• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KEBIJAKAN KANTONG PLASTIK BERBAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DAMPAK KEBIJAKAN KANTONG PLASTIK BERBAYA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI KEBIJAKAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

DI YOGYAKARTA

Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah

Seminar Rencana Penelitian

Disusun oleh: Hastomo Aditya Nugroho

09/285708/SP/23709

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada zaman sekarang plastik merupakan alat yang mendominasi dalam setiap kebutuhan masyarakat. Bahkan dalam jaman yang modern ini plastik juga sangat berperan dalam menggantikan bahan yang biasanya digunakan seperti bambu, kayu, rotan, dan masih banyak yang lainnya. Dalam implementasinya plastik dianggap lebih mudah didapatkan, dan dianggap lebih awet atau tahan lama dari pada bahan yang lain. Namun kunci utama masyarakat menggunakan plastik adalah harga yang lebih dapat dijangkau oleh semua kalangan. Plastik sendiri merupakan material baru yang dikembangkan dan disebarluaskan sejak abad ke-20 , dimana plastik mengalami perkembangan yang luar biasa dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005.1

Istilah plastik merupakan perpaduan antara kondensasi organik atau penambahan polimer dan juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan peforma atau polimerisasi sintetik. Plastik merupakan polimer; rantai panjang atom yang mengikat satu sama lain, dan rantai tersebut membentuk banyak molekul berulang yang biasa disebut “monomer”. Pada umumnya plastik terbentuk dari polimer karbon saja, namun ada juga yang menggunakan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakangnya. Tulang belakang merupakan bagian dari rantai dijalur utama yang menghubungkan monomer menjadi satu kesatuan. Dalam hal ini membuat plastik merupakan salah satu alat dari polimer yang menjadi kebutuhan utama untuk bisa menggantikan alat yang berasal dari polimer juga.

Plastik merupakan salah satu bahan yang dinilai sangat menguntungkan fungsinya oleh masyarakat, apabila dinilai dari segi akses kemudahan mencari bahan, lebih awet dan tahan lama, juga dari segi harga lebih terjangkau dari alat yang menggunakan bahan organik. Namun setiap bahan yang dikonsumsi atau dipakai akan meninggalkan sisa, termasuk plastik juga.

(3)

Banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa limbah plastik memakan jangka waktu lama untuk mengurai atau hancur, sehingga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang cukup besar. Sampah plastik oleh beberapa pemerhati lingkungan hidup dinyatakan sebagai bencana lingkungan, karena jangka waktu penguraiannya bisa mencapai 500 sampai 1000 tahun. Sampah plastik terdiri dari kantong plastik, botol plastik, bungkus makanan, dan barang-barang lainnya yang bahan dasarnya menggunakan plastik. Khususnya mengenai kantung plastik atau yang juga dikenal dengan sebutan “keresek”, berikut merupakan fakta menurut Reuselt.

 Lebih dari 1 triliun kresek digunakan setiap tahunnya di dunia. Tiongkok sebagai negara berpenduduk terbanyak di dunia, sekitar 1.3 Miliar jiwa, mengkonsumsi sekitar 3 Miliar sampah kresek pertahunnya

 Sekitar 1 juta keresek digunakan setiap menitnya

 Sebuah keresek memerlukan waktu 1000 tahun untuk menguraikannya secara alami

 Lebih dari 3.5 juta ton keresek, karung dan pembungkus lainnya dibuang pada tahun 2008

 Penggunaan keresek saja di Amerika Serikat mencapai 100 miliar yang menghabiskan biaya bagi para retailer sekitar 4 milliar dollar per tahun

 Keresek merupakan jenis sampah di lautan yang paling umum kedua setelah puntung rokok

 Keresek tetap mengandung racun meskipun sudah terurai

 1 mil persegi lautan memiliki sekitaer 46 ribu plastik yang mengambang diatasnya.

Dalam hal tersebut negara kita termasuk negara penghasil limbah plastik terbesar nomor 2 di dunia. Penduduk Indonesia mengkonsumsi 9,8 Milliar bungkus plastik pertahun dimana angka tersebut menjadi angka fenomenal urutan ke dua setelah negara China.2 Dari total nilai konsumsi

bungkus plastik tersebut, 95% bungkus plastik menjadi limbah yang memadati setiap daerah. Pada negara maju dalam kasus penanganan limbah plastik, terutama limbah kantong plastik ditangani oleh pemerintah dengan

(4)

mengeluarkan kebijakan tentang kantong plastik berbayar, dimana seluruh perusahaan ritel maupun tradisional wajib mengenakan biaya tersendiri untuk penggunaan kantong plastik yang dibebankan ke konsumen, sehingga akan memberikan efek jera kepada konsumen agar enggan menggunakan kantong plastik sekali pakai untuk membawa belanjaannya. Namun ada beberapa negara yang langsung dengan ekstrim melarang penggunaan kantong plasting di negaranya, sebagai contoh Bangladesh. Bangladesh merupakan negara pertama yang memberlakukan pelarangan penggunaan kantong plastik, hal tersebut dikarenakan adanya insiden banjir bandang yang diakibatkan tersumbatnya Drainage system selama musim hujan di negara ini.3

Di Indonesia sendiri baru saja menerapkan sistem kantong plastik berbayar tersebut, dengan sasaran perusahaan ritel modern, dimana 90% menggunakan kantong plastik sebagai kemasannya. Atas beberapa alasan diatas pemerhati lingkungan hidup menyarankan kepada masyarakat dan pemerintah melakukan gerakan diet kantong plastik berbayar agar dapat menekan sampah plastik. Saran tersebut bukannya tanpa dasar, namun berdasarkan riset yang dilakukan Greenation Indonesia sejak 2008, kedua metode tersebut akan mampu mengurangi sampah plastik di indonesia hingga 70 persen dalam setahun.

Seiring dengan desakan dan pergerakan para pemerhati lingkungan, pemerintah Indonesia pun akhirnya menerapkan kebijakan uji coba kantung plastik berbayar mulai tanggal 21 Februari 2016, yang bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional, di 22 kota di indonesia. 22 kota tersebut terdiri dari Jakarta, Bandung, Bekasi, Depok, Bogor, Tanggerang, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palembang, Medan, Balikpapan, Banjarmasin, Makasar, Ambon, Papua, Jayapura, Pekanbaru, Banda Aceh, Kendari, dan yang terakhir adalah kota Yogyakarta. Di kota Yogyakarta sendiri program tersebut dimulai pada beberapa sektor seperti daerah Sleman, kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Imogiri. Dalam kebijakan tentang kantong plastik berbayar tersebut pemerintah kota Yogyakarta mengincar perusahaan – perusahaan ritel besar seperti Indomaret, Alfamart, Progo, Gramedia, Togamas, Hypermart,

(5)

Carefour, Hero, Superindo dan beberapa perusahaan ritel lainnya yang dianggap besar dan familiar untuk masyarakat.

Pemerintah kota Yogyakarta juga meminta para perusahaan ritel tersebut memasang selebaran tentang kebijakan kantong plastik berbayar di area kasir agar para konsumen dapat melihat dan membaca tentang peraturan baru tersebut. Para perusahaan ritel juga dihimbau untuk menyediakan kardus – kardus bekas sebagai pilihan untuk menggantikan kantong plastik atau bisa juga menyediakan kantong belanja daur ulang (Reusable Bag) baik secara gratis maupun berbayar. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat dapat memiliki beberapa alternatif untuk membawa barang belanjaan selain dengan kantong plastik.

Dengan melihat kebijakan baru yang di kota Yogyakarta tentang pemberlakuan kantong plastik berbayar, penulis ingin melihat dan menganalisis sejauh mana pengaruh kebijakan tersebut sudah berjalan dan bagaimana perilaku konsumen perusahaan ritel terhadap kebijakan kentong plastik berbayar tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah disebutkan di atas maka dapat diambil rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Mengapa sosialisasi tentang kebijakan kantong plastik berbayar terhadap perilaku konsumen masih minim di Yogyakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui problematika minimnya sosialisasi kebijakan kanton plastik berbayar terhadap konsumen

2. Untuk mengetahui 1.4 Manfaat penelitian

1. Memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan terutama dalam implementasi ilmu kebijakan publik

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Sampah Plastik

2.1.1 Pengertian Sampah Plastik

Sampah merupakan material sisa yang tidak terpakai setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk – produk yang tersisa dari proses alam tersebut. Akan tetapi karena didalam kehidupan manusia dimasukan dalam konteks lingkungan makasampah dapat dibagi menurut jeni-jenisnya.

Berdasarkan sifatnya:

 Sampah Organik – dapat diurai

Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Dan sampah jenis ini dapat diproses untuk dijadikan pupuk kompos.

 Sampah Anorganik – tidak terurai

(7)

dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang masih dapat dijual adalah wadah pembungkus maknan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas baik kertas koran maupun HVS juga karton.

Berdasarkan bentuknya:

Biasanya penggolongan sampah dari bentuknya dibagi dua yaitu sampah padat dan sampah cair.

 Sampah padat adalah segala bahan buangan yang memiliki bentuk dan wujud yang padat. Seperti sampah rumah tangga, sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas, dan lain-lainnya.

Menurut bahannya sampah padat ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan smapah yang mengandung bahan bahan dari organik. Seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan kayu dari perabot rumah tangga, potongan-potongan ranting dan sebagainya. Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak gampang terurai. Sebagai contoh kantong plastik.

2.1.2 Pencemaran lingkungan

Kantong plastik merupakan salah satu faktor penyebab pencemaran lingkungan hidup. Pencemaran didarat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari dari segi kesehatan yaitu sebagai sarang dari penyakit dan bakteri yang menyebabkan bibit penyakit. Lingkungan hidup sendiri merupakan sekumpulan ekosistem yang terdiri dari berbagai makhluk hidup yang hidup berdampingan dengan lingkungannya. Dalam kasus ini limbah sampah kantong plastik memiliki peranan yang cukup besar dalam perusakan lingkungan, seperti yang dijabarkan oleh UU nomor 23 tahun 1997, pasal 1 butir 12 dapat diartikan masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain kedalam sebuah lingkungan hidup oleh kegiatan yang mangakibatkan penurunan kualitas pada tingkat tertentu sehingga menyalahi dari esensi pengertian lingkungan hidup.

(8)

 Pencemaran air

Air dapat dikatakan tercemar apabila terjadi perubahan komposisi atau kondisi yang diakibatkan oleh adanya kegiatan atau hasil dari sebuah kegiatan yang dilakukan oleh manusia sehingga secara langsung maupun tidak langsung air menjadi tidak layak atau kurang layak untuk semua fungsi atau tujuan pemanfaatan sebagaimana kewajaran air dalam keadaan alami.

 Pencemaran udara

Pencemaran udara yaitu masuknya komponen dari berbagai substansi kedalam udara yang mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan manusia atau bentuk kehidupan yang lebih rendah, bersifat menyerang,merugikan bagian kulit luar atau keberadaannya secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan pengaruh buruk terhadap kesejahteraan manusia.  Pencemaran tanah

Yaitu perubahan fisik maupun kimiawi tanah yang dapat mengakibatkan menurunnya daya guna atau berkurangnya kemampuan daya dukung tanah, bila digunakan tanpa daya olah terlebih dahulu.

Melihat berbagai definisio perncemaran diatas maka dapat diketahui bahwa dampak yang timbul akibat dari pencemaran lingkungan tidak hanya berpengaruh pada sektor lingkungan saja, akan tetapi juga berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan dan juga manusia.

2.2 Kebijakan Diet Kantong Plastik

(9)

Didalam surat edaran yang pertama dijelaskan bahwa salah satu arah kebijakan pemerintah dalam rangka menekan angka sampah di Indonesia, terutama limbah atau sampah kantong plastik yaitu adalah dengan memberlakukannya kantong plastik berbayar yang mulai diberlakukan oleh perusahaan ritel modern di seluruh Indonesia. Hal tersebut guna memenuhi target pengurangan sampah plastik sekitar 1,9 ton pertahun. Pengurangan sampah plastik sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Pemerintah terkait pengurangan sampah nasional sekitar 11 persen pada tahun 2016.

Kebijakan tersebut baru mulai diuji coba pada tanggal 21 februari 2016 serentak di 22 kota di Indonesia, termasuk kota Yogyakarta. Apabila sebelumnya masyarakat yang berbelanja di tempat perbelanjaan ritel diberikan kantung plastik secara gratis untuk membawa barang belanjaannya kini harus membayar dalam jumlah tertentu untuk perkantong plastiknya. Dalam surat edaran tersebut dikatakan bahwa minimal perusahaan ritel modern mematok harga Rp. 200 perkantong plastik, namun pada implementasinya diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan daerah dan kota masing-masing. Di Jakarta sendiri kantong plastik dihargai Rp. 5000 perkantong plastik, hal tersebut dianggap akan sangat memberikan efek jera terhadap konsumen agar tidak lagi menggunakan kantong plastik, dan konsumen dianjurkan menggunakan kantong belanjaan sendiri. Di kota Yogyakarta sendiri kantong plastik masih dihargai Rp. 200 perkantong plastik yang kecil, sehingga para konsumen masih banyak yang menggunakan kantong plastik karena dianggap masih terjangkau harganya. Sosialisasi tentang kebijakan kantong plastik berbayar tersebut diselenggarakan mulai tanggal 21 februari yang bertepatan dengan hari Peduli Sampah Nasional. hari dimana bangsa Indonesia mengenang tragedi kelam tentang longsornya gunungan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Leuwigajah, cimahi, Jawa Barat pada 2005 silam yang menewaskan 157 jiwa.5

Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri turut mendukung kebijakan tentang diet kantong plastik tersebut. Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) kota Yogyakarta, Suyana, mengatakan penggunaan plastik

(10)

sudah semakin masif dan meningkat. Sampah plastik mendominasi jenis sampah dikota Yogyakarta. Namun dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan adanya penurunan sebesar 11 persen terhadap limbah sampah kantong plastik.

Kebijakan kantong plastik tersebut masih dalam tahap uji coba dimana sasaran pertama yang di tuju oleh pemerintah adalah perusahaan ritel modern dan belum mengarah kepasar tradisional. Pada implementasinya kebijakan tersebut akan di evaluasi setiap 3 bulan sekali. Apabila hasil evaluasi menunjukan pengurangan sampah plastik tidak terlalu signifikan setelah kebijakan ini dikeluarkan bisa saja kebijakan diubah dengan menaikan harga kantong plastik atau bahkan akan adanya pelarangan penggunaan kantong plastik.

2.3 Perilaku Konsumen

(11)

praktis dan dianggap juga sama-sama tidak dikenakan biaya sama sekali untuk kantong plastik sekali pakai yang baru.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian mengenai kebijakan kantong plastik dan perilaku konsumen terhadap implementasi dari kebijakan tersebut akan diteliti menggunakan pendekatan Kualitatif karena data yang diharapkan bukan berupa angka-angka, dan lebih menampilkan data deskriptif yang tidak dapat dicapai melalui prosedur statistik atau kuantitatif. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, hubungan kekerabatan.

Jenis penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok digunakan apabila pertanyaan pokok yang berfokus terhadap fenomena masa kini yang berefek terhadap perilaku masyarakat kota Yogyakarta.

3.2 Subyek Dan Obyek Penelitian

Penelitian ini mengambil subyek data dari konsumen-konsumen yang berbelanja di perusahaan ritel seperti Indomaret, Alfamart, Progo, Superindo di daerah yogyakarta dimana sudah diberlakukannya kebijakan kantong plastik berbayar. Sedangkan obyek penelitian ini difokuskan terhadap bagaimana opini dan pendapat dari konsumen tentang kebijakan kantong plastik berbayar dan juga apakah konsumen masih menggunakan kantong plastik atau sudah membawa kantong belanjaan sendiri.

3.3 Teknik Pengumpulan Data a. Interview (Wawancara)

Dalam penelitian ini peneliti akan terjun ke lapangan langsung untuk berbicara dengan konsumen-konsumen perusahaan ritel dengan persiapan materi pertanyaan yang sudah disiapkan sehingga jawaban yang diberikan oleh konsumen menjurus ke data yang diinginkan oleh peneliti.

(12)

Kuesioner merupakan alat pengambilan data yang peneliti lakukan dengan menyebarkan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden atau konsumen perushaan ritel untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpuklan data yang efisien untuk mendapatkan data dan variabel yang diinginkan oleh peneliti.

c. Observasi

Dalam penelitian ini peneliti akan terjun langsung untuk mengamati dan mencatat dan membertimbangkan perilaku konsumen dan juga melakukan penilaian pada skala bertingkat untuk mendapatkan data.

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, tahapan alanisis atas data yang didapatkan oleh peneliti antara lain adalah:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan menggunakan tiga teknik pengumpulan data diatas. Data yang sudah terkumpul kemudian akan dibuat data nominal dan data ordinal sehingga memudahkan untuk

penginterpertasi data. b. Penyajian Data

Penyajian data akan disajikan dalam tabel statistik yang telah di uji dengan tes signifikasi untuk membandingkan antara nilai hasil perhitungan dengan nilai yang ada di dalam tabel statistik. c. Kesimpulan

(13)

DAFTAR PUSTAKA

A. Latif, Misno, 2000, Teknik Analisis Data Kuantitatif, Makalah diklat Action Research Mahasiswa STAIN Jember.

Arikunto, Suharsimi, 1993, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Maqsun Arr. Sofwan, Misno A. Latif, 1991, Pengantar Statistik Pendidikan, Jember, FKIP.

Sudijono, Anas, 1987, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers.

Wayan Ardana, 1982, Beberapa Metode Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nsional.

http://www.inspiratorfreak.com/21-februari-hari-peduli-sampah-nasional-hpsn-dan-alasan-kebijakan-plastik-berbayar (diakses pada tanggal 28 juni 2016 pukul 13.00)

http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/4015/1/kantong.plastik.berbayar

(diakses pada tanggal 28 juni 2016 pukul 13.45)

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/02/23/o2ynxp313-ylki-plastik-berbayar-ubah-prilaku-konsumen (diakses pada tanggal 28 juni 2016 pukul 15.20)

http://www.voaindonesia.com/a/walhi-perlu-kebijakan-integral-soal-sampah-plastik/3202034.html (diakses pada tanggal 28 juni 2016 pukul 16.05)

http://www.academia.edu/24256568/Makalah_pro _kantong_plastik_berbayar

(diakses pada tanggal 28 juni pukul 23.20)

https://shintaokrami.wordpress.com/2014/10/30/contoh-perilaku-konsumen-dalam-membuat-keputusan-membeli-barang-dan-jasa (diakses pada tanggal 29

Referensi

Dokumen terkait

Konsumen sendiri akan terus memiliki selera yang berkembang sehingga akan akan menyulitkan perusahaan atau pengelola pasar sehingga dibuatlah pasar yang homogen agar perusahaan

1/1974 yang mengatur tentang perwalian, namun hak wali tidak ada pengaturannya, namun demikian karena perwalian sebagai pengganti kekuasaan orang tua terhadap yang

Phase center clusters occur at light pole height steps (signal path: ground - light pole base; light pole base - pole) as well as on the pavement surface behind the light pole

dengan ini disampaikan bahwa Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Dikti, memberi kesempatan kepada Bapak/Ibu Peneliti untuk mengajukan Proposal Program Insentif Riset

Seterusnya, analisis faktor menunjukkan terdapat empat set pembolehubah yang mempengaruhi persepsi pelajar terhadap ciri-ciri pengajaran pensyarah Ekonomi yang

Sampel-sampel kelompok F memiliki warna yang sama dengan sampel-sampel kelompok A yaitu berwarna hitam hal ini menunjukkan proses oksidasi pada temperatur 500°C

tomis sąlygomis L. pažeidi- mas negalėjo sukelti nei autoįvykio, nei kūno sužaloji- mo R. Įvykio vietos apžiūros protokole ir įvykio vie- tos schemoje pažymėta, kad

Substansi Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah sudah sangat jelas bahwa di dalam Pasal 40 ayat (2) memberikan kewajiban kepada PPAT