• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASPEK HUKUM DALAM BISNIS (2)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara hukum,memang mengatur dan membatasi perilaku masyarakatnya. Hukum sendiri bersifat mengikat dan memaksa bagi semua orang tanpa terkecuali. Terdapat klasifikasi-klasifikasi dalam hukum itu sendiri,termasuk hukum dalam berbisnis. Dalam pertumbuhan ekonomi, hukum mempunyai peranan yang sangat penting karena pada segala kegiatan ekonomi yang berlangsung apalagi dalam kondisi pasar global saat ini,hukum memberi peran mengatur gerak ekonomi sehingga menjadi pertumbuhan ekonomi yang sehat. Untuk dapat tercapainya pembangunan ekonomi, diperlukan atau harus di dukung dengan pembangunan hukum. Oleh karena itu dalam berbisnispun tetap ada aspek hukum yang mengatur dan mengikat masyarakat,hal ini tidak hanya untuk mengatur gerak ekonomi,tetapi juga untuk mengatur perizinan hak cipta, dan yang lain.

1.2 Tujuan

Tujuan dituliskannya paper tentang aspek hukum dalam berbisnis adalah untuk menunjukkan peran hukum dalam berbisnis terlebih saat ini perekonomian sudah semakin baju, dan persaingan bisnis juga semakin ketat,dan untuk menunjukkan aspek hukum apa saja yang mengatur

(2)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hukum, Bisnis, Dan Hukum Bisnis

 Pengertian Hukum

Hukum secara umum : keseluruhan Norma yang oleh penguasa Negara atau penguasa masyarakat yang berwenang menetapkan hukum dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan yang mengikat bagi sebagian atau seluruh anggota masyarakat dengan tujuan untuk

mengadakan suatu tatanan yang dikehendaki oleh penguasa tersebut. Pengertian hukum menurut para ahli :

1. Plato : Hukum ialah seperangkat peraturan-peraturan yang tersusun secara baik serta teratur yang sifatnya mengikat hakim dan masyarakat.

2. Borst : Hukum yaitu keseluruhan tentang peraturan bagi setiap perbuatan manusia dalam kehidupan masyarakat. Dimana pelaksanaannya dapat dipaksakan dengan tujuan untuk memperoleh keadilan.

3. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja : Hukum merupakan keseluruhan kaidah dan seluruh asas yang mengatur pergaulan hidup bermasyarakat dan mempunyai tujuan untuk memelihara ketertiban dan meliputi berbagai lembaga dan proses untuk dapat mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat.  Pengertian Bisnis :

1. Menurut Mc Naughton : pertukaran barang-barang, uang ataupun jasa untuk keuntungan mutual.

2. Menurut Haney : aktivitas manusia yang dihubungkan dengan produksi ataupun memperoleh kekayaan melalui pembelian dan penjualan barang.

3. Peterson dan Plowman : serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan penjualan ataupun pembelian barang dan jasa yang secara konsisten berulang. Menurutnya, penjualan jasa ataupun barang yang hanya terjadi satu kali saja bukan merupakan pengertian dari bisnis.

(3)

Hukum Bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneur dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (darientrepreneur tersebut) adalah untuk mendapatkan keuntungan. (Munir Fuady,2005 : 2). Hukum Bisnis kerap kali juga disebut dengan Hukum Dagang.

2.2 Subyek Dan Obyek Hukum

 Subyek Hukum :

1. Orang (Natuurlijke Persoon). 2. Badan Hukum (Recht Persoon).

3. Manusia pribadi(natuurlijke persoon) mempunyai hak dan kewajiban,tetapi tidak selalu cakap hukum(handelings onbekwaamheid).

4. Cakap hukum.

5. Tidak cakap hukum (dalam 1330 KUHPdt) :

a) Orang yang ditaruh dibawah pengampuan (curatele). Ketidakcakapan sungguh sungguh (Feitelijke handelings onbekwaamheid).

b) Orang yang belum dewasa.Ketidak cakapan menurut hukum, wanita yang di dalam perkawinan atau berstatus sebagai istri(sebelum berlakunya UU no.1 Th.1974 tentang Perkawinan. (juridische handelings onbekwaamheid).  Obyek Hukum

Segala sesuatu yg berguna bagi subyek hukum dan yang dapat menjadi obyek perhubungan / perikatan. Pada dasarnya obyek hukum dibagi menjadi 2 :

1. Benda Tetap (Tak Begerak) :

a) bertubuh : Tanah, Kapal, Gedung, dll. b) tak bertubuh : Hak Tanggungan (Hipotek).

2. Benda Bergerak :

a) bertubuh : Mobil,Alat Kantor, dll. b) tak bertubuh : Piutang,HKI,dll

2.3 Klasifikasi-Klasifikasi Hukum

 Hukum berdasarkan sifatnya :

(4)

b) Hukum Mengatur (fakultatif/pelengkap) : hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu

perjanjian.

 Hukum berdasarkan sumbernya :

a) Hukum undang-undang : hukum yang tercantum dalam peraturan perundangan. b) Hukum adat : hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan kebiasaan.

c) Hukum traktat : hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara suatu dalam perjanjian Negara.

d) Hukum jurisprudensi : hukum yang terbentuk karena putusan hakim.

e) Hukum doktrin : hukum yang terbentuk dari pendapat seseorang atau beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum.

 Hukum berdasarkan bentuknya :

a) Hukum tertulis : hukum yang dicantumkan pada berbagai perundangan.

b) Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan) : hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundangan.

 Hukum berdasarkan fungsinya :

a) Hukum material : hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan.

b) Hukum formal : hukum yang memuat peraturan yang mengatur tentang bagaimana cara melaksanakan hukum material.

 Hukum berdasarkan wilayah berlakunya

a) Hukum Lokal : hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu. Contoh Hukum Lokal adalah hukum adat Batak, Minangkabau, Jawa dan sebagainya.

b) Hukum Nasional : hukum yang berlaku dalam suatu negara. Contoh Hukum Nasional adalah hukum Indonesia, hukum Malaysia, hukum Mesir dan sebagainya.

c) Hukum Internasional : hukum yang mengatur hubungan antar negara.  Hukum berdasarkan waktu berlakunya :

a) Ius constitutum (hukum positif) : hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.

b) Ius constituendum : hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang. c) Hukum asasi (hukum alam) : hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu

dan untuk segala bangsa di dunia.  Hukum berdasarkan wujudnya :

(5)

b) Hukum subjektif : hukum yang dihubungkan dengan seseorang tertentu dan dengandemikian menjadi hak. Contoh: Kitab Undang-Undang Hukum Militer  Hukum berdasarkan isinya :

a) Hukum Publik (Hukum Negara) : hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara Negara dengan perseorangan (warga negara). Contoh hukum publik :

 Hukum Tata Negara : hukum yang mengatur bentuk dan susunan pemerintah suatu negara serta hubungan kekuasaan antara alat-alat perlengkapan satu sama lain, dan hubungan antar Negara (pemerintah Pusat) dengan bagian-bagian negara (daerah-daerah swastantra)

 Hukum Administrasi Negara : hukum yang mengatur cara-cara menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat-alat perlengkpan negara.

 Hukum Pidana (pidana=hukuman) : hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan apa yang dilarang dan memberikan pidana kepada siapa yang melanggarnya serta mengatur bagaimana cara-cara mengajukan perkara-perkara ke muka pengadilan. (Paul Scholten dan Logemann menganggap Hukum Pidana tidak termasuk Hukum Publik)

 Hukum acara : merupakan ketentuan yang mengatur bagaimana cara dan siapa yang berwenang menegakkan hukum materiil dalam hal terjadi pelanggaran terhadap hukum materiil.

b) Hukum Privat (Hukum Sipil) : hukum yang mengatur hubungan-hubungan antar orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Dalam arti luas hukum sipil meliputi hukum perdata dan hukum

dagang. Dalam aspek hukum dalam bisnis,hukum perdata dan hukum dagang yang digunakan.

2.4 Hukum Perdata Dan Hukum Dagang

 Hukum Perdata : Hukum yang mengatur hubungan hukum antara perseorangan atau badan hukum yang satu dengan yang lain dalam segala usahanya untuk memenuhi kebutuhannya yang diselenggarakan sesuai dengan hematnya sendiri.

(6)

 Buku I : Perihal Orang (Van Personen),yang memuat hukum perorangan dan hukum kekeluargaan.

 Buku II : Perihal Benda (Van Zaken) yang memuat hukum benda (Zakenrecht) dan hukum waris(Erfrecht).

 Buku III: Perihal Perikatan(Van Verbintennisen) yg memuat hukum harta kekayaan

(Vermogenrecht)

 Buku IV: Perihal Kedaluarsa (Van Bewijs en Verjaring)

Hukum perdata dibagi menjadi :

a) Hukum Perorangan : himpunan peraturan yang mengatur manusia sebagai subjek hukum dan tentang kecakapannya memiliki hak-hak serta bertindak sendiri dalam melaksanakan hak-haknya itu. Manusia dan Badan Hukum (PT, CV, Firma, dan sebagainya) merupakan “pembawa hak” atau sebagai “subjek hukum”.

b) Hukum Keluarga : hukum yang memuat serangkaian peraturan yang timbul dari pergaulan hidup dan keluarga (terjadi karena perkawinan yang melahirkan anak). c) Hukum Waris : yang mengatur kedudukan hukum harta kekayaan seseorang setelah ia

meninggal, terutama berpindahnya harta kekayaan itu kepada orang lain. Hukum waris mengatur pembagian harta peninggalan, ahli waris, utan penerima waris, hibah serta wasiat.

d) Hukum Kekayaan : peraturan-peraturan hukum yang mengatur hak dan kewajiban manusia yang dapat dinilai dengan uang. Hukum kekayaan mengatur Hukum Kebendaan dan Hukum Perikatan.

 Hukum Kebendaan : Keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur

hubungan-hubungan hukum antara subyek hukum dengan benda dan hak kebendaan. KUH Perdata membeda-bedakan benda dalam berbagai macam:

 Kebendaan dibedakan atas benda tidak bergerak (anroe rende zaken) dan benda bergerak (roerendes zaken) (pasal 504 KUH perdata).

 Kebendaan dapat dibendakan pula atas benda yang berwujud atau bertubuh (luchamelijke zaken) dan benda yang tidak berwujud atau berubah (onlichme Lijke Zaken) (pasal 503 KUH perdata).

(7)

Asas-asas Kebendaan :

a. Asas individualitas. Yaitu objek kebendaan selalu benda tertentu, atau dapat ditentukan secara individual, yang merupakan kesatuan.

b. Asas totalitas. Yaitu hak kebendaan terletak diatas seluruh objeknya sebagai satu kesatuan.

c. Asas tidak dapat dipisahkan.Yaitu orang yang berhak tidak boleh memindah tangankan sebagian dari kekuasaan yang termasuk hak kebendaan yang ada padanya.

d. Asas publisitas. Yaitu hak kebendaan atas benda tidak bergerak diumumkan dan di daftarkan dalam register umum.

e. Asas spesialitas. Dalam lembaga hak kepemilikan hak atas tanah secara individual harus ditunjukan dengan jelas ujud, batas, letak, luas tanah.

f. Asas zaaksvelog atau droit de suit (hak yang mengikuti), artinya benda it uterus menerus mengikuti bendanya dimanapun juga (dalam tangan siapapun juga) barang itu berada.

g. Asas accessie/asas pelekatan. Suatu benda biasanya terdiri atas bagian-bagian yang melekat menjadi satu dengan benda pokok.

h. Asas zakelijke actie. Adalah hak untuk menggugat apabila terjadi gangguan atas hak tersebut.

i. Asas hukum pemaksa (dewingen recht). Bahwa orang tidak boleh mengadakan hak kebendaan yang sudah diatur dalam UU. Aturan yang sudah berlaku menurut UU wajib dipatuhi atau tidak boleh disimpangi oleh para pihak.

j. Asas dapat dipindah tangankan. Yaitu semua hak kebendaan dapat dipindah tangankan.

Dalam buku II BW hak kebendaan dibagi menjadi 2 macam yaitu: a. Hak kebendaan yang bersifat member kenikmatan.

b. Hak kebendaan yang bersifat member jaminan.

 Hukum Perikatan : Suatu hubungan hukum yang terletak dalam bidang hukum harta kekayaan antara dua pihak yang masing masing berdiri sendiri yang menyebabkan pihak yang satu terhadap pihak yang lain berhak atas suatu prestasi,prestasi mana adalah menjadi kewajiban pihak terakhir thd pihak I.

(8)

1. Perikatan yang timbul dari persetujuan (perjanjian) 2. Perikatan yang timbul dari undang-undang

3. Perikatan terjadi bukan perjanjian, tetapi terjadi karena perbuatan melanggar hukum ( onrechtmatige daad ) dan perwakilan sukarela ( zaakwaarneming ) Azas-azas hukum perikatan :

a) Asas Konsesualisme

Asas konsnsualisme dapat disimpulkan dari Pasal 1320 ayat 1 KUHPdt. untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat sarat :

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian. 3. suatu hal tertentu.

4. suatu sebab yang halal.

b) Asas Pacta Sunt Servanda

· Para pihak harus menghormati perjanjian dan melaksanakannya karena perjanjian itu merupakan kehendak bebas para pihak asas-asas Hukum Perikatan.

c) Asas Kebebasan Berkontrak

Ketentuan tersebut memberikan kebebasan parapihak untuk : 1. Membuat atau tidak membuat perjanjian.

2. Mengadakan perjanjian dengan siapapun.

3. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya. 4. Menentukan bentuk perjanjian, yaitu tertulis atau lisan. Sumber Hukum Perikatan ada 3 :

 Perjanjian : diatur dalam KUHPer yaitu suatu perbuatan yang mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Contoh perjanjian :

Pada hari ini Selasa Tanggal Sembilan Juni Tahun Dua Ribu Lima Belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini setuju mengadakan Perjanjian Utang Piutang yaitu:

(9)

Umur : 26 Tahun

Pekerjaan : Karyawan Swasta Alamat : Jl. Kenari No. 35

Untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. Nama : Ikram

Umur : 29 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Melati No. 25

Untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Maka melalui surat perjanjian ini disetujui oleh Kedua Belah Pihak ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum di bawah ini:

PIHAK PERTAMA telah menerima uang tunai sebesar Rp.600.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah) dari PIHAK KEDUA yang dimana uang tunai tersebut adalah hutang atau pinjaman. PIHAK PERTAMA bersedia memberikan barang jaminan yakni …………., yang nilainya dianggap sama dengan uang pinjaman kepada PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA berjanji akan melunasi uang pinjaman KEPADA PIHAK KEDUA dengan tenggang waktu selama 6 (Enam) bulan terhitung dari ditandatanganinya Surat Perjanjian ini. Apabila nantinya dikemudian hari ternyata PIHAK PERTAMA tidak dapat membayar hutang tersebut, maka PIHAK KEDUA memiliki hak penuh atas barang jaminan baik untuk dimiliki pribadi maupun untuk dijual kepada orang lain.

Surat Perjanjian ini dibuat dalam 2 (Dua) Rangkap bermaterai cukup dan masing-masing

rangkap mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

(10)

Demikianlah surat perjanjian utang-piutang ini dibuat bersama di depan saksi-saksi, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan untuk dijadikan sebagai pegangan hukum bagi masing-masing pihak.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA

Ikhsan Ikram Saksi-saksi :

NAMA TANDA TANGAN 1. Alaudin _______________ 2. Junaidi _______________ 3. Marzuki _______________

 Kontrak : perjanjian yang mengikat secara hukum yang diberlakukan oleh hukum, antara dua atau lebih entitas yang dapat baik tertulis atau lisan.Sebuah dokumen dianggap kontrak yang mengikat secara hukum setelah tiga kondisi terpenuhi. Ketiga kondisi dapat dinyatakan sebagai Penawaran dan Penerimaan, Niat untuk membuat hubungan hukum dan Pertimbangan.

Contoh Kotrak :

Pada hari ini, Rabu 12 Januari 2007, Kami yang bertandatangan dibawah ini:

1. PT Asal Sebut, Tbk, berkedudukan dan beralamat di jalan Sukarame No. 4 Bandar Lampung, yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. John Grisham dalam kapasitasnya selaku Direktur Utama PT Asal Sebut, Tbk, oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama PT Asal Sebut, Tbk, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

2. PT Mekar Wangi, berkedudukan dan beralamat di jalan Bumi Manti No.64, Bandar Lampung, yang dalam hal ini diwakili oleh H. Steven Chow dalam kapasitasnya selaku Presiden Direktur PT Mekar Wangi, oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama PT Mekar Wangi, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;

(11)

tol bebas hambatan Kampung Baru-Kampus Unila, sesuai dengan Akta Perjanjian Kerjasama Nomor 2, tanggal 20 Maret 2006 yang dibuat dihadapan Hamzah,SH., MH, Notaris di Bandar Lampung, dimana didalam perjanjian kerjasama tersebut tidak diatur secara jelas dan lengkap cara dan tempat penyelesaian sengketa yang timbul akibat dari perjanjian tersebut.

Bahwa sehubungan dengan perselisihan paham tentang pelaksanaan proyek jalan tol bebas hambatan Kampung Baru-Kampus Unila sebagaimana tersebut di atas, bersama ini Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah setuju dan sepakat untuk menyelesaikan pserselisihan paham tersebut melalui (misal Badan Arbitrase Nasional Indonesia), sesuai dengan peraturan dan prosedur Badan Arbitrasi Nasional Indonesia yang putusannya bersifat final dan mengikat. Bahwa selanjutnya Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah setuju dan sepakat bahwa penyelesaian sengketa dihadapi para pihak akan diselesaikan oleh Majelis Arbiter, dimana Pihak Pertama telah menunjuk Sdr. DR. Wahyu Sasongko sebagai arbiter dan Pihak Kedua telah menunjuk Sdr. Ir. Fadli sebagai arbiter, selanjutnya untuk Ketua Majelis Arbiter Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah setuju dan sepakat untuk menyerahkannya kepada Ketua Badan Arbitrase Nasional Indonesia untuk menentukannya.

 Jual Beli : transaksi antara satu orang dengan orang yang lain yang berupa tukar-menukar suatu barang dengan barang yang lain berdasarkan tata cara atau akad tertentu.

Perjanjian,Kontrak,Jual Beli dikatakan sebagai sumber Hukum Perikatan karena, dengan adanya Perjanjia,Kontrak,Jual Beli barulah muncul Hukum Perikatan.

 Hukum Dagang : Hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang turut melakukan perdagangan dalam usahanya memperoleh keuntungan atau hukum yang mengatur hubungan hukum antara manusia dan badan hukum satu sama lainnya dalam lapangan perdagangan.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum dagang (handelsrecht) menjelaskan :  Buku I : Perihal perdagangan pd umumnya.

 Buku II : Perihal hukum laut(Hukum Maritim).

(12)

Lex Generalis, yang artinya ketentuan atau hukum khusus dapat mengesampingkan ketentuan atau hukum umum. KUHPerdata (KUHS) dapat juga dipergunakan dalam hal yang daitur dalam KUHDagang sepanjang KUHD tidak mengaturnya secara khusus.

BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan

(13)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.temukanpengertian.com/2013/08/pengertian-hukum.html http://www.academia.edu/9124845/Aspek_Hukum_dalam_Bisnis

http://hadispeedholic.blogspot.co.id/2015/10/materi-kuliah-aspek-hukum-dalam-bisnis.html https://www.eduspensa.id/hukum/

https://forumkomunikasifhunpas.blogspot.co.id/2014/05/klasifikasi-hukum.html http://hukumperjanjiandankontrak.blogspot.co.id

http://www.sumbbu.com/2016/04/hukum-perdata-hukum-kebendaan.html

https://tommizhuo.wordpress.com/2015/02/13/hukum-perdata-hukum-benda-macam-macam-benda-asas-asas-kebendaan/

https://purwokowicaksono26.wordpress.com/2017/05/22/contoh-kasus-kontrak-bisnis/

(14)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...i

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan...1

BAB II PEMBAHASAN...2

2.1 Pengertian Hukum, Bisnis, Dan Hukum Bisnis...2

2.2 Subyek Dan Obyek Hukum...3

2.3 Klasifikasi-Klasifikasi Hukum...4

2.4 Hukum Perdata Dan Hukum Dagang...6

BAB III KESIMPULAN...13

3.1 Kesimpulan...13

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pada penelitian ini adalah menganalisis uji desktiptif aktiva tidak berwujud berupa modal intelektual dan goodwill perusahaan yang mengumumkan dividen sejumlah

Pelaksanaan pembelajaran Aswaja pada kelas Intensive telah dilakukan pendidik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat. pada tahap

satu kelas diterapkan model pembelajaran siklus (Learning Cycle) yang. sebelumnya diterapkan model pembelajaran

bangsa keseluruhan untuk membangun Negara, berpartisipasi aktif dalam mempelopori gerak laju pembangunan bangsa, baik dalam membina kesejahteraan lahir dan

Berdasarkan penelitian Irsyad (2005) yang menguji hubungan antara bagi hasil terhadap simpanan mudharabah dan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara bagi hasil di

A number of studies have documented the efficacy of conventional treatment approaches such as pharmacotherapy, cognitive behavioral therapy (CBT) and exercise on managing

Penelitian ini berdasarkan lokasi sumber datanya termasuk kategori penelitian lapangan, dan ditinjau dari segi sifat-sifat data termasuk dalam penelitian kualitatif,

Berbeda dengan para pengusaha yang menempati posisi rerata industri, para pengusaha ini harus memiliki usaha lebih dalam memperkuat posisi industrinya dan juga harus berusaha