• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONTOH FORMAT SKRIPSI BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CONTOH FORMAT SKRIPSI BAB III"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi, dan makna ungkapan larangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002: 3) yang menyatakan ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.

(2)

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tabanan, yang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Bali. Kabupaten Tabanan terdiri atas sepuluh kecamatan, yaitu (1) Kecamatan Selemadeg Barat, (2) Kecamatan Selemadeg, (3) Kecamatan Selemadeg Timur, (4) Kecamatan Pupuan, (5) Kecamatan Kerambitan, (6) Kecamatan Tabanan, (7) Kecamatan Penebel, (8) Kecamatan Baturiti, (9) Kecamatan Marga, dan (10) Kecamatan Kediri.

Dari sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan, penelitian ini dilakukan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kerambitan dan Penebel. Kecamatan Kerambitan terdiri atas lima belas desa, yaitu Desa Kesiut, Desa Timpag, Desa Meliling, Desa Sembung Gede, Desa Batuaji, Desa Samsam, Desa Baturiti, Desa Kerambitan, Desa Tibubiu, Desa Penarukan, Desa Kelating, Desa Pangkung Karung, Desa Kukuh, Desa Tista, dan Desa Belumbang. Kecamatan Penebel terdiri atas delapan belas desa, yaitu Desa Rejasa, Desa Tengkudak, Desa Penatahan, Desa Sangketan, Desa Mengesta, Desa Wangaya Gede, Desa Penebel, Desa Buruan, Desa Riang Gede, Desa Biaung, Desa Pitra, Desa Tajen, Desa Jegu, Desa Senganan, Desa Pesagi, Desa Babahan, Desa Tegalinggah, dan Desa Jatiluwih.

(3)

mata pencaharian sebagai petani dan pertanian dalam arti luas diharapkan dapat diperoleh informasi beragam terkait dengan wacana larangan.

Secara geografis, Kabupaten Tabanan memiliki batas wilayah (1) sebelah utara adalah Kabupaten Buleleng, (2) sebelah barat Kabupaten Jembrana, (3) sebelah timur adalah Kabupaten Badung, dan (4) sebelah selatan Samudra Indonesia.

3.3Jenis dan Sumber Data

(4)

Untuk mendapatkan data khususnya data lisan dibutuhkan informan. Informan yang baik, harus memenuhi beberapa kriteria informan, yaitu:

(1) masyarakat petani dan penutur asli bahasa Bali yang berdomisili di Kecamatan Kerambitan dan Penebel, Kabupaten Tabanan dan mengetahui wacana larangan;

(2) berusia antara 35 – 65 tahun dan tidak pikun sehingga mampu memberikan informasi berupa data yang representatif;

(3) tidak cacat wicara;

(4) berpendidikan serendah-rendahnya setingkat SD; (5) bisa diajak berkomunikasi;

(6) bersedia menjadi informan;

(7) jujur dan tidak dikucilkan oleh masyarakat di sekitarnya; dan

(8) mempunyai pengetahuan dan keterampilan berbahasa memadai (Samarin, 1988: 55--70).

3.4Instrumen Penelitian

(5)

mengelompokkan data. Kamera digital digunakan untuk mengambil gambar yang terkait dengan aktivitas para petani.

3.6 Metode dan Teknik Penyediaan Data

Data dikumpulkan dengan metode simak atau penyimakan, yaitu menyimak ungkapan larangan yang digunakan oleh masyarakat petani Tabanan, baik secara lisan maupun tulis. Metode simak dapat disejajarkan dengan metode pengamatan atau observasi dalam ilmu sosial, khususnya Antropologi. Di samping itu, juga digunakan metode cakap, yaitu metode penyediaan data dengan melakukan percakapan antara peneliti dan informan. Metode ini dapat disejajarkan dengan metode wawancara dalam ilmu sosial, khususnya Antropologi (Sudaryanto, 1993: 133--138 ; Mahsun, 2005: 92).

(6)

informan. Rekaman ini selanjutnya ditranskripsikan dengan teknik catat (Sudaryanto, 1993: 133).

Data tulis dikumpulkan dengan metode simak yang dibantu dengan teknik lanjutan berupa teknik catat. Artinya, peneliti menyimak pemakaian ungkapan larangan dalam sumber data tertulis yang berupa awig-awig. Hasil penyimakan ditindaklanjuti dengan teknik catat (Sudaryanto, 1993: 133).

Di samping dengan metode simak, data dalam penelitian ini juga dikumpulkan dengan metode cakap. Metode cakap dibantu dengan teknik dasar teknik pancing, sedangkan teknik lanjutannya adalah teknik cakap semuka, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik pancing dilakukan dengan pemancingan. Artinya, peneliti mengajukan berbagai macam pertanyaan agar informan mau mengeluarkan ungkapan larangan. Teknik pancing dilakukan dengan langsung, tatap muka atau bersemuka. Pada saat teknik pancing dan teknik cakap semuka diterapkan, sekaligus dioperasikan teknik rekam. Artinya, peneliti merekam pembicaraan dalam teknik pancing dan teknik cakap semuka. Hasil rekaman itu kemudian ditindaklanjuti dengan teknik catat (Sudaryanto, 1993: 137--139).

3.7 Metode dan Teknik Analisis Data

(7)

yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah metode padan referensial yang alat penentunya adalah kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referent bahasa dan metode padan pragmatis yang alat penentunya adalah mitra

wicara. Metode padan digunakan dalam menentukan fungsi dan makna ungkapan larangan, sedangkan metode agih digunakan untuk mengetahui bentuk ungkapan larangan.

Untuk mendapatkan hasil analisis data yang baik dilakukan sejumlah tahapan. Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah (1) transkripsi data dari bahasa lisan ke dalam bahasa tulis dan mencatat data tertulis, (2) pengalihbahasaan ungkapan larangan dari bahasa Bali ke dalam bahasa Indonesia, (3) mengelompokkan ungkapan larangan, (4) menentukan bentuk ungkapan larangan, (5) menelaah fungsi ungkapan larangan, (6) menentukan makna yang terkandung dalam ungkapan larangan, dan (7) menentukan dinamika pemakaian ungkapan larangan pada masyarakat petani berdasarkan kelompok umurnya.

Dalam menentukan dinamika pemakaian ungkapan larangan, ungkapan larangan yang telah diklasifikasikan berdasarkan lingkup pemakaian, dan topiknya diklarifikasi dengan teknik cakap semuka kepada 66 orang responden. Responden itu diambil secara acak dua orang dari setiap desa yang ada di Kecamatan Kerambitan dan Kecamatan Penebel.

3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Caranya, rangkaikanlah gagasan-gagasan pokok setiap paragraf hasil kerjamu di atas dengan menggunakan kata penghubung (konjungsi) yang tepat.  Mendiskusikan :

Dalam penyusunan rancangan Perda tentang rencana tata ruang, Dalam penyusunan rancangan Perda tentang rencana tata ruang, pemerintah daerah provinsi melakukan

Menurut Jenning (1971, dalam Blomm 197), topografi karst didefinisikan sebagai lahan dengan relief dan pola penyaluran yang aneh, berkembang pada batuan yang

amboinensis yang berasal dari Sulawesi tidak berhasil diidentifikasi menggunakan buku kunci identifikasi Yamaguci karena morfologi cacing tersebut yang sangat

1915/LS-BJ/2018 Pembayaran belanja perjalanan Dinas dalam daerah bulan Maret dan April 2018, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Ngraho, pada Dinas Kesehatan

waktu yang berbeda dapat membuat tingkat kecemasan terhadap ujian statistika. pada mahasiswa turut

Diceriterakan, konon, sudah lama beliau mengembara mencari putra beliau itu tidak juga dijumpai, sampai akhirnya tiba di kawasan Tohlangkir pengembaraan beliau Setibanya di

kepada saya beberapa waktu yang lalu.. Selain romantisme masa lalu, dalam hal pemekaran, jujur saya katakan bahwa wilayah Imekko memiliki modalitas lainnya, seperti Modalitas