• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI PENDID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI PENDID"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI PENDIDIKAN SMU

Oleh : Rorim Panday

1. PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Atas atau sekarang yang disebut dengan Sekolah Menengah Umum (SMU) saat ini merupakan bagian yang cukup penting dalam mempersiapkan sumber daya manuasia Indonesia. Hal ini disebabkan, untuk Indonesia sebagai negara yang berkembang, sebagian besar tenaga kerjanya adalah lulusan SMU. Selanjutnya hanya sebagian kecil dari siswa SMU yang dapat melanjutkan kependidikan tinggi / perguruan tinggi. Ada beberapa faktor yang menentukan seorang siswa dapat diterima di perguruan tinggi; salah satunya adalah faktor kualitas dari sekolah dimana ia berasal. Dengan adanya faktor kualitas sekolah (SMU) tersebut maka para orang tua (maupun siswa), saat ini mulai memasukkan kriteria kualitas dalam memilih SMU yang dapat mengantarkan siswa keperguruan tinggi yang baik.

Di Indonesia saat ini, Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS), untuk memonitor kualitas dari SMU, adalah dengan menyelenggarakan EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional). Hasil dari EBTANAS ini adalah NEM. Berdasarkan nilai rata-rata NEM untuk satu sekolah (SMU), DEPDIKNAS mengelompokkan ‘kualitas’ sekolah sebagai berikut :

Klasifikasi Sekolah Rata-rata NEM Ebtanas Sekola Sangat Baik NEM< 7,50 Sekolah Baik 6,50<NEM<7,50 Sekolah Sedang 5,50<NEM<6,50 Sekolah Kurang 4,50<NEM<5,50 Sekolah Sangat Kurang NEM<4,50

Dengan adanya kualifikasi di atas, para orang tua menggunakannya sebagai alat untuk memilih sekolah menengah yang cukup baik bagi anaknya. Akan tetapinya, penggunaan NEM sebagai kriteria kualitas sekolah, adalah pendekatan yang cukup kasar dalam memilih sekolah yang baik; karena kualitas sekolah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kualitas guru, kualitas kepala sekolah, kualitas fasilitas yang tersedia disekolah, kurikulum yang dilaksanakan, dsbnya, sedangkan NEM adalah hasil akhir dari suatu proses pendidikan. Dengan adanya hal tersebut para orang tua siswa mulai ragu dalam menentukan pilihan sekolah yang hanya berdasarkan NEM. Mereka mencoba mencari tahu faktor-faktor selain NEM. Dengan adanya hal ini, maka model penentuan klasifikasi kualitas sekolah yang berdasarkan NEM perlu diperbaiki dengan model yang dapat mencerminkan secara komprehensif kualitas dari sekolah.

2. SEKOLAH EFEKTIF

Didalam beberapa literatur, disebutkan bahwa sekolah yang berkualitas / bermutu adalah sekolah yang efektif. Indikator-indikator sekolah dikatakan efektif adalah :

1. Tujuan Pendidikan (Goal and Objectives). Sekolah yang efektif mempunyai sasaran dan tujuan pendidikan yang diselenggarakaannya, yang berdasarkan pada pernyataan Visi Misi yang dikembangkan oleh sekolah tersebut. Pengembangan Visi Misis ini mengikutsertakan orang tua dan komunitas disekitarnya.

(2)

itu perlu adanya peran serta pemerintah pusat, pemerintah daerah, orang tua siswa dan komunitas dalam menghimpun dana untuk sekolah yang efektif.

3. Program akademik. Sekolah yang efektif menawarkan program-program pendidikan yang dapat membekali / memberikan kesempatan pada siwa untuk dapat mencapai standar pendidikan yang tinggi, baik keahlian maupun keterampilan.

4. Penilaian / Evaluasi. Sekolah efektif mengembangkan cara-cara penilaian yang menuju kepada perbaikan pengajaran dan peningkatan belajar dari siswa. Penilaian yang benar termasuk didalamnya mampu mengukur berbagai macam pengetahuan dan keterampilan siaswa yang diharapkan akan dimilikinya. Dukungan khusus diberikan bagi siswa yang jatuh dibawah standar dan jauh dari harapan / perkiraan.

5. Penyertaan Orang tua dan keluarga. Sekolah yang efektif meningkatkan hubungan dalam penyertaan orang tua pada setiap kegiatan pendidikan disekolah dan selalu melakukan koordinasi-koordinasi dengan orang tua

6. Guru dan staf. Untuk meyakinkan setiap siswa sukses dalam pelajaran, sekolah yang efektif harus memberikan kesempatan pada stafnya dan guru-guru yang berijazah untuk meningkatkan keahlian mereka secara berjangka. Guru-guru yang efektif dan staf percaya bahwa semua siswa dapat belajar. Mereka membantu siswa dengan melakukan evaluasi dan pengawasan pada kemajuan keterampilan individu, memberikan semangat dan dorongan kepada siswa untuk dapat tampil secara tepat, memberikan tugas-tugas yang dapat mengukur siswa, dan memberikan umpan balik yang jelas kepada siswa , dan memberikan penghargaan kepada siswa.

7. Siswa. Sekolah yang efektif memberikan dukungan dan bantuan untuk mengembangkan keunggulan individu dan bakat dari setiap siswanya. Sekolah yang efektif mempunyai harapan yang tinggi terhadap sikap dan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Sekolah yang efektif mengajarkan kepada siswa-siswanya pada penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan, baik didalam maupun dilluar sekolah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa-siswa yang memerlukan untuk pengembangan suatu konsep dan tantangan yang baru.

8. Komunitas. Sekolah efektif membina hubungan dengan komunitas dan kalangan bisnis untuk hubungan yang positif dalam membantu pendidikan. Sekolah yang efektif bekerja sama dengan komunitas untuk menciptakan lingkungan yang aman dan pelayanan yang diperlukan bagi siswa, mengidetifikasi cara-cara bagaimana komunitas dan kalangan bisnis dapat berinteraksi dengan siswa dan sekolah, dan mendorong komunitas untuk menggunakan fasilitas-fasilitas sekolah.

9. Dukungan Pelayanan. Sekolah yang efektif memberikan pelayanan yang menyeluruh yang diperlukan siswa. Pejabat sekolah setempat sebagai mitra kerja dengan orang tua , siswa, pendidik, pejabat pelayanan umum, dan yang lainnya untuk mengkoordinasikan penanganan masalah kesehatan, makanan dan nutrisi, konseling dan pelayanan sosial, perawatan anak, tutorial dan bimbingan baca tulis bagi yang memerlukannya.

10. Iklim/ Kondisi. Kondisi dari sekolah yang efektif dapat menerima siswa, staf, orang tua dan anggota komunitas dan meningkatkan usaha-usaha yang kooperatif yang meyakinkan untuk terciptanya lingkungan pendidikan yang aman. Sekolah-sekolah yang demikian mengenal dan menghargai perbedaan budaya, mendorong untuk tercapainya suasana belajar siswa yang tinggi dan pencapaian hasil yang tinggi, dan tidak ada toleransi terhadap penggunaan minuman keras, senjata api, senjata tajam dan berbagai tindak kejahatan. Untuk mendorong kondisi yang sehat, sekolah dapat menggunakan program pendidikan akhlak yang dikembangkan bersama orang tua dan komunitas dan sebaiknya juga menawarkan suatu alternatif paket pendidikan bagi siswa-siswa yang melanggar peraturan sekolah (melarang penggunaan minuman keras, senjata api, senjata tajam dan berbagai tindak kejahatan).

(3)

aman bagi siswa. Sekolah efektif seharusnya menyediakan ruangan yang cukup untuk belajar, dan dapat mendukung bagi kebutuhan teknologi pendidikan masa kini.

12. Pelaksana. Struktur pelaksana dari sebuah sekolah yang efektif dituntun oleh sasaran dan tujuan sekolah yang disusun oleh badan pelaksana bersama orang-orang dari komunitas sekitarnnya. Orang tua haruslah sebagai mitra pada setiap tingkat pengambilan keputusan. Badan pelaksana harus juga tanggap dan mewakili komunitas, selalu ingat pada kebutuhan semua siswa. Mempunyai kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan akademik yang kuat dan sebagai manajer yang effektif, dan sebagai pemberi instruksi dan pimpinan administrasi.

3. MODEL SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI PENDIDIKAN SMU

Proses pendidikan dapat diibaratkan sebagai suatu sistem produksi untuk jasa pendidikan, yaitu mempunyai input, proses, output dan umpan balik yang dapat digambarkan pada gambarr.1.

Gambar.1.Sistem Operasi Sekolah

Pada sistem operasi sekolah terdapat sub-sistem input, sub-sistem transformasi dan subsistem output. Ketiga sub-sistem tersebut saling berhubungan melalui sub-sistem kontrol yang berfungsi sebagai umpan balik, pengawasan dan penghubung reaksi. Sub-sistem kontrol memberikan umpan balik dari ouput ke input dan ke sub-sistem transformasi, dengan tujuan untuk peningkatan/ perbaikan didalam masing-masing sub-sistem yang pada akhirnya akan membawa peningkatan / perbaikan pada output / kelulusan.

(4)

berinteraksi dengan guru-guru dan para siswanya. Seorang kepala sekolah harus dapat memberikan pengarahan dan motivasi kepada para guru dan siswa.

Guru sebagai bagian dari intelektual, memberikan pelajaran dan tambahan pengetahuan kepada siswa. Guru merupakan fasilitator bagi siswa dalam mencapai nilai yang baik untuk suatu mata pelajaran. Untuk itu diperlukan guru yang berkualitas, yang benar-benar menguasai mata pelajaran yang diajarkannya, dan mempunyai kemampuan verbal dalam menyampaikan mata pelajarannya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian hasil yang baik oleh siswa. Seorang guru harus mempunyai kecakapan dalam proses belajar mengajar.

Staf yang bukan seorang guru, seperti pimpinan perpustakaan, pimpinan laboratorium (Fisika, Kimia dan Biologi) juga mempunyai kontribusi dan dukungan pada proses belajar mengajar. Kemampuan staf ini dalam memberikan pengarahan kepada siswa untuk lebih mengerti suatu mata pelajaran dan menambah pengetahuan akan memberikan dampak pada pencapaian hasil bagi siswa.

Yang termasuk didalam fisik adalah dana dan siswa. Dana diperlukan dan digunakan untuk mendanai proses pendidikan. Besarnya dana akan mempengaruhi kualitas dari proses pendidikan dan pada akhirnya akan mempengaruhi output dari pendidikan. Dana diperoleh dari pemerintah (untuk sekolah negeri) dan dari orang tua siswa atau dari para donatur.

Banyaknya siswa yang diterima termasuk faktor utama didalam proses pendidikan, yang akan sangat dibatasi oleh kapasitas tampung sekolah, dalam bentuk ruang belajar, kapasitas fasilitas yang ada dan banyaknya guru. Selain itiu kualitas siswa yang diterima juga merupakan kontribusi bagi output proses pendidikan. Kualitas siswa yang diterima umumnya dapat diwakili oleh nilai siswa yang diterima.

Yang termasuk didalam abstrak adalah waktu dan peraturan. Yang dimaksud dengan waktu adalah waktu yang digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah oleh guru dan oleh siswa dirumah. Yang dimaksud dengan peraturan adalah peraturan-peraturan yang telah ditetapkan disekolah untuk kelancaran proses belajar mengajar. Pelaksanaan peraturan yang “fairness” akan mempengaruhi pencapai hasil dari siswa. Peraturan yang dapat diterima oleh siapa saja merupakan syarat untuk kelancaran proses belajar mengajar.Untuk sekolah negeri, sebagian besar peraturan telah ditetapkan oleh DEPDIKNAS, dengan demikian sekolah hanya tinggal melaksanakannya. Sedangkan pada sekolah swasta, peraturan dibuat oleh Dewan Pembina sekolah /Dewan Kehormatan dan kepala sekolah melaksanakannya. Pelaksanaan peraturan pada sekolah negeri dan sekolah swasta dapat saja berbeda. Oleh karena itu dampak dari peraturan pada pencapaian hasil dari siswa, termasuk pada tingkah dan kebiasaan akan berbeda pada setiap sekolah.

Sub-sistem transformasi terdiri dari proses pendidikan dan fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti kurikulum dan metoda mengajar.

Kurikulum secara spesifik adalah apa yang diajarkan kepada siswa, dalam susunan bagaimana. Dengan demikian, kurikulum menyediakan struktur untuk sistem penyampaian pendidikan dari institusi pendidikan. Isi dan disain kurikulum, disesuaikan dengan kecakapan dan kualifikasi guru, akan memberikan dampak yang cukup signifikan pada kualitas pendidikan. Kurikulum merupakan sebuah elemen dari sistem transformasi untuk menyampaikan pengetahuan oleh guru ke siswa.Kurikulum yang baik akan mempengaruhi pencapaian hasil dari siswa. Kurikulum yang baik tidak cukup; harus dikombinasikan dengan metoda mengajar, yaitu sebagai cara mentransformasikan pengetahuan kepada siswa. Metode mengajar tertentu harus dipilih dan disesuaikan untuk suatu kemampuan belajar siswa tertentu. Yang termasuk kemampuan belajar siswa adalah daya serap siswa, penyelesaian tugas oleh siswa dan kemampuan pencapaian pengertian siswa. Kurikulum, metode mengajar, dan kemampuan belajar siswa merupakan tiga komponen yang tidak dapat berdiri sendiri didalam proses belajar mengajar. Ketiganya mempengaruhi pencapaian hasil oleh siswa.

(5)

Yang termasuk dalam fasilitas didalam sub –sistem transformasi adalah bangunan dan halaman sekolah, informasi, laboratorium, audio visual, peralatan, komputer dsbnya.

Bangunan (ruang belajar, perpustakaan , laboratorium dll) diperlukan sebagai tempat untuk mentransferkan pengetahuan dari guru ke murid. Kondisi bangunan yang baik memberikan suasana yang kondusif untuk kepuasan proses belajar mengajar. Halaman sekolah yang ada merupakan ruang bermain bagi siswa sesudah belajar, untuk relaks, yang pada akhirnya mempengaruhi pada pencapaian hasil dari siswa.

Informasi merupakan elemen dari sub-sistem transformasi. Informasi adalah cara lain untuk mentransferkan pengetahuan ke siswa. Informasi haruslah dapat diakses secara langsung oleh siswa. Siswa harus secara proaktif untuk mendapatkan informasi yang baru tentang pengetahuan. Tempat-tempat untuk mendapatkan informasi adalah adalah perpustakaan dan fasilitas sistem komputer yang dikenal dengan internet.

Laboratorium merupakan tempat untuk menambah pengertian siswa dalam memahami mata pelajaran tertentu. Perlengkapan yang lengkap di lab akan memberikan penngertian yang baik untuk mata pelajaran tertentu.

Perlengkapan audio visual dapat membantu dalam mentransfer pengetahuan ke siswa tanpa interaksi langsung dengan guru. Fasilitas audio visual akan mempercepat pengertian siswa untuk mata pelaajaran tertentu.

Sub-sistem output adalah kelulusan dalam pengertian jumlah kelulusan dan kualitas lulusan.

Sub sistem kontrol merupakan mekanisme yang dapat memberikan umpan balik yang efektif dan efisien yang memberikan arah dan membetulkan arah pada sub-sistem input, sub-sistem transformasi, yang berdampak pada sub-sistem output, dalam bentuk peningkatan dalam pencapaian hasil dari siswa. Sub-sistem kontrol ini merupakan alat untuk mengukur kinerja (performance) dari sekolah.

4. VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KUALITAS (PERFORMANCE) SEKOLAH SMU

Dibawah ini adalah variabel-variabel yang mempengaruhi kualitas (performance) sekolah SMU.

No. Variables

INPUT SUB-SYSTEM INTELECTUAL

1 Kepala Sekolah

1 Kepemimpinan 2 Pendidikan

3 Pengalaman sebagai Kepala Sekolah 4 Pengalaman dalam pendidikan 5 Umur

6 Kompetensi kepala sekolah dalam manajemen sekolah

7 Kompetensi Kepala Sekolah dalam membuat keputusan

8 Hubungan antara kepala sekolah dan guru 9 Pengambilan keputusan yang cepat 10 Besarnya Kompensasi

2 Guru

11 Pendidikan

12 Pengalaman mengajar rata-rata 13 Banyaknya guru

(6)

15 Perbandingan guru dan siswa 16 Besarnya Kompensasi

3 Dukungan Administrator/staf

17 Dukungan yang memadai dari staf Lab 18 Dukungan yang memadai dari staf perpustakaan 19 Banyaknya administrrator/staf

20 Pengalaman rata-rata administrator /staf

FISIKAL

4 Dana

21 Total dana dari pemertintah 22 Total dana dari iuran uang sekolah

5 Siswa

42 Perbandingan kelas dengan banyaknya siswa 43 Kualitas fasilitas olah raga

48 Keamanan terhaadap tindak kejahatan dan serupanya

(7)

50 Hijau

51 Aman dari kecelakaan

14 Informasi

52 Kualitas perpustakaan

15 Laboratorium

53 Kualitas Laboratorium

16 Audio Visual

54 Peralatan yang mendukung proses belajar mengajar seperti :projector over-head, white board, buku dll

OUTPUT SUB-SYSTEM 17. KELULUSAN

55 Banyaknya keelulusann siswa 56 Persentase kelulusan siswa 57 Kualitas siswa tahun ketiga 58 NEM rata-rata

59 Banyaknya siswa yang dropout

DAFTAR PUSTAKA

American Federation of Teacher (1990), Standars for Teacher Competence in Educational Assessment of Students, National Council on Measurement in Education, National Education Association, download from internet, http://www.unl.edu/buros/article3.html

Borromeo. T Roberto, (1995), Strategies For Effective School Management, Phoenix Publishing House,Inc. 927 Quezon Avenue, Quezon city.

Chance. Edward W. (1992), Creating an Effective Rural School District: A Case Study, A paper presented at the National Council of Professors of Educational Administration National Conference,Terre Haute, Indiana , download from internet,

http://www.occe.ou.edu/effecsch.html

Cotton. Kathleen, (2001), School Size, School Climate, and Student Performance, Journal of School Improvement Research Series (SIRS), download from internet,

http://www.nwrel.org/scpd/sirs/10/c020.html

Poston. William.K (1997), Comprehensive Study of Factors Impacting Quality in School Organizations: Findings from Research on Quality Assessment in Iowa school Districts, download from internet in Education Policy Analysis Archives, vol.5.Number 19, September 23, 1997, http://olam.ed.asu.edu/epaa/

Windham.M Douglas, (1988), Improving The Efficiency of Educational System,

Referensi

Dokumen terkait

The purpose of this observation was determine the level of student motivation through model STAD application, find the model STAD in enhancing learning activities and

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat diketahui bahwa pesepsi peserta didik tentang layanan pengusaan konten di kelas VIII SMP Negeri 7 Padang

(1) Apabila Ketua, Wakil-Ketua atau anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia meninggal dunia pada waktu menghadiri sidang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen S1 Teknologi Informasi yang telah mengajar dan memberikan masukan serta saran yang bermanfaat

SPSS 25, menunjukkan Ha yang berbunyi “ Ada hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua dengan minat belajar siswa” dinyatakan diterima dengan

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.11.1 seseorang pegawai yang tidak menggunakan kenderaan sendiri atau kenderaan yang disediakan oleh Kerajaan atau Penganjur bagi menjalankan tugas rasmi, sama ada di dalam atau

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia – nya, serta sholawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan nabi besar Muhammad