M A K A L A H
Pentingnya Peran Perpustakaan Dalam Upaya
Meningkatkan Ilmu Pengetahuan
Oleh :
Muhammad Dalim, S.Sos
Pustakawan Politeknik Negeri Medan
Disampaikan Pada Pengabdian Masyarkat di Pondok
Pesantren AL-USWAH
Jl. Binjai Kuala Lingkungan IV Kelurahan Bela Rakyat
Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
petunjuk, rahmat dan hidayahnya kami bisa melakukan pengabdian masyarakat di Pesantren
Al-Uswah. Keberhasilan pelaksanaan program ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh tim.
Kekompakan, kebersamaan, merupakan kunci sukses dalam menjalankan kegiatan ini. Demikiah
juga dukungan dari para santri maupun pengurus Pesantren Al-Uswah juga sangat besar
artinya dalam kegiatan ini.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan ribuan terimakasih kepada :
1. Direktur Politeknik Negeri Medan, Bapak M. Syahruddin, S.T, M.T
2. Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan, Bapak Pirma Sibarani, SE, MS,Ak
Ketua UPPM Politeknik Negeri Medan, Bapak Ir. Ashuri, M.T
3. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Uswah, Pekan Kuala Langkat.
Semoga pengabdian ini akan memberi manfaat bagi pesantren Al-Uswah, sesuai dengan yang
diharapkan
Medan, Desember 2011
Muhammad Dalim, S.Sos (Nara sumber perpustakaan)
ABSTRAK
Pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Uswah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan meningkatkan kualitas anak didik yang berada di Pesantren tersebut. Tujuan ini berusaha dicapai dengan cara memberikan bantuan berupa peningkatan fasilitas perpustakaan berupa rak buku, meja, karpet, serta desain perpustakaan yang menarik sehingga para santri menjadi tertarik dan nyaman membaca di perpustakaan tersebut. Selain itu, tim juga memberikan bantuan berupa buku-buku bacaan yang berkualitas, untuk menambah wawasan dan pengetahuan para santri. Para santri dan pengurus Pesantren juga diberikan seminar perpustakaan dengan judul “ Pentingnya peran perpustakaan dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan pada Pesantren Al-Uswah Pekan Kuala Kabupaten Langkat”
Tim pengabdian kepada masyarakat telah melakukan analisis pendahuluan dengan melakukan survey langsung ke Pesantren Al-Uswah untuk merumuskan masalah yang dihadapi di Pesantren Al-Uswah. Setelah merumuskan masalah, tim pengabdian berdiskusi dengan pengelola pesantren untuk mendapatkan cara yang terbaik menyelesaikan masalah tersebut.
Pengabdian kepada masyarakat telah dilaksanakan dengan baik dan memuaskan. Seluruh program yang direncanakan telah dapat dilaksanakan. Bahkan ada program yang dilaksanakan melebihi dari yang diharapkan, yaitu pelatihan pengelolaan perpustakaan yang dihadiri oleh peserta yang melebihi jumlah yang ditargetkan. Seluruh fasilitas yang disumbangkan juga telah terpasang dengan rapi dan dapat digunakan oleh santri di khalayak sasaran.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
ABSTRAK ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
BAB II PENGERTIAN PERPUSTAKAAN Jenis – Jenis Perpustakaan ... 4
Perpustakaan Umum ... 4
Perpustakaan Khusus ... 4
Perpustakaan Sekolah ... 4
Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5
BAB III FUNGSI PERPUSTAKAAN Fungsi Perpustakaan ... 6
Hal-hal yang Menghambat Fungsi Perpustakaan ... 6
Landasan Hukum ... 7
Dasar-Hukum Penyelenggaraan Perpustakaan ... 9
BAB IV PROMOSI PERPUSTAKAAN DAN PERPUSTAKAAN IDEAL Promosi Perpustakaan ... 10
Perpustakaan Ideal Dimata Pengguna ... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Rendahnya mutu sumber daya manusia Indonesia merupakan salah satu isu utama yang
menjadi sorotan akhir-akhir ini. Berbagai faktor disinyalir telah menjadi penyebab
rendahnya mutu sumber daya manusia Indonesia. Salah satu faktor yang dominan adalah
semakin turunnya tingkat kesejahtraan masyarakat Indonesia disertai dengan semakin
mahalnya biaya pendidikan itu sendiri.
Pada saat ini banyak sekolah yang beroperasi dengan kondisi seadanya. Sekolah
tersebut tidak mampu meningkatkan pelayanannya karena semakin meningkatnya biaya
operasional sedangkan disisi lain hampir tidak mungkin menaikkan uang SPP siswa. Hal ini
tentu saja semakin menurunkan mutu lulusan sekolah-sekolah yang ada.
Sekolah-sekolah yang bernaung dibawah yayasan keagamaan adalah sekolah-sekolah
yang selama ini dikenal sebagai kelompok sekolah dengan mutu lulusan yang cendrung
tertinggal dari lulusan SMA. Walaupun masih ada beberapa dari sekolah tersebut yang
mempunyai management sekolah yang bagus sehingga meluluskan siswa dengan hasil yang
bagus pula. Pernyataan ini diungkapkan oleh Afifuddin ( Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta). Hal tersebut berkaitan erat dengan kualitas pengelolaan
Madrasah yang cendrung belum optimal, baik dalam aspek kurikulum, guru, supervisi,
manajemen, maupun sarana dan prasarana ( dikutip dari www.pikiran–rakyat.com).
Berdasarkan informasi di atas, maka tim pengabdian masyarakat Politeknik Negeri
Medan mencari informasi dari berbagai sumber mengenai sekolah-sekolah agama termasuk
pesantren yang kiranya masih membutuhkan bantuan dalam penyediaan sarana/prasarana
termasuk peningkatan sumber daya manusianya. Berdasarkan hasil diskusi dan observasi
awal, tim pengabdian kemudian menentukan sekolah yang paling layak untuk dijadikan
sasaran dalam pengabdian masyarakat. Baik dilihat dari segi prioritas kebutuhan maupun
Pilihan tim pengabdian masyarakat jatuh kepada Pondok Pesantren Al-Uswah, yang terletak
dipekan kuala, Langkat.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, pesantren ini belum memiliki
perpustakaan yang memadai. Padahal perpustakaan adalah salah satu sarana terpenting untuk
meningkatkan mutu lulusan sekolah yang bersangkutan. Koleksi buku yang dimiliki oleh
pesantren sebagian besar sudah out of date, ruang perpustakaan yang masih sangat sederhana,
dan manajemen yang seadanya. Sungguh suatu kondisi perpustakaan yang sangat
memperihatinkan.
Dengan kondisi yang demikian memperihatinkan tersebut, maka tim pengabdian
masyarakat Politeknik Negeri Medan memutuskan untuk membenahi manajemen
perpustakaan, sekaligus menyumbangkan beberapa buku yang bermanfaat, sekaligus
membenahi dan mendesain ruang perpustakaan agar menjadi lebih nyaman dan layak. Pada
kesempatan tersebut selain membenahi perpustakaan juga diberikan seminar perpustakaan dengan judul “ Pentingnya peran perpustakaan dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan
pada Pesantren Al-Uswah pekan Kuala Kabupaten Langkat”.
Pondok Pesantren Al-Uswah Kuala terletak di lingkungan IV Bela Rakyat baru
Kelurahan Bela Rakyat, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Didirikan
pada tahun 1998 oleh Ustazd Muhammad Nuh Abdul Muis dan Ustazd Ahmad Mahfudz.
Pada saat ini pondok pesantren memiliki 141 orang santri dan 25 orang guru. Lembaga
pendidikan yang diselenggarakan adalah Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
Pondok pesantren ini dibawah naungan Yayasan Pendidikan Sosial dan Dakwah Al-Uswah.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Belum adanya fasilitas perpustakaan yang memadai di Pondok Pesantren Al-Uswah, baik
dari segi jenis dan jumlah buku serta kondisi ruangan.
BAB
II
PENGERTIAN PERPUSTAKAAN
Perpustakaan adalah tempat atau wadah untuk menghimpun barang tercetak (buku,
majalah,Jurnal, surat kabar, dan lain sebagainya) kemudian mengolah bahan pustaka tersebut
dengan sistem tertentu dan menyebarkannya kepada masyarakat pengguna.
JENIS-JENIS PERPUSTAKAAN
Perpustakaan Umum
Masyarakat pengguna ini tergantung dengan jenis masyarakat yang dilayani misalnya
perpustakaan umum melayani masyarakat umum dari berbagai kalangan dan latar belakang.
Perpustakaan ini dahulu di kelola oleh pemerintah pusat, namun saat ini penanganannya
dilakukan oleh pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten.
Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus yaitu perpustakaan yang melayani masyarakat khusus, misalnya
perpustakaan yang ada di perusahaan perkebunan ia melayani karyawan kebun, staf perkebunan
atau orang-orang yang berkepentingan dengan perkebunan. Biasanya koleksi perpustakaannya
pun bersifat khusus. Untuk jenis koleksinya biasanya lebih banyak berisi buku-buku atau terbitan
yang berhubungan dengan dunia perkebunan, sedangkan buku-buku yang bersifat umum
porsinya sangat sedikit sekali. Contoh lain dari perpustakaan khusus ini seperti perpustakaan di
kepolisian, perpustakaan Departemen Kehakiman, dan lain sebagainya.
Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan Sekolah yaitu perpustakaan yang dikelola oleh pihak sekolah. Masyarakat yang
dilayani adalah para siswa, guru-guru disekolah tersebut. Biasanya sekolah yang dikelola oleh
pemerintah (sekolah negeri) mempunyai dana / budget tersendiri untuk mengembangkan
perpustakaannya. Tetapi ada juga sekolah swasta yang maju yang pengelolaan perpustakaannya
jauh lebih maju dari sekolah negeri. Sekolah swasta yang maju biasanya mempunyai dana yang
tidak terbatas untuk mengembangkan perpustakaannya, tergantung dari keinginan pihak
maupun pemerintah (sekolah negeri) yang kurang memperhatikan keberadaan perpustakaan itu
sendiri. Masih banyak sekolah yang beranggapan keberadaan perpustakaan di sekolah tersebut
tidak begitu penting, atau kalaupun ada, keberadaan perpustakaan itu sendiri sangat
memprihatinkan. Baik dari segi ketersediaan koleksi, letak ruangan yang tersudut, maupun
kondisi ruangan itu sendiri yang seperti gudang buku. Dalam hal ini perpustakaan pesantren
termasuk dalam perpustakaan sekolah.
Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang
bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan
misi perguruan tinggi tersebut. Yang dimaksud dengan perguruan tinggi adalah universitas,
politeknik negeri, institut, sekolah tinggi, akademi, dan perguruan tinggi lainnya yang sederajat.
Adapun tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan
merawat bahan perpustakaan, memberikan layanan, serta melaksanakan administrasi
perpustakaan. Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan sistem administrasi dan organisasi
BAB III
FUNGSI PERPUSTAKAAN
Fungsi Perpustakaan
Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu :
1. Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin
semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.
2. Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk
masyarakat.
3. Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar
baik dilingkungan formal maupun non formal.
4. Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan
mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti : Novel, cerita rakyat, puisi, dan
sebagainya.
5. Fungsi kultural, Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi
budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas, seperti : pameran, pertunjukkan, bedah
buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.
Hal-hal yang Menghambat Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perjalanan perpustakaan sekolah tidaklah semulus yang diharapkan. Ada beberapa hal yang
sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah.
Pertama, terbatasnya ruang perpustakaan di samping letaknya yang kurang strategis. Banyak
perpustakaan yang hanya menempati ruang sempit, dengan tanpa memperhatikan kesehatan dan
kenyamanan. Kesadaran dari pihak sekolah sebagai penyelenggara sangatlah kurang.
Perpustakaan hanyalah untuk menyimpan koleksi bahan pustaka saja. Pengunjung tidak merasa
nyaman membaca buku di perpustakaan, sehingga perpustakaan dipandang sebagai tempat yang
kurang bermanfaat. Dengan melihat keadaan di atas sepertinya pihak sekolah kurang menyadari
Kedua, keterbatasan bahan pustaka, baik dalam hal jumlah, variasi maupun kualitasnya.
Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu dan bervariasi sangatlah penting. Dengan
banyaknya variasi bahan pustaka, anak akan semakin senang berada di perpustakaan, kegemaran
membaca dapat tumbuh dengan subur sehingga kemampuan bahasa siswa dapat berkembang
baik dan dapat membantu anak dalam memahami pelajaran-pelajaran lainnya. Mengingat
kemampuan bahasa merupakan kemampuan dasar yang sangat berpengaruh dalam belajar.
Begitu juga jika bahan pustakanya bermutu, maka anak akan banyak memperoleh pengetahuan
yang berguna dalam hidupnya. Namun, untuk mengadakan bahan pustaka yang banyak dan
bervariasi dibutuhkan dana yang sangat besar, mengingat harga bahan pustaka biasanya mahal,
lebih-lebih jika bahan pustaka tersebut bermutu. Namun, dari pihak sekolah sendiri sering kurang
berusaha untuk menambah koleksi bahan pustaka, dengan alasan utama adalah mahalnya harga
bahan pustaka. Padahal, anggaran untuk belanja bahan pustaka setiap tahunnya selalu ada,
namun jumlah bahan pustaka tidak pernah bertambah.
Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan (pustakawan). Banyak perpustakaan sekolah
yang tidak ada petugasnya, atau hanya tugas sambilan. Maksudnya, mereka bukan petugas yang
hanya mengurus perpustakaan saja, sehingga sering tugas di perpustakaan jadi dikesampingkan
dan perpustakaan dianggap kurang bermanfaat. Lebih-lebih bertugas di perpustakaan adalah
pekerjaan yang sangat menjenuhkan, baik dalam hal pelayanan pengunjung maupun perawatan
bahan pustaka yang ada, sehingga dibutuhkan suatu kesabaran yang tinggi.
Keempat, kurangnya promosi penggunaan perpustakaan menyebabkan tidak banyak siswa yang
mau memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Anak kurang tahu tentang kegunaan
perpustakaan, begitu juga dengan bahan pustakanya. Dia membutuhkan dorongan dan ajakan
untuk berkunjung ke perpustakaan.
Landasan Hukum
DPR akhirnya telah mengesahkan Undang-undang Perpustakaan (UU no. 43/2007) pada akhir
tahun 2007 lalu sebagai payung hukum penyelenggaraan perpustakaan di Indonesia. Peraturan
perundangan (tentang perpustakaan) merupakan landasan hukum yang isinya adalah gagasan,
Di dalam Undang-undang Perpustakaan yang merupakan landasan hukum tertinggi perpustakaan
di Indonesia tersebut diatur tentang penyelenggaraan, pembinaan, dan pengembangan serta
pendayagunaan berbagai jenis perpustakaan dalam menunjang terbentuknya pemeratan layanan
informasi kepada masyarakat menuju pendidikan seumur hidup yang diselenggarakan secara
terprogram dan berkelanjutan.
Dengan dikeluarkannya undang-undang ini akan membangkitkan lagi kesadaran kita untuk lebih
memperhatikan kemajuan, kelangsungan, dan pemberdayaan perpustakaan di Indonesia.
Pemberdayaan perpustakaan harus dilakukan agar masyarakat mendapatkan akses yang
sebesar-besarnya terhadap informasi dan pengetahuan. Sebab misi utama perpustakaan adalah
menyediakan dan melayani kebutuhan informasi agar rakyat menjadi cerdas. Apabila rakyat,
warga negara cerdas, maka peradaban dan kebudayaan bangsa juga akan maju.
Sebenarnya keberadaan ideal perpustakaan di Indonesia sudah tersirat di dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) serta beberapa pasal dalam batang tubuhnya.
Pembukaan UUD 1945 menyebut salah satu tujuan kemerdekaan adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hidup bangsa yang cerdas hanya akan terwujud apabila setiap warga negara
juga hidup cerdas. Sehingga merupakan kewajiban setiap warga negara untuk hidup cerdas yang
hanya dapat dicapai melalui belajar. Oleh karena itu setiap warga negara wajib untuk belajar.
Dan pemerintahlah yang wajib menjamin kesempatan dan sarana belajar tersebut.
Lebih tegas pasal 31 UUD 1945 ayat 1 menyebutkan: setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan. Sedang ayat 2 berbunyi: setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya. Dan sarana yang paling demokratis untuk belajar sepanjang
hayat adalah perpustakaan. Karena siapa saja selagi masih hidup, ia berhak dan tidak ada
larangan untuk memanfaatkan perpustakaan dan segala fasilitas yang disediakannya. Sehingga
pemerintah wajib menyediakan perpustakaan bagi masyarakat sebagai konsekuensi dan
kelanjutan dari kewajiban warga negara mengikuti pendidikan dasar. Dengan demikian akan
memenuhi makna perpustakaan sebagai sarana atau tempat belajar sepanjang hayat.
Disamping Landasan hukum yang telah disebutkan diatas ada juga dasar hukum yang
Dasar Hukum Penyelenggaraan Perpustakaan
1. Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional.
2. Undang Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 36 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
4. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNo. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
5. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNo. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 234 Tahun 2000
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi
7. Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No. 108 tahun 2001 tentang Pedoman
Pembukaan Program studi dan / atau Jurusan Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
BAB IV
PROMOSI PERPUSTAKAAN DAN PERPUSTAKAAN IDEAL
Promosi Perpustakaan
Promosi perpustakaan dimaksudkan untuk meningkatkan pengenalan masyarakat akan
kegiatan perpustakaan dengan berbagai cara yang sifatnya mengajak. Perpustakaan harus terus
menerus diperkenalkan dengan teratur agar masyarakat mengetahui peranan perpustakaan
dengan lebih baik dan dapat memanfaatkannya secara optimal. Sejalan dengan membanjirnya
informasi dan masuknya teknologi baru kedalam perpustakaan, banyak hal baru diperpustakaan
yang meningkatkan layanannya, tetapi kurang dikenal oleh masyarakat. Kegiatan promosi dapat
ditujukan kepada pengguna dan calon pengguna, baik dilingkungan perpustakaan itu sendiri
berada maupun diluar lingkungan perpustakaan. Tujuannya agar makin banyak orang yang
menggunakan fasilitas perpustakaan, sehingga perpustakaan lebih dicintai dilingkungan tempat
perpustakaan itu berada. Makin banyak pengguna perpustakaan, maka semakin bermanfaat
perpustakaan itu sendiri.
Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui pameran, peragaan,
penerbitan, penyebaran poster, dan pemasangan iklan dalam surat kabar atau majalah. Dalam hal
ini perpustakaan menerbitkan Daftar Tambahan Koleksi, Bibliografi, Indeks artikel, Abstrak,
buku petunjuk perpustakaan, penyebaran informasi terpilih (selective Dissemination of
Information), Bulletin perpustakaan, laporan perpustakaan dan lain-lain.
Usaha lain yang sering dilakukan ialah mengadakan pameran buku secara berkala, baik
diselenggarakan sendiri maupun bersama-sama dengan penerbit, toko buku atau lembaga
lainnya. Tujuannya untuk menarik orang-orang yang mencintai buku sehingga tergerak seleranya
untuk membaca. Memberikan ceramah diberbagai lingkungan masyarakat, melalui radio dan
televisi, mengadakan seminar mengenai perkembangan mutakhir di perpustakaan, menulis
artikel mengenai perpustakaan dan menelaah buku merupakan promosi yang perlu digalakkan.
Peragaan mengenai berbagai fasilitas perpustakaan dimaksudkan untuk membiasakan
misalnya memberikan petunjuk tentang cara menggunakan indeks, abstrak, kamus, ensiklopedi,
bibliografi, katalog, OPAC (Online Public Access Catalogue) CD-ROM, dan lain-lain.
Kegiatan promosi memerlukan biaya, karena itu hendaknya direncanakan dengan cermat
agar diperoleh hasil yang optimal dengan biaya yang hemat. Promosi perpustakaan meliputi hal
sebagai berikut :
1. Merumuskan jenis layanan yang tersedia di perpustakaan dengan jelas
2. Menganalisis kebutuhan calon pengguna, khususnya yang berkaitan dengan minatnya
3. Menganalisis keadaan untuk menentukan kiat yang sesuai dengan tujuan promosi
4. Menyediakan dana dan tenaga yang memadai
5. Mengevaluasi keberhasilan usaha promosi.
Perpustakaan Ideal Dimata Pengguna
1. Koleksi lengkap, beragam dan tiap judul jumlahnya banyak
2. Mudah dan cepat dalam penelusuran koleksi berdasar judul, tema/subyek, pengarang, dll.
Hasil pencarian yang didapat juga dapat mereferensikan koleksi yang mirip/serupa
3. Pelayanan cepat dan ramah serta memuaskan
4. Prosedur keanggotaan mudah dan biaya peminjaman/keanggotaannya murah
5. Adanya kepastian waktu ketersedian buku/pengetahuan yang dicarinya
6. Koleksi utuh/tidak cacat
7. Usulan pengadaan koleksi selalu dipertimbangkan
8. Ruangan lapang dan nyaman
DAFTAR PUSTAKA
Ari, Sudrajat. 2001 Pelayanan diperpustakaan : Sebuah Jasa. Info Persada, Media Informasi Perpustakaan. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Vol. 1/No.1/Oktober : 2-4
Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta : Grasindo
Lasa, HS. 1994. Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan Cet.1 Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi, 1999 Jakarta : Perpustakaan Nasional RI