membentu perkembangan siswa,
sesuai dengan kebutuhan potensi, bakat, dan minat
mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidikan dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan berkewenangan
disekolah hal tersebut dipertegas oleh STP2K
(wawancara tanggal 17 Maret 2015) mengemukakan:
Dalam pembentukan karakter siswa dalam bidang kesiswaan dengan memberikan pengajaran-pengajaran yang kaitannya dengan pendidikan karakter pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Y.M.E, kegiatan MOPD, OSIS, kegiatan Bintalnas, kegiatan Pramuka, pengembangan bakat dan minat siswa.
Namun kegiatan pembentukan karakter untuk
membentuk manusia unggul di Sekolah Menengah
Kejuruan mengalami banyak hambatan dan faktor
pendukung yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Berdasarkan hasil observasi, terungkap bahwa
perencanaan sekolah dalam mewujudkan manusia
unggul yang berkarakter dalam bidang kesiswaan di
SMK Negeri 3 Kendal sudah berjalan dengan sangat
efektif. Hal tersebut terindikasi dari beberapa
keterangan narasumber yang mengemukakan tentang
47
terpadu atau berimplementasi dalam semua
pembelajaran disekolah dan kegiatan yang ada dalam
bidang kesiswaan. Perencanaan yang baik, pengelolaan
pendidikan dibarengi dengan kegiataan pengelolaan
pendidikan karakter supaya pendidikan karakter
berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan,
manajemen sekolah dan kegiatan-kegiatan di bidang
kesiswaan.
Pendidikan karakter di SMK Negeri 3 Kendal
dimulai diawal tahun pelajaran mengacu pada
pencapaian tujuan pembentukan watak, sikap, tata
krama, kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, tenggang
rasa yang dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran
dan juga dalam kegiatan bidang kesiswaan, seperti
yang diungkapkan oleh kepala sekolah Kepala Sekolah
(wawancara tanggal 14 Maret 2015)
Perencaan pendidikan karakter di SMKN 3 Kendal sebagai pembentukan watak, sikap, disiplin dan juga mempunyai tujuan yang jelas yaitu demi terwujudnya visi dan misi tujuan
pendidikan karakter pembentukan manusia berkarakter yang unggul di sekolah.
Fokus penelitian dilakukan mengenai
pembentukan manusia unggul yang berkarakter di
bidang kesiswaan yang berobjek pada siswa. Upaya
48
hal ini siswa baik lahir maupun batin sehingga
menghasilan kualitas yang berkesinambungan
(Continuous Quality Improvement) untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pembentukan karakter dan akhlak siswa secara utuh,
terpadu dan seimbang karena pada umumnya
pembentukan manusia unggul yang berkarakter
dibidang kesiswaan menekankan pada keteladanan,
penciptaan lingkungan, dan pembiasaan, disiplin.
Implementasi ke sekolah untuk membentuk manusia
unggul yang berkarakter melalui bidang kesiswaan
diungkapkan oleh Wakasek Kesiswaan (wawancara
tanggal 16 Maret 2015) mengemukkan:
Dengan mentaati tata tertib sekolah dilaksanakan sesuai ketentuan, melaksanakan upacara bendera pada hari besar dan pada hari senin adalah sebagai salah satu pembentukan watak kemudian bintalnas sebagai pembentukan kedisiplinan dan pemberian sangsi sesuai dengan tata tertib. Visi dan misi
49 Salaman, Sapa dan ini contoh yang pertama.
Kaseeharian dalam kehidupan,maka bila dilanjutkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dilingkungan SMK Negeri 3 Kendal akan terjalin persaudaraan karena ada senyum, salam, salaman, sapaan. Kemudian rasa kebersamaan akan lebih tinggi. Kemudian S yang kedua, ini kan ada 5S yang kedua yaitu siap, siasat, sohih, sains dan sosial. Anak anak
yang menerapkan 5S pertama, tahapan pertama sudah dilalui maka 5S yang telah dilakukan sudah dilalui. Kalo hal itu sudah menjadi budaya, maka semua yang dilakukan siswa mengacu pada tanggung jawab yang besar terhadap generasi muda. Kita mulai dari yang ada di S SMK Negeri 3 Kendal.
Sekarang ini banyak terjadi siswa yang pintar
tapi tidak punya etika. Jadi pada tujuan pendidikan
budaya dan karakter dalam membentuk manusia
unggul itu mengembangkan potensi nurani siswa
sebagai manusia dan warga Negara yang memiliki nilai
budaya dan karakter bangsa. Generasi yang mendatang
dapat dipastikan akan lebih baik daripada generasi
yang hidup pada zaman sekarang ini. Diharapkan dari
hasil pendidikan karakter ini, 15 tahun kedepan
50
apa. Itu baru bisa dinilai sempurna, kurang sempurna
atau semakin parah.
4.3. Tahapan Pelaksanaan Pemecahan Masalah
Penerapan Pendidikan Karakter di SMK Negeri 3
Kendal dengan penerapan pendidikan karakter dapat
diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata
pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan
norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu
dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan
konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada
tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi,
dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik
sehari-hari di masyarakat.
Oleh karena itu, pendidikan karakter siswa SMK
sangat penting, diantaranya dengan mengadakan
kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan konseling
(selain dari pendidikan agama), yang selama ini
memang sudah diselenggarakan sekolah. Kegiatan
ekstrakulikuler ini merupakan salah satu media yang
potensial untuk pembinaan karakter, kemampuan, rasa
tanggung jawab sosial, bekerja sama, menghargai orang
lain, serta mengembangkan potensi dan prestasi
peserta didik. Peningkatan mutu akademik peserta
didik dengan kegiatan ekstrakurikuler merupakan
51
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Selain itu, Bimbingan dan Konseling (BK) juga
merupakan bagian penting dalam pembentukan
karakter siswa SMK, dimana BK ini sebagai media
pengarah dan pembimbing siswa mempunyai tujuan
untuk mendorong: perkembangan karir serta
kehidupan-nya di masa yang akan datang,
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri
dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya, mengatasi hambatan dan
kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja. Jadi sangat jelas bahwa BK
merupakan salah satu komponen yang sangat penting
didalam dunia pendidikan sebagai salah satu yang
dapat mendorong pembentukan karakter yang baik
pada siswa.
Pendidikan karakter di sekolah juga sangat
terkait dengan manajemen atau pengelolaan
sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana
52
dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di
sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara
lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan,
muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik
dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait
lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah
merupakan salah satu media yang efektif dalam
pendidikan karakter di sekolah. Memberikan peluang
pengembangan diri dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berkreasi dengan guru sebagai
fasilitator dalam pembelajaran yang bermakna karena
terciptanya pendidikan karakter disekolah yang
memberikan siswa untuk megembangkan bakat
maupun minat siswa yang diberiakn tempat atau
wadah dalam pengembangan bakat tersebut.
Upaya membangun karakter bangsa dimulai
sejak dini melalui jalur pendidikan dianggap sebagai
langkah yang tepat. nilai-nilai karakter yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan
karakter disekolah dapat dilakukan melalui
perkembangan karakter individu seseorang yang tujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa untuk generasi yang
53
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat
diketahui melalui pencapaian indikator oleh siswa
dengan mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai
dengan tahap perkembangan remaja, siswa mampu
memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri
dengan menunjukkan sikap percaya diri serta
mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam
lingkungan yang lebih luas, menunjukkan kemampuan
berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
Gambar 4.2 Pembentukan karakter melalui Bintalnas
4.4. Faktor pendukung pelaksanaan best practice pendidikan karakter di sekolah
Beberapa faktor pendukung sebagai penguat
penerapan pendidikan karakter disekolah diantaranya:
(1)Kepala sekolah, guru dan siswa memiliki dedikasi
yang sangat tinggi untuk mewujudkan pendidikan
54
mendukung setiap program yang dibuat kesiswaan
untuk pengembangan diri, sehingga memudahkan
kesiswaan dalam mengembangkan sumber daya yang
dimiliki dalam pengembangan karakter siswa, (3)Kepala
sekolah memiliki kepedulian dalam membina seluruh
jajaran baik guru, karyawan maupun siswa dalam
memberikan motivasi untuk kemajuan sekolah dalam
pengembangan karakter building atau pendidikan
karakter untuk membentuk manusia unggul.
4.5. Hasil dan Dampak yang Dicapai dari Strategi penerapan pendidikan karakter membentuk manusia unggul di SMK
4.5.1. Kesadaran diri
Sebelum peseta didik diberikan tentang
pendidikan karakter faktor-faktor penyebab kegagalan
anak di sekolah. Faktor-faktor kegagalan yang
disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan
otak, tetapi pada karakter rasa percaya diri,
kemampuan bekerjasama, kemampuan bergaul,
kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan
kemampuan berkomunikasi pada siswa yang kurang
karena Anak-anak yang mempunyai masalah dalam
kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan
belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya.
Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat
55
terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja
yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah
umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan,
tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan
sebagainya.
Sehingga penanaman karakter disekolah sangat
penting dengan penanaman nilai-nilai nasionalisme/
karakter akan tumbuh dan tertanam baik. Indikatornya
adalah warga sekolah saling menyapa saat bertemu,
siswa bertemu dengan bapak ibu guru dengan
menghormati seperti mencium tangan, dan kesadaran
sebagai mahluk sosial untuk saling bekerja sama,
peduli, tanggung jawa, jujur, rasa ingin tahu dan rasa
bangga akan sekolahnya.
Gambar 4.3 Kegiatan kerja bakti disekolah
4.5.2. Bertanggung jawab
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi
mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu
nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
56
semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau
watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat
luas. Tanggung jawab sangat berperan terhadap
kesuksesan anak di kehidupannya kelak. Tanpa
tanggung jawab, mereka akan menemui kesulitan
dalam bermasyarakat. Dampak dari kurangnya
memiliki rasa tanggung jawab adalah tidak mendapat
respek dari orang sekitar karena pada dasarnya mereka
yang tidak bertanggung jawab terhadap yang
diembannya memberikan kerugian bukan hanya pada
dirinya tetapi pada orang di sekitarnya juga.
Gambar 4.4 Suasana dalam bertanggung jawab melaksanakan tugas
4.5.3. Disiplin
Upaya penegakkan disiplin dilingkungan sekolah
agar siswa mentaati peraturan tata tertib sekolah,
menerapkan kedisiplinan di sekolah sehingga mampu
57
prinsip dalam semua aspek kehidupannya, Identifikasi
masalah-masalah sosial di sekolah mengarah kepada
adanya kekurang disiplinan siswa. Ditengarai
penyebab-penyebab adanya kekurang disiplinan siswa
adalah kurangnya kepedulian pihak-pihak di sekitar
siswa. Penyebab lainnya adalah mudahnya siswa mendapatkan “informasi” tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu.
Pendidikan karakter dipandang sebagai solusi
adanya kekurang disiplinan siswa di sekolah.
Pendidikan karakter dijadikan alat untuk
mengkarakterkan siswa. Melalui kegiatan ini, siswa
dilatih bertindak sesuai dengan norma dan aturan
berlaku. Melalui kegiatan ini pula, siswa dibiasakan
melaksanakan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
seperti gotong-royong, sopan santun, saling
menghormati, dan lain sebagainya dalam
meningkatkan disiplin siswa, diharapkan adanya
kerjasama antara guru dan siswa. Dalam artian guru
harus mampu memberikan contoh bagi siswa.
Kemudian berlakukan tata tertib di sekolah dengan
58
Gambar 4.5 Salah satu disiplin siswa disekolah
4.5.4. Perolehan Kompensasi
Penerapan pendidikan karakter dengan
kompensasi jarang sekali dilakukan disekolah baru
sebatas senang dan nyaman. Sementara kompenasi
yang berupa reward atau penghargaan dalam bentuk
pujian atau tepuk tangan masih jarang dilakukan.
Dengan adanya konpensasi pada siswa sangat
mendukung perasaan senang, bangga dan nyaman
menjadi bagian dari siswa SMK Negeri 3 Kendal.
59
4.6. Keberhasilan dalam pencapaian manusia
unggul yang berkarakter di SMKN 3 Kendal Strategi dalam membentuk karakter manusia
unggul disekolah bisa dilakukan melalui dua jalur,
yaitu jalur terintegrasikan dalam mata pelajaran
(intrakurikuler) dan ekstrakurikuler. Di jalur
intrakurikuler, pendidikan karakter bisa dilakukan
dengan menciptakan pembiasaan-pembiasaaan yang
positif pada anak, yaitu dengan membuat rutinitas atau
kebiasaan rutin dan prosedur atau aturan yang
disepakati oleh kedua pihak, yaitu sekolah dalam hal
ini peraturan sekolah yang dibakukan dan perwakilan
siswa yaitu OSIS di SMK Negeri 3 Kendal. Inilah
barangkali yang membedakan dengan pendidikan
militer, dimana aturan lebih ditegakkan berdasarkan
sistem komando, yaitu atasan dan bawahan. Tetapi di
dunia pendidikan, siswa diposisikan sebagai subyek
belajar yang selalu dihargai pendapatnya, termasuk
dalam membuat tata tertib sekolah dan kelas.
Kegiatan rutin yang bisa membentuk kedisiplinan
siswa antara lain mengikuti upacara ataupun apel serta
selalu datang lebih awal, berbaris ketika masuk kelas,
bersalaman dengan guru, berdoa sebelum dan sesudah
pelajaran, berargumentasi atau menyampaikan
pendapat yang baik, mengucapkan salam kepada guru
60
besar kenegaraan, cinta lingkungan hidup, piket kelas,
beribadah bersama, dan sebagainya, (kemendiknas,
2010).
Dalam upaya meneguhkan karakter disiplin
siswa, ada beberapa komponen penting yang musti
dijalankan, yaitu adanya reward and punishment atau
penghargaan dan sanksi yang sesuai dengan peraturan
sekolah.
4.6.1. Peran Sekolah dalam Pendidikan Karakter Pendidikan karakter melalui sekolah adalah
pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam
pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi
pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau
nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,
dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter
tidak hanya pada tatanan kognitif, tetapi menyentuh
pada diri siswa tersebut, dan pengamalan nyata dalam
kehidupan siswa sehari-hari di masyarakat. Nilai-nilai
yang ditanamkan didalam pada siswa adalah disiplin,
tanggung jawab. dan kepala sekolah sebagai pimpinan
memiliki tanggung jawab untuk menggerakkan,
mendorong sumber daya manusia dan Kesiswaan
sebagai wadah pengembangan bakat dan minat siswa
61
bakat dan minat pada diri siswa dalam pencapaian
prestasi unggulan sesuai dengan kemampuannya.
4.6.2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembinaan Kesiswaan
Kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan
kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam
pelajaran kegiatan belajar mengajar. Kegiatan tersebut
dilaksanakan di dalam dan/atau di luar lingkungan
sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi
nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta
norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk
membentuk insan yang seutuhnya.
Adapun tujuan kegiatan pembinaan kesiswaan yaitu:
a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan
terpadu yang meliputi bakat, minat dan kretivitas.
b. Memantapkan kepribadian siswa untuk
mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan
pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan
pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan
pendidikan.
c. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian
prestasi unggulan sesuai bakat dan minat.
d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat
62
hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan
masyarakat madani.
4.6.3. Bentuk Kegiatan
Dalam memantapkan kepribadian siswa guna
mewujudkan nilai-nilai karakter sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional, maka pendidikan karakter melalui
kegiatan pembinaan kesiswaan yaitu:
a. Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kegiatan Rohani disekolah
sesuai dengn agama yang dianut.
b. Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD).
c. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
d. Bimbingan mental fisik dan Nasionalisme
(BINTALNAS).
e. Penegakan Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan
Akademik.
f. Kepramukaan
g. Upacara Bendera
h. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
i. Palang Merah Remaja (PMR).
j. Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.
k. Pembinaan Bakat dan Minat melalui kegiatan
ekstrakulikuler disekolah.
Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam
bentuk kegiatan pembinaan kesiswaan tersebut dapat
63
Tabel 4.3 Contoh Kegiatan Pembinaan Kesiswaan Dan Nilai-Nilai Karakter Yang Dapat Ditanamkan
No. Bentuk Kegiatan Contoh Nilai-nilai
1. Pembinaan keimanan
dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Religius ( memperingati hari-hari besar agama ) dan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
2. Masa Orientasi
peserta didik (MOPD)
Didiplin, kerjasama, mandiri, bertanggung jawab, cinta tanah air, menghargai hak orang lain.
3. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Mandiri, disiplin, kreatif, inovatif, demokrasi, bertanggung jawab.
4 Bimbingan mental fisik dan nasionalisme (BINTALNAS)
Pembentukan karakter melalui pembinaan mental dan fisik, dan cinta tanah air, disiplin, menghargai hak-hak orang lain, santun
5. Penegakan Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Akademik.
Disiplin, santun, jujur, sadar akan hak dan kewajiban orang lain, peduli sosial dan lingkungan
6. Kepramukaan Demokratis, percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, mandiri, bekerja keras, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, inovatif
7. Upacara Bendera Nasionalis, disiplin 8. Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS)
Bergaya hidup sehat, peduli sosial dan lingkungan, kerjasama, cinta sesama 9. Palang Merah Remaja
(PMR)
Peduli sosial dan lingkungan, bergaya hidup sehat, disiplin, mandiri
10. Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Bergaya hidup sehat, patuh pada aturan-aturan Sekolah, dan sosial masyarakat.
11 Pembinaan Bakat dan Minat
Kegiatan ekstrakulikuler yang berada didalam sekolah yaitu: seni, olahraga, sains, bahasa, karya ilmiah.
Sains
Cinta ilmu, ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, menghargai karya dan prestasi orang lain
Olahraga
Bergaya hidup sehat, disiplin, kerjasama, menghargai karya dan prestasi orang lain, percaya diri
Seni
Menghargai karya dan prestasi orang lain, menghargai keberagaman, nasionalis, percaya diri, inovatif.
Bahasa Santun, menghargai karya orang lain,
menghargai keberagaman, nasionalis
64
Kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan
bagian dari proses pendidikan karakter di sekolah dan
peningkatan mutu pendidikan. Kegiatan pembinaan
kesiswaan dirancang dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah juga untuk memperkuat
penguasaan kompetensi dan memperkaya pengalaman
belajar siswa dengan tetap membentuk nilai-nilai yang
sesuai dengan karakter bangsa.
Dengan demikian, pembinaan kesiswaan di SMK
Negeri 3 Kendal perlu didukung oleh sumber daya
manusia yang relevan dengan situasi dan kondisi
sekolah serta perkembangan siswa. Artinya, pembinaan
kesiswaan dalam rangka membentuk karakter akan
sangat bergantung kepada faktor-faktor seperti:
1. Pemahaman guru atau pendidik terhadap kondisi
obyektif siswa.
2. Tingkat penguasaan kompetensi pendidik.
3. Tujuan yang akan dicapai.
4. Proses pelaksanaan yang direncanakan.
5. Materi kegiatan yang dikembangkan dukungan
kelembagaan sekolah, baik berupa tenaga, dana,
maupun sarana/prasarana pembinaan karakter.
4.7. Pembahasan
Dalam pembahasan ini diuaraikan bahwa
65
mengatur berbagai masalah dan kegiatan dalam bidang
kesiswaan, agar kegiatan pembelajaran di sekolah
dapat berjalan dengan baik dan lancar, tertib dan
teratur serta dapat mencapai tujuan yang ditargetkan
sekolah, memberikan cakupan dan wilayah kerja yang
sangat luas pada manajemen kesiswaan. Karena
manajemen kesiswaan itu sendiri adalah suatu usaha
pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan peserta didik secara langsung, dan segi-segi lain yang berkaitan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik
mungkin terhadap peserta didik. Misi SMKN 3 Kendal
salah satunya yaitu tentang pembentukan karakter
pada siswa yang berorientasi pada norma, agama dan
nilai budaya bangsa Indonesia sehingga pembentukan
manusia unggul yang bertujuan untuk membantu
perkembangan siswa, sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan
yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah Mengembangkan potensi
siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat,
66
dan kegiatan dalam bidang kesiswaan, agar kegiatan
pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan baik
dan lancar, tertib dan teratur serta dapat mencapai
tujuan yang ditargetkan sekolah, memberikan cakupan
dan wilayah kerja yang sangat luas pada manajemen
kesiswaan. Sehingga terbentuklah manusia unggul
yaitu manusia unggul memiliki kualitas yang tentunya
tidak dimiliki manusia pada umumnya. Mereka selalu
berusaha dan bekerja keras untuk menjadi yang
terbaik. Disamping itu, Manusia unggul tentunya
memiliki ilmu pengetahuan yang luar biasa. Manusia
unggul yang memiliki kemampuan atau kompetensi
dibidangnya sehingga apa yang dilakukannya sesuai
dengan norma atau kaidah yang berlaku dimasyarakat
dengan kata lain bahwa manajemen kesiswaan
memberikan kegiatan pada siswa sesuai dengan bakat
dan minat siswa tersebut sehingga potensi yang dimiliki
oleh siswa tersebut terbentuklah manusia unggul
berkarakter.
Keaadan sebelum inisiatif Di sekolah seringkali
muatan kurikulumnya terlalu berat dan pembelajaran
yang konvensional. Lingkungan sekolah seperti ini
dapat menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk
beradaptasi dengan beban kurikulumnya dan
pendekatan pembelajarannya sehingga tidak tumbuh
67
contoh kurikulum yang dewasa ini diterapkan
disekolah. Sekolah menggunakan kurikulum nasional.
Hasil ujian semester pada kelas X menunjukkan
ketuntasan yang relatif rendah.
Fenomena ketuntasan belajar yang rendah
tersebut dapat disebabkan oleh beban kurikulum yang
terlalu berat. Sistem pendidikan sekolah seperti itu
dapat berpengaruh negatif terhadap usaha membangun
karakter. Sebab, dalam waktu yang panjang sebagian
terposisikan inferior rasa percaya dirinya. Rasa tidak
mampu yang berkepanjangan tersebut akan
membentuk pribadi yang kurang percaya diri, dan
menimbulkan stress berkepanjangan. Pada usia remaja
biasanya keadaan ini akan mendorong remaja
berperilaku negatif, seperti senang tawuran, terlibat
kriminalitas, putus sekolah, dan menurunnya mutu
lulusan. Karena itu kritik-kritik yang ditujukan pada
pendidikan persekolahan, bahwa pendidikan formal
kita hanya melahirkan ahli matematika, fisika, dan
kimia, tetapi lulusannya tidak berkarakter (Ya’kub,
2008) setelah inisitaif strategi pelaksanaan Pemecahan
mendasar terkait dengan pendidikan moral dan
motivasi diri, dan pemecahan komprehensif mencakup
seluruh lapisan masyarakat. Gerakan pendidikan
karakter berbangsa merupakan solusi yang penting
68
Secara konseptual pendidikan karakter telah disusun
dan dimulai untuk diterapkan di sekolah. Ada delapan
belas nilai karakter yang perlu diimplementasi di
sekolah, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung
jawab.
Dengan demikian Prestasi siswa yang diukir dari
berbagai kejuaraan baik tingkat kabupaten, propinsi
maupun nasional tak lepas dari pendidikan karakter
dalam menciptakan manusia unggul di SMK Negeri 3
Kendal. setelah siswa mendapatkan pedidikan karakter
siswa Menunjukkan kemampuan menganalisis dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
dapat menerapkan informasi dari lingkungan sekitar
dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan
kreatif, Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk
mengikuti pendidikan menengah, Mematuhi
aturan-aturan sosial yang berlaku di sekolah maupun di
masyarakat, Menunjukkan kemampuan menganalisis
dan memecahkan masalah pada semua mata pelajaran
dan Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai
dengan tahap perkembangan remaja, para siswa dalam
69
dalam hal ini adalah kegiatan ekstrakulikuler mampu
berkembang daya inovatif, kreatif maupun daya kreasi
yang siswa miliki sesuai dengan bakat dan minat yang
mereka miliki. Sehingga dalam perkembangannya para
orang tua banyak yang menyekolahkan putra putrinya
ke SMKN 3 Kendal dengan harapan sikap disiplin, tata
krama, sopan santun maupun daya kreasi anak-anak
mereka bisa berkembang ke hal yang positif.
4.8. Implikasi
Pengoptimalan pengembangan karakter di
lembaga pendidikan, karena pendidikan memiliki peran
penting dan sentral dalam pengembangan potensi
manusia. Melalui pendidikan diharapkan terjadi
transformasi yang dapat menumbuh kembangkan
karakter positif, serta mengubah watak dari yang tidak
baik menjadi baik. Pendidikan dipandang berperan
dalam mengatasi krisis moral karena pendidikan
merupakan usaha atau proses yang ditujukan
untuk membina kualitas sumber daya manusia
seutuhnya.
Pendidikan karakter merupakan suatu upaya
untuk mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
beradasarkan Pancasila.Upaya pembentukan karakter
sesuai dengan budaya bangsa dapat dilakukan di
70
yang terintegrasi pada setiap mata pelajar, harus
mengandung karakter di dalamnya. Kultur sekolah
merupakan suatu nilai, kebiasaan-kebiasaan, norma,
ritual, yang dilaksanakan dalam lingkungan sekolah
dan dipraktikan oleh seluruh warga sekolah.
Implementasi pendidikan karakter tersebut dapat
dilaksanakan melalui kegiatan rutin, kegiatan
spontanitas, pengkondisian, serta keteladanan.
Karakter nilai-nilai karakter yang dikembangkan di
sekolah sudah terjabarkan dalam indikator yang
representatif. Indikator yang representatif dan baik
tersebut menyebabkan kemudahan dalam
mengungukur ketercapaiannya.
Sekolah dapat memilih nilai-nilai karakter yang
sesuai dengan visinya. pemahaman guru tentang
konsep pendidikan karakter yang menyeluruh, guru
dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diampunya. Selain nilai-nilai
karakter umum, dalam mata pelajaran juga terdapat
nilai-nilai karakter yang dikembangkan guru pegampu.
Nilai-nilai karakter mata pelajaran tersebut sudah
dapat digali dengan baik untuk dikembangkan dalam
proses pembelajaran. Guru sudah memiliki kompetensi
yang memadai untuk mengintegrasikan nilai-niai
karakter pada mata pelajaran yang diampunya.
71
yang diperoleh dari hasil penelitian ini, terdapat
implikasi sebagai berikut.
Berdasarkan analisis data data ditemukan
pengaruh positif para siswa di SMKN 3 Kendal setelah
mereka mendapatkan pendidikan karakter di sekolah
daya kreasi inovatif sikap perilaku maupun tata krama
Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
santun dengan guru, karyawan maupun masyarakat
sangat berpengaruh besar dalam perubahan sikap para
siswanya, banyak masyarakat maupun sekolah lain
yang berusaha mengikuti cara maupun tehnik dalam
menerapkan disiplin, sopan santun, tata krama
maupun berinteraksi antara guru, siswa maupun
dengan masyarakat. Pelan namun pasti SMK Negeri 3
Kendal menajdi sekolah rujukan bagi sekolah-sekolah
dikabupaten Kendal Hal ini mengandung implikasi
bahwa pendidikan karakter yang telah diterapkan di
SMK Negeri 3 Kendal dalam menciptakan manusia
unggul mempunyai peranan penting dalam membentuk
kepribadian siswa. pendidikan karakter yang efektif
akan membentuk kebiasaan baik kepada siswa. Jadi
agar tercipta pendidikan karakter yang efektif maka
diperlukan perhatian yang serius dari berbagai pihak
sehingga dapat membantu meningkatkan pembentukan
72
Berdasarkan analisis data tentang pembentukan
manusia unggul berkarakter di program manajemen
kesiswaan di SMK Negeri 3 Kendal dalam
penyebarluasan pendidikan karakter melalui kegiatan
pembelajaan disekolah dilakukan dengan berbagai cara
yaitu:
a. Sosialisasi
Penyadaran semua siswa akan pentingnya
pendidikan karakter. Peran guru dalam hal ini
memberikan gambaran secara luas tentang dalam
penerapan pendidikan karakter di sekolah maupun di
luar sekolah (keluarga dan masyarakat).
b. Pendidikan
Formal (satuan pendidikan), nonformal (kegiatan
keagamaan,kursus, pramuka dll.), informal (keluarga,
masyarakat, dan sekolah).
c. Pembudayaan
Perilaku berkarakter dibina dan dikuatkan
dengan penanaman nilai-nilai kehidupan agar menjadi
budaya.
d. Kerjasama
Membangun kerjasama sinergis antara semua
dilingkungan sekolah akan pendidikan karakter untuk