Pengakuan Kos Sumber
Daya Alam dan
Pencatataan Deplesi
ACCOUNTING DEPARTMENT FACULTY OF ECONOMICS
AHMAD RIZAL P. (12312209)
MUHAMMAD ABEL ARKHAN (12312224)
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga karya tulis ilmiah dengan judul Pengakuan Kos Sumber Daya Alam dan Pencatatan Deplesi ini dapat kami selesaikan dalam rangka menambah wawasan serta memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Yuni Nustini MAFIS., Ak. selaku Dosen Mata Kuliah Teori Akuntansi di Fakultas Ekonomis Universitas Islam Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis.
2. Orang tua yang telah ikut menyediakan berbagai keperluan penulisan makalah ini. 3. Teman-teman sekelas, yang senantiasa memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari adanya peribahasa “Tiada gading yang tak retak”. Karya tulis ilmiah ini tentunya masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat diterapkan sehingga berguna untuk seluruh pembaca agar dapat memahami setiap potensi yang ada pada diri kita serta menjadi pembelajaran yang dapat diterapkan dikemudian hari.
Yogyakarta, 19 Januari 2015
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ... 1
DAFTAR ISI ... ... 2
BAB I PENDAHULUAN ... .... 4
1.1. Latar Belakang ... 4
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian... 5
1.4. Manfaat ... 5
1.5. Metode Penulisan ... 5
BAB II PEMBAHASAN ... 6
2.1. Apa itu Sumber Daya Alam dan Deplesi... 6
2.2. Pengakuan Kos Sumber Daya Alam beserta Deplesi... 7
2.3. Metode Pencatatan Kos Sumber Daya Alam dan Deplesi... 9
BAB III PENUTUP ... 11
3.1. Kesimpulan... 11
3.2. Saran... 11
DAFTAR TABEL
BAB I – Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
deplesi, pembahsan deplesi sering berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Hal ini bertujuan agar segala bentuk aktifitas suatu entitas dicatat oleh akuntan berdasar pada metode/aturan yang sudah ada yaitu pada PSAK. Oleh karena itu, pembuatan makalah inipun bertujuan agar dapat menjadi pembelajaran untuk memahami cara yang tepat dan efektif dalam mencatat sebuah transaksi dengan menggunakan metode yang tepat terutaman dalam akuntansi pertambangan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu Sumber Daya Alam dan apa itu Deplesi ?
b. Kapan Kos dari Sumber Daya Alam diakui beserta Deplesinya ?
c. Bagaimana metode pencatatan bagi kos Sumber Daya Alam dan Deplesinya? 1.3 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui apa saja yang masuk dalam kategori SDA bagi suatu entitas dan pengertian Deplesi
b. Mengetahui penerapan kos pada Sumber Daya Alam beserta Deplesinya
c. Mengetahui metode yang tepat untuk pencatatan bagi Asset Sumber Daya Alam dan Deplesinya
1.4 Manfaat Penelitian
a. Mengetahui bagaimana metode yang tepat untuk pengakuan kos dari Sumber Daya Alam dan bagaimana metode Deplesi yang tepat yang sesuai dengan PSAK.
b. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai gambaran pengetahuan tentang Pengakuan Kos Sumber Daya Alam dan Deplesi.
1.5 Metode Penulisan
Media Internet
BAB II
PEMBAHASAN
Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Bagi perusahaan yang beroperasi pada pertambangan, aset mereka berupa sumber daya alam yang ada pada tempat penambangan tersebut. Aktiva sumber daya alam (wasting asset) adalah aktiva yang memiliki karakteristik, (1) habis digunakan melalui penambangan, (2) tidak dapat di ganti (kecuali kayu), (3) penggantian sumber alam berlangsung secara alamiah. Pada umumnya aktiva sumber alam berada di atas / dalam tanah, di dasar laut. Contoh aktiva sumber alam adalah minyak, batubara, biji besi, logam mulia dan kayu. Perusahaan menggunakan bahan – bahan untuk melakukan aktifitas utama mereka, dan hal tersebut mengakibatkan bahan – bahan tersebut diakui sebagai aset karena pada dasarnya dari definisi aset, bahwa apabila suatu entitas menguasai/memiliki suatu barang maka bisa disebut sebagai aset. Sumber daya alam, seperti : emas, tambang batu bara, tambang bijih besi, hutan, minyak, dll setelah dieksploitasi nilainya akan berkurang. Pengurangan nilai sumber daya alam inilah yang disebut dengan deplesi. Konsep natural resources accounting (akuntansi sumber daya alam) merupakan salah satu cara penghitungan untuk mengganti biaya akibat kerusakan lingkungan. Di dalam konsep akuntansi sumber daya alam (SDA) itu ada penghitungan terhadap deplesi sumber daya alam dan degradasi lingkungan hidup. Menurut peneliti lingkungan Awal Subandar dari Deputi PengembanganSumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)kepada Media, Kamis (19/8) di Jakarta, dalam pengelolaan sumber dayaalam dan lingkungan hidup dikenal konsep deplesi sumber daya alam dandegradasi lingkungan hidup."Deplesi SDA berarti penyusutan (habisnya) sumber daya alam karenaeksploitasi. Hal ini disebabkan laju pemulihan sumber daya alamterutama yang tidak terbarukan lebih lambat dari laju eksploitasinya."
2.2 PENGAKUAN KOS SUMBER DAYA ALAM BESERTA DEPLESI
I. Penentuan Dasar Deplesi (Depletion Base)
Kos aktiva sumber alam dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : (1) kos perolehan (acquisition cost), (2) kos eksplorasi (exploration cost), dan (3) kos pengembangan(development cost).
Kos perolehan adalah harga yang dibayarkan untuk memperoleh hak melakukan penyelidikan untuk mencari dan menemukan lokasi aktiva sumber alam, atau
memanfaatkan aktiva sumber alam yang sudah ada. Ada beberapa perlakuan terhadap kos perolehan aktiva sumber alam, yaitu :
1. Dibebankan sebagai biaya periodik
2. Dikapitalisasi sebagai bagian harga perolehan aktiva sumber alam
3. Sebagian dibebankan sebagai harga perolehan dan sebagian dibebankan sebagai biaya periodik.
Kos eksplorasi adalah pengorbanan sumber ekonomik untuk mendapat dan mengolah aktiva sumber alam. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk memperlakukan koseksplorasi, yaitu : (a) Pendekatan temuan (successful efforts approach), dan (b) pendekatan total kos ( full-cost approach).
a. Pendekatan Temuan (successful efforts approach)
dan pengembangan tidak dapat dihindarkan, (2) Keberhasilan perusahaan diukur dari kemampuannya untuk menemukan dan mengembangkan sumber alam, (3) Harga perolehan sumber alam didasarkan pada keseluruhan sumber alam yang menghasilkan. Kos Pengembangan meliputi (a) kos peralatan berwujud (tangible equipment cost), (b) Kos pengembangan tidak berwujud (intangible development cost). Kos pengembangan berwujud meliputi semua peralatan transportasi dan peralatan berat yang diperlukan untuk produksi dan tidak merupakan deplesi basis. Peralatan harus dikelola terpisah layaknya aktiva tetap. Kos pengembangan tidak berwujud harus dipertimbangkan sebagai bagian dasar deplesi.
Berdasarkan GAAP dan Pernyataan Standar Akntansi Keuangan (PSAK 29) yang sampai saat ini di pergunakan dalam, ada dua metode pengakuan yang dapat dipakai, yaitu:Full Costing (FC) Method dan Succesfull Effort (SE) Method. Untuk melihat perbedaan antara Succesfull Effort dan Full Costing dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbadingan Antara Succesfull dan Full Costing
URAIAN SC FC
(Source : Akuntansi Perminyakan, Haryono, 1998:53)
depletion, dan amortization (DDA) dari kapitalisasi biaya perolehan property, eksplorasi dan development.
2.3 METODE PENCATATAN KOS SUMBER DAYA ALAM DAN DEPLESI
Pada aktifitas suatu entitas yang menggunakan Sumber Daya Alam sebagai bahan utama maka perlu dilakukan sebuah pencatatan yang benar karena Kos pada perusahaan Ekstraktif adalah harga yang diperlukan untuk memperoleh serta menyiapkan sumber daya alam sesuai tujuan penggunanya. Sedangkan pada deplesi, alokasi kos menjadi biaya secara rasional dan sistematik sepanjang masa manfaat sumber daya alam dan metode yang biasa digunakan adalah metode unit aktivitas. Metode tersebut sama untuk perlakuan pada aset tetap karena pada dasarnya Deplesi untuk sumber daya alam identik dengan Depresiasi.
Contoh 1 : anggaplah sebuah perusahaan harus membayar Rp 1.000.000.000 untuk mendapatkan hak eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi disuatu daerah. Ayat jurnal yang perlu dibuat yaitu :
(D) Hak penguasaan sumber alam 1.000.000.000
(K) Bank 1.000.000.000
Anggaplah juga bahwa setelah mengadakan eksplorasi dan pengembangan cadangan minyak yang diperoleh adalah 500.000.000 barel. Selama tahun 199A perusahaan tersebut memproduksi 60.000.000 barel. Tarif deplesi dihitung sebgai berikut :
Tarif deplesi = Rp.500.000.000 x 12 % = Rp. 60.000.000
Biaya deplesi untuk tahun 199A adalah Rp. 120.000.000 (12% x Rp.1.000.000.000) .
Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
(D) Biaya deplesi 120.000.000
Contoh 2 : PT Batu Bara (PT BB) berinvestasi senilai Rp5 juta pada sebuah lahan tambang yang diestimasi memiliki kandungan 10 juta ton batubara, tanpa nilai sisa. Pada tahun pertama, PT BB mengekstrak dan menjual 800.000 ton batu bara. PT BB menghitung biaya deplesi sebagai berikut :
Rp 5.000.000 ÷ 10.000.000 = Rp 0,50 kos deplesi per ton
Rp 0,50 x 800.000 = Rp 400.0000 biaya deplesi
Jurnal Penyesuaian Deplesi :
(D) Biaya Deplesi 400.000
(K) Akumulasi Deplesi 400.000
Cara Penyajian Pada Laporan Keuangan :
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya pengakuan Kos untuk aset tetap yang berjenis aktiva terbatas ini perlakuan/pencatatannya sama seperti aset tetap yang lain pada umumnya. Pada tahun-tahun sebelum dipanen, catatan nilai aset biologis (pepohonan, minyak, gas dll) disesuaikan dengan nilai wajarnya pada tiap-tiap perioda. Bagi aset tetap yang dapat diperbarui metodenya ialah menggunakan Depresiasi, aset tidak berwujud menggunakan Amortisasi sedangkan pada aset yang terbatas ini (khususnya pada Sumber Daya Alam) menggunakan Deplesi. Pada depresiasi digunakan ada 3 metode pilihan, tapi pada Deplesi metode yang paling lazim digunakan adalah metode unit aktivitas karena Deplesi umumnya merupakan fungsi dari unit yang di ekstrak.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono.1993. Dasar-Dasar Akuntansi 2. Edisi 4. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.
Haryono, 1998, Akuntansi Perminyakan, Universitas Trisakti, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2011, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat: Jakarta
Hendriksen, S. Eldon.,dan Nugroho W. Teori Akuntansi. Edisi 4. Jakarta: Erlangga. Tuanakotta, M. Theodorus. Teori Akuntansi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
BGJoshua. “Aktiva Sumber Alam dan Deplesi”. 19 Januari 2015
https://www.scribd.com/doc/171787314/Aktiva-Sumber-Alam-Dan-Deplesi Warsidi. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan”. 19 Januari 2015
http://www.warsidi.com/2012/09/download-psak-isak-exposure-draft.html Hendra. “Aset Tetap, SDA, dan Aset Tak Berwujud”. 20 Januari 2015