FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI BERUSAHATANI TEBU
DOSEN PENGAMPU: Masyhuri Machfudz, Dr.Ir
DISUSUN OLEH : Ali Rahman 21401032030
PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
KATA PENGANTAR
Malang, 14 November 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……… !
KATA PENGANTAR……… !!
DAFTAR ISI………. !!!
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1 Latar belakang……… 1
1.2 Rumusan masalah……….. 2
1.3 Tujuan……… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. 3
2.1 Hasil-hasil penelitian terdahulu………. 3
2.2 Landasan teori……… 4
BAB III Kerangka berfikir dah hipotesis………. 9
3.1 Kerangka berfikir……….. 9
3.2 Hipotesis……… 10
BAB IV Metodologi penelitian
4.1 Lokasi penelitian
4.2 Popolasi dan sampel
4.3 Teknik pengambilan sampel dan jumlah sampel
4.4 Teknik Analisa data
BAB V Hasil penelitian dan pembahasan
5.1 Hasil penelitian paparan data yang telah diolah
5.2 Pembahasan hasil penelitian
6.1 Kesimpulam
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pertanian menjadi salah satu sektor primer yang menyokong perekonomian Indonesia, di era globalisasi ini sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional, karena ternyata sector pertanian lebih tahan menghadapi krisis ekonomi dibandingkan dengan sector lainnya. Selain itu sektor pertanian berperan dalam mencukupi kebutuhan penduduk, meningkatkan pendapatan petani, penyediaan bahan baku industri, memberi peluang usaha serta kesempatan kerja, dan menunjang ketahanan pangan nasional (Adiwilaga, 1992 dalam Fauzi, 2007).
Salah satu subsektor pertanian yang berperan penting di Indonesia adalah subsektor perkebunan. Subsektor perkebunan tersebut salah satunya adalah tanaman tebu yang memiliki arti penting sebagai bahan baku pada industri gula. Pengembangan tanaman tebu ditujukan untuk menambah pasokan bahan baku pada industri gula dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani tebu dengan cara partisipasi aktif petani tebu tersebut. Selain itu, industri tebu dapat menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia dan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi petani tebu. Industri gula tebu diharapkan dapat memberikan dampak terhadap struktur perekonomian wilayah dengan meningkatkan pendapatan daerah.
Menurut Mosher (1985), tolok ukur yang sangat penting untuk melihat kesejahteraan petani adalah pandapatan rumah tangga, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan tergantung pada tingkat pendapatan petani. Besarnya pendapatan petani itu sendiri akan mempengaruhi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu, pangan, sandang, papan, kesehatan dan lapangan kerja.
Namun pada kenyataannya tingkat kesejahteraan petani berdasarkan pemenuhan kebutuhan dasar menurut BPS 2015 dengan kriteria, bila memenuhi;
- 0-3 indikator (sejahtera)
- 4-8 indikator (kurang sejahtera) - 9-12 indikator (tidak sejahtera)
Hasil penelitian menunjukan petani lebih dominan terhadap indikator yang ke 4-8 (86%) itu berarti rumah tangga petani tergolong kurang sejahtera.
1.2 Rumusan masala
Berdasarkan kontradiksi diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu secara simultan?
2. Seberapa besar pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu secara parsial? 3. Faktor-faktor social ekonomi yang mana berpengaruh secara dominan?
4. Seberapa besar kemampuan petani tebu dalam mengelola usahatani tebu untuk meningkatkan pendapatan mereka?
1.3 Tujuan penelitian
Bedasarkan rumusan masalah maka disusunlah tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Ingin menganalisis pengaruh social ekonomi terhadap produktivitas tebu secara simultan. 2. Untuk melihat factor-faktor social ekonomi yang mana yang perpenganruh secara
dominan.
3. Ingin mengetahui factor-faktor social ekonomi terhadap produksi tebu.
4. Untuk mengetahui kemampuan petani tebu dalam mengelola usahatani tebu serta meningkatkan pendapatan mereka.
1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi mahasiswa dapat di jadikan media pengembangan pemikiran dan pembelajaranterkait teori-teori yang dinperoleh di meja kuliah serta mengaplikasikan teori di lapng
2. Bagi petani di harapkan hasil dari penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang maksimal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Achmad Faqih Fauzi Tahun: (2007) Dalam hasil penelitian yang berjudul Analisis Penggunaan Faktor Produksi Tanaman Tebu Terhadap Pendapatan Petani
Hasil dari penelitian ini adalah variabel lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan.
Efriyani Sumastuti Tahun: (2009)Dalam hasil penelitian yang berjudul Analisis Pendapatan Keluarga Petani Tebu di Kabupaten Pekalongan.
Hasil dari penelitian ini adalah total pendapatan secara positif dipengaruhi oleh luas lahan, angkatan kerja, dan upah tenaga kerja.
Peneliti: Mohamad Saleh Tahun: (2012) Dalam hasil penelitian yang berjudul Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Kelompok Petani Tebu di Desa Gunung Anyar Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso.
Hasil dari penelitian ini adalah a) Variabel modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan kelompok petani tebu. b) Variabel tenaga kerja mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan kelompok petani tebu. c) Variabel pendidikan kepala keluarga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan kelompok petani tebu. d) Variabel umur kepala keluarga mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap pendapatan kelompok petani tebu.
Ardyarta David Pradana (2013) Dalam hasil penelitian yang berjudul Analisis factor-faktor yang mempengaruhi efisiensi industry rumah tangga kripik tempe di Kabupaten Blora
b. Pemanfaatan factor input industry rumah tangga kripik tempe yaitu bahan baku, tenaga kerja dan modal di Kabupaten Blora belum efisiensi terutama pada bahan baku
c. Kendala yang timbul dalam usaha peningkatan efisiensi produksi kripik tempe di Kabupaten Blora adalah masih sedikitnya alat modern yang di gunakan sehingga banyaknya produksi yang di hasilakan kurang optimal secara kuantitas.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pergertian Usahatani
Ilmu usaha tani merupakan proses menentukan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi pertanian untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan yang maksimal (Suratiyah, 2006).
Usahatani merupakan kegiatan bercocok tanam dengan mengalokasikan sumber-sumber daya seperti tanah, lahan, tenaga kerja, modal, dan air untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini seperti yang telah diungkapkan Soekartawi (2002) bahwa usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. 2.2.2 Faktor Produksi Usahatani
Di dalam proses produksi usahatani untuk menghasilkan suatu produk dapat dipengaruhi oleh satu atau beberapa faktor. Adapun faktor-faktor produksi yang digunakan, seperti modal, tanah, tenaga kerja, bibit, pupuk dan lainnya. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan petani (Prawirokusumo, 1990).
2.2.3 Pengertian Biaya Tenaga Kerja
Biaya usahatani merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen (petani, nelayan, dan peternak) untuk memperoleh faktor-faktor produksi, yang akan digunakan dalam mengelolah usahanya dalam mendapatkan hasil maksimal (Rahim dan Hastuti, 2007).
2.2.4 Pengertian Pendapatan
lahan dan modal. Faktor eksternal berupa harga dan ketersedian sarana produksi. Ketersedian sarana produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun dana tersedia. Bila salah satu sarana produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi penggunaan faktor produksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi misalnya harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi biaya dan pendapatan.
BAB III
KERANKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka berfikir
3.2 Hipotesis
Atas dasar kerangka berfikir, maka dapat di hipotesiska sebagai berikut:
1. Diduga factor social ekonomi berpengaruh terhadap produktivitas tebu secara simultan.
2. Diduga factor social ekonomi berpengaruh terhadap produktivitas tebu secara parsial 3. Diduga pula dari nomor satu dan dua diatas, ada salah satu factor yang berpengaruh
4. mengetahui kemampuan petani tebu dalam mengelola usahatani tebu serta meningkatkan pendapatan mereka.
BAB IV
METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di daerah ………. Hal yang mendasari penelitian ini Karena daerah tersebut sebagai sentra produksi tebu disatu sisi. Pada sisi yang lain sesuai dengan problematik yang ada pada latar belakang yaitu stroberi merupakan komoditas andalan yang ada indikasi produksi hasil panen kurang memberikan dukungan terhadap pasar sehingga sulit berkompetisi dengan tebu lain, atas dasar itulah maka akan dilihat aspek social ekonominya.
4.2 Pendekatan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang mana semua variabel yang terlibat dalam penelitian ini diukur dengan angka numerik.
4.3 Populasi dan Sampel
Beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sample tidak di perlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat di jangkau oleh peneliti.
Mengingat jumlah petani tebu di daerah Bululawang, Malang, Jawa Timur yang berjumlah 62 responden dan kurang dari seratus responden. Teknik yang digunakan dengan sampling jenuh atau sensus, artinya seluruh populasi diteliti, karena jumlah populasi yang sedikit.
4.4 Metode Analisis
Untuk mengetahui pendapatan usahatani tebu adalah dengan menggunakan rumus: 1. Biaya produksi
Adalah sebagai kompensasi yang di terima oleh para pemilik faktor-faktor produksi, atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani. (Moehtar Daniel, 2002). Biaya produksi dapat di bedakan menjadi tiga secara struktural ;
a. Biaya tetap
Menurut Hernanto (1995) biaya tetap adalah semua biaya yang semua penggunaannya tidak habis dalam satu kali masa produksi (tanah, pajak, pengairan, sewa lahan, penyusutan).
b. Biaya tidak tetap atau biaya variabel
c. Adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besarnya produksi (pengeluaran, pupuk, benih, pestisida, biaya tenaga kerja).
d. Biaya total
Adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. 2. Pendapatan kotor
Adalah semua penerimaan usahatani sebelum dikurangi dengan seluruh biaya-biaya yang di gunakan.
Pendapatan bersih pada usaha adalah selisih antara pendapatan kotor usaha dan total biaya produksi (Soekarwi, 1986). Dapat dirumuskan:
PB=PK – TBP Keterangan:
PB = pendapatan bersih PK = pendapatan kotor TBP = total biaya produksi 4. Analisis Pendapatan Regressi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda dipakai untuk menjelaskan pengaruh faktor-faktor produksi yang dipakai terhadap produksi dan pendapatan yang diterima oleh usahatani. Rumusnya adalah :
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4
Keterangan :
Y = pendapatan petani A = konstanta regresi
B = koefisien regresi untuk faktor produksi X1 = faktor produksi bibit
X2 = faktor produksi pupuk X3 = faktor produksi pestisida X4 = faktor produksi tenaga kerja a. Mencari nilai koefisien determinan R2
Untuk mengetahui ketepatan model yang dipakai nilai koefisien determinasi akan menunjukan sejauh mana variabel andependen (X) secara bersama-sama akan mempengaruhi variabel dependen (Y). nilai koefesien determinasi (R2) semakin
mendekati 1 maka menunjukan bahwa model yang dipakai semakin tepat.
b. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel depnden (Y)> digunakan uji F.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan apa yang menjadi permasalahan, maka tujuan dari penulisan proposal ini adalah:
5.1.1 Besarnya pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu secara simultan. 5.1.1 Mengetahui seberapa besar pengaruh social ekonomi terhadap keuntungan petani tebu
secara parsial.
5.1.2 Mengetahui apa saja factor-faktor social ekonomi yang mana berpengaruh secara dominan.