Oleh :
Bramantiyo Wahyu Nugroho 152421539
Teknik Industri
PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN PRODUK
RANGKUMAN
BAB IV
Quality Function Deployment
UNIVERSITAS WIDYA MATARAM
YOGYAKARTA
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
A. Pengertian
Quality Fuction Depoyment adalah sebuah sistem pengembangan produk yang dimulai dari merancang produk proses manufaktur sampai produk tersebut ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan kepada keinginan konsumen.
Beberapa aspek penting dari sistem QFD [Kaebernick H., Farmer L. E., Mozar S,1997], adalah :
1. Fokus utama QFD adalah Customer needs (kebutuhan konsumen). 2. Biasanya QFD didasari proyek dan kegunaan fungsi silang tim. 3. QFD sangat cocok jika diimplementasikan dengan Concurrent
Engineering, yang merupakan sistem pengembangan produk yang terpadu.
QFD meliputi semua elemen mulai dari desain, pemasok material mentah, produksi (manufaktur), distribusi dan pelayanan produk.
B. Manfaat QFD
Beberapa manfaat QFD sebagai dasar pengembangan produk, [Kaebernick H., Farmer L. E., Mozar S,1997], antara lain :
1. Mengurangi dan mempercepat terjadinya perubahan.
Keuntungan utama QFD adalah bahwa tindakan pencegahan (preventive) lebih baik daripada reaksi (reactive) dalam pengembangan produk, yang menyebabkan performansi organisasi bergerak naik sehingga akan bekerja pada tingkat kualitas tinggi. 2. Pengurangan waktu pengembangan
Waktu siklus pengenalan produk dapat dipercepat dari sepertiga menjadi setengah dengan penggunaan QFD melalui perencanaan produk.
3. Pengurangan masalah saat produksi dimulai
QFD membantu mengeliminasi permasalahan yang timbul sebelum produksi dimulai, sehingga QFD merupakan metode antisipasi sebagai ganti aksi pemeriksaan.
4. Biaya produksi yang lebih rendah
5. Pengurangan permasalahan dasar
Pengurangan ini direfleksikan dari pengurangan permasalahan dari konsumen dan sebagainya akibat terjadi pengurangan biaya
Proses QFD melibatkan partisipan melalui sejumlah proses yang rumit, dengan pendekatan dokumentasi yang terarah. Selain itu juga membantu transfer ilmu pengetahuan kepada pekerja baru, memberi kerja awal kepada mereka lebih tinggi dari learning curve ( kurva belajar ).
C. Metodologi QFD
Metode QFD menurut Cohen (1995) memiliki beberapa tahap perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu :
1. Matriks perencanaan produk (House of Quality) : HOQ lebih dikenal dengan rumah pertama (R1) yang menjelaskan tentang customer needs, technical requirements, co-reationship, relationship, customer competitive evaluation, competitive technical assement dan targets. mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk. 4. Matriks perencanaan manufacturing/poroduksi
D. Gambar QFD
QFD diilustrasikan sebagai sebuah rumah yang sangat komplek. Dibagi kedalam ruangan yang lebih komplek yang berisi atribut – atribut (keinginan konsumen, kebutuhan teknis, hubungan keduanya, dan linnya) yang satu dan lainnya saling berhubungan untuk memberikan kontribusi untuk analisis pengembangan produk.
Berikut merupakan contoh gambar House of Quality
1. Voice of Customers (VOC)
QFD dimulai dengan menggarisbawahi sejumah kebutuhan penting ata apa (WHATs) yang ingin diselesaikan atau disempurnakan, ini sebagai kebutuhan konsumen (customer requirements) dan biasanya disebut dengan Voice of Customers.
Kata WHATs akan dikembangkan secara detail dalam HOWs (kebutuhan teknis). Selanjutnya customer requirements diterjemahkan dalam tingkat spesifikasi teknik produk yang disebut dengan kebutuhan desain.
2. Kebutuhan Teknis (technical requirements)
Kebutuhan teknis (HOWs) merupakan bahasa teknis yang akan kemudian dikembangkan. Sebagai ciri dari bahasa teknis adalah sifat terukur yang berarti bahwa setiap bahasa teknis pasti akan memiliki satuan ukur.
3. Hubungan WHATs dan HOWs
keinginan konsumen atau beberapa permasalahan yang tidak diharapkan sering timbul dalam pengembangan produk.
WHATs dan HOWs dihubungkan langsung sehingga menjadi matriks sebagai berikut
Hubungan kuat jika keinginan teknis tertentu merupakan interpretasi langsung suatu keinginan konsumen. Sedang hubungan sedang dan lemah umumnya dari hubungan keinginan konsumen dengan kebutuhan teknis yang bukan interpretasi langsungnya. 4. Menentukan HOW MUCH
Elemen keempat dari house of quality adalah bagian HOW MUCH, bagian ini merupakan bagian terukur dari HOWs yang berisi nilai target yang akan dicapai.
Beberapa alasan mengapa HOW MUCH’s didefinisikan antara lain sebagai berikut :
a. Untuk menyediakan makna tujuan dari jaminan bahwa kebutuhan bisa ditemukan.
b. Untuk menyediakan target bagi pengembangan produk lebih lanjut.
HOW MUCH’s menyediakan tujuan yang spesifik yang menjaga bahwa apa yang menjadi tujuan dalam pemuasan konsumen dapat tercapai.
Jadi ada empat elemen yang menjadi kunci dasar QFD antara lain : WHAT, HOW, RELATIONSHIP, HOW MUCH yang dapat ditemukan daam Chart QFD rumah pertama House of Quality. 5. Matrik Korelasi
trade-off, riset dan pengembangan mungkin dibutuhkan. Ada beberapa tipe yang umum digunakan dalam menjelaskan hubungan dalam matrik korelasi, antara lain Positive, Strong Positive, Negative, Strong Negative. Kemudian dapat dilakukan identifikasi yang mana HOW’s yang saling dukung dan yang mana yang merupakan trade-off yang harus dihilangkan.
Sumber negative sebenarnya merupakan sumber ide untuk pengembangan produk, namun supaya kjebutuhan konsumen dapat terpuaskan, maka hubungan negative haru direspon untuk mencari cara menghilangkan trade-off.
6. Competitive Assessment
Competitive Assessment adalah sebuah grafik yang menggambarkan perbandingan penilaian terhadap produk perusahaan dan produk pesaingnya untuk setiap keinginan konsumen (WHATs) dan kebutuhan teknis (HOWs)
Competitive Assessment dari WHATs sering disebut Customer Competitive Assessment dan digunakan sebagai informasi customer oriented (orientasi pelanggan).
Competitive Assessment untuk HOWs sering disebut dengan Technical Competitive Assessment dan digunakan secara teknis untuk menganalisa kompetisi produk dibanding produk pesaing. Competitive Assessmentdapat digunakan untk membuat niai tujuan (HOW MUCH’s) dicapai.
7. Importance Rating dan Bobot Kolom
yang lebih tinggi untuk mengidentifikasi tingkat kepentingan konsumen dan biasanya diekspresikan dengan skala reatif (missal 1-9 atau 1-5). Importance rating ini sangat penting untuk mempresentasikan nilai konsumen ketimbang kepercayaan internal perusahaan.
Nilai importance rating sangat penting didalam memperkirakan kebutuhan HOWs dalam pengembangan produk. Dengan melakukan penyimbolan terhadap hubungan antara WHATs dan HOWs yang bersifat hubungan kuat, menengah, atau lemah. Hasil dari penjumlahan dari perkalian importance rating dan hubungan yang telah ditentukan sebelumnya, maka akan didapat nilai bobt kolom yang penting bagi langkah rumah kedua yaitu matrik part deployment.
E. Organisasi QFD
QFD merupakan proses fungsi silang sebuah tim dari juga merupakan aktifitas awal dari :
Seleksi anggota tim
Pengembangan proyek
Identifikasi kepentingan – kepentingan konsumen dan stakeholder
Perencanaan proyek
Membuat waktu pengerjaan proyek
Tim pengembangan proyek QFD adalah sebagai berikut : 1. Core Team
Merupakan pusat didalam pengembangan QFD dan merupakan langkah awal didalam proyek QFD untuk menyeleksi anggota tim. Kompsisi dari core team QFD akan memiliki kebebasan dalam menentukan proyek sesuai tujuan pengembangan produk. Team ini beranggotakan :
– Marketing
– Product design
– Manufacturing
Biasanya core team terdiri dari empat sampai delapan perusahaan didalam usaha pengembangan produk baru.
3. Facilitator
Fasilitator adalah pedoman, perencanaan dan pelaku dalam proses pengembangan produk dari sebuah tim QFD 4. Leader
Adalah pemimpin dari peaksanaan proyek. Eader juga penanggungjawab penuh atas keberhasilan atau kegagalan pengembangan proyek QFD
5. Recorder
Adalah pencatat agenda – agenda penting selama proses QFD berlangsung.
F. Empat Fase Pengembangan QFD
House of Quality adalah merupakan voice of Customers yang perlu didengar oleh perusahaan, sebab voice of customers merupakan cara sistematis untuk masuk daam desain, proses dan produksi bahkan sampai pelayanan.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya ada empat fase dalam pengembangan QFD yang terdiri atas empat bagian, yaitu : House of Quality, Part Deployment, Perencanaan Proses, dan Perencanaan Produksi.
1. House of Quality (HOQ)
House of Quality merupakan rumah pertama dan merupakan bagian terlengkap dari pengembangan QFD. Pada house of Quality terdapat WHATs (merupakan customer requirements/voice of customers), HOWs (merupakan technical requirements), matrik hubungan, competitive assessment (konsumen dan teknis) dan importance rating.
Permulaan QFD adalah dengan menggariskan apa yang akan diselesaikan pada produk berdasarkan kehendak konsumen.
b. Menentukan customer needs-nya (WHATs)
Customer needs atau Voice of the Customer. Item ini mengandung hal – hal yang dibutuhkan oleh konsumen dan masih bersifat umum, sehingga sulit untuk langsung diimplementasikan.
c. Menentukan Importance Rating
Merupakan tingkat kepentingan dari VoC dan diperoleh dari hasil perhitungan kuesioner yang disebarkan kepada pelanggan.
d. Analisis tentang customer competitive evaluation
Anaisis ini dibuat berdasarkan pengumpulan data yang diperoleh dari konsumen tentang penyebaran produk di pasar dibandingkan dengan pesaing produk sejenis dan segmen pasar yang sama.
e. Menentukan technical requirements (HOWs)
Technical requirement merupakan pengembangan dari customer needs atau merupakan penerjemahan kebutuhan konsumen dalam bentuk teknis agar sebuah produk dapat dibentuk secara langsung.
f. Menentukan relationship
Agar diperoleh nilai secara kauntitatif maka antara WHATs dan HOWs merupakan langkah selanjutnya untuk menemuka nilai bobot. Relationship ditentukan oleh tiga nilai kunci utama yaitu :
– Strong relationship dengan bobot 9
– Medium relationship dengan bobot 3
– Weak relationship dengan bobot 1 g. Menentukan target (HOW MUCH)
Nilai target direpresentasikan untuk memenuhi keinginan konsumen. Ada beberapa alasan kenapa target perlu dikemukakan :
– Untuk menyediakan tujuan dari pengembangan produk
h. Membuat matriks korelasi
Matrik korelasi merupakan atap dari House of Quality, sebagai penentu dari struktur hubungan setiap item HOW. Matrik korelasi juga menjelaskan tipe dari beberapa
i. Membuat analisis tentang competitive technical assessment Anaisis ini dibuat dengan membandingkan produk sejenis dari perusahaan lain pada produk dan segmen pasar yang sejenis.
j. Menentukan bobot
Bobot ditentukan dari hubungan korelasi antara customer requirement dan technical requirement yang ditentukan dari jenis hubungan yang berlangsung.
k. Menentukan aksi terhadap pengembangan produk baru. Aksi terhadap pengembangan produk baru ditentukan melalui strategi analisis dalam House of Quality.
2. Analisis HOQ
Pengembangan proyek QFD tidak terlepas dari usaha analisis yang mendalam agar didapat hasil yang maksimal. Oleh karena itu perlu dikembangkan strategi analisa yang detail dan mendalam pada saat membuat QFD. Pengembangan strategi analisis terdiri dari bebrapa fase, antara lain.
a. Fase 1 : Informasi konsumen
Pada fase ini prosedur yang dilakukan adalah mengurutkan customer needs dari keinginan konsumen yang memiliki importance rating tertinggi sampai yang terendah. Ada dua kriteria untk menilai dan menentukan aksi perbaikan yaitu :
1) Evaluasi kompetitif konsumen, yang dibedakan menjadi :
b) Tidak ada produk yang baik dalam suatu mencolok, makakeunggulan pesaing dapat dijadikan sumber perbaikan.
Menguji konsep (examine concept) jika tertinggal tidak jauh.
2) Customer compaints, yaitu keluhan yang disampaikan oleh konsumen tentang produk yang akan dibuat atau yang telah ada selama ini.
b. Fase 2 : Prioritas Aksi Tertentu
Dari 3 jenis aksi yang muncu pada fase 1, maka kemudian di kode dengan huruf A,B, dan C yang menunjukan tingkat kesulitan dan kebutuhan sumberdaya pengembangan produk baru tersebut. Penjelasannya sebagai berikut : A. Pengembangan produk baru tidak begitu suit diakukan,
dengan penggabungan ide saingan di depan.
B. Memerlukan lebih banyak sumberdaya, dimana pada konsep ini harus dikembangkan dan dievaluasi dari konsep terbaik QFD.
C. Merupakan tingkat tersulit dari pengembangan produk baru, karena peru pencarian konsep baru.
c. Fase 3 : Pengukuran kuantitatif
Fase ini merupakan tambahan dalam informasi yang diperoleh dari konsumen, antara lain :
1) Tujuan (Goal)
Merupakan target dari penilaian kompetitif konsumen. Biasanya ditentukan langsung oleh perusahaan.
Merupaan keinginan konsumen yang berpengaruh pada kompetisi yang dapat dipergunakan untuk pemasaran.
3) Improvement ratio
Diperoleh dari hasil pembagian goal dengan kondisi dimana produk perusahaan sekarang berada.
4) Berat bobot baris.
Diperoleh dari perkalian importance rating, sales point, dan improvement ratio.
d. Fase 4 : Prioritas Keputusan
Dari informasi yang didapat dalam fase sebelumnya, dapat diambil keputusan dengan mempertimbangkan bobot baris dan tingkat kesulitan aksi yang diambil.
e. Fase 5 : Tentukan Kebutuhan Teknis yang Akan Dibawa ke Part Planning Matrix dengan Mempertimbangkan Sumberdaya yang Tersedia.
Dalam rumah kedua ini dibutuhkan teknis yang terpiih untuk dikembangkan ditransformasikan pada rancangan konsep yang lebih teknis yang disebut sebagai part kritis. Dalam analisis konsep terdapat kriteria – kriteria yang merupakan rumusan rincian kebutuhan pokok dari produk, yaitu :
Kebutuhan konsumen dari QFD, berdasarkan HOQ maka ditentukan factor teknik yang memungkinkan untuk diperbaiki.
Kebutuhan dari sisi manufacturing
Dalam rincian kebutuhan tersebut masih harus dipilih lagi kebutuhan yang penting dan berhubungan dengan konsumen dan pihak perusahaan mampu mengusahakannya.
a. Fault Tree Analysis
Salah satu cara untuk menentukan critical part digunakan fault tree analysis yaitu menganalisis elemen – elemen yang diperkirakan sebagai penyebab terjadinya ketidaksesuaian target dengan technical requirements.
b. Matrik Perencanaan Proses (Process Planning)
Sebelum memnentukan matrik proses, harus diperhatikan tahap-tahap proses yang dilalui oleh bahan baku sampai menjadi produk jdi dan siap dipasarkan.
c. Matrik Perencanaan Manufakturing/Produksi (Manufacturing / Production Planning)
Setelah melalui tahap perencanaan part dan proses, maka untuk tahap terakhir dapat diketahui tindakan yang perlu diambil untuk perbaikan kualitas.
CONTOH STUDI KASUS
Proses pengembangan produk “Bolter” yang direncanakan ini dikembangkan berdasarkan tahapan – tahan yang sesuai dengan proses pengembangan berdasarkan metode QFD (Quality Function Development) dimana tahapan itu adalah sebagai berikut:
Namun dalam tahapan ini kami hanya membatasi produk “Bolter” sampai pada tahap produksi saja tidak sampai tahap pemasaran.
Pernyataan Misi Produk
Pernyataan Misi : Bolter (Bolpoint Pointer)
Deskripsi produk Bolpoint dilengkapi dengan pointer presentasi.
Sasaran bisnis kunci Produk diperkenalkan pada kuartal ke-2 saat penerimaan ajaran baru tahun 2014.
Harga murah standar menengah keatas. Memperoleh pangsa pasar 50 % tahun 2015. Simple, praktis, dan efisien.
Pasar Utama Seluruh kalangan praktisi akademia dan eksekutif. Pasar Sekunder Mahasiswa dan Pelanggan biasa.
Asumsi-Asumsi Menggunakan baterai.
Tinta dan baterai dapat diganti.
Jarak ketajaman pointer lasser dapat setel. Pihak-Pihak yang
Terkait
Pengguna
Pengecer dan Tenaga Penjual
Bagian Produksi dan Operasional Manufaktur Departemen Hukum/ Legal.
Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
1. Mengumpulkan data mentah dari pelanggan, hal ini dapat dilakukan dengan perbagai cari antaranya : wawancara, kelompok focus, observasi produk pada saat digunakan.
2. Menginterprestasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan 3. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi hierarki
4. Menetapkan kepentingan relative setiap kebutuhan
Berdasarkan tahapan – tahapan diatas maka akan didapatkan pernyataan data mentah dari wawancara pelanggan yang dirangkum dalam table di bawah ini masing – masing mengenai “Bolpoin & Pointer” :
1. Data mentah pointer
Pernyataan Pelanggan Interprestasi Kebutuhan
Setiap presentasi saya kadang lupa menaruh pointer
Pointer harus selalu berada ditempat yang penting atau berada di dekat benda yang penting
Pointer yang saya gunakan itu susah mengganti baterainya kalau habis
Batrai pointer harus dapat diganti atau paling tidak ada pointer yang dicas
Pointer kalau jatuh sering ngadat atau cepat rusak
Pointer harus tahan banting
Pointer yang saya miliki sering ngadat kalau terkena air
Pointer harus tahan air atau hujan
Saya menyukai pointer yang bisa disematkan dimana saja
Bentuk pointer harus simple dan mudah dibawa
Pernyataan Pelanggan Interprestasi Kebutuhan
Kadang bolpoint yang saya gunakan sering hilang karena lupa menaruhnya
Bolpoint harus selalu berada didekat benda yang penting atau selalu ditempat kerja
Bolpoint yang saya miliki cepat habis tintanya
Tinta bolpoint dapat diganti
Bolpoint yang saya miliki pasti pecah kalau keinjak
Bolpoint harus kuat dan tahan lama
Kadang saat – saat penting susah mencari bolpoint dalam tas
Warna bolpoint harus mencolok
Saya suka bolpoint yang tidak ribet Bolpoint harus simple
Dari data mentah diatas hasil wawancara pelanggan maka berdasarkan berbagai pertimbangan dan pernyataan kami mencoba mengambangkan “Bolter (Bolpoint+Pointer)” sebagai jawaban atas pernyataan – pernyataan diatas.
3. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk “Bolter” akan diterangkan dalam lembar kerja yang mudah dimengerti untuk kebutuhan pelanggan dan derajat kepentingan.
No Atribut (Permintaan Konsumen) Kepentingan
1 Bolter Fungsi utama sebagai bolpoint dan pointer 3
2 Bolter Mudah dibawa / Ringan 4
3 Bolter Kontrol sederhana 4
4 Bolter Mampu dibeli oleh mahasiswa 3
5 Bolter Memungkinkan pergantian tinta dan battery 5
6 Bolter Tidak rusak saat jatuh maupun terinjak 5
7 Bolter Menanambah kebanggaan 2
8 Bolter Menarik 4
9 Bolter Tahan air 3
Berikut ini adalah jawaban pengembang (engineer) dari permintaan konsumen di atas.
No Kebutuhan Matrik (Jawaban Engineer) Kepentingan
1 10 Memiliki banyak fitur tambahan 4
2 3 Model kecil dari material non logam 4
3 7 Tombol hanya ON/OFF dan NEXT/BACK 4
4 9 Harga material dan komponen murah 3
5 8 Mudah bongkar pasang 5
6 9 Bahan/material kuat dan sesuai SNI 5
7 8 Desain unik 3
8 6 Tampilan berwarna-warni 4
9 8 Isolator rangkian elektronik 3
10 7 Menggunakan battery hybrid dan bisa di cas 3
Mendesain Konsep – Konsep Produk
Seleksi Konsep
Kriteria Seleksi
Konsep
A B C D E
Kemudahan Penggunaan + + + + +
Daya tahan 0 0 0 0 0
Kemudahan pembuatan 0 0 0 0 0
Mudah untuk dibawa + – + + +
Lanjutkan? Gabungkan Tidak Gabungkan Ya Ya
Setelah itu merangking konsep seperti berikut ini
Kriteria Seleksi Konsep
Kemudahan Penggunaan 10 % 4 0,4 3 0,3 3 0,3
Daya tahan 15 % 4 0,6 4 0,6 3 0,45
Peringkat 3 2 1
Lanjutkan? Tidak Tidak Kembangkan
Setelah terpilih konsep yang tepat untuk memuaskan kebutuhan pelanggan atau konsumen maka tahap selanjutnya adalah pengujian konsep.
Pengujian Konsep
Pengujian konsep dilakukan dengan pembuatan prototype berdasarkan konsep yang terpilih. Prototype dibuat sebanyak lima buah “Bolter” dari konsep yang terpilih. Tujuan dari prototype ini adalah untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan kensep yang telah terpilih. Pada tahap ini kelemahan akan diperbaiki dan kemudian akan didapatkan spesifikasi akhir dari produk “Bolter” yang akan menjawab semua kebutuhan pelanggan.
Proses Pengembangan Lebih Lanjut